Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Integral kompleks dikenal sebagai teori fungsi variabel yang kompleks.
Integral kompleks merupakan cabang dari analisis matematis yang menyelidiki
fungsi dari bilangan kompleks. Hal ini berguna dalam banyak cabang
matematika, termasuk geometri aljabar, teori bilangan, matematika terapan,
serta dalam fisika, termasuk hidrodinamika, termodinamika, teknik mesin dan
teknik elektro.
Misalkan (𝑡) adalah fungsi kompleks dari variabel rill t, ditulis sebagai 𝐹(𝑡)
= 𝑢(𝑡) + 𝑖. (𝑡) dengan 𝑢(𝑡) dan 𝑣(𝑡) adalah fungsi riil. Jika (𝑡) dan 𝑣(𝑡) kontinu
pada interval tertutup 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏, maka

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana integral fungsi kompleks yang analitik?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa mengetahui:
1. Integral fungsi kompleks yang analitik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Integral Fungsi Kompleks yang Analitik


Teorema Integral Cauchy
D : daerah terhubung sederhana
C : lintasan tertutup sederhana di D, Int (C) ⊆ D dan 𝑓(𝑧) analitik di D

maka : ∫𝐶 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = 0

Contoh:
𝑧
Jika 𝐶: |𝑧| = 1 dan 𝑓(𝑧) = 𝑧−3, maka: dengan membuat 𝐷 = {𝑧 ∈ ₵: |𝑧| ≤ 2}

diperoleh 𝐶 ∪ 𝑖𝑛𝑡 (𝐶) ⊆ 𝐷 dan 𝑓(𝑧) analitik di D sehingga ∫𝐶 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = 0

Teorema (bebas lintasan)

D : daerah terhubung sederhana

𝑧1 , 𝑧2 : dua titik tetap di D

C, K : dua lengkungan yang menghubungkan 𝑧1 dan 𝑧2 serta 𝐶 ⊆ 𝐷, 𝐾 ⊆ 𝐷

𝑓(𝑧) analitik di 𝐷 ⟹ ∫𝐶 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧 = ∫𝐾 𝑓(𝑧)𝑑𝑧

Bukti:

Buat L = C + (−K) lintasan tertutup sederhana

Gambar 6.9

2
Menurut Teorema Integral Cauchy diperoleh:

∫𝐿 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫𝐶 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ∫−𝐾 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 0

≡ ∫𝐶 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 + ∫−𝐾 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 =

≡ ∫𝐶 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 − ∫𝐾 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 0

 ∫𝐶 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = ∫𝐾 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 (terbukti)

Contoh 1

Jika 𝐶1 ∶ 𝑥 2 + 𝑦 2 = 4, −2 ≤ 𝑥 ≤ 0

𝐶2 ∶ 𝑦 = −2𝑥 + 2, 0 ≤ 𝑥 ≤ 1

𝐶 = 𝐶1 + 𝐶2 , hitunglah ∫𝐶 𝑧 2 𝑑𝑧

Penyelesaian:

Gambar 6.10

Karena 𝑓(𝑧) = 𝑧 2 analitik pada suatu daerah simply-connected yang memuat titik
𝑧1 = −2 dan 𝑧2 = 1, maka teorema bebas lintasan dapat digunakan dengan
membuat lintasan K: y = 0, −2 ≤ 𝑥 ≤ 1, yang menghasilkan:

∫𝐶 𝑧 2 𝑑𝑧 = ∫𝐾 𝑧 2 𝑑𝑧 = ∫𝐾 (𝑥 + 𝑖𝑦)2 (𝑑𝑥 + 𝑖𝑑𝑦)

= ∫𝐾 (𝑥,2 + 𝑦 2 + 2𝑥𝑦𝑖)(𝑑𝑥 + 𝑖𝑑𝑦), 𝑢 = 𝑥 2 − 𝑦 2 dan 𝑣 = 2𝑥𝑦

3
= ∫𝐾 𝑢𝑑𝑥 − ∫𝐾 𝑣𝑑𝑦 + 𝑖(∫𝐾 𝑢𝑑𝑦 + ∫𝐾 𝑣𝑑𝑥)

= ∫𝐾 (𝑥 + 𝑖𝑦)2 𝑑𝑥 + 𝑖 ∫𝐾 2𝑥𝑦 𝑑𝑥

1
= ∫−2 𝑥 2 𝑑𝑥 = 3

Contoh 2

Hitunglah ∫𝐶 (3𝑧 2 − 2𝑧) 𝑑𝑧, dimana:

𝐶1 ∶ busur lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 1 dari titik (−1,0) ke (0,1)

𝐶2 ∶ ruas garis dari titik (0,1) ke (1,0)

𝐶 = 𝐶1 + 𝐶2

Penyelesaian:

Gambar 6.11

Karena 𝑓(𝑧) = 3𝑧 2 − 2𝑧 anaitik pada 𝐶 yang memuat 𝑧1 = −1 dan 𝑧2 = 1.


