Anda di halaman 1dari 7

APARTEMEN LORONG (APARONG)

1. TUJUAN INOVASI

Kota Makassar sebagai Living Room Indonesia Timur dengan luas wilayah
175,77 𝐾𝑚2 , Jumlah penduduk tahun 2018 yakni, 1,67 juta jiwa serta Karakteristik
Kota terdiri dari Kawasan Dataran Tinggi, Dataran Rendah, Kawasan Pantai dan
Tepian Sungai. Sebaran pola permukiman dipengaruhi tingkat Perkembangan
Pembangunan yang pesat disertai Pertumbuhan Ekonomi Makassar Tahun 2018
sebesar 7,83 %, dengan tingkat sebaran hunian penduduk Kota Makassar yang
terdiri dari ; pola hunian teratur, lingkungan tertata baik dan pola hunian tidak
teratur, lingkungan tidak tertata baik/kumuh.

Berdasarkan keputusan Walikota Makassar No. 826 tentang lokasi kumuh


2018 terdapat 127 titik kumuh, terdiri dari, kumuh berat 35 titik, kumuh sedang 47
titik dan kumuh ringan 45 titik, dari kategori tersebut dibutuhkan penanganan sesuai
dengan RPJMD dan visi-misi Walikota Makassar, dengan visi “Mewujudkan
Makassar Kota Dunia yang Nyaman untuk semua, serta misi “Merekonstruksi nasib
rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia dan “Merestorasi tata ruang kota
menjadi nyaman berkelas dunia serta di implementasikan melalui 8 jalur masa
depan, diantaranya “Rumah kota murah untuk rakyat kecil, visi-misi tersebut
dihadirkan inovasi Apartemen Lorong (APARONG) sebagai jawaban akan
kebutuhan hunian yang refrensentatif dan solusi cerdas dari Walikota Makassar
Bapak Moch. Ramdhan Pomanto untuk menata kembali ruang kota dengan hunian
yang layak, nyaman dan humanis.

2. KESELARASAN

Hubungan antara Inovasi dipertemukan dalam beberapa dimensi, ruang dan


waktu. Dimensi ruang diharapkan pada kondisi geografis dan topografi Kota
Makassar disebagian wilayah Kota baik pada Dataran Rendah, Dataran Tinggi,
Kawasan pantai dan Tepian Sungai serta kanal pola permukiman kumuh tersebar
merata pada 127 titik kumuh di Kota Makassar.

Permukiman kumuh sebagai kantong kemiskinan, sebagian besar


merupakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) oleh Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kota Makassar menghadirkan Inovasi Aparong dengan
sasaran jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Aparong sebagai
suatu Inovasi berkelanjutan dan bertransformasi, sehingga diharapkan pengentasan
kemiskinan dimulai dari pemerintahan kota dan dilanjutkan oleh partisipasi
masyarakat.

3. SIGNIFIKANSI

Sesuai dengan SK Walikota Makassar No. 826 Tahun 2018 tentang revisi
dan verifikasi lokasi permukiman kumuh Kota Makassar dengan menunjuk 127
titik kumuh di Kota Makassar, 127 kelurahan dari 152 kelurahan di Makassar secara
tehnis terpapar 127 titik kumuh, dikategorikan kumuh berdasarkan Permen PU
No.2 Tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh.

Adapun kategori kondisi kekumuhan yang ditinjau dari Aspek Bangunan


Gedung meliputi ;

a. Ketidakteraturan bangunan
b. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang Kota
c. Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat

Identifikasi tehnis tersebut oleh Pemerintah Kota Makassar menghadirkan


Aparong, Aparong hadir berdasarkan azas kebutuhan urgent dalam pengentasan
kemiskinan, sebagai langkah awal dihadirkan Apartemen Lorong Civic Centre dan
Ruang Terbuka Public (RTP) yang mempunyai fungsi sebagai bangunan
multifungsi dan sebagai fungsi pelayanan terdepan pada kawasan kumuh utamanya
masyarakat berpenghasilan rendah, kehadiran Aparong Civic Centre dan Ruang
Terbuka Public (RTP) dengan dua fungsi ;
a. Bangunan Aparong untuk kegiatan multifungsi/serba guna
b. Ruang Terbuka Public untuk kegiatan sarana bersosialisasi warga dan
tempat main anak-anak, olahraga dan Ruang Terbuka Hijau.

Selanjutnya Aparong Hunian hadir ditengah-tengah kawasan kumuh


melalui bedah rumah dengan fisik 100 % hunian baru yang memenuhi syarat, aman,
lingkungan ideal dan berkelanjutan.

4. INOVASI
a. Pengertian Aparong

Apartemen Lorong (Aparong) sebagai suatu perwujudan akan solusi


cerdas dalam penanganan penataan Perumahan dan Permukiman Kumuh di
Kota Makassar, Aparong adalah suatu inovasi Apartemen Lorong
disingkat (Aparong) sebagai program rumah beton bersubsidi dan model
rumah kota yang sifatnya fleksibel, knockdown, efisien, cepat dalam
pelaksanaan pembangunan, biaya murah dan berkelanjutan.

b. Tujuan dan Sasaran Aparong


1) Tujuan Aparong mempercepat penanganan peningkatan kualitas
lingkungan kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh secara
konferhensif dan menyiapkan saran prasarana pada korban bencana
secara mobile dan knockdown.
2) Sasaran Aparong adalah menyiapkan wujud fisik pada kawasan kumuh
dan berdampak bencana.

Aparong intinya disiapkan untuk mengatasi permasalahan perkotaan


dan sustainable city.

Aparong merupakan karya arsitektur dari Walikota Makassar Bapak


Moch. Ramdhan Pomanto, desain dan fisik Aparong tersebut hadir setahun
setelah pelantikan Walikota Makassar dan Wakil Walikota Makassar pada
tanggal 9 Mei 2014.
Aparong model ini hadir di kawasan Pantai Losari sebagai jawaban atas
visi-misi Walikota Makassar yang wujudnya dapat dilihat dan dinikmati
langsung oleh warga Kota Makassar, Aparong mengalami transformasi dan
selalu terbarukan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi,
adapun transformasi tersebut bermula dari Aparong Civic Centre berkembang
menjadi Aparong Civic Centre dan RTP, selanjutnya Taman Pacar (Apartemen
Pasca Bencana) kemudian Aparong Hunian.

5. TRANSFERABILITAS

Kebutuhan rumah layak huni di Kota Makassar diharapkan sifatnya


massif, terencana dan terukur, merekontruksi perumahan kumuh dan kawasan
kumuh di Kota Makassar dengan adanya Aparong dapat dilakukan secara massif
didukung oleh desainnya dan pelaksanaan fisik dilapangan praktis, cepat, tepat,
andal, dari konstruksi berkelanjutan dan fungsional.

Aparong juga hadir dalam konteks lebih luas, aparong hadir pada awalnya
diperuntukkan pada kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh juga
hadir pada kondisi Makassar ditimpa bencana, kedepannya Aparong dihadirkan
pada daerah dampak bencana dan pengungsian di Kota Makassar, akan tetapi
Aparong juga dapat dimanfaatkan pada daerah lain di luar Kota Makassarnya
dengan visible dan adaptif.

6. SUMBER DAYA DAN BERKELANJUTAN

Inovasi Aparong dapat diwujudkan dengan kolaborasi/ penggalangan


stake holder, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Makassar tentu
tidak sendiri. Bagi kami kunci inovasi adalah dengan melibatkan partisipasi stake
holder seluas-luasnya.

Pelibatan stake holder dalam Inovasi Aparong telah dilakukan, baik


dengan internal lingkup pemerintah Kota Makassar, perguruan tinggi, asosiasi,
BUMN, dan unsur swasta sumber dana terdiri dari dana APBD Kota Makassar
dan non APBD Kota Makassar. Aparong Hunian yang diwujudkan fisiknya yang
berada pada Jalan teluk bayur, Keluharan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate
merupakan pembangunan berbiaya nol rupiah (Rp 0) APBD Kota Makasar
Aparong Hunian tersebut berasal dari sumbangan Bantuan CSR dari IAI Sulawesi
Selatan (Ikatan Arsitektur Indonesia) selanjutnya dilakukan masyrakat MBR.

Keberlanjutan dari Inovasi Aparong tentunya ada dua pertanyaan yang


mengemuka antara lain;

a. Apakah Berkelanjutan Itu?


Pertanyaan ini tentu mudah dijawab dengan melihat kondisi
ekonomi dan lingkungan dan dengan melihat peta dampak yang terpapar
akan “Pengentasan Kemiskinan” terkhusus pada pola penanganan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang berada pada kawasan
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, tentunya Aparong akan
senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, bagi Pemerintah Kota
Makassar Aparong sebagai Master Piece penanganan Masterplan kawasan
kumuh, model Aparong bagi pemerintah kota Makasaar juga sebagai
jawaban yang tepat akan visi-misi Kota Makassar yang begitu bermakna
kerakyatan dan humanise serta berkeadilan sosial.
b. Bagaimana Keberlanjutannya ?
Keberlanjutan Aparong bagi Pemerintah Kota Makasar sangat
dirasakan manfaatnya, Pemerintah Kota Makassar tidak sendiri dalam
prakteknya kolaborasi yang kami lakukan mendapat dukungan begitu besar
baik internal Pemerintah Kota Makassar maupun eksternal. Sisi menarik
dari inovasi Aparong tersebut begitu besarnya keterlibatan eksternal stake
holder baik dari segi partisipasi SDM, keuangan maupun yang lainnya. Pola
partisipasi masyarakat beserta kelurahan dan perangkatnya beserta Binmas
dan Kantibmas di lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh amat
nyata sehingga dampak lain yang timbul dari sisi social, ekonomi dan
lingkungan teratasi dengan sendirinya secara konferhensif.
7. DAMPAK

Perubahan, perbaikan setelah Inovasi Aparong berada ditengah-tengah


masyarakat tentunya bernilai lebih apabila penilaian tersebut dilakukan oleh
eksternal. Testimoni dari masyarakat sekitar, penerima bantuan maupun dari luar
setempat merupakan faktor penentu dari keberhasilan dan keberlanjutan inovasi
ini.

Dari testimoni ini pula dipihak internal, Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kota Makassar mengadakan evaluasi terhadap kegiatan ini. Dari
evaluasi tersebut direkomendasi pada target sasaran sudah tercapai maka sasaran
selanjutnya pada lokasi lain melalui binaan “Kampung Binaan Aparong Hunian
Hasil Kolaborasi Pemerintah Kota Makassar dengan Pihak CSR baik Swasta,
BUMN, dan Asosiasi dan sasaran pembangunan Aparong berbiaya nol rupiah (Rp
0) APBD Kota Makassar”.

8. KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Keterlibatan pemangku kepentingan akan peran dan kontribusi masing-


masing bagi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Makassar tidak
kecil, peran dan fungsi masing-masing stake holder, Inovasi Aparong yang
sifatnya berkelanjutan sejak pengembangan gagasan Inovasi, formulasi hingga
pelaksanaan fisik, monev serta revisi inovasi dapat berjalan lancer dan sesuai
dengan harapan disebabkan adanya kolaborasi yang kuat baik internal maupun
eksternal.

Adapun pemangku kepentingan yang terlibat ;

a. Pihak Internal (Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota


Makassar) dalam hal ini keterlibatan pimpinan dan staf baik dalam
sumbangan pikiran/ ide maupun tenaga dalam tautan tim work yang kuat.
b. Pihak Eksternal
1) Perguruan Tinggi (UNHAS, UNM, dan UMI)
Perlibatan pihak perguruan tinggi berhubungan dengan
pengembangan data informasi serta workshop rancang bangun
Universitas masing-masing.
2) Asosiasi (IAI Sulsel, INKINDO, PERKINDO)
Pelibatan IAI Sulsel dan INKINDO pada pelibatan pembangunan fisik
Aparong Hunian juga pada konsultasi aspek perencanaan.
3) Pihak Kelurahan Beserta Perangkatnya
Pelibatan lurah, RW, RT, Binmas dan Kantibmas didasari oleh
arus bottom up, usulan warga calon penerima hibah berasal dari warga
disekitar ditindaklanjuti dengan pertemuan rapat untuk mendapatkan
persetujuan warga sekitar dan mendapat persetujuan RT/RW, dam
lurah serta didampingi Binmas dan Kantibmas.
Keterlibatan stake holder lainnya juga begitu besar, ini dapat
terwujud karena adanya persamaan visi-misi.

9. PELAJARAN YANG DIPETIK

Pelaksanaan Inovasi Aparong Hunian ini terkendala oleh regulasi yakni


PerMendagri No. 13 Tahun 2018 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 yang intinya tidak menjual, mengatur
pemberian hiba pada perseorangan, sebagian masyarakat MBR yang bermukim
tidak mempunyai alas Hak Tanah/ sertifikat tanah.

Pelajaran yang dapat dipetik dari inovasi ini yaitu;

a. Sebuah inovasi dapat dilaksanakan dengan baik apabila ada kesamaan visi
stake holder terkait.
b. Tim Work yang baik adalah visi yang sama, tekad yang kuat untuk
bekerjasama dan jejaring yang luas.
c. Pelaksanaan mudah, sederhana, aplikatif, bisa dikerja sendiri kaum NBR
sehingga sifatnya transformatif.

Anda mungkin juga menyukai