Dokumen 02/RPP/SPE/2019
PRAMBANAN No. Revisi 0
Tanggal Berlaku 25 Juli 2019
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN Jumlah Halaman 23 halaman
KD KI-4
4.2 Membuat rangkaian pengatur model P (proportion), dengan mengguakan penguat
operational amplifier (op-amp).
4.3 Membuat rangkaian pengatur model I (integration), dengan mengguakan penguat
operational amplifier (op-amp).
4.4 Membuat rangkaian pengatur model D (differensial), dengan mengguakan penguat
operational amplifier (op-amp).
Indikator Pencapaian Kompetensi
G. SumberBelajar
- Slide presentasi powerpoint
- Buku referensi cetak dan elektronik
- Labsheet
- Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 2 (3JP x 45 menit) / Student Center Learning
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik,
3. Mengkondisikan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
4. Mengajukan pertanyaan materi yang terkait dengan 15 menit
kendali P, I, dan D dengan menggunakan op-amp.
5. Memberikan gambaran manfaat mempelajari materi
yang akandipelajari.
6. Memberikan motivasi kepada peserta didik.
7. Menyampaikan ruang lingkup materi pokok dan
tujuan pembelajaran
8. Menyampaikan strategi pelaksanaan pembelajaran
9. Menyampaikan teknik penilaian
Kegiatan Inti a. Mengidentifikasi topik
1. Guru menjelaskan materi tentang kendali P, I,
dan D dengan menggunakan op-amp.
(Mengkomunikasikan)
b. Perencanaan diskusi
1. Guru membagi siswa menjadi kelompok
kecil
2. Guru memberikan tugas kelompok
3. Guru menanyakan apakah ada hal-hal yang
tidak dipahami terkait tugas yang diberikan
(Critical thinking) / (menanya)
c. Observasi
1. Mengamati gambar rangkaian op-amp,
kontrol P,I,dan D.
2. Membaca buku atau modul tentang kendali
P, I, dan D dengan menggunakan op-
amp.Menggali informasi tentang diagram
blok sistem kendali di internet 110 menit
3. Peserta didik diminta melakukan diskusi dan
tanya jawab tentang tugas yang diterima
(Collaborative) / (Mengamati)
4. Setelah selesai melakukan diskusi, peserta
didik diminta mengerjakan LKPD.
5. Guru berkeliling untuk memfasilitasi peserta
didik dalam kegiatan mengerjakan tugas
kelompok.
(Creative thinking) / (Mengasosiasi)
d. Presentasi
1. Setelah selesai melakukan diskusi dan
menyelesaikan LKPD, tugas tersebut dibahas
bersama-sama.
2. Guru memberi umpan balik dan penguatan
materi.
(Communication Skill) /
(Mengkomunikasikan)
Penutup 1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
10 menit
pembelajaran
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
5. Menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Pertemuan ke-3 (4JP x 45 menit) / Project Base Learning
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik,
3. Mengkondisikan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
4. Mengajukan pertanyaan materi yang terkait dengan
op-amp.
15 menit
5. Memberikan gambaran manfaat mempelajari
materi yang akandipelajari.
6. Memberikan motivasi kepada peserta didik.
7. Menyampaikan ruang lingkup materi pokok dan
tujuan pembelajaran
8. Menyampaikan strategi pelaksanaan pembelajaran
9. Menyampaikan teknik penilaian
Kegiatan Inti e. Mengidentifikasi topik
2. Guru menjelaskan materi tentang op-amp.
(Mengkomunikasikan)
f. Perencanaan praktikum
4. Guru membagi siswa menjadi kelompok
kecil
5. Guru memberikan Labsheet
6. Guru menanyakan apakah ada hal-hal yang
tidak dipahami terkait tugas yang diberikan
(Critical thinking) / (menanya)
g. Observasi
6. Mengamati gambar rangkaian op-amp.
7. Membaca buku atau modul tentang op-amp.
8. Peserta didik melakukan praktikum dan tanya 155 menit
jawab tentang tugas yang diterima
(Collaborative) / (Mengamati)
9. Guru berkeliling untuk memfasilitasi peserta
didik dalam kegiatan praktikum.
(Creative thinking) / (Mengasosiasi)
h. Hasil
3. Setelah selesai melakukan praktikum, siswa
diminta untuk membuat laporan hasil
praktikum.
4. Guru memberi umpan balik dan penguatan
materi.
(Communication Skill) /
(Mengkomunikasikan)
Penutup 6. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
7. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah 10 menit
dilaksanakan
8. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
9. Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
10. Menutup pelajaran dengan salam dan doa.
3. Keterampilan
KD4.2 Membuat Unjuk kerja Praktikum
rangkaian pengatur Laporan
model P (proportion),
dengan mengguakan
penguat operational
amplifier (op-amp).
No. Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
KD4.3 Membuat
rangkaian pengatur
model I (integration),
dengan mengguakan
penguat operational
amplifier (op-amp).
KD4.4 Membuat
rangkaian pengatur
model D
(differensial), dengan
mengguakan penguat
operational amplifier
(op-amp).
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
3. Adnan Febriansyah
Keterangan:
Skor 4 : selalu melakukan sesuai dengan indikator.
Skor 3: sering melakukan sesuai dengan indikator.
Skor 2: kadang-kadang melakukan sesuai dengan indikator.
Skor 1: tidak pernah melakukan sesuai dengan indikator
Kerjasama
Peserta didik mau dan mampu bekerjasama dalam memahami materi tentang diagram
blok sistem kendali dengan teman sekelas dan tidak menggantungkan kepada satu
atau beberapa orang untuk menyelesaikan tugas-tugas dari guru yang berkaitan
dengan materi tersebut.
Disiplin
Peserta didik mampu mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi animasi
diagram blok sistem kendali dengan tepat waktu sesuai dengan deadline yang telah
ditentukan
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari ketiga
aspek sikap diatas.
b. Dik : Vout = 24 V
Rf = 20 ohm
Vin = 12V
Dit : Rin?
A?
b. Dik : A = 2
Rin = 10 ohm
Vin = 10V
Dit : Rf?
Vout?
b. Dik : R1 = 8 ohm
R2 = 6 ohm
R3 = 10 ohm
Rf = 4 ohm
Vin = 10V
Dit : A?
Vout?
45
Nilai = 60
𝑥 100 = 75
ContohPengolahanNilai
No soal Skor Nilai
1. 10
2. 15
3. 20 75
Jumlah 45
Jenis
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Soal
Soal
4.2 Membuat 1. Mengidentifi 1. Peserta didik Praktik 1. Mengidenti
rangkaian pengatur kasi mampu um fikasi
model P rangkaian Mengidentifi (Labsh rangkaian
op-amp kasi het) op-amp
(proportion), dengan
2. Mengidentifi rangkaian 2. Mengidenti
mengguakan kasi op-amp. fikasi
penguat operational rangkaian 2. Peserta didik rangkaian
amplifier (op-amp). kontrol P, I, mampu kontrol P, I,
4.3 Membuat dan D Mengidentifi dan D
rangkaian pengatur dengan kasi dengan
model I menggunaka rangkaian menggunak
n op-amp kontrol P, I, an op-amp.
(integration),
dan D
dengan mengguakan dengan
penguat operational menggunaka
amplifier (op-amp). n op-amp.
4.4 Membuat
rangkaian pengatur
model D
(differensial),
dengan mengguakan
penguat operational
amplifier (op-amp).
a. Remedial
Tahapan :
1. Analisis Ketuntasan Belajar
2. Melakukan Pembinaan/Pengarahan sesuai jenis kesukaran
3. Pemberian Tugas / Materi Remedial
b. Pengayaan
Tahapan :
1. Analisis Ketuntasan Belajar
2. Melakukan Pengarahan sesuai materi pengayaan
3. Pemberian Tugas / Materi Pengayaan
Bentuk/Jenis Pengayaan Pelaksan
Penugasan Praktik aan (Tgl
sasaran Materi/KD Tes Keterangan
Pengaya
Individu Kelompok Teori
an)
Peserta didik 4.2 Membuat √ Penugasan
yang telah rangkaian dilaksana-
mencapai pengatur kan dalam
kompetensi lebih model P proses pem-
cepat dari peserta (proportion), belajaran
didik lain dengan
sehingga dapat mengguakan
mengembangkan penguat
dan memperda- operational
lam amplifier
kecakapannya (op-amp).
secara optimal 4.3 Membuat
rangkaian
pengatur
model I
(integration)
, dengan
mengguakan
penguat
operational
amplifier
(op-amp).
