Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/258118830

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN


PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI
KABUPATEN BLITAR

Conference Paper · July 2011


DOI: 10.13140/RG.2.1.5010.5367

CITATIONS READS

0 3,157

1 author:

Arie Febrianto Mulyadi


Brawijaya University
81 PUBLICATIONS   81 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Application Pulses Electric Field on plant processing View project

agroindustry View project

All content following this page was uploaded by Arie Febrianto Mulyadi on 22 May 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani
Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN


PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI
KABUPATEN BLITAR

Arie Febrianto M
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya., Jl. Veteran, Malang Indonesia.
Email: ariefebrianto15@yahoo.com1, penulis2@.ac.id2

Abstrak

Kelemahan produk gula kelapa yang terdapat di pasaran antara lain adalah memiliki daya
simpan yang tidak lama, serta kurang praktis dalam hal penyajian. Perubahan bentuk gula kelapa
dari cetak menjadi butiran (gula semut) diharapkan dapat memenuhi keinginan pasar. Teknologi
pengolahan gula semut yang dipilih adalah sistem reprosesing, dimana bahan baku yang
dipergunakan adalah dari gula kelapa cetak. Kabupaten Blitar merupakan sentra produksi gula
kelapa cetak terbesar di Jawa Timur, terdapat 8.980 unit usaha gula kelapa cetak.
Tujuan penelitian adalah untuk menentukan kelayakan ditinjau dari aspek pasar, aspek
teknis, serta aspek finansial
Hasil penelitian menujukkan bahwa dari analisis pasar permintaan gula semut cukup besar
baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Hasil analisis aspek teknis menunjukkan bahwa kapasitas bahan baku direncanakan sebesar
360.000 kg/tahun dan menghasilkan produk sebesar 195.946,56 kg/tahun.
Hasil perhitungan finansial, diperoleh HPP sebesar Rp.1.515,79 dan harga jual sebesar
Rp.1.926,46/kemasan dengan berat 200 gr. Nilai Net B/C sebesar 1,14 dan nilai IRR sebesar
58,53%, BEP sebesar 393.299,99 kemasan atau tingkat penjualan mencapai Rp.757.676.706,79.
Waktu pengembalian modal adalah 7 tahun, 5 bulan, 13 hari. Perhitungan kriteria kelayakan
tersebut menunjukkan bahwa pendirian unit pengolahan gula semut dengan sistem pengolahan
reprosesing di Kabupaten Blitar layak untuk direalisasikan.
Kata kunci: gula semut Kab. Blitar, studi kelayakan, unit pengolahan

1. PENDAHULUAN Kemudahan pengemasan serta daya


simpan yang lama akan menunjang dalam
Berdasarkan data Badan Urusan
proses pemasaran ke luar negeri. Oleh
Logistik tahun 2001, konsumsi gula
karena itu perubahan bentuk gula kelapa
nasional mencapai 3,3 juta ton per tahun.
dari cetak menjadi butiran (gula semut)
Hal tersebut tidak diimbangi dengan
diharapkan dapat memenuhi keinginan
kemampuan kita dalam memproduksi gula
pasar. Bentuk gula semut yang serbuk
yang kurang dari setengahnya atau sekitar
menyebabkan mudah larut sehingga
1,6 juta ton per tahun saja. Pada
praktis dalam penyajian, mudah dikemas
kesempatan seperti ini, gula palma dapat
dan dibawa, serta daya simpan yang lama
memasuki peluang pasar sebagai pengisi
karena memiliki kadar air yang rendah.
kekurangan konsumsi gula.
Pada umumnya gula semut dibuat
Kelemahan produk gula kelapa yang
dengan menggunakan bahan baku nira
terdapat di pasaran antara lain adalah
kelapa. Permasalahan yang timbul dari
memiliki daya simpan yang tidak lama
penggunaan bahan baku tersebut adalah
(sekitar tiga bulan), belum dikemas
sifat nira kelapa yang mudah rusak akibat
dengan baik, serta kurang praktis dalam
terkontaminasi mikroorganisme.
hal penyajian. Perkembangan masyarakat
Pengumpulan nira dalam skala yang besar
modern menginginkan penyajian produk
untuk industri sulit untuk dilakukan karena
yang praktis, higienis, dan bermutu tinggi.

1
Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani
Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

sebagian besar para petani kelapa tidak 1. Sumber informasi dan bahan
menjual nira tetapi memproduksinya pertimbangan bagi pendirian dan
menjadi gula kelapa, karena memiliki nilai pengembangan industri gula semut.
ekonomis yang lebih tinggi. Masalah 2. Bahan infomasi bagi penelitian
pengangkutan nira kelapa dalam skala selanjutnya.
besar juga sulit dilakukan karena letak
perkebunan kelapa rakyat yang terpencar 2. METODOLOGI PENELITIAN
dan sulit dilalui kendaraan. Dengan 2.1. Tempat
menerapkan sistem reprosesing gula Penelitian dilaksanakan di
kelapa cetak menjadi gula semut Kabupaten Blitar yang meliputi lokasi
diharapkan tidak akan mematikan industri sentra gula kelapa cetak serta instansi-
gula kelapa yang telah ada di pedesaan. instansi yang terkait dengan penelitian.
Kabupaten Blitar merupakan sentra 2.2. Batasan Permasalahan
produksi gula kelapa cetak terbesar di Permasalahan pada penelitian studi
Propinsi Jawa Timur. Di Kabupaten Blitar kelayakan ini hanya ditekankan pada
terdapat sebanyak 8.980 unit usaha gula aspek pasar dan pemasaran (proyeksi
kelapa cetak (BPS Kabupaten Blitar, permintaan di masa datang), aspek teknis
2001). Hasil penelitian Ummi Hanik (aspek bahan baku, kebutuhan mesin dan
(2002) tentang analisis kelayakan peralatan, pemilihan lokasi pendirian unit
agroindustri gula semut dengan pengolahan, dan perencanaan kapasitas
pengolahan sistem reprosesing dengan pabrik), aspek manajemen (penentuan
kajian asal daerah gula kelapa cetak dan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja,
persentasi penambahan sukrosa penentuan struktur organisasi dan
menunjukkan bahwa bahan baku gula deskripsi pekerjaan), dan aspek finansial
kelapa cetak yang berasal dari Kabupaten (biaya investasi, biaya operasional,
Blitar menghasilkan produk gula semut prakiraan pendapatan, dan kelayakan
yang memenuhi persyaratan SII No. 2043 finansial).
tahun 1987. Pengkajian kelayakan 2.3. Metode Analisis Data
pendirian unit pengolahan gula semut di Dalam penelitian ini aspek-aspek
Kabupaten Blitar meliputi beberapa aspek yang digunakan dalam studi kelayakan
yaitu : aspek pasar dan pemasaran, aspek meliputi :
teknis, aspek manajemen, serta aspek 2.3.1. Aspek pasar dan pemasaran
finansial. Metode yang digunakan untuk
1.1 Tujuan Penelitian menentukan peramalan permintaan di
masa yang akan datang adalah:
Tujuan penelitian adalah untuk
- Metode trend linier
menentukan kelayakan ditinjau dari aspek - Metode konsumsi per kapita
pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek Asumsi yang digunakan :
manajemen, serta aspek finansial pada - Permintaan produk gula semut sebesar
pendirian unit pengolahan gula semut 10% dari permintaan gula kelapa cetak.
dengan pengolahan sistem reprosesing - Permintaan ekspor selama umur
pada skala industri menengah di ekonomis mengikuti pola trend.
Kabupaten Blitar. 2.3.2. Aspek teknis
1.3 Manfaat Penelitian Data yang perlu dianalisis adalah
data keadaan umum lokasi kecamatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sentra gula kelapa cetak di kabupaten
memberikan manfaat yaitu sebagai :
Blitar. Metode yang digunakan untuk
menentukan alternatif lokasi pendirian unit

