Pahlawan Nasional yang satu ini lahir di jenar, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal
19 Juni 1922. Mulanya, semua anggota keluarga dari Ahmad Yani bekerja di sebuah pabrik
gula kepunyaan orang Belanda. Di tahun 1927, ia dan keluarga pindah ke Batavia. Sedangkan
ayahnya bekerja menjadi General Belanda.
Dari situ, Ahmad Yani menjalani wajib militer di tahun 1940 bersama tentara Hindia-
Belanda dengan meninggalkan sekolah tingginya. Lalu, ia belajar topografi di Malang, Jawa
Timur. Di tahun 1942, datanglah pasukan Jepang sehingga proses belajarnya terganggu. Di
waktu yang sama, Ahmad Yani sekeluarga pindah ke Jawa Tengah lagi.
Di tahun 1943, Beliau bergabung dengan tentara Peta (Pembela Tanah Air) yang disponsori
Jepang dan beliau melanjutkan latihan di Magelang. Setelah pelatihan ini selesai, ia dilantik
sebagai komandan peleton Peta lalu pindah ke Bogor, Jawa Barat. Setelah itu, beliau kembali
ke Magelang sebagai instruktur.
As’ad Syamsul
K.H.R As’ad Syamsul Arifin yang lahir di tahun 1897 ini merupakan seorang ulama
besar dan tokoh Nahdlatul Ulama’. Beliau lahir di kota Mekah dan wafat di Situbondo tepat
di usia 93 tahun pada tanggal 4 Agustus 1990.
Terakhir kali beliau menjabat sebagai Dewan Penasehat (Musytasyar) NU hingga akhir hayat.
Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syaf’iyah yang berlokasi di Desa
Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Pahlawan Nasional ini merupakan penyampai pesan atau isyarah berupa Ayat Al-
Qur’an serta tongkat dari Kyai Kholil Al-Bangkalani untuk KH. Hasyim Asy’ari yang
kemudian menjadi cikal bakal berdirinya NU.
Cut Mutia
Cut Mutia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara di tahun 1970. Beliau wafat pada
tanggal 24 Oktober 1910. Cut Mutia merupakan tokoh pahlawan Nasional yang berasal dari
Aceh. Awalnya, beliau melawan Belanda bersama dengan suaminya yaitu Teuku Muhammad
atau Teuku Tjik Tunong.
Ketika Teuku Muhammad wafat, beliau menikah lagi dengan Pang Nanggroe dan
bergabung dengan pergerakan yang dipimpin oleh teuku Muda Gantoe.
Dalam pertempuran yang terjadi di Paya Cicem, para wanita yang dipimpin oleh Cut Mutia
melarikan diri ke tengah hutan. Sedangkan Pang Nanggroe tetap melawan Belanda hingga
tewas di tanggal 26 September 1910.
Salah satu tokoh pahlawan Nasional Indonesia perempuan yang diabadikan namanya
menjadi Bandar udara di Meulaboh adalah Cut Nyak Dhien. Belau adalah pahlawan yang
lahir pada tahun 1984 di Kerajaan Aceh, Lampadang. Semangatnya yang tinggi melawan
penjajah membuatnya harus wafat di usia yang masih sangat muda yaitu 24 tahun, tepatnya di
tanggal 6 November 1908.
Ia juga berjuang bersama suaminya yaitu Teuku Umar. Suaminya gugur di tanggal 11
Januari 1899. Cut Nyak Dhien dimakamkan di Sumedang, Jawa Barat.
Ir. Soekarno
Kartini
Idham Chalid
Jenderal Soedirman
Pahlawan Nasional Indonesia yang satu ini mempunyai jabatan sebagai jenderal Besar
TNI Anumerta Soedirman. Gelar tersebut diperolehnya pada usia 31 tahun. beliau berjasa
saat revolusi Nasional Indonesia. beliau berperan besar dalam perang gerilya serta serangan
tanggal 1 Maret 1949.
Beliau diangkat menjadi Panglima Besar di tanggal 18 Desember 1948. Belanda
melancarkan agresi militer II demi menduduki Kota Yogyakarta. Beliau dengan kelompok
kecil tentara dan dokter pribadi selama tujuh bulan melakukan gerilya ke arah selatan.
