Anda di halaman 1dari 14

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

SISTEM PERNAFASAN DAN OKSIGENASI

Disusun oleh

1. Arnetta Fajarani (P27825017042)

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI D3 SEMESTER 5

POLTEKKES SURABAYA

2019
Pernafasan dan Oksigenasi

I. Pernafasan

Pernapasan adalah suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air).

1. Anatomi Sistem Pernafasan

a. Hidung

Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang
dindingnya tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan. Permukaan luarnya
dilapisi kulit dengan kelenjar sebasea besar dan rambut. Terdapat epitel respirasi:
epitel berlapis silindris bersilia bersel goblet dan mengandung sel basal. Didalamnya
ada konka nasalis superior, medius dan inferior. Lamina propria pada mukosa hidung
umumnya mengandung banyak pleksus pembuluh darah. [4]
b. Alat penghidu

Mengandung epitel olfaktoria: bertingkat silindris tanpa sel goblet, dengan lamina
basal yang tidak jelas. Epitelnya disusun atas 3 jenis sel: sel penyokong, sel basal dan
sel olfaktoris. [4]

c. Sinus Paranasal

Merupakan rongga-rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang tengkorak


yang berhubungan dengan rongga hidung. Ada 4 sinus: maksilaris, frontalis,
etmoidalis dan sphenoidalis. [4]
d. Faring

Lanjutan posterior dari rongga mulut. Saluran napas dan makanan menyatu dan
menyilang. Pada saat makan makanan dihantarkan ke oesophagus. Pada saat bernapas
udara dihantarkan ke laring. Ada 3 rongga : nasofaring, orofaring, dan laringofaring. 7
Mukosa pada nasofaring sama dengan organ respirasi, sedangkan orofaring dan
laringofaring sama dengan saluran cerna. Mukosa faring tidak memilki muskularis
mukosa. Lamina propria tebal, mengandung serat elastin. Lapisan fibroelastis
menyatu dengan jaringan ikat interstisiel. Orofaring dan laringofaring dilapisi epitel
berlapis gepeng, mengandung kelenjar mukosa murni. [4]

e. Laring

Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm. Terletak antara


faring dan trakea. Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid. Muskulus
ekstrinsik mengikat laring pada tulang hyoid. Muskulus intrinsik mengikat laring pada
tulang tiroid dan krikoid berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan epitel
bertingkat silia. Epiglotis memiliki epitel selapis gepeng, tidak ada kelenjar. Fungsi
laring untuk membentuk suara, dan menutup trakea pada saat menelan (epiglotis).
Ada 2 lipatan mukosa yaitu pita suara palsu (lipat vestibular) dan pita suara (lipat
suara). Celah diantara pita suara disebut rima glotis. Pita suara palsu terdapat mukosa
dan lamina propria. Pita suara terdapat jaringan elastis padat, otot suara ( otot rangka).
Vaskularisasi: A.V Laringeal media dan Inferior. Inervasi: N Laringealis superior. [4]
f. Trakea

Tersusun atas 16 – 20 cincin tulang rawan. Celah diantaranya dilapisi oleh


jaringan ikat fibro elastik. Struktur trakea terdiri dari: tulang rawan, mukosa, epitel
bersilia, jaringan limfoid dan kelenjar. [4]

g. Bronchus

Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama. Bronki primer
bercabang menjadi bronki lobar  bronki segmental  bronki subsegmental. Struktur
bronkus primer mirip dengan trakea hanya cincin berupa lempeng tulang rawan tidak
teratur. Makin ke distal makin berkurang, dan pada bronkus subsegmental hilang
sama sekali. Otot polos tersusun atas anyaman dan spiral. Mukosa tersusun atas
lipatan memanjang. Epitel bronkus : kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet dan
kelenjar submukosa. Lamina propria : serat retikular, elastin, limfosit, sel mast,
eosinofil. [9]

h. Bronchiolus

Cabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang rawan, tidak


mengandung kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan jaringan ikat longgar.
8 Epitel kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina propria tidak
mengandung sel goblet. [9]

i. Bronchiolus respiratorius

Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru. Lapisan : epitel


kuboid, kuboid rendah, tanpa silia. Mengandung kantong tipis (alveoli). [9]
j. Duktus alveolaris

Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli. Tempat alveoli bermuara. [9]

k. Alveolus

Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinya


pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup.
Jumlahnya 200 - 500 juta. Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong
oleh serat kolagen, dan elastis halus. [9] Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel
alveolar tipe I ), sel alveolar besar ( sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I)
jumlahnya hanya 10% , menempati 95 % alveolar paru. Sel alveolar besar (tipe II)
jumlahnya 12 %, menempati 5 % alveolar. Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa
alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi mikrovili pendek, permukaan
licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar besar menghasilkan surfaktan pulmonar.
Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi.
Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut interstisial. Mengandung serat, sel septa
(fibroblas), sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn.
Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar. Pada perokok sitoplasma
sel ini terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag melebihi jumlah sel
lainnya. [9]

l. Pleura

Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat elastin,
fibroblas, kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang melekat pada
dinding toraks disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak kapiler dan
pembuluh limfe. Saraf adalah cabang n. frenikus dan n. interkostal. [4]
A. Fisiologi Sistem Pernafasan

a. Sistem respirasi terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuahpompa
ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, isiabdomen,
dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak.Pada sistem respirasi ada tiga langkah
dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,perfusi paru dan difusi.

b. Sistem KardiovaskulerKemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh


fungsi jantung untukmemompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke
atrium kiri dari venapulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta
melalui katup aorta.Kemudian dari aorta darah disalurkan keseluruh sirkulasi sistemik
melalui arteri,arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang
kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk
dalamventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri
pulmonalis.

c. Sistem HematologiDalam Tarwoto Wartonah (2006) dijelaskan bahwa oksigen


membutuhkan transpordari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke
paru-paru. Sekitar97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah
mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi
dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk
oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 adalah Hb + O2 ↔ HbO2.
Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 di pengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3
difosfogliserat dalam darah merah.Dengan demikian, besarnya Hb dan jumlah
eritrosit akan mempengaruhi transport gas.
II. Oksgenasi

Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam memproduksi


molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal yang nantinya dibutuhkan pada proses
pernafasan.

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan


metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ
atau sel.

Pada sistem respirasi ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,perfusi paru
dan difusi.

1. Ventilasi
Proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnyasekitar 500
ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaantekanan antara
intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasitekanan
intrapleural lebih negatif (752 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760mmHg)
sehingga udara akan masuk ke alveoli. Faktor-faktor yangmempengaruhi
kepatenan ventilasi yaitu kebersihan jalan nafas (adanyasumbatan atau obstruksi
jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnyaudara dari dan ke paru-paru),
adekuatnya sistem saraf pusat dan pusatpernafasan, adekuatnya pengembangan
dan pengempisan paru, kemampuanotot-otot pernafasan seperti diafragma,
eksternal interkosta, internal interkosta,otot abdominal (Wartonah, 2006).
Universitas Sumatera Utara
2. Perfusi Paru
Pergerakan aliran darah melalui sirkulasi paru untukdioksigenasi dimana pada
sirkulasi paru darah yang dioksigenasi mengalir dalamarteri pulmonalis dari
ventrikel kanan jantung. Darah ini ikut serta dalam prosespertukaran oksigen dan
karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Fungsi utamasirkulasi pulmonal adalah
mengalirkan darah yang dioksigenasi dari dan keparuparu agar dapat terjadi
pertukaran gas. Sirkulasi paru merupakan 8-9% daricurah jantung. Dengan
demikian, adekuatnya pertukaran gas dalam parudipengaruhi oleh keadaan
ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat padasaat istirahat ventilasi alveolar
(volume tidal = V) sekitar 4 lt/menit, sedangkanaliran darah kapiler pulmonal (Q)
sekitar 5 lt/menit (Wartonah, 2006).
3. Difusi
Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting adalah alveoli
dandarah. Untuk memenuhi kebutuhan O2 dari jaringan, proses difusi gas
padasystem respirasi haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya O2 dan
CO2atau partikel lain dari area bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah.
Didalam alveoli, O2 melintasi membran alveoli-kapiler dari alveoli
berdifusikedalam darah karena adanya perbedaan tekanan PO2 yang tinggi
dialveolus(100 mmHg) dan tekanan pada kapiler lebih rendah (PO2 40 mmHg),
sedangkanCO2 berdifusi keluar alveoli akibat adanya perbedaan tekanan PCO2
darah 45mmHg dan di alveoli 40 mmHg. Proses difusi dipengaruhi oleh faktor
ketebalanmembran, luas permukaan membran, komposisi membran, koefisien
difusi O2dan CO2, serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2 (Muttaqin, 2010).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

Dalam Tarwoto Wartonah (2006) disebutkan beberapa faktor yang


mempengaruhikebutuhan oksigenasi antara lain faktor fisiologi, perkembangan, perilaku,
danlingkungan. Tabel dibawah ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi :
N Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
o.
1. Faktor Fisiologi 1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 sepertipada anemia.
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti pada
obstruksi saluran nafas bagianatas.
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun
mengakibatkan transport O2 terganggu.
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam,
ibu hamil, luka, dan lain-lain.
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada
seperti pada kehamilan, obesitas,penyakit kronik TB paru.
2. Faktor Perkemban 1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnyapembentukan
gan surfaktan.
2. Bayi dan toddler : adanya risiko saluranpernafasan akut.
3. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksisaluran
pernafasan dan merokok.
4. Dewasa muda dan pertengahan :Diet yang tidak sehat,
kurang aktivitas, stressyang mengakibatkan penyakit
jantung dan paru-paru.
5. Dewasa tua : Adanya proses penuaan yang mengakibatkank
emungkinan arteriosklerosis, elastisitasmenurun, ekspansi
paru menurun.
3. Faktor Perilaku 1. Nutrisi:Misalnya pada obesitas mengakibatkanpenurunan
ekspansi paru, gizi yang burukmenjadi anemia sehingga
daya ikat oksigenberkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkanarteriosklerosis.
2. Exercise:exercise akan meningkatkan kebutuhanoksigen.
3. Merokok:Nikotin menyebabkan vasokontriksi
pembuluhdarah perifer dan koroner.
4. Alkohol dan obat-obatan :Menyebabkan intake nutrisi/ Fe
menurunmengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol
menyebabkan depresi pusat pernafasan.
5. Kecemasan : menyebabkan metabolismemeningkat.
4. Faktor Lingkunga 1. Tempat kerja (polusi)
n 2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik

Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Direktorat Keperawatan dan Ketehnikan Medis,Direktorat Jenderal Pelayanan Medik

Depkes RI ( 2005 ). Standar Pelayanan Perawatan di ICU. Jakarta: Depkes.Kozier,


B., Erb., & Oliver, R. (1998), Fundamental of nurshing; consept, process and practice,

(fourth Edition) California : Addison-Wesley Publishing CO.

Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan : Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta:


Salemba

Medika

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan

Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.2005

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi

Ke -3. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai