Memperhatikan budaya
Di mana bumi dipijak, di situ lah langit dijunjung. Pepatah itu diperlukan dalam dunia dakwah.
Seorang dai yang tidak menghargai budaya setempat, bukan saja sulit mendapat simpati,
tetapi bisa jadi tidak punya kesempatan berdakwah lagi ketika masyarakat tersinggung dan
merasa tidak dihargai budayanya.
Menghargai budaya bukan berarti melebur ke dalam kesesatan yang ada dalam sebuah
masyarakat, akan tetapi berdakwah dengan cerdas dan cermat dalam memilih pendekatan
dan cara. Mengubah budaya yang mengandung kemungkaran harus tetap dilakukan, tetapi
lagi-lagi adalah “cara” yang digunakan harus dipertimbangkan masak-masak.
Di sinilah para dai dituntut untuk memiliki wawasan seluas-luasnya supaya mampu menyikapi
setiap permasalahan dengan santun dan bijak.