Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga beliau, sahabat-sahabat
beliau, serta orang-orang yang mengikuti dan meneruskan jejak langkah beliau
hingga hari kiamat.

Dalam penulisan makalah ini, tidak lupa kami ucapkan Terima kasih kepada
:

1. Dr. Maftuhin, M.Ag, selaku rektor IAIN Tulungagung


2. Larasati Widoningtyas, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Metode dan
Pengajaran Ekonomi Syariah
3. Dan semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Jika terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,
serta mengharap kritik dan saran agar kelemahan dan kekurangan dalam pembuatan
makalah ini tidak sampai terulang pada pembuatan makalah berikutnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tulungagung, Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Metode dan Strategi Pembelajaran ................................................ 3
B. Karakteristik Metode dan Strategi Pembelajaran ........................................ 5
C. Langkah-langkah Penyusunan Metode dan Strategi Pembelajaran……….11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

STUDI KASUS ………………………………………………………………… 19

ANALISIS STUDI KASUS ……………………………………………………. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang tinggi


terhadap pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran. Hal ini sangat penting, dikarenakan guru merupakan
perencana utama dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Proses kegiatan pembelajaran direncanakan dan didesain oleh guru
sedemikian rupa, guna tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Model pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran haruslah bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan
bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman guru terhadap pendekatan, model, strategi, metode dan teknik
pembelajaran tidak bisa diabaikan.
Guru sebagai pendorong media pembelajaran harus mengetahui
perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih
strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus bisa
memotivasi para pembelajar (anak didik atau pelajar), memfasilitasi proses
belajar, dan mendorong terjadinya interaksi, interaksi siswa dengan siswa
maupun interaksi guru dengan siswa. Pemilihan strategi pembelajaran
sangatlah penting dalam proses pembelajaran, sehingga nantinya akan
tercapai tujuan dari dibuatnya metode dan strategi pengajaran. Bagaimana
definisi, karakteristik, serta langkah penyusunannya akan dibahas pada Bab
II.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode dan strategi pengajaran?
2. Bagaimana karakteristik metode dan strategi pengajaran?
3. Bagaimana langkah-langkah penyusunan metode dan strategi
pengajaran?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode dan strategi pengajaran
2. Untuk mengetahui karakteristik dari metode dan strategi pengajaran
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan metode dan strategi
pengajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Metode dan Strategi Pengajaran


1. Definisi Metode Pembelajaran
Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita
Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti
melalui, hodos atau jalan. Jadi, metode adalah jalan yang ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam
buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode berarti
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.Menurut
WJS.Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai suatu maksud. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode
merupakan jalan ataupun cara yang ditempuh demi tercapainya suatu
tujuan.
Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh pengajar dengan berbagai cara untuk menjadikan peserta didik
mengalami perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Menurut Ahmadi (1997:52), metode pembelajaran merupakan suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru
atau instruktur. Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara guru memberikan materi
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai atau suatu
strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

3
2. Definisi Strategi Pembelajaran
Mengajar merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh
guru baik dalam bidang pendidikan formal maupun informal. Aktivitas
tersebut dilakukan agar dapat memberikan pemahaman bagi peserta
didik, memberikan motivasi, mengingat materi, sehingga peserta didik
dapat berfikir dengan benar dan mencapai kompetensi. Tidak
sembarangan, aktivitas yang dilakukan oleh guru tersebut harus mampu
membawa peserta didik menuju pada kenyamanan dalam proses belajar
mengajar yang nantinya mengarah pada pencapaian kompetensi.
Dalam kegiatan pembelajaran ada beberapa hal atau adanya
sebuah implementasi yang dilakukan oleh seorang guru untuk
menggambarkan cara mengajar yang tepat bagi anak-anak didiknya.
Begitu banyak strategi atau metode pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah perencanaan yang
berisi tentang rangkaian-rangkaian atau susunan kegiatan yang ditata
sedemikian hingga untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas
baik. Kemp (1995) mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru dan anak-
anak didiknya agar tujuan atau kegiatan pembelajaran dapat tercapai
sesuai harapan yang efektif dan efisien.
Upaya mengimplementasikan atau menerapkan rencana
pembelajaran yang telah disusun adalah melakukan penerapan secara
langsung dalam kehidupan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat
tercapai secara optimal, maka perlu adanya suatu metode yang
digunakan untuk merealisasikan atau mewujudkan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, dalam satu strategi pembelajaran ada
beberapa metode atau beberapa teknik atau cara didalamnya. Misalnya,
untuk melaksanakan strategi ekspositori atau strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada anak didiknya dengan tujuan agar siswa

4
menguasai materi secara optimal, bisa digunakan metode ceramah,
metode Tanya jawab, atau bahkan metode diskusi dengan
menggunakan atau memanfaatkan media yang tersedia dalam kelas atau
ruangan tempat pembelajaran tersebut berlangsung. Oleh sebab itu,
strategi berbeda dengan metode, strategi menunjukkan pada sebuah
perencanaan, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan
untuk melaksanakan sebuah strategi.1

B. Karakteristik Metode dan Strategi Pengajaran


1. Karakteristik Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang akan dilakukan tentunya
memerlukan suatu perencanaan yang matang dan tidak asal-asalan.
Seorang guru, dosen atau pendidik perlu mencari cara bagaimana suatu
metode yang akan ia terapkan dapat tepat sasaran serta mampu efektif
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode-metode yang
digunakan haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada
peserta didik ataupun mahasiswa yang diampu. Namun, metode yang
bervariasi tersebut tidak akan menguntungkan apabila tidak sesuai
dengan situasinya. Maka, perlunya memenuhi karakteristik metode
pembelajaran dengan memperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran:
a. Siswa atau mahasiswa (Menyesuaikan audience).
Dalam hal ini, metode pembelajaran perlu disesuaikan
dengan jenjang pendidikan audience yang akan menerimanya,
apakah sudah mampu untuk menerima apa yang akan disampaikan,
sudah mampu berfikir kritis atau belum. Penerapan metode yang
komplek atau sederhana tentu akan berbeda, keduanya berkaitan
dengan kemampuan berfikir audience (siswa atau mahasiswa) pada
setiap jenjang pendidikannya.

1
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 206

5
Dalam ruang kelas sekolah dasar pun seorang guru tentu
perlu memahami kriteria setiap anak didiknya, memahami
psikologis (pendiam, pemalu, terbuka, aktif, dsb), maupun aspek
fisiknya. Jangan sampai metode yang akan digunakan dapat
mengganggu proses belajarnya. Lain lagi dengan mahasiwa, seorang
dosen yang akan mengampu suatu mata kuliah dan masuk dalam
ruang kelas, perlunya seorang dosen mengamati karakteristik tiap
mahasiswanya dan memberikan metode pembelajaran yang akan
membawa mahasiswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan
metode tersebut dibuat. Itulah mengapa metode pembelajaran sangat
menyesuaikan penerimanya, agar mampu menciptakan lingkungan
belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan secara operasional.
b. Disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
Setiap pelaksanaan pembelajaran pasti memiliki tujuan,
yaitu ingin memberikan tambahan pengetahuan, menambah
pengalaman dan merubah perilaku peserta didiknya ke arah yang
lebih baik. Dari sini, pembelajaran yang berhasil tidak hanya
menambah pengetahuan bagi peserta didiknya, namun juga agar
peserta didik disini dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam
realita kehidupan. Maka, perlunya melakukan penyeleksian
terhadap metode yang akan digunakan. Metode yang dipilih harus
sesuai dengan taraf kemampuan peserta didik, agar tepat sasaran dan
tujuan dapat dicapai.
c. Sesuai dengan materi pembelajaran
Metode pembelajaran yang baik, adalah yang mampu
mengatasi kesulitan materi yang akan disampaikan. Karena setiap
materi pasti memiliki tingkat kedalaman dan kerumitannya masing-
masing. Kerumitan tersebut yang tidak mudah dapat diserap oleh
semua peserta didik dengan kemampuan yang masing-masing
mereka miliki. Maka, metode yang digunakan harus dapat membuat

6
rasa sulit tersebut perlahan-lahan menjadi materi yang cukup mudah
dipahami oleh peserta didik.
d. Sesuai dengan situasi belajar mengajar.
Metode pembelajaran juga harus sesuai dengan situasi
belajar. Karena setiap situasi belajar yang diciptakan oleh pengajar
tidak akan sama. Ada yang suka situasi tenang, ada yang suka belajar
dengan situasi belajar secara berkelompok. Maka, metode yang
dipilih harus disesuaikan dengan situasi yang sedang dilakukan.
e. Sesuai dengan fasilitas pembelajaran
Maksudnya, metode pembelajaran yang baik mampu melihat
apakah fasilitas pembelajaran yang disediakan sudah lengkap atau
belum. Jika sudah, maka metode pembelajaran hanya akan
menyesuaikan dan memberikan sedikit tambahan agar lebih
mengarah pada tujuan. Namun, jika belum lengkap, maka metode
pembelajaran yang dibuat harus dapat menjadi pelengkap fasilitas
yang ada, sebagai penutup kekurangan fasilitas yang ada. Sehingga
proses belajar mengajar tetap sesuai dan nyaman.
f. Sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran yang ditetapkan.
Rancangan belajar yang dibuat sesuai dengan rincian alokasi
waktu yang ditetapkan, agar pembelajaran dapat berjalan dengan
dinamis tanpa ada waktu yang terbuang. Mungkin apabila terjadi
kesalahan alokasi waktu dalam metode pembelajaran, itu karena
penyesuaian dengan situasi belajar dan hal itu dapat diperbaiki
dengan merevisi metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang
tepat memang terdapat alokasi waktu sebagai salah satu unsur
pentingnya.
g. Sesuai dengan guru atau dosen yang membuat.
Metode belajar yang dibuat sesuai dengan kemampuan guru
atau dosen yang membuat, sebab jika tidak sesuai maka penerapan
berbagai metode yang dipilih akan sia-sia sebab guru atau dosen
belum menguasai metode yang ia buat.

7
Selain beberapa hal diatas, karakteristik yang lain yaitu:
1) Metode pembelajaran harus dapat membangkitkan motif, minat
atau gairah belajar.
2) Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa. Maksutnya, metode yang digunakan harus
memberi perkembangan pada psikologis siswa dalam
melakukan kegiatan.
3) Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4) Metode mengajar harus mampu membawa siswa berkeinginan
untuk belajar lebih lanjut, mengeksplor bakat dan melakukan
inovasi.
5) Metode mengajar harus mampu membawa siswa kearah
kemandirian (melakukan sesuatu dengan usaha sendiri).
6) Metode mengajar harus dapat meniadakan sesuatu yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan sesuatu yang bersifat
realistis.
7) Metode mengajar yang digunakan harus mampu menanamkan
nilai-nilai serta kebiasaan cara bekerja dalam kehidupan sehari-
hari.2

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran


Adapun strategi pembelajaraan yang menyenangkan antara lain:
a. Merancang Pembelajaran yang Menarik
Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang
menyenangkan hati dan membuat suasana kelas tidak
membosankan sehingga siswa mau memperhatikan dengan baik.

2
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam
Dinamika Belajar Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 175-182

8
Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang menarik terdapat
4 hal yang harus dipenuhi dalam setiap proses pembelajaran, antara
lain: (a). kepercayaan, (b). rasa hormat, (c). optimisme, (d).
kesengajaan.
b. Menganekaragamkan Penyajian
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mampu menyajikan
kegiatan pembelajaran yang menarik bagi anak didiknya. Ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh guru dalam
menganekaragamkan penyajian pembelajaran, antara lain: (a).
memakai hal-hal baru dan humor, (b). menyusun proses penemuan
dengan menggunakan proyek percobaan dan sumber teknologi.
c. Menciptakan Suasana Pembelajaran yang Menyenangkan
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru agar
terwujud Susana pembelajaran yang menyenangkan, antara lain:
1) menciptakan suasana ceria
2) menciptakan atau membuat humor ringan
3) Menggunakan metode atau cara yang bervariasi
4) mendorong siswa agar lebih aktif
5) mengakhiri pembelajaran dengan kalimat-kalimat motivasi

Selain itu, Menurut Dick & Carey, guru harus


mempertimbangkan beberapa hal dalam mengembangkan strategi
pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang efektif yang
terdiri atas lima komponen, yaitu:
a) Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Langkah yang harus guru lakukan sebelum melakukan
kegiatan mengajarnya adalah harus mengurutkan kegiatan
pembelajaran, bagaimana guru memulai kegiatan pembelajaran,
menyajikannya, dan bagaimana menutup kegiatan pembelajaran.
Tujuan dari mengurutkan kegiatan pembelajaran yaitu untuk
memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan diri
untuk menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

9
Selanjutnya adalah penyajian, dimana langkah yang biasanya
dilakukan oleh guru adalah dengan menguraikan materi
pembelajaran, memberikan contoh, dan memberikan latihan yang
disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dan yang terakhir, tujuan
dari penutupan kegiatan pembelajaran adalah untuk memberi
kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran
yang telah disampaikan.
b) Penyampaian informasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian
informasi materi adalah urutan penyampaian, ruang lingkup materi
yang disampaikan, dan jenis materi. Jadi materi yang disampaikan
harus mempunyai keruntutan sehingga materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru yang akan disampaikan berkaitan dengan
materi selanjutnya.
c) Partisipasi siswa
Proses kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila
siswa secara aktif untuk menerima pembelajaran tersebut. Terdapat
beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi siswa,
antara lain:
1. Latihan dan praktek
2. Umpan balik, dimana apabila siswa menunjukkan perilaku
sebagai hasil belajarnya maka guru memberikan umpan balik
terhadap hasil belajarnya.
d) Kegiatan lanjutan
Kegiatan lanjutan ini dapat dilakukan dalam bentuk remidi,
program pengayaan, dan memberikan tugas.3

3
Khanifatul, PEMBELAJARAN INOVATIF: Strategi Mengelola Kelas
Secara Efektif dan Menyenangkan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 15-
18

10
Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Sebelum membuat atau menentukan strategi pembelajaran yang
akan digunakan dalam proses atau kegiatan pembelajaran, ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang guru dalam memilih atau
membuat strategi pembelajaran , antara lain:
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan acuan atau
materi pembelajaran.
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik
Maksud dari sudut peserta didik disini adalah tingkat kematangan atau
kemampuan, minat, bakat dari peserta didik. Selain itu, pengajar yang
melakukan proses pengajaran, perlu memiliki beberapa strategi dengan
karakteristik:
a. Mendiagnosis secara tepat suatu keadaan pembelajaran.
b. Memiliki kemampuan strategi belajar yang efektif dan mengetahui
kapan harus menggunakannya.
c. Dapat memotivasi diri sendiri, tidak hanya karena faktor eksternal.
d. Konsisten dalam melaksanakan tugas.
e. Belajar secara efektif dan memiliki motivasi dalam belajar.
Beberapa hal diatas, dapat menunjang tercapainya keberhasilan strategi
pembelajaran, sebab tujuan dari strategi pembelajaran adalah agar
proses belajar mengajar dapat berjalan efektif.4

C. Langkah-Langkah Penyusunan Metode dan Strategi Pengajaran


1. Merumuskan tujuan khusus ( Menetapkan Tema )
Dalam menyusun metode pembelajaran, tugas pertama yang harus
dilakukan guru adalah menentukan tema beserta mater pembelajaran untuk satu
tahun. Sebab tujuan ini bersifat umum dirumuskan oleh para pengembang

4
Suci Handayani, Buku Model Pembelajaran Speaking Tipe STAD
Interaktif Fun Game Berbasis Karakter, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2019), hlm. 1-2

11
kurikulum. Dalam hal ini harus mencangkup tiga aspek penting yakni, domain
kognitif, sikap dan apresiasi, dan keterampilan dan penampilan.
a. Domain kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan aspek
intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi
b. Sikap dan apresiasi
Domain sikap adalah yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi
seseorang terhadap suatu hal.
c. Keterampilan dan penampilan
Domain keterampilan adalah domain yang menggambarkan kemampuab
atau keterampilan seseorang yang dilihat dari unjuk kerja atau penampilan.
Hal ini juga terdapat Pada kurikulum 2013, tema-tema muatan mata
pelajaran untuk sekolah dasar yang ditetapkan untuk kemendikbud, tema yang
dipelajari siswa SD/MI berbeda tema disetiap tingkatan kelas sesuai dengan
pola pikir, kemapuan, dan pengetahuan siswa.
2. Melakukan analisis SKL, KI, Komponen Dasar dan Membuat indikator
Analisis Kurikulum (SKL, KI, Dan KD serta membuat indikator) dilakukan
dengan cara membaca semua standar komponen lulusan, kompetensi ini, serta
kompetensi dasar dari semua muatan pembelajaran. Setelah mempunyai
sejumlah tema yang digunakan untuk pembelajaran selama satu tahun, barulah
dapat dilanjutkan dengan menganalisa standart kompetensi lulusan dan
kompetensi inti serta kompetensi dasar. Masing-masing kompetensi dasar
setiap muatan mata pelajaran dibuatkan indikatirnya yang sesuai dengan kriteria
pembuatan indikator
3. Membuat hubungan pemetaan antara kompetensi dasar dan indikator
dengan tema
Seorang guru perlu membuat indikator dan melakukan pemeratan
kompetensi dasar dan indikator tersebut berdasarkan tema yang tersedia. Hasil
dari pemetaan dimasukkan kedalam format pemetaan agar lebih mudah proses
penyajian pembelajaran.

12
Pada kurikulum 2013 kompetensi dasar dari semua muatan pembelajaran
telah disediakan. Demikian juga sejumlah tema untuk proses pembelajaran
selama satu tahun dari kelas I sampai kelas VI, guru juga perlu membuat
indikator berdasarkan tema yang tersedia.
4. Membuat jaringan kompetensi dasar
Selanjutnya adalah membuat jaringan kompetensi dasar (KD) dan indikator
dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetan ke dalam format jaringan KD
dan Indikator.
5. Menyusun silabus
Setelah membuat jarikan KD dan Indikator, langkah berikutnya menyusun
silabus untuk mempermudah guru melihas seluruh gambaran pembelajaran
untuk setiap tema sampai tuntas tersajikan di adalam proses pembelajaran.
Silabus memberikan gambaran secara menyeluruh dari tema yang telah dipilih
akan disajikan beberapa minggu dan kegiatan apapun yang akan dilakukan
dalam penyajian tema tersebut
Didalam silabus, memuat beberapa komponen sebagaimana panduan
standar proses yang meliputi: 1) komponen dasar mana saja yang terpilih, 2)
indikator, 3) kegiatan pembelajaran yang memuat perencanaan penyajian tema,
4) penilaian proses dan hasil belajar, 5) waktu, ditulis secara kumulatif( satu
minggu berapa jam pertemuan), 6) sumber dan media pembelajaran.
6. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Langkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu. Dalam RPP ini diharapkan dapat
tergambarkan proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep
mata pelajaran yang disesuaikan dengan tema. Di dalam RPP ini peserta didik
diajak belajar memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas
tidak mengemukakan mana mata pelajaran, melainkan langsung ditulis tema
apa yang akan dibelajarkan.
Setelah menyusun metode pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar
dan Pembelajaran harus sesuai. Pada dasarnya pembelajaran dapat dilakukan
secara kelompok maupun individual. Dimana setiap siswa belajar secara

13
kelompok, baik kelompok besar ataupun kelompok kecil, sedangkan
pembelajaran individual.5

5
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu Teori dan Praktek dan
Penilaian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 150-152

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Definisi Metode Pengajaran Metode menurut Djamaluddin dan
Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114)
berasal dari kata meta berarti melalui, hodos atau jalan. Jadi, metode
adalah jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan pengajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
pengajar dengan berbagai cara untuk menjadikan peserta didik
mengalami perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
2. Definisi Strategi Pengajaran Mengajar merupakan salah satu
aktivitas yang dilakukan oleh guru baik dalam bidang pendidikan
formal maupun informal. Aktivitas tersebut dilakukan agar dapat
memberikan pemahaman bagi peserta didik, memberikan motivasi,
mengingat materi, sehingga peserta didik dapat berfikir dengan
benar dan mencapai kompetensi.
3. Karakteristik Metode Pengajaran Metode pengajaran yang akan
dilakukan tentunya memerlukan suatu perencanaan yang matang
dan tidak asal-asalan. Seorang guru, dosen atau pendidik perlu
mencari cara bagaimana suatu metode yang akan ia terapkan dapat
tepat sasaran serta mampu efektif untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
4. Karakteristik Strategi Pengajaran Adapun strategi pengajaran yang
menyenangkan antara lain: (a). Merancang pengajaran yang
Menarik, (b). Menganekaragamkan Penyajian, (c). Menciptakan
Suasana Pengajaran yang Menyenangkan.
5. Merumuskan tujuan khusus ( Menetapkan Tema ) Dalam
menyusun metode pembelajaran, tugas pertama yang harus
dilakukan guru adalah menentukan tema beserta mater pengajaran
untuk satu tahun. Sebab tujuan ini bersifat umum dirumuskan oleh

15
para pengembang kurikulum, Melakukan analisis SKL, KI,
Komponen Dasar dan Membuat indikator, Analisis Kurikulum
(SKL, KI, Dan KD serta membuat indikator) dilakukan dengan cara
membaca semua standar komponen lulusan, kompetensi ini, serta
kompetensi dasar dari semua muatan pengajaran, Membuat
hubungan pemetaan antara kompetensi dasar dan indikator dengan
tema, Seorang guru perlu membuat indikator dan melakukan
pemeratan kompetensi dasar dan indikator tersebut berdasarkan
tema yang tersedia.
6. Membuat jaringan kompetensi dasar, Selanjutnya adalah membuat
jaringan kompetensi dasar (KD) dan indikator dengan cara
menurunkan hasil cek dari pemetan ke dalam format jaringan KD
dan Indikator, Menyusun silabus Setelah membuat jarikan KD dan
Indikator, langkah berikutnya menyusun silabus untuk
mempermudah guru melihas seluruh gambaran pengajaran untuk
setiap tema sampai tuntas tersajikan di adalam proses pengajaran.
Menyusun rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) Langkah terakhir
dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun rencana
pelaksanaan pengajaran terpadu. Dalam RPP ini diharapkan dapat
tergambarkan proses penyajian secara utuh dengan memuat
berbagai konsep mata pelajaran yang disesuaikan dengan tema.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentu terdapat kesalahan-
kesalahan dalam pembuatan dikarenakan kurangnya sumber maupun
karena kurang ketelitian dari kami selaku pembuat. Oleh karena itu,
kami meminta saran dan kritik yang membangun supaya bisa membantu
memperbaiki kesalahan dalam makalah ini. Untuk pengembangan lebih
lanjut, kami sebagai penulis menyarankan pembaca agar mempelajari
Metode dan Strategi Pengajaran Ekonomi Syariah secara bertahap agar
tidak terjadi kesalah pahaman dalam proses pembelajaran. Selain itu
kami juga menyarankan agar pembaca menambah referensi demi

16
memperluasan pengetahuan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat membantu untuk pembuatan makalah selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam


Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Handayani, Suci. 2019. Buku Model Pembelajaran Speaking Tipe STAD Interaktif
Fun Game Berbasis Karakter. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Khanifatul. 2013. PEMBELAJARAN INOVATIF: Strategi Mengelola Kelas Secara
Efektif dan Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori dan Praktek dan Penilaian.
Jakarta: Rajawali Pers.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

18
STUDI KASUS
Kemendikbud: Guru Harus Melakukan Inovasi Dalam Pembelajaran
Selasa, 13 Agustus 2019 22:11 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dr
Supriano mengatakan saat ini guru harus melakukan inovasi dalam metode
pembelajarannya.
"Saat ini model pembelajaran tidak sama dengan dulu, untuk itu guru
harus melakukan inovasi agar proses pembelajaran tidak monoton atau
membosankan," ujar Supriano usai membuka pemilihan guru dan tenaga
kependidikan berprestasi di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan pembelajaran tidak hanya lagi terpaku di dalam kelas,
tapi juga di luar kelas. Contohnya untuk pelajaran ekonomi, siswa bisa diajak ke
pasar. Begitu juga pada pelajaran agama, siswa bisa diajak ke sejumlah rumah
ibadah.
Dalam hal ini, guru memiliki peranan penting dan tidak bisa digantikan
oleh robot. Guru memiliki peranan penting dalam memberikan inspirasi dan juga
membentuk karakter anak.
"Pendidikan karakter yang harus diajarkan guru. Kalau mau baik, harus
baik pengajaran. Guru juga harus bagus karakternya dan kompetensinya,"
tambah dia.
Menurut dia, iklim inovasi itu harus dibangun dan semuanya harus terlibat baik
kepsek, masyarakat, laboran, dan lainnya. Praktik-praktik pembelajaran baik
tersebut harus disebarluaskan.
Kemendikbud memberikan penghargaan pada guru berprestasi melalui
Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional.
Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi akan diselenggarakan di Jakarta
pada tanggal 13 hingga 16 Agustus 2019. Melalui kegiatan itu Kemendikbud
memberikan kesempatan kepada guru dan tenaga kependidikan untuk
berinovasi, baik dari tingkat PAUD sampai dengan SMA/SMK, dan

19
memberikan penghargaan kepada guru kita di daerah 3T sebagai guru yang
berdedikasi.
Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi
Tingkat Nasional Tahun 2019 diikuti 694 orang Guru dan Tenaga Kependidikan
dari 34 provinsi. Peserta terdiri dari unsur guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, dan tenaga kependidikan yang telah mengikuti seleksi berjenjang dari
tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
(Diakses pada tanggal 25 Agustus 2019 pada pukul 17.15 WIB)

ANALISIS STUDI KASUS


Seiring berjalannya waktu, maka metode pembelajaran juga harus
berkembang. Untuk itu, guru harus berinovasi untuk menciptakan metode
pembelajaran yang tidak membosankan. Pembelajaran tidak hanya dapat
dilakukan di dalam kelas, tapi juga dapat dilakukan di luar kelas. Salah satu
metode yang dapat digunakan yaitu dengan mengajak siswa untuk terjun
langsung ke lapangan. Misalnya jika dalam pembelajaran ekonomi, siswa bisa
diajak ke pasar. Selain itu, ada beragam inovasi dalam metode dan strategi
pengajaran yang dapat diterapkan. Dengan begitu, maka siswa juga dapat
berinteraksi dengan masyarakat langsung dan mempunyai wawasan yang lebih
luas.
Dalam hal ini guru mempunyai peran penting dalam memberikan
inspirasi dan karakter pada siswa. Untuk itu, guru harus mempunyai karakter
yang bagus dan berkompetensi. Selain itu, semua pihak baik guru maupun
masyarakat juga harus terlibat untuk menciptakan inovasi dalam proses
pembelajaran. Guru tidak dibatasi dalam berinovasi menciptakan metode
pengajaran yang baik. Selanjutnya praktik-praktik metode pengajaran yang baik
harus disebarluaskan.
Kemendikbud memberikan kesempatan kepada guru untuk berinovasi
dan memberikan penghargaan melalui Pemilihan GTK (Guru dan Tenaga
Kependidikan) Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional, baik dari tingkat

20
PAUD sampai SMA/SMA. Sehingga melalui pemilihan ini, guru akan terdorong
untuk menyusun metode dan strategi pengajaran yang lebih baik.

SARAN PENULIS TERHADAP STUDI KASUS


Berinovasi dalam pengajaran sangatlah penting untuk menciptakan
pendidikan yang lebih baik. Untuk itu, selain guru yang berinovasi, semua pihak
juga harus terlibat. Selain itu, pikiran masayarakat juga harus terbuka untuk
menerima inovasi-inovasi dalam proses pengajaran. Pemanfaatan sarana
prasarana dan teknologi dalam pengajaran juga harus dimanfaatkan dengan
maksimal. Guru harus bisa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode
dan strategi pengajaran yang baik. Pemerintah juga harus mendukung guru dan
tenaga kependidikan untuk terus berinovasi, seperti dengan tidak membatasi
guru dalam berinovasi, pemberian penghargaan bagi guru berprestasi dan guru
di daerah 3T, juga memberikan kesejahteraan bagi kehidupan guru dan tenaga
kependidikan.

21

Anda mungkin juga menyukai