Anda di halaman 1dari 111

ADDENDUM I

DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


(PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR,
KONTRAK HARGA SATUAN)

Nomor : KU.03.01/POKJA.PJSABS-MYC/PAKET-3/SP-3/2016/05
Tanggal : 6 Juni 2016

PENGADAAN PAKET PEKERJAAN :

PENANGANAN BANJIR KOTA SURAKARTA PAKET – 3

Pokja PJSA
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
Untuk Paket Pekerjaan Tahun Jamak di Lingkungan SNVT PJSA Bengawan Solo

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO KEMENTERIAN


PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN ANGGARAN 2016


ADDENDUM I
DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR,
KONTRAK HARGA SATUAN)

: Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket – 3


Paket Pekerjaan

: 2016
Tahun Anggaran

Pada hari ini Senin tanggal Enam bulan Juni tahun Dua Ribu Enam Belas, Pokja PJSA,
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Untuk Paket Pekerjaan Tahun Jamak di
Lingkungan SNVT PJSA Bengawan Solo, pada BBWS Bengawan Solo yang Didanai dengan
DIPA APBN Tahun Anggaran 2016, menerbitkan adendum dokumen pengadaan yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari dokumen pengadaan Nomor : KU.03.01/POKJA.PJSABS-
MYC/PAKET-3/SP-3/2016/04, tanggal 16 Mei 2016, sebagai berikut :

1. Perubahan Pada :
BAB III. LEMBAR DATA PEMILIHAN, pada Hal. 44
F. Dokumen Penawaran
1. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
Semula :
No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi/
Pendidikan Pekerjaan yang (tahun) Keahlian
diusulkan
1 2 3 4 5
1 S1Teknik Sipil ….. ….. ….
.. …. ….. ….. …..
13 D3 / Pelaksana Sekurang kurangnya 3 tahun pada -
SLTA K3 (3 orang) bidang sipil (untuk D3) atau 5 tahun
pada bidang sipil (untuk SLTA)
Menjadi :
No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi/
Pendidikan Pekerjaan yang (tahun) Keahlian
diusulkan
1 2 3 4 5
1 S1Teknik Sipil ….. ….. ….
.. …. ….. ….. …..
13 D3 / Pelaksana Sekurang kurangnya 3 tahun pada -
SLTA K3 (3 orang) bidang sipil (untuk D3) atau 5 tahun
pada bidang sipil (untuk SLTA)
14 S1 Teknik Teknisi Sekurang kurangnya 5 tahun pada Sertifikat
Mesin Bendung Karet bidang Sumber Daya Air Keahlian/SKA:
Ahli Muda
Teknik
Mekanikal
2. Perubahan Pada :
BAB III. LEMBAR DATA PEMILIHAN, pada Hal. 46
F. Dokumen Penawaran

Semula :
1. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
……………………………..
7. Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen

Menjadi :
1. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
……………………………..
7. Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen
8. Peserta lelang wajib menyertakan surat dukungan dari pabrikan untuk produk bendung
karet berlapis baja yang memiliki perwakilan di Indonesia.
Catatan: Pokja akan melakukan pembuktian terhadap ketentuan ini.

3. Perubahan Pada :
BAB IX. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA, pada Hal. 131-132
Semula :
Harga Sat.
No. Uraian Pekerjaan Sat Volume Pek. Harga Pekerjaan
Pemb
. (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6
PEKERJAAN NORMALISASI HULU BENDUNG KARET
III TIRTONADI
A Parapet
2 Kistdam bh 1,00
3 Dewatering m3 1,00
4 Buangan tanah dg jarak angkut ? 10 km dan m2 284.813,00
diratakan
5 Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan m' 937,00
Pengadaan tiang pancang beton bertulang ? 40 x 40 m' 720,00
14 cm
Pemancangan tiang pancang beton bertulang ? 40 x m' 720,00
15 40 cm
16 Pengadaan dan Pemasangan hand rail m3 3.669,00
17 Pemasangan grass block m' 3.736,60
IV PEKERJAAN RUMAH POMPA DAN POMPA AIR
A PEKERJAAN RUMAH POMPA
3 Buangan Tanah dg jarak angkut ? 5 km dan diratakan m3 63,00
9 Pasangan batu bata, camp. 1 PC : 4 Psr
m2
V PEKERJAAN PINTU AIR 104,00
4 Pengadaan & pemasangan square concrete pile ?
0.2 x 0.2 X 3 m
m' 60,00

Menjadi :
Harga Sat.
No. Uraian Pekerjaan Sat Volume Pek. Harga Pekerjaan
Pemb
. (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6
PEKERJAAN NORMALISASI HULU BENDUNG KARET
III TIRTONADI
A Parapet
2 Kistdam ls 1,00
3 Dewatering ls 1,00
4 Buangan tanah dg jarak angkut ≥ 10 km dan m3 284.813,00
diratakan
5 Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan m3 937,00
Pengadaan tiang pancang beton bertulang □ 40 x 40 m' 720,00
14 cm
Pemancangan tiang pancang beton bertulang □ 40 x m' 720,00
15 40 cm
16 Pengadaan dan Pemasangan hand rail m' 3.669,00
17 Pemasangan grass block m2 3.736,60
IV PEKERJAAN RUMAH POMPA DAN POMPA AIR
A PEKERJAAN RUMAH POMPA
3 Dibuang dg jarak angkut ≥ 5 km dan diratakan m3 63,00
Pasangan batu bata, camp. 1 PC : 4 Psr m3
9 104,00
V PEKERJAAN PINTU AIR
Pengadaan & pemasangan square concrete pile □
m' 60,00
40.2 x 0.2 X 3 m
4. Perubahan Pada :
BAB VIII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Menambahkan gambar pada Bab VIII.
7.50 1.73 15.00 1.73 30.00 1.73 15.00 1.73

Pagar besi baru


1.10

+95.50
+95.30 +95.30 +95.30
Plat Baja t = 16 mm
4.50
+93.55 +93.55 +93.55 +93.55
+93.05 +93.05

Pilar Beton Exixting


5.30

+90.00 +90.00

2.00 2.00 1.55 Kantung Udara Karet ( rubb


5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 Per Segmen = 5 m
0.95 1.00

1.73 15.00 1.73 30.00 1.73 15.00 1.72 7.50

+95.30 +95.30

Plat Baja t = 16 mm
+93.55 +93.55 +93.55 +93.55
+93.05 +93.05

Beton Existing

5.30
+90.00 +90.00

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LOKASI:

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BALAI B ESAR WILAYAH SUNGAI B ENGAWAN SOLO
Dusun
Kecamatan :
:
Desa/ Kel :

Kabupaten :
PEKERJAAN: Gambar:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3 Bendung Karet

BIDANG PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO


Dibuat Diperiksa Mengetahui

2016
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pelaksanaan Jaringan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan
Sungai dan Pantai III Sumber Air Bengawan Solo Sumber Air Bengawan Solo

Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 12
NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003

+93.05

. 71
<65°
3

EL+90.10 EL+90.00
0.12

D13 - 300
+89.00
Lihat Detail B D13 - 300 D13 - 300
D13 - 300 Lihat Detail C

+87.20
4.00

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LOKASI:


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI B ESAR WILAYAH SUNGAI B ENGAWAN SOLO
Dusun :
Kecamatan :

Desa/ Kel :

Kabupaten :
PE KERJAAN:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3 Gambar:

Bendung Karet Tirtonadi


Detail Typikal Desain Potongan

BIDANG PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO


Dibuat Diperiksa Mengetahui

2016
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pelaksanaan Jaringan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan

Sungai dan Pantai III Sumber Air Bengawan Solo Sumber Air Bengawan Solo

Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 13
NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003

5000

5000
12 00

5 00 0
SECTION b-b
SKALA 1 : 100
1100

2500
1500
3600

1200
1 50 0

2400

DENAH RUANG POMPA


SKALA 1 : 100
6000
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LOKASI:

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR Dusun :

6 00
BALAI B ESAR WILAYAH SUNGAI B ENGAWAN SOLO Kecamatan :

Desa/ Kel :

Kabupaten :

500 PEKERJAAN:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3
Gambar:

Pintu Air
0
6000

BIDANG PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO


Dibuat Diperiksa Mengetahui

SECTION a-a 2016


Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pelaksanaan Jaringan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan
Sungai dan Pantai III Sumber Air Bengawan Solo Sumber Air Bengawan Solo

SKALA 1 : 100

Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 14
NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003

0.10
5
.
9

0.30 1.20

0.15

0.35
2.52
0.
4
1 0
.
9
0
2.14
600.
0
.
2

333.
Plat tebal 35 mm

500.
Pintu Air 1.7 m x 1.7 m Pintu Air 1.7 m x 1.7 m 1.7000

1.7000 1.7000

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LOKASI:

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BALAI B ESAR WILAYAH SUNGAI B ENGAWAN SOLO
Dusun
Kecamatan
:
:

Desa/ Kel :

Kabupaten :
PEKERJAAN: Gambar:
Penanganan Banjir Kota Surakarta Paket - 3 Pintu Air

BIDANG PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO


Dibuat Diperiksa Mengetahui

2016
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pelaksanaan Jaringan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan
Sungai dan Pantai III Sumber Air Bengawan Solo Sumber Air Bengawan Solo

1.25 Sugeng Wiratna, S.T, M.T. V. Untoro Kurniawan, ST., MM., MT. Ir. Budi Sucahyono, M.Si. No. Lembar 15
0.75 0.30 NIP. 19651208 199903 1 001 NIP. 19730124 200003 1 001 NIP. 19620403 199402 1 003
5. Perubahan Pada :
BAB VIII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Semula :
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Umum
…………………

3.7. Pekerjaan bongkaran pasangan batu, beton


Pekerjaan ini mencakup pembongkaran pasangan batu revetment atau linning tanggul
atau jalan/jembatan atau parapet yang ada yang harus dibongkar sesuai dalam gambar
rencana. Semua material-material yang didapat dari pembongkaran akan menjadi milik
employer. Pembongkaran pasangan harus sangat hati-hati sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada bagian lain yang tidak dibongkar.Pembongkaran di sertai dengan
pembersihan dan hasil bongkaran harus disimpan oleh Kontraktor ditempat yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Pengukuran dan
pembayaran dari seluruh pembongkaran pasangan batu akan dilakukan atas dasar harga
satuan m3 dari volume bongkaran dan pembersihan hingga batas-batas dan ketinggian
seperti yang tercantum didalam gambar. Harga satuan pekerjaan tersebut harus sudah
mencakup semua biaya tenaga kerja, perkakas dan peralatan dan semua biaya lainnya
yang mungkin perlu untuk kompensasi pekerjaan tersebut
Menjadi :
SPESIFIKASI TEKNIS
(ADDENDUM I)

SPESIFIKASI UMUM

1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Nasional Indonesia (SNI).

Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada dalam Standar Nasional Indonesia, maka dapat
dipakai Standar lain yang disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini.

2. Pembersihan Lapangan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak
belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus
dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari
sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.

3. Kantor Lapangan
Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana lapangan dan gudang
material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama
pelaksanaan pekerjaan.

Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material yang akan
dipakai tidak rusak saat akan digunakan.

Semua administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-gambar kerja, buku
laporan kemajuan phisik, data cuaca, buku saran direksi, buku tamu, Foto-Foto pelaksanaan dan
lain sebagainya harus selalu ada dan dipelihara serta disimpan secara baik di kantor lapangan.
Lokasi barak kerja dan gudang material harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

4. Papan Nama dan Administrasi


Penyedia Jasa diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang dilaksanakan dan
dipasang dilokasi yang bisa dengan mudah terbaca umum, ukuran papan nama 1.20 m x 1.80 m,
sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari PPK sampai selesainya pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat :
- Rencana Mutu Kontrak (RMK).
- Perhitungan MC 0% dan Gambar (shop drawing).
- Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan.
- Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan.
- Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan.
- Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium/quality control.
- Data pendukung perhitungan volume hasil pekerjaan (MC 100%) dan gambar Asbuilt
drawing.
Isi laporan-laporan harian/mingguan/bulanan meliputi :
- Tenaga kerja yang bekerja.
- Peralatan yang dipakai.
- Data cuaca dilokasi proyek.
- Volume pekerjaan yang telah dicapai.
- Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.

Semua laporan dan data pendukung tersebut harus mendapat pengesahan dari Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan, pada awal sebelum
dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan membuat schedule waktu pelaksanaan
pekerjaan secara detail yang meliputi :
- Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan.
- Volume masing-masing jenis pekerjaan.
- Bobot masing-masing jenis pekerjaan.
- Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
- Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
- Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
- Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
- Keterangan lainnya yang diperlukan.

Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

5. Gambar-gambar Yang Harus Dipersiapkan Oleh Penyedia Jasa


5.1. Gambar Pengukuran
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Penyedia Jasa wajib melaksanakan pengukuran
trase rencana bangunan memanjang dan melintang serta gambar situasi pekerjaan yang
akan dibangun.

Semua pekerjaan pengukuran itu harus diikatkan pada titik ikat yang terdekat sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi.

Penyedia Jasa harus memasang patok tetap dan patok ikat pembantu yang diikatkan pada
patok tetap yang ditentukan Konsultan Supervisi dan Direksi.

Pancang patok (ikat pembantu) ini sebagai titik utama dalam pelaksanaan pekerjaan dan
titik ikat pembantu harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah berubah.

Penyedia Jasa harus memasang patok-patok pengikat sumbu minimum setiap panjang 20
dan 50 m yang dibuat dari patok-patok kayu dolken jati Ø10 cm atau patok dari bahan lain
yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi. Patok-patok pengikat sumbu harus
dipasang pada tempat yang tidak mudah berubah kedudukannya.

Penyedia Jasa harus memasang profil-profil dan patok duga yang terbuat dari kayu
Kalimantan yang berkualitas baik. Profil-profil dan patok duga tersebut harus dikontrol
terhadap patok ikat serta mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi.
Pemasangan profil-profil dan patok duga tersebut harus betul-betul kokoh dan tidak mudah
berubah bentuk maupun kedudukannya.

Pengukuran tersebut diatas harus menggunakan alat ukur optic (Theodolit dan Waterpass)
yang dapat dijamin kebenarannya (Kalibrasi) serta disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi.
Jarak antara profil melintang dibuat antara 20 s/d. 50 m atau sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi.

Hasil pengukuran tersebut harus dituangkan dalam gambar diatas kertas A3 dan
berdasarkan hasil pengukuran tersebut Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
GAMBAR KERJA diatas kertas A3. GAMBAR KERJA tersebut harus dibuat dan direncana
berdasarkan standart gambar dokumen lelang atau desain lain sesuai kondisi dilapangan
dan diserahkan pada Konsultan Supervisi dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya gambar asli beserta 5 (lima) copynya harus diserahkan ke Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa juga harus menyerahkan 5 (lima) softcopy dalam bentuk hardisk eksternal
yang berisi gambar kerja dengan format ukuran A3.

Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, serta yang harus dibayar oleh PPK.

Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, harus bisa memberikan
secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi
antara lain :
- Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan.
- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan.
- Dimensi bangunan lengkap.
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan.
- Rencana garis galian Pondasi.
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
- Notasi gambar dan skala.

Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa meliputi antara lain:
- “Gambar Kerja”.
- “Gambar Hasil Kerja”.

Semua gambar-gambar tersebut diatas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan dan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Pengukuran” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

5.2. Gambar Kerja


“Gambar Kerja” adalah gambar rencana bangunan yang telah disesuaikan dengan kondisi
lapangan sesungguhnya dan telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi serta
disahkan oleh Direksi.

Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi
dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada “Gambar Kerja”
harus mengacu dan didasarkan pada gambar kontrak.

Apabila karena kondisi dan situasi lapangan sesungguhnya, sehingga mengakibatkan perlu
adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka Penyedia
Jasa harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Supervisi serta disahkan oleh Direksi.

Atas dasar persetujuan Konsultan Supervisi serta disahkan oleh Direksi, jika ada
penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir
rancang bangun yang telah disepakati bersama, disetujui Konsultan Supervisi dan disahkan
Direksi adalah yang mengikat pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan
dasar serta acuan utama bagi Penyedia Jasa pada pelaksanaan pekerjaan.

“Gambar Kerja” yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tersebut, harus bisa memberikan
satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan,
sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain :
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.
- Dimensi rencana bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan bangunan.
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan.
b. berat persatuan komponen unit bangunan.
c. jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.

“Gambar Kerja” yang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan sahkan oleh
Direksi, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya
pelaksanaan pekerjaan atau “Mutual Check” pada kondisi pelaksanaan 0 %.

Penyedia Jasa wajib membuat copy “Gambar Kerja” sebanyak 1 (satu) asli dan 5 (lima)
copy ukuran A3.

Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya


penyesuaian pelaksanaan karena kondisi lapangan “engineering adjusment”, atau
perubahan desain “revised design”, semuanya bisa mengakibatkan perubahan volume
pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah atau berkurang.
Untuk kondisi “engineering adjusment”, diperlukan adanya gambar baru yang diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan disahkan oleh Direksi.

Pada kondisi perubahan desain atau “revised design”, Konsultan Supervisi secara resmi
akan memberikan gambar perubahan desain yang telah disahkan oleh Direksi kepada
Penyedia Jasa secara administratif dalam bentuk “Variation Order”.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Kerja” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk pada pekerjaan persiapan.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca
dengan jelas kepada Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui dan disahkan
Direksi. Format gambar kerja dan dokumen tersebut harus terlebih dahulu diperiksa dan
disetujui Konsultan Supervisi dan disahkan Direksi. Dalam waktu 15 (lima belas) hari
sesudah menerima gambar kerja dan dokumen dari Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi
akan mengirimkan kembali kepada Penyedia Jasa 1 (satu) asli dengan dibubuhi
keterangan klasifikasi hasil pemeriksaan: ”setuju” atau ”perbaiki”.

Klasifikasi hasil pemeriksaan/ persetujuan pada gambar kerja dan dokumen:


(a) ”DISETUJUI”.
(b) ”DISETUJUI DENGAN SYARAT-SYARAT”.
(c) ”DIKEMBALIKAN UNTUK DIKOREKSI”.
(d) ”TIDAK DISETUJUI”.

Setelah gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah ditandai dengan


klasifikasi (a) atau (b) diterima, Kontraktor akan diberi wewenang untuk memproses
gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen lebih lanjut, membuat pembetulan/ koreksi
jika terdapat kesalahan yang telah ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi.
Semua rekaman gambar kerja yang diperiksa dan disetujui dan disahkan Direksi harus
dikelola di kantor lapangan Kontraktor dan dicetak ulang dengan biaya sendiri seperti
yang diminta oleh Konsultan Supervisi dan Direksi.

Bila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dikembalikan dengan diberi


tanda dengan klasifikasi (c) seperti tersebut di atas, Penyedia Jasa harus segera
membuat perbaikan/koreksi dan/ atau revisi pada gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi gambar dan dokumen yang
telah direvisi kepada Konsultan Supervisi dan Direksi. Sesudah revisi gambar-gambar
kerja dan dokumen-dokumen tersebut diterima, Konsultan Supervisi dan Direksi akan
melakukan/ melanjutkan pemeriksaannya atas gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen dalam lima belas (15) hari kerja; Bergantung dari tingkat kesalahan dan koreksi/
revisi gambar kerja dan dokumen yang diperiksa sebelumnya. Prosedur ini akan berlanjut
hingga gambar-gambar kerja dinyatakan dalam klasifikasi (a) atau (b) seperti tersebut di
atas.

Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah dikembalikan


dinyatakan ke dalam klasifikasi (d) seperti tersebut di atas, berarti gambar-gambar kerja
dan dokumen-dokumen tidak diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan disahkan
oleh Direksi. Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan hingga gambar-
gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dipakai telah mendapatkan persetujuan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi . Sebelum memulai pekerjaan, pemeriksaan bersama
akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi serta Penyedia Jasa untuk
memastikan bahwa gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang disetujui telah
sesuai secara penuh. Jika ditemukan beberapa perbedaan dan ketidak efisiensian,
Penyedia Jasa harus membetulkannya dan memperoleh persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan Direksi seperti cara yang telah dijelaskan di atas.

Bila diperlukan revisi atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah
disetujui, Penyedia Jasa harus menyampaikannya kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi untuk persetujuannya seperti tata cara yang telah dijelaskan di atas.

Konsultan Supervisi dan Direksi mempunyai wewenang memerintahkan Penyedia Jasa


menambahkan rincian, perubahan atau modifikasi pada gambar-gambar kerja dan/ atau
dokumen-dokumen yang diperlukan agar sesuai dengan ketentuan dan syarat yang
ditetapkan dalam spesifikasi dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya tanpa
penambahan biaya.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Kerja” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

5.3. Gambar Hasil Kerja


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar kerja, berikut pekerjaan
tambah atau kurang berdasarkan “Variation Order” yang diberikan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi, dan Penyedia Jasa telah melakukan pengukuran ulang akhir
pekerjaan, maka Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar hasil kerja.

Gambar hasil kerja tersebut, harus lengkap berisi antara lain :


- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan.
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.

Gambar hasil kerja yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa kepada
Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Direksi
guna mendapatkan pengesahan dari Direksi.

Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
atau yang “mutual check” volume pekerjaan 100 %, semua mengacu dan didasarkan
pada gambar hasil kerja yang telah diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan
disahkan oleh Direksi, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Direksi
kepada Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib membuat “Gambar Hasil Kerja” sebanyak 1 (satu) asli dan 5 (lima)
copy ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan perhitungan hasil
pengukuran akhir sebagai pendukungnya.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Gambar Hasil Kerja” termasuk
penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

6. Rencana Mutu Kontrak (RMK)


Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas yang
menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan dipenuhi/ diikuti
dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (program mutu).

Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebanyak 6 (enam) set
dijilid rapi dan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah SPMK diterbitkan. Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan yang dengan jelas menguraikan organisasi, prosedur
pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja, sumber daya dan mekanisme yang
direncanakan untuk menjamin kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak
termasuk format kerja dan prosedur pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari dilapangan.

Adapun daftar isi Rencana Mutu Kontrak (RMK) seperti tertulis dibawah ini, disusun sebagai
panduan dalam pembuatan rencana mutu pekerjaan konstruksi atau disain. Namun daftar isi
rencana mutu ini masih dapat berubah susunannya maupun judulnya, jadi masih dapat
bertambah atau berkurang. Oleh karena itu pembuatan rencana mutu ini harus dapat
menyesuaikan diri dengan rencana kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakannya.

6.1. Rencana Daftar Isi Rencana Mutu Kontrak (RMK) tersebut adalah sebagai berikut :
a. Latar Belakang.
b. Informasi Kegiatan.
c. Sasaran Mutu.
d. Persyaratan Teknis dan Administrasi.
e. Struktur Organisasi.
f. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.
g. Bagan Alir Kegiatan.
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan.
i. Jadwal Peralatan.
j. Jadwal Material.
k. Jadwal Personil.
l. Jadwal Arus Kas.
m. Rencana dan Metode verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan
pengujian & Kriteria Penerimaan.
n. Daftar Kriteria Penerimaan.
o. Daftar Induk Dokumen.
p. Daftar Rekaman.
q. Lampiran-lampiran.

6.2. Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK) masing-
masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknik tiap-tiap pekerjaan.
b. Gambar Teknik tiap-tiap pekerjaan.
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan.
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang.
e. Standar prosedur, standar produk dan instruksi kerja.
f. Organisasi pelaksana pekerjaan.
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan
pekerjaan.

7. Foto Dokumentasi
Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan
pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk Foto dokumentasi.

Foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran
secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal
sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan satu
gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.

Foto dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai
dengan pengarahan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan sudah harus bisa
memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.

Foto dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap


kegiatan pelaksanaan pekerjaan :
- saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %.
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25 %.
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50 %.
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75 %.
- saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100 %.

Foto dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing
rangkap 6 (enam), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak kerja dan 5 (lima) Asli
lainnya ditata rapi pada album Foto dan diserahkan kepada Direksi.

Disamping Foto dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan serta Penyedia Jasa bisa melaksanakan pengambilan Foto dokumentasi dan / atau
video dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup
mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan.

Pada saat penyerahan Foto dokumentasi, Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Soft Copy,
ditata menurut urutan Foto dokumentasi yang diserahkan.

Semua biaya yang timbul akibat pembuatan dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban
dan tanggung jawab Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead”
pada analisa harga satuan pekerjaan.

8. Ketentuan Pelaksanaan K3
8.1. Ketentuan administrasi
a. Kewajiban umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia
Jasa Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga
tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-
alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat
dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar
tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan
sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi
pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga
kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing
dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-
papan pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan
kecelakaan yg dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap
semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9) Penyedia jasa wajib mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim Direksi.

b. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3
untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam
struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-
time) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan
kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat
proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau
penyedia jasa.
4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan
panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah
koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada
pemimpin proyek.
5) Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-
fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
dalam segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi
dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka
harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja.

c. Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-
masing.
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
d. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-
alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali.
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
2) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi.
3) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
4) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain.
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan
ular.
6) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain
alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
8) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
9) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu).
10) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
11) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari
petugas K3.
b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

e. Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja


Semua biaya yang timbul akibat kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu
menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya Penyedia
Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk
kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan
Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini
agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.

8.2. Ketentuan Teknis


a. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
b. Tempat kerja dan peralatan
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
b) Alat-alat/tempat-tempat tsb harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat
kerja, termasuk pada gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah
bahaya apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar.
b) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk
mencegah bahaya-bahaya tsb di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan
ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
c) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja.
d) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
e) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan
pada tempat penyimpanan semula.

c. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat
dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:
a) Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
4) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
5) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai.
6) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-
tempat sebagai berikut :
a) Di setiap gedung dimana barang2 yg mudah terbakar disimpan.
b) Di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
7) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :
a) Di tempat yg terdapat barang2/benda2 cair yg mudah terbakar.
b) Di tempat yg terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yg
menggunakan api.
c) Di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
8) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan
teknis.
9) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu
gedung, pipa tersebut harus :
a) Dipasang di tempat yg strategis demi kelancaran pembuangan.
b) Dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) Mempunyai sambungan yg dpt digunakan Dinas Pemadam Kebakaran.
d. Perlengkapan keselamatan kerja
Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dlm
melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
selama mengoperasikan atau pemelihara alat-alat.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin
atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
6) Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising,
misalnya pemadatan tanah dgn stamper dsbnya.

Gambar. Perlengkapan keselamatan kerja

8.3. Pedoman untuk pelaku utama konstruksi


a. Pedoman untuk manajemen puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi
biaya karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan.
Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap program
keselamatan kerja yang telah diterapkan.
2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan kerja
dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan
pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadualan pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.
4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat
memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yg digunakan utk
melaksanakan pekerjaan dlm kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan
kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing
divisi (bagian) untuk program keselamatan kerja.

b. Pedoman untuk manajer dan pengawas


Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk
mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan
bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk
meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan
kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik,
persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan-tindakan aman,
serta menetapkan target yang realistis untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti
dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari
perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan
yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari
terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat
melakukannya dengan cara :
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan
agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan
hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru,
terutama pada hari-harinya yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena
dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik
sudut pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk
merusak (“mer pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan
bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor
tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun
(sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan cara mengizinkan para mandor untuk memilih para pekerjanya
sendiri (tetapi tidak menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk
memberhentikan pekerja).

c. Pedoman untuk mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan
tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau
tidak menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang lama dan kemudian
membiarkannya begitu saja.

2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan


target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan
kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi


kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari
keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang
formal dengan para mandor di lapangan.
2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran
perusahaan.

d. Pedoman untuk pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan
gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain
adalah :
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pd saat masuk lingkungan kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.

9. Telepon dan Sistem Radio Komunikasi


Penyedia Jasa harus menyediakan sarana komunikasi dan informasi selama pelaksanaan di
lapangan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dan informasi
selama pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua
biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam “overhead”
pada analisa harga satuan pekerjaan.
10. Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian
Penyedia Jasa harus menyediakan sarana uji laboratorium atau menunjuk laboratorium untuk
pemeriksaan kualitas pekerjaan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian kualitas pekerjaan.
Dan bila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan biaya, maka semua biaya sudah termasuk
dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

11. Perubahan Desain dan Gambar


Sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan khususnya pekerjaan galian Pondasi serta
hasil pemutakhiran penyelidikan dilapangan, Direksi berwenang melakukan perubahan desain,
dimensi, alur saluran dan bangunan apabila hal tersebut perlu dilakukan.

Penyedia Jasa wajib mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan modifikasi/
perubahan desain disertai usulan perubahan Metode pelaksanaan dan harga satuan pekerjaan
bila diperlukan.

12. Sumber Bahan untuk beton

Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk pengadaan bahan yang diperlukan untuk


konstruksi beton baik kuantitas maupun kualitas. Sebelum bahan bangunan
tersebut dipergunakan, Penyedia Jasa wajib mengusulkan lokasi sumber bahan
bangunan/ agregat beton dengan dilampiri hasil uji/ tes laboratorium sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik kepada Konsultan Supervisi dan
disahkan oleh Direksi.

Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil
oleh Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus
disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Jenis dan jumlah
contoh benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau
perintah Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Tanggapan, penilaian dan
persetujuan Direksi terhadap hasil uji laboratorium untuk beton dan agregatnya,
tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia Jasa bebas dari
tanggungjawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan beton
yang dilaksanakannya.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton termasuk biaya
ijin penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
pasangan / beton yang ditawarkan dan harus sudah diperhitungkan dalam
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
13. Tanah Bahan Timbunan

Bahan timbunan tanah dapat diambil dari tanah bekas galian yang memenuhi
syarat sebagai bahan timbunan atau tanah dari luar (pembelian / mendatangkan
tanah dari luar sampai lokasi pekerjaan) apabila tanah hasil galian tidak
memenuhi untuk timbunan kembali atau tidak disetujui oleh konsultan supervisi
dan direksi lapangan.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah


termasuk biaya ijin penambangan bahan galian golongan C, fee dan royalti (kalau
ada), uji laboratorium dan kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan
tanah agar sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik, dan apabila tidak
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan timbunan tanah yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.

14. Bahan dan Peralatan

Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
melaksanakan/ menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih
dahulu oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan Supervisi dan Direksi sebelum bahan
dan peralatan tersebut dikirim/ mobilisasi ke lokasi pekerjaan.

Bila karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan
yang memenuhi Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka Konsultan
Supervisi dan Direksi akan mengeluarkan perintah tertulis tentang perubahan dan
penggantian bahan atau peralatan baik jumlah maupun spesifikasinya.
Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada
pengurangan biaya/ harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
kontrak termasuk Syarat-Syarat Umum Kontrak.

Pemasangan dan uji coba semua peralatan mekanikal dan elektrikal dilaksanakan
dengan pengawasan spesialis dari pabrikan dengan persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi terlebih dahulu. Biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk
pemasangan, pengawasan dan uji coba tersebut menjadi beban dan tanggungjawab
sepenuhnya Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan di atas.

15. Pengujian dan Pemeriksaan


5.1. Umum
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan Konsultan Supervisi dan Direksi pada
waktu pelaksanaan, pabrikasi, pemasangan dan penyelesaiannya dilapangan sesuai
dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat dan Spesifikasi Teknik.

Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Konsultan Supervisi dan Direksi
tentang pengujian yang akan dilakukan agar pengujian tersebut dilaksanakan dengan
disaksikan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus
menyampaikan hasil pengujian, dan sertifikat yang diperlukan kepada Konsultan
Supervisi dan Direksi dalam formulir yang sudah disepakati.

Hasil persetujuan/kesepakatan Konsultan Supervisi dan Direksi, serta hasil pengujian dan
pemeriksaan bisa dijadikan alasan Konsultan Supervisi dan Direksi untuk menolak
material dan peralatan yang akan dipasang dilokasi pekerjaan, serta hasil pekerjaan bila
hasil uji belum memenuhi spesifikasi.

5.2. Pengujian dan Pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan


Bila tidak ada laboratorium dilokasi pekerjaan atau belum siap dimanfaatkan atau
peralatannya tidak lengkap, maka pengujian harus dilakukan oleh instansi/ badan
usaha lain yang memperoleh persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi atas beban
biaya Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi paling lambat 24 jam sebelum pengujian dan pemeriksaan dilokasi pekerjaan
dilaksanakan. Penyedia Jasa wajib menyediakan tenaga ahli dan tenaga terampil untuk
laboratorium, material dan peralatan/ instrument laboratorium dan bahan-bahan
yang diperlukan dilokasi pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas segala biaya
yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi pekerjaan.

5.3. Pengujian dan Pemeriksaan di Pabrik


Penyedia Jasa harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada Konsultan Supervisi
dan Direksi tentang jadwal pengujian dan pemeriksaan di pabrik yang akan dilakukan
termasuk pengujian terhadap item tertentu dari peralatan atau barang guna memastikan
kualitasnya memenuhi Spesifikasi Teknik.

Hasil pengujian dan pemeriksaan ini harus dicatat dengan tertib oleh Penyedia Jasa dan
disampaikan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi. Penyedia Jasa bertanggungjawab
atas segala biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.

5.4. Pengujian Pekerjaan Selesai


Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan pengujian dan verifikasi untuk pekerjaan
selesai, Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Direksi rincian jadwal dan tata cara
pengujian untuk memperoleh persetujuan.
Sesudah dilaksanakannya Pengujian Pekerjaan Selesai, Penyedia Jasa harus
menyiapkan dan menyerahkan kepada Direksi kurva verifikasi atau data verifikasi lainnya
dalam format yang telah disepakati untuk peralatan ukur dan fasilitas lain yang didesain
Direksi .

5.5. Pemberitahuan untuk Pengoperasian


Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin Direksi atau yang
mewakilinya. Pemberitahuan secara lengkap dan tertulis kepada Direksi atau wakilnya
harus disampaikan dengan tenggang waktu yang cukup sebelum dilakukan
pengoperasian untuk memberikan kesempatan baginya melakukan pengaturan yang
diperlukan.

Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap
sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan pengujian
dan pemeriksaan tersebut.

16. Audit oleh Direksi


Sesuai dengan kewenangannya, Direksi berhak melakukan audit dalam kaitannya dengan :
1. Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pemutusan kontrak yang telah di atur dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak, tentang Penghentian dan Pemutusan Kontrak.
2. Biaya-biaya lainnya yang di klaim Penyedia Jasa dan tidak tercakup dalam Kontrak.

Penyedia Jasa wajib menyimpan dan menjaga dokumen akutansi yang berkaitan dengan 2
(dua) hal di atas.

17. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan


1. Metode dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam
dokumen penawaran dianggap sebagai satu kesatuan dengan dokumen kontrak dan
disebut sebagai Rencana Pelaksanaan Kontrak.

Paling lambat 14 (empat belas) hari sesudah rapat persiapan pelaksanaan kontrak yang
ditetapkan dalam Syarat-Syarat Umum, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi rincian dan perbaikan dari Rencana Pelaksanaan
Kontrak guna mendapat persetujuan yang untuk selanjutnya disebut Rencana
Pelaksanaan Pekerjaan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berisi uraian/ rincian Metode pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan, Metode kerja dan jadwal kerja setiap jenis pekerjaan, jadwal pengadaan
bahan, mobilisasi personil dan peralatan, sosialisasi dan konsultasi kepada masyarakat
dan pemerintah daerah dan program mutu.

Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang sudah disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi
tidak boleh dirubah atau dimodifikasi oleh Penyedia Jasa tanpa persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi, perubahan dan modifikasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dapat
dipertimbangkan dengan alasan dan sebab yang dapat dipertanggungjawabkan, antara
lain karena timbulnya perubahan kegiatan pekerjaan sesuai dengan Syarat-Syarat Umum
Kontrak.

Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang telah


disepakati dan menyerahkan copynya kepada Direksi untuk keperluan monitoring dan
evaluasi.

2. Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan


Potensi hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah (i)
kegiatan Penyedia Jasa lainnya yang sedang melaksanakan paket pekerjaan yang
berbeda dan (ii) pemberian dan pembagian air irigasi yang harus tetap berlangsung
selama pelaksanaan pekerjaan.

Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan tersebut dan
hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia Jasa dalam penawarannya harus
menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya. Koordinasi dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan antara Penyedia Jasa untuk paket yang berbeda harus
dilaksanakan dengan baik sejak awal bersama Konsultan Supervisi dan Direksi pada saat
dilakukan pre-construction meeting.

Sebagai upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk


menghindari konflik dengan masyarakat khususnya petani setempat, Penyedia Jasa
harus melaksanakan sosialisasi dan konsultasi kepada pemerintah daerah dan
masyarakat/ petani seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi Teknik Umum.

18. Sosialisasi dan Konsultasi


Penyedia Jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah, camat,
kepala desa / lurah, masyarakat setempat sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan untuk
membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/ masalah serta mengajak
partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sosialisasi dan Konsultasi ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus menyerahkan
jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada Konsultan Supervisi dan Direksi paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat
persetujuan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

19. Kendaraan Operasional


19.1. Kendaraan Mobil Roda 4 (empat)
Kontraktor harus menyediakan dua (2) buah kendaraan roda 4 (empat) termasuk sopir,
bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya setelah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus
dalam kondisi baik (tahun pembuatan 2014 atau sesudahnya).

Semua biaya termasuk gaji sopir, bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya
penggantian, asuransi dan registrasi serta seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

19.2. Kendaraan Bermotor Roda 2 (dua)


Kontraktor harus menyediakan empat (4) buah kendaraan roda 2 (dua) termasuk bahan
bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya setelah menerima Surat Perintah Mulai
Kerja sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus dalam kondisi
baik (tahun pembuatan 2014 atau sesudahnya).

Semua biaya termasuk bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya penggantian,
asuransi dan registrasi serta seluruh biaya, dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

20. Dokumen Laporan


Semua kegiatan harus didokumentasikan dalam bentuk laporan yang berupa hard copy dan
soft copy dan dirangkum dalam Hardisk Eksternal yang berisi antara lain :
 Laporan mobilisasi personil.
 Laporan mobilisasi peralatan.
 Rencana Mutu Kontrak (RMK).
 Jadwal pelaksanaan.
 Mix design dan Test Tarik Baja.
 Laporan Instruksi Kerja (LIK).
 Berita Acara serah terima lapangan.
 Laporan harian, mingguan, bulanan.
 Gambar Pengukuran, Gambar Kerja dan Gambar Hasil Kerja.
 Laporan pengukuran 0% dan 100%.
 Laporan Quality Control.
 Kontrak dan Addendum / Amandemen Kontrak.
 Foto Dokumentasi 0%, 50%, 100%.
 Mutual Check (MC) 0 % dan (MC) 100 %.
 Berita Acara PHO dan FHO.
 Lain-lain yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa.

Penyedia Jasa juga harus menyerahkan 3 (tiga) Hardisk Eksternal yang berisi semua laporan
tersebut diatas.
SPESIFIKASI TEKNIK

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilsasi dan Demobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sejak diterbitkan SPMK.
Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :
- Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
- Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya.
- mendatangkan personil-personil.

Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan atau kegiatan lapangan, demikian pula untuk demobilsasi dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kegiatan lapangan yang sudah selesai dikerjakan.
Semua biaya kegiatan mobilsasi dan demobilisasi ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk pada
pekerjaan persiapan.

2. Pemeliharaan Jalan Kerja


Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan
transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan
pemeriksaan berkala Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan atau Pemberi
Pekerjaan serta keperluan lainnya, Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan atau
membuat jalan kerja yang layak guna kegiatan tersebut diatas untuk menunjang dan
memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
Jalan kerja yang dimaksud, bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang
sudah ada kemudian ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau
mempergunakan lahan penduduk yang disewa selama jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan.

Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban


memelihara jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain yang
juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut.
Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara
langsung terpengaruh adanya jalan kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dari segi pemeliharaannya.
Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Penyedia Jasa, merupakan jalan desa
atau jalan kampung yang sudah ada, atau lahan penduduk yang disewa sementara
untuk dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya pelaksanaan
pekerjaan Penyedia Jasa berkewajiban mengembalikan kondisi lahan sesuai dan seperti
kondisi awal sebelum dipergunakan.

Semua biaya yang timbul akibat Pemeliharaan jalan kerja ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
pada pekerjaan persiapan.

3. Pengukuran
Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai
semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.
Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton
yang merupakan titik tetap utama ( “ Bench Mark “ ) yang akan ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dan dan Direksi Pekerjaan.

Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton,
yang akan dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir
dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya
secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk
lahan pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu
utama dengan jarak + 500 m atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus
diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu
utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta harus
tertanam sedalam  50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak mudah berubah
bentuk dan posisinya.
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk membuat gambar kerja.

Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan khususnya pada lokasi tikungan jarak
tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik awal tikungan, tengah-tengah
tikungan dan ujung akhir tikungan.
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus
disahkan oleh Konsultan dan Konsultan Supervisi dan Direksi, dan dari waktu ke waktu
selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan
prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan melakukan


pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil
pengukuran harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi serta disahkan oleh
Direksi serta dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar hasil
kerja.

Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan
instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk
melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau stick
proof, misalnya kedalaman Pondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar hasil kerja, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan
perhitungan hasil pengukuran yang sudah diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi
serta disahkan oleh Direksi.

Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung
bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berdasarkan
gambar kerja. Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh
Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.

Mutual Check (MC-100%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung
bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berdasarkan
gambar hasil kerja. Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil seluruh perhitungan
kuantitas semua pekerjaan dalam format MC-100% kepada Direksi untuk mendapatkan
pengesahan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.

4. Pembersihan Lokasi / land clearing


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari
semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan


Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di
lokasi pekerjaan.
Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah
kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan
lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus
ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari
kerusakan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan
dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
II. PEKERJAAN KISTDAM DAN DEWATERING
1. Pekerjaan Kistdam
Sebelum membuat suatu konstruksi Penyedia Jasa diwajibkan penahan rembesan (kist
dam) dan membuat gambar rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Setelah pekerjaan konstruksi utama selesai dikerjakan, Penyedia Jasa harus
membongkar dan membersihkan material kist dam sehingga tidak mengganggu aliran
sungai.

Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,


diperhitungkan dalam satuan Ls (Lumpsum), sedangkan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang dipergunakan.

2. Pekerjaan Dewatering
Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan
guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
membuat bangunan sementara yang berupa tanggful, bangunan/saluran pengelak,
bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk memindahkan aliran
air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/membersihkannya
bila pekerjaan telah selesai dikerjakan.

Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kwalitas pekerjaan akibat pengaruh
air tersebut.
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai
sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan
ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan akibat sampingan negatif terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat.

Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,


diperhitungkan dalam satuan Ls (Lumpsum), sedangkan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang dipergunakan.

III. PEKERJAAN TANAH


1. Ruang Lingkup

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja


pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran.

Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk
pekerjaan galian.

Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan


dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak
ini untuk pekerjaan timbunan.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar.
- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk
Bangunan Sederhana.
- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum.
- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus
Pasir.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat
Hidrometer.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan
Cetakan Benda Uji.

3. Ketentuan, Persyaratan dan Pelaksanaan


3.1. Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)
(1) Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput,
akar-akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan Pondasi dan lain-lain dan
membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai
dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih
dahulu harus mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi
pembuangan material hasil kupasan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan meter persegi (m 2) yang
dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati dan dibuang dengan jarak 5-10 km dan
diratakan.
Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

3.2. Galian
(1) Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan
galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuannya, jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan
pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian
kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan
sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali,
Metode kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan
ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan
untuk bahan timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan galian.

Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan


bersama Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sesudah pekerjaan penebasan
dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau waktu yang lain sesuai
dengan perintah Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan yang hasilnya berupa
gambar hasil pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang
memanjang dan melintang harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Gambar-gambar hasil pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya
dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian.

Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah
elevasi galian pekerjaan permanen saluran dan bangunan agar tetap dalam
keadaan yang baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang
disebabkan oleh kesalahan Penyedia Jasa harus segera diperbaiki dengan
biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri
harus menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi bila pekerjaan galian telah selesai
dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan
lanjutan/bangunan pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan
pembuangan tanah hasil galian harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini.

(2) Klasifikasi Galian


Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian sebagai berikut :
(a) Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/
endapan, pasir, kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah
tanpa menggunakan alat khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya
penanganannya, pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan
lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan
dalam gambar atau petunjuk/perintah Direksi, serta pengangkutan material
hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi penampungan
sementara sebelum dipergunakan sebagai tanah bahan timbun.

Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya dilokasi


pembuangan akhir/sementara, penghamparan dan pemadatan, perapihan
dan fasilitas drainasi.
Profil galian dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
bangunan diatasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan,
demikian pula bila sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan
peralatan berat atau sebab lain karena kelalaian Penyedia Jasa.

Bila dalam Metode kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah


hasil galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi
penimbunan permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya
sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-handling, maka biaya yang
dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut, dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.

(3) Pemanfaatan, Penampungan Sementara (Stock piling) dan Pembuangan


Tanah Hasil Galian (Use, Stockpilling and Disposal of Excavated
Materials)
(a) Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian
Bila Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berpendapat
bahwa tanah hasil galian memenuhi syarat sebagai bahan
timbunan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka
tanah hasil galian tersebut harus dimanfaatkan untuk bangunan
permanen seperti tanggul, timbunan jalan, saluran dan bangunan.

Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri


dari 2 (dua) jenis tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi
spesifikasi sebagai tanah bahan timbun, Penyedia Jasa dalam
melaksanakan pekerjaan galian wajib berupaya agar kedua jenis
tanah tersebut tidak bercampur bila tanah yang memenuhi
spesifikasi akan dipergunakan dalam konstruksi sesuai dengan
perintah.

(b) Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai
berikut :
• Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm.
• Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan
timbun :
• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
• Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
• Diameter butiran lebih dari 100 mm
• Batu lunak dan batu keras.

Persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan terhadap


pemanfaatan tanah hasil galian untuk keperluan pekerjaan
permanen, tanggul, urugan kembali dan lainnya akan diberikan
berdasarkan hasil uji
laboratorium tanah galian yang dikerjakan dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa, tidak hanya persyaratan diatas.

Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu


basah dengan kandungan air melampaui kadar air optimum hasil
uji laboratorium (Standard Proctor Test), maka tanah tersebut
harus ditampung untuk sementara waktu dilokasi yang disediakan
Penyedia Jasa dan disetujui Direksi yang dilengkapi dengan fasilitas
drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan,
pengeringan dan lain-lain untuk menurunkan kadar airnya sampai
memenuhi persyaratan sebagai tanah bahan timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan
yang disediakan Penyedia Jasa dan telah disetujui Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Penimbunan tanah buangan
paling tinggi 2,0 m dan tidak diperbolehkan mengganggu
lingkungan disekitarnya.

Bila dianggap perlu Penyedia Jasa wajib menutup timbunan hasil


buangan dengan tanah yang baik bila menurut Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan timbunan hasil galian tersebut berdampak
negatif terhadap lingkungan disekitarnya, biaya yang dikeluarkan
untuk keperluan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
(4) Pengukuran dan Pembayaran untuk Galian
Pembayaran pekerjaan galian dilaksanakan berdasarkan harga satuan pekerjaan
ini dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Harga satuan pekerjaan ini sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan, pengukuran, angkutan dan pembuangan, perapian dan pencegahan dari
longsoran tebing, perapian, penampungan sementara dan pemanfaatannya
sebagai bahan untuk timbunan tanah dan pekerjaan lainnya kecuali bila ditetapkan
secara terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga ialah jalan akses sementara,
relokasi saluran dan pengamanannya, pengeringan, pekerjaan partisi dan lain-lain.

3.3. Timbunan Tanah Tanggul

(1) Jenis Timbunan

Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan


tanah yang dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen :
saluran, jalan inspeksi, tanggul. Pekerjaan timbunan bagian dari
bangunan konstruksi yang tanahnya berasal dari pekerjaan galian atau
borrow area dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi syarat
dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan Konsultan dan
Direksi sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan Metode kerja pekerjaan timbunan


kepada Konsultan dan Direksi termasuk semua kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan.
Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi,
elevasi dan kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja
yang telah disepakati.

Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan


pemadatan biasa harus tidak boleh kurang dari 85% s/d 95% kepadatan
kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968 dan SNI
tergantung dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.

(2) Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan


(a) Uji Coba Timbunan

Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen


akan dilaksanakan, Penyedia Jasa wajib terlebih dahulu
mengerjakan uji coba pelaksanaan pekerjaan timbunan dilapangan
menggunakan tanah bahan timbunan, peralatan, tenaga kerja dan
Metode kerja yang sudah mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan sebelumnya.

Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih Metode kerja


untuk pekerjaan timbunan yang efisien berdasarkan jumlah
peralatan yang dipergunakan, tebal lapisan yang dipadatkan,
jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat kepadatan yang dicapai
yang harus memenuhi Spesifikasi Teknik ini.
Metode kerja yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia Jasa untuk
lepas tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja
pekerjaan timbunan.

Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan Metode


kerja atau tanah bahan timbunan dari lokasi borrow pit lainnya,
Penyedia Jasa wajib melakukan uji coba timbunan ulang.

Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan dilokasi tanggul,


saluran, jalan atau pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji
coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian dari pekerjaan
timbunan bila menurut pertimbangan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan telah memenuhi persyaratan. Sebaliknya bila
hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan
dalam Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus
dibongkar oleh Penyedia Jasa dari lokasi pekerjaan.

(b) Pondasi Timbunan

(i) Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah


Pondasinya harus terlebih dulu dikupas sesuai dengan
ketentuan Spesifikasi Teknik ini. Selanjutnya permukaan
tanah yang telah dibersihkan dari humus dan bahan organik
lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm
merata pada seluruh permukaan, sebelum lapis pertama (1)
tanah bahan timbunan dihamparkan.

Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan


diatas dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

(ii) Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah Pondasi yang


lembek dan muka air tanah yang tinggi, sesudah perlakuan
terhadap permukaan tanah Pondasi selesai dikerjakan
seperti yang dijelaskan spesifikasi teknis ini maka upaya
pengeringan dengan pompa air perlu dilaksanakan paling
tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan dikerjakan.

Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air


tanah harus tetap dijaga paling sedikit 30 cm dibawah
permukaan timbunan, dan bila permukaan tanah timbunan
tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas
setebal paling sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan kemudian
dicangkul/dibajak sedalam 15 cm seperti yang telah
diuraikan.

(c) Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah

(i) Penyedia Jasa wajib menyerahkan Metode kerja termasuk


peralatan yang dipergunakan kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan sebelum
timbunan tanah dikerjakan. Sebelum timbunan lapisan
pertama dihampar dipermukaan tanah Pondasi, perlakuan
terhadap permukaan tanah Pondasi seperti diuraikan harus
terlebih dahulu diselesaikan.

Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat


bertangga sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau perintah Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan sebelum penghamparan tanah bahan timbunan
dikerjakan.

Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan


bertangga, terlebih dahulu permukaan lereng tersebut harus
dikupas dan dibersihkan dari bahan organik, setelah selesai
baru kemudian dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru
dapat sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang
lama.
Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar
dengan tebal tidak boleh lebih dari 30 cm atau harus sesuai
dengan hasil uji coba timbunan tanah yang berbentuk
bongkah-bongkah harus dipecah-pecah sebelum dipadatkan.
Tidak diperkenankan memperlebar timbunan tanah dengan
cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

(ii) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar
kadar air optimum dengan toleransi + 3% sampai - 5% dari
kadar air optimum hasil uji laboratorium atau ketentuan lain
atas perintah Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan berdasarkan soil-properties tanah
tersebut.

Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan


timbunan mencapai 85% s/d 95% kepadatan kering
maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968 dan SNI
tergantung dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.

Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan


lapisan/talud beton, sebelum talud beton dipasang/dicor,
lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang
disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sesuai
dengan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

(3) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan dilakukan dalam satuan meter
kubik (m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan tampang memanjang,
tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan gambar kerja
yang telah disepakati.
Pembayaran dilakukan termasuk biaya untuk menyediakan borrow-area, angkutan,
pembuangan, penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah lembek,
penghamparan, pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan
perapian timbunan dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk
kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk
upah, bahan, peralatan, perijinan, royalty dan lain-lain.

3.4. Timbunan/Urugan Kembali Dipadatkan


Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang
disepakati atau atas perintah Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan Metode kerja, bahan dan peralatan yang
direncanakan akan digunakan, kepada Konsultan dan Direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan urugan/timbunan tanah kembali dilaksanakan.

Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi bangunan
atau lokasi lain sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian.
Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk
struktur selesai dilaksanakan. Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan
berdasarkan hasil uji coba yang tergantung dari material/ tanah bahan timbunan,
peralatan yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.

Pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak boleh
lebih dari 30 cm. Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -
5% dari kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 85% s/d 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM
D-968 dan SNI tergantung dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.
Pemadatan dengan menggunakan Baby roller / stamper atau Alat Pemadat yang
disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan sesuai hasil trial
embankment.
Pengukuran untuk pekerjaan timbunan dilakukan dalam satuan meter kubik (m3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang
tidak melampaui elevasi permukaan tanah asli.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk :
galian, angkutan, re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan,
perapian dan biaya lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan
penunjang.

3.5. Buangan Tanah dan Diratakan


Penyedia Jasa wajib menyerahkan Metode kerja untuk pengangkutan tanah dari
lokasi galian ke lokasi pembuangan (disposal) yang disediakan oleh Penyedia
Jasa, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.
Metode kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara
mekanis (earth moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi
tanah.
Harga satuan untuk pekerjaan pengangkutan tanah sisa galian dengan jarak buang
5 – 10 km dan diratakan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, sudah
termasuk biaya untuk angkutan. Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk
upah tenaga, peralatan dan over head.

3.6. Toleransi Pekerjaan Tanah


Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat
diberi toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(a) Saluran irigasi dan drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:
- permukaan dasar : - 5 cm, + 0 cm
- lebar dasar : - 0 cm, + 5 cm
- lebar puncak : - 0 cm, + 5 cm
- jalur : ± 5 cm
- kemiringan memanjang : ± 0,1%
(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : ± 5 cm
(c) Galian bangunan
- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm

3.7. Uji Laboratorium untuk Bahan dan Pekerjaan Selesai


Uji laboratorium untuk bahan timbunan dan urugan sebelum pelaksanaan
pekerjaan dan untuk pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa menggunakan laboratoriumnya di lapangan atau
laboratorium lain yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dengan
disaksikan/diawasi oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test) pada
dasar galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai Pondasi sebelum
dilakukan pengecoran beton.
Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk
pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan dan Direksi
untuk dikaji dan disetujui.

Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia Jasa, Metode baku untuk uji
laboratorium yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan
bangunan selama pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci
sesuai ketentuan dalam SNI atau sesuai perintah Direksi (JIS equivalent) atau
mengikuti tabel sebagai berikut :

Uji laboratorium untuk pekerjaan tanah :


Nilai yang Frekuensi Uji
Uji Laboratorium Metode Baku
disyaratkan Laboratorium
ASTM C127 1. Sebelum tanah bahan
Specific Gravity ASTM C 128 - timbunan digunakan
ASTM D 854 2. Sesudah kejadian:
JIS 1203 or - (i) setiap 50.000 m3
Natural Moisture
ASTM ZD 2216- atau
Content
51 (ii) sekali setiap bulan
Liquid Limit ASTM D423 - (iii) perubahan lokasi
Plasticity Index - > sekitar 15% borrow-pit
Moisture/Density (iv) setiap ada
Relationship ASTM D2216 - perubahan tanah
Unconfined bahan timbunan
JIS 1216 -
Compression Test

Permeability Test Sesuai petunjuk Engineer

Untuk 1. Setiap 10 km panjang


California Bearing
AASHTO T193 perkerasan subgrade atau setiap
Ratio (CBR)
jalan 30% seksi/bagian panjang
Nilai yang Frekuensi Uji
Uji Laboratorium Metode Baku
disyaratkan Laboratorium
minimum jalan.
2. Perkerasan Jalan:
(i) untuk setiap sumber
material baru
(ii) paling sedikit sekali
sebulan.
Cone Penetration Pada setiap dasar galian
AASHTO T206 -
Test untuk bangunan
* 2 kali sehari (pagi, sore)
Field Density Test ASTM D1556 > 95% MDD pada setiap lokasi
pekerjaan, atau
* setiap 250 m³ pekerjaan
OMC + 3%, -
Field Moisture Test ASTM D2216 rehabilitasi saluran, atau
5%
* sesuai perintah PPK

IV. PEKERJAAN PASANGAN


1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu
dan adukan semen.

Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong, pasangan
batu Kali, pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan adukan semen.
Pedoman ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam
bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui
sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan MesinAbrasi Los
Angeles
- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil Chlorida)

- SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan


- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton
- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan

American Standard Test Method


- ASTM C 91 : Masonry cement
- ASTM C 207 : Hydrated Lime
- ASTM C 270: Mortar for Unit Masonry
- ASTM C 476: Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

3. Istilah dan Difinisi

Agregat halus
Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25
mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir
Semen Portland : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4
mm sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerikil.
: adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland yang terutama, terdiri dari
Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling
Plesteran bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih
bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.
Acian : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup /
pengikat ujung pasangan batu
: adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk penutup
4. Persyaratan Bahan
(1) Batu
(a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet.
(b) Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah.
(c) Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat yang dipecah salah
satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
(d) Batu harus hitam, rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
(e) Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
(f) Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali
hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi dan digunakan bersama-sama
dengan batu belah.
(g) Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan
sebagai batuan pengisi/pengunci.

(2) Pasir
(a) Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi.
(b) Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir dari gunung berapi (pasir
beton) yang diambil dari sungai atau sumber lain dan memenuhi standart
pengujian agregat halus yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi.
(c) Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,
sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu
pasangan batu.

(3) Material Cement


(a) Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC 50 kg yang ada
dipasaran dan harus memenuhi standart.
(b) Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air
atau bahan organic lainnya tidak boleh dipakai
(c) Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus
kering dan diberi alas minimum 30 cm diatas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.

(4) Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia.

5. Bronjong Kawat Galvanis mesh 8 x 10 Cm


Bronjong kawat dari anyaman mesin fabrikasi yang mempunyai sertifikat SNI 03-0090-
1999 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau standart
lain yang berlaku yang ditetapkan oleh instansi terkait yang sudah teragreditasi, dengan
anyaman kawat galvanise diameter 2,7 mm, tiap anyaman dibuat 3 kali lilitan dengan
lubang anyaman berbentuk segi enam dengan lubang 8 x 10 cm dengan simpul yang
digunakan bergaris tengah 3,4 mm atau lebih.
Semua kawat bronjong dan pengikat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
harus dari kawat besi galvanis dengan kekuatan tarik minimum 40 Kg/mm2 dan dengan
berat minimum lapisan seng 260 gram/m2. Mutu dari kawat bronjong tersebut harus
dibuktikan dengan sertifikat dari pabrik dan dengan tes dari laboratorium dengan
disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan pengawas mutu.
Ukuran bronjong yang dipakai adalah ukuran standart 0.50 x 1.50 x 3.00 m atau seperti
yang tertera dalam gambar rencana, diberi diafragma. Pengisian bronjong harus disusun
dengan baik/rapih dengan betul-betul penuh, kemudian ditutup dan diikat.
Kotak-kotak bronjong sebelum diisi batu harus ditegangkan lebih dahulu agar dicapai
volume yang maksimum.
Sebelum pekerjaan bronjong dilaksanakan, Kontraktor harus menyerahkan dulu kepada
Direksi contoh bronjong yang akan digunakan yang dilampiri dengan setifikat SNI 03-
0090-1999 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau
standart lain yang berlaku yang ditetapkan oleh instansi terkait yang sudah teragreditasi
dengan dilampiri spesifikasi dari pabrik yang mengeluarkan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Dalam memasang brojong rusuk-rusuk dan sambungan bronjong harus diikat erat-erat
dengan kawat dengan dililitkan penuh, terlebih bagian penutup bila bronjong itu telah
diisi penuh dengan batu-batu. Bronjong yang satu dengan yang lain harus diikat dengan
erat, supaya bronjong-bronjong itu tidak terlepas dengan yang lain.
Penilaian dan pembayaran pekerjaan bronjong kawat dibuat berdasarkan harga satuan
m3 dari pasangan batu bronjong yang dikerjakan pada batas dan ukuran yang tepat
yang ditentukan dalam gambar rencana. Harga satuan pekerjaan tersebut sudah
termasuk bahan batu, kawat, tenaga kerja, alat dan sebagainya.

BRONJONG KAWAT LUBANG ANYAMAN MATRAS

Sekat

Tinggi
(H)

Lebar Panjang
(w) (L)

(BRONJONG KAWAT) SNI (BRONJONG KAWAT) SNI


Dimensi Sekat Lb. Anyaman Dia. Kawat Lapisan Zinc

Dimensi Sekat
Lb. Anyaman Dia. Kawat Lapisan Zinc

BRONJONG KAWAT &


MATRAS BERLAPIS

6. Pekerjaan Non woven geotextile t = 1.5 mm


Kontraktor harus menyerahkan dulu contoh, type dan jenis geotextile yang akan
dipasang untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi. Jenis
Non Woven Geotextile yang digunakan dengan berat 150 gram/m2, dengan tebal 1.5
mm, kekuatan tarik strip 11.5 kN/m.
Pekerjaan lapisan non woven geotextile dilaksanakan pada revetment brojong sesuai
gambar rencana. Sebelum geotextile dipasang, maka Kontraktor harus menyerahkan
dulu contoh, type dan jenis geotextile yang akan dipasang untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Penilaian dan pembayaran untuk pekerjaan geotextile tersebut berdasarkan harga
satuan m2 sudah termasuk ongkos tenaga, bahan, peralatan dan sebagainya.
7. Bahan Material Tiang Pancang Dolken Gelam
7.1 Bahan Material Tiang Pancang Dolken Gelam.

Dalam hal penyediaan dolken, Penyedia Jasa harus memberikan contoh


kepadaKonsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Tiang pancang dolken gelam, harus berkwalitas baik, dalam keadaan masih segar
dengan ukuran diameter bawah minimal 8 cm dan diameter atas minimal 10 cm, serta
panjang 3 m.

7.2 Pelaksanaan Pemasangan Dolken Gelam

Alat untuk pemasangan dolken gelam dipersiapkan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa
harus membuat gambar methode pelaksanaan pemasangan beserta peralatan dan
kapasitasnya. Gambar tersebut diajukan ke Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan.

Tiang pancang dolken gelam dipancangkan/dipasang apabila tiang pancang dalam


keadaan baik, tidak cacat yang dapat mengurangi kekokohan pekerjaan. Alat
pemancangan dengan drop hammer kapasitas 125 kg dengan tinggi jatuh minimal 3,00
m, atau dengan alat lain yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Apabila pemancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan gambar
rencana) maka drop hamer harus diganti dengan yang lebih berat sehingga kedalaman
tiang pancang dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.

Elevasi top (atas) tiang pancang dolken adalah 15 cm, diatas dasar lantai kerja dan
untuk bronjong muncul 50 cm diatas permukaan tanah.

Apabila dari hasil pemancangan tersebut diatas menurut Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan hasilnya meragukan, misalnya tiang pancang miring, pecah dan sebagainya
maka Penyedia Jasa harus mencabut tiang pancang tersebut dan diharuskan melakukan
pemancangan ulang. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut diatas adalah
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.

7.3 Perhitungan dan Pembayaran

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan


jadi, yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan
diperhitungkan dalam satuan batang.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah
tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, “overhead” dan
keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga satuan pekerjaan.

8. Pemasangan grass block


Pekerjaan pemasangan grass block merupakan konstruksi seperti paving block dengan
lubang di tengah. Ukuran 40x40x8 cm 5 lobang dan tebal 8 cm. Menurut SNI 03 0691
1996, Bata Beton (Paving Block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat
dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat
dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu.
Berdasarkan SNI 03 0691 1996, paving block memiliki klasifikasi mutu bata beton
(paving block) mutu A digunakan untuk jalan, mutu B digunakan untuk pelataran parkir,
mutu C digunakanuntuk pejalan kaki, sedangkan untuk mutu D digunakan untuk taman
dan penggunaan lain. Dengan karakteristik sebagai berikut :
Grass block yang digunakan mutu D
Contoh grass block Ukuran 40x40x8 cm 5 lobang dan tebal 8 cm.

Penilalian Pembayaran pengadaan dan Pemasangan grass block hanya dapat


diprogreskan atau dibayarkan setelah terpasang sudah termasuk upah, bahan dan alat
dan over head yang tercantum dalam analisa pekerjaan, dalam satuan m2.

9. Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Bongkaran Beton dan dibersihkan
Beton bekas bongkaran harus dan harus dibuang diluar lokasi pekerjaan.
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan dalam
satuan M 3
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan

(2) Pasangan Batu Bata 1 PC : 4 PS


(a) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½ bata pada seluruh detail


yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas.

(b) Persyaratan Bahan


1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, ex lokal yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
2. Batu bata/merah yang digunakan ukuran 5x11x22 cm dengan mutu
terbaik toleransi 0,5 cm, warna merata, sempurna pembakarannya,
sudut-sudut yang lancip, keras dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
3. Semen yang digunakan harus dari satu merk produk dan memenuhi
persyaratan/SNI yang berlaku.
4. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.

(c) Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi/Pengawas, Seluruh
dinding dari pasangan batu merah dengan aduk campuran 1 PC : 4 Ps,
kecuali untuk dinding trasraam/kedap air.
2. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum
hingga jenuh.
3. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.
4. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapis/harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis
5. Pelubangan akibat pembuatan perancah/steger pada pasangan bata
merah sama sekali tidak diperkenankan.
6. Pasangan dinding batu bata harus menghasilkan dinding finish setebal
14 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
7. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang
pada arah diagonal seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum
diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan
maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).

(d) Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan m3..
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.

(3) Plesteran 1 PC : 3 PS
(a) Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PS (Pasir) dan diaduk secara merata dengan air, guna mencapai
campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer / molen.
(b) Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan
harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan / pipa saluran, dan selebar 0,10 m dibawah tepi atas dinding dan
pasangan sorongan / pipa saluran.
(c) Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
(d) Pengukuran dan Pembayaran :
(e) Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan m2.
(f) Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.

(4) Acian
(a) Pekerjaan acian dikerjakan dengan menghaluskan memakai semen.
Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
(b) Pengukuran dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan m2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.
(5) Pasangan Keramik
(a) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai ubin/tegel keramik dilakukan sebagai finishing seluruh
lantai sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas

(b) Persyaratan Bahan


1. Bahan yang digunakan adalah jenis tegel keramik buatan dalam negeri
yang bermutu baik dan Disetujui oleh Direksi/Pengawas.
2. Warna untuk lantai tegel yang dipasang pada lantai ruangan dan
selasar/teras adalah putih polos permukaan licin (polis) dengan ukuran
40x40 cm, sedangkan untuk lantai WC/KM dan tempat cuci dipasang tegel
keramik alur ukuran 20x20 untuk lantai dan untuk dinding ukuran 20x2
cm, motif permukaannya kasar, warna ditentukan kemudian.
3. Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna jenis yang
disetujui Direksi/Pengawas.
4. Ukuran-ukuran bahan Tegel Keramik Warna 30 x 30 cm digunakan
pada tangga

(c) Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Direksi/Pengawas untuk diminta
persetujuan.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir sesuai dengan yang
disyaratkan
4. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-
siar) harus sama lebar maksimum 4 mm dan kedalaman maksimum 2
mm, atau sesuai gambar serta petunjuk Direksi/Pengawas yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut
siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan
persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang
dipasangnya.
6. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
7. Bahan yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan hingga betul-betul bersih.
8. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam
dalam air sampai jenuh.
9. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 1x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.

(d) Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan m 2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.

(6) Pengecatan
(a) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengecatan permukaan dinding tembok dan seluruh detail yang
ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.

(b) Persyaratan Bahan


Bahan Cat Dinding adalah cat tembok yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi/Pengawas.
Kapasitas/daya sebar : 8 m2/kg, Pengencer : air bersih maksimum 20 %,
Pengeringan : minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan,
Sistem pengecatan : minimal dilakukan 2 kali untuk pekerjaan tembok Warna
harus merata/tidak membayang.
Pengendalian pekerjaan in harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari
pabrik yang bersangkutan.

(c) Syarat-syarat Pelaksanaan


- Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi/Pengawas.
- Sebelum pengecatan dimulai permukaan bidang pengecatan harus rata,
kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
- Sebelum pengecatan dilakukan, plesteran harus benar-banar kering,
tidak ada retak-retak dan telah disetujui Direksi/Pengawas.
- Pengecatan disyaratkan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya
selama 2 jam.

(d) Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan m 2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.

(7) Pekerjaan Pintu dan Jendela


(a) Pekerjaan Pintu dan jendela untuk dimensi disesuaikan dengan gambar kerja
yaitu dengan menggunakan bahan pintu plat baja dan jendela dari besi yang
masih baru dan tidak mengalami korosi sampai di lokasi pekerjaan (onsite).

(b) Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan
dalam satuan buah.

V. PEKERJAAN BETON
1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja
pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam
pelaksanaan pekerjaan beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan
seluruh bangunan beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton pracetak,
beton untuk bangunan baja komposit dan waterstop. Pedoman ini mencakup
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton,
lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan atau tindakan
lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
-SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus
dan Kasar.
- SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Kasar.
- SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton.
- SNI 03-1973-1990 : Metode Pengujian Berat Isi Beton.
- SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles.
- SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar.

- SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk


Campuran Beton.
- SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur.
- SNI 03-2491-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton.
- SNI 03-2492-1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti.
- SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium.
- SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton.
- SNI 03-2530-1991 : Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland.
- SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland.
- SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk
Campuran Mortar dan Beton.
- SNI 03-2823-1992 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai Gelagar
Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di Tengah.
- SNI 03-2834-1992 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
- SNI 03-2854-1992 : Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton.
- SNI 03-2914-1992 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air.
- SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat.
- SNI 03-3402-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan Struktural.
- SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap
Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
- SNI 03-3418-1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton Segar.
- SNI 03-3419-1994 : Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium.
- SNI 03-3421-1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Isolasi Ringan di
Lapangan.
- SNI 03-3449-1994 : Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan
dengan Agregat Ringan.
- SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton.
- SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah
Pecah dalam Agregat.
- SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang Lolos
No.200 (0,075 mm).
- SNI 03-4154-1996 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji
Sederhana Yang dibebani Terpusat Langsung.
- SNI 03-4155-1996 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji
Patahan Balok Bekas Uji Lentur.
- SNI 03-4156-1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar.
- SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan Rasio Poison
Beton dengan Kompresor Ekstensometer.
- SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton
Dengan Alat Palu Beton Tipe n dan nr.
- SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal Dengan Dua Titik
Pembebanan.
- SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai.
- SNI 03-4805-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton
Keras Yang Memakai Semen Hidrolik.
- SNI 03-4806-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton Segar
dengan Titrasi Volumetri.
- SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Portland.
- SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Volumetri.
- SNI 03-4809-1998 : Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai Beton
Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul Terhadap Tulangan.
- SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Lapangan.
- SNI 03-4811-1998 : Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang Tertekan.
- SNI 03-4812-1998 : Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara Langsung.
- SNI 03-4817-1998 : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk Perawatan Beton.

- SNI 03-4820-1998 : Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan Perubahan


Panjang, Pasta, Mortar Dan Beton Semen Yang Sudah
Mengeras.
- SNI 03-6369-2000 : Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji Silinder Beton.

- SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Dengan Cetakan
Silinder Di Dalam Tempat Cetakan.
- SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding.
- SNI 06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton dengan
Agregat Praletak di Laboratorium.
- SNI 03-6430.2-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk Beton
dengan Agregat Praletak di Laboratorium.
- SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik.
- SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat.
- SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton
pada Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur
Berikutnya.
- SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural.
- SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan Air pada
Campuran Graut untuk Beton Agregat Praletak di
Laboratorium.
- SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton Agregat
Praletak (Metode Pengujian Corong Alir).
- SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode Maturity.

- SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan Bahan
Anorganik dalam Air Untuk Campuran Beton.
- SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton Semprot.
- SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk
Tulangan Beton.
- SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk Tulangan
Beton.
- SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
- SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton.
- SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktur.
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton.
- SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat.
- SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat.

3. Istilah dan Definisi


3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm.

3.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai
31.5 mm.

3.3. Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran
beton pada bangunan yang sudah dilaksanakan.

3.4. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk masa padat.

3.5. Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3.

3.6. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa
saat karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).

3.7. Construction joint adalah sambungan konstruksi beton.

3.8. Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu
yang diperlukan beton dalam masa perawatan.

3.9. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.

3.10.Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.

3.11.Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang
bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa
membentuk senyawa bersifat cementitious.

3.12.Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu
adukan.

3.13.Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica
amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.

3.14.Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif dari
beton segar.
3.15. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran
dengan cukup banyak dan sangat berbeda.

4. Ketentuan dan Persyaratan


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan beton, bekisting, PVC water stop, angkur dan Pipa PVC harus
memuat :
4.1. Toleransi
1) Bangunan Beton
a) Batas penyimpangan pada gambar-gambar plat, balok mendatar dan
pengganti pagar.
Terlihat : 1 cm setiap 3 m
Tertimbun : 5 cm setiap 3 m
b) Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar, lantai,
dinding, balok dan sebagainya.
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
c) Penyimpangan pada plat jembatan
Minus : 1 cm
Plus : 2 cm
d) Dasar Pondasi
Penyimpangan ukuran-ukuran dalam perencanaan
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
e) Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi,
terhadap rencana tidak lebih dari 5 cm.
f) Pengurangan ketebalan : 5%
g) Penyimpangan lokasi dan ukuran lantai dan dinding yang terbuka : 5 cm.
h) Penyimpangan dari garis gunting pada sisi dinding tembok untuk pintu dan
bangunan-bangunan air yang serupa : 0,1%
i) Penempatan tulangan baja
Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%
Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm
j) Perletakan beton pra cetak
Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari panjang
beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm
Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang beton
pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan
vertikal tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.

4.2. Persyaratan Bahan

1) Bangunan Beton
a) Semen

(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis


semen portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan
gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan
tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang
boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan
lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merk semen yang digunakan.

b) Air

Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian


lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan
seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air yang
diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari Memenuhi karakteristik
kuat tekan yang ditentukan
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat

- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi


ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak
memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan
harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga


ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih
minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan begisting, atau celah-celah lainnya di mana beton
harus dicor.

(2) Sifat-sifat Agregat

- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang


diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.

- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang


ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil
dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

d) Bahan Tambah

Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk


meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia atau
bahan limbah yang berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi
pori dalam campuran beton dengan persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

e) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam
campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen
selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan
tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang
ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah dapat
diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut :

- Tipe A - bahan pengurang kadar air

Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan


pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement
rasio dalam campuran sesuai dengan workability yang
diinginkan, atau untuk meningkatkan workability ada angka
water-cement rasio yang telah ditetapkan.

- Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan

Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan


pasta semen, sehingga akan memperlambat pengerasan dari
beton. Bahan tambah jenis ini digunakan jika iklim di tempat
pengecoran terlalu panas, dimana waktu pengikatan pasta
semen dalam keadaan normal menjadi sangat pendek
dikarenakan suhu yang tinggi.

- Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan

Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta


semen, yang akan mempercepat pengerasan dari beton
sehingga mempercepat kekuatan beton, dan dapat digunakan
dalam pabrik pembuatan beton precast (dimana perlu
pelepasan bekisting secepatnya), atau pekerjaan perbaikan
yang sangat penting

- Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan


memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana
beton mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat workabel
tanpa mengurangi density, ketahanan dan kekuatannya.
Perlambatan waktu pengikatan sangat berguna untuk waktu
pengangkutan adukan beton yang lama ke tempat
pengecoran, pengecoran dalam kondisai yang sangat panas
dan menghindari cold joint.

- Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan


mempercepat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan
kekuatan awal yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal
yang lebih tinggi pada workability yang sama. Bahan tambah
ini digunakan pada precast karena memungkinkan pelepasan
bekisting lebih awal dan dipakai untuk pekerjaan perbaikan
dimana kekuatan awal sangat diperlukan.

- Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka


tinggi atau superplasticizer.

Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang


mengurangi air dalam campuran dengan cukup banyak dan
sangat berbeda dengan Tipe A, D atau E. Penggunaan bahan
ini digunakan membuat beton alir (flow concrete) untuk
menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar dan
beton pompa (pumping concrete) pada jenis bangunan yang
rumit.

- Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat


angka tinggi tau superplasticizer dan bahan memperlambat
waktu pengikatan. Bahan tambah ini merupakan campuran
dari Tipe F dan Tipe B, tetapi slump loss-nya lebih kecil bila
dibandingkan dengan beton yang menggunakan
superplasticizer.

2) Mineral

Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly
Ash, Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran
beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai atas persetujuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

4.3. Persyaratan Kerja


1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang
akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang
memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini. b)
Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk
masing-masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari
sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.

b) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil


pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sehingga data
tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.

c) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur


7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran

d) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan


terinci untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus
memperoleh persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

e) Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan


Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan
pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk
mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan
metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya

2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan


tempat yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di
atas lantai kayu dengan ketinggian tidak urang dari 30 cm dari
permukaan tanah serta ditutup dengan lembaran plastik
(polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan
sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan.
Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah
atas.
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama
tempat penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung
terkena sinar matahari dan hujan pepanjang waktu pengecoran.

c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga


jenis agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.

3) Kondisi Tempat Kerja


Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari
secara langsung.
Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran jika :
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

4) Pencampuran dan Penakaran


a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus berdasarkan hasil tes
campuran

b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan
rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan disaksikan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan
tidak keropos.

b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.

c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton
yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan
diganti atau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

5. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, begisting dan waterstop harus memuat :
5.1. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(i) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat
menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus
disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin dapat diperiksanya
seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman

(ii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.
(iii) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh begisting, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
(iv) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Konsultan dan Dir Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan eksi, maka bahan lantai kerja untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.

(v) Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh


galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui
pemasangan begisting, baja tulangan atau pengecoran beton.

(vi) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

(vii) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari


resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya.
Konsultan dan Direksi berhak menunda pengecoran sebelum tenda
terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan
lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka
air tanah dengan penanganan seperlunya.

b) Cetakan Beton/Begisting
(i). Cetakan/begisting harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan/begisting dapat
dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai
dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.

(ii) Cetakan/begisting harus diperkuat dan ditopang agar mampu


menahan berat sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban
konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.

(iii). Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan dan Direksi, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Konsultan dan
Direksi untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bagi keberhasilannya.

(iv). Permukaan cetakan beton/begisting yang berhubungan dengan


beton harus bebas dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau
cacat–cacat lainnya. Mengisi celah–celah sambungan cetakan beton
harus berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah–celah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.

(v). Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,


pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.

(vi). Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada


posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan/begisting. Tidak diperbolehkan
membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

(vii). Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan/begisting


tidak diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.

(viii). Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah


cetakan/begisting dibongkar
(ix). Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan/begisting yang menempel dengan beton
harus dilumasi dengan minyak begisting untuk memastikan bahwa
cetakan dapat dibuka dengan mudah.

(x). Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang


dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai
besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–
celah cetakan/begisting yang telah diisi harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bila cetakan beton/begisting dibuat dan siap untuk
pengecoran maka harus diperiksa oleh Konsultan dan Direksi. Tidak
diperkenankan mengecor bila cetakan/begisting belum disetujui
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

(xi). Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Konsultan Supervisi


dan Direksi Pekerjaan sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat)
jam sebelum cetakan/begisting siap untuk diperiksa.

(xii). Pengukuran dan pembayaran pekerjaan cetakan/begisting


berdasarkan atas satuan m2 permukaan beton yang dipasang
cetakan/begisting pada semua mutu beton kecuali pada beton lantai
kerja. Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk pemasangan ,
pembongkaran secara hati-hati dan pembuangan, bahan, upah
tenaga, peralatan. Begisting digunakan dua (2) sampai dengan tiga
(3) kali pemakaian.

c) Pencampuran Beton
(i) Perbandingan Campuran
. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.

(ii). Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur


28 hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti
tabel di bawah ini :

Kuat Kuat
Ukuran Nilai factor Perkiraan
Tekan Tekan
Tipe Campuran agregat air semen kebutuhan
umur 7 umur 28
Beton maksimum maksimum semen
hari hari
(mm) (%) (kg/m³)
(kg/cm²) (kg/cm²)
fc’ = 26,4 MPa 195 300 20 50 400
(K-300)
fc’ = 19,3 Mpa 147 225 40 (20) 50 330 (350)
(K-225)
fc’ = 14,5 Mpa 114 175 40 50 310
(K-175)
fc’ = 9,8MPa 62 125 40 57 250
(K-125)
fc’ = 7,4 MPa 65 100 40 60 200
(K-100)
Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan

(iii). Proporsi campuran untuk masing–masing klas beton diatas akan


diberikan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,
berdasarkan hasil–hasil test percobaan campuran yang dikerjakan
Penyedia Jasa.

(iv). Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang
sekecil mungkin dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan tidak ada tambahan biaya atas perubahan tersebut.

(v). Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan, dalam batas yang ditetapkan untuk
mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang
benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum ditempatkan. Keseragaman kekentalan
beton pada setiap adukan adalah perlu. Slump dari pada adukan
beton harus mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton diendapkan.

d) Penakaran
(i). Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Konsultan dan Direksi. Pekerjaan dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara tepat
mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang
dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.

(ii). Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga


5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan
mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air
menjadi suatu campuran yang merata tanpa pemisahan– pemisahan.
Juga mampu mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari
agregat, serta merubah berat material–material yang ikut tercakup.

(iii). Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat


ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan
takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur secara
volume, bilamana disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.

(iv). Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar
dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan
tiap–tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan
pengujian periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam
pekerjaan–pekerjaan adukan.

e) Mesin Pengaduk Beton


(i). Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali
sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk
tersebut.

(ii). Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu


pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang
volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat
menit pada setiap penambahan 0,5 m3 .

(iii). Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

(iv). Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum


melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada
dalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.

f) Truk Pencampur
(i). Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–drum
yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan
yang dianjurkan oleh Pabrik
(ii). Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah
bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur,
setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu
jam setelah penambahan air pengecoran harus selesai.

(iii). Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

g) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia


(i). Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali jika
situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur
setelah mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.

(ii). Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat
mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan
dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu,
maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak ada kehilangan air dari
adukan

(iii). Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan kering
sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur-
angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam
keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan
diangkat ketempat pengecoran

2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
(i). Penyedia Jasa harus memberitahukan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton jika pengecoran
beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).

(ii) Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton


dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa begisting, tulangan dan
mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

(iii). Segera sebelum pengecoran beton dimulai, begisting harus dibasahi


dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak
meninggalkan bekas.

(iv). Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan


dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan
butiran.
(v). Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu
dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan
bawah dengan alat penggetar (vibrator).

(vi). Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi


tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan secara tertulis.

(vii). Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai


terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton
setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh
beton diatasnya.
(viii) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari
yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,
kelebihan ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus
selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk,
kecuali jika ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.

(ix). Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran
harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang
baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi
sambungan yang akan ditentukan kemudian

(x). Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus


ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.

(xi). Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar


atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton
harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.

(xii) Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan. Beton yang dicor ditempatkan langsung pada
cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran
dan penggeseran tulangan beton, begisting, atau bagian – bagian
yang tertanam, serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih
tebal dari 40 cm padat.

(xiii) Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan


ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.

(xiv) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat
penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan.

(xv) Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan


sebelumnya atau mengikuti petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk
mencapai target tersebut.

b) Pemadatan
(i). Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar begisting yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain
di dalam begisting.

(ii). Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua


sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara
terisi.

(iii). Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
(iv). Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang- kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas begisting supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.

(v). Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan


beton di dalam begisting harus vertikal sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton
yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang menyeluruh
pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut akan
digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik
secara perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan
jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada
suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan beton sudah mengkilap.

(vi). Apabila kecepatan pengecoran 20 m3 /jam, maka harus digunakan


alat penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.

(vii). Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum
terjadi waktu ikat awal (initial setting).

3) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap
jenis bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana untuk disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Sambungan pelaksanaan tidak
boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen bangunan kecuali
ditentukan demikian.

b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua


sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan
pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati


sambungan sedemikian rupa sehingga membuat bangunan tetap monolit.

d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan ke


dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara dasar pondasi
dan dinding. Untuk pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di atas
permukaan dengan cara manual, sambungan konstruksi harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga pelat-pelat mempunyai luas maksimum 40 m2.

e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang


diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan tambahan
jika pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau
terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

f) Atas persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, bonding


agent yang dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan
pelaksanaan dan cara pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya

g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidak


diperkenankan berada pada 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm
di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

h) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton berdasarkan atas satuan


m3 beton yang terpasang sesuai dengan gambar rencana. Penilaian
pembayaran tersebut sudah termasuk bahan, upah tenaga, peralatan,
biaya tes dan perawatan beton.
4) Pekerjaan Pondasi Beton
a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan tanah,
reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada sesuai dengan
permintaan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang dicor


bersih dari genangan air.

c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Konsultan Supervisi


dan Direksi Pekerjaan memeriksa dan menyetujui persiapan pekerjaan
pondasi tersebut.

d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya


disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Ketebalan
lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai dengan gambar atau atas
petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

e) Jika tidak ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,
sebelum melakukan pengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus
disiram air semen setelah bersih.

f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan


dibuat bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen
ditempatkan diatasnya.

g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen–pasir


yang sama dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk
beton.

h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau
proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.

i) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton pondasi berdasarkan atas


satuan m3 beton yang terpasang sesuai dengan gambar rencana.
Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk bahan, upah tenaga,
peralatan, biaya tes dan perawatan beton.

5) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan akhir
- Begisting tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. begisting yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, begisting yang digunakan
untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok
pengarah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus
dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan
tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.

b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)


- Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran begisting. Seluruh perangkat kawat atau
logam yang telah digunakan untuk memegang begisting, dan
begisting yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong
kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan
mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan.
- Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan harus memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran begisting dan dapat
memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang
tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari
pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil
dan lekukan dengan adukan semen.
- Jika Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian
lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke
bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus
terhadap permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air,
tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya
lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan
tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum
dipakai agar dicapai penyusutan awal, kecuali digunakan jenis
semen tidak susut (non shrinkage cement).

c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan :
- Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya
sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan
bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran
beton dan harus diselesaikan secara manual sampai rata dengan
menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau
dengan cara lain yang sesuai sebelum beton mulai mengeras.
- Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti
untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan,
atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
- Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gerinda yang agak
kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan
akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda
bekas begisting, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga
terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan
dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
- Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pembongkaran cetakan
beton sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan cetakan beton/
begisting.

d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
(i). Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar
air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.

(ii). Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai


mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh
dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan
atau lembaran bahan penyerap air harus menempel pada
permukaan yang dirawat.

(iii). Jika begisting kayu tidak dibongkar maka begisting tersebut


harus dipertahankan dalam kondisi basah sampai begisting
dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-
sambungan dan pengeringan beton.
(iv). Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus
harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras
(sebelum terjadi retak susut basah) dengan ditutupi oleh
lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21
hari.

(v). Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.

(2) Perawatan dengan Cara Lain


(i). Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan
beton segera sesudah air meningggalkan permukaan (kering),
terlebih dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan finishing
dilakukan. Jika seandainya hujan turun maka harus dibuat
pelindung sebelum lapisan membran cukup kering, atau
seandainya lapisan membran rusak maka harus dilakukan
pelapisan ulang lagi.

(ii). Selimut kedap air


Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban ari permukaan beton. Beton harus
basah pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran
bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan
apabila ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama
periode perawatan berlangsung.

(iii) Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama
waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan

(3) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan perawatan beton sudah


termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton.

5.2. Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, begisting.
1) Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan)
harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada
Pekerjaan Beton dan Begisting.

2) Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang
mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan kerja

3) Perencanaan Campuran
(1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan
(misalnya dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan
tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran begisting diperoleh permukaan yang rata, halus dan
padat.
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan
dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-1998,
SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.

c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di


bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari
hasil yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton berikutnya
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat
diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana
disyaratkan di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang
disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu
bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton
karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan.

d) Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan


pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil
tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutu campuran atas dasar
hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari. Dalam keadaan
demikian, Penyedia Jasa harus segera menghentikan pengecoran
beton yang diragukan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil
pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh, sebelum
menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan akan menelaah kedua hasil
pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan
tindakan perbaikan yang dipandang perlu.

e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan


dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton.
Tindakan tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat
tekan beton umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa, Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan sepakat dengan perbaikan tersebut.

(2) Penyesuaian Campuran


a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula
dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun
kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio
air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang
menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan
untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar
semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan
dengan syarat disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru


Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai Konsultan dan
Direksi menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan
proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan
baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.
d) Bahan Tambahan (admixture)
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan digunakan
untuk tujuan tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui
pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan
tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.
Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat
halus, sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious
seperti abu terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag
besi (iron furnace slag), yang umumnya ditambahkan pada semen
sebagai bahan utama beton, maka penggunaan bahan tersebut
harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan
bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan
yang diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi.
Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton,
maka bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton.
Bahan tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan
kinerja beton segar (fresh concrete).
Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai
berikut :
- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa
menambah air;
- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan
- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton;
- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton;
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit
pengembangan volume beton (ekspansi)
- Mengurangi terjadinya bleeding;
- Mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan


tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-
keperluan sebagai berikut :
- Meningkatkan kekuatan pada beton muda
- Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan
awal yang tinggi.
- Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di
laut
- Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
- Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas
beton)
- Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
- Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama
- Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan
- Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan

Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu


dilakukan secara hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai
manual penggunaannya, serta dengan proses pengadukan yang
baik, agar pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa dicapai
secara merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini perlu
dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan dapat mengakibatkan
menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang lebih parah, dapat
menimbulkan kerusakan pada beton.
(3) Pelaksanaan Pencampuran
a) Penakaran Agregat
(i). Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat,
untuk mutu beton fc’ < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut
volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara
dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur.

(ii). Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering


permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut
tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran
sesuai dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk
mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering permukaan
dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat
dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam sebelum
penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan

(iii) Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi


yang masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan
untuk keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk
saringan agregat pada perangkat ready mix

b) Pencampuran
(i). Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin
distribusi yang merata dari seluruh bahan.

(ii). Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah
air yang digunakan dalam setiap penakaran.

(iii). Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama


masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga
mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan
seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur dengan
agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk
menyempurnakan campuran.

(iv). Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air


dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air
yang diperlukan harus sudah dimasukkan sekira
seperempat waktu pencampuran tercapai. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang
harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu
harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3

(v). Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Konsultan


Supervisi dan Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran
beton dengan cara manual dan harus dilakukan sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton
dengan cara manual harus dibatasi hanya pada beton non-
bangunan.

(4) Pengujian Campuran


a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan
pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian
harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Nilai slump pada setiap campuran
tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang
disyaratkan
b) Pengujian Kuat Tekan
(i). Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda
uji per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton
yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran.

(ii). Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter
150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI
03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan
diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang
akan dirawat di laboratorium.

(iii) Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara
terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara
keduanya.
(iv). Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 30 meter kubik beton
harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen
bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.

(v). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil
produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set
untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.

(vi). Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.

(vii). Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda
uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set
tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang
digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah
benda uji yang berdekatan nilainya.

(viii). Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc


karakteristik dari benda uji lebih besar atau sama dengan fc
rencana. fc karakteristik dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

fc’= fcm ± k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar


dari hasil uji tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung
pada jumlah hasil kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk
jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih besar atau sama
dengan dari 30
dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
2
n 0f – f fci = Kuat tekan beton yang diuji
ci cm fcm = Kuat tekan beton rata-rata
S=
l n-l

(ix). Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di
bawah 0,85 fc’.

(x). Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak
dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningkatkan
rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-
langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung
dari bangunan tidak membahayakan.
(xi). Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka
diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang
diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam
hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti
pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk
setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu
rendah seperti disebutkan di atas.

(xii). Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata
kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang
dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang
mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini,
perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor
inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan
kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan),
perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan
kuat tekan beton yang dihasilkan.

c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan
tersebut meliputi :
(i). Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact
Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji
lainnya (hasil pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar
penerimaan);

(ii). Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang


dipertanyakan;

(iii). Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;

(iv). Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Konsultan


Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

(5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a). Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi
ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan antara lain.

b) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang


belum dikerjakan;

c). Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;

d) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau


menyeluruh pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan
khusus.

e). Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton
atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa
melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan
adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.

f). Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus
mengajukan detail rencana perbaikan untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sebelum memulai
pekerjaan.

4) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran dengan mutu beton K-100, K-225 dan K-300
yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan beton
harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a) Pengukuran
1) Pengukuran Pekerjaan Beton
(i). Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (M3) pekerjaan
beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang diperintahkan
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dengan batas
toleransi yang diijinkan dan dibayar ukuran minimal yang masih
masuk dalam toleransi. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis
tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa
(conduit) atau lubang sulingan (weephole).

(ii). Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk begisting, perancah untuk balok dan lantai
pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa
sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan
Beton.
(iii). Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan
dengan bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur
untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.
(iv). Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar
sebagai beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton
Bangunan harus beton yang disyaratkan atau disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk fc’=26,4 MPa
(K-300), fc’=19,3 MPa (K-225) dan fc’=7,4 Mpa (K-100). Jika
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan
untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang
lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton
dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

2) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki


(i). Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana
pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
(ii). Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah
(admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan
untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

b) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang tertera dalam gambar kerja, akan dibayar pada Harga
Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran
yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Harga.
LAMPIRAN
No. Macam Pengujian Volume Contoh
(Liter)
1 Slum 8
2 Berat Jenis 6
3 Kadar Udara 9
4 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28
5 Uji Kuat Lentur ( 3 contoh ) 28
6 Uji Kuat Tarik ( 3 contoh ) 28
7 Uji Modulus Elastis ( 3 contoh ) 28
Tabel A Jumlah pengambilan contoh beton segar

Ukuran Ayakan Berat Yang Lolos Untuk Agregat


Persen
Inchi Standart Halus Kasar
(m) (cm) # 467 # 56 # 67 #7
2 50,8 - 100 - - -
11/2 38,1 - 95 – 100 100 - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 – 70 - 90 – 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 100
3/8 9,5 100 10 – 30 - 20 – 55 90 – 100
Ø4 4,75 95 – 100 0–5 0 – 10 0 – 10 40 – 70
Ø8 2,36 80 – 100 - 0–5 0–5 0 – 15
Ø16 1,18 50 – 85 - - - 0–5
Ø50 0,300 10 – 30 - - - -
Ø100 0,150 2 - 10 - - - -
Tabel B. Ketentuan Agradasi Agregat

Kuat Tekan Minimum


Mutu Beton Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
(MPa) (Kg/cm2)
F15 – 30 cm 15 x 15 x 15 cm3
fc’ Sbk’ 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
(MPa) (kg/cm2)
31,20 K-350 21,0 29,0 250 350
26,40 K-300 18,0 25,0 215 300
21,70 K-250 15,0 21,0 180 250
19,30 K-225 13,0 19,0 147 225
14,50 K-175 9,5 14,5 115 175
9,80 K-125 7,0 10,0 80,0 125
7,40 K-100 5,8 8,3 65,0 100
Tabel C. Ketentuan sifat campuran

5.3. Besi Tulangan


1) Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan
besi ulir yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60
atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut:

Property Besi Ulir Besi Polos


Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi


untuk pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan
sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia
Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila diminta Konsultan
dan Direksi dengan prosedur baku uji yang disetujui Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.

Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada
seluruh panjangnya dengan yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
Dua besi tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random
dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih
dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan harus
bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

2) Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar
besi dan pembengkokannya kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di lokasi pekerjaan.

3) Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan
ukuran/dimensi yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah
disepakati. Besi tulangan harus dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat
sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton.

Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain
sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah
bentuk dan diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan
tidak mudah bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton,
tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.

Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan
kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai
dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan
disiram air sesaat sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus
dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang
dapat melemahkan ikatan dengan beton.

Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton, kepada Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan secara
menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

4) Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti
pada gambar kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan
lainnya tidak diperkenankan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Direksi. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus
tidak kurang dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan
dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat
sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan.

5) Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam gambar, atau atas perintah Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.

6) Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat Kg
untuk setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan
berat yang dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang
yang ditunjukkan dalam daftar dan gambar pembesian/penulangan yang
disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar
pembayaran, ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan
JIS G3112 harus diikuti sbb:

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32

Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter 8 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas,
Konsultan Supervisi dan Direksi akan menetapkan berat besi tulangan yang
dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau
JIS.

Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit,


pengikat dan keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan,
tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap
sambungan akan diperhitungkan dalam pembayaran.

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga


satuan yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut
sudah termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat
penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan semua pekerjaan
pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.

5.4. Pekerjaan bongkaran beton dan pembersihan


Pekerjaan ini mencakup pembongkaran revetment atau linning tanggul atau
jalan/jembatan atau parapet yang ada yang harus dibongkar sesuai dalam gambar
rencana. Semua material-material yang didapat dari pembongkaran akan menjadi
milik employer. Pembongkaran pasangan harus sangat hati-hati sehingga tidak
menyebabkan kerusakan pada bagian lain yang tidak dibongkar.

Pembongkaran di sertai dengan pembersihan dan hasil bongkaran harus disimpan


oleh Kontraktor ditempat yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran dari seluruh pembongkaran beton akan dilakukan


atas dasar harga satuan m3 dari volume bongkaran dan pembersihan hingga
batas-batas dan ketinggian seperti yang tercantum didalam gambar. Harga satuan
pekerjaan tersebut harus sudah mencakup semua biaya tenaga kerja, perkakas
dan peralatan dan semua biaya lainnya yang mungkin perlu untuk kompensasi
pekerjaan tersebut.

VI. PEKERJAAN PEMANCANGAN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemancangan meliputi penyediaan material tiang pancang dan
pemancangan, pekerjaan pancang disini adalah untuk pekerjaan pondasi bangunan.
Sebelum pekerjaan pondasi bronjong, pondasi beton maupun pondasi sayap
dilaksanakan seperti yang tercantum pada gambar rencana maka terlebih dahulu
dilakukan pekerjaan pancang, guna memperkokoh kedudukan bangunan.

2. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemancangan Tiang Pancang


Beton 2.1. Bahan Baku
Semua bahan baku tiang pancang beton yang terdiri dari semen, pasir, kerikil, besi
tulangan mengikuti persyaratan bahan dan material untuk beton.
Sebelum membeli / memesan tiang pancang Penyedia Jasa harus memberikan
informasi tentang kapasitas produk, proses pembuatan dan pabrikan yang
membuat secara tertulis untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.

Ukuran tiang pancang prestress yaitu :


- Tiang Pancang □ 20 cm x 20 cm x 300 cm atau sesuai gambar rencana
dengan kekuatan tiang pancang pada umur 28 hari minimal harus 400
Kg/cm2, dan tulangan harus mengikuti ketentuan :
a. Prestress steel breaking strength 160 kg/cm2
b. Reinforcement steel bar quality SD – 40

2.2. Pengangkutan
Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan kekuatan tiang pancang selama
pengangkutan dari pabrik ke lokasi pekerjaan. Bila terjadi kerusakan selama
pengangkutan yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tiang pancang,
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berhak menolak tiang pancang
tersebut. Penggunaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pengamanan guna mencegah
kerusakan pada tiang pancang dan komponen-komponennya mulai saat
pengangkatan, pengangkutan, penyimpanan, pemasangan sampai dengan
pemancangan. Tiang pancang yang rusak harus diganti baru oleh Kontraktor
dengan biaya Kontraktor sendiri.

2.3. Pada umumnya, tiang pancang dengan panjang maksimum harus dipergunakan.
Dalam keadaan tertentu penyambungan (“splice”) tiang pancang akan
diperbolehkan. Metode penyambungan (“splice”) harus seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau seperti petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2.4. Sebelum mendatangkan peralatan pemancangan ke lokasi. Kontraktor harus
menyerahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan jenis peralatan dan motode pemancangan yang
diusulkan oleh Kontraktor yang akan dipergunakan.

2.5. Pemukul yang dipergunakan untuk pemancangan tiang pancang baja harus
berbobot tidak boleh kurang dari berat kombinasi dari kepala-pemancang dan tiang
pancang. Pemukul tiang pancang, pemukul uap, udara atau diesel yang disetujui
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan yang menghasilkan cukup tenaga untuk
menggerakkan tiang-tiang pancang pada kecepatan penetrasi tidak kurang dari 3.2
mm setiap pukulan.

2.6. Pada tiap akhir dari pemancangan harus disisakan 0.50 m untuk dikupas dan besi
dari tiang pancang harus dimasukkan dalam lantai kontruksi revetment yang akan
dibangun.

2.7. Kepala dari semua tiang pancang beton bila keadaan pemancangan sedemikian
rupa sehingga cenderung akan mengakibatkan rusak yang tidak semestinya harus
diberi pelindung tambahan dengan suatu penutup dan bantalan yang sesuai di atas
kepala tiang pancang dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

2.8. Untuk semua tipe tiang pancang, kepala tiang, sendi atau peralatan lain yang sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik harus disediakan sehingga tiang-tiang pancang
dapat dipancang tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang.

2.9. Metode/cara pemancangan tiang pancang tidak boleh berlebihan dan tidak
sewajarnya, sehingga mengakibatkan hancur dan rusaknya beton atau perubahan
bentuk. Usaha-usaha yang dilaksanakan pada tiang pancang untuk memaksanya
dalam posisi yang benar bila atas pertimbangan Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan terlalu berlebihan tidak akan diperbolehkan. Tiang pancang yang rusak
karena cacat pada saat atau karena kesalahan pemancangan atau dipancang tidak
pada lokasi yang benar atau dipancang di bawah elevasi yang diterapkan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sendiri dengan salah satu dari metode
berikut yang disetujui oleh Direksi untuk tiang pancang yang diragukan :
a) Tiang pancang harus ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dan bila
perlu dengan yang lebih panjang
b) Tiang pancang kedua harus dipancangkan dekat dengan tiang pancang yang
rusak

c) .Tiang pancang harus disambung (“splice”) atau dirakit (“built-up”), bila tidak
ditentukan disini atau suatu bagian dari kaki pondasi yang ditambahkan untuk
menanam tiang pancang dengan benar. Semua tiang pancang yang
terdorong ke atas disebabkan pemasangan tiang pancang didekatkan atau
oleh sebab lainnya harus dipancang ke bawah lagi.

d) Tiang pancang akan dianggap rusak bila terdapat retak yang tampak atau
retak memanjang sekitar seluruh permukaan tiang pancang atau suatu cacat
yang menurut pendapat Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
mempengaruhi kekuatan atau umur tiang pancang.

2.10. Pencatatan pukulan tiang pancang, jumlah pukulan pemukul (“hammer”) pada
tiang pancang beton dan kedalaman penetrasi setiap pukulan harus dicatat untuk
memastikan daya dukung lapisan tanah dan ditentukan oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan alat pancang yang sesuai
untuk mencatat tiang pancang beton pada setiap pukulan “hammer”. Untuk
menghitung jumlah pukulan, penghitung digital atau suatu alat lain yang disetujui
untuk mencatat harus disediakan. Tempat-tempat yang elastis dan plastis sebagai
hasil dari setiap pukulan dapat dicatat dengan mempergunakan penggaris yang
lurus dan kuat di atas selembar kertas yang ditaruh di atas tiang pancang dan
menggoreskan sebuah pensil sepanjang penggaris pada saat pukulan untuk
mencatat pada kertas tempat-tempat, yang elastis dan plastis sebagai hasil
pukulan. Berdasarkan pemancangan yang dibuat, Kontraktor harus menghitung
daya dukung lapisan tanah, yang dijumpai dan membuat laporan kepada Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan akan
memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk mengakhiri atau meneruskan
pemancangan sampai daya dukung yang dikehendaki tercapai.

2.11. Uji Tiang Pancang (Percobaan Pembebanan)


Bila dikehendaki dalam spesifikasi atau diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus memancang tiang pemancang sepanjang yang
ditentukan pada lokasi yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan untuk memastikan jumlah dan panjang dari tiang pancang. Tiang
pancang tersebut harus lebih panjang dari pada panjang perkiraan yang didesain
untuk menampung adanya variasi di dalam kondisi tanah. Jumlah dari tiang
pancang uji harus diputuskan oleh Direksi, tetapi tidak boleh kurang dari satu dan
tidak lebih dari tiga untuk setiap pondasi. Beban uji pada tiang pancang akan
ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Kontraktor tidak boleh
mengadakan tiang-tiang pancang tersebut sebelum Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan menyetujui jumlah dan panjang dari tiang-tiang pancang yang
diusulkan berdasar hasil uji tiang pancang oleh Kontraktor

3. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemancangan Flate Concrete Sheet Pile (FCSP), dan
Square Concrete Sheet Pile (SCSP)
FCSP yang dipakai tipe flat dengan ukuran lebar 0.50 x 0.32 x 10.0 m, Mcr 7.25 Tm dan
CCSP yang dipakai tipe square dengan ukuran lebar 0.40 x 0.4 x 12.0 m, Mcr 10.88 Tm
panjang sesuai dengan gambar kontrak dan terbuat dari beton bertulang presstress
yang mempunyai kuat tekan beton 700 kg/cm2 yang mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

FCSP dan CCSP yang digunakan harus baru, tidak boleh bengkok, cacat atau rusak
dan mempunyai ukuran yang seragam. Pemancangan dilaksanakan dengan alat
pancang mekanik (pile hammer) dengan beban tertentu yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengadaan FCSP dan CCSP didasarkan atas
satuan m’ (material on site dapat diprogreskan dan dapat dibayarkan maksimal 50 %
dari total jumlah material yang didatangkan sesuai SSUK dan SSKK dalam dokumen
kontrak) dengan catatan penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi
pekerjaan (on site) disaksikan dan dihitung bersama oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan. Penilaian tersebut sudah termasuk bahan, pengadaan alat pancang,
pemancangan, pemotongan / penyambungan, peralatan bantu, upah tenaga kerja dan
sebagainya.
VII. BENDUNG KARET BERPELINDUNG BAJA
7.1 Umum
Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam bab ini meliputi pengadaan material/bahan,
pembuatan, pengangkutan dan pemasangan dilokasi pekerjaan, yang antara lain berupa
perlengkapan badan bendung karet termasuk semua peralatan/perlengkapannya dan
peralatan untuk pengoperasian dan perlengkapan pekerjaan logam/metal lainnya.
Semua ini merupakan pekerjaan tetap/permanent yang harus dan menjadi kewajiban
dan tanggung jawab Penyedia jasa.

Semua bahan/material yang harus diadakan Penyedia jasa tersebut harus dilakukan
pengecekan dan test di pabrik pembuatan dan dilapangan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi dengan biaya beban Penyedia jasa.

Dalam pengadaan bendung karet berpelindung baja termasuk semua peralatan


kelengkapannya penyedia jasa harus lebih mengutamakan pemakaian produksi dalam
negeri. Untuk itu Penyedia jasa wajib menyiapkan gambar-gambar pelaksanaan
lapangan dan gambar-gambar untuk pelaksanaan/pembuatan di pabrik secara lengkap
dan disahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi.

7.2 Standard Design Kekuatan Material Baja/Logam


7.3.1. Standard Kekuatan Material Logam
Standard semua material logam yang dipakai pada kondisi pembebanan
normal harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Material Logam : SS 400 dan SM 400 tebal < 40 mm
a. Gaya Tarik Axial : 1200 kg.f/cm²
(pada luas tampang netto)
b. Gaya Tekan Axial : l/r < 20 = 1200 kg.f/cm²
(pada luas tampang gross) 20 < l/r < 93= 1200-75(l/r-20)kg f/cm²
93<l/r:10.000.000/(6.700+(l/r)2)kg.f/cm²
dimana :
l : panjang terukur dari batang
r : Radius of gyration dari luas tampang batang (cm)
c. Gaya puntir : 1200 kg.f/cm²
Gaya tarik putar : l/b < 9/k = 1200 kg.f/cm²
Gaya tekan puntir : 9/k<l/b<30 = 1200 –111(k.l/b-9)lg.f/cm²
Keterangan :
l : panjang support(cm)
b : lebar sayap (cm)
Aw : Luas tampang gross dari badan(cm²)
Ac : Luas tampang gross dari sayap (cm²)
K : 3 + Aw/2Ac
d. Gaya Normal : 700 kg.f/cm² (tiap luas tampang gross) Catatan : Untuk SS
400 atau SM 400 dengan ketebalan lebih dari 40 mm, maka semua gaya
yang diperkenankan dikalikan dengan 0.92 dari tabel diatas. Untuk beban
yang melebihi batas beban normal maka kekuatan yang diperkenankan
harus ditambah 50%nya. Minimum ketebalan dari material utama harus 16
mm.

7.3.2. Peralatan Mesin-mesin


Semua peralatan mesin-mesin untuk pengoperasian pada kondisi beban normal
harus direncanakan dan didasarkan seperti pada tabel berikut :
a. Gaya Tarik
Sebagai angka keamanan harus didasarkan pada kondisi beban patah lelah
atau beban ultimate dari material dengan ketentuan :
Material Angka Keamanan
Patah Beban
Lelah Ultimate
Roiled of forget steel(Baja canal atau tempa) 2.5 5
Rolled of forget steel bolt(Baja canal atau tempa) 4 6
Cast Steel (Baja tuang) 3 6
Rolled bronze or brass(Perunggu atau Kuningan
canal) 4 8
Cast bronze or brass(Perunggu atau kuningan tuang) 5 10
Cast Iron (Besi tuang) - 10
b. Gaya Tekan
Untuk persyaratan gaya tekan bias disamakan dengan persyaratan pada
gaya tarik hanya untuk cast iron bias 1/3 nya dari yang disyaratkan pada
gaya tarik.

c. Gaya Normal
Kekuatan material untuk menahan gaya normal harus minimum ¾ dari
persyaratan pada gaya tarik, kecuali cast iron harus sama dengan
persyaratan pada gaya tarik.

7.3.3. Material baja yang biasa/boleh dipakai


Material baja yang meliputi baja pelindung, engsel, batang baja, mur, baut,
material las dll harus mengikuti pada kententuan / standard dibawah :
(1) Edisi Terakhir “Manual of Steel Construction Allowable Stress Design”
(2) Edisi Terakhir “ Structural Welding Code “ AWS D1.1
(3) Specifikasi for Zinc Coating on Iron and Steel Hardware ASTM A123-89A
(4) Specifikasi for Zinc Coating on Iron and Steel Hardware ASTM A153-82

Material baja yang dipakai :


(1) Gate panel baja harus terbuat dari baja karbon (carbon steel) dengan
proteksi sand blasting dan glass flake coating.
(2) Penahan engsel, penahan jaring, dan komponen non struktural lainnya akan
diproduksi dari bahan baja A36 atau rekayasa material dengan ketahanan
yang sama.
(3) Semua pengencang gate panel berulir termasuk baut angkur dengan
ukuran diameter 22 mm, panjang 765 mm, radius 50 mm, panjang tekukan
130 mm dan panjang drad 125 mm (sesuai dengan gambar kerja) harus
terbuat dari baja tahan karat SUS 304 atau rekayasa material dengan
ketahanan yang sama.
(4) Semua komponen baja harus dirancang sehingga tingkat tegangan
maksimum pada setiap komponen kurang dari 40% dari yield strength
dan kurang dari 25% dari ultimate strength.
(5) Semua komponen baja karbon harus dibersihkan dengan cara sand
blasting dan dilapisi (coated) secara sesuai berdasarkan rekomendasi
pabrikan.
(6) Plat clamping baja harus dibersihkan dengan cara sand blasting dan
digalvanis sesuai dengan ASTM A123 dan ASTM A153.

7.3.4. Pemasangan dan penyetelan angkur


Semua material baja pelengkap utama bendung karet, sebagaian besar akan
tertanam dalam pondasi beton.
Agar posisinya tidak mudah berubah pada saat dilaksanakan pengecoran, maka
angkur dipasang dengan jarak dan elevasi yang ditentukan menggunakan besi-
besi profil dan pelat baja serta diwaterpass.

Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi pada pekerjaan persiapan angkur dan
material baja yang akan tertanan antara lain :
(1) Semua material harus tetap bersih dan dijaga terhadap pengaruh cuaca.
(2) Pemotongan bagian-bagian angkur yang tidak dipakai baru boleh
dilaksanakan apabila penyetelan secara keseluruhan sudah selesai.
(3) Tekukan sudut dalam harus dibentuk dengan besi profil dan pelat baja.
(4) Penghalusan sudut-sudut sambungan harus dengan memakai gerinda baja.
(5) Apabila ada pembengkokan, maka pelaksanaannya pembengkokan harus
dipanasi terlebih dahulu dan pembengkokan harus dalam keadaan panas.
(6) Untuk pelaksanaan pekerjaan las, Penyedia jasa wajib memberitahukan
Konsultan Supervisi dan Direksi mengenai jenis alat las, material las itu
sendiri, klasifikasi electrode dan lain-lainnya. Setelah pekerjaan las selesai
semua kotoran sisa harus dibersihkan dari lokasi.

7.3.5. Pemasangan dan penyetelan engsel dan pintu baja pelindung


Material pintu baja pelindung bendung karet berupa plat baja anti karat yang
setara SUS 304 dengan ketebalan minimal 16 mm, dengan lebar standar pada
setiap bagian pintu baja tidak lebih dari 5000 mm.

Lebar rencana yang terpasang dengan bentangan acuan lebar bendung yaitu
15,00m, 30,00m dan 15,00m. Pada tiap bentangan terbagi atas bendung karet
(kantung udara) berpelindung plat baja dengan panjang 5m segmen/bagian.

Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi pada pekerjaan persiapan pemasangan


dan penyetelan engsel dan pintu baja pelindung :
(1) Semua material harus tetap bersih dan dijaga terhadap pengaruh cuaca.
(2) Untuk material pintu baja pelindung sudah berupa pabrikasi dilokasi hanya
pemasangan dan penyetelan.
(3) Pemasangan baut pada engsel dan pintu baja pelindung harus benar-benar
kencang.
(4) Setelah pemasangan dicek kembali kekencangan baut yang terpasang.
(5) Jika material pintu baja ada yang bengkok atau cacat waktu dilokasi segera
diganti dengan yang baru.

7.3.6. Inspeksi dan Test


Setelah semua pekerjaan material baja termasuk anker-ankernya selesai
dipasang, sebelum pelaksanaan pengecoran dilaksanakan : Penyedia jasa harus
memberitahu untuk diadakan check /inspeksi/diperiksa oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan dengan pemberitahuan secara tertulis minimum 3 (tiga)
hari sebelumnya.

Hasil pemeriksaan harus dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan bersama


yang ditanda tangani oleh Penyedia jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi.

Pelaksanaan pengecoran pada bagian yang ada material baja yang akan
tertanam didalam beton, belum boleh dikerjakan sebelum ada surat penerimaan
pekerjaan berdasarkan inspeksi/pemeriksaan yang dilakukan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi.

7.3 Badan Bendung Karet Berpelindung Baja


7.3.1. Pengertian Umum
Penyedia jasa diwajibkan merencanakan gambar, mengadakan, memasang dan
menyetel sampai test operasi penggunaannya untuk 1 (satu) set badan bendung
karet berpelindung baja dengan type pengisian media udara, peralatan
pengoperasian, peralatan pengontrol, kelengkapan peralatan pada keadaan
darurat serta perlengkapan lainnya yang diperlukan.

Bendung karet berpelindung baja digerakkan secara pneumatic terdiri dari bagian
pintu pelindung karet yang terbuat dari baja, penggerak pintu, dan peralatan
kontrol tekanan otomatis. Bendung karet berpelindung baja berfungsi sama
seperti bendung panda umumnya yaitu untuk menahan dan menampung air
sewaktu permukaan air sungai dan debit air rendah, bendung tersebut akan
diturunkan (yaitu dengan mengempiskan tubuh bendung karet) bilamana
permukaan air dan debit air sungai menjadi tinggi. Bilamana ketinggian air sungai
melebihi ketinggian (overflow maximum) diatas bendung karet, maka bendung
karet tersebut harus dapat diturunkan secara otomatis meskipun dalam keadaan
tanpa daya listrik.

Panjang dasar bendung karet terdiri dari 3 bagian bentangan yaitu 15,00 m,
30,00 m dan 15,00 m dengan ketinggian maximum saat terisi udara penuh
adalah 3,05 meter. Pada tiap bentangan terbagi atas bendung karet (kantung
udara) berpelindung plat baja dengan panjang 5m segmen/bagian.

Bendung karet mengalami pengembungan dan pengempisan secara terkontrol


dari panel penoperasian yang ada dirumah kontrol yang terletak ditebing sebelah
kiri sungai.Instrument system pengempisan otomatis harus disediakan/dipasang
untuk mengempisan bendung karet saat ketinggian air dihulu bendung mencapai
62 cm diatas mercu bendung.

7.3.2. Data-data Umum Bendung Karet & Peralatan Pengoperasian


(1) Bendung Karet
a. Type : Pengisian Udara
b. Volume / Kwantitas : 1 (satu) set
c. Maximum waktu untuk pengoperasian
- Pengisian / penggembungan : Tidak lebih dari 60 menit
- Pengosongan /pengempisan : Tidak lebih dari 60 menit
d. Pengontrolan : Otomatis Mekanik
e. System penjepit (angkur) f. angkur
Pitch max. dari
: Double System penjepi
: 200 mm t/
Angkur

g. Material :
- Bendung Karet
Badan Bendung + karpet : Ethylene Propylene Dyne
Monomer (EPDM)
- Plat Baja Pelindung : Baja Tahan Karat dengan
tebal 16 mm (SUS 304)
- Baut, engsel dan mur angker : Baja Tahan Karat (SUS 304)
- Plat dasar atau embedded plate : Baja Karbon SS 400
Galvanized
- Plat penjepit karet atau cover plate : Besi Cor FCD 500 Galvanized
h. Total garansi : 2 tahun (in every condition
and free of charge)

(2) Peralatan untuk pengoperasian Bendung Karet


a. Jumlah Blower/compressor : 1 (satu) set
Spesifikasi :
- Kapasitas dari Pompa (Blower) : Tidak kurang 14 m³/menit
- Tekanan maximum : 4000 mmaq
Motor bakar diesel (genset
- Penggerak pompa : type silent 125 KVA)
- Pressure : 8 bar
b. Panel pengontrol/operasi : 1 (satu) set
c. Instalasi Pipa pengisi/pembuang : 1 (satu) set
d. Katup-katup untuk pengoperasian dan
pengaman. : 1 (satu) set

7.3.3. Spesifikasi Badan Bendung Karet / Kantung Udara


Bahan badan bendung karet berupa material Ethylene Propylene Diene
Monomer Permukaan luar karet harus mempunyai ketahanan maximum
terhadap perubahan cuaca abrasi, rembesan air,durabilitas, benturan cahaya,
dan kuat terhadap perubahan sehubungan dengan pengoperasian. Pada saat
bendung karet kosong/mengempis, posisi badan bendung harus rata dengan
dasar pondasi bendung.
(1) Badan kantung udara harus dirancang untuk faktor keamanan minimal
delapan (8) kali dibandingkan dengan tekanan operasi yang normal.
(2) Penutup luar kantung udara harus menunjukkan sifat ketahanan terhadap
ozon, cahaya ultra- violet dan suhu tinggi yang baik. Hal ini harus dicapai
dengan menggunakan material karet pelapis luar sejenisnya.
(3) Tekanan kerja untuk kantung udara dan pengendali tidak boleh melebihi 2,5
bar.
(4) Kantung udara harus diperkuat dengan tidak kurang dari dua (2) kain
poliester tidak berarah (polyester unidirectional fabric). Kain poliester
tersebut harus memiliki kekuatan tarik minimum 7400 newton/cm saat
diuji sesuai dengan ASTM D751.
(5) Karet pelapis bagian luar harus memenuhi atau melebihi standar ASTM
D2000 2BA5.515A14 B1 3C1 2.
(6) Bahan kantung udara harus memiliki ketebalan minimal 14mm ± 15% yang
diukur sesuai dengan ASTM D751.
(7) Tes abrasi dengan menggunakan batu H18 dengan beban 1- kgf untuk 1000
kali pengulangan seperti yang diubah dari ASTM C501 akan menunjukkan
abrasi yang kurang dari 0,50 sentimeter kubik.
(8) Tes ozon tidak boleh menunjukkan kelainan diluar batasan normal
dalam tampilan ketika dihadapkan dengan uji ozon yang sebesar 100 MPa,
dengan suhu 40 derajat Celcius dan elongasi 50 persen, sesuai dengan
ASTM D 1149.
(9) Daya lekat antara penguat polyester dan karet harus setidaknya 90
newton/cm sebelum penuaan dan minimal 26 newton/cm setelah penuaan
dengan suhu 70 derajat Celsius selama 96 jam.
7.3.4. Pipa Suplai Udara dan Konduit Listrik
(1) Pipa suplai udara antara kabinet pemipaan sistem kendali dan gate
panel harus merupakan pipa baja SUS 304 tahan karat berukuran
50 - mm schedule 10 yang sesuai dengan ASTM A313 atau dengan
rekayasa material yang sama.
(2) Penyedia Jasa menyediakan semua pipa hingga dan termasuk nipel
selang (hose nipple) dari baja tahan karat berukuran 20- mm
pada sambungan ke masing-masing kantung udara. Pabrikan harus
menyediakan perangkat keras penghubung antara nepel selang dari
baja tahan karat dan kantung udara.
(3) Pemipaan antara sistem kompresor udara dan kabinet pengendali harus
menggunakan pipa baja SUS304 tahan karat berukuran 25- mm schedule 40
yang sesuai dengan ASTM A313 atau material pengganti yang disetujui
pemilik pekerjaan.
(4) Penyedia Jasa harus menyediakan cara untuk menghilangkan kondensat
dari jalur pipa udara pada titik rendah pada sistem pipa udara atau pada
dinding abutmen.

(5) Setiap bagian pipa yang terekspos harus disangga dengan kuat untuk setiap
jarak 1,8 meter dengan menggunakan strut baja galvanis. Setidaknya dua
baut angkur tahan karat berlapis epoxy berukuran 12- mm harus digunakan
untuk memasang unit strut tersebut.
(6) Semua pipa udara harus menggunakan fitting yang dilas. Semua pengelasan
harus sesuai dengan spesifikasi Pengelasan Struktural AWS, Semua
sambungan pipa akan tahan terhadap kebocoran.
(7) Sebelum instalasi bendung karet berpelindung baja, seluruh jalur pipa dan
sambungan harus diperiksa dan tekanan diuji terhadap 350 kPa dan
setiap sambungan diperiksa terhadap kebocoran disaksikan bersama
dengan konsultan supervisi dan direksi lapangan.

7.3.5. Sistem Suplai Udara


(1) Sistem suplai udara harus dilengkapi peralatan suplai udara
cadangan. Setiap kompresor udara harus dirakit di pabrik
dilengkapi dengan, pengering udara, sistem saringan, dan tangki
penerima.
(2) Sistem suplai udara akan mengembangkan gerbang hingga tekanan
pengoperasian dalam waktu kurang dari 60 menit dengan masing-masing
kompresor udara dalam keadaan bekerja.
(3) Pengering udara dengan jenis pendingin harus dirakit di pabrik pada setiap
skid kompresor udara. Pengering akan secara otomatis mulai dan berhenti
dengan pengoperasian kompresor udara dan harus dilengkapi penukar
panas dari baja tahan karat bersama dengan
katup pengering solenoid otomatis dan pemisah kelembaban dengan
efisiensi tinggi.
(4) Sebuah paket penyaringan ganda harus dirakit di pabrik pada setiap skid
kompresor udara. Sistem filtrasi harus mencakup saringan partikel 1- mikron
dan saringan patikel penggabungan 0,01- mikron.
(5) Setiap skid kompresor udara harus dilengkapi dengan katup bypass untuk
memotong pengering udara dan saringan. Katup by- pass tersebut harus
digunakan untuk menservis katub pengering udara dan saringan tanpa
membuat kompresor udara menjadi tidak dapat dipakai.

7.3.6. Sistem Kontrol


(1) Penyedia jasa harus menyediakan sistem kontrol yang lengkap dan dapat
beroperasi untuk pekerjaan ini. Sistem kontrol harus dirakit dipabrik,
telah diuji dan siap untuk disambungkan ke pipa
(2) Sistem kontrol harus menggunakan Rangkaian Programme Logic Controller
(PLC) untuk mengendalikan dan mengoperasikan gate system yang
sebelumnya telah disetujui oleh direksi.
(3) PLC akan mengukur ketinggian air di hulu dengan menggunakan satu
pemancar kedalaman bawah air Kpsi yang terletak di kolam hulu. Transduser
harus dipasang di sumur kendali yang disediakan penyedia jasa di lokasi
yang ditentukan oleh pengguna jasa.
(4) Setiappemancar kedalaman bawah air harus disediakan oleh
pabrik dan dilengkapi dengan kabel bawah air 10 meter dan tabung
penghentian pengering (desiccant termination canister). penyedia jasa
harus menyediakan kotak persimpangan (junction box) dan
sambungan kabel yang dibutuhkan antara kotak persimpangan dan sistem
kontrol.
(5) PLC akan mengukur ketinggian air di bagian hulu dan akan mengembangkan
atau mengempiskan gate system sesuai keperluan untuk menjaga ketinggian
muka air sesuai yang diinginkan.
(6) PLC harus dilengkapi Human interface machine (HMI). HMI harus memiliki
layar warna 125- mm. HMI akan membuat operator dapat
melakukan hubungan dengan PLC untuk memantau fungsi sistem
dan mengubah parameter operasional. HMI yang akan dipasang,
sebelumnya telah disetujui oleh direksi.
(7) Katup solenoid pengembang dan pengempisbersama dengan
peralatan mekanis lainnya yang diperlukan akan terdapat dalam sebuah
blok manipol aluminium. Dua manifol akan memberikan kendali pada
dari dua rangkaian gerbang independen.
(8) Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk menyediakan kabinet
PLC dengan daya AC dan untuk routing daya 24VDC dan kabel
pengendalian antara kabinet PLC dan blok manipol.

Hal yang harus diperhatikan penyedia jasa untuk pemasangan bendung karet
berpelindung baja yaitu :
(1) Bendung karet berpelindung baja harus terdiri dari gate panel baja yang
terpasang pada lantai bendung terikat pada engsel elastomer dan
karet kantung udara yang dipasang antara gate panel berengsel dan
lantai bendung. Engsel harus dipasang dengan menggunakan baut
angkur baja dengan lapisan epoxy. Engsel elastomer akan
memungkinkan bendung karet berpelindung baja untuk beroperasi dari
posisi dinaikkan sepenuhnya hingga ke posisi diturunkan
sepenuhnya. Karet seal pembatas (rubber wiper typed abutment
seals) harus disediakan untuk memastikan keadaan kedap air
pada berbagai gerakan gerbang.
(2) Pipa suplai udara yang disediakan oleh penyedia jasa pemasangan
dari dan ke dalam karet kantung udara harus terbuat dari SUS304.
(3) Bendung karet berpelindung baja harus beroperasi dalam kisaran antara
suhu 50 derajat Celcius hingga minus 40derajat Celcius.
(4) Bendung karet berpelindung baja harus mampu menahan benturan dari
kayu batang pohon (tanaman bambu dan sejenisnya) dan sampah -
sampah yang mengambang pada aliran sungai, dimana gate panel
baja yang terpasang harus memiliki ketebalan minimal 16 mm.
(5) Bendung karet berpelindung baja harus dirancang untuk beroperasi pada
dua posisi dinaikkan dan diturunkan sepenuhnya untuk waktu
overtopping
(6) yang lama tanpa mengalami gerakan osilisasi yang signifikan, pola aliran
yang buruk, atau kerusakan yang signifikan.
(7) Bendung karet berpelindung baja akan ditautkan ke lantai beton badan
bendung. Tekanan pergeseran dan peregangan baut angkur untuk
dipasang pada beton tidak melebihi dari yang direkomendasikan oleh
produsen baut angkur.
(8) Celah antara gerbang yang berdekatan harus diseal oleh karet yang
dijepitkan ke setiap gate panel dan terbuat dari karet yang diperkuat
polyester. Bendung karet berpelindung baja harus kedap air pada seal
penutup-penutup ini
(9) Sebuah plat pembatas baja tahan karat harus disediakan dan dipasang
di setiap dinding abutmen beton. Plat pembatas tersebut akan
memberikan permukaan vertikal yang rata untuk Bendung karet
berpelindung baja tersebut.
(10) Karet tali penahan (restraining strap) harus digunakan untuk membatasi
gerakan gate panel kearah atas dan untuk menentukan ketinggian
maksim um dari gate panel tersebut.

Peralatan kontrol Bendung karet berpelindung baja :


(1) Penyedia Jasa harus menyediakan sistem control otomatis terhadap
level air (automatic water level contro l system).
(2) Sistem kendali ketinggian air otomatis akan terdiri dari
programmable logic controller (PLC), zona kendali otomatis seperti yang
ditentukan dan (1) transduser ketinggian air.
(3) Peralatan Human Machine Interface (HMI) yang akan memungkinkan
komunikasi antara operator dan PLC .
(4) PLC akan mengukur ketinggian air pada bagian hulu dengan
menggunakan transduser ketinggian air yang disediakan. PLC akan
secara otomatis menyesuaikan posisi gate panel yang diperlukan untuk
mempertahankan ketinggian air yang masuk yang diatur Operator.
(5) Sebuah pressure switch akan memantau tekanan udara di dalam tangki
akumulator dan membatasi gerakan gate panel tidak melebihi tekanan 45 psi
di tangki tersebut.
(6) Sebuah pressure transducer akan digunakan untuk memantau tekanan
dalam karet kantung udara. Tekanan ini akan dibaca oleh PLC dan akan
membatasi gerakan Gate Panel jika tekanan udara di dalam kantung
udara melebihi tekanan operasi yang ditentukan.
(7) Katup piston berpenggerak udara akan digunakan untuk pengendalian
otomatis dari tekanan udara di dalam kantung udara.
(8) Pengukur tekanan akan diberikan pada Kabinet Pemipaan Udara / Air
Plumbing Cabinet (APC) untuk memantau tekanan masuk, mengatur tekanan
untuk setiap zona dan tekanan dalam kantung udara pada di setiap zona.

Pengujian Lapangan (Field Testing)


(1) Semua pipa suplai udara harus diuji sebelum dilapisi dengan beton, diisi
kembali, atau ditutupi.
(2) Pemipaan udara pada bagian hulu pipa kabinet harus diuji dengan memberi
tekanan sebesar 350 kPa selama 24- jam. Pembacaan
tekanan dan suhu udara ambien dicatat pada enam waktu yang
berbeda selama pengujian. Setiap sambungan dan fitting yang menunjukkan
kebocoran pada waktu ini harus diperbaiki atau diganti.
(3) Pemipaan udara pada bagian hulu pipa kabinet harus diuji dengan
memberi tekanan sebesar 1000 kPa selama 24-jam. Pembacaan
tekanan dan suhu udara ambient dicatat pada enam waktu yang berbeda
selama pengujian. Setiap sambungan dan fitting yang
menunjukkan kebocoran pada waktu ini harus diperbaiki atau diganti.

(4) Setelah pemasangan gate system, spillway gate tersebut harus sepenuhnya
diangkat dan diturunkan tiga kali dengan menggunakan sistem kontrol. Gate
system harus dapat beroperasi dengan lancar tanpa ikatan.

(5) Setelah pemasangan gate system, karet kantung udara harus dikembungkan
hingga seperdua (½) dari tekanan operasi normal. Gate system harus
diisolasi dari sistem suplai udara dan diberi tekanan
selama 24 jam. Tekanan dan suhu lingkungan luar harus dicatat pada
awal dan akhir tes dan pada empat interval yang berbeda selama
tes. Setiap kantung udara yang menunjukkan kebocoran akan diperbaiki
oleh pabrikan tanpa biaya kepada pemilik. Jika kerusakan
disebabkan oleh penyedia jasa, maka penyedia jasa harus
bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan yang diperlukan
yang dapat diterima oleh Pengguna jasa tanpa biaya.

Pekerjaan Saluran Pengelak dan Kisdam


(1) Sebelum melakukan pekerjaan utama (tubuh bendung), penyedia jasa wajib
membuat saluran pengelak dan kisdam agar aliran sungai bisa dipindah
sehingga tidak mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan utama.

(2) Dalam melakukan penawaran pada item saluran pengelak, penyedia jasa
harus sudah memperhitungkan galian dengan alat berat serta pengembalian
atau timbunan kembali dipadatkan setelah pekerjaan utama bendung selesai.

(3) Untuk penawaran pekerjaan kisdam, penyedia jasa harus sudah


memperhitungkan pembongkarannya.

7.4 Pemeriksaan/Inspeksi Pekerjaan, Test Operasi dan Commisioning.


Setelah selesai semua pemasangan instrument di lokasi pekerjaan dan sebelum
pekerjaan itu diserahkan oleh Penyedia jasa dan diterima pertama kali oleh Pengguna
Jasa, Penyedia jasa diwajibkan secara tertulis mengajukan permintaan adanya
inspeksi/pemeriksaan pekerjaan termasuk test operasi dan commisioning kepada
Direksi dan minimum 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan test operasi.
Sejumlah inspeksi/pemeriksaan pekerjaan, test operasi dan commissioning yang
harus dilaksanakan antara lain meliputi :
1. Inspeksi semua instalasi engsel, angker-angker/baut.
2. Inspeksi instalasi pintu baja pelindung
3. Test kebisingan dan getaran dari mesin penggerak.
4. Test waktu pengoperasian untuk bendung (waktu pengisian dan pengempisan) dalam
kondisi kering.
5. Test waktu pengoperasian untuk bendung (waktu pengisian dan pengempisan) dalam
kondisi ada air.
6. Check/inspeksi panel-panel.
7. Test rembesan air yang terjadi pada badan bendung.

Sebelum penyerahan hasil pekerjaan oleh penyedia jasa ke pengguna jasa, penyedia
jasa wajib melakukan training pengoperasian bendung karet berpelindung baja kepada
petugas yang ditunjuk oleh pengguna jasa.

7.5 Peralatan Pemeliharaan


Penyedia jasa wajib menyediakan dan menyerahkan 1(satu) set perangkat peralatan
untuk pemeliharaan dan perbaikan ringan seperti untuk menambal kebocoran kecil, lem
dan lain-lain. Semua ini sudah harus merupakan satu paket yang tidak terpisahkan dan
biaya untuk keperluan ini sudah harus termasuk dalam harga satuan dari bendung karet
itu sendiri.Sedangkan untuk garansi pemakaian harus dijamin sampai 5(lima) tahun.

7.6 Pengukuran dan Pembayaran


Harga Satuan Pekerjaan untuk 1(satu) set bendung karet berpelindung baja sudah
harus mencakup antara lain perlengkapan utama material logam maupun badan
bendung karet, mesin penggerak, blower, pipa-pipa dan lain sebagainya, termasuk upah
tenaga, material yang dipergunakan, peralatan bantu yang dipakai (Crane, alat las dan
lain-lain), perencanaan, biaya test dan inspeksi ke tempat pembuatan material pabrikasi
( Inspeksi dilakukan pada awal sebelum material pabrikasi dilakukan bertujuan untuk
melihat dan menilai kelayakan tempat produksi material pabrikasi dan bahan material
yang akan digunakan dan harus mendapat persetujuan dari pengguna jasa, inspeksi
pada saat produksi untuk memastikan material yang digunakan memenuhi spek dan
ukuran serta bentuk sesuai dengan yang di syaratkan, inspeksi pada saat akan
dilakukan pengiriman ke lokasi kegiatan bertujuan untuk melihat kesesuain dan kondisi
material pabrikasi dengan kebutuhan yang disyaratkan).

Perakitan di pabrik, perakitan di lapangan, biaya semua test yang harus dilaksanakan,
biaya pengapalan dan transportasi sampai ke lokasi proyek, semua ijin-ijin import
maupun semua pajak import juga sudah harus termasuk di dalam Harga Satuan
Pekerjaan

Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang mungkin
timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan bendung karet berpelindung baja terbagi
menjadi :
1. Material bendung karet berpelindung baja termasuk perlengkapannya sudah selesai
dipabrikasi dapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan, dengan catatan harus di
inspeksi ke tempat pabrikasi secara bersama antara konsultan supervisi dan direksi
pekerjaan serta dibuatkan berita acara disertai daftar material yang telah selesai
diproduksi.
2. Material bendung karet berpelindung baja termasuk perlengkapannya tiba di lokasi
kegiatan (material on sitedapat dibayarkan45% dari nilai pekerjaan) dengan catatan
penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi kegiatan (on site) disaksikan
dan diperiksa bersama oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
3. Material bendung karet berpelindung baja termasuk perlengkapannya jika sudah
terpasang sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat dibayarkan 15%dari
nilai pekerjaan.
4. Untuk pembayaran 10%dari nilai pekerjaan yaitu setelah bendung karet berpelindung
baja dilakukan test operasi dan commissioning disaksikan secara bersama dengan
konsultan supervisi dan direksi disertai dengan penerbitan berita acara dan
penyerahan buku panduan pengoperasian.
7.7 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Handrail
Untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan handrail material yang dipakai pipa
galvanis 2.5”.
Penilalian Pembayaran pengadaan dan Pemasangan hand rail hanya dapat
diprogreskan atau dibayarkan setelah terpasang sudah termasuk upah, bahan dan alat
dan over head yang tercantum dalam analisa pekerjaan, dalam satuan m’.

7.8 Bongkar pasang Jembatan dan perbaikan


Pekerjaan ini mencakup pembongkaran, pemasangan kembali jembatan dan perbaikan
apabila diperlukan. Pembongkaran pasangan harus sangat hati-hati sehingga tidak
menyebabkan kerusakan pada bagian lain yang tidak dibongkar. Pembongkaran di
sertai dengan pembersihan dan hasil bongkaran harus disimpan oleh Kontraktor
ditempat yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Penilaian pembayaran dari seluruh pembongkaran pasangan batu akan dilakukan atas
dasar harga satuan ls. Harga satuan pekerjaan tersebut harus sudah mencakup semua
biaya tenaga kerja, perkakas dan peralatan dan semua biaya lainnya yang mungkin
perlu untuk kompensasi pekerjaan tersebut.

7.9 Pengecatan Jembatan


Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scaled) kaleng/cap
pabriknya akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Cat yang
telah melampui batas kadaluwarsa seperti tertulis pada kalengnya tidak boleh dipakai,
dan harus segera disingkirkan dari tempat pekerjaan.

Sebelum pengecatan dilaksanakan permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan atau


dicat sebagai berikut :
a. Dalam pelaksanaan pengecatan lapis demi lapis sampai dengan ketebalan
yang ditentukan dimulai dari cat meni lalu cat anti karat dan terakhir dilapis cat
bron untuk bagian atas konstruksi.
b. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan di
lapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain

Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan dalam satuan m’.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan.

VIII. PEKERJAAN POMPA AIR


1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran pelaksanaan pekerjaan pompa
air.
Pedoman ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan,
pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi.

2. Bahan Material
Untuk Pekerjaan Pompa air ada dua macam pekerjaan yaitu pompa air dengan
kapasitas 250 ltr/dt.
Bahan material yang dipakai untuk pekerjaan pompa air yaitu :
- Pompa Axial dengan kapasitas 250 liter/detik dengan head 5 m.
- Mesin diesel water cooled 53 kw, turbocharge sudah termasuk PTO dan shift
- Flexible Rubber Joint DN 500 (pompa air 500 lt/dt) dan DN 250 (pompa air 250 lt/dt)
- Bar screen jarak bar 50 mm dengan kemiringan 750 (pompa air 250 lt/dt)
- Spare part
- Pengukur tinggi muka air analog 0-5 m
- Tangki bahan bakar termasuk pemipaan & pompa kap. 1000 lt (pompa air 250 lt/dt).
- Pipa buang dia 400 mm, tebal 8 mm (pompa air 250 lt/dt)
- Chainblock 3T

3. Pemasangan Peralatan utama


(1) Sebelum unit-unit pompa dipasang pada lokasi yang telah ditentukan, penyedia
jasa diwajibkan untuk membuat gambar shop-drawing yang menunjukkan detail
penempatan, detail pemasangan, potongan-potongan gambar. Shop-drawing tersebut
harus dimintakan persetujuannya kepada Pengawas dan Perencana.
(2) Seluruh unit pompa harus di pasang pada dudukan/fondasi dan diberi peredam
getaran pada bagian baseplate pompa.
(3) Alignment antara motor dan pompa harus betul-betul segaris sehinggan dapat
memperkecil proses keausan dan getaran yang ditimbulkan akibat dari perputaran
motor pompa.
(4) Pemasangan pengkabelan dari Panel pompa ke tiap-tiap unit harus menggunakan
konduit dari jenis high-impact
(5) Pada masing-masing fondasi pompa harus dibuatkan tali air untuk menampung
drainase dari tetesan-tetesan yang mungkin timbul dari pompa.
(6) Penyedia jasa harus membuat pemipaan dari pompa penguras sampai ke saluran
pembuangan

4. Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan diperhitungkan dalam satuan (Unit).

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan. Pembayaran untuk semua item di pekerjaan pompa air dengan kondisi
sudah terpasang (terinstal menjadi satu kesatuan unit pompa dan sudah dilakukan test
operasi), untuk pekerjaan pipa buang sudah termasuk assesoris pipa dan
kelengkapannya termasuk dudukan pipa dan lain-lain.

IX. PEKERJAAN PINTU AIR


1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran pelaksanaan pekerjaan pintu.
Pedoman ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan,
pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-3399-1994: Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3400-1994: Metode Pengujian Kuat Geser Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3527-1994: Mutu Kayu Bangunan
- SNI 03-3958-1995: Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3959-1991: Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3960-1995: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu di
laboratorium
- SNI 03-3972-1995: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu Konstruksi
berukuran structural
- SNI 03-3973-1995: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Tekan dan Kuat Tekan
Sejajar Serat Kayu Konstruksi Berukuran Struktural
- SNI 03-3974-1995: Metode Pengujian Modulus Geser Kayu Konstruksi Berukuran
structural
- SNI 03-3975-1995: Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Konstruksi Berukuran
structural
- SNI 03-6861.1-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – A (Bahan Bangunan
Bukan Logam)
- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – B (Bahan Bangunan
Dari Besi / Baja
- SNI 03-6861.3-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – C (Bahan
Bangunan Dari Logam Bukan Besi

3. Persyaratan Bahan
3.1. Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru, dari pabrik yang resmi dan setaraf
dengan S.t.(DIN 17100-1966).

3.2. Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-1966).

3.3. Besi tuang harus bebas cacat/retak; perbaikan retak- retak dengan las atau lainnya
tidak diperkenankan.
3.4. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36-1 (DIN
1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.

3.5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau las
yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.

3.6. Kawat las yang dipakai adalah "Unimatic" 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik
4.760 kg/cm2 atau type yang sama.

3.7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan "heavy duty
galvanized coating".

4. Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Spesifikasi untuk Bangunan Pintu Air dan Pintu Baja .
(a) Bangunan Pintu.
1. Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu
untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan
horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga
pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari
1 mm.
Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus
didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-
bagian tersebut.

2. Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat


dinding, rangka, ambang, tangki ulir gear dan material lain yang
dibutuhkan. Semua bagian daripada pintu harus cocok dengan gambar
desain.

3. Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada


bangunan dengan baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara
rangka dan bangunan harus diisi mortar 1 PC : 3 PS sampai Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan menganggap cukup.

4. Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas


dari puntiran, bengkok dan deformasi lain menurut anggapan Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

5. Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-
pintu harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas,
keawetan sesuai cuaca Indonesia dan terendam dalam air secara
kontinu, dan keterbukaan pada sinar matahari dimungkinkan pemakaian
bahan karet sintetik atau plastik yang memenuhi persyaratan.
Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau
diganti, dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korosi.

6. Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi
yang ada digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi
(ukurannya) secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi yang
kurang.

(b) Pintu baja 1.7 x 1.7m


1. Pintu baja 1.7 x 1.7 m dapat dioperasikan dan harus diserahkan lengkap
termasuk tangkai, dan kunci, gear, serta kopling dan lain-lain.
2. Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh lebih keras dari 10 kg untuk
membuka atau menutup pintu dan las roda setang harus pada elevasi
0.90 m diatas bangunan atau platform dimana operator akan berdiri.
3. Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat.
4. Gear harus dari besi tulang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup
untuk pemberian pelumas dari gear.
5. Pintu baja 1.7 x 1.7 m harus seluruhnya shop-assembled (rakitan pabrik)
ukuran plat dan profil pintu harus sesuai dengan gambar.
(2) Spesifikasi Teknik Umum.
(a) Penyiapan bahan-bahan.
1. Semua kegiatan, sedapat mungkin dilakukan didalam / sekitar wilayah
(proyek).
2. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam
pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus
dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan
dalam praktek.
Lubang baut harus betul-betul bulat. Ukuran dari lubang baut harus tidak
lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter nominal (ditetapkan) dari baut
dan harus menciptakan putaran yang pas dengan baut.
Jika mungkin, mesin dengan "a fixed drilling line" harus digunakan.
Lubang-lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0.25 mm. Gerigi-
gerigi pada permukaan luar harus dihilangkan.

3. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai


berada dalam daerah geser (shearzone).
Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3
mm dan maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Dibawah mur
pada baut jangkar dan dibawah semua kepala baut dan mur, harus
dilengkapi "heavy duty washer".
Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan
"bevelled washer". Kepala dari mur harus diputar benar, dengan kunci
inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0.30 m.

4. Untuk dratstang terdiri dari doble drat atau single drat sesuai dengan
gambar kerja.

5. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan


menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk
disetujui, program lengkap yang menunjukkan :
- Type pengelasan.
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang
diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah
pengelasan. Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus
dibersihkan dan semua lubang, pori dan berkas-berkas terbakar
harus diperbaiki.
- Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi
ketentuan dibawah ini.

Tebal Plat: Diameter kawat las : Aliran Listrik


(mm) (mm) (A)

2-4 : 3/32” (2.381 mm) : 35 – 90


4-6 : 1/8” (3.175 mm) : 60 – 125
8-10 : 5/32 “ (3.870 mm) : 95 – 160
8-15 : 5/32” (3.870 mm) : 95 – 160
15-20 : 3/16” (4.763 mm) : 120 – 200

(b) Pemasangan.
1. Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti
pada gambar disain yang disetujui atau atas petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan ditempat pekerjaan, termasuk semua
alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan
sebagainya.

2. Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat
sebelum dan selama pemasangan.

3. Dinding plat, sandaran dan ambang harus diperkuat seperti ditunjukkan


dalam gambar atau atas petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan.
4. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan
dirapikan oleh Penyedia Jasa
5. Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari
tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.

6. Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak


pelumas, sesuai syarat dari pembuat/pabrik.

7. Gear Reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya
(graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan
Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.

8. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup


untuk jangka waktu pemeliharaan untuk semua bagian pekerjaan dari
Kontrak ini.

(c) Test dan Garansi.


1. Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest,
dihadapan Direksi sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa
dioperasikan dengan memuaskan.
Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, beberapa perubahan harus
dikerjakan oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi tanpa
pembayaran ekstra.

2. Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus melaksanakan


pemeliharaan selama jangka waktu masa pemeliharaan untuk semua
pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan
yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tersebut tanpa biaya
tambahan.

(d) Pengecatan
1. Bahan-bahan.
Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scaled)
kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Cat yang telah melampui batas kadaluwarsa seperti tertulis pada
kalengnya tidak boleh dipakai, dan harus segera disingkirkan dari tempat
pekerjaan.

2. Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja.


Sebelum pengecatan dilaksanakan permukaan harus dibersihkan dan
dikerjakan atau dicat sebagai berikut :
a. Pengecatan harus dikerjakan dengan mesin, dalam pelaksanaan
pengecatan lapis demi lapis sampai dengan ketebalan yang
ditentukan dimulai dari cat meni lalu cat anti karat dan terakhir
dilapis cat bron untuk bagian atas konstruksi.
b. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika
pemasangan di lapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan
lain
c. Yang akan bersentuhan dengan beton, aspal, termakadam atau
bitumen penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau
pengecatan

3. Pengecetan Daun Pintu/Schot balk (balok sekat).


a. Sebelum pengecatan dimulai terlebih dahulu bidang-bidang
permukaan yang akan dicat, dibersihkan dari kotoran-kotoran tanah
dan lumpur dan sebagainya.
b. Semua bidang permukaan kayu diketam licin.
c. Pengecatan permukaan Daun Pintu / Papan balok sekat dicat 4x
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan dan Direksi.
(3) Pemeriksaan dan Perakitan Bahan & Mutu
Direksi atau pejabat yang bertugas mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-
bahan, mutu pekerjaan Pabrik, percobaan perakitan di pabrik, harus melakukan
pemeriksaan- pemeriksaan
(a) Pemeriksaan Bahan & Mutu
Pemeriksaan ini meliputi :
1. Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan
bahwa bahan diatas sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia
dan fisika yang dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai
harus ditunjukkan pemeriksaan.
2. Memeriksa ukuran
3. Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan
4. Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja
5. Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
6. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman

(b) Perakitan Bahan


Pengerjaan di Lapangan :
1. Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan
menyediakan perancah sementara serta persiapan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
2. Sebelum pelaksanaan dimulai dilapangan Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, cara yang
diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan
pengaturan dan pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang
ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
3. Permukaan yang Bersentuhan.
4. Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan
logam lain permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua
lapis cat bitumen, segera sebelum pemasangan.
5. Aluminium tidak boleh dipasang pada beton basah atau pasangan batu,
atau dipasang tetap pada beton yang masih muda. Bila perlu untuk
menghubungkan aluminium dengan baja atau besi tulang, kedua
permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui
tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.
6. Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan
batu, bata atau beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih
dahulu dan bahan sambungan harus diberi seng.

(c) Pemasangan Bagian-bagian.


Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam
pekerjaan beton atau pasangan batu yang permanen maka bagian-bagian
diatas angkur, plat perletakan dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada
bagian lain.

5. Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit)
Buah.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan.

Sukoharjo, Mei 2016

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo


SNVT PJSA Bengawan Solo
PPK Sungai dan Pantai - III

SUGENG WIRATNA, ST., MT.


NIP. 19651208 199903 1 001
6. Perubahan Pada :
BAB VII. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK), pada hal. 119-123

Semula :
Alamat Para Pihak sebagai berikut :
A. Korespondensi
…………………
…………………

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa


Y. Penyelesaian diantara para pihak, para pihak terlebih dahulu
Perselisihan menyelesaikan perselisihan tersebut melalui
musyawarah untuk mufakat .

Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak


tercapai, maka para pihak sepakat menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi
pengadilan atau arbitrase]
Menjadi :

BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
Alamat Para Pihak sebagai berikut :
A. Korespondensi

Satuan Kerja PPK :


: PPK Sungai dan Pantai III
Nama
: Jl. Solo - Kartasura KM. 07 PO.BOX 267.
Alamat
Telp./Fax. (0271) 716428, Pabelan,
Kartasura,Sukoharjo, 57162
: www.pu.go.id
Website
:........................
E-mail
: (0271) 716428
Faksimili
:
Penyedi
a
:........................
Nama
:........................
Alamat
:........................
Website
:........................
E-mail
:........................
Faksimili

B. Wakil Sah Para Pihak Wakil sah para pihak sebagai berikut
Untuk PPK : Sugeng Wiratna, ST., MT
Untuk Penyedia : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
C. Jenis Kontrak Kontrak harga satuan
D. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................
Kontrak [termasuk masa pemeliharaan]
E. Masa PelaksanaanMasa Pelaksanaan selama: 810 (delapan ratus sepuluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.
F. Masa PemeliharaanMasa Pemeliharaan berlaku selama: 365 (tiga ratus enam puluh
lima) hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan
pertama (PHO) pekerjaan; atau
G. Perbaikan CacatDenda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap hari
Mutu keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari
biaya perbaikan cacat mutu. Jangka waktu perbaikan cacat
mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.
Umur Konstruksi a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: 10
(sepuluh) tahun sejak tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan akhir.

b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan ditetapkan


selama 10 (sepuluh) tahun tahun sejak tanggal
penyerahan akhir.
Gambar ”As built” dan/atau pedoman pengoperasian dan
I. Pedoman
perawatan/pemeliharaan harus diserahkan selambat-
Pengoperasian dan
lambatnya: 30 (tiga puluh) hari kalender/bulan/tahun setelah
Perawatan/
tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.
Pemeliharaan

J. Pembayaran Tagihan Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh
PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 7 (tujuh)
hari kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.
K. Pencairan JaminanJaminan dicairkan dan disetorkan pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) 028 Surakarta.
L. Tindakan PenyediaTindakan oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan PPK
yang Mensyaratkanadalah sebagaimana yang tercantum dalam Spesifikasi dan
Persetujuan PPK atau Syarat Kontrak.
Pengawas Pekerjaan
Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan
M. Kepemilikan piranti lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini
Dokumen dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen terlebih
dahulu.
PPK tidak akan memberikan fasilitas apapun.
N. Fasilitas

O. Peristiwa Kompensasi Peristiwa kompensasi yang dapat diberikan ganti rugi adalah
sebagaimana ketentuan dalam syarat-syarat umum kontrak.
P. Sumber PembiayaanKontrak pengadaan pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari APBN
Tahun Anggaran 2016 -2018.
Q. Pembayaran UangUang muka diberikan paling tinggi setinggi-tingginya 15 %
Muka (lima belas perseratus) dari Nilai Kontrak
Personil K3 yang dipersyaratkan: Ahli K3 Konstruksi dan
R. Keselamatan dan
Pelaksana K3 Konstruksi
Kesehatan Kerja

S. Pembayaran Prestasi Pembayaran dilakukan dengan cara Termin didasarkan pada


Pekerjaan hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang
sesungguhnya telah dilaksanakan.
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan
tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
1. Dokuman Kontrak, beserta Adendum jika ada;
2. Berita Acara Pemeriksaan Bersama;
sebagaiman ditentukan dalam
3. Dokumen-dokumen
a
Spesifikasi;
4. Dokumen lain yang diperlukan.
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item peralatan
T. Pembayaran
dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari
Peralatan dan/ atau
pekerjaan utama (material on site), tidak ada.
Bahan
U. Serah Terima Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan tidak
sebagian pekerjaan sebagian atau tidak secara parsial.
V. Penyesuaian Harga Penyesuaian harga diberikan maka rumusannya sebagai
(Eskalasi/De-eskalasi) berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan danoverhead maka a = 0,15.
b,c, d=Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan,
alat kerja,dsb;
Penjumlahan a + b + c + d +....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulaibulanke-13 setelah
penandatanganan kontrak).

Bo,Co,Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah


penanda-tanganan kontrak.

Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja, bahan
bakar, dan sebagainya ditetapkan seperticontoh sebagai
berikut:
KoefisienKomponen
Pekerjaan
a. b. c. d. a+b+c+d
Timbunan 0,15 …. …. …. 1,00
Galian 0,15 …. …. …. 1,00
Galiandenganalat 0,15 …. …. …. 1,00
Beton 0,15 …. …. …. 1,00
Betonbertulang 0,15 …. …. …. 1,00

b) Koefisien penyesuaian harga ditentukan oleh PPK berdasarkan


analisis detail harga yang diperoleh melalui Engineer Estimate
(EE), dan dicantumkan dalam dokumen pemilihan.
c) Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.
d) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.
e) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai
berikut: Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga
Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan
setelah dilakukanpenyesuaian harga menggunakan
rumusan penyesuaian HargaSatuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang
dilaksanakan.
f) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila
penyedia telahmengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data;
g) Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-
lambatnya setiap 6 (enam) bulan.

W. Denda 1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk


setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu)
dari total nilai kontrak.
2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran dikenakan
berdasarkan perbedaan antara nilai TKDN Penawaran
dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan dikalikan
X. Usaha Mikro, Usaha dengan Harga Penawaran, dengan perbedaan nilai TKDN
Kecil dan Koperasi maksimal sebesar 15% (lima belas persen).
Kecil
Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan
mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil mensubkontrakkan
pekerjaan, maka akan dikenakan denda ……………..
[ketentuan ini untuk nilai paket di bawah Rp
.2.500.000.000, dengan mengisi di denda senilai
pekerjaan yang dikontrakkan kepada pihak lain atau
sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, misalnya
didenda senilai pekerjaan yang akan disubkontrakkan
yang dicantumkan dalam dokumen penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia bukan
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil yang tidak
mensubkontrakkan pekerjaan, maka akan dikenakan denda
…………….. [ketentuan ini untuk nilai paket di atas Rp
25.000.000.000, dengan mengisi di denda senilai
pekerjaan yang akan disubkontrakkan yang dicantumkan
dalam dokumen penawaran atau sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku, misalnya didenda senilai
pekerjaan yang akan disubkontrakkan yang dicantumkan
dalam dokumen penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia bukan
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil yang
mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka akan
dikenakan denda …………… [ketentuan ini untuk nilai
paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan mengisi di
denda senilai pekerjaan utama yang disubkontrakkan
atau sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, misalnya
Y. Penyelesaian didenda senilai pekerjaan utama yang disubkontrakkan]
Perselisihan/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para pihak,


para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan
tersebut melalui musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
para pihak sepakat menyelesaikan perselisihan/sengketa
melalui pengadilan.
Lampiran A - Syarat Syarat Khusus Kontrak
Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang [dicantumkan
apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah
orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja,
minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan
untuk pelaksanaan pekerjaan]

Anda mungkin juga menyukai