Anda di halaman 1dari 3

CALON PENGANTIN SEHAT MEWUJUDKAN KELUARGA SEHAT

Dipublikasikan Pada : Jumat, 03 March 2017, Dibaca : 2324 kali


Direktorat Kesehatan Keluarga telah menyelenggarakan Orientasi KIE
Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin Bagi Fasilitator Penyuluh Pernikahan
Angkatan I di Jakarta pada tanggal 20 sampai 23 Februari 2017. Peserta
berjumlah 92 orang. Peserta provinsi berjumlah 68 orang yang berasal dari
17 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat,
NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara,
Maluku, Papua Barat, dan Papua. Dari tiap provinsi diwakilkan oleh pengelola
program Kesehatan Reproduksi Dinas Kesehatan Provinsi, pengelola program
Kesehatan Reproduksi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan penyuluh
pernikahan KUA dan/atau lembaga pernikahan lainnya. Selain peserta
provinsi, peserta juga berasal dari pusat berjumlah 24 orang, yaitu dari lintas
program Kementerian Kesehatan, perwakilan Ditjen berbagai agama di
Kementerian Agama, organisasi keagamaan, dan organisasi profesi
kesehatan.
Dalam pembukaan pertemuan, Direktur Kesehatan Keluarga dr. Eni Gustina,
MPH menyampaikan bahwa pertemuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman dan persamaan persepsi penyuluh pernikahan dalam KIE
Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin dan selanjutnya dapat
diimplementasikan di wilayah kerja masing-masing di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota, sehingga nantinya dapat memotivasi calon pengantin untuk
memeriksakan kesehatannya ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sejalan
dengan hal ini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah
Kementerian Agama drs. H. Muhammad Tambrin, M.M.Pd menyampaikan
bahwa Kementerian Agama mendukung dan menyambut baik kegiatan ini.
Selain itu, Kementerian Agama telah menyiapkan program dan anggaran
kursus calon pengantin di 16 provinsi yang dapat diintegrasikan dengan KIE
Kesehatan Reproduksi calon pengantin.
Dalam orientasi ini, dipaparkan materi-materi yang disampaikan oleh
narasumber yaitu kebijakan program kursus catin, kebijakan pelayanan
kesehatan reproduksi bagi catin, alur pelayanan pernikahan catin dan
pelaksanaan kursus catin, alur pelayanan kesehatan reproduksi dan
pemeriksaan kesehatan bagi catin. Selain itu juga disampaikan materi tentang
pengetahuan kesehatan reproduksi, pengetahuan tentang kehamilan,
penyakit yang perlu diwaspadai pada catin, kesehatan jiwa catin, serta lembar
balik dan buku saku kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.
Dalam materi penyakit yang perlu diwaspadai pada catin, Dr. dr. Dwiana
Ocviyanti, SpOG(K) dari POGI menekankan pentingnya pemeriksaan
kesehatan reproduksi catin. Selain untuk meningkatkan pengetahuan catin,
pelayanan ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi sedini mungkin kondisi-
kondisi yang dapat mengganggu kehamilan, diantaranya anemia, malnutrisi,
penyakit jantung dan paru-paru, IMS, dan HIV.
Kegiatan orientasi ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. H.
Misbahudin dari Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan, misalnya, menyampaikan
bahwa orientasi ini penting karena penyuluh pernikahan mendapatkan
informasi mengenai kesehatan reproduksi dan bertukar pengalaman. Sebagai
tindak lanjut, beliau akan melakukan koordinasi di internal Kanwil Kemenag
Sulawesi Selatan dan kepala KUA supaya kursus catin melibatkan tenaga
kesehatan. Sementara itu, drs. Nengah Dharma dari Parisada Hindu Dharma
Indonesia (PHDI) DKI Jakarta menekankan pentingnya penyuluh pernikahan
memahami materi kesehatan jiwa calon pengantin.
Pada akhir pertemuan disepakati beberapa poin penting, antara lain peserta
orientasi akan menjadi fasilitator kesehatan reproduksi catin di provinsi
masing-masing, penyuluh pernikahan akan memotivasi catin untuk
memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan
akan terlibat dalam pelaksanaan kursus calon pengantin untuk
menyampaikan materi terkait kesehatan reproduksi, dan yang tidak kalah
penting adalah membuat MOU antara jajaran kesehatan dengan Kemenag
dalam pelaksanaan program kesehatan reproduksi catin.
Informasi ini disampaikan oleh Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi
lebih lanjut dapat menghubungi subditkespro.ditkesga@kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai