PENDAHULUAN
periodontal merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang menjadi beban
yang banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai
tahun 2007, prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 43,3%.
Masalah kesehatan gigi dan mulut terdapat pada daerah penyangga gigi,
dan salah satu penyebab dari penyakit daerah penyangga gigi adalah
Kebersihan gigi dan mulut yang baik berdampak pada kesehatan gigi dan
berbagai macam penyakit pada rongga mulut sebagai akibat timbulnya debris dan
karang gigi atau kalkulus. Kalkulus timbul pada daerahdaerah gigi yang sulit
1
bakteri serta kuman pada kalkulus dapat menyebabkan berbagai penyakit
Masalah yang sering di dapati di dalam mulut adalah karies gigi, radang
gusi dan jaringan periodontal. Menurut para ahli penyakit tersebut disebabkan
oleh penyebab yang sama yaitu plak gigi. Apabila proses peradangan berlanjut,
maka jaringan periodontal ini akan rusak sehingga akan kehilangan fungsinya
sebagai penopang gigi. Gigi akan menjadi goyang dan lama-kelamaan akan lepas
dari tempatnya. Plak adalah lapisan lengket yang merupakan kumpulan dari
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja penyakit yang ditimbulkan plak dan kalkulus.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi Kalkulus
melekat erat pada permukaan gigi serta objek solid lainnya di dalam mulut,
sehingga gigi menjadi kasar dan terasa tebal. Kalkulus terbentuk oleh adanya
pengendapan sisa makanan dengan air ludah serta kuman-kuman maka terjadilah
gigi terdiri dari bahan padat dan 80% adalah air. Tujuh puluh persen dari bahan
padat ini adalah mikroorganisme dan sisanya 30% terdiri dari bahan organik yaitu
karbohidrat, protein dan lemak dimana bahan organik yaitu kalsium, fosfor,
biasanya berwarna putih kuningan dan keras dengan konsistensi liat dan mudah
terlepas dari permukaan gigi. Dua lokasi yang paling umum untuk perkembangan
kalkulus supra gingiva adalah permukaan bukal molar rahang atas dan permukaan
lingual dari gigi anterior mandibula karena permukaan gigi ini mempunyai self
3
Gambar 1, kalkulus suprangiva
dari gigi anterior mandibular dan di permukaan bukal dari molar pertama maksila.
Kalkulus supra gingiva juga dikenal sebagai kalkulus supra gingiva mengandung
Proporsi anorganik yang mayor pada kalkulus sekitar 76% kalsium fosfat,
adalah sama dengan jaringan terkalsifikasi yang lain di dalam tubuh. Komponen
4
Komponen organik pada kalkulus terdiri dari campuran kompleks
USU).
kalkulus ini tidak terlihat terutama pada pemeriksaan klinis rutin. Lokasi dan
menggunakan alat dental halus seperti sonde. Kalkulus ini biasanya berwarna
coklat tua atau hitam kehijau-hijauan dan konsistensinya keras seperti batu api,
periodontal.
5
Gambar 2, kalkulus subgingival
melekat erat pada permukaann gigi serta obyek solid lainnya di dalam mulut,
sehingga gigi menjadi kasar dan terasa tebal. Karang gigi terbentuk oleh adanya
sisa makanan dengan air ludah serta kuman – kuman maka terjadilah pengapuran
yang lama kelamaan menjadi keras. Karang gigi yang terus menerus dibiarkan di
dalam mulut dapat menyebabkan iritasi, radang pada gusi dan kerusakan pada
jaringan penyangga gigi, serta dapat mengakibatkan gigi menjadi goyangdan lepas
6
Bagan Alur Terjadinya penyakit periodontal
saliva
Saliva yang
Penyakit
kalkulus distimulasi
periodontal
Kadar kalsium
saliva
yangtinggi
Mineralisasi
plak
Plak gigi adalah suatu lapisan tipis terdiri dari berbagai jasad renik yang
terbentuk pada permukaan gigi beberapa saat setelah gigi berkontak dengan
saliva. Umumnya palak tidak bewarna atau transparan. Plak bukanlah suatu
penyakit gigi tapi bisa menjadi penyabab terjadinya penyakit gigi seperti karies
atau lubang gigi dan penyakit jaringan periodontal serta penyakit gigi dan mulut
7
2.4.1 Klassifikasi Plak
margin gingiva
forsythensis
Spesies bermanfaat.
