Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN

“TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)”

DOSEN PEMBIMBING : MAKMUR, M.MA

DISUSUN OLEH:

1. MISERLINCIA (1725031)
2. YURDANIA (1725065)
3. SAKTI RAMADHAN (1725032)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Total Quality
Management, untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dosen Mata Kuliah Akuntansi
Management yang telah membimbing kami dengan penuh ketelitian dalam memberikan ide
dan petunjuk untuk menyelesaikan makalah ini, serta telah memberikan kepercayaan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan. Begitu juga kepada
saudara atau rekan-rekan yang telah mendukung dan membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.

Makalah ini merupakan bentuk tugas dari Akuntansi Management di semester III
pada Prodi Pendidikan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian.Meski
dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha dengan maksimal, namun kami masih
merasa memiliki kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan saran-saran dan kritikan dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca sekalian.

Pasir Pengaraian, 02 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 LatarBelakang................................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Munculnya Total Quality Managemen (TQM) ................................................................ 3
2.2 Pengertian TQM (Total Quality Management) ............................................................................. 4
2.3 Unsur-unsur utama TQM .............................................................................................................. 6
2.4 Prinsip-prinsip TQM ...................................................................................................................... 8
2.5 Manfaat Program TQM ................................................................................................................. 9
2.6 Konsep Total Quality Managemen (TQM) .................................................................................. 10
2.7 Implementasi TQM ..................................................................................................................... 11
2.8 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM .......................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 14
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu penentu bagi pembangunan negara. Karena
dengan pendidikan inilah kelak akan menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang akan
siap membangun negara ke arah yang lebih baik. Dan untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas dibutuhkan sistem pendidikan yang berkualitas pula. Dalam pembentukan sistem
pendidikan yang berkualitas, selain perlunya uang yang cukup diperlukan juga manajemen yang
berkualitas pula. Dewasa ini, perkembangan pemikiran manajemen di sekolah dan perguruan
tinggi mengarah pada sistem manajemen yang disebut Total Quality Management (TQM) atau
Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
Total Quality Mangement (TQM) berasal dari dunia bisnis dan khususnya dalam dunia
perusahaan. Oleh karena itu, untuk memahami TQM harus merujuk pada dunia asalnya. Hal ini
bukan berarti bahwa metode bisnis lebih unggul dari pada praktek pendidikan, atau bahwa
pendidikan akan bisa ditingkatkan hanya dengan mengadopsi bahasa komersial. Lebih dari itu,
justru dunia bisnis dapat belajar dari metode yang diterapkan di beberapa sekolah.
Di era kontemporer, dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model pengelolaan
pendidikan berbasis industri. Pengelolaan model ini menuntut adanya upaya pihak pengelola
institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan.
Penerapan manajemen mutu dalam pendidikan ini lebih populer dengan sebutan istilah "Total
Quality Education (TQE)", dan di dunia pendidikan nasional dikenal dengan istilah Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Dasar dari manajemen ini dikembangkan dari
konsep TQM, yang pada mulanya diterapkan pada dunia bisnis. Secara filosofis, konsep ini
menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk
mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Total Quality Management (TQM) dalam pendidikan ini mendapatkan perhatian serius dalam
National Quality Servey. Hal ini menunjukkan bahwa TQM dan isu-isu mutu secara umum
mengundang perhatian publik. Dalam beberapa tahun terakhir, isu tersebut semakin meningkat.
Masyarakat dari semua sektor pendidikan sekarang telah menunjukkan minatnya. Beberapa
institusi mulai mewujudkan filosofi TQM ke dalam praktek. Perkembangan minat ini telah
memberikan stimulan pada tuntutan publikasi isu-isu TQM dalam dunia pendidikan.
Di Indonesia yang pendidikannya belum banyak menerapkan strategi TQM (Total Qualty
Managemant), kualitas pendidikannya jauh lebih rendah dibanding dengan negara lain. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya sekolah – sekolah yang hampir rubuh dan ditinggalkan oleh para
muridnya. Mewujudkan mutu yang lebih baik maka pelaksanaan TQM juga harus dilakukan
dengan lebih baik. Untuk itu di dalam TQM terdapat unsur-unsur utama yang ada di setiap
pelaksanaan TQM. Unsur-unsur TQM yang apabila tidak ada atau kurang dalam pelaksanaannya
maka akan menimbulkan kendala-kendala yang akan muncul sehingga mungkin akan
mengakibatkan penurunan mutu dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu unsur-
unsur dalam TQM merupakan sesuatu yang wajib ada dan dilaksanakan secara maksimal.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya total quality manajemen
2. Apa itu pengertian total quality manajemen ?
3. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam total quality manajemen ?
4. Manfaat apa saja yang terdapat dalam total quality manajemen ?
5. Apa saja prinsip-prinsip yang ada di dalam total quality manajemen ?
6. Konsep apa saja yang terdapat pada total quality manajemen ?
7. Bagaiman pengimplementasian dari total quality manajemen ?
8. Faktor kegagalan apa saja yang terdapat dalam total quality manajemen ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa dapat menegetahui darimana munculnya sejarah total quality manajemen
2. Untuk diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian dari total quality
manajemen
3. Mengetahui unsur-unsur yang ada dalam total quality manajemen
4. Dapat mengetahui manfaat dari total quality manajemen
5. Memahami dan mengetahui prinsip-prinsip dalam total quality manajemen
6. Untuk dapat mengetahui konsep apa saja yang ada di total quality manajemen
7. Menegetahui bagaimana mengimplementasikan total quality manajemen
8. Untuk diharapakan mahasiswa dapat menegetahui faktor yang membuat total quality
mengalami kegagalan