Menurut teorema di atas harus dipilih lintasan sebarang dari 𝑧1 dan 𝑧2 . Lintasan
yang paling mudah dalam kasus ini garis lurus dari 𝑧1 ke 𝑧2 adalah lintasan 𝐾: 𝑦 =
0, −1 ≤ 𝑥 ≤ 1. Dengan demikian diperoleh,

1
∫ (3𝑧 − 2𝑧) 𝑑𝑧 = ∫ (3𝑧 2 − 2𝑧) 𝑑𝑧 = 2
2
𝐶 −1

4
Teorema Dasar Pertama Integrasi Kompleks

Jika D daerah terhubung sederhana, 𝑧1 suatu titik tetap si D dan 𝑓(𝑧) analitik pada
D, maka untuk setiap 𝑧 ∈ 𝐷 berlaku

𝑧 𝑑 𝑧
𝐴(𝑧) = ∫𝑧 𝑓(𝑤) ⇒ 𝐴′ (𝑧) = 𝑑𝑧 (∫𝑧 𝑓(𝑤)𝑑𝑤) = 𝑓(𝑤)
1 1

Bukti:

𝐴(𝑧+∆𝑧)−𝐴(𝑧)
𝐴(𝑧) = lim
∆𝑧→0 ∆𝑧

𝑧+∆𝑧 𝑧
∫𝑧 𝑓(𝑤)𝑑𝑤)−∫𝑧 𝑓(𝑤)𝑑𝑤
1 1
= lim
∆𝑧→0 ∆𝑧

𝑧+∆𝑧
∫𝑧 𝑓(𝑤)𝑑𝑤
= lim
∆𝑧→0 ∆𝑧

𝑧+∆𝑧 𝑧+∆𝑧
∫𝑧 (𝑓(𝑧)−𝑓(𝑧)) 𝑑𝑤+∫𝑧 𝑓(𝑧)𝑑𝑤
= lim
∆𝑧→0 ∆𝑧

𝑧+∆𝑧 𝑧+∆𝑧
∫𝑧 (𝑓(𝑧)−𝑓(𝑧)) 𝑑𝑤 ∫𝑧 𝑓(𝑧)𝑑𝑤
= lim + lim
∆𝑧→0 ∆𝑧 ∆𝑧→0 ∆𝑧

Karena :

𝑧+∆𝑧 𝑧+∆𝑧
∫𝑧 𝑓(𝑧)𝑑𝑤 = 𝑓(𝑧) ∫𝑧 𝑑𝑤

𝑧 + ∆𝑧
= 𝑓(𝑧) 𝑤 |
𝑧

= 𝑓(𝑧)[(𝑧 + ∆𝑧) − 𝑧]

= 𝑓(𝑧)∆𝑧

𝑧+∆𝑧
∫𝑧 𝑓(𝑧)𝑑𝑤 𝑓(𝑧).∆𝑧
Maka diperoleh, lim = lim = 𝑓(𝑧)
∆𝑧→0 ∆𝑧 ∆𝑧→0 ∆𝑧

Karena fungsi 𝑓(𝑤) analitk di 𝑧 ∈ 𝐶, mengakibatkan f kontinu di 𝑧 ∈ 𝐶. Hal ini


berarti untuk setiap bilangan 𝜀 > 0 terdapat bilangan 𝛿 > 0 seihingga jika |𝑤| < 𝛿
berlaku |𝑓(𝑤)| < 𝜀.

Oleh karena itu, diperoleh

5
𝑧+∆𝑧
∫𝑧 [𝑓(𝑤) − 𝑓(𝑧)]𝑑𝑤 < 𝜀. |∆𝑧|

𝑧+∆𝑧
| ∫𝑧 [𝑓(𝑤)−𝑓(𝑧)]𝑑𝑤| |∆𝑧|
< 𝜀. =𝜀
∆𝑧 ∆𝑧

𝑧+∆𝑧
| ∫𝑧 [𝑓(𝑤)−𝑓(𝑧)]𝑑𝑤 |
Akibatnya, lim =0
∆𝑧→0 ∆𝑧

Jadi, terbukti bahwa 𝐴′ (𝑧) = 𝑓(𝑧).

Dari teorema di atas, dapat diperluas menjadi suatu teorema yang lebih
sederhana, teorema tersebut dikenal dengan nama teorema dasar kedua integral
kompleks. Sebelumnya, akan didahului dengan pengertian anti turunan dari suatu
fungsi yang disajikan di dalam definisi dan teorema berikut.

Definisi

Diberikan 𝐷 ⊆ ℂ terbuka dan fungsi 𝑓: 𝐷 → ℂ. Fungsi 𝑓: 𝐷 → ℂ disebut ati turunan


pada D, jika berlaku 𝐹’(𝑧) = 𝑓(𝑧) untuk setiap 𝑧 ∈ 𝐷.

Teorema

Diberikan G dan H anti turunan fungsi f pada D, diperoleh 𝐺’(𝑧) = 𝑓(𝑧) = 𝐻’(𝑧)
untuk setiap 𝑧 ∈ 𝐷 atau (𝐻’ − 𝐺’)(𝑧) = 𝑓(𝑧) − 𝑓(𝑧) = 0 untuk setiap 𝑧 ∈ 𝐷, maka
terdapat 𝑘 ∈ ℂ sehingga berlaku (𝐻 − 𝐺)(𝑧) = 𝑘 untuk setiap 𝑧 ∈ 𝐷.

Jadi terbukti bahwa 𝐻(𝑧) = 𝐺(𝑧) + 𝑘, utuk setiap 𝑧 ∈ 𝐷.

Teorema Dasar Kedua Integral Kompleks

Diberikan D daerah terhubung sederhana, 𝑧1 dan 𝑧2 titik tetap di D. jika


𝑓(𝑧) analitik paada D dan 𝐹(𝑧) anti turunan dari 𝑓(𝑧) di D, maka
𝑧2 𝑧2
∫𝑧 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 𝑓(𝑧) |𝑧 = 𝑓(𝑧2 ) − 𝑓(𝑧1 )
1 1

6
Bukti :
𝑧
𝑓(𝑧) = ∫𝑧 2 𝑓(𝑤)𝑑𝑤 adalah suatu anti turunan dari 𝑓(𝑧) dan 𝐺(𝑧) = 𝑘 +
1
𝑧2 𝑧
∫𝑧 𝑓(𝑤)𝑑𝑤 anti turunan sebarang dari f, maka 𝐺(𝑧2 ) = 𝑘 + ∫𝑧 2 𝑓(𝑤)𝑑𝑤
1 1

𝑧2
𝐺(𝑧1 ) = 𝑘 + ∫ 𝑓(𝑤)𝑑𝑤 = 𝑘 + 0 = 𝑘
𝑧1

Akibatnya
𝑧2
𝐺(𝑧2 ) = 𝐺(𝑧1 ) + ∫ 𝑓(𝑤)𝑑𝑤
𝑧1

𝑧
Jadi diperoleh ∫𝑧 2 𝑓(𝑤)𝑑𝑤 = 𝐺(𝑧2 ) − 𝐺(𝑧1 )
1

𝑧2
∫ 𝑓(𝑤)𝑑𝑤 = 𝑘 + 𝑓(𝑧2 ) − 𝑘 − 𝑓(𝑧1 )
𝑧1

= 𝑓(𝑧2 ) − 𝑓(𝑧1 )

Integral dari suatu fungsi yang menyeluruh sepanjang sebarang lintasan


yang menghubungkan dua titik pada bidang datar dapat dihitung secara langsung,
asalkan anti turunan fungsi tersebut dapat ditemukan. Demikian pula integral dari
fungsi analitik, asalkan titik awal dan titik akhir lintasan integrasinya seluruhnya
terletak di dalam daerah terhubung sederhana dimana fungsi itu analitik.

Contoh :

1+𝑖 1+𝑖
1. ∫−𝑖 2𝑧 𝑑𝑧 = 𝑧 2 |
−𝑖
= 1 + 2𝑖
2𝑖 2𝑖
2. ∫−𝑖 3𝑧 2 𝑑𝑧 = 𝑧 3 |
−𝑖
= (2𝑖)3 − (−𝑖)3
= −8𝑖 − 𝑖 = −9𝑖

7
BAB III

PENTUTUP

1.1 Kesimpulan
Jika diberikan D daerah terhubung sederhana, 𝑧1 dan 𝑧2 titik tetap di
D. jika 𝑓(𝑧) analitik paada D dan 𝐹(𝑧) anti turunan dari 𝑓(𝑧) di D, maka
𝑧2 𝑧2
∫𝑧 𝑓(𝑧)𝑑𝑧 = 𝑓(𝑧) |𝑧 = 𝑓(𝑧2 ) − 𝑓(𝑧1 )
1 1

Integral dari suatu fungsi yang menyeluruh sepanjang sebarang


lintasan yang menghubungkan dua titik pada bidang datar dapat dihitung
secara langsung, asalkan anti turunan fungsi tersebut dapat ditemukan.
Demikian pula integral dari fungsi analitik, asalkan titik awal dan titik akhir
lintasan integrasinya seluruhnya terletak di dalam daerah terhubung
sederhana dimana fungsi itu analitik.

1.2 Saran

Sebelum mempelajari Teorema Annulus diharapkan setiap mahasiswa mampu


memahami integral fungsi kompleks yang analitik, karena materi ini penting untuk
diketahui dan sangat menunjang untuk pembahasan selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan, Binur. 2017. Analisa Kompleks. Medan: Media Pratama Rahardja.

Anda mungkin juga menyukai