Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

DIAH RAHMAWATI AS’ARI


Mahasiswa Magister Keguruan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang
nadiah_rahma@yahoo.com

Abstrak: Pembelajaran bahasa Arab merupakan pembelajaran bahasa


asing yang telah diajarkan di sekolah-sekolah. Ada yang berpendapat
bahwa bahasa Arab adalah matapelajaran yang sulit. Strategi dan
metode dalam pembelajaran bahasa Arab dilakukan agar peserta
didik dapat belajar dan menerima materi lebih efektif dan efisien.
Strategi belajar mengajar perlu dirancang dan diterapkan ketika akan
melaksanakan pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode
pembelajaran yang baik dan sesuai akan menghasilkan pembelajaran
yang maksimal sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
bahasa Arab. Dalam merancang strategi, ada komponen-komponen
yang harus diperhatikan yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan,
penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan
lanjutan. Pemilihan strategi pembelajaran ditentukan berdasarkan
kriteria orientasi strategi pada tugas pembelajaran, relevansinya
dengan materi pembelajaran, metode dan teknik yang digunakan
bisa fokus pada tujuan yang ingin dicapai, dan media pembelajaran
yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik. Metode
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab
yaitu metode gramatikal terjemah, metode langsung, metode
membaca, metode audiolingual, dan metode eklektik.

Kata kunci: strategi, metode, pembelajaran bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang berkaitan erat dengan agama
Islam. Agama Islam sebagai ajaran pada masyarakat. Pedoman hidup berupa al-
Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw menggunakan bahasa Arab. Hal ini
menuntut orang Islam agar memahami bahasa Arab. Selain digunakan untuk
memahami Al-Qur’an, Hadits maupun kitab-kitab berbahasa Arab lainnya, bahasa
Arab juga digunakan untuk komunikasi. Di Indonesia, bahasa Arab merupakan
bahasa Asing. Bahasa Arab telah diperkenalkan sejak usia dini, dan diajarkan dari
tingkat TK, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, pondok-pondok pesantren, hingga
perguruan tinggi.
Menurut Asrori (2011:3) bahwa hakikat belajar Bahasa Arab untuk keperluan
komunikasi sosial. Pembelajaran bahasa Arab bertujuan agar peserta didik mampu
melakukan interaksi dan komunikasi menggunakan bahasa Arab. Tetapi banyak pihak
yang berpendapat bahwa belajar bahasa Arab itu sulit. Untuk itu strategi harus
digunakan agar pembelajaran bahasa Arab mencapai keberhasilan.
Kegiatan belajar mengajar di Indonesia masih berpusat pada guru. Siswa hanya
mendengarkan menerima informasi tanpa adanya interaksi antara guru dan siswa. Hal
ini menyebabkan siswa bosan dan kurang semangat dalam belajar. Sebagian besar
guru masih menggunakan ceramah dan tanya jawab sehingga siswa cenderung pasif
dan kurang termotivasi untuk berpikir kritis. Guru kurang memanfaatkan
kemampuan yang dimilki siswa secara maksimal (Hasyim, 2014:1). Anggapan
pembelajaran bahasa Arab yang sulit menjadikan bahasa Arab sebagai momok yang
menakutkan. Penggunaan strategi dan metode yang tidak melibatkan peserta didik

113
dalam belajar atau student centered menjadikan peserta didik kurang termotivasi dalam
belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Strategi dibutuhkan dalam mencapai suatu keberhasilan. Peserta didik yang
ingin mencapai prestasi belajar yang optimal harus menggunakan strategi-strategi
dalam belajar. Begitu juga dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Seorang guru
membutuhkan strategi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebelum mengajarkan
materi, guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang meliputi pemilihan strategi
dan metode pembelajaran. pemilihan strategi dan metode yang tepat dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pembelajaran.
Jika guru mampu memilih dan menerapkan strategi serta metode pembelajaran
yang tepat maka peserta didik mampu mencapai kompetensi-kompetensi yang
ditetapkan kurikulum. Penggunaan metode yang tepat merupakan salah satu untuk
meningkatkan kemampuan kompetensi siswa. Bentuk-bentuk pembelajaran
partisipatif dengan metode active learning dan cooperative learning sangat dibutuhkan
dalam pembelajaran (Kusumaningtias, dkk., 2013:35)

Pengertian Strategi dan Metode Pembelajaran


Menurut Wenden dan Rubin (dalam Tseng, 2005:321) defined learning strategies
as any sets of operations, steps, plans, routines used by the learner to facilitate the
obtaining, storage, retrieval, and use of information. Strategi pembelajaran adalah
rangkaian kegiatan, langkah, rencana, rutinitas yang digunakan oleh pelajar untuk
memfasilitasi pemerolehan, penyimpanan, pencarian, dan penggunaan informasi.
Nana Sudjana (dalam Sunhaji 2008:1) mengatakan bahwa strategi belajar
mengajar merupakan upaya guru agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran
dengan menggunakan variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, dan evaluasi). Ada
tiga tahapan dalam strategi pembelajaran yaitu pra-instruktusional, intruksional, dan
evaluasi.
Strategi pembelajaran mempunyai makna sebagai cara yang tepat yang dapat
dipilih untuk menyampaikan pelajaran. Strategi pembelajaran bahasa adalah cara yang
tepat untuk menyampaikan dan melaksanakan aktivitas pembalajaran bahasa
(Andayani, 2015:118).
Dari definisi-definisi di atas maka ditarik kesimpulan bahwa strategi
pembelajaran merupakan usaha atau cara guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran agar peserta didik mudah dalam memahami materi dan memperoleh
informasi sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas, dan sumber belajar diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan. Sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan
yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
implementasi suatu strategi (Ahmadi, dkk., 2011:12)
Metode pembelajaran adalah istilah yang berkaitan dengan perencanaan secara
menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran secara runtut dan teratur. Metode
bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran
dikerjakan dengan langkah-langkah yang teratur dan bertahap dimulai dari
penyusunan perencanaan pembelajaran, penyajian bahan pembelajaran, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar (Andayani, 2015:84)
Ada perbedaan antara strategi, metode, dan teknik. Menurut Sunhaji (2008:3)
Strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi dengan melihat situasi,
kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Metode adalah
langkah operasional dari strategi pembelajaran. Sedangkan teknik adalah jalan, alat,
atau media yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah

114
tujuan yang akan dicapai. Hubungan strategi, tujuan, dan metode pembelajaran
digambarkan sebagai satu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan
pembelajaran, pemilihan strategi, dan perumusan tujuan lalu diaplikasikan kedalam
berbagai metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.
Strategi belajar mengajar adalah strategi membelajarkan siswa atau strategi
mengajari siswa untuk belajar secara maksimal agar hasil belajar optimal. Hal ini
dimaksudkan sebagai pola yang ditetapkan guru sebelum mengajar dengan maksud
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Saat penerapan strategi belajar mengajar
siswa mendapatkan hasil yang optimal dan guru mendapatkan kepuasan batin dan
berkembangnya profesionalitas, yang berarti siswa ataupun guru sama-sama menjadi
pemenang atau mendapatkan keberuntungan dengan adanya strategi yang
dirumuskan guru sebelum melaksanakan pembelajaran (Barlian, 2013:241).
Strategi dirancang guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, dan
melakukan penggantian strategi apabila tidak sesuai dengan kondisi dan situasi kelas,
karakteristik siswa dan materi bahasa Arab. Tugas guru adalah membimbing dan
memfasilitasi siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Kegiatan
pembelajaran berkaitan dengan psikologis peserta didik. Untuk itu, pembelajaran
bahasa Arab harus menyenangkan dan tanpa adanya rasa paksaan agar siswa
semangat untuk belajar bahasa Arab.

Komponen Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran memiliki komponen-komponen yang dijadikan patokan
dalam merancang pembelajaran yang terarah pada tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Menurut Dick dan Carey (dalam Sunhaji, 2008:3) komponen strategi
pembelajaran ada lima yaitu 1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, 2) penyampaian
informasi, 3) partisipasi peserta didik, 4) tes, dan 5) kegiatan lanjutan.
1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan untuk menarik perhatian dan meningkatkan
motivasi peserta didik atas materi yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan
dapat dilakukan dengan teknik a) menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang akan
dicapai oleh peserta didik, dan b) apersepsi untuk membangunkan pengetahuan lama
peserta didik dan dikaitkan dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.
Kegiatan pembelajaran pendahuluan adalah cara dan upaya guru yang dipilih
dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi. Misalnya
pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah dengan tema al-mihnah (profesi).
Tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu membuat kalimat sederhana dengan
menggunakan kosakata yang berhubungan dengan al-mihnah (profesi). Sedangkan
kegiatan apersepsi bisa dilakukan dengan menunjukkan gambar tentang macam-
macam profesi secara langsung dengan menggunakan gambar atau media komputer
(LCD) dan meminta siswa untuk menyebutkan kosakatanya.
2. Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi merupakan salah satu komponen strategi pembelajaran
yang penting dan dilakukan setelah kegiatan pendahuluan. Kegiatan pendahuluan
berkaitan erat dengan penyampaian informasi karena kegiatan pendahuluan yang
menarik maka kegiatan penyampaian informasi akan bermanfaat. Hal yang harus
diperhatikan saat melakukan kegiatan ini adalah a) urutan penyampaian materi harus
berurutan misalnya dari teori ke praktik atau sebaliknya, dimulai dari yang mudah ke
yang lebih sulit serta dari hal yang bersifat konkret ke hal yang bersifat abstrak, dan b)
ruang lingkup materi tergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materinya
yang telah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran, dan c) materi yang
disampaikan mencakup materi dalam bentuk pengetahuan (berupa fakta dan

115
informasi yang terperinci), keterampilan (berupa langkah, prosedur, keadaan dan
syarat-syarat tertentu), dan sikap(berupa pendapat, ide, saran, tanggapan).
Dalam kegiatan penyampaian informasi, guru menayangkan gambar dokter lalu
bertanya kepada siswa tentang profesi apa itu (‫)ﻣﻦ ﻮ؟‬, kegiatan apa yang dilakukan
( ‫)ﻣﺎذا ﻌﻤﻞ؟‬, dimana ia bekerja (‫)أﻳﻦ ﻌﻤﻞ؟‬, dan kapan ia bekerja (‫ﻌﻤﻞ؟‬ ‫)ﻣ‬.Siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kegiatan ini bisa dilakukan berulang
kali dengan profesi yang berbeda.
3. Partisipasi Peserta Didik
Pembelajaran harus berpusat pada peserta didik agar mereka lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran student centered dilakukan dengan cara a)
melakukan latihan dan praktik setelah peserta didik diberi pengetahuan,sikap, atau
keterampilan, dan b) umpan balik dilakukan setelah peserta didik menunjukkan
perilaku sebagai hasil belajarnya. Umpan balik bertujuan agar peserta didik
mengetahui kegiatan yang mereka lakukan tepat atau tidak tepat atau ada yang harus
diperbaiki. Untuk menjadikan peserta didik partisipasi dalam pembelajaran, guru
harus memilih cara dan merancang kegiatan-kegiatan yang dapat menjadikan peserta
didik aktif.
Untuk menjadikan peserta didik aktif, guru meminta dua siswa untuk
melakukan tanya jawab tentang profesi sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru.
Setelah tanya jawab, Guru memberikan contoh membuat kalimat dengan bantuan
pertanyaan serta gambar. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa diminta untuk membuat
kalimat sederhana tentang profesi sesuai dengan contoh. Hasilnya bisa disajikan secara
lisan maupun tulisan.
4. Tes (evaluasi)
Tes bertujuan untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang telah tercapai atau
belum tercapai, dan pengetahuan serta keterampilan yang telah dikuasai atau belum
dikuasai oleh peserta didik. Pemberian tes dilakukan pada akhir kegiatan
pembelajaran. Guru berupaya menyusun tes yang berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang cocok untuk melakukan tes.
Tes dilakukan dengan memberikan pertanyaan lisan atau soal latihan yang
berkaitan dengan materi yang telah dipelajari, misalnya membuat kalimat sederhana
tentang al-mihnah (profesi) dengan bantuan gambar-gambar baru yang telah disiapkan
oleh guru. Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang
kosakata al-mihnah (profesi) dan cara membuat kalimat sederhana.
5. Kegiatan lanjutan atau follow up
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang
telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam
kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang
berhasil dengan bagus dan ada yang belum berhasil. Untuk menindaklanjuti hal
tersebut, peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai
konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Guru harus merencanakan kegiatan-kegiatan untuk menindaklanjuti hasil belajar
yang diperoleh peserta didik. Kegiatan follow up bisa berupa memberikan pekerjaan
rumah berupa membuat kalimat sederhana tentang profesi anggota keluarga dengan
menggunakan bahasa Arab atau membahas kembali tema al-mihnah (profesi) hingga
siswa memahaminya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41(2007:5-6) tentang
standar proses pendidikan, strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah
yang direkayasa sedemikian rupa oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran

116
tertentu. Kegiatan belajar mengajar meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
1. Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan psikis dan fisik peserta didik,
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan cakupan materi sesuai
dengan silabus.
2. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk aktif, dan memberikan ruang bagi kreatifitas dan
kemandrian sesuai dengan bakat minat dan perkembengan fisik dan psikologis
siswa. Ada 3 metode dalam kegiatan inti:
a. Proses eksplorasi
Guru melibatkan peserta didik mencari informasi, menggunakan berbagai
pendekatan, media, dan sumber belajar lain, memfasilitasi terjadi interaksi, dan
melibatkan peserta didik secara aktif
b. Proses elaborasi
Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis, memfasilitasi siswa
melalui pemberian tugas dan diskusi, memberi kesempatan berpikir, analisis dan
menyelesaikan masalah dan berani, memfasilitasi dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif, berkompetisi secara sehat, membuat laporan eksplorasi, melakkuakan
pameran, turnamen dan festinal, dan memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan percaya diri.
c. Proses konfirmasi
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan, memberikan konfirmasi
terhadap hasil ekplorasi dan elaborasi, memfasilitasi melakukan refleksi, dan
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna.
3. Kegiatan penutup berupa membuat kesimpulan, melakukan penilaian dan
refleksi, memberikan umpan balik, merencanakan remidi, dan menyampaikan
materi untuk pertemuan selanjutnya.
Dalam memilih strategi pembelajaran harus disesuaikan tujuan pembelajaran,
jenis materi, karakteristik peserta didik, serta situasi dan kondisi dari kegiatan
pembelajaran Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan
kriteria berikut: 1) orientasi strategi pada tugas pembelajaran, 2) relevan dengan
isi/materi pembelajaran, 3) metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada
tujuan yang ingin dicapai, dan 4) media pembelajaran yang digunakan dapat
merangsang indra peserta didik secara simultan (Sunhaji, 2008:6-7).
Menurut Mager (dalam Sunhaji, 2008:6) ada kriteria yang harus diperhatikan
dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik, misalnya menyusun bagan analisis pembelajaran. Hal
ini berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dikehendaki oleh Tujuan
Pengajaran Khusus adalah latihan atau praktik langsung.
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat
dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). Misalnya setelah
bekerja, peserta didik dituntu untuk pandai memprogram data komputer
(programmer). Hal ini berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah
praktikum dan analisis kasus/pemecahan masalah (problem solving)
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan
pada indra peserta didik.
Strategi yang perlu dirumuskan guru dalam rangka membelajarkan peserta
didik yaitu

117
1. Hadirkan suasana hati, strategi menyiapkan psikis dan fisik siswa dalam memulai
pembelajaran
2. Sampaikan bahwa materi pelajaran itu penting dan semenantang mungkin.
Agar pembelajaran menjadi menarik, perlu dilakukan strategi mengajarkan
materi berupa fakta, strategi mengajarkan materi berupa konsep, strategi mengajarkan
materi berupa prinsip, dan strategi mengajarkan materi berupa prosedural

Macam-Macam Metode Pembelajaran Bahasa Arab


Metode pembelajaran adalah cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik
agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Pada
umumnya, pengajaran bahasa Arab untuk non penutur asli sama seperti pengajaran
bahasa asing. Penggunaan metode disandarkan pada prinsip-prinsip, aturan-aturan,
dan prosedur yang memungkinkan setiap guru menggunaannya sesuai bahasa dan
kondisi masyarakat (Rahayu, 2013:124). Beberapa metode yang cukup berpengaruh
dalam dunia pengajaran bahasa Arab adalah
1. Metode gramatikal terjemah
Metode ini memiliki tujuan yaitu mampu membaca karya sastra dalam bahasa
target dan lebih menekankan pada perkembangan kemahiran membaca, menulis dan
terjemah menggunakan bahasa asing. Bahasa ibu menjadi media dalam mempelajari
bahasa kedua. Metode ini lebih memperhatikan kaidah nahwu dan penggunaannya
hanya untuk menganalisis gramatikal kalimat bahasa target. Penyajian kaidah atau
gramatikal bahasa Arab dilakukan secara deduktif.
2. Metode langsung
Metode langsung dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses belajar bahasa
kedua sama dengan belajar bahasa ibu. Pengajaran bahasa harus dihubungkan
langsung dengan benda, sampel, gambar, peragaan, permainan peran, dan sebagainya.
Untuk itu, metode ini menghindari penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran.
Penyajian kaidah diajarkan secara induktif. Selain kemampuan membaca dan menulis,
metode ini juga menekankan pada perkembangan kemampuan berbicara dan
menyimak
3. Metode Membaca
Menurut metode ini, kemampuan membaca adalah tujuan yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajar bahasa asing dan kemudahan dalam pemerolehannya.
Kemahiran membaca merupakan bekal bagi pembelajar untuk mengembangkan
pengetahuan secara mandiri.
4. Metode Audio Lingual
Metode ini berasumsi bahwa bahasa adalah kebiasaan. Suatu perilaku akan
menjadi kebiasaan apabila dilakukan berulang-ulang. Oleh karena itu, pengajaran
bahasa harus diajarkan dengan berulang-ulang. Tujuan pengajaran dengan metode ini
adalah pengusaan emat kemahiran berbahasa secara seimbang dengan urutan
penyajian kemahiran menyimak dan berbicara terlebih dahulu lalu kemahiran
membaca dan menulis. Dalam metode ini penguasaan ola kalimat dilakukan dengan
latihan-latihan pola dengan mengikuti urutan stimulus, respon, dan penguatan.
5. Metode Elektik
Metode eklektik adalah metode pilihan dan gabungan dari dua metode atau
lebih. Metode eklektik akan menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh
penguasaan guru terhadap berbagai metode, sehingga dapat memilih metode yang
sesuai dengan kebutuhan program pengajaran lalu menerapkan secara proposional.
Ada hal yang harus diperhatikan bahwa pengganbungan metode-metode hanya bisa
dilakukan antarmetode yang sehaluan. Dua metode yang asumsi dan tujuannya

118
berbeda tidak dapat digabungkan. Penggabungan lebih tepat dilakukan dalam tataran
teknik dan operasional (Effendy, 2012:41-97)
Dalam pembelajarn guru hanya menggunakan satu metode saja. Tapi, guru
dapat memadukan dua metode agar pembelajaran lebih bervariasi dan
menyenangkan. Dalam memadukan metode, guru harus menyesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan memilih metode yang cocok dan sesuai dengan materi yang akan
diajarkan

Penutup
Strategi pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan informasi pembelajaran kepada siswa dengan tujuan memudahkan
peserta didik dalam memahami materi. Strategi pembelajaran memiliki lima
komponen yaitu 1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, 2) penyampaian informasi, 3)
partisipasi peserta didik, 4) tes, dan 5) kegiatan lanjutan. Penyusunan strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, jenis materi,
karakteristik peserta didik, serta situasi dan kondisi dari kegiatan pembelajaran.
Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut: 1)
orientasi strategi pada tugas pembelajaran, 2) relevan dengan isi/materi pembelajaran,
3) metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai, dan
4) media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik secara
simultan.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk menerapkan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Macam-macam metode dalam pengajajaran bahasa Arab melipuiti metode gramatikal
terjemah, metode langsung, metode membaca, metode audiolingual, dan metode
elektik.

Daftar Rujukan
Ahmadi, I K.,Amri,S.,Elisah,T. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu:Pengaruhnya
Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta Dan Negeri. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya.
Andayani. 2015. Problema dan Aksioma: dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Deepublish.
Asrori, Imam. 2011. Strategi Belajar Bahasa Arab: Teori dan Pratik. Malang: Misykat.
Barlian, Ikbal. 2013. Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru?. Jurnal
Forum Sosial, (online), 6(1): 241-246, (eprints.unsri.ac.id/2268/2/isi.pdf), diakses
1 September 2015.
Effendy, Ahmad Fuad. 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Hasyim. Muhammad. 2014. Penggunaan Metode Jigsaw Pada Pembelajaran
Keterampilan Membaca(Penelitian Eksperimen di MAI Darut Taqwa Di
Singonagung, Purwasari, Pasuruan, Jawa Timur. Jurnal Studi Arab, (online), 5(2):
1-14, (http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/studi-
arab/article/viewFile/15/9), diakses 1 September 2015.
Kusumaningtias, A., Zubaidah, S. & Indriwati, S E. 2013. Pengaruh Program Based
Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan
Metakognitif, Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi. Jurnal Penelitian Pendidikan,
23(1) :33-44.
Permendiknas. 2007. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
(Online),
(http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20No%204
1%20Tahun%202007.pdf), diakses 6 Oktober 2015.

119
Rahayu, Puji. 2013. Thuruqu Ta’limi Al-Lughah Al-Arabiyah Li Ghari Nathiqina biha.
Jurnal Bahasa Arab dan Pembelajarannya, (online)15:119-138,
(http://stainmetro.ac.id/e-
journal/index.php/annabighoh/article/viewFile/154/147), diakses1 September
2015.
Sunhaji. 2008. Strategi Pembelajaran: Konsep dan Aplikasinya. Pemikiran Alternatif
Pendidikan, (online), 13(3) :1-13,
(https://insaniaku.files.wordpress.com/2009/06/8-strategi-pembelajaran-
sunhaji.pdf), diakses 1 September 2015.
Tseng , Shu Feng. 2005. Language Learning Strategies in Foreign Language Education.
An Interdisciplinary Journal, (online) 49:321-328,
(http://www2.cma.edu.tw/u_edu/journal), diakses 3 September 2015.

120

Anda mungkin juga menyukai