2
Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani
Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

pengolahan gula semut adalah metode  Permintaan produk stabil, produk


perbandingan eksponensial. terjual habis setiap akhir tahun dan
Asumsi yang digunakan : selama umur proyek
- Bahan baku, bahan pembantu, dan bahan  Suku bunga pinjaman 17% untuk
pengemas tersedia secara kontinyu modal kerja (BNI minggu keempat
sepanjang tahun bulan Oktober 2003)
- Bahan baku gula kelapa cetak memiliki  Metode depresiasi yang digunakan
kualitas yang stabil. adalah metode garis lurus (the
- Tata letak mesin dan peralatan kecuali stright line - method)
untuk mesin pengering dibuat dengan
ukuran mesin dan peralatan 1x1meter.
- Kapasitas produksi total sebesar 4% dari 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah produksi gula kelapa cetak di 3.1. Analisis Aspek Pasar dan
Kecamatan sentra gula kelapa cetak. Pemasaran
- Kapasitas mesin selama umur ekonomis Hasil proyeksi konsumsi gula semut
tidak mengalami penurunan produksi. selama umur teknis proyek (tahun 2009-
- Pabrik bekerja 25 hari/bulan. 2013) dapat dilihat pada Tabel 1. Dari
2.2.3. Aspek Manajemen Tabel 1 tampak bahwa rata-rata konsumsi
Metode yang digunakan adalah gula semut cukup besar. Hal ini
metode kualitatif. merupakan peluang bahwa pasar akan
Asumsi yang digunakan : mampu menyerap produk gula semut yang
- Satu orang tenaga kerja menangani satu akan diproduksi.
proses mulai dari penimbangan sampai
pengayakan. Tabel 1. Proyeksi Permintaan Gula Semut
2.2.4. Aspek finansial di Propinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013
Metode yang digunakan untuk Tahun
Jumlah Permintaan
Gula Semut (kg)
kriteria kelayakan investasi adalah NPV,
2009 17.771.602
IRR, Net B/C, PP, dan BEP.
2010 17.851.574
Asumsi yang digunakan :
2011 17.931.906
 Usia guna proyek selama 10 tahun. 2012 18.012.600
 Modal diperoleh dari pinjaman 2013 18.093.657
bank sebesar 40% dari total modal 3.2. Analisis Aspek Teknis
dengan masa pengembalian 5 3.2.1. Aspek Bahan Baku
tahun dan 60% modal sendiri. Kabupaten Blitar merupakan
 Harga dan biaya perhitungan daerah penghasil gula kelapa cetak yang
kelayakan finansial adalah yang terbesar di propinsi Jawa Timur. Industri
berlaku pada saat perhitungan kecil gula kelapa cetak di Kabupaten
 Harga bahan baku, bahan Blitar tersebar pada hampir setiap
pembantu, bahan pengemas, kecamatan dengan jumlah mencapai 8.980
utilitas, dan gaji tenaga kerja unit usaha pada tahun 2001.
langsung maupun tidak langsung Perkembangan jumlah unit usaha gula
mengalami kenaikan secara kelapa cetak tahun 1998-2001 di
proporsional setiap tahun Kabupaten Blitar seperti terlihat pada
berdasarkan tingkat inflasi yang Gambar 1 berikut ini :
berlaku,

3
Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani
Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

mempunyai ukuran 20 mesh selanjutnya


dikeringkan dengan suhu 50oC selama 60
menit. Produk yang telah kering dikemas
dalam kemasan plastik dengan
menggunakan sealer.
3.2.3. Pemilihan Lokasi Unit
Pengolahan
Wilayah Kecamatan Nglegok di
Kabupaten Blitar merupakan lokasi yang
tepat untuk pendirian unit pengolahan
gula semut.
3.2.4. Perencanaan Kapasitas Pabrik
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Industri
Pada perencanaan jadwal produksi
Kecil Gula Kelapa Cetak tahun 1998-2001
harian,rencanakan dalam satu hari
di Kabupaten Blitar
dilakukan sebanyak dua kali proses
3.2.2. Teknologi Reprosesing Gula
produksi. Direncanakan dalam satu hari
Kelapa
dapat mengolah gula kelapa cetak sebesar
A. Penyediaan Bahan Baku
1.200 kg. Untuk waktu satu tahun (300
Gula kelapa cetak terlebih dahulu
hari kerja) dibutuhkan 360.000 kg gula
diiris halus untuk memudahkan pelarutan.
kelapa cetak. Rendemen gula semut
Setelah itu dilarutkan dalam air dengan
sebesar 54,4296%. Maka dari besar
perbandingan 2:1 (2 bagian gula kelapa
rendemen tersebut dapat diperkirakan
cetak : 1 bagian air), hingga larut. Larutan
besar gula semut yang dapat diproduksi,
yang diperoleh, selanjutnya disaring
yaitu sebesar 195.946,56 kg/tahun atau
B. Pemasakan
653,1552 kg/hari
Proses pemasakan larutan gula
3.3. Analisis Aspek Manajemen
merupakan tahapan proses yang sangat
Pada Tabel 3 menunjukan
menentukan mutu gula yang dihasilkan.
kebutuhan tenaga kerja unit pengolahan
Larutan hasil penyaringan tersebut
gula semut berikut dengan kriteria-kriteria
dimasukkan dalam mesin pengaduk untuk
untuk menempati posisi tersebut.
dimasak dan diaduk. Suhu pemasakan
Tabel 3. Kriteria Tenaga Kerja pada Unit
diatur pada 100oC-110oC. Pemasakan
Pengolahan Gula Semut
dilakukan hingga mencapai kekentalan 76o No Jabatan Jumlah
brix 1. Direktur 1
C. Kristalisasi 2. Bagian Umum 2
Hasil pemasakan dituang ke dalam 3. Bagian Keuangan 2
mesin penggaru dan ditambah 4. Bagian Produksi 4
sukrosa/gula pasir sebanyak 2,5% b/v. 5. Bagian Pemasaran 3
6. Pekerja produksi 25
Pekatan gula dalam mesin penggaru
7. Sopir 2
dibiarkan atau didinginkan selama 10 Jumlah 39
menit tanpa diaduk hingga mencapai suhu
45oC-55oC. Setelah itu dilakukan 3.4. Analisis Aspek Finansial
pengadukan dengan secara perlahan-lahan A. Biaya investasi
dan setelah terjadi pengkristalan maka Untuk mendirikan unit pengolahan
pengadukan dipercepat sehingga diperoleh gula semut ini diperlukan biaya investasi
gula berbentuk serbuk (Sardjono, 1991). sebesar Rp. 1.452.016.884,00. Biaya
D. Pengemasan investasi tersebut terdiri dari biaya modal
Gula semut yang diperoleh dari tetap sebesar Rp. 1.108.763.700,00 dan
hasil kristalisasi, selanjutnya diayak
dengan menggunakan ayakan yang

4
Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani
Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

