Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang menjadi pusat
perhatian di masyarakat global. Perkembangan dunia pendidikan sekarang ini sedang
memasuki era yang ditandai dengan adanya gencarnya inovasi teknologi. Hal tersebut
menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia
kerja. Pendidikan harus mencerminkan proses aktualisasidari semua potensi yang
dimiliki siswa menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat.
Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia di segala bidang akan
sangat bergantung pada sumber daya manusia sebagai aset bangsa dalam
mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh sumber daya manusia
yang dimiliki. Upaya tersebut dapat dilakukan dan ditemui melalui pendidikan formal
maupun jalur pendidikan no formal. Salah satu lembaga formal di bidang pendidikan
pendidikan kejuruan atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan
lembaga pendidikan yang menyiapkan lulusnnya untuk memiliki keunggulan di dunia
kerja.
Guru merupakan salah satu kompnen terpenting dalam pendidikan, dimana
guru memegang peranan yang sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan formal
pada khususnya. Demi terselenggaranya pendidikan yang baik, guru sebagai bagian
di dalamnya di tuntut untuk memiliki kualifikasi sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan pemerintah serta menguasai kompetensi pedagogik, profesionalisme,
kepribadian dan sosial seperti yang di atur dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualiifkasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain tuntutan
tersebut, guru berkewajiban dengan menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
pelaksanan pendidikan tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang
nomor 14 tahuan 2015 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa guru merupakan
suatu profesi, dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

1
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Penyiapan guru sebagai profesi merupakan salah satu program pemerintah yang
secara berkelanjutan dilakukan. Disamping guru memiliki kualifikasi S1, guru juga
harus memiliki sertifikat profesi pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program pendidikan yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan non
kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai
kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga
dapat memperoleh sertifikat pendidik professional (Pedoman Penyelenggaraan PPG,
2017). Model kurikulum program PPG terdiri dari proporsi 60 persen pemantapan
akademik pedagogik dan bidang studi yaitu berupa lokakarya pengembangan
perangkat pembelajaran, peerteaching serta pendalaman materi bidang studi serta 40
persen adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah dan bagi PPG kejuruan
terdapat kegiatan praktik di industri.
Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL-PPG) dimaknai
sebagai program latihan penerapan dan penajaman kompetensi pembelajaran yang
mendidik bagi mahasiswa calon guru dalam praktek nyata di Sekolah Mitra yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan (Buku Panduan PPL PPG Prajabatan
Gelombang 3, 2018). PPL mencakup kegiatan praktik pembelajaran dan non-
pembelajaran, praktik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan Praktik Industri. Tujuan
umum penyelenggaraan PPL di sekolah adalah menyediakan pengalaman belajar
dalam konteks pekerjaan profesi pendidik, baik hard skills maupun soft skills, agar
mahasiswa PPG memiliki pengalaman nyata dan kontekstual dalam menerapkan
perangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya
penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi penguasaan materi bidang studi secara utuh yang mampu
mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan (Pedoman Penyelenggaraan
PPG, 2017).

2
SMK Negeri 9 Bandung merupakan sekolah menengah kejuruan negeri yang
berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Sekolah ini merupakan SMK kelompok
pariwisata tertua di kota Bandung. Masa pendidikan di SMK Negeri 9 Bandung
ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari kelas X hingga kelas XII.
SMK Negeri 9 memiliki program keahlian yaitu, Jasa Boga, Akomodasi Perhotelan,
Tata Busana, Tata Kecantikan Kulit, Tata Kecantikan Rambut, Usaha Perjalanan
Wisata, dan Desain Komunikasi Visual.

1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan di sekolah adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan umum
Memiliki pengalaman nyata dan kontekstual dalam menerapkan seperangkat
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya
penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi penguasaan materi bidang studi secara utuh.
b. Tujuan khusus
1) Membentuk dan memantapkan kemampuan profesional guru secara utuh.
2) Mendemonstrasikan kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menilai hasil pembelajaran.
3) Melakukan perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
potensi peserta didik.
4) Mendalami karakteristik peserta didik dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar.
5) Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas dan mengatasi
permasalahan pembelajaran tersebut secara individu maupun kelompok.
6) Menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak dari suatu permasalahan
pembelajaran.
7) Melakukan pemantapan kemampuan professional guru secara
berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi (higher older thinking)
8) Menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan dan
pelatihan bagi peserta didik.

3
9) Menyusun rancangan dan melakukan penelitian tindakan kelas sebagai
salah satu upaya mengembangkan profesionalitas guru.
10) Melakukan perbaikan dan pengayaan pembelajaran bagi peserta didik yang
membutuhkan.
11) Mendalami kegiatan non-mengajar, meliputi: manajemen pendidikan
sekolah, kultur sekolah, kegiatan ekstra kurikuler, layanan bimbingan dan
konseling bagi peserta didik
1.3 Manfaat
Manfaat bagi mahasiswa praktikkan:
1) Dapat mempraktikkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan
2) Memperdalam pemahaman mahasiswa tentang proses pendidikan secara
nyata
Manfaat bagi sekolah
1) Memperoleh kesempatan berperan serta membentuk calon guru yang
professional
2) Memperoleh bantuan tenaga, ilmu, dan pemikiran untuk pengembangan
sekolah
Manfaat bagi universitas penyelenggara
1) Memperoleh umpan balik dari pengalaman mahasiwa tentang
perkembangan pendidikan di lapangan bagi penyesuaian dan
pengembangan program PPL PPG selanjutnya
2) Meningkatkan kerjasama dengan sekolah-sekolah mitra

BAB II
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN PROSES DAN HASIL KEGIATAN PPL

2.1 Deskripsi Kegiatan PPL


a. Hasil Observasi
SMK Negeri 9 Bandung adalah SMK kelompok pariwisata tertua di
Kota Bandung. SMK ini berdiri pada tahun 1958, dikenal dengan nama
Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP), pada tahun 1965 SGKP kemudian

4
berganti nama menjadi SKKA (Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas), tahun
1967 SKKA berubah menjadi SMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan
Keluarga) Negeri 1 Bandung, dan tahun 1996 sampai sekarang SMKK 1
Bandung, berubah nama menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Negeri
9 Bandung.
Pada tahun 2006, berdasarkan Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional No.
4294/CS.3/Kep./KU/2009, SMK Negeri 9 Bandung dikukuhkan menjadi
SMK RSBI (Rintisan ekolah Bertaraf Internasional). Pada tanggal 8 Januari
tahun 2013 keputusan MK tentang kebijakan RSBI untuk seluruh sekolah di
Indonesia dihentikan. Walaupun demikian, SMK Negeri 9 Bandung tetap
konsisten dalam pelayanan dan peningkatan mutu pendidikan.
SMK Negeri 9 Bandung berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, RT. 009
RW. 006, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung dengan
luas lahan: 11.430 m2, luas bangunan : 7.477m2 (seluruh bangunan berlantai
2), lapangan olahraga : 900 m2, luas halaman : 3.490 m2, luas kebun : 2.708
m2, dan lain-lain : 1.268 m2.
Jurusan di SMK Negeri 9 Bandung, terdiri dari Usaha Perjalanan
Wisata (UPW), Akomodasi Perhotelan (AP), Jasa Boga (JB), Kecantikan
Kulit (Kc-Kulit), Kecantikan Rambut (Kc-Rambut), Tata Busana (BS), dan
Desain Komunikasi Visual (DKV). Masa pendidikan di SMK Negeri 9
Bandung ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas X hingga kelas XII.
Fasilitas ruangan yang terdapat di SMK Negeri 9 Bandung, terdiri dari
Masjid, Perpustakaan, Ruang Praktik (Ruang Laundry Akomodasi Perhotelan,
Dapur Jasa Boga, Dapur Patiseri, Restoran, Ruang Desain Busana dan DKV,
Ruang Menjahit, Ruang Kecantikan Kulit, Ruang Kecantikan Rambut,
Laboratorium UPW, Laboratorium DKV). Ruang unit produksi seperti
edOTEL Metro Bandung – Hotel SMK Negeri 9 Bandung (Akomodasi
Perhotelan), Ruang Vokasi Catering (Jasa Boga). Ruang Vokasi Pastry
(Patiseri), Ruang Edu Collection (Busana Butik), Ruang Edu Salon
(Kecantikan Kulit dan Rambut), Ruang Edu Travel (Usaha Perjalanan

5
Wisata), Ruang Edu Creative (Desain Komunikasi Visual). Laboratorium
Komputer, Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA. Ruang Aula, Ruang
Piket, Ruang Kelas dan Ruang Kelas Baru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang
Tata Usaha, Ruang Guru, Ruang Satpam, Ruang Komite Sekolah, Ruang
Bimbingan Konseling, Ruang Kesehatan (UKS), Ruang Kesenian, Ruang
Ekstra Kurikuler, Ruang OSIS, Gudang, Mading, Koperasi, Kantin, Lapangan
Upacara, Lapangan Olahraga, Taman Sekolah, Tempat Parkir Mobil, Hotspot
Free Wi-Fi, CCTV, Room Speaker, Projector, PABX.
SMK Negeri 9 Bandung, memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler,
yaitu Pramuka, Paskibra, Palang Merah Remaja (PMR), DKM/Purpose
(PUsat Rohani POndok SEmbilan), Sahabat Perpustakaan, Karya Ilmiah
Remaja (KIR), Conversation Club/ECC/EC9, Koperasi Siswa, Seni Tari,
Angklung, Karawitan, Paduan Suara, Modeling, Seni Rupa Salapan (SRS),
Futsal, Basket, dan Bandung Karate Club.
b. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran (RPP, Bahan Ajar, Media/
Sumber Belajar dan Alat Evaluasi) pada PPL PPG
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan dokumen
rancangan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang dilaksanakan di kelas teori,
kelas praktik dan/atau dunia kerja. Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal
semester atau awal tahun pelajaran dimulai dan perlu diperbarui sesuai
perkembangan dan kebutuhan peserta didik. RPP disusun agar proses
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Dalam pengembangan RPP, guru harus memperhatikan silabus, buku
teks peserta didik, dan buku guru. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

6
Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Pengembangan RPP dimulai dari silabus berdasar mata pelajaran dan
tema tertentu dalam pelaksanaana kurikulum di sekolah. Pada silabus
Kurikulum 2013, silabus telah disiapkan oleh pemerintah, dan guru tinggal
menggunakannya sebagai dasar penyusunan RPP. Dalam proses penyusunan
RPP guru memilih kegiatan pembelajaran sesuai dengan tema yang akan
dilaksanakan pada satu pertemuan atau lebih dengan jenis kegiatan yang
dipilih harus sesuai dengan standar proses. Di tiap kegiatan pembelajaran
sintak-sintak model pembelajaran harus muncul pada fase-fase yang
tercantum, dengan penjabaran sesuai dengan pendekatan saintifik.
Pengembangan media, bahan ajar dan alat evaluasi disesuaikan dengan jenis
materi yang akan dipelajari.
c. Proses Latihan Membuat RPP dan Latihan Mengajar
Penyusunan RPP dilakukan sebagai skenario mengajar dan dibuat
sebelum kegiatan pembelajaran agar saat pelaksanaan, kegiatan
pembelajaran lebih terarah dan berjalan efektif serta efisien. Pada kegiatan
praktik lapangan di SMK Negeri 9 Bandung, mahasiswa praktikan mengajar
mata pelajaran Kepariwisataan di kelas X TB 2, Laundry di kelas XI
Perhotelan pada semester Genap dan mata pelajaran Sanitasi, Hygiene dan
Keselamatan kerja di kelas X perhotelan II pada semester ganjil dengan
menggunakan Kurikulum 2013.
Berdasarkan Permendikbud No.81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Pembelajaran, RPP minimal memuat: (1)
tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4)
sumber belajar, (5) penilaian. Berdasarkan poin tersebut, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun harus memuat komponen-
komponen sebagai berikut:
1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) kelas/semester;

7
4) materi pokok;
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai;
10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13) penilaian hasil pembelajaran.
Penyusunan RPP di SMK Negeri 9 Bandung memiliki beberapa
perbedaan dengan penyusunan RPP yang dipelajari praktikkan pada saat
kegiatan lokakarya di Universitas. Perbedaan yang ditemukan lebih kepada
format penyusunan yang memang sifatnya menyesuaikan dari pelaksana,
namun hal ini masih bisa diatasi berkat bimbingan dari dosen pembimbing
dan guru pamong.
Kegiatan belajar mengajar di kelas dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah praktikkan susun sebelumnya,
Penampilan mengajar praktikan selama proses pembelajaran di SMK Negeri
9 Bandung sebagai berikut:
1) Penampilan Mengajar Pertama

8
Praktik mengajar pertama di kelas X TB 2 mata pelajaran
Kepariwisataan dengan pokok materi usaha jasa wisata dengan alokasi
waktu 3 jam pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan adalah
diskusi, presentasi, dan penugasan. Mahasiswa praktikkan masih
berproses dalam penugasan kelas karena penampilan pertama.
2) Penampilan Mengajar Kedua
Praktik mengajar kedua di kelas X TB 2 mata pelajaran
Kepariwisataan dengan pokok materi usaha sarana wisata dengan
alokasi waktu 3 jam pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan
adalah diskusi, presentasi, dan penugasan. Disetiap akhir pembelajaran
diberikan post test untuk mengukur kemampuan sisiwa pada materi
yang diajarkan dalam pertemuan tersebut. Pada pertemuan tersebut
guru pamong mengevaluasi kegiatan pembelajaran sebagai masukan
untuk proses mengajar selanjutnya. Praktikan memperhatikan evaluasi
tersebut dan menjadi catatan yang perlu diperhatikan dan menjadi
lebih baik selanjutnya.
3) Penampilan Mengajar Ketiga
Praktik mengajar keempat di kelas X TB 2 mata pelajaran
Kepariwisataan dengan pokok materi publisitas pariwisata dengan
alokasi waktu 3 jam pelajaran. Mahasiswa praktikkan melakukan
pengambilan nilai pegetahuan melalui tes tulis untuk persiapan ujian
akhir semester.
4) Penampilan Mengajar Keempat
Praktik mengajar keempat di kelas XI PH 1 mata pelajaran Laundry
dengan pokok materi ruang lingkup linen dengan alokasi waktu 5 jam
pelajaran. Mahasiswa praktikkan melakukan pengambilan nilai
pegetahuan melalui tes tulis untuk persiapan ujian akhir semester.
5) Penampilan Mengajar Kelima
Praktik mengajar kelima di kelas X PH 2 mata pelajaran Sanitasi,
Hygiene dan Keselamatan Kerja dengan pokok materi ruang lingkup
sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja dengan alokasi waktu 3 jam
pelajaran. Disetiap akhir pembelajaran diberikan post test untuk
mengukur kemampuan sisiwa pada materi yang diajarkan dalam

9
pertemuan tersebut. Pada pertemuan ini, guru mata pelajaran
memberikan evaluasi terhadap penampilan mengajar praktikkan.
6) Penampilan Mengajar Keenam
Praktik mengajar keenam di kelas X PH 2 mata pelajaran mata
pelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja dengan pokok
materi personal hygiene dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah cermah, diskusi, dan
penugasan. Mahasiswa praktikan sudah dapat menguasai kelas dan
memahami karakter peserta didik di kelas tersebut, namun praktikkan
masih belum dapat menyesuaikan waktu pelaksanaan pembelajaran
sesuai alokasi waktu di RPP, masih mengambil waktu berlebih. Hal
tersebut menjadi evaluasi praktikan.

7) Penampilan Mengajar Ketujuh


Praktik mengajar ketujuh di kelas X PH 2 mata pelajaran mata
pelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja dengan pokok
materi personal hygiene dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah Praktek grooming dan
penugasan. Mahasiswa praktikan sudah dapat menguasai kelas dan
memahami karakter peserta didik di kelas tersebut, namun praktikkan
sudah dapat menyesuaikan waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai
alokasi waktu di RPP. Hal tersebut menjadi evaluasi praktikan.
8) Penampilan Mengajar Kedelapan
Praktik mengajar kedelapan di kelas X PH 2 mata pelajaran Sanitasi,
Hygiene dan Keselamatan Kerja dengan pokok materi kecelakaan
kerja dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran. Metode pembelajaran
yang digunakan adalah penugasan, diskusi dan presentasi. Disetiap
akhir pembelajaran diberikan post test untuk mengukur kemampuan
sisiwa pada materi yang diajarkan dalam pertemuan tersebut.
9) Penampilan Mengajar Kesembilan,
Praktik mengajar kesembilan di kelas X TB 2 mata pelajaran mata
pelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja dengan pokok
materi Kebakaran dengan alokasi waktu 6 jam teori dan 3 jam Praktek.

10
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, make a match,
praktek dan penugasan. Mahasiswa praktikan sudah dapat menguasai
kelas dan memahami karakter peserta didik di kelas tersebut. Disetiap
akhir pembelajaran diberikan post test untuk mengukur kemampuan
sisiwa pada materi yang diajarkan dalam pertemuan tersebut.
10) Penampilan Mengajar ke sepuluh
Praktik mengajar kesepuluh di kelas X PH 2 mata pelajaran mata
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja dengan pokok materi P3K
dengan alokasi waktu 6 jam teori dan 3 jam praktek. Metode
pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, make a match, dan
penugasan. Mahasiswa praktikan sudah dapat menguasai kelas dan
memahami karakter peserta didik di kelas tersebut. Disetiap akhir
pembelajaran diberikan post test untuk mengukur kemampuan sisiwa
pada materi yang diajarkan dalam pertemuan tersebut. Pada pertemuan
tersebut guru pamong kembali mengevaluasi kegiatan pembelajaran
sebagai masukan untuk persiapan ujian lokal PPL-PPG yang akan
dilaksanakan. Praktikan memperhatikan evaluasi tersebut dan menjadi
catatan yang perlu diperhatikan dan menjadi lebih baik selanjutnya.
Adapun jadwal mengajar yang mahasiswa praktikan lakukan selama
pelaksanaan kegiatan PPL – PPG di SMK Negeri 9 Bandung dapat dilihat
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jadwal Mengajar PPL PPG3T SMK Negeri 9 Bandung
Kelas/ Waktu
No Hari, Tanggal Materi
Semester
1 Selasa, 2 April 2019 Usaha Jasa Wisata X TB 2/ II 09.15 – 11.45
2 Selasa, 9 April 2019 Usaha Jasa Wisata X TB 2/ II 09.15 – 11.45
3 Selasa , 16 April 2019 Usaha Sarana Wisata X TB 2/ II 09.15 – 11.45
4 Selasa, 23 April 2019 Publisitas Pariwisata X TB 2/ II 09.15 – 11.45
5 Selasa, 16 April 2019 Laundry XI PH 1 / II 13.45 – 16.00
Sanitasi, Hygiene dan X PH2/ I 13.00 – 15.15
6 Senin, 22 Juli 2019
Keselamatan Kerja
7 Senin, 29 Juli 2019 Personal Hygiene X PH 2/ I 13.00 – 15.15
8 Senin, 5 Agustus 2019 Personal Hygiene X PH 2/ I 13.00 – 15.15
9 Senin, 12Agustus 2019 Keselamatan Kerja X PH 2/ I 13.00 – 15.15
10 Senin, 19 Agustus 2019 Kebakaran X PH2 / I 13.00 – 15.15
11 Senin, 26 Agustus 2019 Kebakaran X PH 2/ I 13.00 – 15.15
12 Senin, 2 September P3K X PH2/ I 13.00 – 15.15

11
Kelas/ Waktu
No Hari, Tanggal Materi
Semester
2019
Senin, 9 September P3K X PH2/ I 13.00 – 15.15
13
2019
Senin, 16 September UKIN X PH2/ I 13.00 – 15.15
14
2019

d. Proses Latihan Non Mengajar (Ekstra kurikuler, Kesiswaan, Upacara


Bendera, Piket, Layanan Perpustakaan, Pembinaan Pramuka, Bimbingan
OSIS, Bimbingan Olahraga, Bimbingan Kesenian, Bimbingan PMR,
Bimbingan dan Konseling, mengikuti kegiatan rapat, dan lain-lain)
Selama kegiataan PPL – PPG proses latihan non-mengajar yang diikuti
oleh mahasiswa praktikkan adalah:
1) Upacara bendera
Kegiatan upacara bendera di SMK Negeri 9 Bandung dilakukan setiap
hari Senin dimulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 07.45 di Lapangan.
Selama kegiatannya praktikkan hadir dan mengikuti setiap tahap
pelaksanaan Upacara.
2) Ekstra kurikuler
Mahasiswa praktikkan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
Kepramukaan setiap hari Rabu, pukul 16.00 – 18.00 WIB. Kegiatan yang
dilakukan adalah memantau dan mengawasi siswa/i ketika melakukan
kegiatan. Kemudian praktikkan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler PMR
setiap hari Jumat pukul 16.00-17.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan seperti
pemberian materi, melakukan praktek, dan mengawasi siswa yang sedang
melakukan kegiatan.
3) Piket
Kegiatan piket di SMK Negeri 9 Bandung untuk mahasiswa praktikan
PPL adalah piket bergilir di setiap bidang kerja yang ada di SMK Negeri 9
Bandung dan setiap mahasiswa dijadwalkan dua hari sekali dalam satu
bidang. Hari pertama praktikkan piket di bidang kerja Tata Usaha (TU).
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengisi buku induk siswa dan rakap biodata
siswa. Kemudian dilanjutkan piket di Humas, kegiatan yang dilakukan yaitu

12
membantu staff humas untuk mempersiapkan kelengkapan ruangan untuk
pelatihan, menyiapkan coffe break dan lunch untuk peseta pelatihan. Piket
di kesiswaan dilakukan praktikan di dua hari kemudian. Kegiatan yang
dilakukan menyambut siswa yang datang, memproses siswa yang terlambat
dan memeriksa lingkungan sekolah ketika jam pelajaran berakhir. Piket di
sarana prasarana, kegiatan yang dilakukan membantu mempersiapkan
fotocopi soal USBN, memberikan layanan untuk peminjaman infokus, dan
memberikan pelayanan kepada guru atau staff yang meminta ATK (Alat
Tulis Kantor). Piket di jurusan/ Program Keahlian, kegiatan yang dilakukan
yaitu menginventaris barang-barang yang ada di labor Hotel dan memeriksa
kelayakan barang tersebut. Piket dikurikulum, kegiatan yang dilakukan
yaitu mengecek kelengkapan dan kesalahan pada izajah, SHUN, menyusun
kartu ujian semester, dan lain-lain. Piket di perpustakaan, kegiatan yang
dilakukan yaitu menyusun buku yang sudah berantakan, mengeluarkan buku
yang akan di sumbangkan, menghitung buku yang akan di sumbangkan, dan
melakukan literasi yaitu mendengarkan hasil literasi siswa dari buku yang
dibaca dalam perpustakaan. Piket di BK, kegiatan yang dilakukan yaitu
input data siswa ke sistem ATP dan menjaga ruangan BK.
e. Proses Pembimbingan
Selama pelaksanaan PPL –PPG dilakukan proses pembimbingan yang
dilakukan dengan guru pamong dan dosen pembimbing, yang bertujuan
untuk kelancaran selama pelaksanaan kegiatan. Proses bimbingan sudah
dilakukan dari sebelum mahasiswa praktikkan ke sekolah, yaitu pengarahan
dan pembekalan program PPL – PPG, hingga saat praktikkan di sekolah
yaitu untuk pelaksanaan pembelajaran, proses pembuatan perangkat
pembelajaran, pembuatan penelitian tindakan kelas dan perbaikan
penampilan selanjutnya.
Penjabaran dari proses bimbingan yang dilakukan oleh mahasiswa
praktikan yaitu sebagai berikut,
1) Proses bimbingan dengan Guru Pamong

13
Selama proses bimbingan, praktikkan mendapat bimbingan,
pengarahan, dan masukan dari guru pamong. Bimbingan yang diberikan
guru pamong adalah untuk persiapan mengajar dan pada saat waktu
kosong di tengah kegiatan sekolah. Adapun bimbingan tersebut meliputi:
a) Pemberian saran dan petunjuk dalam membuat dan memperbaiki
perangkat pembelajaran.
b) Pemberian saran atau evaluasi mengenai tampilan mengajar di kelas.
c) Pemberian saran dan mendiskusikan mengenai materi pelajaran yang
akan disampaikan.
d) Pemberian pengetahuan mengenai perangkat administrasi sekolah.
e) Konsultasi tentang tugas yang akan diberikan pada siswa.
Pada pelaksanaan PPL – PPG di SMK Negeri 9 Bandung, mahasiswa
praktikan dibimbing Ibu N. Lia Amalia Yanu Astuti, S. Pd., M.Mpar
selaku guru pamong, dan selama proses bimbingan dengan beliau, selalu
memberikan saran dan masukan yang membangun sehingga dapat
menjadi evaluasi dan pembelajaran untuk perbaikan selanjutnya untuk
mahasiswa praktikan.
2) Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing PPL PPG 3T merupakan dosen yang di tunjuk
oleh UPT PPL PPG 3T untuk membantu dalam memecahkan masalah
maupun kesulitan yang dialami oleh praktikan mengenai kegiatan
program latihan profesi di tempat sekolah. Dosen pembimbing yang
membimbing praktikan adalah Dra. Sudewi, M.Si.
Proses bimbingan dilakukan saat dosen pembimbing berkunjung ke
sekolah dan ditemui di luar jam sekolah. Dosen pembimbing
membimbing praktikan dari sebelum diberangkatkan ke sekolah untuk
melaksanakan program PPL-PPG hingga praktikan melaksanakan
program PPL-PPG. Selama kegiatan di sekolah Dosen Pembimbing
memantau kegiatan mahasiswa praktikan dan membimbing proses

14
pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), laporan PPL dan laporan
Praktik Industri.
f. Proses Pemahaman Lingkungan Fisik dan Sosial Sekolah
Pemahaman Lingkungan fisik dan sosial sekolah dimulai saat
penyerahan peserta PPL – PPG kepada pihak sekolah. Seminggu pertama
pelaksanaan merupakan masa observasi sekolah dimana mahasiswa
praktikan mencari tahu gambaran tentang situasi sekolah terutama yang
berkaitan dengan situasi dan kondisi sekolah sehingga mahasiswa praktikkan
dapat segera menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Mahasiswa
praktikan melakukan observasi kegiatan belajar mengajar sebagai bagian
dari proses pemahaman lingkungan sosial sekolah. Selain itu mahasiswa
praktikan melakukan koordinasi materi pembelajaran dengan guru-guru mata
pelajaran serta melakukan piket di berbagai bidang kerja di SMK Negeri 9
Bandung, merupakan bagian dari pemahaman lingkungan sosial sekolah.
Diharapkan dengan memahami lingkungan fisik dan sosial sekolah,
mahasiswa praktikan yang merupakan calon guru diharapkan bisa menjadi
guru selain profesional juga baik dalam kepribadian dan sosialnya.
2.2 Pembahasan Hasil Kegiatan PPL dan Permasalahan Kegiatan PPL
Kegiatan PPL – PPG yang dilaksanakan di SMK Negeri 9 Bandung
memberikan banyak manfaat bagi peserta, yaitu kesempatan untuk menerapkan
ilmu yang diperoleh selama lokakarya di universitas penyelenggara, sebagai
tempat melatih diri menjadi guru profesional dengan langsung secara nyata
praktik di sekolah, belajar memahami berbagai karakter peserta didik,
meningkatkan kemampuan diri yaitu kompetensi yang dimiliki oleh guru, yaitu
kecakapan dalam bidang pengetahuan, sosial, pribadi, dan profesional. Dari
kegiatan PPL ini juga mahasiswa praktikan dapat mengukur sejauh mana
pencapaian kemampuan yang dimiliki dalam mengelola suatu pembelajaran, serta
melatih kemampuan dalam membuat perangkat pembelajaran, membuat alat
evaluasi serta menggunakan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar
mengajar.

15
Manfaat yang didapat selama program selain ada beberapa permasalahan yang
ditemui saat berlangsungnya program PPG yaitu:
a. Adanya perbedaan format dan ketentuan menyusun RPP antara yang di
sekolah dengan saat lokakarya di universitas penyelenggara, sehingga
praktikan perlu menyesuaikan dengan format di sekolah
b. Ruang kelas yang tidak tetap sehingga sedikit membingungkan praktikan
untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan PPL- PPG ini yaitu:
a. Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL-PPG)
merupakan program yang tepat untuk melatih praktikan sebagai calon guru
dengan mengembangkan keterampilan mengajar secara langsung di
lapangan. Keterampilan mengajar dan mengelola pembelajaran didapat
melalui banyak praktik secara langsung dalam situasi yang sebenarnya
sehingga kegiatan PPL – PPG ini sangat perlu dilaksanakan sebagai bagian
dari program Pendidikan Profesi Guru.
b. Selain kemampuan mengajar (pedagogik) dan kemampuan dalam
pengetahuan, seorang guru juga dituntut untuk baik kemampuan sosialnya
dan kepribadiannya. Program PPL – PPG ini, selain mahasiswa praktikan
belajar secara langsung mengajar di kelas dan mengelola pembelajaran,
mahasiswa praktikan juga belajar untuk bersosialisasi dengan sesama rekan
guru, atau dengan atasan atau dalam hal ini kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dan ketua prodi, serta belajar bersikap menjadi guru yang baik
dengan memiliki kepribadian yang patut dicontoh muridnya.

3.2 Saran
Adapun saran untuk pelaksanaan PPL – PPG ini yaitu:
a. Bagi mahasiswa PPL – PPG:

16
Pembekalan pelaksanaan PPL – PPG lebih komunikatif dan jelas sehingga
mahasiswa praktikan dapat benar-benar siap melaksanakan program sesuai
dengan prosedur yang ada sehingga tujuan PPL-PPG dapat tercapai.
b. Bagi penyelenggara program PPG:
Sebaiknya dievaluasi kembali untuk waktu pelaksanaan PPL – PPG yang
efektif, yaitu di semester ganjil karena lebih banyak hari efektif dari pada
semester genap karena banyaknya kegiatan ujian karena pada kegiatan praktik
di lapangan adalah kesempatan untuk praktik secara langsung, serta lebih
mempersiapkan buku panduan diawal kegiatan PPL buka di berikan pada
pertengahan kegiatan PPL.
c. Bagi sekolah :
Disarankan agar lebih melengkapi ruang kelas dengan fasilitas yang memadai
untuk kegiatan belajar mengajar.

17

Anda mungkin juga menyukai