Sudirman melakukan serangkaian kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk diantaranya
serangan 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Soeharto. Sudirman meninggal
tanggal 29 Januari 1950 di Magelang pada usia 34 tahun.
John Lie
John lie adalah pahlawan nasional yang lahir di manado, 9 Maret 1911 dari keluarga
Tionghoa. Beliau bekerja pada pelayaran niaga yang dimiliki oleh Pemerintahan belanda,
KPM (Koninklijke Pakertvaart Maatchappij). Akhirnya beliau bergabung dengan ALRI.
Kiprah John sangat besar saat membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghalau
pasukan sekutu. Atas jasa ini, pangkat beliau dinaikkan menjadi Mayor. John dengan gagah
berani menembus blokade laut menggunakan kapal motor di sekitar perairan Selat Malaka
oleh Angkatan Laut Belanda.
Setidaknya tercatat kurang lebih 15 kali John berhasil menembus blokade Belanda. Di
tahun 1947-1949, John berhasil memasok amunisi, senjata, serta obat-obatan dalam jumlah
besar pada perjuangan di Sumatera.
KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan atau yang memiliki nama asli Muhammad Darwis adalah
pahlawan nasional Indonesia yang juga merupakan pendiri ormas Islam Muhammadiyyah.
Beliau lahir tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Kh. Ahmad Dahlan adalah putera
keempat dari tujuh saudara keluarga KH. Abu Bakar.
Beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta untuk
mengadakan pembaharuan pemikiran berpikir dan beramal sesuai dengan tuntunan Agama
Islam. Beliau berusaha untuk mengajak Umat islam kembali hidup sesuai dengan tuntunan
Al-Qur’an dan Hadist. KH. Ahmad Dahlan wafat di tanggal 23 Februari 1923 di usia 54
tahun.
Ki Hajar Dewantara
Lafran Pane
Lahir di Padang Sidempuan, pada tanggal 5 Februari 1922, dan memulai pendidikan
di Pesantren Muhammadiyah Sipirok lalu berlanjut ke Pesantren KH. Ahmad Dahlan di
Kampung Setia. Beliau adalah tokoh pendiri HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam di
tanggal 5 Februari 1957.
Pada kongres XI HMI di tahun 1974, Lafran Pane ditetapkan sebagai pemarkarsa
HMI. Beliau wafat pada tanggal 24 Januari 1991.
Laksamana Mala
Perempuan yang berasal dari Kesultanan Aceh ini memiliki nama lengkap Laksamana
Mala hayati. Di dalam berbagai catatan, beliau adalah laksamana laut wanita pertama yang
ada di dunia. beliau merupakan panglima perang yang berasal dari Aceh dan sangat masyhur
karena keberaniannya dalam melawan armada laut Belanda serta Portugis di abad ke-16.
Laksamana Mala hayati selain cakap di medan perang, juga ahli dalam bernegosiasi
dan melakukan perundingan, terbukti beliau mewakili Sultan Aceh dalam perundingan damai
dengan pihak Belanda. Beliau juga salah seorang yang menerima Lancaster, atau duta utusan
Ratu Elizabeth 1 di tanah Inggris.
Mala hayati lahir pada tahun 1550 serta wafat di tahun 1615. Beliau kemudian
dimakamkan di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Mohammad Hatta
Mohammad Hatta adalah salah seorang tokoh proklamator dan menjadi wakil
Presiden pertama di Indonesia. beliau kerap dipanggil dengan sebutan Bung Hatta. Tanggal
kelahirannya adalah 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Beliau adalah seorang pejuang bangsa, negarawan serta, ekonom handal. Beliau
berperan penting dalam Kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda. Lalu
memproklamasikan Kemerdekaan RI di tanggal 17 Agustus 1945.
Saat menduduki jabatan sebagai wakil Presiden, beliau menuliskan buku mengenai
koperasi. Sehingga, beliau juga mendapat julukan sebagai “Bapak Koperasi”.
Pangeran Antasari
Pangeran Diponegoro
Pahlawan nasional ini mempunyai nama asli Thomas Matulessy. Orang yang juga
dikenal dengan nama kapiten Patimura ini lahir di tanggal 8 juni 1783 di Maluku. Beliau
merupakan pimpinan pasukan dalam peperangan yang besar. Salah satunya yang terjadi di
tahun 1817.
Patimura juga merupakan orang yang bisa menyatukan semangat rakyat Kerajaan
ternate dan Tidore. Perang yang paling ganas dan terkenal adalah perang Patimura. Sebelum
melawan VOC Belanda, beliau adalah mantan sersan militer Inggris. Sebagai panglima,
beliau amat cakap dalam mengatur strategi perang dengan prajuritnya. Hingga akhirnya,
beliau diberi gelar kapiten di tanggal 16 Mei 1817.
Sultan Hassanudin
Tan Malaka
Tan Malaka adalah aktivis kemerdekaan Indonesia dan menjadi pemimpin Partai
Komunis Indonesia, Parta Murba dan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Tan
Malaka dilahirkan pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Siliki, Provinsi Sumatera
Barat. Penobatannya sebagai pahlawan nasional di tanggal 28 Maret 1963.
Nama lengkap Tan Malaka adalah Ibrahim dan bergelar Datuk Sultan Malaka. Nama
Tan Malaka diambil dari garis bangsawan sang ibu.
Martha Christina Tiahahu
Perjuangan dari seorang gadis desa bernama Martha Christina Tiahahu ini memang
patut untuk dikenang. Pasalnya, ia berani mengangkat senjata bahkan pada usianya yang baru
menginjak 17 tahun. beliau lahir pada 4 Januari 1800 dan berasal dari Nusa Laut, Maluku.
Beliau adalah pahlawan nasional dan ulama dari Sumatera barat. Tuanku Imam
Bonjol mempunyai beberapa gelar yaitu Peto Syarif dan malin Basa. Beliau adalah tokoh
yang memimpin Perang Padri (1803-1838). Lahir di tahun 1772 dan wafat pada 6 November
1864 di Minahasa. Beliau wafat pada masa pengasingannya.
Ahmad Soebardjo
Nama lengkap dari pahlawan nasional ini adalah Mr. Raden Achmad Soebardjo
Djojoadisoerjo. Beliau lahir di Karawang, Jawa Barat tanggal 23 Maret 1896 dan wafat pada
usia 82 tahun pada tahun 1978.
Ahmad Soebardjo pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama.
Gelar Meester pernah didapatkannya dari Universitas Leiden Belanda tahun 1993.
Sultan Iskandar Muda
Seperti Cut Nyak Dhien dan Cut Nyak Meutia, Sultan Iskandar Muda juga berasal
dari Aceh. Beliau merupakan sultan terbesar selama masa Kesultanan Aceh di tahun 1607
sampai 1636. Pada kepemimpinannya, Aceh berhasil mencapai masa kejayaan.
Aceh berkembang dengan cepat hingga menjadi pusat perdagangan serta pembelajaran
Agama Islam. Nama beliau diabadikan dalam Bandar Udara Internasional yang ada di
Nangroe Aceh Darussalam.
Panglima Polim
Satu lagi pahlawan nasional yang berasal dari Aceh yaitu Panglima Polim. Beliau
memiliki nama lengkap Sri Muda Perkasa Muhammad Daud. Hingga kini, belum ada
keterangan yang jelas mengenai tanggal lahirnya, tapi yang paling jelas adalah asalnya dari
kaum bangsawan Aceh. Ayah beliau memiliki nama Panglima Polem VIII yang menjadi Raja
Kuala. Kakeknya adalah seseorang bernama Cut Banta.
Teuku Umar
Beliau adalah pahlawan nasional yang asalnya dari Meulaboh. Sedangkan tahun lahirnya
adalah pada 1854. Beliau wafat pada tanggal 11 Februari 1899. Beliau berjuang dengan cara
berpura-pura bekerjasama dengan Belanda, lalu melawannya setelah mengumpulkan uang
dan senjata yang banyak.