Anda di halaman 1dari 10

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Naiknya muka laut (Sea level rise) merupakan salah satu


permasalahan penting yang harus dihadapi oleh negara-negara pantai
atau negara kepulauan di dunia. Fenomena alam ini perlu diperhitungkan
dalam semua kegiatan pengelolaan wilayah pesisir, karena dapat
berdampak langsung pada pemunduran garis pantai serta dapat
mengganggu asset-aset penduduk, mengganggu perkembangan ekonomi
penduduk bahkan menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk yang
mendiami wilayah-wilayah rentan di sepanjang pesisir.

Lingkungan pesisir merupakan daerah yang sangat rentan


terhadap pengaruh aktivitas penduduk dan kondisi alam terutama naiknya
tinggi muka air laut. Hampir setengah populasi penduduk dunia
menempati daerah pesisirsampai 100 kilometer dari garis pantai. Hal ini
menyebabkan terjadinya kerawanan yang serius terhadap naiknya tinggi
muka air laut akibat pemanasan global (global warming).

Secara umum, kenaikan muka air laut merupakan dampak dari


pemanasan global (global warming) yang melanda seluruh belahan bumi
ini Berdasarkan laporan IPCC (International Panel On Climate Change)
bahwa rata - rata suhu permukaan global meningkat 0,3 -0,60C sejak akhir
abad 19 dan sampai tahun 2100 suhu bumi diperkirakan akan naik sekitar
1,4 -5,80C (Dahuri, 2002 dan Bratasida, 2002). Naiknya suhu permukaan
global menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan bumi
sehingga terjadilah kenaikan muka laut (Sea Level Rise). Diperkirakan dari
tahun 1999-2100 mendatang kenaikan muka air laut sekitar 1,4 - 5,8 m
(Dahuri, 2002).

1.2 Perumusan Masalah

a. Apa yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut ?


b. Bagaimanakah cara mananggulangi dampak kenaikan permukaan air
laut ?

1.3 Tujuan
2

a. Menambah pengetahuan tentang penyebab kenaikan permukaan air laut


b. Mencasi solusi cara mananggulangi dampak kenaikan permukaan air
laut

1.3 4 Manfaat

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menambah pengetahuan serta


bermanfaat bagi masyarakat tentang kenaikan permukaan air laut dan dampak-
dampaknya.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemanasan Global

Pemanasan global (bahasa Inggris: Global warming) adalah suatu proses meningkatnya
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata global pada permukaan
Bumi telah meningkat 0.74 ±0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun
terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkanbahwa,
"sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejakpertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan olehmeningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini
telahdikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuksemua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masihterdapat beberapa
ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapakesimpulan yang dikemukakan IPCC
tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhupermukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F)antara tahun 1990 dan 2100. [1]
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenaiemisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model
sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besarpenelitian terfokus pada
periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus
berlanjut selama lebihdari seribu tahun walaupun tingkat emisig as rumah kaca telah
stabil.[1] Ini mencerminkan besarnyak apasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang


lain seperti naiknya permukaan air laut,meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasanglobal
yang lain adalah terpengaruhnya hasilp ertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan
yang diperkirakan akan terjadi pada masadepan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah
yanglain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai
apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukanuntuk mengurangi atau membalikkan
pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang
ada.Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah padapengurangan emisi gas-gas rumah
kaca.
2.2 Kenaikan Permukaan Air Laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan


menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub,
terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.Tinggi muka
laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi)selama abad ke-20, dan
para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inci) pada
abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerahpantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5
persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air
4

pasang akan meningkat di daratan. Negaranegara kaya akan menghabiskan dana yang
sangat besar untuk melindung daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin
mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.Bahkan sedikit kenaikan
tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi)
akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa
baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar daEriv erglades,
Florida.
5

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kenaikan Permukaan Air Laut

Wilayah pesisir adalah daerah yang menghubungkan daratan dengan laut


sekaligus merupakan wilayah yang paling banyak dihuni dan menguntungkan
untuk menjalankan kegiatan pembangunan. Salah satu jenis bencana yang
berpengaruh terhadap sumberdaya di wilayah pesisir adalah banjir penggenangan
yang disebabkan oleh kenaikan muka laut. Banyak ahli berpendapat kenaikan
muka laut disebabkan oleh perubahan iklim global. Menurut (IPCC, 2007),
menyebabkan dampak yang luas terhadap lingkungan pesisir dan infrastruktur.
Wilayah yang paling rentan menghadapi kenaikan permukaan air laut adalah
dataran rendah pada wilayah pesisir. Proyeksi kenaikan permukaan air laut
dimasa yang akan datang mengarah kepada kesimpulan bahwa kota-kota yang
berada di wilayah pesisir akan mengalami penggenangan. Sejumlah besar
manusia yang bertempat tinggal pada wilayah tersebut akan menjadi komunitas
yang rentan dan harus dipindahkan (Srivastav, 2001).

Banyak kasus di negara berkembang seperti Indonesia, terdapat kota


besar yang mempunyai risiko tinggi terhadap kejadian banjir genangan, seperti
Jakarta, Surabaya, Semarang dan Makasar (Marfai, 2008). Risiko dan kerentanan
fisik pada wilayah pesisir biasanya dibarengi dengan berkurangnya kemampuan
beradaptasi. Kemampuan dalam menanggulangi risiko dan kerentanan perubahan
iklim pada kota besar biasanya berupa kekurangan sumberdaya yang penting,
seperti keuangan, manusia dan institusinya maupun akses kepada informasi
pengetahuan yang relevan (Nelson, 2009).

Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak tersebut adalah


melalui
perencanaan manajemen pesisir. Perencanaan manajemen pesisir yang
terpadu dengan mempertimbangkan program pembangunan dan kearifan lokal
adalah jalan alternatif yang baik untuk dilaksanakan. Proses awal dalam
manajemenpesisir tersebut dapat dilakukan dengan pengenalan tentang kondisi
wilayah dan risiko bencana dari daerah yang bersangkutan.

Menurut Undang-Undang No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana


seperti yang terurai dalamPasal 21 Poin c dinyatakan bahwa Pemerintah
mempunyai tanggung jawabdalam hal pengaturan, menetapkan dan
menginformasikan tentang peta risiko.

Sejalan dengan sasaran hukum tersebut, dibangun suatu pendekatan untuk


mengenali dan memperkirakan daerah yang terkena dampak kenaikan
permukaan laut sebagai skenario paling buruk jika hal tersebut terjadi. Penelitian
ini ditujukan untuk memperkirakan penggenangan pesisir wilayah yang terkena
dampak dalam kaitannya dengan skenario kenaikan permukaan laut, menentukan
6

kondisi kerentanan pesisirdengan berdasarkan kondisi fisik dan sosial-ekonomi


daerah setempat dan memperkirakan tingkat risiko dan potensi kerusakan
infrastruktur pesisir dalam kaitannya dengan penggenangan pesisir.

3.2 Hubungan pemanasan Global dengan Kenaikan permukaan air laut


Pemanasan global yang berasal dari meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer
menyebabkan percepatan kenaikan permukaan air laut. Selain itu percepatan
pemuaian dari permukaan lapisan lautan dan pencairan glasier serta es yang berada
di kutub telah memicu percepatan kenaikan permukaan air laut (Organization W. M.,
2013).

Hasil penelitian ilmuan yang tergabung dalam IPCC telah menunjukkan bahwa
suhu planet Bumi telah meningkat sebesar 0.6o celcius. Peningkatan sebesar ini
mungkin terlihat tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan peningkatan suhu
cuaca harian yang tidak banyak memberikan pengaruh terhadap bumi (IPCC, 1990).

Namun peningkatan suhu sebesar 0.6 telah memicu pencairan es di


permukaan bumi dan air dari hasil pencairan telah memicu naiknya permukaan air
laut. Kenaikan permukaan memberikan dampak buruk terutama terhadap negara-
negara kecil yang terdiri dari kepulauan berdataran rendah seperti di Samudera
Pasifik.

Para peneliti mengukur kecepatan kenaikan permukaan air laut sebesar 3.2
milimeter pertahun, dan angka tersebut meningkat dua kali lipat dari hasil penelitian
satu abad yang lalu, yang mana kenaikannya hanya sebesar 1.6 milimeter. Dampak
kenaikan permukaan air laut ini telah menyebabkan tinggi air laut 20 cm lebih tinggi
dari satu dekade yang lalu. Tinggi permukaan air laut akan terus meningkat selama
abad ke 21, bahkan diproyeksikan akan meningkat hingga 25-58 cm (Mansbach,
2012). Kenaikan permukaan air laut yang bertambah ini mungkin terlihat kecil,
namun kenaikan ini dapat menyebabkan kerusakan bagi ekosistem dan wilayah yang
terletak didekat pesisir pantai.

Sebagin besar negara-negara di dunia rentan terhadap kenaikan permukaan


air laut karena kurang dari 30 negara tidak memiliki laut atau tidak berbatasan
dengan laut (IPCC, 2013). Jika permukaan air laut meningkat sekitar 1.5 meter maka
7

lebih dari 50 juta orang diprediksi terpaksa harus mengungsi. Prediksi tersebut
menjadi ancaram terutama bagi seluruh penduduk pesisir. (O’Brien, 2013).

3.3 Dampak Kenaikan permukaan air laut

Kerusakan akibat kenaikan air laut sudah sangat dirasakan oleh penduduk Kiribati
yang sebagian besar tinggal didaerah pesisir. Sebagian besar pusat aktifitas Kiribati
berada di daerah pesisir terutama bagi pulau-pulau berdataran rendah. Kenaikan
permukaan air laut menimbulkan kerusakan terhadap infrastruktur serta lahan
pertanian masyarakat yang terdapat di daerah pesisir. Kerusakan ini memicu
timbulnya perpindahan penduduk untuk mencari tempat yang lebih memadai dan
aman dari ancaman kerusakan lingkungan yang lebih parah. Selain itu kenaikan
permukaan air laut juga memicu penurunan kualitas air tanah, karena pada saat timbul
erosi dan banjir air laut masuk ke tanah dan mencemari cadangan air tanah yang
sangat penting bagi penduduk Kiribati. Kenaikan permukaan air laut ini juga telah
merusak ekosistem di pesisir dan ekosistem terumbu karang di Kiribati (Environment
and Conservation Division Ministry of Environment, 2007).

3.4 Menanggulangi Dampak Kenaikan Air Laut

a) Pengurangan Karbon Dioksida Penting untuk Mengatasi Perubahan Iklim Jangka


Panjang.
b) Mengurangi aktivitas yang menghasilkan GRK dan mengurangi penggunaan
bahan perusak ozon (BPO).
c) Menjaga keberadaan daerah terbuka hijau dalam upaya memepertahankan
keberadaan daerah resapan air maupun penyerap karbon.
d) Meningkatkan kepedulian terhadap data lingkungan laut, darat dan udara.
e) Melakukan perencanaan tata ruang yang berwawasan lingkungan yang
memadukan antara perencanaan ruang laut, pesisir dan daratan.
f) Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap upaya memperlambat/mencegah
meningkatnya pemanasan global.
g) Merehabilitasi lahan kritis dengan cara penggalakan penanaman pohon
(reboisasi) sebagai upaya memperbanyak media penyerap gas karbon serta
meningkatkan ketersediaan cadangan air.
h) Peningkatan penanganan lingkungan dan habitat pesisir.
8
9

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Secara umum, kenaikan muka air laut merupakan dampak dari


pemanasan global (global warming) yang melanda seluruh belahan bumi
ini Berdasarkan laporan IPCC (International Panel On Climate Change)
bahwa rata - rata suhu permukaan global meningkat 0,3 -0,60C sejak akhir
abad 19 dan sampai tahun 2100 suhu bumi diperkirakan akan naik sekitar
1,4 -5,80C (Dahuri, 2002 dan Bratasida, 2002). Naiknya suhu permukaan
global menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan bumi
sehingga terjadilah kenaikan muka laut (Sea Level Rise). Diperkirakan dari
tahun 1999-2100 mendatang kenaikan muka air laut sekitar 1,4 - 5,8 m
(Dahuri, 2002).

4.2 Saran
Kenaikan permukaan air laut hanya bisa kita kurangi dampaknya. Untuk mengurangi
dampak tersebut, kita bisa menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan pemanasan
global seperti Mengurangi aktivitas yang menghasilkan GRK dan mengurangi
penggunaan bahan perusak ozon (BPO) dan usaha untuk mengurangi penggunaan mesin
penghasil CO2.
10

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri. (2002). Pengaruh Global Warming terhadap Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Seminar
Nasional Pengaruh Global Warming terhadap Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ditinjau dari Kenaikan
Muka Air Laut dan Banjir. Jakarta.

Wirasatriya, A. (2006). Kajian Kenaikan Muka AIr Laut Sebagai Landasan Penanggulangan Rob di
Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.

Anonym, 2007, Undang-Undang RI No.24/2007 tentang Penanggulangan

Bencana, Unduhan dari: www.bappenas.go.id.

Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007, Climate Change 2007:

Working Group I: The Physical Science Basis, Intergovermental Panel of Climate Change
(IPCC). Unduhan dari: http://www.ipcc.no/.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kenaikan_permukaan_laut 27 April 2018 19.38

Anda mungkin juga menyukai