8
calcium bridging (menyambung permukaan sel bakteri (-) dengan
(kolonisasi sekunder).
2.5.1 Gingivitis
klinis dari gingivitis yaitu perubahan warna lebih merah dari normal, gingiva
bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit
jaringan lunak di sekitar gigi atau jaringan gingiva disebut gingivitis (Nevil,
2002). Gingivitis adalah akibat proses peradangan gingiva yang disebabkan oleh
faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer gingivitis adalah plak,
sedangkan faktor sekunder dibagi menjadi 2, yaitu faktor lokal dan faktor
9
makanan, akumulasi plak dan mikroorganisme, sedangkan faktor sistemik,
seperti: faktor genetik, nutrisional, hormonal dan hematologi (Manson & Eley,
1993).
berikut:
2. Perubahan Konsistensi
10
3. Perubahan Klinis dan Histopatologis
4. Perubahan Tekstur
gingiva.
traumatik seperti lesi akibat kimia, fisik dan termal. Lesi akibat
11
tindik pada lidah dan cara menggosok gigi yang salah yang dapat
1998)
12
2) Gingivitis Kronis Gambaran gingivitis kronis adalah pembengkakan
yang berkepanjangan.
perubahanbentuk.
13
2.5.2 Periodontitis
a. Porphyromonas gingivalis
c. Bacteroides forsythus
1. Faktor risiko
Clinic) :
a. Radang gusi
menopause
f. Penyalahgunaan zat
g. Kegemukan
14
i. Genetika
Crohn
ada perdarahan saat probing dilakukan dan pasien tidak ada keluhan
2. Pembentukan Poket
tulang alveolar.
15
3. Mobiliti Gigi
Sebagian mobiliti gigi dalam dataran labiolingual boleh terjadi pada gigi
sehat yang berakar satu, terutama insisivus bawah yang lebih mobil
4. Migrasi Gigi
16
6. Halitosis
dalam mulut dan ketika bernafas. Inflamasi akut, dengan pus yang
3. Jenis Periodontitis
Ada beberapa jenis periodontitis. Jenis yang lebih umum termasuk yang di bawah
lambat yang dapat membaik dan memburuk dari waktu ke waktu tetapi
17
menyebabkan kerusakan pada gusi dan tulang dan kehilangan gigi jika
tidak diobati.
masa dewasa dan hanya mempengaruhi sejumlah kecil orang. Penyakit ini
seperti dari infeksi HIV, pengobatan kanker atau penyebab lainnya - dan
kekurangan gizi.
4. Pencegahan
1. Kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Itu berarti
menggosok gigi selama dua menit setidaknya dua kali sehari di pagi
hari dan sebelum tidur dan flossing setidaknya sekali sehari. Flossing
2. Kunjungan gigi rutin. Temui dokter gigi atau dokter gigi anda secara
18
seperti mulut kering, minum obat tertentu atau merokok anda mungkin
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menempel pada permukaan gigi kerena interaksi antara hidroksiapatit yang berisi
banyak gugus fosfat muatan negatif dengan makromelokul saliva dan CGF
sekunder bakteri dan maturasi plak. Karang gigi terbentuk oleh adanya sisa
makanan dengan air ludah serta kuman - kuman maka terjadilah pengapuran yang
3.2 Saran
20
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/
http://repository.usu.ac.id/
Rezki Sri., Pawarti., 2013. Pengaruh Ph Plak Terhadap Angka Kebersihan Gigi
Dan Angka Karies Gigi Anak Di Klinik Pelayanan Asuhan Poltekkes
Pontianak Tahun 2013. Odonto Dental Journal.Volume 1.Nomor 2.
Wulandari Dwi, Suharjono, Hidayati Siti., 2016. The Conception Of Plaque Score
On 7th Grade Students Of Smp Muhammadiyah 1 Godean Sleman. Jurnal
Gigi Dan Mulut. Vol.3, No. 2,
21
22