Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini perkembangan industri dibidang kelapa sawit

mengalami peningkatan. Indonesia telah menjadi produsen dan ekportir minyak

kelapa sawit terbesar di seluruh dunia. Sehingga beberapa perusahaan di bidang

kelapa sawit terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.

Untuk mendukung meningkatnya kinerja dan produktivitas maka diperlukannya

standar operasional yang baik serta mendapat dukungan yang baik dari tenaga

kerja yang sehat dan produktif. Tenaga kerja harus menjadi perhatian perusahaan

karena tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang menentukan hasil

produksi perusahaan. Jika sumber dayanya tidak dapat bekerja secara maksimal,

maka perusahaan tidak mungkin bisa menghasilkan hasil yang maksimal.

Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan yang

menyeluruh bagi rakyat Indonesia. Pasal 27 ayat (2) dari Undang-Undang Dasar

1945 menyatakan “bahwa setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Berdasarkan pasal tersebut

dikeluarkanlah Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

dijamin dalam pasal 86, yang menyatakan bahwa “setiap pekerja/buruh

mempunyai hak memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,

moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia

serta nilai-nilai agama” (Rajagukguk, 2009).

Universitas Sumatera Utara


Keselamatan merupakan prioritas utama dalam kehidupan manusia. Disisi

lain tak ada satupun teknologi yang bebas dari risiko yang dapat mengancam

keselamatan manusia, oleh karena itu merupakan kewajiban pelaku dalam

menggunakan teknologi untuk memahami proses dan dampak teknologi tersebut

bagi keselamatan manusia, kemudian menetapkan dan mematuhi rambu-rambu

untuk mencapai keselamatan, mengembangkan dan menerapkan secara konsisten

perilaku selamat hingga terbangun budaya selamat (Henni, 2011).

Dengan industrialisasi yang pesat saat ini, keselamatan dan kesehatan

(OSH) telah menjadi isu penting di semua industri dan aktivitas manusia. Ini

memiliki pengaruh besar pada analisis risiko dan yang terkait konsekuensi. Untuk

menjamin keamanan industri personil dan properti, keselamatan dan kesehatan

harus menjadi utama fokus. Praktik keselamatan terbaik dari industri, termasuk

memastikan bahwa setiap orang dilindungi dari kecelakaan, semua bahaya,

kesehatan penyakit yang berhubungan, dan penyakit yang berasal dari kegiatan

sehari-hari (Charles, Aet al, 2016).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sarana untuk pencegahan

kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan

dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan

cara penerapan teknologi pengendalian perlindungan segala aspek yang berpotensi

membahayakan para pekerja. Dengan menerapkan pengendalian keselamatan dan

kesehatan kerja yang baik diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,

daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi (Sucipto, 2014).

Universitas Sumatera Utara


Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga, tidak dikehendaki

dan dapat menyebabkan kerugian baik bagi jiwa maupun harta benda. Kecelakaan

kerja dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja, pemerintah dan masyarakat

sekitarnya. Kecelakaan kerja selain menjadi sebab hambatan–hambatan langsung

juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin

dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan

pada lingkungan kerja, dan lain-lain (Suma’mur, 1996). Menurut ILO (1998)

dalam penelitian Siregar (2014) faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu

faktor pekerja yang terdiri dari usia, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan,

pengetahuan, keterampilan, jam kerja, shift kerja, sikap, perilaku, kelelahan,

kondisi fisik pekerja, faktor manajemen yang terdiri dari kebijakan organisasi atau

manajemen, sosialisasi K3, SOP, pelatihan, pengawasan, dan faktor lingkungan

kerja yang terdiri dari housekeeping, pencahayaan, ventilasi, kebisingan dan

warna peringatan, tanda, label.

Beberapa penelitian menyebutkan tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kecelakaan kerja. Dalam penelitian Arifin (2005) terhadap pekerja di PT.

Bukaka Teknik Utama, Cilengsi menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

pelatihan, sosialisasi K3 dan kepatuhan menjalankan prosedur terhadap tingginya

kejadian kecelakaan kerja. Dalam penelitian Hermawati (2008) terhadap pekerja

area pertambangan PT. Antan Tbk UBPE Pongkor menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara umur dan unit kerja dengan kecelakaan kerja

(Siregar, 2014). Dalam penelitian Yuniarti (2006) terhadap pekerja di PT. Indo-

Bharat Rayon menyatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan kebijakan

Universitas Sumatera Utara


K3 terhadap kecelakaan kerja (Siregar, 2014). Dalam penelitian Siregar (2014)

terhadap pekerja di PT. Aqua Golden Mississippi Bekasi menyatakan bahwa

adanya hubungan antara housekeeping dengan kecelakaan kerja hal ini disebabkan

karena kurang kondusifnya area kerja yang mana akan menyebabkan semakin

tingginya kecelakaan kerja.Dari beberapa penelitian tersebut terdapat pola

penyebab kecelakaan kerja yang sama yaitu faktor manajemen, faktor pekerja, dan

faktor lingkungan kerja (Siregar, 2014).

Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas tenaga kerja dan

pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Perusahaan

yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan

kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh pekerja dan pimpinan perusahaan.

Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja yang

diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan pada akhirnya akan

dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja karyawan

(Sastrohadiwiryo, 2002).

Berdasarkan data ILO tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15

detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

Tahun sebelumnya 9 (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Setiap

jamnya sedikitnya terjadi satu kasus kecelakaan kerja di Indonesia (Kesehatan,

2014).

Berdasarkan laporan PT. Jamsostek, kecelakaan kerja berjumlah 105.846

kasus (2003), 95.418 kasus (2004), 96.081 kasus (2005), dan 70.069 kasus

Universitas Sumatera Utara


(hingga September 2006). Meskipun terjadi penurunan dari data tersebut, tetapi

data tersebut juga menunjukkan bahwa masih relatif tingginya angka kecelakaan

kerja di Indonesia. Setiap tahunnya ribuan kecelakaan yang terjadi menimbulkan

korban jiwa, kerusakan materi dan gangguan produksi.

Kecelakaan kerja merupakan hambatan-hambatan langsung yang juga

merupakan kerugian secara tidak langsung dimana kecelakaan kerja menimbulkan

kerugian secara materi seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya

proses produksi untuk beberapa saat, serta kerusakan lingkungan kerja, biaya

pengobatan, kompensasi, dan lainya. Kerugian tersebut terjadi karena beberapa

pengusaha di Indonesia kurang menyadari bahwa pentingnya pemahaman serta

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan. K3 merupakan

unsur yang samadengan yang lainnya dalam organisasi. Semua sistem manajemen

K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 di perusahaan agar kejadian yang tidak

diinginkan atau menimbulkan kerugian dapat dicegah (Ramli,2010).

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Risiko”. Risiko

merupakan bagian dari kehidupan kerja perorangan maupun perusahaan. Berbagai

macam risiko seperti risiko kebakaran, risiko terjatuh, risiko tertabrak dan

sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika risiko-risiko

tersebut tidak diantisipasi dari awal. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian

ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa

yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat

menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang

menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang

Universitas Sumatera Utara


(Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang

merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat

diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana

terdapat kemungkinan yang merugikan. Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan

dan kesehatan kerja di tempat kerja yang menjamin hak pekerja untuk

mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerjanya.

Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja akan meningkatkan

produktivitas dan selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan

karena kelancaran proses produksinya.

Kebun Negeri Lama adalah salah satu unit usaha dari PT. Hari Sawit Jaya

yang berada Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera

Utara dan berkantor di Jl. Letjen MT Haryono No. 1a Uni Plaza Building lantai 6

East Medan. Kebun ini bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan

kelapa sawit yang menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm Kernel).

Pengolahan kelapa sawit harus melalui beberapa stasiun kerja yaitu stasiun

penerimaan buah (Loading Ramp), stasiun rebusan (Sterilizer), stasiun penebahan

atau pembantingan (Thresser), stasiun pengepresan (Press), stasiun pemurnian

minyak (klarifikasi), dan stasiun pengolahan biji (Kernel). Mesin dan peralatan

yang digunakan dalam proses produksi di perusahaan PT. Hari Sawit Jaya Negeri

Lama merupakan mesin impor dan diperlukan keterampilan serta pengawasan

terhadap penggunaannya, sehingga karyawan dituntut untuk bekerja dengan hati-

hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang merugikan bagi pekerja dan

perusahaan.Stasiun loading ramp adalah tempat pembongkaran TBS (Tandan

Universitas Sumatera Utara


Buah Segar) yang diterima pabrik untuk melakukan penyortiran mutu TBS dan

pengaturan proses distribusi TBS ke dalam lori-lori berdasarkan prinsip FIFO

(First In First Out). Stasiun loading ramp meliputi kegiatan pengangkutan

Tandan Buah Segar (TBS) dari TPH ke PMKS dengan memakai truk dan traktor

yang kemudian akan dilakukan penimbangan di jembatan timbang untuk

mengetahui jumlah ton TBS yang diterima di pabrik. Setibanya di stasiun loading

ramp supir truk kembali melapor dan menyerahkan Surat Pengantar TBS ke

petugas sortasi untuk dilakukan pencatatan. Pelaksanaan Sortasi dilakukan oleh

pekerja bagian loading ramp yang berpengalaman dan diawasi oleh asisten pabrik.

Pelaksanaan sortasi dilakukan dengan menurunkan TBS dari truk ke lantai loading

ramp sebanyak lebih kurang 100 tandan, kemudian dipisahkan sesuai kriteria.

Pengisian loading ramp dimulai dari pintu pertama hingga pintu terakhir agar

pengisian TBS kedalam lori dapat dilakukan dengan sistem FIFO (First In First

Out). Buka pintu loading ramp secara perlahan dengan cara menarik handle-nya.

Pembukaan pintu jangan langsung dibuka penuh untuk menghindari terjadinya

luapan TBS dalam lori dan benturan keras. Pengisian TBS ke dalam lori

dilakukan dengan menggunakan tojok. TBS yang masuk kedalam lori diatur

sedemikian rupa sehingga semua riang didalam lori terisi secara merata, dan

hindari pengisian TBS yang melebihi kapasitas lori/ menjunjung tinggi, yang

dapat menyebabkan TBS jatuh ke rail track. Lori yang telah terisi TBS akan

dipindahkan dengan transfer carriage ke jalur rail rebusan atau memindahkan lori

kosong ke rail loading ramp denganCapstand menggunakan tali (wire rope).Lori

yang telah diisi TBS ditarik/didorong untuk dimasukkan ke dalam ketel rebusan.

Universitas Sumatera Utara


Dilakukan secara bertahap dimana 4 lori dalam satu rebusan.Bahaya yang ada

pada stasiun loading ramppada saat mensortir TBS, memasukan TBS ke lori dan

menarik lori adalah tertusuk duri TBS, tertimpa TBS, tertusuk TBS, tertusuk

gancu, serta terjepit lori maupun pintu, terlibas tali, tertimpa lori, tersembur uap

peledakan pada saat menarik/mendorong lori yang berisi TBS maupun kosong.

Berdasarkan hasil observasi saat survei pendahuluan, pekerja masih

banyak cenderung mengabaikan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan,

melakukan sikap yang tidak aman, dan kurangnya kesadaran untuk menggunakan

APD secara lengkap. Berdasarkan laporan kecelakaan kerja di Pabrik Negeri

Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya pada tahun 2011 terjadi dua kali kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerjapertama adalah terjepit lori pada saat perbaikan lori, dikarenakan

salah posisi perbaikan lori yang terjadi pada area kerja loading rampkecelakaan

terjadi pada teknisi bagian loading ramp. Kecelakaan kerja kedua adalah

terpeleset saat memasang alat pembakar janjangan kosong yang terjadi pada area

kerja incinerator. Pada tahun 2012 terjadi dua kali kecelakaan kerja. Kecelakaan

kerja pertama adalah tangan kanan menyentuh besi yang baru selesai dipotong

saat melakukan fabrikasi talang penutup yang terjadi pada area kerja boiler.

Kecelakaan kerja kedua adalah tangan kiri terkena serpihan besi saat melakukan

pengindraan terjadi pada area kerja loading rampkecelakaan terjadi pada teknisi

bagian loading ramp.

Pada tahun 2013 terjadi tiga kali kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja

pertama adalah tanpa disadari roda depan traktor melindas ujung broti ukuran

±2m sehingga broti melintir naik mengenai dada sebelah kanan saat menggunakan

Universitas Sumatera Utara


traktor yang terjadi pada area kerja pabrik. Kecelakaan kerja kedua terjadi saat

melakukan perbaikan threshingtanpa di sadari saat melepas plat (tanda sedang

dalam perbaikan) plat tersebut menyentuh tombol ON-OFF sehingga unit

threshing berputar. Kecelakaan kerja ketiga adalah jari tangan tersengat listrik saat

melakukan perbaikan listrik yang terjadi pada area kerja water intake.

Pada tahun 2015 terjadi dua kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja pertama

adalah terkena simpul tali sling atau hook saat menarik lori yang berisi buah segar

yang terjadi pada area loading rampkecelakaan terjadi pada pekerja bagian

loading rampyang bertugas menarik lori. Kecelakaan kerja kedua adalah terjepit

lori saat mengaitkan gandengan lori yang terjadi pada area loading

rampkecelakaan terjadi pada pekerja bagian loading rampyang bertugas menarik

lori. Pada tahun 2016 terjadi satu kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi

adalah jari tangan sebelah kiri beserta tangannya ikut tergilas dalam gearbox press

yang terjadi pada area kerja loading rampkecelakaan terjadi pada pekerja bagian

loading rampyang bertugas menarik lori.

Dari Uraian di atas dapat kita lihat bahwa kecelakaan kerja di bagian

loading ramplebih sering terjadi. Dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi 5

kejadian kecelakaan kerja di stasiun loading ramp sejak tahun 2011-2016. Oleh

karena itu penulis tertarik untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan

kecelakaan kerja pada pekerja bagian loading ramp di Pabrik Negeri Lama Satu

PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara


1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian adalah apa saja faktor yang berhubungan dengankecelakaan kerja pada

pekerja bagian loading ramp di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya

Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yng

berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian loading ramp di

Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun

2017.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran kecelakaan kerja di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari

Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.

2. Mengetahui gambaran faktor pekerja (usia, lama kerja, pengetahuan, sikap

dan kepatuhan terhadap prosedur) di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit

Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.

3. Mengetahui gambaran faktor manajemen (kebijakan manajemen (reward and

punishment), sosialisasi K3, pengawasan) di Pabrik Negeri Lama Satu PT.

Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.

4. Mengetahui gambaran faktor lingkungan kerja (housekeeping) di Pabrik

Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.

10

Universitas Sumatera Utara


5. Mengetahui hubungan antara faktor pekerja (usia, lama kerja, pengetahuan,

sikap dan kepatuhan terhadap prosedur) dengan kecelakaan kerja di di Pabrik

Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.

6. Mengetahui hubungan antara faktor manajemen (kebijakan manajemen

(reward and punishment), sosialisasi K3, pengawasan) dengan kecelakaan

kerja di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan

Batu Tahun 2017.

7. Mengetahui hubungan antarafaktor lingkungan kerja (housekeeping) dengan

kecelakaan kerja di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten

Labuhan Batu Tahun 2017.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk :

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan tentang kecelakaan kerja

sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja sehingga dapat mengurangi

kecelakaan kerja dan dapat dilakukan pembinaan dan pengarahan terhadap

pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan tenaga kerja.

2. Sebagai bahan masukan informasi bagi pekerja tentang akibat kecelakaan

kerja.

3. Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.

11

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai