Anda di halaman 1dari 18

KARYA ILMIAH

PENCEMARAN AIR DI DAERAH PESISIR PANTAI

DISUSUN OLEH :
BETRIANA RUT PANDEY
18111101090

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
MANADO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang senantiasa
membantu dan mendukung kami dalam pembentukan makalah ini. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Jika ada jarum yang patah jangan di simpan di dalam laci. Jika ada kata yang
salah jangan di simpan di dalam hati. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati
segala usaha kami ini sehingga dapat memberi manfaat bagi kita semua
sebagaimana yang diharapkan.

Manado, 20 November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………......... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………......... 4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………... 6
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………......... 6
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………... 6
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………... 6
2.1 Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran Air Di Pesisir Pantai …. 7
BAB III PENUTUP………………………………………………………….... 17
3.1 Kesimpulan………………………………………………………... 17
3.2 Saran………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..……........... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk

hidup yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air.

Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah

tangga, ternyata berbeda untuk tiap tempat, tiap tingkatan kehidupan atau

untuk tiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin

meningkat pula kebutuhan manusia terhadap air.

Air juga sangat dibutuhkan bagi kehidupan makhluk hidup, karena itu

diperlukan upaya-upaya untuk memperoleh air yang sehat dan aman bagi

konsumsi makhluk hidup.

Para ahli yang berkecimpung di dalam masalah air, baik air untuk keperluan

rumah tangga ataupun untuk kepentingan lainnya (industri, pertanian)

sepakat bahwa penyebab terjadinya krisis air dapat secara langsung dapat

pula secara tidak langsung.

Secara langsung ataupun tidak langsung pencemaran tersebut akan

berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air
industri ataupun keperluan lainnya. Berbagai cara dan usaha telah banyak

dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari,

dikurangi, atau minimal dapat dikendalikan.


Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan kalau

diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses

penyaringan. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa air dengan

kekeruhan tinggi akan sulit untuk disinfeksi, yaitu proses pembunuhan

terhadap kandungan mikroba yang tidak diharapkan.


Semakin sulitnya tempat dan sumber air, semakin tinggi nilai

pencemarannya, dan semakin tinggi biaya untuk pengolahan dan pemurnian

air tersebut. Oleh karena itu, nilai air yang memenuhi syarat untuk

kepentingan kehidupan ditentukan berdasarkan persyaratan fisik, persyaratan

kimia dan persyaratan biologis dari WHO, APPHA (American Public Health

Association) Amerika Serikat, atau Departemen Kesehatan RI.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya pencemaran air di

pesisir pantai ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Menjelaskan tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

pencemaran air di pesisir pantai.


1.4 MANFAAT PENULISAN
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya pencemaran air di pesisir pantai.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENCEMARAN AIR

DI PESISR PANTAI
1. Abrasi Pantai
Abrasi yang disebut juga dengan erosi pantai, adalah proses mundurnya

garis pantai dari kedudukan garis pantai yang lama. Abrasi ini disebabkan

oleh faktor alam seperti tiupan angin di atas laut yang menghasilkan

gelombang dan juga arus laut yang kuat. Gelombang laut yang besar dan

terjadi sacara terus- menerus dapat mempercepat proses abrasi. Selain

mengurangi jarak laut dengan daratan sehingga lahan penduduk pesisir

menjadi sempit, abrasi juga menggusur tempat berkumpulnya ikan

perairan pantai sehingga menyulitkan nelayan untuk mencari ikan di tepi

laut.
Sebab-sebab yang demikian hampir tidak bisa dielakkan sebab laut

memiliki siklusnya sendiri dia mana pada suatu periode, angin bertiup

amat kencang dan menciptakan gelombang serta arus yang tidak

kecil. Sementara itu, faktor-faktor yang menyebabkan abrasi dari ulah

manusia di antaranya adalah ketidakseimbangan ekosistem laut dan

pemanasan global atau yang umum disebut global warming.

