Kehamilan pranikah remaja adalah fenomena kehidupan remaja yang dapat
mengganggu kesehatan reproduksi secara fisik, mental dan sosial serta komplikasi dan kematian ibu dan bayi. Secara psikososial, remaja dapat terkucil, merasa malu, depresi, putus sekolah, sulit bekerja, miskin dan menambah pertumbuhan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan pranikah calon pengantin remaja di kota Banjarmasin tahun 2013. Rancangan studi yang digunakan pada penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh calon pengantin yang datang ke puskesmas di wilayah kota Banjarmasin Tahun 2013. Dengan jumlah sampel sebanyak 38 orang calon pengantin wanita. Teknik pengambilan sampel secara simple random Sampling. Data dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Analisa yang dilakukan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji Pearson Correlation. Penelitian ini menemukan kehamilan pranikah calon pengantin remaja di Kota Banjarmasin sebanyak 13 orang (34,2%). Usia terbanyak adalah 19 tahun, 14 orang (36,8%), pendidikan terbanyak adalah SLTP, 20 orang (52,6%), usia pubertas yang terbanyak, 12 tahun, 15 orang (39,5%), sebanyak 15 orag (39,5%) tidak pernah mendapatkan informasi tentang seks pranikah dan kehamilan, sumber informasi yang terbanyak adalah sekolah yaitu 9 orang (23,7%), status menikah orang tua masih menikah dan bersama sebanyak 29 orang (76,3%), pernah pacaran sebanyak 14 kali (36,8%), tempat pacaran yang terbanyak adalah di rumah, 14 orang (43,8%), Faktor yang berhubungan dengan kehamilan pranikah remaja meliputi umur (p value = 0.001), usia pubertas (p value = 0,032)dan informasi yang didapat (p value = 0,236), sedangkan variabel pendidikan, status perkawinan dan jumlah pacaran tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Adanya hubungan yang bermakna antara umur, usia pubertas dan informasi yang didapat dengan kejadian kehamilan pranikah calon pengantin. disarankan untuk melakukan peningkatan metode pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas di kalangan remaja, menambah jumlah kader remaja (peer educator) melalui pendidikan dan pelatihan. Meningkatkan keterlibatan orang tua mendampingi remaja melalui masa transisi kehidupan. Kata kunci : umur, pendidikan, usia pubertas, imformasi, status perkawinan, pacaran.
PENDAHULUAN events yang akan terjadi yang tidak saja
Masa remaja adalah masa transisi akan menentukan kehidupan masa antara masa kanak-kanak dengan dewasa, namun juga kualitas generasi dewasa dan Relatif belum mencapai berikutnya sehingga menempatkan tahap kematangan mental dan sosial. masa ini sebagai masa kritis. Remaja harus menghadapi tekanan- Masalah Kesehatan Reproduksi tekanan emosi dan sosial yang kadang Remaja (KRR), selain berdampak saling bertentangan. Banyak sekali life secara fisik, juga dapat berpengaruh
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
pada kesehatan mental dan emosi, rata kehilangan keperawanan di keadaan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia sekitar usia 19,1 tahun. sosial dalam jangka panjang. Perilaku Angka usia di Indonesia itu kesehatan reproduksi remaja saat ini berada di urutan ke 9 dari 10 negara cenderung kurang mendukung Asia yang disurvei, yaitu Malaysia (23 terciptanya remaja berkualitas. tahun), India (22,9 tahun), Singapore Menurunnya kualitas kehidupan remaja (22,8 tahun), China (22,1 tahun), sangat berdampak buruk bagi kualitas Thailand (20,5 tahun), Hong Kong keluarga saat ini dan juga di masa (20,2 tahun), Vietnam (19,7 tahun), mendatang. Japan (19,4 tahun), dan Taiwan (18,9 Remaja merupakan populasi yang tahun). besar, sekitar seperlima penduduk dunia Angka kawin muda dengan umur adalah remaja yang berumur 10-19 di bawah usia 20 tahun di kalangan tahun. Kualitas generasi penerus remaja di Kalimantan Selatan, saat ini ditentukan oleh berbagai upaya yang menduduki posisi tertinggi di Indonesia dilakukan agar masa remaja yang penuh yaitu sebesar 42 %. Fenomena ini gejolak ini dapat dilewati dengan menjadi salah satu pemicu besarnya mulus. Banyak remaja yang gagal angka kematian bayi dan ibu menjadi dewasa yang sukses, yang melahirkan. Tahun 2010 tercatat ada disebabkan oleh masalah sosial 611 bayi dan 111 ibu melahirkan yang ekonomi, gangguan tumbuh kembang meninggal. Perkawinan muda terjadi psikobiologikal, juga tersangkut karena kurangnya pengetahuan dan masalah masalah kenakalan yang tingkat pendidikan yang rendah, baik menjurus ke kriminalitas seperti dari si anak maupun orang tua3. mencuri, merampok, membunuh, Kehamilan di usia remaja memperkosa, pengguna dan pengedar memberikan gambaran bahwa obat terlarang dan sebagainya1. perempuan tersebut baru memperoleh Remaja adalah harapan bangsa, pendidikan 9 tahun, tamat SLTP atau sehingga tak berkelebihan jika masa putus sekolah SLTA hal ini akan depan bangsa yang akan datang mempengaruhi banyak hal seperti ditentukan pada keadaan remaja saat perawatan anak, pendidikan anak, ini, remaja yang sehat dan berkualitas pengembangan fisik serta mental anak menjadi perhatian serius bagi orang tua, dan juga kehidupan sosial keluarga praktis pendidikan, ataupun remaja itu secara keseluruhan1. sendiri. Remaja yang sehat adalah Tingginya angka kawin muda remaja yang produktif dan kreatif terkait dengan anak putus sekolah bila sesuai dengan tahap dilihat dari usia 15-19 tahun sebanyak 2 perkembangannya . 41.9 %. Jumlah siswa putus sekolah di Data Komisi Nasional Kalimantan Selatan pada tahun Perlindungan Anak dari hasil survei di 2009/2010 mencapai 826 siswa untuk 12 kota besar di Indonesia pada tahun tingkat SD, 484 (MI), 654 (SMP), 565 2007, dimana 62,7% remaja yang (MTS), 430 (SMA), 170 (SMK) dan duduk di bangku SMP (Sekolah 294 (MA), Pada masa ini seharusnya Menengah Pertama) pernah anak anak masih harus berada dibangku berhubungan intim, dan 21,2% siswi sekolah, Persoalan yang memicu SMA (Sekolah Menengah Atas) terjadinya kawin muda antara lain pernah menggugurkan kandungannya. kekhawatiran orang tua terhadap Survei Durex dan Harris Interactive pergaulan anak-anak saat ini, Hal 2007 menunjukkan bahwa usia rata- tersebut menunjukkan bahwa pergaulan bebas juga mendorong terjadinya
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
pernikahan yang disebabkan seks apakah yang berhubungan dengan pranikah, selain juga faktor ekonomi. kehamilan pranikah pada calon "Apalagi berdasarkan riset dari kantor pengantin di wilayah kerja Puskesmas BKKBN, dari 100 remaja wanita yang di kota Banjarmasin tahun 2013". diteliti sebanyak 50 orang sudah tidak perawan" lagi METODE DAN BAHAN Anak putus sekolah akibat seks Penelitian dilakukan bersifat pranikah menjadi tidak perjaka dan Korelasional (hubungan/asosiasi) tidak perawan lagi, menambah resiko mengkaji hubungan antara variabel, tertular penyakit menular seksual peneliti dapat mencari, menjelasan (PMS), kehamilan tidak diinginkan suatu hubungan, memperkirakan, dan (KTD) yang cenderung melakukan menguji berdasarkan teori yang ada, aborsi, akibat buruk dari hubungan dengan masalah sikap seks pranikah seks pranikah berpengaruh bukan saja pada remaja. Dalam penelitian ini bagi pasangan, khususnya remaja populasi adalah yaitu semua remaja perempuan, tetapi juga orang tua, calon pengantin dengan usia 10 sampai keluarga, menanggung malu di 19 tahun yang datang berkunjung ke masyarakat, akhirnya menjadi puskesmas sekota Banjarmasin tahun kehilangan kesempatan melanjutkan 2013. Teknik pengambilan sampling pendidikan dan kesempatan bekerja4. dilakukan secara Accidental sampling Berdasarkan data pelayanan yaitu suatu tehnik penetapan sampel kasus peduli remaja di 26 Puskesmas dengan cara mengambil kasus atau sekota Banjarmasin pada tahun 2010 responden yang kebetulan ada atau terdapat 237 kasus seks pranikah pada tersedia (Notoatmodjo 2005) sampel remaja, di wilayah Puskesmas Kayu pada penelitian ini berjumlah 38 Tangi 58 kasus, S.Parman 57 kasus, responden yaitu semua remaja calon Pekauman 29 Kasus, Kuin Raya 26 pengantin dengan umur 10-19 tahun kasus, Alalak Tengah 18 kasus, Teluk yang datang berkunjung ke 7 buah Dalam 17 kasus,Kelayan Dalam 11 Puskesmas di kota Banjarmasin yang kasus, Tanjung Pagar 11 kasus (Din- melaksanakan kegiatan pelayanan Kes Kota, 2010). kesehatan peduli remaja (PKPR) untuk Petugas program pelayanan mendapatkan imunisasi tetanus toksoid kesehatan peduli remaja (PKPR) di (TT) pada saat penelitian dilaksanakan wilayah kerja Puskesmas sekota yaitu pada bulan september dan Oktober Banjarmasin menemukan kasus seks 2013. yaitu puskesmas alalak Selatan, pranikah kebanyakan dari hasil Alalak Tengah, Cempaka, Pekapuran penjaringan setiap calon pengantin Raya, Pemurus Dalam, Purna Bakti, dan (catin) yang mau mendapatkan puskesmas S. Parman. imunisasi tetanus toksoid (TT), Data dikumpulkan dengan khususnya calon pengantin (catin) menggunakan kuesioner yang diisi oleh remaja dengan cara mengarahkan peneliti yang dibantu oleh Petugas pelayanan terlebih dahulu ke program Pelayanan Kesehatan Peduli pemeriksaan laboratoriom seperti test Remaja (PKPR) puskesmas, urine : kehamilan, Albumin, reduksi, berdasarkan hasil wawancara kepada darah Hemoglobin. Berdasarkan latar responden. Setelah data dikumpulkan belakang yang memaparkan tentang maka dilakukan analisa yaitu Analisis kejadian kehamilan pranikah pada calon Univariat Yaitu analisa yang pengantin remaja di kota Banjarmasin dilakukan terhadap tiap hasil variabel maka rumusan masalah dalam penelitian. Analisis ini hanya penelitian ini adalah "factor-faktor mengahasilkan distribusi dan persentase
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
dari tiap variabel. Dan Analisis Puskesmas di kota Banjarmasin tahun Bivariat, Yaitu analisa yang dilakukan 2013 terhadap 2 variabel yang diduga Jumlah No Umur berhubungan atau berkorelasi. Analisa F % data menggunakan uji statistik yaitu 1 SD 7 18,4 Pearson Correlation dengan tingkat 2 SLTP 20 52,6 3 SLTA 11 29,0 kepercayaan 95 %. Pada α = 0,05. Jumlah 38 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.3 1. Analisa Univariat Menunjukkan bahwa dari 38 a. Kehamilan Pranikah Responden sebanyak 20 orang Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi calon pengantin (52,6%) yang Responden Berdasarkan terjadinya berpendidikan SLTP. kehamilan pranikah pada Calon Pengantin di wilayah kerja Puskesmas d. Usia Pubertas di kota Banjarmasin Tahun 2013 Jumlah Tabel 4.4Distribusi Frekuensi No Umur F % Responden berdasarkan usia calon 1 Hamil 13 34.2 Pengantin di wilayah kerja Puskesmas 2 Tidak hamil 25 65,8 di kota Banjarmasin tahun 2013 Jumlah 38 100 Jumlah No Umur Sumber : Data Primer Tahun 2013 F % Tabel 4.1 Menunjukkan 1 11 5 13,2 2 12 15 39,5 bahwa dari 38 Responden 3 13 4 10,5 sebanyak 13 orang (36,8 % ) 4 14 8 21.1 dinyatakan positif hamil. 5 15 4 10,5 6 16 1 2,6 b. Umur 7 17 1 2,6 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jumlah 38 100 Responden Berdasarkan Umur Calon Sumber : Data Primer Tahun 2013 Pengantin diwilayah kerja Puskesmas di Tabel 4.4 kota Banjarmasin Tahun 2013 Menunjukkan bahwa dari 38 Jumlah Responden sebanyak 15 orang No Umur F % calon pengantin (39,5%) 1 16 tahun 5 21.1 mendapatkan pubertas pada usia 2 17 tahun 8 13.2 12 tahun. 3 18 tahun 11 28.9 4 19 tahun 14 36,8 a. Informasi Kesehatan Reproduksi Jumlah 38 100 atau Pendidikan Seksual. Sumber : Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tabel 4.2 Menunjukkan Responden Berdasarkan Informasi bahwa dari 38 Responden Kesehatan Calon Pengantin Diwilayah sebanyak 14 orang calon Kerja Puskesmas Di kota Banjarmasin pengantin yang berusia 19 Tahun 2013 Tahun (36,8 %). Mendapatkan Informasi Jumlah No Kesehatan Reproduksi c. Pendidikan atau Pendidikan Seksual f % Tabel 4.3Distribusi Frekuensi 1 Tidak Pernah 15 39,5 Responden berdasarkan pendidikan 2 Pernah 23 60,5 calon Pengantin di wilayah kerja Jumlah 47 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
Tabel 4.5 menunjukkan Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi bahwa dari 38 responden Responden Berdasarkan jumlah pernah sebanyak 23 responden (60,5%) pacaran calon pengantin di Wilayah pernah mendapatkan informasi kerja Puskesmas di kota Banjarmasin kesehatan Reproduksi atau Tahun 2013 Pendidikan Seksual. Jumlah Jumlah No pacar f % b. Sumber Informasi 1 0 5 13,2 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi 2 1 14 36,8 3 2 7 18,4 Responden Berdasarkan sumber 4 3 3 7,9 informasi yang didapat calon pengantin 5 4 3 7,9 di Wilayah kerja Puskesmas Sekota 6 5 1 2,6 Banjarmasin Tahun 2013 7 8 1 2,6 Sumber Jumlah 8 10 1 2,6 No Informasi f % 9 12 1 2,6 1 Guru 4 10,5 10 15 1 2,6 2 Puskesmas 3 7,9 11 20 1 2,6 3 Sekolah 9 23,7 Jumlah 38 100 4 Teman 2 5,3 Sumber : Data Primer Tahun 2013 5 TV 4 10,5 Tabel 4.8 menunjukkan 6 Tidak ada 16 42,1 Jumlah 38 100 bahwa dari 38 responden Sumber : Data Primer Tahun 2013 sebanyak 14 responden (36,8%) Tabel 4.6 menunjukkan menyatakan pernah pacaran bahwa dari 38 responden sebanyak 1 kali. sebanyak 9 responden (23,7%) sumber informasi didapat dari e. Tempat Pacaran sekolah, dan sebanyak 16 orang Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi menyatakan tidak ada sumber Responden Berdasarkan tempat pacaran informasi. calon pengantin di Wilayah kerja Puskesmas di kota Banjarmasin Tahun c. Status perkawinan orang tua 2013 Jumlah Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi No Jumlah pacar f % Responden Berdasarkan Status 1 Hotel 2 5,3 perkawinan orang tua calon pengantin 2 Hutan pinus 1 2,6 di Wilayah kerja Puskesmas di kota 3 Dijalan 2 5,3 Banjarmasin Tahun 2013 4 Kuburan 1 2,6 Jumlah 5 Pasar tungging 1 2,6 No Status perkawinan orang tua f % 6 Rumah 18 47,4 1 Menikah (masih bersama) 29 76,3 7 Sekolah 2 5,3 2 Cerai 3 7,9 8 Taman 3 7,8 3 Meninggal dunia keduanya 1 2,6 9 Tempat kerja 1 2,6 4 Meninggal salah satunya 5 13,2 10 Tidak tentu 7 18,4 Jumlah 38 100 Jumlah 38 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013 Sumber : Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.7 menunjukkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 38 responden bahwa dari 38 responden sebanyak 29 responden (76,3%) sebanyak 18 responden (36,8%) menyatakan bahwa kedua orang menyatakan rumah sebagai tuanya masih bersama tempat pacaran. (menikah). d. Jumlah pernah pacaran.
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
2. Analisa Bivariat Table 4.10 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan pranikah calon pengantin di wilayah kerja puskesmas di kota Banjarmasin tahun 2013 Variabel P Pearson Hasil uji Kekuatan value Correlation hubungan Umur 0,001 0,515 Ada hubungan kuat Pendidikan 0,950 0,275 Tidak ada hubungan - Usia pubertas 0,032 0,348 Ada hubungan Cukup Informasi 0,046 0,326 Ada hubungan Cukup Status perkawinan orang tua 0,559 0,098 Tidak ada hubungan - Pernah pacaran 0,860 0,030 Tidak ada hubungan -
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
Tabel 4.9 menunjukkan agama, budaya dan normatif bahwa dari 6 variabel bebas menunjukan telah terjadi yang dihubungkan dengan penyimpangan perilaku seksual kehamilan pranikah, yang pada remaja karena telah dianalisis bivariat dengan uji melakukan hubungan seksual yang pearson correlation, didapat 3 hanya boleh dilakukan oleh orang variabel yang berhubungan yang sudah menikah. dengan kehamilan pranikah Hasil penelitian juga yaitu : variabel umur (p value = menunjukkan dari 13 responden 0,001 dengan kekuatan yang telah positif dinyatakan hamil, hubungan kategori kuat), sebanyak 5 orang (77,0%) variabel usia pubertas (p value = berusia16 dan 18 tahun dan 3 0,032 dengan kekuatan orang (23,0%) yang berusia 17 hubungan kategori cukup) dan tahun, Sebagian besar yaitu variabel keterpaparan informasi sebanyak 7 orang (53,8%) (p value = 0,046 dengan berpendidikan SLTP, sebanyak 12 kekuatan hubungan kategori orang (53,8%) mendapatkan cukup). pubertas pada usia 12 tahun. Sebanyak 8 orang (61,5%) tidak PEMBAHASAN pernah mendapatkan informasi 1. Kehamilan pranikah tentang perilaku seksual pranikah Anak putus sekolah akibat dan akibatnya. Sebagian besar yaitu seks pranikah menjadi tidak perjaka sebanyak 11 orang (84,6%) masih dan tidak perawan lagi, menambah memiliki orang tua yang lengkap resiko tertular penyakit menular dan masih terikat tali perkawinan, seksual (PMS), kehamilan tidak sebanyak 7 orang menyatakan diinginkan (KTD) yang cenderung pernah pacaran cuma 1 kali, dan 7 melakukan aborsi. Akibat buruk orang yang telah dinyatakan hamil dari hubungan seks pranikah mengatakan tempat pertemuan berpengaruh bukan saja bagi pacaran mereka yang paling sering pasangan, khususnya remaja adalah di rumah, dan hanya 2 orang perempuan, tetapi juga orang tua, (15,4%) yang menyatakan hotel keluarga, menanggung malu di sebagai tempat pacaran mereka. masyarakat, akhirnya menjadi kehilangan kesempatan 2. Faktor-faktor yang berhubungan melanjutkan pendidikan dan dengan kehamilan pranikah calon kesempatan bekerja. pengantin. Hasil analisis univariat Dari analisis bivariat menunjukan dari 38 responden didapatkan variabel yang calon pengantin usia remaja, berhubungan secara bermakna sebanyak 13 orang (34,2%) calon adalah umur, usia pubertas dan pengantin perempuan telah keterpaparan informasi tentang dinyatakan positif hamil. Ini berarti perilaku seksual pranikah dan mereka telah melakukan hubungan akibatnya, termasuk masalah seksua pranikah. Walaupun kehamilan, sedangkan variabel proporsinya kecil tetapi secara pendidikan, status perkawinan
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
orang tua dan jumlah pengelaman Remaja dengan pengetahuan yang berapa kali pacaran, tidak kurang mempunyai peluang ditemukan adanya hubungan yang berperilaku seksual berisiko berat bermakna dengan kejadian dibandingkan remaja yang kehamilan pranikah pada calon mempunyai pengetahuan yang pengantin remaja. baik. Hal ini sejalan dengan Penelitian Affandi (1991), penelitian Kitting dan Tanjung dan Remaja yang mengalami usia puber serta hasil Survai Kesehatan dini mempunyai peluang Reproduksi Remaja Indonesia berperilaku seksual berisiko berat tahun 2002-2003. Rendahnya 4,65 kali dibanding responden pengetahuan pada remaja dengan usia pubertas normal disebabkan kurangnya informasi (95%CI=1,99-10,85). dinyatakan yang diterima remaja. Remaja lebih terjadi percepatan masa pubertas banyak menerima informasi dari bagi perempuan. Sekarang pada media elektronik seperti televisi. Di usia 12 tahun atau kurang telah televisi informasi sebagian besar terjadi pubertas pada perempuan. informasi hanya sebatas mengenai Hasil penelitian ini sejalan dengan PMS dan HIV-AIDS sedangkan hasil analisa WHO (2004) bahwa informasi kesehatan reproduksi dan pubertas dini merupakan faktor seksual masih jarang. Adanya risiko perilaku seksual. Pubertas anggapan bahwa membicarakan sebagai tanda awal keremajaan tentang kesehatan seksual adalah tidak lagi valid sebagai patokan hal yang memalukan dan tabu bagi pengkategorian remaja sebab usia keluarga dan masyarakat membuat pubertas yang dahulu terjadi pada remaja yang haus informasi 15-18 tahun kini terjadi pada awal berusaha sendiri mencari informasi. belasan bahkan sebelum usia 11 Terkadang informasi yang didapat tahun. Menurunnya usia malah menyesatkan dan setengah- kematangan ini disebabkan oleh setengah. Menurut Surono (1997) membaiknya gizi sejak masa anak- pengetahuan yang setengah- anak dan keterpaparan remaja pada setengah justru lebih berbahaya media informasi melalui media ketimbang tidak tahu sama sekali, elektronik dan cetak. Usia pubertas tetapi ketidaktahuan juga ini juga turut mempengaruhi membahayakan. Pengetahuan banyaknya remaja yang masih seksual yang hanya setengah- sangat muda umurnya, sudah berani setengah tidak hanya mendorong melakukan seks pranikah. remaja untuk mencoba-coba, tapi Keterpaparan terhadap juga bisa menimbulkan salah informasi yang didapatkan sangat persepsi. berkaitan erat dengan pengetahuan responden tentang akibat dari sek KESIMPULAN pranikah dan kehamilan pranikah. 1. Sebanyak 13 orang (34,2%) Dari 13 responden yang telah dinyatakan positif hamil dinyatakan positif hamil, sebanyak 2. Gambaran umur, pendidikan, usia 8 orang (61,5%) menyatakan tidak pubertas, keterpaparan informasi, mendapatkan informasi tersebut. sumber informasi, status
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
perkawinan orang tua, jumlah f. Tidak ada hubungan jumlah pacar, dan tempat pertemuan pacar dengan kehamilan dengan pacar. : pranikah a. Sebanyak 13 orang (34,2%) dinyatakan positif hamil SARAN b. Sebanyak 22 orang berusia 18 1. Hendaknya sebagai Pelaksana dan 19 tahun (masing-masing Program Pelayanan Kesehatan 28,9%) Peduli Remaja (PKPR) agar lebih c. Sebanyak 20 orang (52,6%) meningkatkan dalam memberikan berpendidikan Sekolah lanjutan penyuluhan disekolah atau tingkat pertama (SLTP) dipuskesmas sehingga remaja bisa d. Sebanyak 15 orang (39,5%) mempunyai pengetahuan kesehatan mendapatkan pubertas pada reproduksi dan prilaku seks usia 12 tahun. pranikah dan akibatnya.. e. Sebanyak 23 orang (60,5%) 2. Untuk Dinas kesehatan sebagai pernah mendapatkan informasi pengambil kebijakan agar lebih tentang kesesehata reproduksi, memperhatikan Program Pelayanan seks pranikah dan kehamilan. Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) f. Sebanyak 9 orang (23,7%) dengan banyaknya angka mendapatkan informasi dari kehamilan pranikah dikalangan sekolah. remaja di wilayah kota g. Sebanyak 29 orang (76,3%) Banjarmasin. masih memiliki orang tua yang mempunyai ikatan pernikahan DAFTAR PUSTAKA dan tinggal bersama. 1. Soetjiningsih, 2007. Tumbuh h. Sebanyak 14 orang (36,9%) Kembang Remaja dan menyatakan hanya 1 kali Permasalahanya CV SAGUNG pernah pacaran. SETO i. Sebanyak 18 orang (47,4%) 2. Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2009. melakukan pertemuan dengan Kesehatan Remaja problem dan pacar dirumah orag tua. Solosinya salemba Medika. 3. Faktor-faktor yang berhubungan 3. (Din-Kes Tk I 2011) Angka kawin dengan kehamilan pranikah : muda a. Ada hubungan umur dengan http://www.kalselprov.go.id.2011 kehamilan pranikah 4. Purwatiningsih dan sofia Nur b. Ada hubungan usia pubertas Yulida fitri. 2008. Permisivitas dengan kehamilan pranikah Remaja dan Peran sosial dalam c. Ada hubungan keterpaparan Perilaku Seksual di Indonesia. informasi dengan kehamilan pranikah d. Tidak ada hubungan pendidikan dengan kehamilan pranikah e. Tidak ada hubungan status perkawinan orang tua dengan kehamilan pranikah