Keywords: Granola potato seed, Potassium tanaman peka terhadap serangan hama
Fertilizer, Time Application of Fertilizer. penyakit serta tanaman menjadi lemah dan
mudah rebah (Sumiati, 2005). Sehubungan
PENDAHULUAN dengan hal tersebut, maka tingkat
ketersediaan K yang cukup bagi tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L.) sangat diperlukan.
adalah salah satu komoditas hortikultura Pengelolaan hara tanaman pada
yang mempunyai nilai komersial tinggi. prinsipnya adalah mempertahankan status
Tingginya nilai komersial tersebut terletak hara tanah melalui pemberian pupuk secara
pada tingginya pemanfaatan umbi kentang teratur sesuai dengan takaran yang cukup,
yang selain dapat diolah untuk berbagai dengan tujuan untuk mengganti unsur hara
produk olahan seperti untuk chips, keripik yang telah hilang akibat terangkut dalam
kentang, kerupuk kentang dan bentuk bagian tanaman yang dipanen maupun
olahan lain, juga dapat dimanfaatkan akibat pencucian. Sedang takaran pupuk
sebagai bahan pangan substitusi yang yang baik apabila sesuai dengan jumlah
sehat dan aman. Tingkat keamanan dan dan jenis unsur hara yang diperlukan oleh
kesehatan umbi tersebut terletak pada tanaman, yang didasarkan pada fase
rendahnya kandungan kalori (85 kalori /100 pertumbuhan tanaman (Suminarti, 2011).
g umbi) maupun karbohidrat (19 g /100 g Hal ini selain bertujuan untuk mendapatkan
umbi) yang terkandung di dalam umbi efisiensi dan efektivitas pemupukan, juga
(Haris, 2010). Berdasar pada tingginya untuk menghindarkan tanaman dari
pemanfaatan tersebut, mengakibatkan peristiwa kekurangan maupun kelebihan
permintaan umbi kentang terus meningkat suatu unsur. Mengingat bahwa pupuk K
setiap tahunnya, dan rata-rata mencapai juga bersifat higroskopis, serta mudah
sekitar 14,5% (BPS, 2012). Sehubungan mengalami pencucian, maka pemupukan K
dengan hal tesebut, dan dalam upaya untuk perlu dilakukan lebih dari satu kali selama
mempertahankan kontinuitas hasil kentang, masa tanam agar dapat membantu
maka diperlukan managemen tanaman tanaman dalam mempertahankan hasil.
secara baik dan benar, dan salah satunya
adalah melalui pemupukan. BAHAN DAN METODE
Tanaman kentang adalah satu
diantara beberapa tanaman penghasil umbi Penelitian dilaksanakan pada bulan
yang sangat respon terhadap pemupukan Maret 2014 hingga bulan Juni 2014 di
kalium. Hal ini cukup beralasan karena Kebun percobaan Universitas Brawijaya,
kalium berfungsi untuk memacu translokasi yang terletak di Desa Sumber Brantas,
asimilat dari sumber (daun) ke bagian lubuk Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada
(umbi). Selain itu, kalium juga berfungsi ketinggian tempat 1700 m di atas
dalam membantu potensial osmotic sel permukaan laut. Curah hujan rata - rata
dalam pengambilan air yang mempunyai 1807 mm/tahun dengan suhu rata - rata
pengaruh terhadap proses membuka dan harian 18 0C, dan jenis tanah Andisol. Alat
menutupnya stomata daun. Hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
Sharma dan Sud (1991) menginformasikan cangkul, timbangan analitik, meteran,
bahwa serapan kalium yang paling tinggi penggaris, kamera, kertas label, oven,
didapatkan pada bagian umbi yaitu sekitar gunting, dan LAM. Sedangkan bahan yang
78% K, sedangkan daun, batang, dan akar digunakan meliputi umbi bibit kentang
masing-masing hanya sebesar 17,67%, varietas Granola yang telah memiliki 3-5
3,47% dan 1,14%. Oleh karena itu, apabila tunas, pupuk N (Urea : 46% N), pupuk P
tanaman mengalami kahat K, baik sebagai (SP 36 : 36% P2O5) dan pupuk K (KCl : 50%
akibat rendahnya kandungan unsur K di K2O).
dalam tanah, maupun akibat rendahnya Rancangan percobaan yang
dosis pupuk K yang diaplikasikan, dapat digunakan adalah Rancangan Petak
mengakibatkan rendahnya hasil umbi Terbagi terdiri dari 15 perlakuan, yaitu
karena tanaman mengalami klorosis, (K1T1) K dosis 357 kg K2O ha-1 : waktu
906
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 6, Juni 2017, hlm. 904 – 910
aplikasi (0 hst + 15 hst), (K1T2) K dosis 357 awal (sebelum penelitian), setelah aplikasi
kg K2O ha-1 : waktu aplikasi (0 hst + 30 perlakuan, dan setelah panen. Data hasil
hst), (K1T3) K dosis 357 kg K2O ha-1: pengamatan dianalisis dengan
waktu aplikasi (15 hst + 30 hst), (K2T1) K menggunakan uji F pada taraf α = 0,05
dosis 306 kg K2O ha-1: waktu aplikasi (0 hst untuk mengetahui terdapat tidaknya
+ 15 hst), (K2T2) K dosis 306 kg K2O ha-1: pengaruh nyata dari perlakuan. Apabila
waktu aplikasi (0 hst + 30 hst), (K2T3) K terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan
dengan uji antar perlakuan dengan
dosis 306 kg K2O ha-1: waktu aplikasi (15
menggunakan BNT pada taraf p = 0,05.
hst + 30 hst), (K3T1) K dosis 255 kg K2O
ha-1 : waktu aplikasi (0 hst + 15 hst), (K3T2) HASIL DAN PEMBAHASAN
K dosis 255 kg K2O ha-1: waktu aplikasi (0
hst + 30 hst), (K3T3) K dosis 255 kg K2O Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ha-1 : waktu aplikasi (0 hst + 30 hst), (K4T1) interaksi nyata antara dosis dan waktu
K dosis 204 kg K2O ha-1: waktu aplikasi (0 aplikasi pupuk K hanya terjadi pada
hst + 15 hst), (K4T2) K dosis 204 kg K2O parameter bobot segar total tanaman, bobot
ha-1 : waktu aplikasi (0 hst + 30 hst), (K4T3) kering total tanaman dan jumlah stolon
K dosis 204 kg K2O ha-1 : waktu aplikasi (Tabel 1, 2 dan 3). Pada parameter bobot
(15 hst + 30 hst), (K5T1) K dosis 153 kg kering dan bobot segar total tanaman,
keduanya memperlihatkan terbentuknya
K2O ha-1: waktu aplikasi (0 hst + 15 hst),
pola yang sama, dan apabila ditinjau
(K5T2) K dosis 153 kg K2O ha-1: waktu berdasarkan pengaruh pemupukan K pada
aplikasi (0 hst + 30 hst) dan (K5T3) K dosis berbagai waktu aplikasi didapatkan bahwa
153 kg K2O ha-1: waktu aplikasi (15 hst + umumnya bobot segar maupun bobot kering
30 hst). Perlakuan di ulang 3 kali sehingga total tanaman yang lebih rendah didapatkan
diperoleh 45 perlakuan. Penentuan dosis pada semua level pemupukan yang waktu
pupuk lainnya seperti pupuk N dan P juga aplikasinya dilakukan pada (0 hst + 15 hst).
didasarkan pada tingkat kebutuhan optimum Akar merupakan organ tanaman yang
nutrisi tanaman kentang Granola yaitu : sangat penting dalam kaitannya dengan
Pupuk N (Urea = 299 kg ha-1) dan pupuk P penyerapan unsur hara dan air bagi
(SP 36 = 286 kg ha-1) tanaman yang menyebabkan tanaman
Pengamatan dilakukan secara dapat tumbuh dan berkembang dengan
destruktif dengan mengambil 2 tanaman baik. Rendahnya nutrisi terutama Kalium
contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang belum dapat dimanfaatkan oleh
yang dilakukan pada saat tanaman berumur tanaman akibat belum terbentuknya akar
35 hst, 50 hst, 65 hst, 80 hst dan pada saat dapat mengakibatkan terhambatnya
panen (110 hst) yang meliputi komponen kegiatan fisiologis tanaman. Suminarti
pertumbuhan, komponen hasil, analisis (2010) menyatakan bahwa bila tanaman
pertumbuhan tanaman, dan analisis tanah. kekurangan unsur hara yang diperlukan
Pengamatan komponen pertumbuhan maka hasilnya akan menurun. Menurut
meliputi: jumah daun, luas daun, jumlah Subhan (1990) tunas dan pembentukan
stolon, jumlah umbi, bobot segar total daun terbentuk dalam waktu 21-30 hari
tanaman dan bobot kering total tanaman. setelah tanam. Pada tahap ini, tanaman
Analisis pertumbuhan tanaman meliputi : masih menggunakan nutrisi cadangan yang
laju pertumbuhan relative (LPR), indeks berasal dari umbi dan hanya sedikit
pembagian, dan laju asimilasi bersih (LAB). mengambil nutrisi dari dalam tanah.
Pengamatan komponen hasil meliputi : Kalium bagi tanaman berfungsi untuk
jumlah umbi per tanaman, bobot umbi per menjaga tetap tegaknya tanaman sehingga
tanaman, bobot umbi berdasar klasifikasi, tanaman tidak mudah roboh dan aliran
Jumlah umbi berdasar klasifikasi dan hasil unsur hara dan air akan dapat berjalan
panen (ha-1). Analisis tanah meliputi sifat secara normal. Kalium yang diserap
kimia tanah yang mencakup kandungan N, tanaman berperan penting dalam setiap
P, K dalam tanah yang dilakukan pada saat proses metabolisme pertumbuhan yaitu
907
dalam sintesis asam amino dan protein dari cukup selektif dalam memanfaatkan unsur
ion-ion ammonium (Parman, 2007). Selain hara, artinya walau di dalam tanah sangat
itu, kalium juga berfungsi untuk memacu tinggi ketersediaannya, tetapi tanaman akan
translokasi asimilat dari source (daun) ke menyerap sesuai dengan tingkat
bagian yang meristematis (mengalami kebutuhannya. Pada tanaman umbi,
pembelahan) (Suminarti, 2011). Apabila tingginya penyerapan K memberi dampak
kemampuan suatu tanaman dalam yang kurang baik terhadap kualitas umbi.
mentranslokasikan asimilat dari source ke Hal ini sangat terkait karena unsur K terlibat
bagian meristematis rendah, maka proses dalam pembentukan dinding sel pada
perkembangan tanaman juga akan seluruh organ tanaman termasuk umbi.
terhambat. Asimilat, yang dapat Dinding sel ini umumnya tersusun dari
digambarkan melalui pengukuran bobot selulosa dan hemiselulosa, yang
kering total tanaman adalah suatu energi, merupakan makro molekul yang panjang
baik untuk energi pertumbuhan maupun dan bersifat kaku serta sukar larut dalam
energi yang akan disimpan di dalam sink, air, dan apabila dinding sel yang tebal ini
yaitu dalam bentuk umbi. Sitompul dan terbentuk pada umbi, maka umbi yang
Guritno (1995) menyatakan bahwa dihasilkan mengandung banyak serat,
pertumbuhan merupakan suatu proses sehingga kualitas umbi menjadi rendah
pertambahan ukuran tanaman yang (Haris, 2009). Di sisi lain, tanaman yang
melibatkan sejumlah energi yang umumnya mengalami kekurangan K sebagai akibat
diawali dengan proses pembelahan, rendahnya tingkat ketersediaan K dapat
perpanjangan dan perluasan sel. Berawal mengakibatkan rendahnya fotosintat yang
dari proses inilah akan terjadi pertambahan dihasilkan. Hal ini sangat terkait dengan
organ tanaman. Mengingat bobot kering peran unsur K dalam mengatur proses
total tanaman maupun bobot segar total membuka dan menutupnya stomata
tanaman yang dihasilkan oleh tanaman Stomata membuka karena sel penjaga
yang dipupuk K pada berbagai dosis yang menyerap air, dan penyerapan air ini terjadi
waktu aplikasinya dilakukan pada (0 hst + sebagai akibat adanya ion K+ yang
15 hst) adalah rendah, maka proses menyebabkan meningkatnya tekanan turgor
perkembangan tanaman yang dihasilkan sel sehingga stomata membuka
juga rendah. Oleh Amisnaipa (2009) (Koesmaryono, 1999 dalam Suminarti,
menyebutkan bahwa kalium banyak diserap 2011).
pada fase vegetatif tanaman. Tanaman
Tabel 1 Rerata Bobot Segar Total Tanaman (g) pada Berbagai Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk
K pada Umur 50 Hst
Waktu Aplikasi Pupuk K
Perlakuan
0 hst + 15 hst 0 hst + 30 hst 15 hst + 30 hst
Dosis Pupuk K (kg K2O ha-1)
357 678,33 a 871,10 b 1013,72 b
A A A
306 713,33 a 1223,37 b 1253,10 b
AB C B
255 737,67 a 1082,30 b 1217,80 b
AB BC B
204 894,90 a 1006,63 a 1087,00 a
B AB AB
153 824,83 a 893,22 a 1001,99 a
AB A A
BNT 5 % 173,79
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf p = 5 %. Huruf kecil
menandakan interaksi antara dosis dengan waktu aplikasi sedangkan huruf kapital
menandakan interaksi antara waktu aplikasi dengan dosis pupuk kalium.
908
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 6, Juni 2017, hlm. 904 – 910
Tabel 2 Rerata Bobot Kering Total Tanaman (g) pada Berbagai Dosis dan Waktu Aplikasi
Pupuk K pada Umur 50 Hst
Waktu Aplikasi Pupuk K
Perlakuan
0 hst + 15 hst 0 hst + 30 hst 15 hst + 30 hst
Dosis Pupuk K (kg K2O ha-1)
357 67,27 a 89,28 b 101,70 b
A A A
306 71,63 a 123,30 b 130,77 b
AB C C
255 69,40 a 106,68 b 126,15 c
A B BC
204 84,38 a 107,22 b 112,35 b
B B AB
153 82,03 a 89,25a b 110,08 b
AB A AB
BNT 5 % 18,29
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf p = 5 %. Huruf kecil
menandakan interaksi antara dosis dengan waktu aplikasi sedangkan huruf kapital
menandakan interaksi antara waktu aplikasi dengan dosis pupuk kalium.
Tabel 3 Rerata Jumlah Stolon per Tanaman pada Berbagai Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk K
pada Umur Pengamatan 50 Hst.
Waktu Aplikasi Pupuk K
Perlakuan
0 hst + 15 hst 0 hst + 30 hst 15 hst + 30 hst
Dosis Pupuk K (kg K2O ha-1)
357 12,83 a 11,17 a 17,50 b
A A C
306 10,00 ab 13,17 b 9,50 a
A A AB
255 10,83 a 13,17 a 13,00 a
A A BC
204 10,50 a 10,17 a 10,17 a
A A AB
153 11,17 ab 14,00 b 7,50 a
A A A
BNT 5 % 4,27
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf p = 5 %. Huruf kecil
menandakan interaksi antara dosis dengan waktu aplikasi sedangkan huruf kapital
menandakan interaksi antara waktu aplikasi dengan dosis pupuk kalium.
Tabel 4 Rerata Hasil Panen (ha-1) dan Bobot Umbi Berdasarkan Klasifikasi pada Berbagai Dosis
dan Waktu Aplikasi Pupuk K saat panen
Hasil Klasifikasi bobot umbi per petak panen (kg)
Panen
Perlakuan
per A (>301 g) B(101-300 g) C(51-204 g) D(<50 g)
Hektar
Dosis Pupuk K (kg K2O ha-1)
357 28,10 1,99 4,52 ab 1,74 0,18
306 31,93 2,60 4,86 b 1,37 0,15
255 30,08 2,58 4,79 b 1,70 0,15
204 28,96 2,50 4,57 ab 1,23 0,19
153 27,02 2,24 4,06 a 1,62 0,15
BNT 5 % tn tn 0,68 tn tn
Waktu Aplikasi
0 hst + 15 hst 26,48 2,27 4,28 1,45 0,20
0 hst + 30 hst 29,21 2,26 4,60 1,64 0,14
15 hst + 30 hst 33,02 2,61 4,81 1,50 0,16
BNT 5 % tn tn tn tn tn
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf p = 5 %, tn = tidak berbeda nyata, hst = hari
setelah tanam.
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 6, Juni 2017, hlm. 904 – 910