Ketidakseimbangan ekosistem laut misalnya terjadi akibat eksploitasi

besar-besaran terhadap kekayaan laut mulai dari ikan, terumbu karang dan

lain sebagainya sehingga arus dan gelombang laut secara besar-besaran

mengarah ke daerah pantai dan berpotensi menyebabkan abrasi.


2. Pencemaran Sampah Organik
Sampah organik adalah jenis sampah yang bisa terurai atau mengalami

pelapukan dan akhirnya terurai menjadi semakin kecil dan tidak berbau.

Yang termasuk dalam jenis sampah ini diantaranya adalah daun, kayu,

bangkai hewan, kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, kertas, dan

lain lain.
Daerah dengan pencemaran tingkat tinggi merupakan daerah pesisir padat

penduduk. Salah satu sumber pencemaran ekosistem pesisir tersebut

adalah pencemaran limbah kegiatan rumah tangga, terutama sampah

anorganik seperti botol plastik dan kaleng yang sangat sulit terurai.

Misalnya, untuk mengurai satu botol plastik dibutuhkan waktu sekitar 450

tahun.
3. Eksploitasi Sumber Daya Alam Yang Berlebihan
Bentuk eksploitasi pantai diantaranya adalah penambangan pasir,

penambangan terumbu karang dan eksploitasi ikan berlebihan. Banyak

nelayan yang menggunakan alat penangkap ikan yang tidak ramah

lingkungan demi mendapatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Hal tersebut tentu merusak habitat terumbu karang. Kelangkaan terumbu

karang dan berkurangnya pasir laut menyebabkan bertambahnya

kedalaman perairan dangkal sehingga gelombang laut tidak bisa diredam

dan sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar.


4. Reklamasi Pantai Sembarangan
Peninggian muka air laut yang tidak direncanakan dengan baik dapat

menyebabkan daerah pantai di sekitar reklamasi menjadi rawan tenggelam.

Selain itu, air laut bisa naik ke daratan sehingga air darat tercemari dan
menjadi asin. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat pesisir, terutama

bagi mereka yang bercocok tanam.


5. Tumpahan Minyak
Pencemaran ini biasanya terjadi karena kelalaian manusia, sehingga

menyebabkan minyak tertumpah ke laut dalam jumlah yang

besar. Contohnya adalah kecelakaan kapal tanker atau kecelakaan dalam

proses pengeboran sumur minyak.


6. Pencemaran Oleh Logam Berat
Logam berat adalah materi anorganik baik padat atau cair yang memiliki

masa lebih dari 5 gram/cm³. Biasanya terjadi karena pembuangan limbah

industri secara sembarangan ke sungai sehingga logam berat yang

terkandung terbawa sampai ke laut.

7. Pencemaran Pestisida
Pencemaran ini terjadi jika ada perkebunan/sawah yang berada di aliran

sungai menggunakan sistem irigasi dan menyemprot tanamannya dengan

pestisida. Sementara itu, pestisida tidak bisa larut di dalam air dan justru

dimakan oleh plankton, sehingga semua jenis ikan yang memakan

plankton tersebut memiliki kandungan pestisida.


8. Pencemaran Radioaktif
Pencemaran radioaktif dapat terjadi karena secara alami atau akibat

manusia. Contoh yang paling mudah adalah bocornya reaktor

nuklir Fukushima di Jepang, sehingga melepaskan air yang mengandung

radiasi ke laut. Hal ini sangat berbahaya, karena jika radiasi terakumulasi

dalam tubuh secara terus menerus, dapat berakibat pada kanker.


9. Deterjen
Penggunaan detergen dan pembuangan limbah detergen langsung ke dalam

air akan menyebabkan banyak sekali permasalahan tanah, seperti matinya

ikan- ikan dan organisme air lainnya. Deterjen sangat berbahaya bagi

lingkungan karena dari beberapa kajian menyebutkan bahwa detergen

memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan dan bersifat karsinogen,

selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam

air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak.

Pernahkah anda melihat busa deterjen di atas permukaan air pantai ? Busa

ini tidaklah berbahaya, tetapi kandungan deterjen di dalam air mungkin

sudah cukup untuk membunuh berbagai organisme yang ada. Deterjen ini

merupakan bahan sintesis dan terbagi dalam dua kelompok, deterjen

anionik dan kationik.

Jika telah menemukan air yang sudah tercemar, mungkin anda dapat

menganalisis kandungan air itu, atau ingin mengetahui sifat kimia dan

fisika air itu. Spesies apa yang ada dan berapa jumlah organisme yang ada

dalam air itu, serta bagaimana hubungan antara kualitas air dengan macam

dan jumlah penghuninya.


Hal di atas tidaklah mungkin dikerjakan. Setiap spesies hewan mempunyai

batas-batas suhu agar dapat hidup. Kadar garam juga akan

mempengaruhinya. Demikian pula kadar oksigen yang terlarut. Karena itu

banyak faktor yang mempengaruhi apa yang terkandung dalam air.

Suatu pencemar dalam suatu ekosistem mungkin cukup banyak, sehingga

akan meracuni semua organisme yang ada di sana. Biasanya suatu

pencemar cukup banyak untuk membunuh spesies tertentu, tetapi tidak

membahayakan spesies lainnya. Sebaliknya ada kemungkinan bahwa suatu

pencemar justru dapat mendukung perkembangan spesies tertentu.

Jadi bila air tercemar, ada kemungkinan pergeseran-pergeseran dan jumlah

spesies yang banyak dengan ukuran yang sedang populasinya, kepada

jumlah spesies yang sedikit tetapi berpopulasi yang tinggi.

Ikan sulit digunakan sebagai indikator populasi. Lebih mudah

menggunakan spesies air lain yang tidak lincah geraknya seperti ikan.

Misalnya ganggang. Di samping ikan dan ganggang banyak flora atau

fauna lain yang dapat dijadikan indikator biologi untuk pencemaran.

Spesies indeks ini dapat termasuk ke dalam fauna dasar, bakteri,

ganggang, zooplankton, dan ikan tertentu.


Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang ke pantai melalui

sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan

mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi

umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan

memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar

yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

mikroorganisme.

Sampah plastik juga menggunakan bahan yang tidak mudah terurai

kembali di bumi, sehingga mencemari lingkungan. Botol plastik, tali

plastik dan bahan-bahan lain yang terbuat dari plastik yang tak bisa terurai,

banyak mencemari air pantai sehingga membuat ikan-ikan bisa mati.

Sifat material plastik yang tahan lama, ditambah lagi sifat lainnya yaitu

ringan sehingga mudah mengapung menyebabkan dampak sampah plastik

yang umum diketahui masyarakat ialah efeknya dari segi estetika. Apabila

kita berjalan-jalan di tepi pantai, betapa tidak nyamannya jika memandang

sampah yang bertebaran. Tidak hanya itu, sampah-sampah plastik biasanya

juga bercampur dengan material-material sampah rumah tangga sehingga

menyebabkan bau tidak nyaman.


Selain dampak sampah plastik dari segi estetika seperti dipaparkan di atas,

tidak banyak orang yang menyadari bahwa sampah plastik menimbulkan

berbagai macam permasalahan di pesisir.

Masalah sampah di pantai juga dapat berdampak negatif terhadap

pertambakan. Di beberapa bagian pesisir Teluk Jakarta yang tak

terlindungi oleh mangrove, pada musim tertentu petani tambak tidak dapat

mengolah tambaknya akibat masuknya sampah hingga memenuhi areal

pertambakan utamanya saat arus pasang dan kemudian tertumpuk saat

surut. Hal seperti ini, bukannya tidak mungkin dapat terjadi di masa

mendatang di pesisir Makassar dan sekitarnya jika permasalahan sampah

tidak ditangani dengan bijaksana.

10

Menurut Hawkes (1979), banyaknya bahan pencemaran dalam perairan

akan mengurangi spesies yang ada dan pada umumnya akan meningkatkan

populasi jenis yang tahan terhadap kondisi perairan tersebut.

Indikator biologis merupakan petunjuk yang mudah untuk memantau

terjadinya pencemaran. Adanya pencemaran lingkungan keanekaragaman


spesies akan menurun dan mata rantai makanannya menjadi lebih

sederhana, kecuali bila terjadi penyuburan.

Air pantai merupakan suatu komponen yang berinteraksi dengan

lingkungan daratan, dimana buangan limbah dari daratan akan bermuara

ke pantai. Limbah tersebut yang mengandung polutan (bahan cemar)

kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai.

Indikator tercemarnya sumber air atau badan-badan air ditunjukkan

dengan adanya perubahan kualitas air disebabkan oleh peningkatan jumlah

beberapa parameter unsur tertentu dari standar yang ditetapkan.

Beberapa faktor fisik yang mungkin ikut menentukan kualitas air adalah

keruhan (turbiditas), warna, ketransparanan, suhu, kecepatan aliran,

volume aliran.

11

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan

air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai

peruntukannya.
Salah satunya penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang

dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, air limbah adalah

sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.

Pada prinsipnya ada 2 usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu

penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan

secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran

lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat

merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan

industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Sedangkan

penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap

perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola

limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.

12

Pencemaran air terjadi oleh karena beberapa penyebab berikut :

1. Pencemar bakteriologis/mikrobiologis
2. Pencemar karena bahan padat terlarut atau tersuspensi
3. Pencemar kimiawi
4. Pencemar fisik karena efek tingginya temperatur air
Pembuangan bahan kimia, limbah, maupun pencemar lain ke dalam air

akan mempengaruhi kehidupan dalam air itu. Tetapi mengukur populasi

dalam air tidak cukup hanya dengan menggunakan bahan biologi saja.

Pengujian secara kimia bersama-sama dengan data biologi barulah dapat

memberikan gambaran menyeluruh mengenai kualitas air.

Tindakan-tindakan mengatasi pencemaran air : caranya ialah dengan

pengelolaan produksi yang sedikit mungkin menghasilkan bahan buangan,

atau bahan buangan harus dikerjakan lagi sehingga menghasilkan zat-zat

yang tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.

13

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan
air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai

peruntukannya.

Jadi bila air tercemar, ada kemungkinan pergeseran-pergeseran dan jumlah

spesies yang banyak dengan ukuran yang sedang populasinya, kepada

jumlah spesies yang sedikit tetapi berpopulasi yang tinggi.

3.2 SARAN

Air yang dapat digunakan dalam kehidupan manusia adalah air yang

kualitasnya baik, bersih dan sehat. Oleh karena itu kita harus berhati-hati

dan sungguh-sungguh dalam melestarikan dan mengelola sumber daya

alam yaitu salah satunya dalam mengelola air. Sikap yang harus kita

tanamkan dalam diri kita adalah sikap cinta lingkungan.

14

DAFTAR PUSTAKA

- Buku Teks :
1. Pencemaran Lingkungan (A. Tresna Sastrawijaya, M.Sc.)
2. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat (Prof. Drs. Unus

Suriawiria)
3. Ilmu Kesehatan Masyarakat Pesisir Dan Kepulauan (Oksfriani Jufri

Sumampouw)
4. Kesehatan Lingkungan (Ricki M. Mulia)
5. Dampak Pencemaran Lingkungan (Wisnu Arya Wardhana)
6. Karya Tulis Ilmiah (Prof. Dr. H. Imam Suyitno, M.Pd.)

- Sumber Lain :
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/pencemaran-pantai
https://blog.ruangguru.com/penyebab-pencemaran-konservasi-laut

Anda mungkin juga menyukai