Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

NOMOR 058/DIR/PER/RSIA-CAMC/III/2019

TENTANG
PANDUAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

Menimbang : I. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA)Citra Aguswar Medical Center, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang profesional dan berorientasi kepada
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety).
II. Bahwa agar pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) terkait
pengurangan resiko pasien jatuh selama menjalani perawatan di RSIA
Citra Aguswar Medical Centerdapat terlaksana dengan baik, maka
diperlukan Panduan Pengurangan Resiko Pasien Jatuh Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Centersebagai pedoman bagi
penyelenggaraan kegiatannya.
III. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b,perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RumahSakitIbu dan
Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Center.

Mengingat : I. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentangRumah Sakit.
II. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
III. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang
Praktek Dokter.
VI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal.
V. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
VI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
VII. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
012/Menkes/Per/III tahun 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu
VIII. Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Pariaman Nomor
001/SIO/KEP/DPM,PTSP dan NAKER-2018 Tentang Izin Operasional
Rumah Sakit (RSIA) Citra Aguswar Medical Center.
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak (RSIA) Citra Aguswar
IX. Medical Center Nomor 034/DIR/PER/RSIA-CAMC/II/2019 tentang
Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Ibu Dan Anak (RSIA)
Citra Aguswar Medical Center.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : PERATURANDIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA
AGUSWAR MEDICAL CENTERTENTANG PANDUAN PENGURANGAN RESIKO
PASIEN JATUH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR
MEDICAL CENTER.
KEDUA : Panduan Pengurangan Resiko Pasien JatuhRumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Citra Aguswar Medical Center sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Panduan Pengurangan Resiko Pasien JatuhRumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Citra Aguswar Medical Center sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Center.
KEEMPAT : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direkturini, apabila terdapat peraturan
yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini, maka peraturan -
peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam
Peraturan Direktur ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KEENAM : Peraturan Direktur iniberlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Pariaman
Pada Tanggal : 4 Maret 2019

RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER


Direktur,

Dr. Indah Gustari


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER
NOMOR : 058/DIR/PER/RSIA-CAMC/III/2019
TANGGAL : 4 MARET 2019

TENTANG
PANDUAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

BAB I
DEFENISI

1. PENGERTIAN
Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa di
saksikan oleh orang lain,tidak di sengaja/ tidak di rencanakan, dengan arah jatuh kelantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya.
Resiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk jatuh yang umumnya di sebabkan oleh
faktor intrinsik dan ektrinsik yang dapat berakibat cidera.
Faktor resiko jatuh dapat di kelompokan menjadi 2 kategori :
a. Faktor Intrinsik : berhubungan dengan kondisi pasien termasuk kondisi psikologis
b. Faktor Entrinsik : berhubungan dengan lingkungan
Selain itu faktor resiko juga dapat dikelompokan menjadi kategori dapat di perkirakan
dan tidak dapat di perkirakan.
Faktor tersebut adalah :
a. Faktor yang dapat di perkirakan :
Faktor Intrinsik ( berhubungan dengan kondisi pasien ):
 Riwayat jatuh sebelumnya
 Inkontinensia
 Gangguan kognitif/psikologis
 Gangguan keseimbangan / mobilitas
 Usia > 65 tahun
 Osteoporosis
 Status kesehatan yang buruk
 Gangguan muskuloskleletal
Faktor ektrinsik ( berhubungan dengan lingkungan )
 Lantai basah, ruang berantakan, pencahayaan ruangan kurang
 Alas kaki tidak pas
 Dudukan toilet yang tidak pas/rendah
 Kursi tempat tidur yang beroda
 Peralatan yang tidak aman
 Peralatan rusak
 Tempat tidur di tinggikan dalam posisi tinggi
b. Faktor yang tidak bisa di perkirakan
Faktor Intrinsik ( berhubungan dengan kondisi pasien ):
 Kejang
 Aritmia jantung
 Stroke
 Pingsan
 Serangan jantung
 Penyakit kronis
Faktor ektrinsik ( berhubungan dengan lingkungan )
 Reaksi individu terhadap obat – obatan
2. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan Panduan Pengurangan Resiko Pasien Jatuh ini adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai pedoman bagi petugas untuk mengidentifikasi pasien yang mempunyai resiko jatuh
b. Untuk mengoptimalisasi penggunaan asesmen jatuh untuk menentukan kategori resiko
jatuh
c. Dapat mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor resiko
jatuh,pencegahan,dan penanganannya dalam meningkatkan klinis dan kepuasan pasien dan
menurunkan biaya kesehatan pasien.

BAB II
RUANG LINGKUP

Semua pasien rawat inap RSIA Rizki Bunda dilakukan assesmen awal resiko jatuh, monitoring
dan evaluasi berkala, dan dilakukan assesmen ulang jika ada perubahan kondisi klinis meliputi :
Ruang lingkup usia
 Anak – anak (0-13 th)
 Dewasa (13-65 th)
 Lansia >65 th
Sedangkan proses pelaksanaan pengkajian pasien resiko jatuh dilaksanakan di unit terkait sesuai
kondisi seperti :
 Unit Gawat Darurat
 Ruangan Recovery
 Unit Kamar Bersalin
 Unit Rawat Inap

BAB III
TATA LAKSANA

1. ASSESMEN AWAL DAN ASSESMEN ULANG


a. Asesmen awal/skrining
Petugas akan melakukan pengkajian awal pasien masuk rumah sakit dengan asesmen resiko
jatuh Morse Fall scale, Humty dumty scale, dan Sydney scale dalam waktu 4 jam dari pasien
masuk rumah sakit dan mencatat hasil asesmen tersebut dan langsung dilakukan tatalaksana
resiko jatuh.
b. Asesmen ulang
Petugas akan melakukan pengkajian ulang terhadap pasien saat transfer pasien ke unit lain,
adanya perubahan kondisi pasien,adanya kejadian jatuh pada pasien.bila pada asesmen
ulang di temukan pasien tidak beresiko untuk jatuh maka gelang berwarna kuning tetap di
pasangkan pada pergelangan tangan pasien, agar pasien tersebut tetap menjadi pengawasan
dari petugas di ruang perawatan sampai pasien sudah di perbolehkan pulang.
c. Penilaian mengunakan asesmen resiko jatuh Morse Fall Scala, humty dumty, sydney scale
dan rencana keperawatan akan di perbarui sesuai dengan hasil asesmen ulang yang di dapat.

2. METODE PENGKAJIAN RESIKO JATUH


Pengkajian resiko jatuh dapat dilaksanakan sejak pasien mulai masuk rumah sakit yaitu
dengan menggunakan skala jatuh.Morse Fall Scale sebagai instrumen yang digunakan untuk
mengidentifikasi pasien dewasa ,penilaian pasien anak menggunakan Scoring Humty Dumty dan
untuk pasien lansia menggunakan Sidney Scoring
a. Morse Fall Scala
Formulir Pengkajian Pasien Resiko Jatuh
Pemantauan Resiko Jatuh Pasien Dewasa
Berdasarkan Penilaian Skala Morse/ Morse Falls Scale (MFS)
Skoring Skoring Skoring
1 2 3
No Pengkajian Skala
Saat
Tgl Tgl
masuk
Riwayat jatuh : apakah pasien Tidak 0
1. pernah jatuh dalam 3 bulan
Ya 25
terakhir?
Diagnose sekunder : apakah Tidak 0
2. pasien memiliki lebih dari satu
Ya 15
penyakit?
Alat bantu
jalan/bedrest/dibantu 0
perawat
3.
Kruk/tongkat/walker 15
Berpegangan pada benda -
30
benda sekitar
Terapi intravena : apakah saat Tidak 0
4.
ini pasien terpasang infus? Ya 20
Gaya berjalan/cara berpindah
0
: Normal/bedrest/ immobile
5. Lemah/tidak bertenaga 10
Gangguan/tidak normal
20
(pincang/diseret)
Status mental : pasien
0
menyadari kondisi dirinya.
6.
Pasien mengalami
15
keterbatasan daya ingat
Total nilai
Paraf dan nama petugas penilai

Tingkat resiko Nilai MFS Tindakan


Tidak beresiko 0-24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25-50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi ≥ 51 Pasang gelang kuning
b. Humty Dumty Scale

Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty untuk Pediatri (Anak)

skala Resiko Jatuh Humpty


Dumpty untuk Pediatri Kriteria Nilai Skor
(AnakParameter
1) < 3 tahun 4
2) 3 – 7 tahun 3
Usia
3) 7 – 13 tahun 2
4) ≥ 13 tahun 1
a) Laki-laki 2
Jenis kelamin
b) Perempuan 1
a) Diagnosis neurologi
b) Perubahan oksigenasi (diagnosis 4
respiratorik, dehidrasi, anemia, 3
Diagnosis anoreksia, sinkop, pusing, dan yang
lain) 2
c) Gangguan perilaku/psikiatri 1
d) Diagnosis lainnya
 Tidak menyadari keterbatasan 3
dirinya
Gangguan kognitif
 Lupa akan adanya keterbatasan 2
 Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
a) Riwayat jatuh/bayi diletakkan di 4
tempat tidur dewasa
b) Pasien menggunakan alat bantu /bayi 3
Faktor lingkungan diletakkan dalam tempat tidur
bayi/perabot rumah
c) Pasien diletakkan di tempat tidur 2
d) Area di luar rumah sakit 1
 Dalam 24 jam
3
 Dalam 48 jam
2
 > 48 jam atau tidak menjalani
Respons terhadap: 1
pembedahan/sedasi/anestesi
1. Pembedahan/sedasi/anestesi
 Penggunaan multipel : sedatif, obat
3
hipnosis, barbiturat, fenotiazin,
antidepresan, pencahar, diuretik,
narkose
2. Penggunaan medikamentosa 2
 Penggunaan salah satu obat di atas 1
 Penggunaan medikasi lainnya tidak
ada medikasi
Skor asesmen resiko jatuh : (skor minimum 7, skor maksimum 23)
a) Skor 7-11 : resiko rendah
b) Skor ≥ 12 : resiko tinggi ( di pasang gelang berwarna kuning )
c. SIDNEY SCORING
SIDNEY SCORING PADA PASIEN LANSIA

PARAMETER SKRINING JAWABAN KET.NILAI SKOR


Riwayat Jatuh Apakah Pasien Datang Ke Rumah Sakit Karena Ya/Tidak Salah Satu
Jatuh Jawaban Ya = 6
Jika Tidak,Apakah Pasien Mengalami Jatuh
Dalam 2 Bulan Terakhir Ini?
Status Mental Apakah delirium?(tidak dapat membuat Ya/tidak Salah satu
keputusan,pola pikir tidak jawaban ya = 14
terorganisir,gangguan daya ingat)
Apakah pasien disorientasi?salah menyebutkan Ya/tidak
waktu,tempat dan orang)
Apakah pasien mengalami Ya/tidak
agitasi?(ketakutan,gelisah dan cemas)
Penglihatan Apakah pasien memakai Ya/tidak Salah satu
kacamata? jawaban ya = 1
Apakah pasien mengeluh adanya penglihatan Ya/tidak
buram?
Apakah pasien mempunyai glaukoma,katarak Ya/tidak
atau degenerasi makula?
Kebiasaan Apakah terdapat perubahan prikalu Ya/tidak Ya = 2
berkemih berkemih?(frekwensi,urgensi,inkontinensia,nok
turia)
Transfer dari Mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan ) 0 Jumlahkan nilai
tempat tidur ke Memerlukan sedikit bantuan ( 1 orang)/dalam 1 transfer dan
kursi dan kembali pengawasan mobilitas jika nilai
ke tempat tidur Memerlukan bantuan yang nyata ( 2 orang) 2 total 0-3,maka
Tidak dapat duduk dengan seimbang,perlu 3 skor =0
bantuan total
Mobilitas Mandiri ( boleh menggunakan alat bantu jalan 0
Berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik) 1
Menggunakan kursi roda 2
Imobilisasi 3
Total skor

Keterangan skor :
0-5 = resiko rendah
6-16 = resiko sedang
17-30 = resiko tinggi ( pasang gelang warna kuning )

Tingkatan resiko jatuh terbagi menjadi resiko tinggi,sedang dan rendah.pengkajian tersebut
dilakukan oleh petugas dan kemudian dapat di jadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter
untuk tata laksana lebih lanjut.
Setelah dilakukan pengisian formulir, petugas rumah sakit memasang gelang risiko jatuh
berwarna kuning di pergelangan tangan pasien dan memberikan pendidikan kesehatan (edukasi)
pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
3. INTERVENSI PENGURANGAN RESIKO JATUH
a. Tindakan pencegahan umum ( untuk semua kategori)
 Melakukan orientasi kamar rawat inap kepada pasien
 Memposisikan tempat tidur pasien serendah mungkin dan roda tempat tidur selalui
terkunci,kedua sisi pengangan tempat tidur pasien terpasang dengan baik
 Ruangan pasien harus tertata dengan rapi
 Benda – benda pribadi milik pasien berada dalam jangkauan pasien (telepon
genggam,kacamata,air minum,)
 Pencahayaan ruangan yang adekuat (sesuai dengan kebutuhan pasien)
 Alat bantu pasien berada dalam jangkauan pasien ( tongkat)
 Optimalisasi alat bantu dengar dan penggunaan kaca mata(pastikan besih dan berfungsi
dengan baik)
 Memantau efek obat – obatan yang di gunakan pasien
 Menyediakan dukungan emosional dan psikologis
 Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan pasien dengan
resiko jatuh
b. Intervensi Kategori resiko tinggi
 Melakukan tindakan pencegahan umum
 Memasangkan gelang berwarna kuning pada pergelangan tangan pasien
 Mengunjungi dan amati pasien setiap 2 jam sekali
 Sandal yang di gunakan pasien adalah sandal anti licin
 Menawarkan bantuan ke pasien untuk ke kamar mandi

4. STATEGI RENCANA KEPERAWATAN


a. Stategi umum untuk pasien resiko jatuh:
 Mengunakan 2 sisi pegangan tempat tidur pasien
 Lampu pangilan berada dalam jangkauan,ajarkan pasien dalam penggunaan lampu
pangilan tersebut
 Menanjurkan pasien untuk mengunakan sisi tubuh yang kuat sebelum turun dari tempat
tidur
b. Strategi untuk mengurangi/mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis,yaitu:
 Meorientasikan kamar rawatan kepada pasien
 Melibatkan pasien dalam aktifitas sehari – harinya
 Memantau ketat efek obat – obatan yang di gunakan
 Kurangi suara yang berisik
 Melakukan asesmen ulang kepada pasien
 Menyediakan dukungan emosional dan psikologis
c. Strategi faktor lingkungan untuk mengurangi resiko jatuh yaitu:
 Lampu pangilan berada dalam jangkauan pasien
 Posisi tempat tidur pasien rendah
 Lantai ruang rawatan tidak licin
 Pencahayaan ruangan yang adekuat
 Ruangan tertata dengan rapi
 Kamar mandi / toilet tidak jauh dari pasien
5. MANAJEMEN SETELAH KEJADIAN JATUH
a. Menilai apakah terdapat cedera akibat jatuh(abrasi,laserasi,fraktur,cedera kepala)
b. Menilai tanda – tanda fital pasien
c. Menilai adanya keterbatasan gerak pasien
d. Memantau pasien dengan ketat
e. Mencatat dalam status pasien (MR)
f. Melaporkan kejadian jatuh pada perawat yang bertugas dan lengkapi laporan insiden
g. Melakukan edukasi terhadap pasien dan keluarga :
 Pasien dan keluarga harus di informasikan mengenai faktor resiko jatuh dan setuju untuk
mengikuti stategi pencegahan jatuh yang telah di tetapkan.pasien dan keluarga harus di
berikan edukasi mengenai faktor resiko jatuh di lingkungan rumah sakit dan melanjutkan
keikutsertaanya dalam perawatan pasien di rumah sakit
 Informasikan ke pasien dan keluarga dalam semua aktifitas sebelum memulai alat bantu
 Ajari pasien untuk mengunakan pegangan pada dinding
 Informasikan pasien mengenai dosis dan frekwensi obat yang di gunakan serta efek
samping dari penggunaan obat tersebut dan interaksinya
h. Mendokumentasikan semua kegiatan pencegahan resiko jatuh pada catatan keperawatan

Upaya penting lainnya yang harus dilakukan adalah mengevaluasi resiko jatuh pada setiap pasien.
Evaluasi itu meliputi :
 Riwayat jatuh sebelumnya
 Konsumsi obat dan alcohol
 Skrining kemampuan gerak dan keseimbangan
 Alat bantu gerak yang digunakan di rumah

BAB IV
DOKUMENTASI

PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan dan pendokumentasian kegiatan pengkajian pasien resiko jatuh dilakukan oleh
petugas di masing – masing unit terkait sesuai kebutuhan
2. Formulir pengkajian resiko pasien jatuh terdiri dari :
 Formulir Resiko Jatuh Mors Fall Scall
 Formulir Resiko Jatuh Humty Dumty Scala
 Formulir Resiko Jatuh Sydney Scoring
3. Dokumentasi kegiatan pengkajian pasien resiko jatuh dilaporkan oleh masing- masing kepala
unit terkait setiap minggu/bulan/tahun
4. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam
melakukan pengkajian pasien resiko jatuh, baik kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris
cedera dan kejadian sentinel
RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER
Direktur,

Dr. Indah Gustari

Anda mungkin juga menyukai