biaya modal kerja selama 3 bulan sebesar pendirian unit pengolahan gula semut ini
Rp. 343.328.108,00. masih memiliki peluang untuk mampu
B. Biaya operasional memenuhi kebutuhan pasar.
Biaya tetap untuk unit pengolahan Hal-hal yang mendukung secara teknis
gula semut ini adalah sebesar Rp. adalah dari segi kualitas dan kuantitas
269.837.857,00 sedangkan perhitungan bahan baku gula kelapa cetak, tersedianya
jumlah biaya tidak tetap adalah sebesar mesin dan peralatan untuk pengolahan
Rp.1.215.233.484,00. Rincian mengenai sistem reprosesing, serta lokasi pendirian
besarnya biaya tetap dapat dilihat pada yang memenuhi persyaratan.
Lampiran 12, sedangkan untuk biaya tidak Direncanakan unit pengolahan gula semut
tetap pada Lampiran 13. ini dapat mengolah gula kelapa cetak
C. Prakiraan pendapatan sebesar 360.000 kg/tahun dan
Dari hasil perhitungan harga pokok menghasilkan produk gula semut sebesar
produksi dan harga jual peroleh HPP 195.946,56 kg/tahun.
sebesar Rp.1.515,79. Harga jual produk Analisis aspek manajemen
gula semut sebesar Rp.1.926,46 per menunjukkan bahwa proses produksi gula
kemasan dengan berat 200 gr. Harga jual semut mampu untuk dikelola oleh tenaga
tersebut masih dibawah produk-produk kerja yang ada. Jumlah tenaga kerja yang
gula semut di pasasaran yang mematok dibutuhkan sebesar 39 orang
harga antara Rp.2.500,00 – Rp.4.750,00. Pendirian unit pengolahan gula semut
Modal yang diperoleh untuk di Kabupaten Blitar ini membutuhkan
pembangunan unit pengolahan gula semut investasi sebesar Rp.1.452.016.884,00.
ini direncanakan 60% berasal dari modal Pada perhitungan harga pokok produksi
sendiri yaitu sebesar Rp.871.210.130,40 dan harga jual, diperoleh HPP sebesar
dan 40% dari pinjaman bank yaitu sebesar Rp.1.515,79 dan harga jual produk gula
Rp.580.806.753,60. semut sebesar Rp.1.926,46 per kemasan
D. Kelayakan finansial dengan berat 200 gr. Hasil perhitungan
Hasil perhitungan Net Present kriteria kelayakan finansial menunjukkan
Value (NPV) memberikan nilai sebesar nilai NPV sebesar
Rp.972.214.007,42. Nilai NPV yang lebih Rp.972.214.007,42, nilai Net B/C sebesar
besar dari nol ini juga memberikan arti 1,14 dan nilai IRR sebesar 58,53%. Hasil
bahwa unit pengolahan ini layak untuk perhitungan BEP, perusahaan mencapai
direalisasikan. Kelayakan ini juga titik impas pada volume penjualan sebesar
diperkuat lagi dengan nilai Net B/C 393.299,99 kemasan atau tingkat
sebesar 1,14. Nilai Net B/C yang lebih penjualan mencapai Rp.757.676.706,79.
besar dari 1 juga menunjukkan bahwa unit Waktu pengembalian modal adalah 7
pengolahan ini masih berada di atas batas tahun, 5 bulan, 13 hari. Dari perhitungan
minimal kelayakan untuk direalisasikan. kriteria kelayakan tersebut menunjukkan
BEP untuk unit adalah sebesar bahwa pendirian unit pengolahan gula
393.299,99 kemasan yaitu diperoleh pada semut dengan sistem pengolahan
tingkat penjualan yang mencapai reprosesing di Kabupaten Blitar layak
Rp.757.676.706,79. Waktu pengembalian untuk direalisasikan.
modal (payback period) adalah 7 tahun, 5
bulan, 13 hari.

4. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Analisis pasar dan pemasaran Anonymous.2000. Kabupaten Blitar
menunjukkan bahwa permintaan gula Dalam Angka. BPS Kabupaten
semut cukup besar baik Sehingga Blitar

5
Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani
Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

____.2001. Kabupaten Blitar Dalam


Angka. BPS Kabupaten Blitar

____.2002. Data Industri Kecil.


Disperindagtamben Kabupaten
Blitar

Issoesetiyo dan T, Sudarto. 2001. Gula


Kelapa : Produk Industri Hilir
Sepanjang Masa. Penerbit Arkola.
Surabaya.

Sardjono. 1991. Gula Merah dari Nira


Siwalan. Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Industri Hasil
Pertanian. IPB. Bogor.

Ummi, H. 2002. Analisis Kelayakan


Agroindustri Gula Semut
dengan Pengolahan Sistem
Reprosesing : Kajian Asal
Daerah Gula Kelapa Cetak dan
Persentasi Penambahan
Sukrosa. Skripsi. Universitas
Brawijaya. Malang.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai