Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKAYANG

KECAMATAN TUJUH BELAS


DESA PISAK
Alamat : Jln. Raya Sanggau ..........

ANGGARAN DASAR
BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) “PISAK”

DESA : PISAK
KECAMATAN : TUJUH BELAS
KABUPATEN : BENGKAYANG

BAB I
DASAR

Pasal 1
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) “PISAK” Desa PISAK berdasarkan Pancasila, UUD
Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

BAB II
ASAS
Pasal 2
Badan Usaha Milik Desa “PISAK” Desa PISAK dikelola berdasarkan asas transparan, akuntabel,
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran dengan semangat kekeluargaan
dan kegotongroyongan.

BAB III
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 3
(1) Badan Usaha Milik Desa ini bernama “PISAK”
(2) Badan Usaha Milik Desa ini dibentuk pada tanggal 11 Desember 2018
(3) Badan Usaha Milik Desa ini berkedudukan di Pusat Pemerintahan Desa PISAK Kecamatan
TUJUH BELAS Kabupaten Bengkayang Propinsi Kalimantan Barat.

BAB IV
VISI DAN MISI
Pasal 4
1) Visi BUM Desa “PISAK” adalah ” Terwujudnya Masyarakat Desa PISAK yang Maju,
Makamur dan Sejatera , Dengan Motto “KITA KOMPAK KITA MAJU”.
2) Misi BUM Desa “PISAK”, sebagai berikut :
a. Menggali dan mengembangkan potensi lokal
b. Memanfaatkan teknologi tepat guna dalam usaha
c. Mengembangan Sumber Daya Manusia pengelola dan pemanfaat kegiatan BUMDesa
d. Memberdayakan SDM lokal secara profesional
e. Membangun kemitraan dengan pemerintah dan pihak swasta
f. Menerapkan manajeman pengelolaan organisasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
secara transfaran dan dapat dipertanggungjawabkan

Hal 1
BAB V
SIFAT
Pasal 5
Badan Usaha Milik Desa “PISAK” bersifat :
(1) Independen, mandiri, terpisah dari struktur organisasi Pemerintahan Desa dan tidak terikat
politik praktis, dilandasi prinsip kemandirian organisasi dengan etika tata hubungan
kerjasama dengan berbagai pihak yang mengarah kepada tujuan untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa.
(2) BUM Desa dalam kegiatannya tidak hanya berorientasi pada keuntungan keuangan, tetapi
juga berorientasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa dan
menjalankan fungsi sosial.

BAB VI
TUJUAN DAN PRINSIP PENGELOLAAN USAHA
Tujuan
Pasal 6

Pendirian BUM Desa “PISAK” bertujuan :


a. meningkatkan perekonomian Desa;
b. mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;
c. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa;
d. mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak ketiga;
e. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga;
f. membuka lapangan kerja;
g. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi Desa; dan
h. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

Prinsip Pengelolaan Usaha


Pasal 7
BUM Desa “PISAK” dalam melaksanakan pengelolaan usaha berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
(1) Usaha yang dikelola BUM Desa ditentukan melalui musyawarah desa dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kepala Desa;
(2) Usaha yang dikelola oleh BUM Desa disesuaikan dengan potensi dan sumber daya yang
dimiliki desa;
(3) Usaha yang dimiliki BUM Desa harus didasarkan kepada kepentingan peningkatan ekonomi
masyarakat dan peningkatan pembangunan masyarakat desa;
(4) Pengelolaan dilakukan secara profesional, transparan dan akuntabel, kekeluargaan dan
kemandirian;
(5) BUM Desa “PISAK” dapat melakukan kerjasama dengan BUM Desa lain atau pihak ketiga
sepanjang kerjasama tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa PISAK
dengan mendapat persetujuan dari musyawarah desa.

BAB VII
KEDAULATAN
Pasal 8
Kedaulatan Badan Usaha Milik Desa ada di tangan Pelaksana Operasional dan dilaksanakan
sepenuhnya melalui rapat Musyawarah Desa.

Hal 2
BAB IX
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 9
(1) Pelaksana operasional melaporkan pertanggungjawaban pelaksaaan BUM Desa kepada
penasehat yang secara ex-officio dijabat oleh kepala desa.
(2) Badan Permusyawaratan Desa melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa
dalam membina pengelolaan BUM Desa.
(3) Pemerintah desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan terhadap BUM Desa kepada
Badan Permusyawaratan Desa yang disampaikan melalui musyawarah desa.
(4) Laporan pertanggungjawaban pelaksaaan pengelolaan BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuat selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun angggaran.

BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 10
(1) Pembubaran Badan Usaha Milik Desa “PISAK” hanya dapat dilakukan melalui musyawarah
desa setelah memperhatikan saran dan pertimbangan tim pembina tingkat kecamatan dan
kabupaten.
(2) Pembubaran Badan Usaha Milik Desa “PISAK” ditetapkan dengan peraturan desa.
(3) Kelebihan kekayaan BUM Desa yang telah dibubarkan diserahkan kepada pemerintah desa
dan menjadi kekayaan desa.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 13
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga yang dibuat dan
ditetapkan dalam rapat Pengelola BUM Desa.

Ditetapkan di : PISAK
Pada Tanggal : 12 Desember 2018

KEPALA DESA PISAK

THOMAS

Hal 3
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKAYANG
KECAMATAN TUJUH BELAS
DESA PISAK
Alamat : Jln. Raya Sanggau

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) “PISAK”

DESA : PISAK
KECAMATAN : TUJUH BELAS
KABUPATEN : BENGKAYANG
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA BADAN USAHA MILIK DESA

Struktur Pengurus
Pasal 1
Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari :
a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.
Penasehat
Pasal 2
(1) Penasihat dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa.
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban :
a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam melaksanakan pengelolaan
BUM Desa;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BUM Desa; dan
c. mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
(3) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :
a. meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang menyangkut
pengelolaan usaha Desa; dan
b. melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja BUM Desa.

Pelaksana Operasional
Pasal 3
(1) Pelaksana Operasional terdiri atas :
a. Direktur;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
(2) Pelaksana operasional dalam menjalankan usahanya dibantu oleh Pengurus Unit Usaha yang
keanggotaanya di tentukan dalam musyawarah desa.
(3) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas mengurus
dan mengelola BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(4) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban :
a. melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang melayani
kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa;
b. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Desa; dan
c. melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lainnya.

Hal 4
(5) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :
a. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan;
b. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan;
c. memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada masyarakat Desa
melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 4
(1) Dalam melaksanakan kewajibannya, Pelaksana Operasional dapat menunjuk Anggota
Pengurus sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan
administrasi usaha dan fungsi operasional bidang usaha.
(2) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan dan harus disertai
dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan aspek
pembagian kerja lainnya.

Pasal 5
(1) Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi :
a. masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
c. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha ekonomi Desa;
d. pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau sederajat;
(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan :
a. meninggal dunia;
b. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BUM Desa;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat perkembangan
kinerja BUM Desa;
e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pengawas
Pasal 6
(1) Pengawas merupakan unsur yang mewakili kepentingan masyarakat.
(2) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota; da
d. Anggota.
(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban menyelenggarakan
Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan Rapat Umum
Pengawas untuk :
a. pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa; dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Operasional.
(5) Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM
Desa.
(6) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari penduduk desa berdasarkan
persyaratan sekurang-kurangnya sebagai berikut :
a. Memiliki jiwa wirausaha;
b. Bertempat tinggal dan menetap di desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

Hal 5
c. Berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat pertama kali sebagai
pengawas;
d. Berbadan sehat dan mampu melakukan tindakan hukum;
e. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, penuh pengabdian terhadap
perekonomian masyarakat desa; dan
f. Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTA.

BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK PENGELOLA BUM DESA
Pasal 7
Penasehat
(1) Penasehat mempunyai kewajiban :
a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam melaksanakan pengelolaan
BUM Desa;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BUM Desa; dan
c. mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
(2) Penasehat mempunyai Hak :
a. meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang menyangkut
pengelolaan usaha Desa; dan
b. memperoleh penghasilan dan/atau honorarium yang besarnya disesuaikan dengan
kemampuan BUM Desa dan ditetapkan melalui musyawarah Pengurus.

Pasal 8
Pelaksana Operasional
(1) Direktur mempunyai kewajiban :
a. Memimpin pengelolaan BUMDes;
b. Melakukan pengendalian kegiatan BUMDes;
c. Mewakili BUM Desa untuk mengadakan perjajian kerjasama dengan pihak ketiga dalam
upaya pengembangan usaha atau lain–lain kegiatan yang dipandang perlu dilaksanakan.
d. Melaporkan keadaan keuangan BUMDes akhir tahun melalui Mudes
Pertanggungjawaban
(2) Sekretaris mempunyai kewajiban :
a. Melaksanakan tugas kesekretarisan untuk mendukung kegiatan Direktur.
b. Melaksanakan administrasi umum kegiatan operasional BUMDes.
c. Melaksanakan administrasi pembukuan keuangan BUMDes.
d. Bersama Direktur meneliti kebenaran dari berkas–berkas pengajuan permohonan
pinjaman, verifikasi dan pengecekan di lapangan.
e. Bersama Direktur dan bendahara membahas dan memutuskan permohonan pinjaman
yang layak direalisasi.
f. Melakukan pengecekan kebenaran saldo tabungan dan deposito.
(3) Bendahara, mempunyai kewajiban :
a. Menerima, menyimpan dan membayar uang berdasarkan bukti–bukti yang sah.
b. Membantu Direktur dalam mebahas dan memutuskan permohonan pinjaman yang layak
direalisasikan (dalam hal BUMDes Simpan Pinjam)
c. Melaporkan posisi keuangan kepada Direktur secara sistematis, dapat
dipertanggungjawabkan dan menujukan kondisi keuangan dan kelayakan BUMDes yang
sesungguhnya.
d. Mengeluarkan uang berdasarkan bukti – bukti yang sah
e. Menyetorkan uang ke Bank setelah mendapat persetujuan dari Direktur

Hal 6
Pasal 9
Pelaksana operasional mempunyai hak :
a. Mengambil keputusan yang dipandang tepat dalam pengelolaan BUM Des dalam rangka
mencapai tujuan.
b. Memperoleh honor tetap setiap bulan disesuaikan dengan besarnya pendapatan BUM Des
dari pendapatan perbulan atau sesuai standar upah minimum kabupaten.
c. Mendapat bagian Sisa Hasil Usaha ( SHU ) tahunan yang besarnya sudah ditentukan dalam
anggaran.
d. Memperoleh tunjangan hari raya satu tahun sekali yang besarnya maksimum 1 kali gaji
satu bulan.

Pasal 10
Pengawas
(1) Pengawas mempunyai kewajiban :
a. menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
b. melaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Operasional.
c. Mengadakan pemilihan dan pengangkatan pengurus pengawas dalam rapat umum.
(2) Pengawas mempunyai Hak :
a. Bersama pelaksana opersional ikut serta memberikan masukan penetapan kebijakan
pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa.
b. Memperoleh imformasi dari BUMDes terkait keadaan keuangan dan program–program
yang dikelola BUM Desa.
c. memperoleh penghasilan dan/atau honorarium yang besarnya disesuaikan dengan
kemampuan BUM Desa dan ditetapkan melalui musyawarah Pengurus.
d. Pengawas mendapat bagian SHU tahunan yang besarnya ditentukan dalam anggaran
BUM Desa.
BAB III
MASA KERJA PENGELOLA BUM DESA
Pasal 11
Pengelola BUM Desa mempunyai masa kerja selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penetapan dan
dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikutnya.

BAB IV
PEMBERHENTIAN PENGELOLA BUMDES
Pasal 12
Pelaksana Operasional dan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan :
a. meninggal dunia;
b. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BUM Desa;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat perkembangan kinerja
BUM Desa; dan
e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Pasal 13
(1) Jika terjadi lowongan jabatan pengurus BUM Desa maka selambat-lambatnya dalam waktu
30 (tiga puluh) hari, harus sudah diadakan pengisian/pergantian pengurus antar waktu;
(2) Pengisian sebagaimana dimaksud ayat (1) ditentukan dalam rapat pengurus dan ditetapkan
dengan surat keputusan kepala desa

Hal 7
BAB V
PENGELOLAAN ASET DAN KEUANGAN
Pengelolaan Aset
Pasal 14
(1) Sarana dan prasarana semua kegiatan jenis usaha Badan Usaha Milik Desa adalah merupakan
aset dan kekayaan BUM Desa “PISAK”.
(2) Sarana dan prasarana semua kegiatan jenis usaha Badan Usaha Milik Desa dicatat ke dalam
buku khusus yang disediakan untuk itu dan ditetapkan dengan keputusan kepala desa.
(3) Pengelolaan aset dan kekayaan BUM Desa dilaksanakan oleh ketua bidang usaha.
(4) Ketua Bidang usaha dalam pengelolaan aset bertanggungjawab kepada Direktur BUM Desa.

Pengelolaan Keuangan
Pasal 15
(1) Yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan BUM Desa adalah penerimaan dan
pengeluaran keuangan BUM Desa yang dikelola oleh pelaksana operasional atas
sepengetahuan Direktur dan Penasihat.
(2) Penerimaan keuangan yang dikelola oleh pelaksana operasional di simpan di rekening BUM
Desa oleh Bendahara.
(3) Setiap pengeluaran yang dilaksanakan oleh Bendahara harus diketahui oleh Direktur BUM
Desa atas rekomendasi penasihat.
(4) Bendahara melaksanakan pengeluaran keuangan BUM Desa atas perintah Direktur.
(5) Bendahara mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran keuangan BUM Desa ke dalam
Buku Kas Umum Bum Desa.

Pasal 16
(1) Ketua Bidang usaha dalam melaksanakan kegiatan usaha dan operasionalnya dibiayai oleh
keuangan BUM Desa.
(2) Mengenai hal kebutuhan dana operasional, Ketua Bidang Usaha BUM Desa mengajukan
permohonan pencairan keuangan kepada Direktur melalui Bendahara.
(3) Besaran dana operasional kegiatan usaha disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) Permohonan pencairan dana operasional bidang usaha yang telah mendapat persetujuan
Direktur atas rekomendasi Penasihat ditindaklanjuti oleh Bendahara dengan mentransfer
dana kepada Ketua Bidang Usaha melalui Bendahara Bidang Usaha.
(5) Bendahara Bidang Usaha melaksanakan pengeluaran keuangan atas perintah Ketua Bidang
Usaha.
(6) Bendahara Bidang Usaha mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran keuangan ke dalam
Buku Kas Umum Bidang Usaha.
(7) Ketua Bidang Usaha menyampaikan laporan keuangan kepada Direktur 1 (satu) kali dalam
satu bulan.
BAB VI
OPERASIONAL
Pasal 17
(1) Biaya–biaya yang timbul akibat kegiatan dan operasional BUMDes “PISAK” diambil dari
hasil pendapatan yang diperoleh BUMDes pada setiap bulannya.
(2) Pendapatan setiap bulan yang diperoleh BUMDes “PISAK” pengeluarannya diatur sebagai
berikut :
a. Untuk Biaya Operasional honorarium;
b. alat tulis kantor;
c. keperluan kesekretariatan/rumah tangga kantor;
d. jasa simpan pinjam; dan

Hal 8
e. keperluan lain-lain sesuai dengan rencana anggaran BUM Desa
(3) Pendapatan sebagaimana disebut diatas adalah pendapatan dari pengelola yang diperoleh
BUMDes “PISAK” termasuk pendapatan administrasi, jasa pendapatan bunga dari bank dan
pendapatan lain–lain yang sah yang diperoleh BUM Desa.

BAB VII
HONORARIUM PENGURUS DAN PENGELOLA USAHA
Pasal 18
(1) Honorarium pengurus BUM Desa “PISAK” dibiayai dari hasil usaha.
(2) Besaran honorarium pengurus BUM Desa “PISAK” ditetapkan sebesar 40 % (empat puluh
persen) dari hasil usaha.
(3) Rincian besaran honorarium pengurus dan pengelola usaha BUM Desa adalah sebagai
berikut :
a. Pengawas : 5%
b. Penasihat : 10 %
c. Direktur : 20 %
d. Sekretaris : 15 %
e. Bendahara : 15 %
f. Kepala Unit Usaha : 35 %
Honorarium anggota bidang usaha dibayar dari dana operasional sebagai pengeluaran
pengelolaan usaha.
(4) Besaran honorarium anggota bidang usaha ditentukan oleh Direktur atas usulan dari Ketua
Bidang Usaha.

BAB VIII
FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 19
Forum pengambilan keputusan terdiri dari :
a. Musyawarah Desa, sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi, forum ini dapat memilih
dan memberhentikan pengurus BUMDes maupun menetapkan pembubaran BUMDes atau
kebijakan lain yang bersifat strategis.
b. Musyawarah Rapat Umum Pengawas, untuk membahas kinerja BUM Desa, pemilihan dan
pengangkatan pengurus Pengawas, penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari
BUM Desa; dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana
Operasional, serta sebagi forum laporan pertanggung jawaban pengurus dan penyusunan
rencana strategis pengembangan BUMDes.
c. Rapat pengurus, sebagi forum pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan
operasional pengelolaan dan pengembangan BUM Desa maupun usaha.

BAB IX
PERMODALAN
Pasal 20
Modal BUM Desa bersumber dari :
a. APB Desa;
b. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor
yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
c. bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten yang
disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
d. kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau
lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui
mekanisme APB Desa;

Hal 9
e. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang Aset Desa; dan
f. Penyertaan modal masyarakat Desa yang berasal dari tabungan masyarakat dan/atau simpanan
masyarakat.

BAB X
KEGIATAN USAHA
Pasal 21
Jenis usaha BUM Desa PISAK meliputi :
(1) Usaha sosial (social business) sederhana yang memberikan pelayanan umum (serving)
kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial berupa :
a. air minum Desa;
b. usaha listrik Desa;
c. lumbung pangan; dan
d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.
(2) Usaha penyewaan (renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa dan
ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa berupa :
a. alat transportasi;
b. perkakas pesta;
c. gedung pertemuan;
d. rumah toko;
e. tanah milik BUM Desa; dan
f. barang sewaan lainnya.
(3) Usaha perantara (brokering) yang memberikan jasa pelayanan kepada warga berupa
a. jasa pembayaran listrik;
b. pasar Desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan masyarakat; dan
c. jasa pelayanan lainnya.
(4) Usaha yang berproduksi dan/atau berdagang (trading) barang-barang tertentu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas
berupa :
a. hasil pertanian;
b. sarana produksi pertanian;
c. sumur bekas tambang; dan
d. kegiatan bisnis produktif lainnya.
(5) Usaha keuangan (financial business) yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro
yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa dapat berupa memberikan akses kredit dan
peminjaman yang mudah diakses oleh masyarakat Desa.
(6) Usaha bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat
Desa baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan berupa :
a. DesaWisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat;dan
b. Kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya.
(7) Usaha lainnya sesuai kebutuhan BUM Desa PISAK

Pasal 22
Kententuan Pinjaman
Dalam hal BUM Desa mengelola pinjaman, berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Pinjaman yang diberikan hanya dipergunakan untuk membiayai kegiatan usaha ekonomi
produktif yang dinilai layak.
b. Pemberian pinjaman dapat diberikan secara perseorangan atau berkelompok melalui pokmas
dengan system tanggung renteng.
c. Permohonan pinjaman masing–masing Pokmas/perseorangan dinilai kelayakan usaha dan
kelayakan pinjamannya oleh Pengelola BUMDes.
d. Pokmas/Perseorangan yang permohonan pinjamannya dinyatakan layak selanjutnya
menandatangani akad pinjaman/akad kredit.
e. Platfond pinjaman yang diberikan kepada pemohon disesuaikan dengan kelayakan dan
kemampuan keuangan BUM Desa yang ada atau sesuai dengan akumulasi permodalan
BUMDes. Sebagi acuan besarnya akumulasi Pinjaman yang diberikan maksimal 80%
(delapan puluh persen) dari jumlah simpanan pihak ketiga.

Hal 10
f. Pokmas maupun nasabah perseorangan yang memiliki pinjaman pada BUMDes “wajib setiap
bulannya menyetorkan angsuran pokok ditambah jasa pinjaman kepada BUMDes.
g. Pokmas maupun nasabah perseorangan yang melakukan transaksi pinjaman baru dengan
BUMDes wajib memberikan administrasi pinjaman sebesar 1% (satu persen) dari plafon
kredit/pinjaman.
g. Jasa / bunga pinjaman di tentukan oleh pengurus setelah memperhitungkan biaya resiko,
tingkat keuntungan.
h. Apabila terjadi tunggakan angsuran maupun kemacetan pinjaman bagi pokmas, akan
dikenakan ketentuan tanggung renteng, demi menjamin pengembalian pinjaman dana
BUMDes sesuai dengan prosedur dan ketentuan sebagai mana diatur dalam ketentuan BUM
Desa.
i. Bagi peminjam perseorangan yang menunggak angsuran atau macet pengembalian
pinjamannya kepada BUMDes maka jaminannya akan disita sesuai dengan prosedur yang
yang berlaku.
j. Bagi pokmas / Perseoranagn yang dinilai telah melaksanakan kewajiban angsuran
pinjamannya ke BUMDes secara tertib akan diberikan fee (imbal jasa) berdasarkan ketentuan
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan BUMDes.
k. Untuk menjamin kelancaran pinjaman / kredit yang diberikan kepada anggota Pokmas /
Perseorangan maka setiap pinjaman atau kredit yang diberikan harus menyerahkan jaminan.
l. Bagi pokmas/perseorangan yang pinjamannya atau kreditnya macet maka akan mendapatkan
sanksi berupa teguran atau pengambilan jaminan.
m. Ketentuan lebih rinci mengenai syarat–syarat pinjaman / kredit diatur dalam surat
permohonan pinjaman /kredit dan surat perjanjian pinjaman/kredit yang ditanda tangani
Direktur dan peminjam.

Pasal 23
Ketentuan Simpanan
Dalam hal pengelolaan simpanan, berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Ketentuan simpanan baik tabungan maupun deposito sesuai dengan ketentuan umum yang
berlaku di perbankan dan untuk lebih rincinya sesuai dengan syrata–syarat yang ada dalam
pormulir Simpan Pinjam di BUM Desa.
b. Suku bunga yang berlaku baik untuk deposito maupaun tabungan sesuai dengan suku bunga
yang berlaku di perbankan atau sesui dengan kemampuan BUMDes.

Pasal 24
Pengembangan Usaha Selain Simpan Pinjam
(1) Dana BUMDes dapat digunakan untuk mengembangkan usaha yang dinilai prospektif dan
tidak merugikan lembaga BUMDes.
(2) Status dana yang digunakan oleh BUMDes untuk pengembangan usaha ditetapkan sebagai
dana pinjaman yang harus dikembalikan dalam bentuk setoran keuntungan secara terjamin
oleh pengelola unit usaha BUMDes dan atau berdasarkan perjanjian kerjasama dengan pihak
lain.
(3) Bentuk usaha yang dikembangkan BUMDes antara lain dalam bentuk :
a. Usaha Simpan Pinjam;
b. Pengelola unit usaha sendiri; dan
c. Kemitraan bagi hasil.
(4) Usaha kemitraan BUMDes antara lain dapat berupa Kemitraan menampung dan memasarkan
hasil panen petani.

Hal 11
BAB XI
PEMBUKUAN
Pasal 25
(1) Pembukuan kegiatan operasional usaha dilakukan dengan menggunakan system Pembukuan
keuangan standar akuntansi sederhana seperti neraca, rugi / laba, buku bantu, buku kas,
daftar inventaris, dan lain–lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga mudah
mengetahui perkembangan kondisi keuangan maupun kesehatan BUMDes.
(2) Tahun pembukuan dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
(3) Penutupan Buku Kas Umum BUM Desa dilakukan apabila telah dilakukan pemeriksaan oleh
Penasihat dan Badan Pengawas.

BAB XII
PENDAPATAN DAN SISA HASIL USAHA

Pendapatan
Pasal 26
(1) Pendapatan BUM Desa “SUKSES BERSAMA” adalah pendapatan bruto hasil usaha simpan
pinjam dan hasil usaha selain simpan pinjam.
(2) Pendapatan bersih (netto) atau sisa hasil usaha BUM Desa “PISAK” adalah pendapatan
brutto dikurangi modal usaha dan biaya operasional (pengeluaran).

Sisa Hasil Usaha


Pasal 27
(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi
dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-
barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku.
(2) Pendapatan bersih atau Sisa Hasil Usaha BUM Desa “PISAK” disampaikan oleh Direktur
dan Penasehat untuk mendapatkan persetujuan dalam musyawarah desa.
(3) Penyampaian pendapatan bersih atau sisa hasil usaha, dilaksanakan pada saat pelaksanaan
penyampaian Rancangan APB Desa.
(4) Pembagian Hasil Usaha dibagi berdasarkan proporsi sebagai berikut :
a. Penambahan modal BUM Desa : 20 %
b. Biaya Operasional : 20 %
c. Honorarium Pengurus dan Pengelola BUM Desa : 40 %
d. Pendapatan Asli Desa (APB Desa) : 15 %
e. Peningkatan SDM Pengurus dan Pengelola Usaha : 5%

BAB XIII
MEKANISME KERJA PENGURUS DAN
PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA

Mekanisme Kerja Pengurus


Pasal 28
(1) Pengurus BUM Desa bertanggungjawab kepada musyawarah desa sebagai forum tertinggi
sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
(2) Pengurus BUM Desa menyusun Program Kerja dan anggaran yang disetujui melalui
musyawarah yang berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan usaha
BUM Desa;
(3) Apabila pengurus BUM Desa dinilai tidak aktif dan tidak produktif dalam masa jabatannya,
maka musyawarah desa dapat memberhentikan dan mengganti dengan kepengurusan baru.

Hal 12
Peningkatan Sumber Daya Manusia
Pasal 29
(1) Dalam rangka peningkatan sumber daya pengelola BUM Desa, Direktur atas persetujuan
Penasihat dapat melakukan konsultasi dengan Tim Pembina Tingkat Kecamatan atau
kabupaten untuk fasilitasi pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan usaha.
(2) Biaya peningkatan sumber daya pengelola usaha BUM Desa di danai dari sisa hasil usaha
BUM Desa “PISAK”.

BAB XIV
LARANGAN DAN SANKSI

Larangan
Pasal 30
Setiap Pengelola BUM Desa dilarang :
a. Lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sehingga merugikan kepentingan umum dan
atau kepentingan BUM Desa;
b. Menyalahgunakan wewenang sebagai Pengelola BUM Desa;
c. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat dan kehormatan baik pribadi maupun
organisasi;
d. Melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain;
e. Menerima hadiah atau pemeberian dari seseorang yang berakibat menyalahgunakan tugas
dan wewenang serta kewajibannya sebagai pengelola BUM Desa;
f. Mengadakan persekutuan dengan pengelola BUM Desa lainnya dan atau Pengawas, dan atau
Kepala Desa dalam menentukan kebijakan untuk tujuan kepentingan pribadi yang
mengakibatkan kerugian bagi BUM Desa;
g. Merongrong dan atau mensponsori masyarakat untuk berbuat yang merusak/merugikan
pengembangan usaha BUM Desa.

Sanksi
Pasal 31
Setiap Pengelola BUM Desa dapat dikenakan sanksi :
a. Teguran lisan;
b. Peringatan secara tertulis;
c. Pemberhentian sementara (skorshing) dan atau;
d. Diberhentikan dari jabatannya yang ditetapkan dalam forum musyawarah.

BAB XV
RAPAT-RAPAT BUM DESA
Pelaksanaan Rapat
Pasal 32
(1) Pengelola BUM Desa mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu tahun dan atau melihat sesuai kebutuhan.
(2) Kecuali yang dimaksud ayat (1), atas permintaan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang angota
BUM Desa atau atas permintaan Penasehat atau Ketua Pengawas, Direktur BUM Desa dapat
mengundang Pengelola BUM Desa untuk mengadakan rapat khusus/luar biasa jika memang
hal tersebut dianggap perlu selambat-lambatnya satu mingu setelah permintaan itu diterima
oleh Direktur BUM Desa.
(3) BUM Desa mengadakan rapat atas undangan Direktur, atau Penasehat/Kepala Desa atau
Ketua Pengawas.
(4) Pengurus dan anggota BUM Desa wajib memelihara ketertiban dan kelancaran jalannya
rapat.

Hal 13
BAB XVI
PENETAPAN PENGURUS BUM DESA

Pasal 33
(1) Calon pengurus BUM Desa PISAK yang disepakati dalam musyawarah atau mendapat
dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara, secara langsung menjadi pengurus
BUM Desa.
(2) Pengesahan Pengurus BUM Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Desa.

BAB XVII
TATANASKAH DINAS BUM DESA
Pasal 34
(1) Tata naskah dinas BUMdesa PISAK dibuat dan disepakati oleh pengurus mengacu
kepada tata naskah dinas yang umum berlaku.
(2) Tata naskah dinas dimaksud meliputi logo, kop surat, cap dan bentuk surat

BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 35
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur kemudian dalam keputusan Direktur BUM Desa yang dibuat dan
ditetapkan dalam rapat pengurus berdasarkan kepentingan pengelolaan BUM Desa.

Pasal 36
Demikian Anggaran Rumah Tangga ini, disusun di Desa PISAK Kecamatan Patrol Kabupaten
Indramayu dan mulai berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Keputusan tentang Anggaran
Rumah Tangga ini.

Ditetapkan di : PISAK
Pada Tanggal : 12 Desember 2018

KEPALA DESA PISAK

THOMAS

Hal 14

Anda mungkin juga menyukai