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang manfaat dari penerapan TQM (Total Quality Management).

2. Memberikan informasi mengenai unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan dan
kendala-kendala yang dihadapi dalam sekolah.

3. Sebagai bahan referensi bagi pambaca dan penulis selanjutnya dalam membahas masalah ini di
kemudian hari.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Munculnya Total Quality Managemen (TQM)

TQM bermula di AS selama PD II, ketika ahli statistik AS W. Edward Deming menolong
para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik untuk memperbaiki kualitas produksi.
Setelah perang, teorinya banyak diremehkan oleh perusahaan Amerika. Kemudian Deming pergi ke
Jepang, dimana dia mengajarkan pemimpin bisnis top pada Statistical Quality Control, mengajarkan
mereka dapat membangun negaranya jika mengikuti nasehatnya.

TQM muncul sebagai respon pada kesulitan membaurkan pendekatan kualitas teknis dengan
tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau semi terlatih saat dan setelah PD II. Meskipun
banyak dari ide tersebut berawal di AS namun sebagian besar perusahaan Jepanglah yang
mengimplementasikannya dan memperbaikinya dari 1950-an. Seperti halnya pendekatan kualitas
teknis, TQM juga menekankan pada pentingnya input namun mengembangkannya dari kompetensi
teknis ke juga termasuk pentingnya motivasi orang dan kemampuannya untuk bekerja dalam tim
dalam rangka memecahkan persoalan.

Sebagai tambahan TQM berfokus pada pentingnya proses bisnis yang baik terutama satu pola
yang mengurangi hambatan dari batasan internal dan mengerti kebutuhan detail pelanggan sehingga
kebutuhan mereka dapat sepenuhnya tercapai. Keperluan-keperluan ini sejauh ini mencapai tahap
dimana TQM menjadi pemikiran terbaik sebagai filosofi manajemen umum daripada pendekatan
tertentu untuk kualitas. Jadi dapat disimpulkan awal mulanya TQM (Total Quality Management)
adalah di dunia bisnis, dan sekarang mulai berkembang di dunia pendidikan.

3
2.2 Pengertian TQM (Total Quality Management)

Dalam hal ini, para ahli dalam mendefinisikan TQM terdapat beberapa perbedaan diantaranya yaitu:

1) Tobin (1990) mendefinisikan TQM sebagai usaha terintegrasi total untuk mendapatkan manfaat
kompetitif dengan cara secara terus-menerus memperbaiki setiap fase budaya organisasional.

2) F.W. Taylor (1856-1915) Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan
dasar dari pembagian kerja. Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu untuk pekerjaan manual
memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah” Management). Dalam bukunya tersebut Taylor
menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu sebagai berikut:

o Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu
hari.
o Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan tugas yang
menjadi bagiannya.
o Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.
o Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang
telah ditentukan (personal loss). Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan
kerja. Dengan demikian, dia memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk
memperbaiki kerja.

3) Witcher (1990) menekankan pada pentingnya aspek-aspek TQM menggunakan penjelasan


berikut: Total: Menandakan bahwa setiap orang dalam perusahaan harus dilibatkan (bahkan mungkin
pelanggan dan para pemasok), Quality: Mengindikasikan bahwa keperluan-keperluan pelanggan
sepenuhnya dipenuhi, dan Management: Menjelaskan bahwa eksekutif senior pun harus komit secara
penuh.

4) Feigenbaum (1991) memberikan definisi yang lebih lengkap dari TQM: “sistem kualitas total
dijelaskan sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan siklus kepuasan pelanggan dari
interpretasi keperluannya terutama pada tahap pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari
harga ekonominya dan pada persepsinya dari produk setelah dia telah menggunakannya sepanjang
perioda waktu”.

5) Definisi TQM menurut BS 4778 adalah : Manajemen Kualitas Total (TQM) adalah konsep dan
metoda yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam
pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten. Dalam
TQM tidak hanya pihak manajemen yang bertanggungjawab dalam memenuhi keinginan pelanggan,
tetapi juga peran secara aktif seluruh anggota dalam organisasi untuk memperbaiki kualitas produk
atau jasa yang dihasilkannya (Bennett and Kerr, 1996).

Total Quality Management (TQM) berasal dari kata "Total" yang berarti keseluruhan atau
terpadu, "Quality" yang berarti kualitas, dan "Management" yang telah disamakan dengan manajemen
dalam Bahasa Indonesia yang berarti pengelolaan.

Dalam pengertian mengenai TQM, penekanan utama adalah pada kualitas yang didefinisikan dengan
mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak awal dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan. TQM juga dapat di artikan sebagai strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan

4
kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah
"suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan
partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.

"Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat
mengalami kesuksesan."

Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni;

1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin
dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).

4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata
yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau
jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan).

Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first
time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “
(Kid Sadgrove, 1995).

Seperti halnya kualitas, Total Quality Management dapat diartikan sebagai berikut;

1) Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1993,
p.135).

2) Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33).

3) Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga
kerja, proses, dan lingkungannya.

5
2.3 Unsur-unsur utama TQM
Komponen ini memiliki 10 unsur utama (Goetch dan Davis, 1994) yang masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut:

1. Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan
eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan
pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang
berhubungan dengan produk atau jasa.

2. Obsesi terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal.
Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memulai atau melebihi apa
yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua karywan pada setiap level berusaha
melaksanakan setiap aspek pekerjaannya gberdasarkan perspektif”bagaimana kita dapat
melakukannya dengan lebih baik?” bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas,maka berlaku
prinsip’good enough is never good enough’.

3. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat di perlukan dalam penerapan TQM,terutama untuk mendesain pekerjaan
dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan
yang didesain tesebut. Dengan demikian data di perlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok
duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

4. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya
perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna
mengadakan perubahan agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

5. KerjaSama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan persaingan antar departemen
yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingannya terdongkrak . Akan tetapi persaingan
internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energi yang seharusnya
dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing
eksternal.

Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan
dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga
pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

6
6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan.

Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu didalam suatu sistem
atau lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas
yang dihasilkan dapat meningkat.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup[ mata terhadap pentingnya pendidikan dan
pelatihan. Perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan memberikan pelatihan-pelatihan yang
sekedarnya kepada karyawannya.

Hal ini menyebabkan perusahaan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya.
Sedangkan dalam perusahaan yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor
yang fundamental. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada
akhirnya dan tidak mengenal batas usia.

8. Kebebasan yang Terkendali

Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusandan pemecahan
masalah merupakan unsure yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsure tersebut dapat
meningkatkan “rasa memiliki“ dan tanggungjawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat.
Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang
diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.

9. Kesatuan Tujuan.

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan
demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak
berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan
mengenai upah dan kondisi kerja.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan
TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan
meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau
perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang
langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan ‘rasa
memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus
melaksanakannya. Pemberdayaan bukan sekedar berarti melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan
mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan pada karyawan untuk mengambil
keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaanya dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas.

7
2.4 Prinsip-prinsip TQM
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah satunya adalah Bill Crash,
1995, mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam
penerapannya. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a) Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam
semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan produk.

b) Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan,
mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi.

c) Progran TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang
disemua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama
menjadi kenyataan.

d) Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijaksanaan, dan
kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah organisasi.

Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun
atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen.

Lima Pilar TQM :

1. Produk

2. Proses

3. Organisasi

4. Pemimpin

5. Komitmen

Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak
mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi
yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang
kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar tergantung
pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya yang lain juga lemah.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan Christopher,
1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. dalam bukkunya yang berjudul
Manjemen Mutu Terpadu, mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya,
melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam
budaya dan sistem nilai suatu organisasi.

ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu :

1. Kepuasan pelanggan. 3. Manajemen berdasarkan fakta

2. Respek terhadap setiap orang. 4. Perbaikan berkesinambungan

8
2.5 Manfaat Program TQM
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.

a. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:

1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.

2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.

3. Kepuasan pelanggan terjamin.

b. Manfaat TQM bagi institusi adalah:

1. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan

2. Staf lebih termotivasi

3. Produktifitas meningkat

4. Biaya turun

5. Produk cacat berkurang

6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

c. Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:

1. Pemberdayaan

2. Lebih terlatih dan berkemampuan

3. Lebih dihargai dan diakui

d. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa
yang akan datang adalah:

1. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)

2. Membantu terciptanya tim work

3. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan

4. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan

5. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

Persyaratan Implementasi TQM, Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan
yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:

1. Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.

2. Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM.

3. Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

4. Memilih koordinator (fasilitator) program TQM.

9
5. Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM.

6. Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission).

7. Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan.

8. Merencanakan mutasi program TQM.

2.6 . Konsep Total Quality Managemen (TQM)


Konsep trilogy kualitas oleh Dr. Juran mengetengahkan Perencanaan Kualitas (quality planning),
Pengendalian Kualitas (quality control), dan Peningkatan Kualitas (quality improvement).

1. Quality Planning melibatkan aktivitas:


 Identifikasi pelanggan dan menentukan kebutuhan pelanggan.
 Menciptakan keistimewaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
 Menciptakan proses yang mampu menghasilkan keinstimewaan produk.
 Perencanaan kualitas melibatkan partisipasi mereka yang akan dipengaruhi oleh rencana.

2. Pendekatan Juran terhadap pengendalian kualitas melibatkan beberapa aktivitas berikut:


 Mengevaluasi kinerja aktual.
 Membandingkan aktual dengan sasaran.
 Mengambil tindakan atas perbedaan aktual dengan sasaran.

3. Sedangkan pendekatan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas (quality improvement)


mencakup:
 Menciptakan kesadaran dari kebutuhan dan kesempatan untuk peningkatan.
 Memastikan peningkatan kualitas sebagai bagian dari deskripsi pekerjaan.
 Menciptakan infrastruktur, memilih proyek untuk perbaikan, menentukan tim, menyiapkan
fasilitator.
 Memberikan pelatihan.
 Meninjau kemajuan secara teratur.
 Penghargaan kepada tim yang berhasil.
 Mensosialisasikan hasil-hasil perbaikan.
 Memperbaiki sistem balas jasa (reward system).
 Mempertahankan momentum melalui perluasan rencana bisnis mencakup sasaran untuk
peningkatan kualitas.

10
2.7 Implementasi TQM
Siklus PDCA diperkenalkan oleh Deming, salah satu tokoh TQM (Slamet, dkk 1996:5). Pada
siklus Deming ini, proses penyelesaian masalah dengan menggunakan siklus perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Berikut delapan langkah dalam penyelesaian masalah
berdasarkan siklus PDCA Deming.

A. Perencanaan (Planing)

Menurut Tampubolon (Slamet, dkk 1996:4) tahap perencanaan dimulai dari:

Langkah (1) : Tentukan problem utama. Apabila banyak problema yang dihadapi, carilah yang paling
penting;

Langkah (2) : Tentukan faktor penyebab;

Langkah (3) : Tetapkan urutan penyebab;

Langkah (4) : Perumusan rencana penanggulangan dan sasaran.

Apabila tahap perencanaan dari siklus PDCA ini kita kembangkan pada tahap perencanaan di
kegiatan belajar-mengajar siswa, maka langkah pertama yang harus dilakukan sekolah adalah
menetapkan permasalahan di seputar kegiatan pembelajaran secara sistematis. Dalam menentukan
urutan masalah, kepala sekolah harus mengikutsertakan staf dan guru untuk membicarakannya.
Sebaiknya kepala sekolah membentuk kelompok kerja atau tim khusus perbaikan untuk berpartisipasi
dalam pembuatan rencana perbaikan. Dalam mengidentifikasi permasalahan seputar kegiatan belajar-
mengajar hendaknya sekolah dapat membatasi permasalahan yang ada, kemudian mencari kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang mungkin saja ada dari fokus masalah melalui analisis
SWOT/SWOT analysis (Strenghts, Weaknessess, Opportunities, Threat).

Setelah dilakukan identifikasi fokus masalah melalui analisis SWOT, tim akan mudah
menentukan penyebab dari masalah yang ada. Langkah selanjutnya adalah tim perbaikan harus
menetapkan urutan penyebab masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar secara sistematis
berdasarkan permasalahan terpenting terlebih dahulu, hingga ke permasalahan ringan. Tahap dari
akhir perencanaan ini adalah tim perbaikan/pihak sekolah wajib mengadakan perumusan langkah
perbaikan atau usaha pemecahan masalah yang akan dilakukan, beserta maksud dan tujuan dari
langkah penanggulangan itu.

B. Pelaksanaan (Do)

Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap implementasi rencana-rencana penanggulangan dari masalah
yang ada. Pada tahap ini, menurut Tampubolon (dalam Slamet, dkk 1996:4), perencanaan yang telah
ada dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pada tahap pelaksanaan ini, tim perbaikan
sebaiknya harus tetap memantau proses implementasi maupun hasilnya. Apabila pada saat proses
pelaksanaan rencana, tiba-tiba terjadi peristiwa dengan keadaan yang tidak terprediksi sebelumnya,
maka pihak sekolah harus mampu mengadakan penyesuaian sesuai dengan kondisi tersebut.

C. Evaluasi (Check)

Pada tahap evaluasi ini, tim perbaikan mutu kegiatan belajar-mengajar harus mengadakan pemantauan
terhadap semua bagian kegiatan dari proses pelaksanaan rencana yang telah dilaksanakan. Evaluasi

11
dijalankan untuk mengetahui apakah sasaran yang telah ditetapkan berhasil sesuai rencana atau
terdapat penyimpangan Tampubolon (dalam Slamet, dkk 1996:4). Pada tahap ini, buatlah alat atau
cara untuk memantau (memonitor) pelaksanaan proses dan hasilnya, konfirmasikan bahwa cara atau
alat itu absah untuk digunakan, apakah evaluasi itu mendatangkan efek yang diinginkan, apakah ada
konsekuensi yang tak diharapkan (Slamet, dkk 1996:9).

D. Tindak Lanjut (Act)

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari siklus PDCA. Tim perbaikan mutu kegiatan belajar-
mengajar sekolah harus menetapkan usulan standar lanjutan berdasarkan hasil yang telah didapatkan,
kemudian tim perbaikan mutu menetapkan langkah perbaikan berikutnya untuk permasalahan yang
belum terselesaikan.

2.8 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM


TQM merupakan suatu pendekatan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang
membutuhkan perubahan total atas paradigama manajemen tradisional, komitmen jangka panjang,
kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus. Selain dikarenakan usaha pelaksanaan yang setengah
hati dan harapan-harapan yang tidak realitis, ada pula beberapa kesalahan yang secara umum
dilakukan pada saat organisasi memulai inisiatif perbaikan kualitas.

Beberapa kesalahan yang sering dilakukan antar lain :

1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.

Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya simulai dari pihak manajemen
dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila tanggungjawab itu
didelegasikan kepada pihak laik maka peluang terjasinya kegagalan sangat besar.

2. Team mania

Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim, paling tidak ada dua dua hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang baik
terhadap perannya masing-masing. Kedua. Organisasi harus melakukan perubahan budaya supaya
kerjasama tim `tersebut dapat berhasil. Apabila kedua hal tersebut tidak dilakukan sebelum
pembentukan tim, maka hanya akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah.

3. Proses penyebarluasan

Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan mengembangkan
rencana untuk menyatukan kedalam seluruh elemen-elemen organisasi. Seharusnya pengembangan
inisiatif tersebut melibatkan para manajer, serikat pekerja, pemasok, dan bidang produksi lainnya,
karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai struktur, penghargaan, pengembangan keterampilan,
pendidikan dan kesadaran.

4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis

Ada pula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming, pendekatan Juran, atau
Pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan disitu. Padahal tidak ada
satupun pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut maupun pakar-pakar kualitas lainnya
yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk segala situasi.

12
5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis

Bila hanya mengirimkan karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan
berarti telah membentuk waktu untuk mendidik, mengilhami dan membuat karyawan sadar akan
pentingnya kualitas. Selain itu dibutuhkan waktu yang sangat lama pula untuk mengimplementasikan
perubahan-perubahan proses baru, bahkan seringkali perubahan proses baru, bahkan seringkali
perubahan tersebut memakan waktu yang sangat lama untuk sampai terasa pengaruhnya terhadap
peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan.

6. Emprowerment yang bersifat premature

Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian emprowerment kepada karyawan.
Mereka mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi wewenang baru dalam mengambil suatu
tindakan, maka para karyawan tersebut akan dapat menjadi self-directed dan meberikan hasil-hasil
positif. Seringkali dalam praktik, karyawan tidak tahu apa yang harus dikerjakan setelah suatu
pekerjaan diselesaikan. Oleh karena itu sebenarnya mereka membutuhkan sasaran dan tujuan yang
jelas sehingga tidak salah dalam melakukan sesuatu.

Tantangan TQM bagi Akuntan Manajemen :

Peran akuntan manajemen dalam TQM yaitu mengumpulkan semua informasi kualitas yang relevan,
berpartisipasi secara aktif dalam semua fase program kualitas, dan mereviewserta menyebarkan
laporan biaya kualitas. Akuntan manajemen harus dilibatkan secara total dalam aktifitas perbaikan
perusahaan seperti:

1. Memastikan perwakilan akuntan manajemen pada komisi pengendalian kualitas utama dan tim
perbaikan kualitas

2. Berpartisipasi secara aktif dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang membutuhkan perbaikan


kualitas atau merupakan peluang perbaikan kualitas terbesar

3. Terlibat dalam keputusan penentuan supplier

4. Mereview dan mengefakuasi efektifitas pengendalian dan nilai-nilai khursus pelatihan untuk
personil pengendalian kualitas dan staf sumber daya manusia

5. Mengumpulkan dan melakukan review secara terus-menerus terhadap sisa produksi dan biaya-
biaya perbaikan

Perbedaan TQM dengan manajemen lainnya :

Menurut Fandy Tjiptono dan Anatasia Diana (2003;10) ada empat perbedaan pokok antara TQM
dengan manajemen lainnya, yaitu:

1. Asal intelektualnya

Yaitu sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal dari ilmu sosial. Ilmu mikro merupakan
dasar dari sebagian besar teknik-teknik manajemen keuangan dan psikologi mendasari tekhnik-
tekhnik pemasaran. Sementara dasar teori TQM adalah statistika yang berhubungan dengan sampling
dan analisis varians.

13
2. Sumber inovasinya

Bila sebagian besar teknik manajemen berasal dari sekilah bisnis dan perusahaan konsultan maka
inovasi TQM berasal dari para pionir yang berasal dari tekhnik industri dan ahli fisika.

3. Asal kelahirannya

Kebanyakan konsep manajemen berasal dari amerika serikat kemudian berkembang keseluruh dunia
tetapi TQM lahir di amerika tetapi banyak di kembangkan di jepang dan di negara eropa.

4. Proses diseminasi atau penyebaran

Manajemen moderen bersifat hirarkis dan top-down yang mempeloporinya adalah general electrics,
IBM, jeneral motors. Sedangkan TQM lbih bersifat bottom up, penggerak utamanya adalah CEO
dengan di motori perusahaan kecil.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam pengertian mengenai TQM, penekanan utama adalah pada kualitas yang didefinisikan
dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak awal dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan. TQM juga dapat di artikan sebagai strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan
kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah
"suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan
partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.

"Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat
mengalami kesuksesan."

Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni;

1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini
mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).

4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata
yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau
jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan).

Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first
time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “
(Kid Sadgrove, 1995).

14
Seperti halnya kualitas, Total Quality Management dapat diartikan sebagai berikut;

1) Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1993,
p.135).

2) Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33).

3) Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga
kerja, proses, dan lingkungannya.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai pemakalah merasa masih banyak kekurangan dari
makalah yang kami buat. Maka dari itu kami mohon kritikan dan saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anon. Total Quality Management (TQM) from Quality to Excellence, Departmen of

Trade and Industri.www.dti.gov.uk/quality/tqm Dikutip 14 Februari 2013

British Standards Institution, Quality Systems, BS EN ISO 9002, BSI, London, 1994

Crosby,P.B, Quality is Free, New York:McGraw-Hill Book Co, 1979

Deming, W.E, Out of The Crisis: Quality Productivity and Competitive Position, Cambridge
University Press, Cambridge, 1986

____Out of The Crisis, Cambridge, MA:Massachusetts Institute of Technology, 1988

Garbut S. The Transfer of TQM form industri to education. Journal of Education + Training.
1996;38(7):16-22.

Feigenbaum, A.V, Total Quality Control, Third Edition, New York: McGraw-Hill Book Co, 1983

Hindle T. Guide to Management Ideas and Gurus. The Economist, 2001

15

Anda mungkin juga menyukai