Anda di halaman 1dari 2

R.S.

Santa Elisabeth
Jl. H. Misbah No. 7 SKIRINING PADA KONTAK PERTAMA
M e d a n Telp.
4544737, 4544240 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Fax : 4143168

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Pengertian : Usaha mengidentifikasi penyakit/ kelainan yang secara
klinis belum jelas, dengan menggunakan tes,
pemeriksaan/ prosedur tertentu untuk membedakan orang
yang terlihat sehat, atau benar-benar sehat tapi
sesungguhnya menderita kelainan/ gangguan kesehatan
2. Tujuan : - Untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh
RS St Elisabeth
- Mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit
dengan pengobatan dini terhadap kasus yang ditentukan
- Agar prosedur skrining pasien dapat terlaksana dengan
baik, teratur sesuai misi dan sumber daya rumah sakit.
- Agar pasien mendapatkan pelayanan rawat inap dan
rawat jalan yang baik, cepat dan terarah sesuai dengan
kondisi pasien dan fasilitas yang ada di RS St Elisabeth.
3. Kebijakan : SK Menkes RI No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
4. Prosedur 1. Petugas IGD merespon cepat kedatangan pasien.
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 3
menit :
a. Petugas IGD melakukan penilaian kesadaran dengan
menggunakan kriteria Glascow Coma Score.
b. Petugas IGD melakukan penilaian jalan nafas pasien
(airway), dengan kriteria sebagai berikut :
- Jalan nafas bebas (pasien bernafas dengan baik).
- Adanya suara tambahan.
- Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas total.
c. Petugas IGD melakukan penilaian pernafasan
(breathing) dengan menghitung frekuensi nafas, jika
didapatkan pasien dengan kondisi kegawatan sistem
pernafasan (henti nafas, bradypnea, ataupun tachypnea)
maka pasien langsung dibawa ke ruang resusitasi.
d. Petugas IGD memasang pulse oximeter untuk
pemeriksaan sirkulasi darah (circulation) jika didapatkan:
- Heart rate tidak terdengar, cek pulsasi dan segera
lakukan tindakan resusitasi jantung paru sesuai prosedur.
- Bradycardia ataupun tachycardia, pasien segera dibawa
ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
- SaO2 < 90%, pasien segera dibawa ke ruang resusitasi
untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
e. Petugas IGD menanyakan keluhan utama pasien, jika
terdapat keluhan yang potensial mengancam nyawa
(kejang, kelemahan/kelumpuhan anggota gerak, nyeri
dada) maka pasien segera dibawa ke ruang resusitasi
f. Hasil pemeriksaan skrining pasien awal di triase primer
ditulis di lembar catatan medis IGD.
g. Jika hasil skrining awal di triase primer ditemukan
pasien dengan kondisi kegawatan yang potensial
mengancam nyawa maka tindakan terhadap pasien dapat
dilakukan secara terintegrasi di ruang resusitasi.
h. Jika hasil skrining awal di triase primer tidak ada
tanda-tanda kegawatan yang mengancam nyawa maka
tindakan terhadap pasien dilakukan di tempat periksa/
tempat observasi sesuai dengan kondisi klinisnya (kasus
bedah/ non-bedah/ obstetri dan ginekologi).
5. Unit Terkait - Instalasi Gawat Darurat
- Bagian Pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai