Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKALETAL

Disusun Oleh :

Kelompok I

Ardi Fratama
Elsa Septiani
Indah Normalasari
Muhammad Akbar
Shelina Reza R
Windy Dwi Septi S
Yasi Komalasari
Yolanda Claristia N. S

PRODI DIII KEPERAWATAN


KELAS REGULERANGKATAN XXIIC SEMESTER I TAHUN 2019-2020
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
MATA KULIAH
ILMU BIOMEDIK DASAR
 ANATOMI SISTEM MUSKOLUSKELETAL

 SISTEM MUSKOLUSKELETAL
Sistem muskoluskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan
bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang kebih 25% berat
badan. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ – organ
penting dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang juga berfungsi
memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat
bergerak, disamping itu tulang sebagai penghasil sel darah merah dan sel
darah putih.

tulang banyak mengandung bahan kritalin anorganik (terutama garam-


garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari
bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.

A. Sistem Kerangka
Kerangka dibagi menjadi kerangka aksial dan kerangka
a. Kerangka aksial terdiri atas 80 tulang , terkelompok pada 3 daerah , yaitu
kranium ( tengkorak ) , kolumna vertebralis, dan koraks tulang.
Kranium
Kranium terdiri atas 8 tulang, yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal
(2), frontal, oksipital, sfenoid, dan etmoid. Tulang muka terdiri atas 14
tulang, yaitu tulang maksila (2), zigomatiku (2), nasal (2), lakrimal (2),
palatinum (2), concha inferior (2), dan mandibula dan vomer.

Kolumna vertebrali
Kolumna vetrabralis atas 26 tulang berbentuk tidak teratur, terbantang
antara tengkorak dan velpis.
Toraks tulang terdiri atas vertabra torakalis iga dan sternum.

Singulum membri superioris


Singulum membri superioris terdiri atas klavikula dan skapula. Kalvikula
mempunyai ujung medial yang menempel pada manu brium dekat
suprasternal notch, dan ujung leteral yang menempel pada akromion
(dari tulang skapula).
Persendian
Secara struktural klasifikasi persenduan dibagi menjadi fiprosa,
kartilaginosa, dan sinovial.

Fungsi Kerangka
1.Penyangga:berdirinyatubuh, tempatmelekatnya ligamen-ligamen,
otot, jaringanlunak& organ
2.Penyimpananmineral (kalsium& fosfat) danlipid (yellow marrow)
3.Produksiseldarah(red marrow)
4.Pelindung; membentuk ronggamelindungi organ yang halus & lunak
5.Penggerak; dpt mengubahm arah & kekuatan otot rangka saat
bergerak; adanya persendian

 FISIOLOGI SISTEM SKLETAL


(EKSITASI, KONTRAKSI, RELAKSASI)

Otot dalam tubuh


Otot dalam tubu h kita terdapat 3 macam : Otot lurik , Otot polos ,
dan otot jantung. Otot lurik lurik sebagai otot rangka yang secara fisik
bekerja dengan kesadaran kita dan melekat pada rangka sehingga
memberi bentuk tubuh, otot sebagai penggerak utama anggota gerak ini
dibagi menjadi 2 yaitu : otot – otot fleksor yang berfungsi
membengkokan sendi dan otot- otot ekstensor Yng berfungsi
meluruskan sendi. Umumnya kedua kelompok otot ini bekerja secara
berlawanan. Sedangka otot polos bekerja diluar kesadaran kita
mempunyai sistem kontraktilasi sendiri , berbeda pula dengan otot
jantung yang secara fisik menyerupai otot lurik namun sifat kerjanya
seperti otot polos.
Jenis kontraksi otot dapat dibagi 3 yaitu : kontraksi otot yang dapat
menghasilkan isometrik dan kontraksi isotonik serta gabungan
keduanya. Pada kontraksi isometrik panjang otot tetap konstan tetapi
tenaga yang dihasilkan otot meningkat tetapi tidak ada gerak sendi ,
contoh terjadi pada saat kita mendorong dinding yang tidak bergerak.
Kontraksi Isotonik tegangan pada otot tidak meningkat , terjadi
pemendekan otot , serta terjadi gerakan sendi. Kombinasi kedua
kontraksi isonotik dan isometrik, kombinasi gerakan ini terjadi pada saat
kita sedang berjalan.
Otot harus dilatih untuk menjaga fungsi dan kekuatan, apabila kita
melatih otot secara teratur maka akan terjadi penambahan ukuran serat
otot tanpa disertai penambahan jumlah otot. Penambahan ukuran otot
ini disebut hipertropi dan hanya bisa dipertahankan apabila melatih otot
secara kontinyu. Sedangkan penambahan dari jumlah sel disebut
hiperplas

 METABOLISME
(FUNGSI TULANG, PERTUMBUHAN DAN METABOLISME
TULANG)

Definisi : tulang adalah jaringan hidup yang mendapat suplay saraf dan
darah. Tulang dapat bertumbuh dan memperbaiki dirinya sendiri setelah
cidera. Tulang banyak mengandung bahan cristalin anorganik ( terutama
garam-garam kalsium ) yang membuat tulang keras dan kaku,tetapi
sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan librosa yang membuat
kuat dan elastis. Tulang rangka orang dewasa terdiri dari 206 tulang.
Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :
1. Sebagai kerangka tubuh,yang menyonggkon dan memberi bentuk
tubuh
2. Untuk memberikan suatu sistem pengungkit,yang di gerakan oleh
kerja otot-otot yang melekat padanya
3. Sebagai reservoir kalsium,fosfor,natrium,dan elemen-elemen lain
4. Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit
dalam sum sum merah tulang tertentu

Perkembangan dan pertumbuhan tulang


Sebagian besar tulang dalam tubuh di bentuk dari model kartilago
pada masa embrio. (Beberapa tulang yang sangat dibutuhkan yang
sangat dibutuhkan,tulang piph darin tulamg tengkorak dari jaringan
membranosa. Hasil akhirnya adalah indentik).

Perkembangan pada tulang panjang tipikal


Tulang didahului oleh model kartilago

Kolar periosteal, dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus.


Kartilago dalam korpus ini mengalami klasifikasi . sel – sel kartilago
mati dan meninggalkan ruang – ruang.

Serang lebah kartilago yang berdegenerasi dimasuki oleh sel – sel


pembentuk tulang, atau osteoblas, oleh pembuluh darah, oleh sel –
sel pengikus tulang esteoklas. Tulang berada dalam lapisan tak
teratur dalam bentuk kartilago.
Proses osifikasi meluas sepanjang korpus, dan juga memisahkan pada
epifisis yang menghasilan tiga pusat osifikasi.

Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran


kartilago yang sehat dan hidup antara pusat osifikasi.

Pada metafisis sel – sel kartilago memisahkan secara vertikal. Pada


awalnya setiap sel menghasilkan kartilago sehat dan luas mendorong
sel –sel yang lebih tua. Kemudian sel – sel mati. Kemudia semua
ruang membesar untuk membentuk lorong – lorong vertikal dalam
kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang – ruang ini diisi oleh sel
– sel pembentuk tulang.

Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis


berfungsi dengan korpus.
Selama pertumbuhan, tulang secara kontinu mengubah bentuk untuk
memenuhi perubahan tekanan dan untuk mengakomondasi organ –
organ yang berkembang.

Perbaikan tulang – tulang setelah cidera sangat berhubungan dengan


aktifitas asteoblast di bawah periostuem.

Metabolisme Tulang
Tulang adalah jaringan hidup yang memiliki vaskularisasi yang baik,
dengan aliran darah total 200 – 400 mL/menit. Pembentukan dan
resorpsi tulang adalah osteoblas dan osteoklas keduanya berasal dari
sumsum tulang. Osteoblas sel pembentuk tulang, osteosit memantau
tekanan mekanis tulang.

 FISIOLOGI PERSENDIAN
Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang
berdekatan.Secara fungsional sendi dibagi menjadi sinartrosis (sendi
mati,tidak dapat digerakkan ),amfiartrosis (dapat digerakkan sedikit),
dan diartrosis (dapat di gerakkan bebas).
1. Sendi fibrosa
Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang
kuat.Suturasi tulang tengkorak.

2. Sendi kartilaginosa
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan
dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam ke dalam
kartilago,mis.Antara korpus vertebrata dan simfisis pubis.
3. Sendi sinovial
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini
memungkinkan gerakan yang bebas (mis.lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara
relatif tidak bergerak (mis.sendi sakroiliapa). Kapsul pibrosa
dibatasi dengan membran sinovialtipis. Membran ini mensekresi
cairan sinovialkedalam ruang sendi unntuk melumasi sendi.
Permukaan tulang dilapisi dengan kartilagoartikular halus dan
keras permukaan ini berhubunngan dengan tulang lain.

 FISIOLOGI JARINGAN PENYONGKONG


Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong disebut juga sebagai steren yang berfungsi
menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Jaringan penyokong ini
dibedakan menjadi jaringan kolekim dan jaringan klerenkim.

a. Jaringan Kolenkim
Kolenkim merupakan jaringan yang homogen, tersusun dari satu
macam sel, dinding sel primer dipertebaloleh senyawa pektin,
selulosa, dan hemiselulosa. Kolenkim tidak berlignin. Pada dinding sel
kolenkim mengalami penebalan-penebalan setempat, tidak meliputi
seluruh dinding selnya.
Pada umumnya jaringan kolenkim berasala dari prokambum,
tetapi ada juga yang berasal dari meriste dasar. Jaringan kolenkim
yang berfungsi sebagai penguat tumbuhan, terutama pada organ-
organ tumbuhan yang masih aktif tumbuh. Biasanya kolenkim
terdapat pada batang dan daun, letakya tepat di bawah epidermis,
jarang sekali terdapat pada akar.

b. Jaringan Sklerenkim
Coba amati tempurung kelapa dan perhatikan penyusunnya!
Tempurung kelapa merupakan salah satu contoh jaringan sklerenkim.
Jaringan ini memiliki sifat yang kuat dan sel-selnya sangat rapat.
Sklerenkim terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini
memungkinkan alat-alat tumbuhan bertahan menghadapi segala
macam tekanan dan desakan tanpa berpengaruh pada sel-sel
jaringan yang keadaannya lebih lemah. Sel-sel skelerenkim telah
mati. Dinding sel menebal dan terdiri atas zat lignin.

Skelerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serat dan skelreid.


1. Serat (Fiber)
Serat bentuknya memanjang dan runcing, terdapat pada jaringan
xilem, floem, atau di bagian lain, baik pada tumbuhan monokotil
maupun dkotil. Serat sklerenkim umumnya panjang rata-rata sekitar
2 mm, tetapi pada tumbuhan Buchemeria nivea dapat mencapai
panjang 25 cm. Serat sklerenkim yang bernilai ekonomis dan banyak
dikembangkan di Indonesia, antara lain serat rai (dari tumbuhan
Agave), sisal (dari Hibiscus sabdariffa), linen, dan Hibiscus
cannabinus.

2. Sklereid
Sel sklereid berbentuk bulat dan pendek, dinding selnya mengandung
zat lignin (zat kayu) sehingga bersifat kaku dan keras. Sel sklereid
yang tidak bercabang-cabang tidak mempunyai bentuk dan ekstrem,
disebut sel bata. Sklereid terdapat pada tempurung kelapa, biji-bijian,
atau bagian-bagian yang keras pada buah (daging buah pir).
PENGERTIAN TENDON
Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan
otot. Tendon sering juga disebut sebagai urat otot.

FUNGSI TENDON
Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, Fungsi utama
tendon adalah untuk membantu terjadinya gerakan yang mudah,
bebas, efektif, dan efisien. Saat terjadinya gerakan, tendon juga akan
menyesuaikan perubahan posisi tulang dengan otot sedemikian rupa
sehingga gerakan tersebut sempurna. Fungsi tendon sangat
berhubungan dengan kontraksi (pemendekan) dan relaksasi
(pemanjangan ) otot. Saat otot melakukan kontraksi, maka tendon
mentrasmisikan energi dari kontraksi tersebut ke tulang dan sendi,
demikian pula ketika terjadinya realaksasi otot, tendon juga akan
menyesuaikan keadaanya. Walaupun memiliki struktur yang sangat
kuat, tendon juga dapat rusak. Cedera pada tendon paling sering
disebabkan karena dipakai secara berlebihan atau karena kecelakaan.

STRUKTUR TENDON
Jadi, setiap struktur dalam tubuh kita dapat dipecah menjadi empat
tipe dasar dari jaringan, meliputi :

Jaringan epitel
meliputi struktur untuk melapisi permukaan tubuh

Jaringan otot
menghasilkan gaya dan gerakan

Jaringan saraf
mendeteksi perubahan tubuh dan menyampaikan pesan

Jaringan ikat
melindungi dan mendukung organ dan jaringan lain.
 BIOMEKANIK

Definisi Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek
mekanika dari gerakan-gerakan tubuh manusia. Biomekanika adalah
kombinasi antara keilmuwan mekanika, antropometri dan dasar ilmu
kedokteran.

Kegunaan Biomekanik
Biomekanik adalah suatu ilmu yang menggunakan hukum-hukum
fisika dan konsep keteknikan untuk mempelajari gerakan yang
dialami oleh beberapa segmen tubuh dan gaya-gaya yang terjadi
pada bagian tubuh tersebut selama aktivitas normal.
Biomekanik membahas bagaimana tulang, otot, jaringan lunak,
tendo, ligamen bekerja sehingga menghasilkan gerakan yang halus
dan terkontrol dengan baik. Gerakan ini tentunya didapat dengan
latihan. Seperti pada anak yang berlatih berjalan, penderita pasca
stroke yang menjalani rehabilitasi, atau atlit yang mempersiapkan
untuk olimpiade.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Wendra (1999).Petunjuk praktis Rehabilitasi Penderita

Stroke, Bagian Neorologi FKUI/RSCM,UCB Pharma Indonesia,Jakarta

Brunner / Suddan.,(1984).Medical Surgical Nursing.JB Lippincol


Company, Philadelphia.

Carpenito,Lynd Juall.(2000).Buku Saku Diagonasi Keperawatan.Edisi


8,EG,Jakarta.

Depkes RI.(1996).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem


Persarafan.Diknakes,Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse M.F.,Geissler A.C.(2000). Rencana Asuhan


Keperawatan,Edisi 3, EGC

Donnad.(1991).Medical Surgikal Nursing.WB Saunders.

Engram,Barbara.(1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah.Volume


3,EGC,Jakarta.

Buku Anatomi – Fisiologi, edisi 2

https://www.ilmudasar.com/2016/05/Pengertian-Struktur-Fungsi-Tendon-
Adalah.html

Anda mungkin juga menyukai