Oleh
dr. Muhammad Reyyan Alfaj
Pembimbing
dr. Winda Nurhamda
DPJP
dr. Made Sujaya, Sp. PD
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat waktu.
Laporan kasus berjudul “Demam Berdarah Dengue” ini disusun dalam rangka
mengikuti Program Intership Dokter Indonesia (PIDI) ankatan III periode September
2018.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis:
1. dr. Made Sujaya, Sp. PD selaku DPJP pasien
2. dr. Winda Nurhamda selaku pembimbing PIDI
3. Rekan-rekan dokter Intership
4. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga laporan kasus ini dapat memberi manfaat khususnya kepada penulis
dan kepada pembaca dalam menjalankan praktek sehari-hari sebagai dokter. Terima
kasih
Penulis
PORTOFOLIO
1. Subjektif
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 29 April 2019
pada pukul 20.00 di Bangsal Mina Rumah Sakit Siti Hajar Mataram.
Autoanamnesis
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan demam sejak 4
hari yang lalu. Demam mendadak tinggi dan dirasakan terus-
menerus. Selain itu pasien juga mual (+), pusing (+), dan lemas (+).
Keluhan lain seperti mengigil, nyeri retroorbita, nyeri sendi,
perdarahan gusi, serta muntah disangkal. Batuk-pilek (-), nyeri
menelan (-). Makan dan minum mulai berkurang sejak kemarin. BAB
dan BAK dbn.
b. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga:
Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan demam terus
menerus seperti ini sebelumnya. Pasien menyangkal memiliki riwayat
alergi, diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung.
c. Lifestyle
Pasien bekerja sebagai pegawai swasta. Aktivitas sehari-hari
dirasakan tidak terlalu berat. Olahraga jarang dan tidak tentu. Kondisi
ekonomi cukup.
2. Objektif
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cowong
Hidung : simetris,
Telinga : sekret (-)
Mulut : lesi (-), membran mukosa kemerahan, lidah kotor (-)
Tenggorok: dinding faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 hiperemis (-)
Leher : tidak ada kelainan
Thorax:
Pulmo
Inspeksi : dinding dada simetris , retraksi (-)
Palpasi : pergerakan nafas simetris D=S
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : suara dasar nafas vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : bentuk normal, datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi : timpani
Pemeriksaan Penunjang:
Darah lengkap (29/04/19)
Parameter Hasil Satuan Nilai normal
WBC 10,27 103/uL 4.50-11.00
LYMPH% 42,9 % 20.0-50.0
MONO% 5,2 % 2.0-9.0
EO% 2,0 % 1.0-5.0
BASO% 0,1 % 0.0-2.0
NEUT% 51,5 % 50.0-75.0
HGB 11,1 g/dL 13.5-18.0
HCT 42,9 % 40.0-54.0
MCV 88,5 fL 80.0-100.0
MCH 28,5 Pg 27.0-31.0
MCHC 35,5 g/dL 32.0-36.0
PLT 91 103/uL 150-440
Urine Lengkap (29/04/19)
Parameter Hasil Satuan Nilai normal
pH 8,0 4,5 -8,0
Berat Jenis 1,010 1,003 – 1,035
Protein Negatif mg/dl Negatif
Glukosa Negatif mg/dl Negatif
Darah Negatif mg/dl Negatif
Lain-lain Negatif mg/dl Negatif
3. Resume
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan demam sejak 4 hari
yang lalu. Demam mendadak tinggi dan dirasakan terus-menerus. Selain itu
pasien juga mual (+), pusing(+), dan lemas (+). Keluhan lain seperti mengigil,
nyeri retroorbita, nyeri sendi, perdarahan gusi, serta muntah disangkal.
Batuk-pilek (-), nyeri menelan (-). Makan dan minum mulai berkurang sejak
kemarin. BAB dan BAK dbn.
Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan demam terus menerus
seperti ini sebelumnya. Pasien menyangkal memiliki riwayat alergi, diabetes
mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu aksila 38,3. Rumple leede (+).
Perdarahan spontan (-)
4. Assesment
Diagnosis: DBD Grade 1 atau Dengue Without Warning Signs
Diagnosis Banding:
1. Demam karena infeksi virus
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
5. Plan
Tatalaksana
Non Medikamentosa
Mencukupi kebutuhan cairan dengan pola yang sama melalui konsumsi
air putih dan cairan secara oral
Medikamentosa
IVFD RL 20 tpm
Sanmol infus 500mg 3x1 (k/p) jika temperatur diatas 38°celcius. Jika
dibawah itu diganti per oral.
Injeksi Ranitidin 50mg 2x1 (k/p)
Pasien dikonsulkan ke dr. Made Sujaya, Sp. PD kemudian di rawat
inap di Bangsal Mina, advice
o Masukkan ruangan
6. Prognosis
Dubia et bonam dengan pengobatan yang cepat dan tepat.
BAB I
PENDAHULAN
Infeksi virus dengue endemis di beberapa daerah tropis dan subtropis, dan lebih
dari 100 negara di Afrika, Amerika, Mediterania, Asia Selatan, dan Fasifik Barat.
Sekitar 2,5 juta penduduk di daerah tersebut pernah terinfeksi virus dengue. Menurut
WHO terdapat kira-kira 50 – 100 juta kasus infeksi virus dengue setiap tahunnya,
dengan 250.000–500.000 demam berdarah dengue (DBD) dan 24.000 di antaranya
meninggal dunia. Di Indonesia DBD merupakan masalah kesehatan, karena hampir
seluruh wilayah Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit infeksi dengue. Dua
belas di antara 30 provinsi di Indonesia merupakan daerah endemis DBD, dengan case
fatality rate 1,2%.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.6 Diagnosis
DBD Grade 1 atau Dengue Without Warning Signs
Diagnosis Banding:
1. Demam karena infeksi virus
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
2.7 Manajemen
a. Promotif:
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini dapat terjadi karena faktor
lingkungan
Menjelaskan komplikasi terburuk dari penyakit ini bila tidak dilakukan
pengobatan
b. Preventif :
Istirahat yang cukup dan menghindari aktivitas yang berlebihan
c. Kuratif :
Non Medikamentosa
Mencukupi kebutuhan cairan dengan pola yang sama melalui konsumsi air
putih dan cairan secara oral
Medikamentosa
IVFD RL 20 tpm
Sanmol infus 500mg 3x1 (k/p) jika temperatur diatas 38°celcius. Jika
dibawah itu diganti per oral.
Injeksi Ranitidin 50mg 2x1 (k/p)
Pasien dikonsulkan ke dr. Made Sujaya, Sp. PD kemudian dirawat inap di
Bangsal Mina
d. Rehabilitatif
Pasien disarankan untuk rutin kontrol ke tenaga kesehatan atau bila
terdapat keluhan yang tidak dapat ditangani dengan obat obatan agar segera
di bawa ke RS
Menyarankan kepada pasien untuk menghindari faktor-faktor penyebab
bertambah parahnya penyakit ini.
Hari/tanggal Anamnesis dan pemeriksaan Rencana tatalaksana
O/ TTV:
TD: 110/70 T: 37.3 RR: 20x/m, HR: 76
k/l : an -/-, ikt -/-, edema palb -/-
perdarahan gusi -/-, mimisan -/-
thoraks : ves +/+, rh -/-, wh -/-
s1s2 tunggal reguler
abd : bising usus (+), NT (-),
organomegali (-)
eks : hangat
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (29/04/19)
Parameter Hasil Satuan Nilai normal
WBC 10,27 103/uL 4.50-11.00
LYMPH% 42,9 % 20.0-50.0
MONO% 5,2 % 2.0-9.0
EO% 2,0 % 1.0-5.0
BASO% 0,1 % 0.0-2.0
NEUT% 51,5 % 50.0-75.0
HGB 11,1 g/dL 13.5-18.0
HCT 42,9 % 40.0-54.0
MCV 88,5 fL 80.0-100.0
MCH 28,5 Pg 27.0-31.0
MCHC 35,5 g/dL 32.0-36.0
PLT 91 103/uL 150-440
(30/04/19)
Parameter Hasil Satuan Nilai normal
WBC 10,47 103/uL 4.50-11.00
LYMPH% 40,9 % 20.0-50.0
MONO% 4,8 % 2.0-9.0
EO% 2,4 % 1.0-5.0
BASO% 0,4 % 0.0-2.0
NEUT% 53,5 % 50.0-75.0
HGB 11,4 g/dL 13.5-18.0
HCT 44,9 % 40.0-54.0
MCV 83,3 fL 80.0-100.0
MCH 27,4 Pg 27.0-31.0
MCHC 34,3 g/dL 32.0-36.0
PLT 82 103/uL 150-440
(01/05/19)
Kriteria MRS
Semua pasien dengan trombosit ≤100.000/mm3
Semua pasien dengan adanya tanda bahaya atau “warning signs”
Pasien yang termasuk dalam kategori:
o Bayi (usia < 1thn)
o Pasien obesitas
o Pasien dengan penyakit lain sebagai komorbid (diabetes,
sindroma nefrotik, gagal ginjal kronis, penyakit hemolitik,
asma yang tidak terkontrol)
o Pasien dengan kondisi sosial buruk (hidup dirumah
sendirian, tempat tinggal jauh dari layahan kesehatan,
transportasi sulit)
3.4 Penatalaksanaan Demam Dengue dan Demam berdarah Dengue
A. Manajemen Pasien DF/DHF Rawat Jalan
1. Pastikan asupan cairan peroral adekuat
Cairan yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan sesuai umur.
B. Manajemen Pasien Rawat Inap tanpa syok (DHF grade I-II) atau Pasien Dengue
tanpa Warning Sign
1. Monitoring darah lengkap setiap 24 jam
2. Pemberian cairan isotonik seperti Ringer laktat atau NaCl 0,9%. Jumlah cairan
disesuaikan dengan jumlah cairan rumatan menggunakan rumus Holliday Segar.
3. Jika pasien tidak mengalami syok namun terdapat tanda dehidrasi ringan, maka
ditambahkan 5% defisit cairan yaitu
4. Cairan diberikn dalam waktu 24 jam, cairan rumatan tidak boleh dari 3000ml per
hari.
3. Jika setelah terapi cairan diatas hematokrit meningkat tajam, tingkatkan laju
sebesar 5-10ml/kg/BB/jam selama 2 jam. Jika nilai hematokrit tetap atau sedikit
meningkat, lanjutkan dengan laju yang sama 2-3ml/kgBB/ jam selama 2-4 jam.
4. lanjutkan dengan terapi cairan rumatan bila hematokrit menurun, output urin
baik, intak oral baik. Terapi cairan pada pasien dengue hanya dibuthkan dalam
waktu 24-48 jam.
5. Monitoring pemeriksaan laboratorium lanjutan (DOH, 2012:WHO, 2011,
PAPDI, 2009).
D. Manajemen Pasien Rawat Inap dengan Syok Terkompensasi (DHF Grade III)
E. Manajemen Pasien Rawat Inap dengan Syok Berkepanjangan (DHF Grade IV)
3.5 Tanda perbaikan klinis
- Nadi, tekanan darah, dan laju respirasi stabil
- Temperatur normal
- Tidak terdapat tanda perdarahan baik internal maupun eksternal
- Kembalinya nafsu makan
- Tidak ada muntah dan nyeri abdomen
- Produksi urin baik
- Hematokrit dalam batas normal
- Mulai menghilangnya peteki terutama pada ekstrimitas (WHO, 2011)
Kriteria KRS:
- Tidak terdapat demam setidaknya 24 jam tanpa pemberian antipiretik
- Kembalinya nafsu makan
- Perbaikan klinis yang dapat terlihat
- Produksi urin baik
- Minimal 2-3 hari setelah perbaikan dari syok
- Tidak terdapat ascites ataupun tanda distres akibat efusi pleura
- Trombosit lebih dari 100.000/mm3. Jika belum tercapai, pasien diharap
menghindari aktivitas traumatik selama 1-2 minggu hingga jumlah platelet
normal. Pada kasus normal, platelet meningkat dalam 3-5 hari (WHO,
2011)
3.6 Komplikasi
Syok yang berkepanjangan dapat mengakibatkan asidosis metabolik dan
perdarahan masif akibat terjadinya DIC (WHO, 2011). Syok yang tidak diatasi lebih
dari 4 jam akan menyebabkan kegagalan fungsi pada multiorgan seperti kegagalan
fungsi hepar (pognosis 50%) atau kegagalan fungsi hepar dan ginjal (prognosis 10%).
Apabila terdapat kegagalan fungsi dari minimal tiga organ dan salah satunya adalah
fungsi respirasi, maka prognosis sangat buruk.
Perdarahan saluran cerna merupakan salah satu komplikasi yang ditakutkan.
Angka kejadian perdarahan saluran cerna lebih banyak ditemukan pada DSS. Kondisi
ini dapat dijelaskan karena perdarahan yang timbul akan memperberat kehilangan
volume plasma akibat kebocoran sehingga mempercepat terjadinya syok (Raihan,
2010). Selain komplikasi tersebut, pasien juga dapat mengalami kelebihan cairan
karena pemberian yang terlalu banyak pada saat-saat terjadi kebocoran plasma (WHO,
2011).
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan demam sejak 4 hari yang
lalu. Demam mendadak tinggi dan dirasakan terus-menerus. Selain itu pasien juga
mual (+), pusing (+), dan lemas (+). Keluhan lain seperti mengigil, nyeri retroorbita,
nyeri sendi, perdarahan gusi, serta muntah disangkal. Batuk-pilek (-), nyeri menelan
(-). Makan dan minum mulai berkurang sejak kemarin. BAB dan BAK dalam batas
normal.
Dari autoanamnesa tersebut, didapatkan beberapa gejala demam dengue yang
dialami oleh pasien yaitu demam, mual dan pusing kepala. Pada pasien didapatkan
kriteria dari penegakan diagnosis kerja Dengue Haemorrhage Fever (DHF) yaitu
demam mendadak tinggi 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan, pada pasien ini
berupa tes Rumple Leede positif. Pada pasien ini tidak terdapat “warning sign”.
Sedangkan dari hasil laboratorium didapatkan trombositopenia dengan nilai 91.000
cell/mm3 dengan hematokrit senilai 42,9%. Adanya kebocoran plasma belum dapat
ditentukan karena hematokrit normal pasien tidak diketahui dan belum ada tanda
kebocoran lain seperti ascites dan efusi pleura. Untuk itu pasien ini didiagnosis kerja
sebagai Dengue without Warning Sign
Pasien dengan demam dengue tanpa syok namun terdapat warning sign
seharusnya diberikan terapi cairan sesuai protokol B pada tinjauan pustaka. Terapi di
IGD sudah sesuai dengan protokol B.
Setelah dilakukan terapi cairan dari UGD pasien dimonitoring nilai Hb,
hematokrit, dan trombositnya. Untuk itu penegakan diagnosis meenggunakan
perbandingan nilai hematokrit sebelum dan sesudah resusitasi. Setelah pemberian
cairan, hematokrit pasien naik menjadi 44,9%. Peningkatan ini sebesar 4,5%, tidak
mencapai 20%, dan tidak terdapat tanda kebocoran plasma. namun pasien tetap
disuspek diagnosis DHF. Berdasarkan SEARO-WHO 2011, peningkatan hematokrit
10-20% harus tetap dicurigai sebagai DHF karena bisa jadi saat itu pasien masih dalam
tahap DHF fase febris yang hanya dalam hitungan jam dapat menjadi DHF fase kritis
dengan peningkatan hematokrit > 20%. Tidak adanya perdarahan spontan sebagai
komplikasi dengan trombosit <100.000 cell/mm3 (91.000 cell/mm3)) , maka pasien
disuspek diagnosis DHF grade I.
Sesuai protokol B pasien mengalami penurunan hematokrit yang cukup
signifkan setelah terapi cairan, untuk itu diruangan pasien diberikan lanjutan terapi
rumatan sesuai rumus holliday segar yaitu kristaloid 2500ml/hari selama 24-48 jam.
jika pasien mengalami tanda perbaikan, maka dilanjutkan terapi cairan melalui oral.
Selain terapi cairan, terapi simtomatis juga diperlukan. Pasien diberikan injeksi
ranitidin 2x50mg IV untuk mengurangi nyeri lambung yang menyebabkan mual
sebagai gejala demam dengue. Selain itu diberikan terapi paracetamol 3x500mg untuk
menurunkan panas.
pada tanggal 6 Desember 2018 pasien dapat keluar rumah sakit (rawat inap
hari ke 3) dengan pertimbangan nilai trombosit semakin meningkat (terakhir 112.000
cell/mm3), manifestasi perdarahan telah berhenti, dan fase kritis demam dengue telah
terlewati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Telah dilaporkan kasus pasien laki-laki, 38 tahun, dengan keluhan utama
demam 4 hari terus menerus SMRS dan gejala lain sesuai kriteria dari penegakan
diagnosis kerja Demam Berdarah Dengue Grade 1 atau Dengue Fever Without
Warning Sign. Pasien mendapatkan terapi cairan sesuai dengan pedoman
tatalaksana terbaru dari WHO. Pasien telah menerima penanganan yang tepat dan
adekuat dari rumah sakit. Pasien mengalami kemajuan yang baik dan dapat KRS
pada hari ke 3 rawat inap.
5.2 Saran
Diharapkan tenaga medis selalu memperbaharui pemahaman mengenai
diagnosis, dan penatalaksanaan demam berdarah dengue secara tepat dan adekuat
untuk pengobatan yang optimal karena pedoman penatalaksaan dengue selalu
berkembang dari waktu ke waktu.
DAFTAR PUSTAKA