Anda di halaman 1dari 3

IFRS - Kerangka Konseptual

Conceptual framework untuk Pelaporan Keuangan atau biasa disebut IFRS Framework
menyajikan dasar dimana seluruh IFRS berdiri. IFRS framework menggambarkan prinsip-
prinsip dasar untuk penyajian dan persiapan laporan-laporan keuangan yang berkenaan
dengan IFRS. Menurut pendapat saya, IFRS framework merupakan dokumen yg wajib dibaca
sebelum menggali segala sesuatu yang berhubungan dengan IFRS dan IAS.

IFRS framework telah mengalami berbagai perubahan dimasa lalu. Sebelumnya disebut
“Framework for Preparation and Presentation of Financial Statements”. IASB sebagai Badan
penyusun IFRS masih dalam proses pembaharuan terus atas IFRS framework ini.

IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level


• First Level = Basic objective
• Second Level = Karakteristik keuangan dan Unsur Iaporan keuangan
• Third Level = Recognition, measurement, and disclosure concepts

1. First Level
Di sini, dijelaskan siapa yang membutuhkan informasi tentang kondisi keuangan suatu
entitas dan mengapa para investor, lenders, creditors, juga pihak-pihak lainnya
membutuhkannya.

Laporan-laporan keuangan akan memberikan informasi tentang sumber-sumber daya


ekonomis perusahaan maupun tagihan-tagihan yg dilaporkan, termasuk perubahan-
perubahannya.

Lihat tabel berikut:


Apa yang dilaporkan? Dimana dilaporkan?
Economic resources and claims (ER&C) Statement of financial position
Changes in ER&C resulting from financial Statement of comprehensive income
performance
Changes in cash flows Statement of cash flows
Changes in ER&C not resulting from Statement of changes in equity
financial performance

2. Second Level
a. Karakteristik Kualitatif
IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk
membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dan lnformasi yang inferior
(kurang bermanfaat) untuk keperluan pembuatan keputusan.

IFRS framework menggambarkan 2 jenis sifat dari informasi keuangan yang


bermanfaat:
1) Fundamental qualities:
a) Relevance:
 Predictive Value : membantu meramalkan hasil-hasil yang akan diperoleh
di masa-masa yang akan datang.
 Confirmatory Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi
sebelumnya.
b) Faithful Representation:
 Completeness: menyajikan semua informasi yang penting untuk memenuhi
kriteria penyajian secara wajar.
 Neutrality: informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan
salah satu pihak.
 Free from error: informasi laporan keuangan bebas dari kesalahan.
2) Enhancing qualities:
a) Comparability: Laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya atau juga sering disebut dengan
consistency
b) Verifiability: laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan
lain dengan metode-metode yang sama, dapat diuji.
c) Timeliness: laporan keuangan disajikan secara tepat waktu yaitu sebelum
keputusan akan dibuat.
d) Understandability: Harus dapat dipahami oleh orang-orang yang mengerti
masalah akuntansi dan bisnis atau oleh orang-orang yang ingin mempelajari
dan menganalisa informasi yang disajikan.
b. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
1) Assets: manfaat ekonomi masa datang
2) Liabilities: pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang
3) Equity and net assets: nilai sisa antara selisih assets dan liabilities
4) Revenues: aliran masuk atau perluasan assets
5) Expenses: aliran keluar atau penggunaan/penghabisan assets

3. Third Level
Recognition, measurement, and disclosure concept
a. Asumsi Dasar
1) Economic entity: Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang terpisah dan
berbeda dari pemiliknya dan unit bisnis lainnya.
2) Going concern: Perusahaan dianggap sebagai entitas yang memiliki kelangsungan
hidup yang berkelanjutan sehingga perencanaan atas pembuatan laporan
keuangan masa kini dan yang akan datang dilaksanakan terus-menerus.
3) Monetary unit: uang adalah common denominator
4) Periodicity: Untuk tujuan laporan keuangan, sebuah entitas bisnis dibagi ke dalam
periode-periode akuntansi.
5) Accrual basis of accounting: transaksi dicatat dalam periode di mana peristiwa
terjadi.
b. Prinsip Dasar
1) Measurement
a) Cost - penyajian secara wajar dari jumlah yang dibayarkan untuk barang yang
diterima.
b) Fair value - jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan antara pihak-pihak
yang berpengetahuan dan bersedia dalam arm‘s length transaction.
c) ASB telah mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan
untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran aset keuangan
dan kewajiban keuangan.
2) Revenue recognition
Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi
masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat dilakukan secara
andal.
3) Expense recognition
Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban (atau kombinasi
dari keduanya) selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi
barang dan / atau memberikan jasa.
4) Full disclosure
Memberikan informasi yang penting dalam jumlah cukup yang dapat
mempengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi.

c. Constraint
1) Biaya: biaya dan penyediaan informasi harus mempertimbangkan manfaat yang
dapat ditimbulkan dari menggunakannya.
2) Materialitas: suatu item dianggap material jika dimasukkannya atau kelalaian
memasukkannya akan mempengaruhi atau mengubah penilaian dari orang yang
menggunakannya.

Sumber:
http://pustakaclicker.blogspot.com/2012/02/ifrs-kerangka-konseptual.html#ixzz3LNxfF0gq
http://ruhaeti.blogspot.com/2014/06/rangkuman-ifrs-tentang-conceptual.html

Anda mungkin juga menyukai