Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KRITIS

“LAPORAN KASUS KETOASIDOSIS DIABETIKUM”

Dosen Pembimbing:

Ns.Husni.S.Kep,.Mpd

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Devi Susen Dewi

2. Iklimah

3. Nimas FaiddahLayliah

4. Widya Oktari

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PRODI DIV KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

BENGKULU

2019/2020
KASUS

Seorang perempuan usia 58 tahun di bawa ke IGD oleh keluarganya


dengan keluhan diare, muntah dan nyeri abdomen. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan pasien terlihat lemas, lelah, pucat, membran mukosa kering,
pernapasan cepat dan dalam (kusmaul), terdapat penggunaan otot bantu
pernafasan, nafas bau keton, pasien mengalami penrunan kesadaran, keluarga
mengatakan pasien sering kencing (poliuri), pasien juga menderita diabetes
melitus sejak usia 46 tahun, ibu dari pasien mengatakan mempunyai riwayat
penyakit diabetes melitus juga. TD 150/90MmHg, nadi 160x/menit, RR
28x/menit, kadar gula darah mencapai 800mg/dl.

1. PRIMARY SURVEY

- A: Airway

Keluarga mengatakan pasien mengalami muntah

- B: Breathing

RR pasien 28x/menit, dan nafas cepat dan dalam (kusmaul), nafas bau
keton

- C: Ciculation

TD 150/90MmHg, pasien tampak pucat dan membran mukosa tampak


kering

- D: Disability

Terdapat penurunan kesadaran

- E: Exposure

Pasien tampak lemas, lelah, pucat dan membran mukosa kering.

2. SECONDARY SURVEY

Riwayat penyakit
- Riwayat penyakit sekarang : Asidosis Diabetikum
- Riwayat penyakit dahulu : pernah menderita DM tipe 1
- Riwaya penyakit Keluarga : Diabetes melitus

ANALISA DATA

No Data senjang Etiologi Masalah

1. DS: Hiperglikemi Ketidakstabil


an kadar
 klien mengatakan menderita
glukosa
diabetes melitus sejak umur
46 tahun

DO:

 kadar gula darah 800mg/dl

 pasien tampak lemah dan


pucat

2. DS : peningkatan Pola nafas


respirasi tidak efektif
 -
ditandai
DO : dengan
pernafasan
 Pernapasan cepat dan dalam
kusmaul
(kusmaul)

 RR 28x /menit.

3. DS : Dehidrasi Kekurangan v
olume cairan
 keluarga mengatakan ps sering
kencing

DO :

 Muntah
 poliuria, polidipsi
 kulit membrane mukosa
kering, penurunan tirgor kulit,

DIAGNOSA

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan respirasi


ditandai dengan pernafasan kusmaul
2. Ketidakstabilan kadar glukosa berhubungan dengan hiperglikemi
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
No Diagnosa PERENCANAAN Rasional

Tujuan/kriteria hasil Intervensi

1. Pola nafas tidak Setelah diberikan1. Kaji pola nafas tiap hari. 1. Pola dan kecepatan pernafasan
efektif tindakan keperawatan dipengaruhi oleh status asam basa,
berhubungan selama 3x24 jam status hidrasi, status
dengan diharapkan : cardiopulmonal dan sistem
2. Kaji kemungkinan adanya secret
NOC:status pernapasan
peningkatan persyarafan. Keseluruhan faktor
1. Dipertahankan ke level yang mungkin timbul.
respirasi harus dapat diidentifikasi untuk
4
3. Kaji pernafasan kusmaul atau
ditandai dengan2. Ditingkatkan ke level 5 menentukan faktor mana yang
1= deviasi berat dari pernafasan keton.
pernafasan berpengaruh/paling berpengaruh.
kisaran normal 2. Penurunan kesadaran mampu
kusmaul.
2= deviasi cukup berat
merangsang pengeluaran sputum
dari kisaran normal 4. Pastikan jalan nafas tidak
berlebih akibat kerja reflek
3= deviasi sedang dari
tersumbat.
parasimpatik dan atau penurunan
kisaran normal
4= deviasi ringan dari5. Baringkan klien pada posisi kemampuan menelan.
3. Paru-paru mengeluarkan asam
kisaran normal nyaman, semi fowler.
5= tidak deviasi dari6. Berikan bantuan oksigen. karbonat melalui pernafasan yang
kisaran normal menghasilkan kompensasi
Dengan kriteria hasil :
alkalosis respiratorik terhadap
 Frekuensi
keadaan ketoasidosis. Pernafasan
pernapasan (4 atau
yang berbau keton berhubungan
5)
 Irama pernapasan (4 dengan pemecahan asam ketoasetat
atau 5) dan harus berkurang bila ketosis
 Kedalaman inspirasi
harus terkoreksi.
(4 atau 5) 4. Pengaturan posisi ekstensi kepala
 Suara auskultasi
memfasilitasi terbukanya jalan
napas (4 atau 5)
nafas, menghindari jatuhnya lidah
 Kepatenan jalan
dan meminimalkan penutupan
napas (4 atau 5)
 Volume tidal (4 atau jalan nafas oleh sekret yang
5) munkin terjadi.
 Kapasitas vital (4 5. Pada posisi semi fowler paru –
atau 5) paru tidak tertekan oleh diafragma.
Saturasi oksigen (4 6. Pernafasan kusmaul sebagai
atau 5) kompensasi keasaman memberikan
respon penurunan CO2 dan O2,
Pemberian oksigen sungkup dalam
jumlah yang minimal diharapkan
dapat mempertahankan level CO2.

Evaluasi rutin konsentrasi HCO3,


CO2dan O2 merupakan bentuk
evaluasi objektif terhadap
keberhasilan terapi dan pemenuhan
oksigen.
2. Ketidakstabilan Setelah diberikan Manajemen hiperglikemi:
1. Monitor kadar glukosa darah
kadar glukosa tindakan keperawatan
sesuai indikasi
darah selama 3x24 jam
2. Monitor tanda dan gejala
berhubungan diharapkan :
hiperglikemia
Keparahan hiperglikemia
dengan 3. Monitor nadi
dipertahankan pada level 4. Dorong asupan cairan oral
hiperglikemi
5. Monitor status cairan termasuk
4 dan ditingkatkan pada
input dan output sesuai
level 5
Dengan kriteria hasil: kebutuhan
1. Peningkatan urin 6. Berikan cairan IV sesuai
output tidak ada kebutuhan
2. Kehilangan berat 7. Konsultasi dengan dokter tanda
badan yang tidak bisa dan gejala hiperglikemia yang
dijelaskan tidak ada memburuk
3. Mulut kering tidak 8. Identifikasi kemungkinan
ada penyebab hiperglikemia
4. Peningkatan glukosa
darah tidak ada

3. Kekurangan Setelah diberikan tindakan NIC :


volume cairankeperawatan … x .... jam
Manajemen Cairan
berhubungan diharapkan:
dengan 1. Observasi intake dan output cairan1. Intake dan Output pasien harus
NOC:Keseimbangan
dehidrasi setiap jam seimbang/balance cairan yang
cairan menandakan bahwa status hidrasi
pasien baik
Hidrasi

1. Dipertahankan ke level2. Pertahankan catatan intake dan


.... output cairan yang akurat 2. Dokumentasi menjadi bagian penting
2. Ditingkatkan ke
3. Monitor status hidrasi (kelembaban untuk perawat melakukan evaluasi.
level ....
membran mukosa, nadi adekuat,3. mengetahui perkembangan rehidrasi,
3. 1= Sangat
tekanan darah ortostatik), jika Membran mukosa kering, denyut nadi
terganggu
4. 2= Banyak diperlukan dan tekanan darah
terganggu
5. 3= Cukup
terganggu 4. Observasi turgor kulit, selaput
6. 4= Sedikit mukosa, akral, pengisian kapiler
terganggu
7. 5= Tidak terganggu
4. status hidrasi yang baik ditunjukkan
dengan membran mukosa yang
Dengan kriteria hasil :
lembab, nadi normal 60-100x/menit,
 Tekanan darah (....) tekanan darah normal 90-120/60-90
 Denyut nadi radial MmHg.
(....)
 Berat badan stabil (....)5. Monitor vital sign dan tingkat
 Turgor kulit (....) kesadaran
 Denyut perifer (.....)
 Keseimbangan intake
dan output dalam 24 5. Normal turgor kulit kembali dalam
jam (....) waktu <3detik, akral normal teraba
 Kelembaban membran hangat, dan pengisian kapiler <3detik,
mukosa (....) hal ini menunjukan hidrasi pasien baik.

 Hematokrit (....)
 Berat jenis urin (....)
 Serum elektrolit (....)
6. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (hematorkit,
BUN/Kreatinin, Osmolaritas darah,
Natrium, Kalium)

7. Monitor pemeriksaan EKG


8. Kolaborasi dalam pemberian terapi:6. Tekanan darah yang terlalu rendah
pemberian cairan parenteral (IV), dapat mengakibatkan aliran darah
pemberian terapi insulin, tidak bisa sampai ke seluruh organ
pemasangan kateter urin, tubuh dan sebaliknya jika terlalu tinggi
pemasangan CVP (bila digunakan). akan menganggu sirkulasi darah.
9. Observasi kepatenan atau
kelancaran cairan infus 7. Memeriksa keadaan sirkulasi pasien
8. Untuk mengganti kehilangan cairan
tubuh pasien.
10. Dorong masukan oral

9. Kelancaran infus menandakan bahwa


11. Kolaborasi dokter jika tanda cairan
masukkan cairan tepat pada pasien.
berlebih muncul memburuk
Monitor Elektrolit
12. Identifikasi kemungkinan penyebab
10. Masukan oral salah satu tindakan yang
ketidakseimbangan elektrolit
efektif utnuk memenuhi kebutuhan
13. Monitor adanya kehilangan cairan
cairan pasien jika memungkinkan.
dan elektrolit
14. Monitor adanya mual,muntah dan
11. Mencegah komplikasi lebih lanjut
diare

12. mengetahui penyebab untuk


menentukan intervensi
penyelesaian
13. mengetahui keadaan umum pasien
mengurangi risiko kekurangan
voume cairan semakin bertambah
14. mengurangi risiko kekurangan
voume cairan semakin bertambah

Algoritma Tatalaksana Ketoasidosis Diabeticum


Anamnesis :
Pemeriksaan fisik : Laboratorium :
 Poliuri
 Polidipsi 1. Tentukan derajat dehidrasi - Ketonuria
 BB menurun 2. Nafas cepat dan dalam (kusmaul) - Hiperglikemi >300 mg/dl
 Nyeri perut 3. Nafas berbau keton - Asidosis metabolic
 Lemas / lemah 4. Lethargy /drowsiness & muntah - Pem.lain : elektrolit darah,
 Muntah-muntah BUN,sc
 pusing
Ketoasidosis Diabetikum

 Syok +. Dehidrasi berat Dehidrasi > 5% - klinis sedang


 Penurunan kesadaran Asidosis (hyperventilasi) - biasa makan/minum

Syok –
Resusitasi : - Berikan insulin
Muntah - Rehidrasi oral
 Airways/nasogastrik tube
 Berikan oksigen masker 100% IVFD:
 Terapi syok : NS 20 ml/kg (bisa •Tentukan kebutuhan cairan + defisit
diulang ) •Koreksi defisit dalam 48 jam.
•Menggunakan Normal Salin
•EKG
Tambahkan KCI 40 mmol/L Cairan
Tidak ada Perbaikan

Insulin iv: 0,1 u/kg/jam (0,05 u/kg/jam bila < 2th)*

Observasi ketat : Kesadaran menurun, sakit


Asidosis tidak membaik
kepala, penurunan HR,
 Kadar gula darah setiap I jam irritable/gelisah,
 Balance cairan setiap I jam inkontinensia,specific
 Status neurologis neurologic sign.
Evaluasi kembali :  Elektrolit darah
 EKG : Perubahan Gel T ?
- Balance cairan ?
- Insulin : dosis, macet - pastikan bukan hipoglikemia
- Infeksi, sepsis ?
KGD 200-300 Mg/dl atau - edema serebry ?

Penurunan kgd > 100 mg/dl/jam


- Konsul neurologi anak
- Pertimbangkan : manitol 1g/kg
IVFD: BB dalam 20 menit
- Retriksi cairan 50%
 Ganti cairan dengan D5 0.45 salin
 Turunkan dosis insulin (jangan <
0,05 u/kg/jam)
 Periksa elektrolit darah  koreksi
bila perlu
Klinis membaik, bisa makan/minum per oral

Perubahan insulin : berikan sc  stop insulin iv 60 menit kemudian

 Larutkan insulin 5 unit dalam NS add 50 ml sumber : modifikasi consensus guidelines 2000 (ISPAD)

Anda mungkin juga menyukai