Anda di halaman 1dari 18

CARA PEMBUATAN PETA PETAK DAN

CONTOH
SKEMA IRIGASI DAN SKEMA BANGUNAN
DAFTAR UKURAN SALURAN DAN DAFTAR ELEVASI MUKA AIR
PERENCANAAN PETA PETAK
A DEFINISI
Perencanaan peta petak adalah perencanaan jaringan irigasi taraf pendahuluan, berupa Perencanaan tata letak pendahuluan yang
memperlihatkan :
* Lokasi Bangunan Utama
* Jaringan Irigasi dan Jaringan Pembuang
* Batas batas petak dan perkiraan luas petak di daerah primer, sekunder dan tersier
* Bangunan pada jaringan irigasi dan jaringan pembuang
* Jaringan jalan inspeksi dan bangunannya
* Tanggul banjir

B SKOPE PEKERJAAN
Perencanaan peta petak terdiri dari
1 Pembuatan peta-petak skala 1 : 5.000
2 Pembuatan peta-ikhtisar skala 1 : 25.000
3 Pembuatan skema irigasi
4 Pembuatan skema bangunan (perkiraan sementara)
5 Pembuatan daftar ukuran/demensi saluran (perkiraan sementara)
6 Pembuatan daftar elevasi muka air saluran (perkiraan sementara)

C KRITERIA PERENCANAAN PETE PETAK


1. Data yang dibutuhkan
a Peta lokasi rencana pengembangan irigasi hasil kesepakatan
publik setempat dan lembaga terkait
b Peta topografi / peta situasi lokasi daerah irigasi skala 1 : 5000
dan 1 : 25.000 hasil pengukuran
c Hasil perhitungan water balance / keseimbangan air antara
ketersediaan dan kebutuhan air ( luas daerah irigasi yang dapat
diairi dan kebutuhan air maksimum dalam l / det / ha )
2. Masalah masalah yang harus diperhatikan dalam perencanaan lay out
a Jaringan irigasi harus berada ditempat tertentu sehingga sawah
yang tertinggi dan terjauh dapat diairi
b Jaringan irigasi harus berada pada batas kepemilikan tanah
sehingga kepemilikan tanah tidak terpecah-pecah
c Bila saluran memotong bukit harus diperhitungkan untung ruginya
bila dibandingkan dengan melalui garis tinggi

3. Batas - batas petak tersier


a Tergantung dari kondisi topografi
b Batas petak dapat berupa saluran drainase, sungai, jalan dan
batas desa.
c Diusahakan terletak pada batas administrasi desa ( jadi dihindari
satu petak tersier berada dalam dua desa )
d Diusahakan batas petak tersier adalah sama dengan batas hak
milik

4. Luas dan bentuk petak tersier


a Menurut pengalaman, ukuran optimum suatu petak tersier
adalah antara 50 ha - 100 ha ( maksimum 150 ha jika keadaan
memaksa )
b Luas petak kuarter antara 8 ha - 15 ha.
c Bentuk optimum petak tersier adalah bujur sangkar
d Luas petak tersier diukur dengan planimeter dan hasilnya
dikurangi 10 %

5. Panjang saluran tersier


a Maksimum panjang saluran tersier < 1500 m ( sawah terjauh
dari pintu sadap , 1500 m )
b Maksimum panjang saluran kuarter < 500 m
6. Debit Rencana
Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan runus berikut :
c.a.A
Q= -------------
e
dimana
Q = debit rencana ( dalam l/dt )
c = koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan
a = NFR = Irr = kebutuhan bersih (netto) air sawah ( dalam l/dt/ha )
A = luas daerah yang diairi ( dalam ha )
e = efisiensi irigasi secara keseluruhan ( akibat bocoran )

Jika air yang dialirkan oleh saluran juga untuk keperluan selain
irigasi maka debit rencana harus ditambah dengan jumlah yang
dibutuhkan untuk keperluan itu dengan memperhitungkan
efisiensi pengaliran.

Efisiensi irigasi
Akibat bocoran di tersier et = (0,85 - 0,775)
Akibat bocoran disekunder es = (0,925 - 0,875)
Akibat booran diprimer ep = (0,925 - 0,875)
Untuk Saluran Tersier e = et
Untuk Saluran Sekunder e = es x et
Untuk Saluran Primer e = ep x es x et

Rotasi Teknis (Golongan)


C = KOEFISIEN PENGURANGAN KARENA ADANYA SISTEM GOLONGAN
GOL D.I SaL Ter C = 1 GOL Sek SaL Ter C = 1 GOL Ter SaL Ter C = 0,8
SaLSek C = 1 SaLSek C = 0,8 SaLSek C = 0,8
SaLPrI C = 0,8 SaLPrI C = 0,8 SaLPrI C = 0,8
7. Karakteristik saluran yang dipakai

Debit Talut b/h Faktor kekasaran


(m3/dt) (1 : m) n k
0,15 - 0,30 1.0 1 35
0,30 - 0,50 1.0 1,0 - 1,2 35
0,50 - 0,75 1.0 1,2 - 1,3 35
0,75 - 1,00 1.0 1,3 - 1,5 35
1,00 - 1,50 1.0 1,5 - 1,8 40
1,50 - 3,00 1.5 1,8 - 2,3 40
3,00 - 4,50 1.5 2,3 - 2,7 40
4,50 - 5,00 1.5 2,7 - 2,9 40
5,00 - 6,00 1.5 2,9 - 3,1 42.5
6,00 - 7,50 1.5 3,1 - 3,5 42.5
7,50 - 9,00 1.5 3,5 - 3,7 42.5
9,00 - 10,00 1.5 3,7 - 3,9 42.5
10,00 - 11,00 2.0 3,9 - 4,2 45
11,00 - 15,00 2.0 4,2 - 4,9 45
15,00 - 25,00 2.0 4,9 - 6,5 45
25,00 - 40,00 2.0 6,5 - 9,0 45

Debit ( Q ) Kecepatan (V)


(m3/dt) ( m/dt )
0,15 - 0,30 0,30 - 0,35
0,30 - 0,50 0,35 - 0,45
0,50 - 0,75 0,45 - 0,50
0,75 - 1,00 0,50 - 0,52
1,00 - 1,50 0,52 - 0,55
1,50 - 3,00 0,55 - 0,60
3,00 - 4,50 0,60 - 0,65
4,50 - 5,00 0,65 - 0,70
8. Standar Tata Nama
* Nama Jelas dan Logis
* Pendek dan tidak mempunyai tafsiran ganda (sadang ---> SD dan SA)
* Nama baru tidak merubah nama yang sudah ada

a) . Nama Daerah Irigasi


Diambil dari nama sungai atau nama daerah setempat
b) . Nama Bangunan Utama
Diambil dari nama sungai atau nama daerah setempat
c) . Nama Saluran
Diambil dari nama sungai atau nama daerah setempat
dan menambah kata Ruas.1, Ruas. 2, Ruas.3 dan seterusnya
d) . Nama Bangunan
Diambil dari singkatan nama saluran dan menambah huruf B didepannya

9. Standar Tata Warna


* Garis tebal (1 cm) sebagai batas petak
Warna bebas, warna muda / samar-samar
* Garis lurus / putus-putus / strip titik strip
Warna merah untuk sungai, saluran pembuang, rencana pembuang
Warna biru untuk saluran irigasi, rencana saluran irigasi
Coklat untuk jalan mobil / motor
Hitam untuk jalan kereta api
Hijau untuk batas kecamatan, kabupaten, propinsi.
* Penuh
Hijau untuk kampung, desa, perumahan
Kuning untuk bukit yang tidak bisa diairi

10. Standar Pelipatan Gambar


* Gambar dilipat menjadi ukuran A4
* Blok Judul terlihat didepan / diluar
* Dilipat secara saling seling dimulai dari arah vertikal kemudian arah horisontal
* Bagian pinggir kiri dilebihkan 4 cm dari A4, untuk bagian yang dijilit
DIMENSI SALURAN DI BARANG
Luas Debit Perb b/h Lereng Kekasaran Lebar Tinggi Luas Tamp Jari 2 Hid Kecepatan Kemiringan
No. Nama Saluran A Q n m k b h F R V I Keterangan
ha m3/dt m m m2 m m/dt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

I SS Lamogo
1 ST L4 Kr 167 0.234 1 1 35 0.60 0.60 0.72 0.31 0.32 0.0004043
2 Tersier L4 Kn 150 0.210 1 1 35 0.55 0.55 0.61 0.29 0.35 0.0005188
3 SS Lamogo Ruas 4 317 0.493 1.5 1 40 1.20 0.80 1.60 0.46 0.31 0.0001662
4 ST L3 Kr 107 0.150 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.30 0.0004388
5 SS Lamogo Ruas 3 424 0.660 1.5 1 40 1.25 0.83 1.74 0.48 0.38 0.0002391
5 ST L2 Kr 17 0.024 1 1 35 0.20 0.20 0.08 0.10 0.30 0.0014682
6 ST L2 Kn 54 0.076 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.31 0.0007490
7 SS Lamogo Ruas 2 495 0.770 1.5 1 40 1.30 0.87 1.88 0.50 0.41 0.0002644
8 ST L1 Kn 22 0.031 1 1 35 0.25 0.25 0.13 0.13 0.25 0.0007480
9 SS Lamogo Ruas 1 517 0.804 1.5 1 40 1.30 0.87 1.88 0.50 0.43 0.0002884

II SS Makawa ( 6 )
1 ST M12 Kn 140 0.196 1 1 35 0.45 0.45 0.41 0.24 0.48 0.0013178
2 ST M12 Kr 160 0.224 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.45 0.0009813
3 SS Makawa Ruas 12 300 0.467 1.5 1 40 1.00 0.67 1.11 0.39 0.42 0.0003936
4 ST M11 Kr 170 0.238 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.48 0.0011077
5 SS Makawa Ruas 11 470 0.731 1.5 1 40 1.20 0.80 1.60 0.46 0.46 0.0003653
6 ST M10 Kr 180 0.252 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.50 0.0012419
7 SS Makawa Ruas 10 650 1.011 1.5 1 40 1.60 1.07 2.84 0.62 0.36 0.0001506
8 ST M9 Kr 169 0.237 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.47 0.0010947
9 SS Makawa Ruas 9 819 1.274 1.5 1 40 1.70 1.13 3.21 0.65 0.40 0.0001731

III SS Makawa ( 5 )
10 ST M8 Kr 200 0.280 1 1 35 0.65 0.65 0.85 0.34 0.33 0.0003784
11 SS Makawa Ruas 8 1019 1.585 1.5 1 40 1.80 1.20 3.60 0.69 0.44 0.0001975
12 ST M7 Kr 200 0.280 1 1 35 0.65 0.65 0.85 0.34 0.33 0.0003784
13 SS Makawa Ruas 7 1219 1.896 1.5 1 40 1.90 1.27 4.01 0.73 0.47 0.0002119
14 ST M6 Kr 200 0.280 1 1 35 0.65 0.65 0.85 0.34 0.33 0.0003784
15 SS Makawa Ruas 6 1419 2.207 1.5 1 40 2.10 1.40 4.90 0.81 0.45 0.0001684
16 ST M5 Kr 200 0.280 1 1 35 0.65 0.65 0.85 0.34 0.33 0.0003784
17 SS Makawa Ruas 5 1619 2.518 1.5 1 40 2.20 1.47 5.38 0.85 0.47 0.0001710

IV SS Sambak
1 ST S4 Kr 50 0.070 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.29 0.0006421
2 ST S4 Kn 60 0.084 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.34 0.0009247
3 SS Sambak Ruas 4 110 0.171 1.5 1 40 0.65 0.43 0.47 0.25 0.36 0.0005265
4 ST S3 Kr 130 0.182 1 1 35 0.55 0.55 0.61 0.29 0.30 0.0003896
5 ST S3 Kn 140 0.196 1 1 35 0.55 0.55 0.61 0.29 0.32 0.0004519
6 SS Sambak Ruas 3 380 0.591 1.5 1 40 1.00 0.67 1.11 0.39 0.53 0.0006315
7 ST S2 Kr 97 0.136 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.27 0.0003606
8 ST S2 Kn 183 0.256 1 1 35 0.65 0.65 0.85 0.34 0.30 0.0003168
9 SS Sambak Ruas 2 660 1.027 1.5 1 40 1.40 0.93 2.18 0.54 0.47 0.0003166
10 ST S1 Kr 57 0.080 1 1 35 0.30 0.30 0.18 0.16 0.44 0.0018988
11 ST S1 Kn 148 0.207 1 1 35 0.60 0.60 0.72 0.31 0.29 0.0003175
12 SS Sambak Ruas 1 865 1.346 1.5 1 40 1.80 1.20 3.60 0.69 0.37 0.0001423

V SS Makawa (4)
18 ST M4 Kr 140 0.196 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.39 0.0007513
19 SS Makawa Ruas 4 1759 2.736 1.5 1 40 2.30 1.53 5.88 0.89 0.47 0.0001593
20 ST M3 Kr 150 0.210 1 1 35 0.60 0.60 0.72 0.31 0.29 0.0003262
21 SS Makawa Ruas 3 1909 2.970 1.5 1 40 2.40 1.60 6.40 0.92 0.46 0.0001495
22 ST M2 Kr 122 0.171 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.34 0.0005705
23 SS Makawa Ruas 2 2031 3.159 1.5 1 40 2.40 1.60 6.40 0.92 0.49 0.0001692
24 ST M1 Kr 76 0.106 1 1 35 0.40 0.40 0.32 0.21 0.33 0.0007278
25 ST M1 Kn Kr 96 0.134 1 1 35 0.40 0.40 0.32 0.21 0.42 0.0011613
26 ST M1 Kn Kn 116 0.162 1 1 35 0.50 0.50 0.50 0.26 0.32 0.0005158
27 SS Makawa Ruas 1 3184 4.953 1.5 1 40 3.10 2.07 10.68 1.19 0.46 0.0001062

VI SS Kedawung
1 ST K5 Kr 70 0.098 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.40 0.0012586
2 ST K5 Kn 75 0.105 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.43 0.0014448
3 SS Kedawung Ruas 5 145 0.226 1.5 1 40 0.65 0.43 0.47 0.25 0.48 0.0009148
4 ST K4 Kr 70 0.098 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.40 0.0012586
5 ST K4 Kn 50 0.070 1 1 35 0.30 0.30 0.18 0.16 0.39 0.0014611
6 SS Kedawung Ruas 4 265 0.412 1.5 1 40 0.90 0.60 0.90 0.35 0.46 0.0005387
7 ST K3 Kr 125 0.175 1 1 35 0.45 0.45 0.41 0.24 0.43 0.0010505
8 SS Kedawung Ruas 3 390 0.607 1.5 1 40 1.10 0.73 1.34 0.42 0.45 0.0004001
9 ST K2 Kn 110 0.154 1 1 35 0.40 0.40 0.32 0.21 0.48 0.0015247
10 SS Kedawung Ruas 2 500 0.778 1.5 1 40 1.40 0.93 2.18 0.54 0.36 0.0001817
11 ST K1 Kr 50 0.070 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.29 0.0006421
12 ST K1 Kn 70 0.098 1 1 35 0.40 0.40 0.32 0.21 0.31 0.0006174
13 SS Kedawung Ruas 1 620 0.964 1.5 1 40 1.50 1.00 2.50 0.58 0.39 0.0001934

VII SI Barang Kanan


28 ST B1 Kr 19 0.027 1 1 35 0.20 0.20 0.08 0.10 0.33 0.0018340
29 ST B1 Kn 68 0.095 1 1 35 0.35 0.35 0.25 0.18 0.39 0.0011877
30 SI Barang Kanan 3891 6.725 1.5 1 42.5 3.60 2.40 14.40 1.39 0.47 0.0000781

CATATAN :
Q Primer = (C.a.A)/(et.es.ep)
Q Sekunder (C.a.A)/(et.es)
Q Tersier (C.a.A/ et)
NFR = a = 1,4 l/dt et = 0,80 es = 0,90 ep = 0,90 C = 0,80
Bandung, 17 Mei 2018

SAM
Daftar Perhitungan Elevasi Muka Air Pada Saluran Irigasi
Sawah Tertinggi Saluran Tersier Sekunder Perbedaan Elevasi MA dekat Elevasi
Primer Kehilangan Tekanan di Bangunan Tinggi Tinggi pintu bagi / sadap tertinggi
Nama Saluran Elevasi Elevasi Kemi Kehi Pipa / Box Box Gorong2 Bang air h100 - h70 sebelah sebelah
Muka Muka Jarak ringan langan Bambu Kwarter Tersier dll sadap/ di atau hilir hulu
Tanah Air (0,10) saluran tekanan ukur saluran 0,18xh100
A a L I d b c e f g h100 dh P P' P"
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17
+A + (A+0,10) (LxI) 0.05 0,05 n x 0,05 n x 0,05 0.10 0,18x12 3+(6s/d10) 14+11+13
Primer Merjan Kanan
Tersier MKa.2.ka 33.00 33.10 500 0.0004043 0.20 0.05 0.05 0.25 0.10 0.60 0.108 33.75 33.86
Muka MKa.2.ka 33.86 1100 0.0005188 0.57 0.15 0.10 0.55 0.099 34.58 34.78
Tersier MKa.2.ki 34.00 34.10 350 0.0001662 0.06 0.05 0.05 0.15 0.15 0.10 0.80 0.144 34.56 34.80 34.80
Primer MKa ruas 2 34.80 350 0.0004388 0.15 0.20 0.10 0.50 0.090 35.16 35.35
Tersier MKa.1ki 35.00 35.10 300 0.0002391 0.07 0.05 0.05 0.15 0.15 0.10 0.83 0.150 35.57 35.82 35.82
Primer MKa ruas 1 35.82 300 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer Merjan Kiri
Tersier MKi.15.ki 17.00 17.10 500 0.0013178 0.66 0.05 0.05 0.15 0.10 0.45 0.081 18.11 18.19
Muka MKi.15.ki 18.19 1100 0.0009813 1.08 0.25 0.10 0.50 0.090 19.52 19.71
Tersier MKi.15.ka 18.00 18.10 1105 0.0003936 0.43 0.05 0.05 0.30 0.15 0.10 0.67 0.120 19.08 19.30 19.30
Primer MKi ruas 15 19.30 650 0.0011077 0.72 0.20 0.10 0.50 0.090 20.22 20.41
Tersier MKi.14.ka 19.00 19.10 865 #REF! #REF! 0.05 0.05 0.05 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 14 #REF! 850 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.13.ka 20.00 20.10 855 #REF! #REF! 0.05 0.05 0.10 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 13 #REF! 850 #REF! #REF! 0.25 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.12.ka 21.00 21.10 1750 #REF! #REF! 0.05 0.05 0.10 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 12 #REF! 1800 #REF! #REF! 0.35 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.11.ka 22.00 22.10 2055 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 11 #REF! 2050 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.10.ka 23.00 23.10 905 #REF! #REF! 0.05 0.05 0.15 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 10 #REF! 900 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.9.ka 24.00 24.10 1145 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 9 #REF! 1150 #REF! #REF! 0.20 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.8.ka 25.00 25.10 595 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 8 #REF! 600 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.7.ka.1 26.00 26.10 595 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.15 #REF! #REF! #REF! #REF!
Muka MKi.7.ka.1 #REF! 750 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.7.ka.2 27.00 27.10 745 #REF! #REF! 0.05 0.05 0.15 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.7.ka.3 28.00 28.10 735 #REF! #REF! 0.05 0.05 0.20 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 7 #REF! 600 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.6.ka 29.00 29.10 578 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 6 #REF! 850 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.5.ka 30.00 30.10 845 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 5 #REF! 1700 #REF! #REF! 0.20 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.4.ka 31.00 31.10 1685 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 4 #REF! 1500 #REF! #REF! 0.20 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.3.ka 32.00 32.10 1450 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 3 #REF! 750 #REF! #REF! 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.2.ka 33.00 33.10 745 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.15 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 2 #REF! 1000 #REF! #REF! 0.20 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tersier MKi.1.ka 35.00 35.10 995 #REF! #REF! 0.05 0.05 0 0.10 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Primer MKi ruas 1 #REF! 50 #REF! #REF! 0.05 0.10 #REF! #REF! #REF! #REF!
Keperluan elevasi muka air : Merjan Kanan #REF!
Merjan Kiri #REF! Maka Elevasi Mercu bendung adalah #REF!
SKEMA DAERAH IRIGASI MERJAN
a = 1.6 lt/dt/ha
SALURAN PRIMER MERJAN KIRI
BMKi.3 BMKi.4 BMKi.5 BMKi.6 BMKi.7 BMKi.8 BMKi.9 BMKi.10
A = 593 Ha A = 578 Ha A = 562 Ha A = 546 Ha A = 530 Ha A = 413 Ha A = 404 Ha A = 390 Ha
Q = 1.171 m3/dt Q = 1.142 m3/dt Q = 1.110 m3/dt Q = 1.079 m3/dt Q = 1.047 m3/dt Q = 0.816 m3/dt Q = 0.798 m3/dt Q = 0.770 m3/dt
BMKi.2 L = 0.75 km L = 1.50 km L = 1.70 km L = 0.85 km L = 0.60 km L = 0.60 km L = 1.15 km L = 0.90 km
Ruas 3 Ruas 4 Ruas 5 Ruas 6 Ruas 7 Ruas 8 Ruas 9 Ruas 10
A = 604 Ha A = 336 Ha
Q = 1.193 m3/dt MKi.2.ka MKi.3.ka MKi.4.ka MKi.5.ka MKi.6.ka MKi.7.ka.3 MKi.8.ka MKi.9.ka Q = 0.664 m3/dt
L = 1.00 km 11 Ha 18 l/dt 15 Ha 24 l/dt 16 Ha 26 l/dt 16 Ha 26 l/dt 16 Ha 26 l/dt 42 Ha 67 l/dt 9 Ha 14 l/dt 14 Ha 22 l/dt L = 2.05 km
Ruas 2 Sal Muka Ruas 11
A = 64 Ha
BMKi.1 MKi.1.ka Q = 0.114 m3/dt MKi.10.ka BMKi.11
A = 617 Ha 13 Ha 21 l/dt L = 0.75 km 54 Ha 86 l/dt
Q = 1.219 m3/dt MKi.7.ka.2
L = 0.05 km MKi.7.ka.1 64 Ha 102 l/dt A = 320 Ha
Ruas 1 11 Ha 18 l/dt Q = 0.632 m3/dt
BENDUNG MERJAN L = 1.80 km
B.M.0 MKi.11.ka Ruas 12
16 Ha 26 l/dt
A = 222 Ha
Q = 0.439 m3/dt
L = 0.30 km
Ruas 1
BMKa.1 MKa.1.ki MKi.12.ka BMKi.12
65 Ha 104 l/dt 45 Ha 72 l/dt
A = 157 Ha A = 275 Ha
Q = 0.310 m3/dt Q = 0.543 m3/dt
L = 0.35 km MKa.2.ki MKa.2.ka MKi.15.ki MKi.15.ka MKi.14.ka MKi.13.ka L = 0.85 km
Ruas 2 59 Ha 94 l/dt 98 Ha 157 l/dt 58 Ha 93 l/dt 116 Ha 186 l/dt 46 Ha 74 l/dt 55 Ha 88 l/dt Ruas 13

BMKa.2 Sal Muka Saluran Muka Ruas 15 Ruas 14 BMKi.13


A = 98 Ha A = 58 Ha A = 174 Ha A = 220 Ha
Q = 0.174 m3/dt Q = 0.103 m3/dt Q = 0.344 m3/dt Q = 0.435 m3/dt
L = 1.10 km L = 1.10 km L = 0.65 km L = 0.85 km
SALURAN PRIMER MERJAN KANAN BMKi.15 BMKi.14

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT IRIGASI DAN RAWA

SKEMA IRIGASI
DAERAH IRIGASI MERJAN

Juni 2011
SALURAN PRIMER MERJAN KIRI

BMKi.3.a BMKi.3.b BMKi.3 BMKi.4 BMKi.5 BMKi.6 BMKi.7 BMKi.8 BMKi.9 BMKi.10
BMKi.2

BMKi.2.d
BMKi.2.c
BMKi.2.b BMKi.11a
BMKi.2.a LEGENDA

BMKi.1 Bendung BMKi.11

Bangunan Sadap BMKi.12.A

BENDUNG MERJAN
B.M.0 Gorong Gorong Penbuang BMKi.12.b

Gorong Gorong Pembawa


BMKa.1.a BMKi.12.c
Bangunan Terjun

BMKa.1 Talang BMKi.12

BMKa.2.a
BMKa.2.b BMKi.13.a
BMKa.2.c
BMKi.13.b

BMKa.2 Saluran Muka BMKi.13

SALURAN PRIMER MERJAN KANAN BMKi.15 BMKi.14

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT IRIGASI DAN RAWA

SKEMA BANGUNAN IRIGASI


DAERAH IRIGASI MERJAN

Juni 2011
D CARA MEMBUAT DAN MENGHITUNG RENCANA PETA PETAK

1. Cara Pembuatan Peta Petak Skala 1 : 5.000


* Mengetahui keadaan lapangan dengan membaca / melihat peta
* Memberi warna peta (sungai, jalan, jalan KA, kampung, bukit yang tidak dapat diairi, lembah/rencana saluran pembuang, punggung/rencana saluran pembawa)
sesuai dengan kriteria standar pemberian warna
* Mengetahui lokasi rencana bendung dan elevasinya, serta rencana sawah yang akan diairi.
* Menarik garis / saluran primer mulai dari elevasi 1,00 m dibawah elevasi rencana bendung dan turun 1,00 m setiap panjang saluran 2,00 km
* Menentukan letak bangunan bagi / sadap
* Menarik garis / saluran sekunder & tersier dan menentukan petak tersier dengan batas saluran pembuang atau jalan
* Memberi warna batas setiap petak tersier
* Memberi nama bangunan bagi / sadap dan nama petak tersier pada setiap kolom bagian atas, kolom berada ditengah petak tersier
* Menghitung luas setiap petak tersier, dan mencantumkannya pada kolom bagian bawah kiri pada setiap petak tersier.
* Kolom bagian bawah kanan untuk besarnya debit saluran tersier, akan diisi setelah perhitungan saluran.

2. Cara Pembuatan Peta Ikhtisar Skala 1 : 25.000


* Memberi warna peta skala 1 : 25.000, seperti cara diatas
* Menarik garis saluran primer, sekunder & tersier serta letak bangunan, sesuai dengan hasil perencanaan peta petak skala 1 : 5.000, pada peta skala 1 : 25.000
* Memberi nama bangunan dan membuat kolom yang berisi nama petak, luas petak dan debit, pada setiap petak tersier
* Memberi warna batas setiap daerah sekunder (petak tersier yang diairi dari sekunder tertentu) dan daerah primer (petak tersier yang diairi dari primer tertentu)

3. Cara Pembuatan Skema Irigasi


* Dibuat skema irigasi sesuai dengan hasil perencanaan peta petak yang telah dibuat, baik bangunan bagi / sadap maupun kolom petak tersier
* Diberi nama, saluran, bangunan
* Kolom diisi dengan nama petak tersier, luas petak, dan debit saluran tersier
* Setiap ruas saluran diberi nomor ruas, luas jang diairi, besarnya debit dan panjang saluran
* Diberi nama saluran primer, sekunder dan muka

4. Cara Pembuatan Skema Bangunan (Perkiraan Sementara)


* Dibuat skema bangunan sesuai dengan skema irigsi (tanpa kolom petak tersier, luas dan debit)
* Disetiap ruas saluran ditambah bangunan gorong atau jembatan atau talang atau siphon sesuai dengan kebutuhan / keadaan lapangan
* Setiap bangunan selain bagi / sadap diberi nama sama dengan nama bangunan bagi / sadap, dan menambah huruf kecil a, b, c dst
5. Cara Menghitung Ukuran Saluran Tersier

a Ambil skema irigasi ( hasil perencanaan ) dimana terdapat luas masing masing petak tersier

b Hitung debit rencana saluran Tersier


Qd = (C.A .NFR)/(et) A = Luas petak Tersier (ha)
NFR = Kebutuhan air disawah netto (l/dt/ha)
et = Koefisien akibat bocoran
C = Koefisien akibat rotasi
c Dari Tabel Tentukan : k, m, n
k = 35 ; m = 1 ; n = 1 ( V > 0.20 ; b > 0,30 )

d Hitung h dan b ( tinggi air dan lebar saluran )

F = Q / V = Q / 0,20 =
F = 1/2 . (b+b+2h) . h = (b+h) . h = 2 h2
h = ( F/2 )1/2 b=h

e Hitung kembali b , h , F , R , I
Bila b < 0,30 Bila b > 0,30
b dibulatkan menjadi 0,30 m b dibulatkan kebawah dengan kelipatan
h = ( F / ( 0,30 + h ))1/2 0,05 ( agar V > 0,20 )
F=(b+h)h h=b F = 2 h2
V=Q/F V=Q/F
R = F / O = (( b+h)h ) / ( b+2hV2 ) R = F / O = (2h2) / (1+2V2)h
I = ( V / (k . R2/3))2 I = ( V / ( k . R2/3 ))2
6. Urutan Perhitungan Tabel Ukuran Saluran
1 Isi kolom 2 nama saluran mulai dengan petak Tersier paling bawah dilanjutkan Sekunder dan Primer

2 Isi kolom 3 luas masing masing petak tersier hasil pengukuran luas

3 Masih kolom 3 dilanjutkan dengan sekunder dan primer (hasil perjumlahan / kumulatif)

4 Isi kolom 4 Debit saluran dengan rumus untuk tersier Q = (C.a.A)/(et) , sekunder Q = (C.a.A)/(et.es)
dan primer Q = (C.a.A)/(et.es.ep)

5 Isi kolom 5, 6, dan 7 sesuai kriteria irigasi

6 Isi kolom 8 dengan coba coba hingga menghasilkan kecepatan sesuai kriteria irigasi

7 Untuk saluran tersier yang debitnya kecil dan menghasilkan kecepatan kecil (tidak sesuai kriteria)
ganti nilai kolom 9 dengan mengecilkan tinggi air saluran secara coba coba hingga menghasilkan
kecepatan sesuai kriteria Irigasi.

8 Kolom 10, 11, 12 dan 13 sudah rumus dan akan otomatis keluar hasilnya
7. Urutan Perhitungan Tabel Elevasi Muka Air Saluran
1 Isi kolom 1 Nama saluran mulai dengan petak Tersier paling bawah dilanjutkan Sekunder dan Primer

2 Isi kolom 2 Elevasi muka tanah/sawah tertinggi & terjauh masing masing petak tersier ( + A )

3 Isi kolom 3 Dengan menambah 0.10 m didapat Elevasi muka air tertinggi & terjauh masing masing
petak terseier ( + A + 0,10 )

4 Isi kolom 4 Panjang saluran dari hilir terjauh s/d bangunan sadap masing masing petak tersier dan
Ruas saluran sekunder dan primer

5 Isi kolom 5 Kemiringan masing masing saluran tersier, ruas sekunder dan ruas primer

6 Isi kolom 6 Kehilangan tekanan sepanjang masing 2 saluran tersier, ruas sekunder dan ruas primer
= panjang saluran dikali kemiringan saluran (L x i)

7 Isi kolom 7 Kehilangan tekanan pada pipa/bambu dari saluran tersier terjauh ke sawah (ambil 0.05)

8 Isi kolom 8 Kehilangan pada box kwarter (ambil 0,05)

9 Isi kolom 9 Kehilangan pada box tersier (ambil n x 0,05) n tergantung dari luas petak tersier = luas/20

10 Isi kolom 10 Kehilangan pada bangunan gorong gorong dan bangunan lain (ambil n x 0,05)

11 Isi kolom 11 Kehilangan tekanan pada bangunan sadap/ukur (ambil 0,10)

12 Isi kolom 12 Beda tinggi muka ai pada Q 100% dan Q 70 % (0,18 x h 100)

13 Isi kolom 13 Elevasi muka air dihilir pintu sadap/bagi ( (3) + (6) + (7) + (8) + (9) + (10) )

14 Isi kolom 14 Elevasi muka air dihulu pintu sadap/bagi ( (13) + (11) + (12)

15 Isi kolom 15 Elevasi muka air tertinggi dihulu pintu sadap/bagi (tertinggi pada bangunan sadap/bagi)

16 Dan seterusnya sampai pada Elevasi muka air di saluran primer ruas 1
Tabel. Karakteristik saluran yang dipakai

Debit Talut b/h Faktor kekasaran Kecepatan aliran


(m3/dt) (1 : m) n k ( V m/dt )

0,15 - 0,30 1.0 1 35 0.30 - 0.35


0,30 - 0,50 1.0 1,0 - 1,2 35 0.35 - 0.45
0,50 - 0,75 1.0 1,2 - 1,3 35 0.45 - 0.50
0,75 - 1,00 1.0 1,3 - 1,5 35 0.50 - 0.52

1,00 - 1,50 1.0 1,5 - 1,8 40 0.52 - 0.55


1,50 - 3,00 1.5 1,8 - 2,3 40 0.55 - 0.60
3,00 - 4,50 1.5 2,3 - 2,7 40 0.60 - 0.65
4,50 - 5,00 1.5 2,7 - 2,9 40 0.65 - 0.70

5,00 - 6,00 1.5 2,9 - 3,1 42.5 0.70


6,00 - 7,50 1.5 3,1 - 3,5 42.5 0.70
7,50 - 9,00 1.5 3,5 - 3,7 42.5 0.70
9,00 - 10,00 1.5 3,7 - 3,9 42.5 0.70

10,00 - 11,00 2.0 3,9 - 4,2 45 0.70


11,00 - 15,00 2.0 4,2 - 4,9 45 0.70
15,00 - 25,00 2.0 4,9 - 6,5 45 0.70
25,00 - 40,00 2.0 6,5 - 9,0 45 0.70
DEBIT MAKSIMUM RENCANA DI SALURAN
DIMANA : Q = DEBIT MAKS RENCANA (m3/dt)
NFR = KEB BERSIH AIR SAWAH (l/dt/ha)
Q = (C.NFR.A) / e A = LUAS DAERAH YANG DIAIRI (ha)
e = EFISIENSI IRIGASI KESELURUHAN
Akibat bocoran di tersier et = (0,85 - 0,775)
Akibat bocoran disekunder es = (0,925 - 0,875)
Akibat booran diprimer ep = (0,925 - 0,875)
Untuk Saluran Tersier e = et
Untuk Saluran Sekunder e = es x et
Untuk Saluran Primer e = ep x es x et

C = KOEFISIEN PENGURANGAN KARENA ADANYA SISTEM GOLONGAN


GOL D.I SaL Ter C = 1 GOL Sek SaL Ter C = 1 GOL Ter SaL Ter C = 0,8
SaLSek C = 1 SaLSek C = 0,8 SaLSek C = 0,8
SaLPrI C = 0,8 SaLPrI C = 0,8 SaLPrI C = 0,8

Cara Menghitung Ukuran Saluran Tersier


a Ambil skema saluran irigasi ( hasil perencanaan )

b Hitung debit rencana saluran Tersier


Qd = (A .NFR)/(et) A = Luas petak Tersier (ha)
NFR = Kebutuhan air disawah netto (l/dt/ha)
et = Koefisien akibat bocoran
c Dari Tabel Tentukan : k, m, n
k = 35 ; m = 1 ; n = 1 ( V > 0.20 ; b > 0,30 )

d Hitung h dan b ( tinggi air dan lebar saluran )

F = Q / V = Q / 0,20 =
F = 1/2 . (b+b+2h) . h = (b+h) . h = 2 h2
h = ( F/2 )1/2 b=h

e Hitung kembali b , h , F , R , I
Bila b < 0,30 Bila b > 0,30
b dibulatkan menjadi 0,30 m b dibulatkan kebawah dengan kelipatan
h = ( F / ( 0,30 + h ))1/2 0,05 ( agar V > 0,20 )
F=(b+h)h h=b F = 2 h2
V=Q/F V=Q/F
R = F / O = (( b+h)h ) / ( b+2hV2 ) R = F / O = (2h2) / (1+2V2)h
I = ( V / (k . R2/3))2 I = ( V / ( k . R2/3 ))2

Anda mungkin juga menyukai