BAB 1 Besaran Dan Satuan
BAB 1 Besaran Dan Satuan
materi pembelajaran:
1. besaran pokok dan besaran turunan
2. satuan dan konversinya
3. jenis-jenis alat ukur
4. pengukuran dan ketidakpastian pengamatan
5. besaran dan dimensi
6. angka penting
7. notasi ilmiah
8. penjumlahan dan pengurangan vektor
tujuan pembelajaran:
siswa dapat:
1. mengukur besaran pokok dan turunannya
2. Mendeskripsikan dimensi, notasi ilmiah, dan angka penting
3. mengukur dengan alat ukur
4. mendeskripsikan ketidakpastian pengamatan
5. mendeskripsikan analisis dimensional dan vektor
A. PENGUKURAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Untuk mengukur suatu besaran, baik besaran panjang, massa, waktu, maupun
besaran-besaran lain digunakan berbagai jenis alat.
1. Pengukuran panjang
Satuan standar untuk panjang adalah meter. Panjang merupakan besaran
pokok yang digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik dan ukuran
geometri sebuah benda.
contoh: panjang sebuah silinder 15 cm dan diameternya 6 cm, jarak kota A
ke kota B adalah 1000 meter.
a. Mistar
Alat ukur panjang yang banyak
digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah mistar. Skala
terkecil dari mistar adalah 1
mm (0,1 cm) dan ketelitiannya
setengah skala terkecil 0, 5 mm (0,05 cm).
b. jangka sorong
Dalam prakteknya, mengukur panjang kadang-kadang memerlukan
alat ukur yang mampu membaca hasil ukur sampai ketelitian 0,1 mm
(0,01 cm). Untuk pengukuran semacam ini kita bisa menggunakan
jangka sorong.
c. mikrometer skrup
Alat ukur panjang yang paling teliti adalah mikrometer sekrup yang
memiliki ketelitian 0,01 mm biasanya digunakan oleh para teknisi
mesin, terutama pada saat penggantian komponen mesin yang
mengalami keausan.
2. Pengukuran massa
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi
dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak
B. KETIDAKPASTIAN
Mengukur selalu menimbulkan ketidakpastian artinya, tidak ada jaminan
bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat sama.
1. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau
kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah
alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi
ketidakpastian yang sama.
Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
• Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukan angka pada
alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan
yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu
hambatan listrik sebenarnya 1,0 ampere, tetapi bila diukur menggunakan
suatu ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 ampere. Karena selalu ada
penyimpangan yang sama, maka dikatakan bahwa ampermeter itu
memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2 ampere.Untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus dikalibrasi setiap akan
digunakan.
• Kesalahan Nol
Ketidaktepatan penunjukan alat
pada skala nol juga
menyebabkan ketidakpastian
sistematik. Hal ini sering terjadi,
tetapi juga sering terabaikan.
Sebagian besar alat umumnya
sudah dilengkapi dengan sekrup
pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada
skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih
kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
• Waktu Respon Yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran
(pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang
seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang
sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getaran suatu beban
yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch.
Selang waktu yang diukur sering tidak tepat karena pengukur terlalu
cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian
berlangsung.
• Kondisi Yang Tidak Sesuai
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur
dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur.
Misal:
mengukur nilai penguatan transistor saat dilakukan
penyolderan, atau mengukur panjang sesuatu pada suhu
tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang diperoleh
tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas
mempengaruhi objek yang
diukur maupun alat pengukurnya.
3. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang
bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan
pengukuran. Misalnya metode pembacaan skala tidak tegak lurus
(paralaks), salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan
alat ukur yang kurang tepat.
Contoh:
Dalam sebuah pengukuran massa badan siswa Kelas 1 SMK 1 Tekno Nusa
didapatkan bahwa siswa terbesar adalah 178 kilogram dan yang teringan adalah
45kilogram.
Angka 178 dan 45 disebut nilai besaran, sedangkan kilogram disebut satuan.
1. besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau
besaran yang satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi
internasional mengenai berat dan ukuran.
Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971,
besaran pokok ada tujuh,
2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh dari
besaran-besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan
besaran pokok yang menurunkannya.
Berikut ini beberapa contoh besaran turunan dan satuannya
NO BESARAN POKOK SATUAN
2
1 Luas m
2 Volume m3
3 Kecepatan m/s
4 Percepatan m/s2
5 Gaya kg m/s2 = newton
6 Usaha kg m2/s2 = joule
7 Tekanan kg/m s2 = pascal
8 Daya kg m2/s3 = j/s =
watt
3. Dimensi
Dimensi suatu besaran menunjukan bagaimana besaran tersebut tersusun
atas kombinasi besaran-besaran pokok.
NO BESARAN POKOK SIMBOL DIMENSI
1 panjang l L
2 waktu t T
3 intensitas cahaya i J
4 suhu T
5 kuat arus I I
6 massa M M
7 jumlah zat N N
Contoh:
Kecepatan = =
______________________________________________________________________
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) Besaran dan Satuan
Nama Kelompok : 1...................................
Kelas : ..................................
Pertemuan ke : ..................................
Tanggal : .................................
Standar Kompetensi : Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam
dengan menggunakan peralatan.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta
satuannya.
LEMBARAN KERJA SISWA
MATERI :
Fisikia adalah ilmu yang lahir dari percobaan dan pengamatan. Dalam melakukan
percobaan dan pengamatan diperlukan kegiatan pengukuran dengan menggunakan bantuan
alat ukur sehingga didapatkan data yang kuantatif. Sebagai contoh : Hasil pengukuran suatu
panjang benda 10 cm, volume air 10 liter pada suhu 300 Kelvin.
Dalam fisika panjang, volume, dan suhu adalah sesuatu yang dapat diukur. Seagala
sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai dan memiliki satuan disebut
BESARAN. Contoh : Seorang dokter mengukur suhu tubuh seorang anak yang sedang
demam. Hasil pengukuran yang didapat dokter adalah 38 oC.
*SELAMAT MENGERJAKAN*
KISI-KISI
Besaran turunan dan satuannya
NO BESARAN TURUNAN PENJABARAN DARI SATUAN DALAM
BESARAN TURUNAN SISTEM MKS
Besaran fisika adalah besaran yang dapat diukur dan memiliki nilai serta dapat
dinyatakan dalam angka contoh luas, panjang, waktu, suhu, dan sebagainya
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu. Besaran pokok
ada 7 yaitu:
1. Panjang
Satuan internasional (SI): meter (m)
Alat ukur panjang: mistar/ penggaris, jangka sorong/ vernier calliper, mikrometer
sekrup.
2. Massa
Satuan internasional (SI): kilogram (kg)
Alat ukur massa: timbangan pasar, neraca O’hauss, neraca dua lengan.
3. Waktu
Satuan internasional (SI): sekon (s)
Alat ukur waktu: arloji, stopwatch, jam.
4. Kuat arus listrik
Satuan internasional (SI): ampere (A)
Alat ukur kuat arus: amperemeter.
5. Suhu
Satuan internasional (SI): Kelvin (K)
Alat ukur suhu: termometer.
6. Jumlah Zat
Satuan internasional (SI): mol
Alat ukur jumlah zat tidak ada, karena jumlah zat dihitung bukan diukur.
7. Intensitas cahaya
Satuan internasional (SI): Candela (Cd)
Alat ukur: luxmeter, lightmeter.
1. Pengukuran adalah suatu proses pembandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain
yang dianggap sebagai patokan (standar) yang disebut satuan.
2. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran fisis dengan besaran fisis sejenis
sebagai standar (satuan) yang telah disepakati lebih dahulu.
3. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan terlebih dahulu dan
besaran pokok ini tidak tergantung pada satuan-satuan besaran lain.
4. Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok