Nomor : KU.03.01/POKJA.PJSABS-MYC/PAKET-3/SP-3/2016/05
Tanggal : 6 Juni 2016
Pokja PJSA
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
Untuk Paket Pekerjaan Tahun Jamak di Lingkungan SNVT PJSA Bengawan Solo
: 2016
Tahun Anggaran
Pada hari ini Senin tanggal Enam bulan Juni tahun Dua Ribu Enam Belas, Pokja PJSA,
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Untuk Paket Pekerjaan Tahun Jamak di
Lingkungan SNVT PJSA Bengawan Solo, pada BBWS Bengawan Solo yang Didanai dengan
DIPA APBN Tahun Anggaran 2016, menerbitkan adendum dokumen pengadaan yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari dokumen pengadaan Nomor : KU.03.01/POKJA.PJSABS-
MYC/PAKET-3/SP-3/2016/04, tanggal 16 Mei 2016, sebagai berikut :
1. Perubahan Pada :
BAB III. LEMBAR DATA PEMILIHAN, pada Hal. 44
F. Dokumen Penawaran
1. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
Semula :
No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi/
Pendidikan Pekerjaan yang (tahun) Keahlian
diusulkan
1 2 3 4 5
1 S1Teknik Sipil ….. ….. ….
.. …. ….. ….. …..
13 D3 / Pelaksana Sekurang kurangnya 3 tahun pada -
SLTA K3 (3 orang) bidang sipil (untuk D3) atau 5 tahun
pada bidang sipil (untuk SLTA)
Menjadi :
No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi/
Pendidikan Pekerjaan yang (tahun) Keahlian
diusulkan
1 2 3 4 5
1 S1Teknik Sipil ….. ….. ….
.. …. ….. ….. …..
13 D3 / Pelaksana Sekurang kurangnya 3 tahun pada -
SLTA K3 (3 orang) bidang sipil (untuk D3) atau 5 tahun
pada bidang sipil (untuk SLTA)
14 S1 Teknik Teknisi Sekurang kurangnya 5 tahun pada Sertifikat
Mesin Bendung Karet bidang Sumber Daya Air Keahlian/SKA:
Ahli Muda
Teknik
Mekanikal
2. Perubahan Pada :
BAB III. LEMBAR DATA PEMILIHAN, pada Hal. 46
F. Dokumen Penawaran
Semula :
1. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
……………………………..
7. Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen
Menjadi :
1. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
……………………………..
7. Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen
8. Peserta lelang wajib menyertakan surat dukungan dari pabrikan untuk produk bendung
karet berlapis baja yang memiliki perwakilan di Indonesia.
Catatan: Pokja akan melakukan pembuktian terhadap ketentuan ini.
3. Perubahan Pada :
BAB IX. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA, pada Hal. 131-132
Semula :
Harga Sat.
No. Uraian Pekerjaan Sat Volume Pek. Harga Pekerjaan
Pemb
. (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6
PEKERJAAN NORMALISASI HULU BENDUNG KARET
III TIRTONADI
A Parapet
2 Kistdam bh 1,00
3 Dewatering m3 1,00
4 Buangan tanah dg jarak angkut ? 10 km dan m2 284.813,00
diratakan
5 Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan m' 937,00
Pengadaan tiang pancang beton bertulang ? 40 x 40 m' 720,00
14 cm
Pemancangan tiang pancang beton bertulang ? 40 x m' 720,00
15 40 cm
16 Pengadaan dan Pemasangan hand rail m3 3.669,00
17 Pemasangan grass block m' 3.736,60
IV PEKERJAAN RUMAH POMPA DAN POMPA AIR
A PEKERJAAN RUMAH POMPA
3 Buangan Tanah dg jarak angkut ? 5 km dan diratakan m3 63,00
9 Pasangan batu bata, camp. 1 PC : 4 Psr
m2
V PEKERJAAN PINTU AIR 104,00
4 Pengadaan & pemasangan square concrete pile ?
0.2 x 0.2 X 3 m
m' 60,00
Menjadi :
Harga Sat.
No. Uraian Pekerjaan Sat Volume Pek. Harga Pekerjaan
Pemb
. (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6
PEKERJAAN NORMALISASI HULU BENDUNG KARET
III TIRTONADI
A Parapet
2 Kistdam ls 1,00
3 Dewatering ls 1,00
4 Buangan tanah dg jarak angkut ≥ 10 km dan m3 284.813,00
diratakan
5 Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan m3 937,00
Pengadaan tiang pancang beton bertulang □ 40 x 40 m' 720,00
14 cm
Pemancangan tiang pancang beton bertulang □ 40 x m' 720,00
15 40 cm
16 Pengadaan dan Pemasangan hand rail m' 3.669,00
17 Pemasangan grass block m2 3.736,60
IV PEKERJAAN RUMAH POMPA DAN POMPA AIR
A PEKERJAAN RUMAH POMPA
3 Dibuang dg jarak angkut ≥ 5 km dan diratakan m3 63,00
Pasangan batu bata, camp. 1 PC : 4 Psr m3
9 104,00
V PEKERJAAN PINTU AIR
Pengadaan & pemasangan square concrete pile □
m' 60,00
40.2 x 0.2 X 3 m
4. Perubahan Pada :
BAB VIII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Menambahkan gambar pada Bab VIII.
7.50 1.73 15.00 1.73 30.00 1.73 15.00 1.73
+95.50
+95.30 +95.30 +95.30
Plat Baja t = 16 mm
4.50
+93.55 +93.55 +93.55 +93.55
+93.05 +93.05
+90.00 +90.00
+95.30 +95.30
Plat Baja t = 16 mm
+93.55 +93.55 +93.55 +93.55
+93.05 +93.05
Beton Existing
5.30
+90.00 +90.00
Kabupaten :
PEKERJAAN: Gambar:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3 Bendung Karet
2016
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pelaksanaan Jaringan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan
Sungai dan Pantai III Sumber Air Bengawan Solo Sumber Air Bengawan Solo
Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 12
NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003
+93.05
. 71
<65°
3
EL+90.10 EL+90.00
0.12
D13 - 300
+89.00
Lihat Detail B D13 - 300 D13 - 300
D13 - 300 Lihat Detail C
+87.20
4.00
Desa/ Kel :
Kabupaten :
PE KERJAAN:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3 Gambar:
2016
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pelaksanaan Jaringan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan
Sungai dan Pantai III Sumber Air Bengawan Solo Sumber Air Bengawan Solo
Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 13
NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003
5000
5000
12 00
5 00 0
SECTION b-b
SKALA 1 : 100
1100
2500
1500
3600
1200
1 50 0
2400
6 00
BALAI B ESAR WILAYAH SUNGAI B ENGAWAN SOLO Kecamatan :
Desa/ Kel :
Kabupaten :
500 PEKERJAAN:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3
Gambar:
Pintu Air
0
6000
SKALA 1 : 100
Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 14
NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003
0.10
5
.
9
0.30 1.20
0.15
0.35
2.52
0.
4
1 0
.
9
0
2.14
600.
0
.
2
333.
Plat tebal 35 mm
500.
Pintu Air 1.7 m x 1.7 m Pintu Air 1.7 m x 1.7 m 1.7000
1.7000 1.7000
Desa/ Kel :
Kabupaten :
PEKERJAAN: Gambar:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3 Pintu Air
2016
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pelaksanaan Jaringan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan
Sungai dan Pantai III Sumber Air Bengawan Solo Sumber Air Bengawan Solo
1.25 Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 15
0.75 0.30 NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003
5. Perubahan Pada :
BAB VIII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Semula :
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Umum
…………………
SPESIFIKASI UMUM
1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Nasional Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada dalam Standar Nasional Indonesia, maka dapat
dipakai Standar lain yang disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Pembersihan Lapangan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak
belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus
dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari
sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.
3. Kantor Lapangan
Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana lapangan dan gudang
material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama
pelaksanaan pekerjaan.
Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material yang akan
dipakai tidak rusak saat akan digunakan.
Semua administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-gambar kerja, buku
laporan kemajuan phisik, data cuaca, buku saran direksi, buku tamu, Foto-Foto pelaksanaan dan
lain sebagainya harus selalu ada dan dipelihara serta disimpan secara baik di kantor lapangan.
Lokasi barak kerja dan gudang material harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari PPK sampai selesainya pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat :
- Rencana Mutu Kontrak (RMK).
- Perhitungan MC 0% dan Gambar (shop drawing).
- Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan.
- Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan.
- Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan.
- Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium/quality control.
- Data pendukung perhitungan volume hasil pekerjaan (MC 100%) dan gambar Asbuilt
drawing.
Isi laporan-laporan harian/mingguan/bulanan meliputi :
- Tenaga kerja yang bekerja.
- Peralatan yang dipakai.
- Data cuaca dilokasi proyek.
- Volume pekerjaan yang telah dicapai.
- Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.
Semua laporan dan data pendukung tersebut harus mendapat pengesahan dari Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan, pada awal sebelum
dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan membuat schedule waktu pelaksanaan
pekerjaan secara detail yang meliputi :
- Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan.
- Volume masing-masing jenis pekerjaan.
- Bobot masing-masing jenis pekerjaan.
- Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
- Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
- Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
- Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
- Keterangan lainnya yang diperlukan.
Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
Semua pekerjaan pengukuran itu harus diikatkan pada titik ikat yang terdekat sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi.
Penyedia Jasa harus memasang patok tetap dan patok ikat pembantu yang diikatkan pada
patok tetap yang ditentukan Konsultan Supervisi dan Direksi.
Pancang patok (ikat pembantu) ini sebagai titik utama dalam pelaksanaan pekerjaan dan
titik ikat pembantu harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah berubah.
Penyedia Jasa harus memasang patok-patok pengikat sumbu minimum setiap panjang 20
dan 50 m yang dibuat dari patok-patok kayu dolken jati Ø10 cm atau patok dari bahan lain
yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi. Patok-patok pengikat sumbu harus
dipasang pada tempat yang tidak mudah berubah kedudukannya.
Penyedia Jasa harus memasang profil-profil dan patok duga yang terbuat dari kayu
Kalimantan yang berkualitas baik. Profil-profil dan patok duga tersebut harus dikontrol
terhadap patok ikat serta mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi.
Pemasangan profil-profil dan patok duga tersebut harus betul-betul kokoh dan tidak mudah
berubah bentuk maupun kedudukannya.
Pengukuran tersebut diatas harus menggunakan alat ukur optic (Theodolit dan Waterpass)
yang dapat dijamin kebenarannya (Kalibrasi) serta disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi.
Jarak antara profil melintang dibuat antara 20 s/d. 50 m atau sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi.
Hasil pengukuran tersebut harus dituangkan dalam gambar diatas kertas A3 dan
berdasarkan hasil pengukuran tersebut Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
GAMBAR KERJA diatas kertas A3. GAMBAR KERJA tersebut harus dibuat dan direncana
berdasarkan standart gambar dokumen lelang atau desain lain sesuai kondisi dilapangan
dan diserahkan pada Konsultan Supervisi dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya gambar asli beserta 5 (lima) copynya harus diserahkan ke Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa juga harus menyerahkan 5 (lima) softcopy dalam bentuk hardisk eksternal
yang berisi gambar kerja dengan format ukuran A3.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, serta yang harus dibayar oleh PPK.
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, harus bisa memberikan
secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi
antara lain :
- Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan.
- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan.
- Dimensi bangunan lengkap.
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan.
- Rencana garis galian Pondasi.
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
- Notasi gambar dan skala.
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa meliputi antara lain:
- “Gambar Kerja”.
- “Gambar Hasil Kerja”.
Semua gambar-gambar tersebut diatas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan dan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Pengukuran” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi
dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada “Gambar Kerja”
harus mengacu dan didasarkan pada gambar kontrak.
Apabila karena kondisi dan situasi lapangan sesungguhnya, sehingga mengakibatkan perlu
adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka Penyedia
Jasa harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Supervisi serta disahkan oleh Direksi.
Atas dasar persetujuan Konsultan Supervisi serta disahkan oleh Direksi, jika ada
penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir
rancang bangun yang telah disepakati bersama, disetujui Konsultan Supervisi dan disahkan
Direksi adalah yang mengikat pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan
dasar serta acuan utama bagi Penyedia Jasa pada pelaksanaan pekerjaan.
“Gambar Kerja” yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tersebut, harus bisa memberikan
satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan,
sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain :
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.
- Dimensi rencana bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan bangunan.
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan.
b. berat persatuan komponen unit bangunan.
c. jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.
“Gambar Kerja” yang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan sahkan oleh
Direksi, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya
pelaksanaan pekerjaan atau “Mutual Check” pada kondisi pelaksanaan 0 %.
Penyedia Jasa wajib membuat copy “Gambar Kerja” sebanyak 1 (satu) asli dan 5 (lima)
copy ukuran A3.
Pada kondisi perubahan desain atau “revised design”, Konsultan Supervisi secara resmi
akan memberikan gambar perubahan desain yang telah disahkan oleh Direksi kepada
Penyedia Jasa secara administratif dalam bentuk “Variation Order”.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Kerja” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk pada pekerjaan persiapan.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca
dengan jelas kepada Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui dan disahkan
Direksi. Format gambar kerja dan dokumen tersebut harus terlebih dahulu diperiksa dan
disetujui Konsultan Supervisi dan disahkan Direksi. Dalam waktu 15 (lima belas) hari
sesudah menerima gambar kerja dan dokumen dari Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi
akan mengirimkan kembali kepada Penyedia Jasa 1 (satu) asli dengan dibubuhi
keterangan klasifikasi hasil pemeriksaan: ”setuju” atau ”perbaiki”.
Bila diperlukan revisi atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah
disetujui, Penyedia Jasa harus menyampaikannya kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi untuk persetujuannya seperti tata cara yang telah dijelaskan di atas.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Kerja” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Gambar hasil kerja yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa kepada
Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Direksi
guna mendapatkan pengesahan dari Direksi.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
atau yang “mutual check” volume pekerjaan 100 %, semua mengacu dan didasarkan
pada gambar hasil kerja yang telah diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan
disahkan oleh Direksi, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Direksi
kepada Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa wajib membuat “Gambar Hasil Kerja” sebanyak 1 (satu) asli dan 5 (lima)
copy ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan perhitungan hasil
pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Hasil Kerja” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebanyak 6 (enam) set
dijilid rapi dan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah SPMK diterbitkan. Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan yang dengan jelas menguraikan organisasi, prosedur
pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja, sumber daya dan mekanisme yang
direncanakan untuk menjamin kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak
termasuk format kerja dan prosedur pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari dilapangan.
Adapun daftar isi Rencana Mutu Kontrak (RMK) seperti tertulis dibawah ini, disusun sebagai
panduan dalam pembuatan rencana mutu pekerjaan konstruksi atau disain. Namun daftar isi
rencana mutu ini masih dapat berubah susunannya maupun judulnya, jadi masih dapat
bertambah atau berkurang. Oleh karena itu pembuatan rencana mutu ini harus dapat
menyesuaikan diri dengan rencana kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakannya.
6.1. Rencana Daftar Isi Rencana Mutu Kontrak (RMK) tersebut adalah sebagai berikut :
a. Latar Belakang.
b. Informasi Kegiatan.
c. Sasaran Mutu.
d. Persyaratan Teknis dan Administrasi.
e. Struktur Organisasi.
f. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.
g. Bagan Alir Kegiatan.
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan.
i. Jadwal Peralatan.
j. Jadwal Material.
k. Jadwal Personil.
l. Jadwal Arus Kas.
m. Rencana dan Metode verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan
pengujian & Kriteria Penerimaan.
n. Daftar Kriteria Penerimaan.
o. Daftar Induk Dokumen.
p. Daftar Rekaman.
q. Lampiran-lampiran.
6.2. Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK) masing-
masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknik tiap-tiap pekerjaan.
b. Gambar Teknik tiap-tiap pekerjaan.
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan.
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang.
e. Standar prosedur, standar produk dan instruksi kerja.
f. Organisasi pelaksana pekerjaan.
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan
pekerjaan.
7. Foto Dokumentasi
Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan
pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk Foto dokumentasi.
Foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran
secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal
sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan satu
gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Foto dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai
dengan pengarahan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan sudah harus bisa
memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Foto dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing
rangkap 6 (enam), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak kerja dan 5 (lima) Asli
lainnya ditata rapi pada album Foto dan diserahkan kepada Direksi.
Disamping Foto dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan serta Penyedia Jasa bisa melaksanakan pengambilan Foto dokumentasi dan / atau
video dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup
mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan.
Pada saat penyerahan Foto dokumentasi, Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Soft Copy,
ditata menurut urutan Foto dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban
dan tanggung jawab Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead”
pada analisa harga satuan pekerjaan.
8. Ketentuan Pelaksanaan K3
8.1. Ketentuan administrasi
a. Kewajiban umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia
Jasa Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga
tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-
alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat
dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar
tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan
sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi
pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga
kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing
dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-
papan pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan
kecelakaan yg dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap
semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9) Penyedia jasa wajib mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim Direksi.
c. Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-
masing.
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
d. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-
alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali.
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
2) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi.
3) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
4) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain.
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan
ular.
6) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain
alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
8) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
9) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu).
10) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
11) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari
petugas K3.
b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian kualitas pekerjaan.
Dan bila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan biaya, maka semua biaya sudah termasuk
dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
Penyedia Jasa wajib mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan modifikasi/
perubahan desain disertai usulan perubahan Metode pelaksanaan dan harga satuan pekerjaan
bila diperlukan.
Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil
oleh Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus
disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Jenis dan jumlah
contoh benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau
perintah Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Tanggapan, penilaian dan
persetujuan Direksi terhadap hasil uji laboratorium untuk beton dan agregatnya,
tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia Jasa bebas dari
tanggungjawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan beton
yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton termasuk biaya
ijin penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
pasangan / beton yang ditawarkan dan harus sudah diperhitungkan dalam
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
13. Tanah Bahan Timbunan
Bahan timbunan tanah dapat diambil dari tanah bekas galian yang memenuhi
syarat sebagai bahan timbunan atau tanah dari luar (pembelian / mendatangkan
tanah dari luar sampai lokasi pekerjaan) apabila tanah hasil galian tidak
memenuhi untuk timbunan kembali atau tidak disetujui oleh konsultan supervisi
dan direksi lapangan.
Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
melaksanakan/ menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih
dahulu oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan Supervisi dan Direksi sebelum bahan
dan peralatan tersebut dikirim/ mobilisasi ke lokasi pekerjaan.
Bila karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan
yang memenuhi Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka Konsultan
Supervisi dan Direksi akan mengeluarkan perintah tertulis tentang perubahan dan
penggantian bahan atau peralatan baik jumlah maupun spesifikasinya.
Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada
pengurangan biaya/ harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
kontrak termasuk Syarat-Syarat Umum Kontrak.
Pemasangan dan uji coba semua peralatan mekanikal dan elektrikal dilaksanakan
dengan pengawasan spesialis dari pabrikan dengan persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi terlebih dahulu. Biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk
pemasangan, pengawasan dan uji coba tersebut menjadi beban dan tanggungjawab
sepenuhnya Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan di atas.
Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Konsultan Supervisi dan Direksi
tentang pengujian yang akan dilakukan agar pengujian tersebut dilaksanakan dengan
disaksikan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus
menyampaikan hasil pengujian, dan sertifikat yang diperlukan kepada Konsultan
Supervisi dan Direksi dalam formulir yang sudah disepakati.
Hasil persetujuan/kesepakatan Konsultan Supervisi dan Direksi, serta hasil pengujian dan
pemeriksaan bisa dijadikan alasan Konsultan Supervisi dan Direksi untuk menolak
material dan peralatan yang akan dipasang dilokasi pekerjaan, serta hasil pekerjaan bila
hasil uji belum memenuhi spesifikasi.
Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi paling lambat 24 jam sebelum pengujian dan pemeriksaan dilokasi pekerjaan
dilaksanakan. Penyedia Jasa wajib menyediakan tenaga ahli dan tenaga terampil untuk
laboratorium, material dan peralatan/ instrument laboratorium dan bahan-bahan
yang diperlukan dilokasi pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas segala biaya
yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi pekerjaan.
Hasil pengujian dan pemeriksaan ini harus dicatat dengan tertib oleh Penyedia Jasa dan
disampaikan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi. Penyedia Jasa bertanggungjawab
atas segala biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap
sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan pengujian
dan pemeriksaan tersebut.
Penyedia Jasa wajib menyimpan dan menjaga dokumen akutansi yang berkaitan dengan 2
(dua) hal di atas.
Paling lambat 14 (empat belas) hari sesudah rapat persiapan pelaksanaan kontrak yang
ditetapkan dalam Syarat-Syarat Umum, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi rincian dan perbaikan dari Rencana Pelaksanaan
Kontrak guna mendapat persetujuan yang untuk selanjutnya disebut Rencana
Pelaksanaan Pekerjaan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berisi uraian/ rincian Metode pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan, Metode kerja dan jadwal kerja setiap jenis pekerjaan, jadwal pengadaan
bahan, mobilisasi personil dan peralatan, sosialisasi dan konsultasi kepada masyarakat
dan pemerintah daerah dan program mutu.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang sudah disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi
tidak boleh dirubah atau dimodifikasi oleh Penyedia Jasa tanpa persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi, perubahan dan modifikasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dapat
dipertimbangkan dengan alasan dan sebab yang dapat dipertanggungjawabkan, antara
lain karena timbulnya perubahan kegiatan pekerjaan sesuai dengan Syarat-Syarat Umum
Kontrak.
Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan tersebut dan
hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia Jasa dalam penawarannya harus
menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya. Koordinasi dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan antara Penyedia Jasa untuk paket yang berbeda harus
dilaksanakan dengan baik sejak awal bersama Konsultan Supervisi dan Direksi pada saat
dilakukan pre-construction meeting.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
Semua biaya termasuk gaji sopir, bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya
penggantian, asuransi dan registrasi serta seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Semua biaya termasuk bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya penggantian,
asuransi dan registrasi serta seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Penyedia Jasa juga harus menyerahkan 3 (tiga) Hardisk Eksternal yang berisi semua laporan
tersebut diatas.
SPESIFIKASI TEKNIK
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilsasi dan Demobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sejak diterbitkan SPMK.
Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :
- Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
- Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya.
- mendatangkan personil-personil.
Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan atau kegiatan lapangan, demikian pula untuk demobilsasi dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kegiatan lapangan yang sudah selesai dikerjakan.
Semua biaya kegiatan mobilsasi dan demobilisasi ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk pada
pekerjaan persiapan.
Semua biaya yang timbul akibat Pemeliharaan jalan kerja ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
pada pekerjaan persiapan.
3. Pengukuran
Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai
semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.
Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton
yang merupakan titik tetap utama ( “ Bench Mark “ ) yang akan ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dan dan Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton,
yang akan dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir
dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya
secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk
lahan pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu
utama dengan jarak + 500 m atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus
diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu
utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta harus
tertanam sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak mudah berubah
bentuk dan posisinya.
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk membuat gambar kerja.
Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan khususnya pada lokasi tikungan jarak
tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-tengah
tikungan dan ujung akhir tikungan.
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus
disahkan oleh Konsultan dan Konsultan Supervisi dan Direksi, dan dari waktu ke waktu
selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan
prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan
instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk
melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau stick
proof, misalnya kedalaman Pondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar hasil kerja, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan
perhitungan hasil pengukuran yang sudah diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi
serta disahkan oleh Direksi.
Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung
bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berdasarkan
gambar kerja. Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh
Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.
Mutual Check (MC-100%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung
bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berdasarkan
gambar hasil kerja. Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil seluruh perhitungan
kuantitas semua pekerjaan dalam format MC-100% kepada Direksi untuk mendapatkan
pengesahan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan
dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
II. PEKERJAAN KISTDAM DAN DEWATERING
1. Pekerjaan Kistdam
Sebelum membuat suatu konstruksi Penyedia Jasa diwajibkan penahan rembesan (kist
dam) dan membuat gambar rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Setelah pekerjaan konstruksi utama selesai dikerjakan, Penyedia Jasa harus
membongkar dan membersihkan material kist dam sehingga tidak mengganggu aliran
sungai.
2. Pekerjaan Dewatering
Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan
guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
membuat bangunan sementara yang berupa tanggful, bangunan/saluran pengelak,
bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk memindahkan aliran
air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/membersihkannya
bila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kwalitas pekerjaan akibat pengaruh
air tersebut.
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai
sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan
ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan akibat sampingan negatif terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat.
2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar.
- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk
Bangunan Sederhana.
- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum.
- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus
Pasir.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat
Hidrometer.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan
Cetakan Benda Uji.
3.2. Galian
(1) Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan
galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuannya, jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan
pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian
kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan
sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali,
Metode kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan
ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan
untuk bahan timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan galian.
Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah
elevasi galian pekerjaan permanen saluran dan bangunan agar tetap dalam
keadaan yang baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang
disebabkan oleh kesalahan Penyedia Jasa harus segera diperbaiki dengan
biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri
harus menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi bila pekerjaan galian telah selesai
dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan
lanjutan/bangunan pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan
pembuangan tanah hasil galian harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
(b) Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai
berikut :
• Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm.
• Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan
timbun :
• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
• Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
• Diameter butiran lebih dari 100 mm
• Batu lunak dan batu keras.
Harga satuan pekerjaan ini sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan, pengukuran, angkutan dan pembuangan, perapian dan pencegahan dari
longsoran tebing, perapian, penampungan sementara dan pemanfaatannya
sebagai bahan untuk timbunan tanah dan pekerjaan lainnya kecuali bila ditetapkan
secara terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga ialah jalan akses sementara,
relokasi saluran dan pengamanannya, pengeringan, pekerjaan partisi dan lain-lain.
(ii) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar
kadar air optimum dengan toleransi + 3% sampai - 5% dari
kadar air optimum hasil uji laboratorium atau ketentuan lain
atas perintah Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan berdasarkan soil-properties tanah
tersebut.
Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi bangunan
atau lokasi lain sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian.
Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk
struktur selesai dilaksanakan. Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan
berdasarkan hasil uji coba yang tergantung dari material/ tanah bahan timbunan,
peralatan yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.
Pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak boleh
lebih dari 30 cm. Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -
5% dari kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 85% s/d 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM
D-968 dan SNI tergantung dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.
Pemadatan dengan menggunakan Baby roller / stamper atau Alat Pemadat yang
disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan sesuai hasil trial
embankment.
Pengukuran untuk pekerjaan timbunan dilakukan dalam satuan meter kubik (m3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang
tidak melampaui elevasi permukaan tanah asli.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk :
galian, angkutan, re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan,
perapian dan biaya lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan
penunjang.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test) pada
dasar galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai Pondasi sebelum
dilakukan pengecoran beton.
Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk
pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan dan Direksi
untuk dikaji dan disetujui.
Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia Jasa, Metode baku untuk uji
laboratorium yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan
bangunan selama pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci
sesuai ketentuan dalam SNI atau sesuai perintah Direksi (JIS equivalent) atau
mengikuti tabel sebagai berikut :
Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong, pasangan
batu Kali, pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan adukan semen.
Pedoman ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam
bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui
sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan MesinAbrasi Los
Angeles
- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil Chlorida)
Agregat halus
Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25
mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir
Semen Portland : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4
mm sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerikil.
: adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland yang terutama, terdiri dari
Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling
Plesteran bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih
bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.
Acian : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup /
pengikat ujung pasangan batu
: adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk penutup
4. Persyaratan Bahan
(1) Batu
(a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet.
(b) Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah.
(c) Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat yang dipecah salah
satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
(d) Batu harus hitam, rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
(e) Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
(f) Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali
hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi dan digunakan bersama-sama
dengan batu belah.
(g) Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan
sebagai batuan pengisi/pengunci.
(2) Pasir
(a) Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi.
(b) Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir dari gunung berapi (pasir
beton) yang diambil dari sungai atau sumber lain dan memenuhi standart
pengujian agregat halus yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi.
(c) Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,
sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu
pasangan batu.
(4) Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia.
Sekat
Tinggi
(H)
Lebar Panjang
(w) (L)
Dimensi Sekat
Lb. Anyaman Dia. Kawat Lapisan Zinc
Alat untuk pemasangan dolken gelam dipersiapkan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa
harus membuat gambar methode pelaksanaan pemasangan beserta peralatan dan
kapasitasnya. Gambar tersebut diajukan ke Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan.
Apabila pemancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan gambar
rencana) maka drop hamer harus diganti dengan yang lebih berat sehingga kedalaman
tiang pancang dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.
Elevasi top (atas) tiang pancang dolken adalah 15 cm, diatas dasar lantai kerja dan
untuk bronjong muncul 50 cm diatas permukaan tanah.
Apabila dari hasil pemancangan tersebut diatas menurut Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan hasilnya meragukan, misalnya tiang pancang miring, pecah dan sebagainya
maka Penyedia Jasa harus mencabut tiang pancang tersebut dan diharuskan melakukan
pemancangan ulang. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut diatas adalah
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
9. Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Bongkaran Beton dan dibersihkan
Beton bekas bongkaran harus dan harus dibuang diluar lokasi pekerjaan.
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan dalam
satuan M 3
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan
(3) Plesteran 1 PC : 3 PS
(a) Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PS (Pasir) dan diaduk secara merata dengan air, guna mencapai
campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer / molen.
(b) Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan
harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan / pipa saluran, dan selebar 0,10 m dibawah tepi atas dinding dan
pasangan sorongan / pipa saluran.
(c) Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
(d) Pengukuran dan Pembayaran :
(e) Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan m2.
(f) Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.
(4) Acian
(a) Pekerjaan acian dikerjakan dengan menghaluskan memakai semen.
Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
(b) Pengukuran dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan m2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.
(5) Pasangan Keramik
(a) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai ubin/tegel keramik dilakukan sebagai finishing seluruh
lantai sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas
(6) Pengecatan
(a) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengecatan permukaan dinding tembok dan seluruh detail yang
ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.
V. PEKERJAAN BETON
1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja
pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam
pelaksanaan pekerjaan beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan
seluruh bangunan beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton pracetak,
beton untuk bangunan baja komposit dan waterstop. Pedoman ini mencakup
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton,
lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan atau tindakan
lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
-SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus
dan Kasar.
- SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Kasar.
- SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton.
- SNI 03-1973-1990 : Metode Pengujian Berat Isi Beton.
- SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles.
- SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar.
- SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Dengan Cetakan
Silinder Di Dalam Tempat Cetakan.
- SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding.
- SNI 06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton dengan
Agregat Praletak di Laboratorium.
- SNI 03-6430.2-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk Beton
dengan Agregat Praletak di Laboratorium.
- SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik.
- SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat.
- SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton
pada Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur
Berikutnya.
- SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural.
- SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan Air pada
Campuran Graut untuk Beton Agregat Praletak di
Laboratorium.
- SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton Agregat
Praletak (Metode Pengujian Corong Alir).
- SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode Maturity.
- SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan Bahan
Anorganik dalam Air Untuk Campuran Beton.
- SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton Semprot.
- SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk
Tulangan Beton.
- SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk Tulangan
Beton.
- SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
- SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton.
- SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktur.
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton.
- SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat.
- SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat.
3.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai
31.5 mm.
3.3. Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran
beton pada bangunan yang sudah dilaksanakan.
3.4. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk masa padat.
3.5. Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3.
3.6. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa
saat karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).
3.8. Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu
yang diperlukan beton dalam masa perawatan.
3.9. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.
3.10.Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.
3.11.Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang
bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa
membentuk senyawa bersifat cementitious.
3.12.Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu
adukan.
3.13.Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica
amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.
3.14.Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif dari
beton segar.
3.15. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran
dengan cukup banyak dan sangat berbeda.
1) Bangunan Beton
a) Semen
b) Air
d) Bahan Tambah
e) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam
campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen
selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan
tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang
ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah dapat
diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut :
2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly
Ash, Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran
beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai atas persetujuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan
rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan disaksikan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan
tidak keropos.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton
yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan
diganti atau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, begisting dan waterstop harus memuat :
5.1. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(i) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat
menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus
disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin dapat diperiksanya
seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman
(ii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.
(iii) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh begisting, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
(iv) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Konsultan dan Dir Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan eksi, maka bahan lantai kerja untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.
(vi) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
b) Cetakan Beton/Begisting
(i). Cetakan/begisting harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan/begisting dapat
dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai
dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
(iii). Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan dan Direksi, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Konsultan dan
Direksi untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bagi keberhasilannya.
c) Pencampuran Beton
(i) Perbandingan Campuran
. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
Kuat Kuat
Ukuran Nilai factor Perkiraan
Tekan Tekan
Tipe Campuran agregat air semen kebutuhan
umur 7 umur 28
Beton maksimum maksimum semen
hari hari
(mm) (%) (kg/m³)
(kg/cm²) (kg/cm²)
fc’ = 26,4 MPa 195 300 20 50 400
(K-300)
fc’ = 19,3 Mpa 147 225 40 (20) 50 330 (350)
(K-225)
fc’ = 14,5 Mpa 114 175 40 50 310
(K-175)
fc’ = 9,8MPa 62 125 40 57 250
(K-125)
fc’ = 7,4 MPa 65 100 40 60 200
(K-100)
Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan
(iv). Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang
sekecil mungkin dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan tidak ada tambahan biaya atas perubahan tersebut.
(v). Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan, dalam batas yang ditetapkan untuk
mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang
benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum ditempatkan. Keseragaman kekentalan
beton pada setiap adukan adalah perlu. Slump dari pada adukan
beton harus mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton diendapkan.
d) Penakaran
(i). Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Konsultan dan Direksi. Pekerjaan dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara tepat
mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang
dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
(iv). Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar
dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan
tiap–tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan
pengujian periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam
pekerjaan–pekerjaan adukan.
(iii). Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
f) Truk Pencampur
(i). Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–drum
yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan
yang dianjurkan oleh Pabrik
(ii). Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah
bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur,
setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu
jam setelah penambahan air pengecoran harus selesai.
(iii). Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(ii). Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat
mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan
dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu,
maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak ada kehilangan air dari
adukan
(iii). Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan kering
sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur-
angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam
keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan
diangkat ketempat pengecoran
2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
(i). Penyedia Jasa harus memberitahukan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton jika pengecoran
beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
(ix). Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran
harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang
baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi
sambungan yang akan ditentukan kemudian
(xii) Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan. Beton yang dicor ditempatkan langsung pada
cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran
dan penggeseran tulangan beton, begisting, atau bagian – bagian
yang tertanam, serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih
tebal dari 40 cm padat.
(xiv) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat
penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan.
b) Pemadatan
(i). Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar begisting yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain
di dalam begisting.
(iii). Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
(iv). Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang- kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas begisting supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.
(vii). Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum
terjadi waktu ikat awal (initial setting).
e) Jika tidak ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,
sebelum melakukan pengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus
disiram air semen setelah bersih.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau
proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.
5) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan akhir
- Begisting tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. begisting yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, begisting yang digunakan
untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok
pengarah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus
dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan
tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
(i). Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar
air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
(v). Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
(iii) Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama
waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan
2) Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang
mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan kerja
3) Perencanaan Campuran
(1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan
(misalnya dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan
tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran begisting diperoleh permukaan yang rata, halus dan
padat.
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan
dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-1998,
SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar
semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan
dengan syarat disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
b) Pencampuran
(i). Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin
distribusi yang merata dari seluruh bahan.
(ii). Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah
air yang digunakan dalam setiap penakaran.
(ii). Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter
150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI
03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan
diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang
akan dirawat di laboratorium.
(iii) Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara
terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara
keduanya.
(iv). Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 30 meter kubik beton
harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen
bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
(v). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil
produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set
untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
(vi). Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.
(vii). Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda
uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set
tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang
digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah
benda uji yang berdekatan nilainya.
(ix). Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di
bawah 0,85 fc’.
(x). Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak
dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningkatkan
rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-
langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung
dari bangunan tidak membahayakan.
(xi). Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka
diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang
diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam
hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti
pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk
setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu
rendah seperti disebutkan di atas.
(xii). Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata
kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang
dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang
mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini,
perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor
inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan
kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan),
perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan
kuat tekan beton yang dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan
tersebut meliputi :
(i). Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact
Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji
lainnya (hasil pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar
penerimaan);
e). Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton
atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa
melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan
adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.
f). Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus
mengajukan detail rencana perbaikan untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sebelum memulai
pekerjaan.
(ii). Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk begisting, perancah untuk balok dan lantai
pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa
sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan
Beton.
(iii). Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan
dengan bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur
untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.
(iv). Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar
sebagai beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton
Bangunan harus beton yang disyaratkan atau disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk fc’=26,4 MPa
(K-300), fc’=19,3 MPa (K-225) dan fc’=7,4 Mpa (K-100). Jika
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan
untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang
lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton
dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
b) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang tertera dalam gambar kerja, akan dibayar pada Harga
Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran
yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Harga.
LAMPIRAN
No. Macam Pengujian Volume Contoh
(Liter)
1 Slum 8
2 Berat Jenis 6
3 Kadar Udara 9
4 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28
5 Uji Kuat Lentur ( 3 contoh ) 28
6 Uji Kuat Tarik ( 3 contoh ) 28
7 Uji Modulus Elastis ( 3 contoh ) 28
Tabel A Jumlah pengambilan contoh beton segar
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada
seluruh panjangnya dengan yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
Dua besi tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random
dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih
dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan harus
bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
2) Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar
besi dan pembengkokannya kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di lokasi pekerjaan.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain
sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah
bentuk dan diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan
tidak mudah bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton,
tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan
kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai
dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan
disiram air sesaat sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus
dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang
dapat melemahkan ikatan dengan beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton, kepada Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan secara
menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus
tidak kurang dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan
dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat
sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan.
5) Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam gambar, atau atas perintah Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter 8 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas,
Konsultan Supervisi dan Direksi akan menetapkan berat besi tulangan yang
dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau
JIS.
2.2. Pengangkutan
Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan kekuatan tiang pancang selama
pengangkutan dari pabrik ke lokasi pekerjaan. Bila terjadi kerusakan selama
pengangkutan yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tiang pancang,
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berhak menolak tiang pancang
tersebut. Penggunaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pengamanan guna mencegah
kerusakan pada tiang pancang dan komponen-komponennya mulai saat
pengangkatan, pengangkutan, penyimpanan, pemasangan sampai dengan
pemancangan. Tiang pancang yang rusak harus diganti baru oleh Kontraktor
dengan biaya Kontraktor sendiri.
2.3. Pada umumnya, tiang pancang dengan panjang maksimum harus dipergunakan.
Dalam keadaan tertentu penyambungan (“splice”) tiang pancang akan
diperbolehkan. Metode penyambungan (“splice”) harus seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau seperti petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2.4. Sebelum mendatangkan peralatan pemancangan ke lokasi. Kontraktor harus
menyerahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan jenis peralatan dan motode pemancangan yang
diusulkan oleh Kontraktor yang akan dipergunakan.
2.5. Pemukul yang dipergunakan untuk pemancangan tiang pancang baja harus
berbobot tidak boleh kurang dari berat kombinasi dari kepala-pemancang dan tiang
pancang. Pemukul tiang pancang, pemukul uap, udara atau diesel yang disetujui
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan yang menghasilkan cukup tenaga untuk
menggerakkan tiang-tiang pancang pada kecepatan penetrasi tidak kurang dari 3.2
mm setiap pukulan.
2.6. Pada tiap akhir dari pemancangan harus disisakan 0.50 m untuk dikupas dan besi
dari tiang pancang harus dimasukkan dalam lantai kontruksi revetment yang akan
dibangun.
2.7. Kepala dari semua tiang pancang beton bila keadaan pemancangan sedemikian
rupa sehingga cenderung akan mengakibatkan rusak yang tidak semestinya harus
diberi pelindung tambahan dengan suatu penutup dan bantalan yang sesuai di atas
kepala tiang pancang dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2.8. Untuk semua tipe tiang pancang, kepala tiang, sendi atau peralatan lain yang sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik harus disediakan sehingga tiang-tiang pancang
dapat dipancang tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang.
2.9. Metode/cara pemancangan tiang pancang tidak boleh berlebihan dan tidak
sewajarnya, sehingga mengakibatkan hancur dan rusaknya beton atau perubahan
bentuk. Usaha-usaha yang dilaksanakan pada tiang pancang untuk memaksanya
dalam posisi yang benar bila atas pertimbangan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan terlalu berlebihan tidak akan diperbolehkan. Tiang pancang yang rusak
karena cacat pada saat atau karena kesalahan pemancangan atau dipancang tidak
pada lokasi yang benar atau dipancang di bawah elevasi yang diterapkan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sendiri dengan salah satu dari metode
berikut yang disetujui oleh Direksi untuk tiang pancang yang diragukan :
a) Tiang pancang harus ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dan bila
perlu dengan yang lebih panjang
b) Tiang pancang kedua harus dipancangkan dekat dengan tiang pancang yang
rusak
c) .Tiang pancang harus disambung (“splice”) atau dirakit (“built-up”), bila tidak
ditentukan disini atau suatu bagian dari kaki pondasi yang ditambahkan untuk
menanam tiang pancang dengan benar. Semua tiang pancang yang
terdorong ke atas disebabkan pemasangan tiang pancang didekatkan atau
oleh sebab lainnya harus dipancang ke bawah lagi.
d) Tiang pancang akan dianggap rusak bila terdapat retak yang tampak atau
retak memanjang sekitar seluruh permukaan tiang pancang atau suatu cacat
yang menurut pendapat Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
mempengaruhi kekuatan atau umur tiang pancang.
2.10. Pencatatan pukulan tiang pancang, jumlah pukulan pemukul (“hammer”) pada
tiang pancang beton dan kedalaman penetrasi setiap pukulan harus dicatat untuk
memastikan daya dukung lapisan tanah dan ditentukan oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan alat pancang yang sesuai
untuk mencatat tiang pancang beton pada setiap pukulan “hammer”. Untuk
menghitung jumlah pukulan, penghitung digital atau suatu alat lain yang disetujui
untuk mencatat harus disediakan. Tempat-tempat yang elastis dan plastis sebagai
hasil dari setiap pukulan dapat dicatat dengan mempergunakan penggaris yang
lurus dan kuat di atas selembar kertas yang ditaruh di atas tiang pancang dan
menggoreskan sebuah pensil sepanjang penggaris pada saat pukulan untuk
mencatat pada kertas tempat-tempat, yang elastis dan plastis sebagai hasil
pukulan. Berdasarkan pemancangan yang dibuat, Kontraktor harus menghitung
daya dukung lapisan tanah, yang dijumpai dan membuat laporan kepada Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan akan
memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk mengakhiri atau meneruskan
pemancangan sampai daya dukung yang dikehendaki tercapai.
3. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemancangan Flate Concrete Sheet Pile (FCSP), dan
Square Concrete Sheet Pile (SCSP)
FCSP yang dipakai tipe flat dengan ukuran lebar 0.50 x 0.32 x 10.0 m, Mcr 7.25 Tm dan
CCSP yang dipakai tipe square dengan ukuran lebar 0.40 x 0.4 x 12.0 m, Mcr 10.88 Tm
panjang sesuai dengan gambar kontrak dan terbuat dari beton bertulang presstress
yang mempunyai kuat tekan beton 700 kg/cm2 yang mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
FCSP dan CCSP yang digunakan harus baru, tidak boleh bengkok, cacat atau rusak
dan mempunyai ukuran yang seragam. Pemancangan dilaksanakan dengan alat
pancang mekanik (pile hammer) dengan beban tertentu yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengadaan FCSP dan CCSP didasarkan atas
satuan m’ (material on site dapat diprogreskan dan dapat dibayarkan maksimal 50 %
dari total jumlah material yang didatangkan sesuai SSUK dan SSKK dalam dokumen
kontrak) dengan catatan penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi
pekerjaan (on site) disaksikan dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan. Penilaian tersebut sudah termasuk bahan, pengadaan alat pancang,
pemancangan, pemotongan / penyambungan, peralatan bantu, upah tenaga kerja dan
sebagainya.
VII. BENDUNG KARET BERPELINDUNG BAJA
7.1 Umum
Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam bab ini meliputi pengadaan material/bahan,
pembuatan, pengangkutan dan pemasangan dilokasi pekerjaan, yang antara lain berupa
perlengkapan badan bendung karet termasuk semua peralatan/perlengkapannya dan
peralatan untuk pengoperasian dan perlengkapan pekerjaan logam/metal lainnya.
Semua ini merupakan pekerjaan tetap/permanent yang harus dan menjadi kewajiban
dan tanggung jawab Penyedia jasa.
Semua bahan/material yang harus diadakan Penyedia jasa tersebut harus dilakukan
pengecekan dan test di pabrik pembuatan dan dilapangan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi dengan biaya beban Penyedia jasa.
c. Gaya Normal
Kekuatan material untuk menahan gaya normal harus minimum ¾ dari
persyaratan pada gaya tarik, kecuali cast iron harus sama dengan
persyaratan pada gaya tarik.
Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi pada pekerjaan persiapan angkur dan
material baja yang akan tertanan antara lain :
(1) Semua material harus tetap bersih dan dijaga terhadap pengaruh cuaca.
(2) Pemotongan bagian-bagian angkur yang tidak dipakai baru boleh
dilaksanakan apabila penyetelan secara keseluruhan sudah selesai.
(3) Tekukan sudut dalam harus dibentuk dengan besi profil dan pelat baja.
(4) Penghalusan sudut-sudut sambungan harus dengan memakai gerinda baja.
(5) Apabila ada pembengkokan, maka pelaksanaannya pembengkokan harus
dipanasi terlebih dahulu dan pembengkokan harus dalam keadaan panas.
(6) Untuk pelaksanaan pekerjaan las, Penyedia jasa wajib memberitahukan
Konsultan Supervisi dan Direksi mengenai jenis alat las, material las itu
sendiri, klasifikasi electrode dan lain-lainnya. Setelah pekerjaan las selesai
semua kotoran sisa harus dibersihkan dari lokasi.
Lebar rencana yang terpasang dengan bentangan acuan lebar bendung yaitu
15,00m, 30,00m dan 15,00m. Pada tiap bentangan terbagi atas bendung karet
(kantung udara) berpelindung plat baja dengan panjang 5m segmen/bagian.
Pelaksanaan pengecoran pada bagian yang ada material baja yang akan
tertanam didalam beton, belum boleh dikerjakan sebelum ada surat penerimaan
pekerjaan berdasarkan inspeksi/pemeriksaan yang dilakukan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi.
Bendung karet berpelindung baja digerakkan secara pneumatic terdiri dari bagian
pintu pelindung karet yang terbuat dari baja, penggerak pintu, dan peralatan
kontrol tekanan otomatis. Bendung karet berpelindung baja berfungsi sama
seperti bendung panda umumnya yaitu untuk menahan dan menampung air
sewaktu permukaan air sungai dan debit air rendah, bendung tersebut akan
diturunkan (yaitu dengan mengempiskan tubuh bendung karet) bilamana
permukaan air dan debit air sungai menjadi tinggi. Bilamana ketinggian air sungai
melebihi ketinggian (overflow maximum) diatas bendung karet, maka bendung
karet tersebut harus dapat diturunkan secara otomatis meskipun dalam keadaan
tanpa daya listrik.
Panjang dasar bendung karet terdiri dari 3 bagian bentangan yaitu 15,00 m,
30,00 m dan 15,00 m dengan ketinggian maximum saat terisi udara penuh
adalah 3,05 meter. Pada tiap bentangan terbagi atas bendung karet (kantung
udara) berpelindung plat baja dengan panjang 5m segmen/bagian.
g. Material :
- Bendung Karet
Badan Bendung + karpet : Ethylene Propylene Dyne
Monomer (EPDM)
- Plat Baja Pelindung : Baja Tahan Karat dengan
tebal 16 mm (SUS 304)
- Baut, engsel dan mur angker : Baja Tahan Karat (SUS 304)
- Plat dasar atau embedded plate : Baja Karbon SS 400
Galvanized
- Plat penjepit karet atau cover plate : Besi Cor FCD 500 Galvanized
h. Total garansi : 2 tahun (in every condition
and free of charge)
(5) Setiap bagian pipa yang terekspos harus disangga dengan kuat untuk setiap
jarak 1,8 meter dengan menggunakan strut baja galvanis. Setidaknya dua
baut angkur tahan karat berlapis epoxy berukuran 12- mm harus digunakan
untuk memasang unit strut tersebut.
(6) Semua pipa udara harus menggunakan fitting yang dilas. Semua pengelasan
harus sesuai dengan spesifikasi Pengelasan Struktural AWS, Semua
sambungan pipa akan tahan terhadap kebocoran.
(7) Sebelum instalasi bendung karet berpelindung baja, seluruh jalur pipa dan
sambungan harus diperiksa dan tekanan diuji terhadap 350 kPa dan
setiap sambungan diperiksa terhadap kebocoran disaksikan bersama
dengan konsultan supervisi dan direksi lapangan.
Hal yang harus diperhatikan penyedia jasa untuk pemasangan bendung karet
berpelindung baja yaitu :
(1) Bendung karet berpelindung baja harus terdiri dari gate panel baja yang
terpasang pada lantai bendung terikat pada engsel elastomer dan
karet kantung udara yang dipasang antara gate panel berengsel dan
lantai bendung. Engsel harus dipasang dengan menggunakan baut
angkur baja dengan lapisan epoxy. Engsel elastomer akan
memungkinkan bendung karet berpelindung baja untuk beroperasi dari
posisi dinaikkan sepenuhnya hingga ke posisi diturunkan
sepenuhnya. Karet seal pembatas (rubber wiper typed abutment
seals) harus disediakan untuk memastikan keadaan kedap air
pada berbagai gerakan gerbang.
(2) Pipa suplai udara yang disediakan oleh penyedia jasa pemasangan
dari dan ke dalam karet kantung udara harus terbuat dari SUS304.
(3) Bendung karet berpelindung baja harus beroperasi dalam kisaran antara
suhu 50 derajat Celcius hingga minus 40derajat Celcius.
(4) Bendung karet berpelindung baja harus mampu menahan benturan dari
kayu batang pohon (tanaman bambu dan sejenisnya) dan sampah -
sampah yang mengambang pada aliran sungai, dimana gate panel
baja yang terpasang harus memiliki ketebalan minimal 16 mm.
(5) Bendung karet berpelindung baja harus dirancang untuk beroperasi pada
dua posisi dinaikkan dan diturunkan sepenuhnya untuk waktu
overtopping
(6) yang lama tanpa mengalami gerakan osilisasi yang signifikan, pola aliran
yang buruk, atau kerusakan yang signifikan.
(7) Bendung karet berpelindung baja akan ditautkan ke lantai beton badan
bendung. Tekanan pergeseran dan peregangan baut angkur untuk
dipasang pada beton tidak melebihi dari yang direkomendasikan oleh
produsen baut angkur.
(8) Celah antara gerbang yang berdekatan harus diseal oleh karet yang
dijepitkan ke setiap gate panel dan terbuat dari karet yang diperkuat
polyester. Bendung karet berpelindung baja harus kedap air pada seal
penutup-penutup ini
(9) Sebuah plat pembatas baja tahan karat harus disediakan dan dipasang
di setiap dinding abutmen beton. Plat pembatas tersebut akan
memberikan permukaan vertikal yang rata untuk Bendung karet
berpelindung baja tersebut.
(10) Karet tali penahan (restraining strap) harus digunakan untuk membatasi
gerakan gate panel kearah atas dan untuk menentukan ketinggian
maksim um dari gate panel tersebut.
(4) Setelah pemasangan gate system, spillway gate tersebut harus sepenuhnya
diangkat dan diturunkan tiga kali dengan menggunakan sistem kontrol. Gate
system harus dapat beroperasi dengan lancar tanpa ikatan.
(5) Setelah pemasangan gate system, karet kantung udara harus dikembungkan
hingga seperdua (½) dari tekanan operasi normal. Gate system harus
diisolasi dari sistem suplai udara dan diberi tekanan
selama 24 jam. Tekanan dan suhu lingkungan luar harus dicatat pada
awal dan akhir tes dan pada empat interval yang berbeda selama
tes. Setiap kantung udara yang menunjukkan kebocoran akan diperbaiki
oleh pabrikan tanpa biaya kepada pemilik. Jika kerusakan
disebabkan oleh penyedia jasa, maka penyedia jasa harus
bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan yang diperlukan
yang dapat diterima oleh Pengguna jasa tanpa biaya.
(2) Dalam melakukan penawaran pada item saluran pengelak, penyedia jasa
harus sudah memperhitungkan galian dengan alat berat serta pengembalian
atau timbunan kembali dipadatkan setelah pekerjaan utama bendung selesai.
Sebelum penyerahan hasil pekerjaan oleh penyedia jasa ke pengguna jasa, penyedia
jasa wajib melakukan training pengoperasian bendung karet berpelindung baja kepada
petugas yang ditunjuk oleh pengguna jasa.
Perakitan di pabrik, perakitan di lapangan, biaya semua test yang harus dilaksanakan,
biaya pengapalan dan transportasi sampai ke lokasi proyek, semua ijin-ijin import
maupun semua pajak import juga sudah harus termasuk di dalam Harga Satuan
Pekerjaan
Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang mungkin
timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan bendung karet berpelindung baja terbagi
menjadi :
1. Material bendung karet berpelindung baja termasuk perlengkapannya sudah selesai
dipabrikasi dapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan, dengan catatan harus di
inspeksi ke tempat pabrikasi secara bersama antara konsultan supervisi dan direksi
pekerjaan serta dibuatkan berita acara disertai daftar material yang telah selesai
diproduksi.
2. Material bendung karet berpelindung baja termasuk perlengkapannya tiba di lokasi
kegiatan (material on sitedapat dibayarkan45% dari nilai pekerjaan) dengan catatan
penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi kegiatan (on site) disaksikan
dan diperiksa bersama oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
3. Material bendung karet berpelindung baja termasuk perlengkapannya jika sudah
terpasang sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat dibayarkan 15%dari
nilai pekerjaan.
4. Untuk pembayaran 10%dari nilai pekerjaan yaitu setelah bendung karet berpelindung
baja dilakukan test operasi dan commissioning disaksikan secara bersama dengan
konsultan supervisi dan direksi disertai dengan penerbitan berita acara dan
penyerahan buku panduan pengoperasian.
7.7 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Handrail
Untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan handrail material yang dipakai pipa
galvanis 2.5”.
Penilalian Pembayaran pengadaan dan Pemasangan hand rail hanya dapat
diprogreskan atau dibayarkan setelah terpasang sudah termasuk upah, bahan dan alat
dan over head yang tercantum dalam analisa pekerjaan, dalam satuan m’.
Penilaian pembayaran dari seluruh pembongkaran pasangan batu akan dilakukan atas
dasar harga satuan ls. Harga satuan pekerjaan tersebut harus sudah mencakup semua
biaya tenaga kerja, perkakas dan peralatan dan semua biaya lainnya yang mungkin
perlu untuk kompensasi pekerjaan tersebut.
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan dalam satuan m’.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan.
2. Bahan Material
Untuk Pekerjaan Pompa air ada dua macam pekerjaan yaitu pompa air dengan
kapasitas 250 ltr/dt.
Bahan material yang dipakai untuk pekerjaan pompa air yaitu :
- Pompa Axial dengan kapasitas 250 liter/detik dengan head 5 m.
- Mesin diesel water cooled 53 kw, turbocharge sudah termasuk PTO dan shift
- Flexible Rubber Joint DN 500 (pompa air 500 lt/dt) dan DN 250 (pompa air 250 lt/dt)
- Bar screen jarak bar 50 mm dengan kemiringan 750 (pompa air 250 lt/dt)
- Spare part
- Pengukur tinggi muka air analog 0-5 m
- Tangki bahan bakar termasuk pemipaan & pompa kap. 1000 lt (pompa air 250 lt/dt).
- Pipa buang dia 400 mm, tebal 8 mm (pompa air 250 lt/dt)
- Chainblock 3T
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan. Pembayaran untuk semua item di pekerjaan pompa air dengan kondisi
sudah terpasang (terinstal menjadi satu kesatuan unit pompa dan sudah dilakukan test
operasi), untuk pekerjaan pipa buang sudah termasuk assesoris pipa dan
kelengkapannya termasuk dudukan pipa dan lain-lain.
2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-3399-1994: Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3400-1994: Metode Pengujian Kuat Geser Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3527-1994: Mutu Kayu Bangunan
- SNI 03-3958-1995: Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3959-1991: Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3960-1995: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu di
laboratorium
- SNI 03-3972-1995: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu Konstruksi
berukuran structural
- SNI 03-3973-1995: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Tekan dan Kuat Tekan
Sejajar Serat Kayu Konstruksi Berukuran Struktural
- SNI 03-3974-1995: Metode Pengujian Modulus Geser Kayu Konstruksi Berukuran
structural
- SNI 03-3975-1995: Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Konstruksi Berukuran
structural
- SNI 03-6861.1-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – A (Bahan Bangunan
Bukan Logam)
- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – B (Bahan Bangunan
Dari Besi / Baja
- SNI 03-6861.3-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – C (Bahan
Bangunan Dari Logam Bukan Besi
3. Persyaratan Bahan
3.1. Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru, dari pabrik yang resmi dan setaraf
dengan S.t.(DIN 17100-1966).
3.2. Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-1966).
3.3. Besi tuang harus bebas cacat/retak; perbaikan retak- retak dengan las atau lainnya
tidak diperkenankan.
3.4. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36-1 (DIN
1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
3.5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau las
yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
3.6. Kawat las yang dipakai adalah "Unimatic" 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik
4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
3.7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan "heavy duty
galvanized coating".
4. Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Spesifikasi untuk Bangunan Pintu Air dan Pintu Baja .
(a) Bangunan Pintu.
1. Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu
untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan
horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga
pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari
1 mm.
Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus
didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-
bagian tersebut.
5. Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-
pintu harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas,
keawetan sesuai cuaca Indonesia dan terendam dalam air secara
kontinu, dan keterbukaan pada sinar matahari dimungkinkan pemakaian
bahan karet sintetik atau plastik yang memenuhi persyaratan.
Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau
diganti, dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
6. Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi
yang ada digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi
(ukurannya) secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi yang
kurang.
4. Untuk dratstang terdiri dari doble drat atau single drat sesuai dengan
gambar kerja.
(b) Pemasangan.
1. Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti
pada gambar disain yang disetujui atau atas petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan ditempat pekerjaan, termasuk semua
alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan
sebagainya.
2. Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat
sebelum dan selama pemasangan.
7. Gear Reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya
(graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan
Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.
(d) Pengecatan
1. Bahan-bahan.
Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scaled)
kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Cat yang telah melampui batas kadaluwarsa seperti tertulis pada
kalengnya tidak boleh dipakai, dan harus segera disingkirkan dari tempat
pekerjaan.
Semula :
Alamat Para Pihak sebagai berikut :
A. Korespondensi
…………………
…………………
BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
Alamat Para Pihak sebagai berikut :
A. Korespondensi
B. Wakil Sah Para Pihak Wakil sah para pihak sebagai berikut
Untuk PPK : Sugeng Wiratna, ST., MT
Untuk Penyedia : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
C. Jenis Kontrak Kontrak harga satuan
D. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................
Kontrak [termasuk masa pemeliharaan]
E. Masa PelaksanaanMasa Pelaksanaan selama: 810 (delapan ratus sepuluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.
F. Masa PemeliharaanMasa Pemeliharaan berlaku selama: 365 (tiga ratus enam puluh
lima) hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan
pertama (PHO) pekerjaan; atau
G. Perbaikan CacatDenda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap hari
Mutu keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari
biaya perbaikan cacat mutu. Jangka waktu perbaikan cacat
mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.
Umur Konstruksi a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: 10
(sepuluh) tahun sejak tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan akhir.
J. Pembayaran Tagihan Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh
PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 7 (tujuh)
hari kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.
K. Pencairan JaminanJaminan dicairkan dan disetorkan pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) 028 Surakarta.
L. Tindakan PenyediaTindakan oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan PPK
yang Mensyaratkanadalah sebagaimana yang tercantum dalam Spesifikasi dan
Persetujuan PPK atau Syarat Kontrak.
Pengawas Pekerjaan
Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan
M. Kepemilikan piranti lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini
Dokumen dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen terlebih
dahulu.
PPK tidak akan memberikan fasilitas apapun.
N. Fasilitas
O. Peristiwa Kompensasi Peristiwa kompensasi yang dapat diberikan ganti rugi adalah
sebagaimana ketentuan dalam syarat-syarat umum kontrak.
P. Sumber PembiayaanKontrak pengadaan pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari APBN
Tahun Anggaran 2016 -2018.
Q. Pembayaran UangUang muka diberikan paling tinggi setinggi-tingginya 15 %
Muka (lima belas perseratus) dari Nilai Kontrak
Personil K3 yang dipersyaratkan: Ahli K3 Konstruksi dan
R. Keselamatan dan
Pelaksana K3 Konstruksi
Kesehatan Kerja