4.4 Membuat
rangkaian
pengatur
model D
(differensial)
, dengan
mengguakan
penguat
operational
amplifier
(op-amp).
Mengetahui,
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu
dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp
terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan
terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang
tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari
hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian Op-
Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat dibedakan menjadi
Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC yang didalamnya
terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting
dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah Op-Amp
juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi
untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah Segitiga dengan garis-garis
Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-
Amp yang populer adalah IC741.
Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat
operasional) diantaranya adalah :
Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan
oleh Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting
Input). Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya
disebut dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan
balik negatif ini akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan
menghasilkan penguatan yang dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan
pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah untuk menghindari terjadinya Noise yang
berlebihan dan juga untuk menghindari respon yang tidak diinginkan. Sedangkan pada
Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop Configuration, besar penguatannya adalah
tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan output hampir atau mendekati tegangan
Vcc.
𝑅𝑓 𝑉𝑜𝑢𝑡
Vout = 𝑅𝑖𝑛
𝑥 𝑉𝑖𝑛 A= 𝑉𝑖𝑛
𝑅𝑖𝑛+ 𝑅𝑓 𝑉𝑜𝑢𝑡
Vout = 𝑅𝑖𝑛
𝑥 𝑉𝑖𝑛 A= 𝑉𝑖𝑛
𝑅2 𝑅3+ 𝑅𝑓 𝑉𝑜𝑢𝑡
Vout = 𝑅2+𝑅1 𝑥 𝑅3
𝑥 𝑉𝑖𝑛 A= 𝑉𝑖𝑛
B. Kontrol P (Proportional), I (Integral), dan D (Diferential)
1. Kontrol P (Proportional)
Kontroler proposional memiliki keluaran yang sebanding/proposional
dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih antara besaran yang diinginkan
dengan harga aktualnya) [Sharon, 1992, 19]. Secara lebih sederhana dapat
dikatakan, bahwa keluaran kontroller proporsional merupakan perkalian antara
konstanta proporsional dengan masukannya. Perubahan pada sinyal masukan
akan segera menyebabkan sistem secara langsung mengubah keluarannya
sebesar konstanta pengalinya.
Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta. Jika u = G(s) • e maka u
= Kp • e dengan Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain
(penguat) saja tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler.
Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang
tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana
kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon transien khususnya rise time
dan settling time.
3. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan, akan
mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil atau respon sistem akan berosilasi.
4. Nilai Kp dapat diset sedemikian sehingga mengurangi steady state error, tetapi
tidak menghilangkannya.
2. Kontrol I (Integration)
Kontroler proposional memiliki keluaran yang sebanding-proposional dengan
besarnya sinyal kesalahan (selisih antara besaran yang diinginkan dengan harga
aktualnya). Secara lebih sederhana dapat dikatakan, bahwa keluaran kontroller
proporsional merupakan perkalian antara konstanta proporsional dengan
masukannya.
2. Ketika sinyal kesalahan berharga nil, keluaran pengontrol akan bertahan pada
nilai sebelumnya.
3. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan menunjukkan kenaikan
atau penurunan yang dipengaruhi oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki.
4. Konstanta integral Ki yang berharga besar akan mempercepat hilangnya offset.
Tetapi semakin besar nilai konstanta Ki akan mengakibatkan peningkatan
osilasi dari sinyal keluaran pengontrol.
3. Kontrol D (Defiratif)
Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya suatu operasi
derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan pengontrol akan mengakibatkan
perubahan yang sangat besar dan cepat. Ketika masukannya tidak mengalami
perubahan, keluaran pengontrol juga tidak mengalami perubahan, sedangkan apabila
sinyal masukan berubah mendadak dan menaik (berbentuk fungsi step), keluaran
menghasilkan sinyal berbentuk impuls.
Sinyal kontrol u yang dihasilkan oleh kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s)
= s.Kd Dari persamaan di atas, nampak bahwa sifat dari kontrol D ini dalam konteks
"kecepatan" atau rate dari error. Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk
memperbaiki respon transien dengan memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol
Derivative hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat error statis kontrol
ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler Derivative tidak
dapat dipakai sendiri
Ciri-ciri kontrol D
1. Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran jika tidak ada perubahan pada
masukannya (berupa perubahan sinyal kesalahan)
2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan
pengontrol tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan.