Seminar Akuntasi
Seminar Akuntasi
SEMINAR AKUNTANSI
DISUSUN OLEH:
MICHAEL DYAS PERDANA
12160036
GROUP B
FAKULTAS BISNIS UKDW
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
REVIEW ARTIKEL
Identitas jurnal :
Reviewer
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam artikel ini adalah apakah Total Quality Management
mempengaruhi keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan?
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara Total
Quality Management terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
3. Teori yang relevan
Sejalan dengan teori Hunt,1992 yang menyatakan “Dorongan untuk manajemen kualitas
total (TQM) selalu menjadi agenda utama banyak organisasi di sektor swasta untuk
meningkatkan kualitas, produktivitas, dan posisi kompetitif”. Didukung juga oleh Chase, et al.
(2005), yang menegaskan bahwa TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis
yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui fokus pada kepuasan
konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas
kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi.
Total Quality Management Terziovski dan Samson (1990) dkkk pada umumnya
mengambarkan sebuah sistem yang colektif (menyeluruh) dimana sistem tersebut
berhubungan dengan implemtasi manajemen kualitas guna mewujudkan kinerja organisasi
yang baik.
4. Hipotesis
Hipotesis tidak dicantumkan dalam artikel. Berdasarkan kesimpulan yang ada kami
merumuskan terdapat 3 hipotesis, yaitu :
a. Terdapat pengaruh dengan arah positif dan signifikan antara Total Quality Management
terhadap keunggulan bersaing
b. Terdapat pengaruh dengan arah positif dan signifikan antara Total Quality Management
terhadap kinerja perusahaan
c. Terdapat pengaruh dengan arah positif dan signifikan antara keunggulan bersaing terhadap
kinerja perusahaan
6. Sample
Populasi dari penelitian ini adalah semua manajer puncak yang bekerja pada perusahaan
yang menerapkan TQM di Surabaya.Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dengan kriteria sampel adalah manajer puncak yang bekerja pada perusahaan yang
berlokasi di Surabaya, yang menerapkan dan memahami TQM, dan memiliki pengalaman
sebagai manajer minimal 1 tahun. Dari 226 kuesioner yang disebar, ditemukan hanya 95
kuesioner yang memenuhi kriteria sampel, namun hanya 90 kuesioner saja yang representative
untuk dijadikan sampel.
7. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan analisa Partial Least Square
(PLS). Analisa PLS mempunyai dua model, yaitu outer model dan inner model. Outer model
(outer relation/measurement model) menunjukkan spesifikasi hubungan antar variabel dengan
indikatornya. Sedangkan inner model (inner relation/ stuctural model) menunjukkan
spesifikasi hubungan antar variabel laten, yaitu antara variabel eksogen/independen dengan
variabel endogen/dependen (Ghozali, 2008).
8. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan temuan Tayler (2010), yaitu manager yang terlibat
dalam pemilihan inisiatif strategi memberikan dukungan yang lebih besar terhadap inisiatif
strategi yang dipilihnya dibandingkan dengan manager yang tidak dilibatkan. Kondisi ini
menunjukkan bahwa manager mengalami bias motivated reasoning. Implikasi yang terjadi
karena adanya motivated reasoning adalah manager akan memberikan penilaian yang lebih
tinggi atas keberhasilan inisiatif strategi yang dipilihnya, yaitu yang sesuai dengan
preferensinya. Lipe dan Salterio (2000) menyatakan bahwa penerapan BSC relatif mahal, oleh
karena itu manfaat BSC yang akan didapatkan oleh suatu organisasi sangat tergantung dari
bagaimana manager meningkatkan kualitas keputusannya. Namun demi
kian, keterbatasan kemampuan kognitif menjadikan kendala bagi manager untuk secara
optimal dapat mempergunakan BSC.
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh signifikan antara Total Quality Management terhadap keunggulan
bersaing. Penerapan Total Quality Management pada perusahaan di Surabaya yang baik akan
mampu meningkatkan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Terdapat pengaruh signifikan antara Total Quality Management terhadap kinerja
perusahaan. Penerapan Total Quality Management yang baik akan mampu meningkatkan
kinerja perusahaan, baik dari kinerja keuangan maupun operasionalnya.
3. Terdapat pengaruh signifikan antara keunggulan bersaing terhadap kinerja perusahaan.
Keunggulan bersaing perusahaan yang meningkat akan mampu meningkatkan kinerja
perusahaan pula.
11. Kritik
Kritik kami terhadap artikel ini adalah adanya kekurangan dalam artikel ini, seperti :
a. Tidak dijelaskan hipotesis sehingga pembaca harus menyimpulkan dari kesimpulan
b. Tidak terdapat dasar teori yang menjelaskan hubungan antar variabel
c. Tidak terdapat halaman
d. Tidak adanya penjelasan mengenai respon dari kuisioner yang telah di berikan
REVIEW ARTIKEL
Identitas jurnal
Reviewer
a. Untuk menguji hubungan kedua komponen dari Strategic Cost Management dan
kinerja keuangan?
b. Untuk menguji hubungan kedua komponen dari Structural Cost Management dan
kinerja keuangan?
15. Hipotesis
H1 : Sebagai kegiatan manajemen biaya pelaksanaan, penelusuran biaya lingkungan positif
mempengaruhi kinerja keuangan.
H2 : Penelusuran biaya lingkungan (manajemen biaya pelaksanaan)secara positif
memengaruhi kinerja keuangan.
H2a : Sebagai aktivitas manajemen biaya penelusuran, pelacakan biaya lingkungan
memiliki pengaruh positif pada satu aktivitas manajemen biaya struktural, yaitu implementasi
inisiatif lingkungan.
H2b : Sebagai kegiatan manajemen biaya struktural, penerapan inisiatif lingkungan secara
positif memengaruhi kinerja keuangan.
16. Definisi dan Pengukuran Variabel
Variabel independen terdiri atas manajemen biaya pelaksanaan dan manajemen biaya
structural. Dalam konteks biaya lingkungan, studi ini meneliti pengaruh dari satu alat
manajemen biaya pelaksanaan, yaitu pelacakan biaya lingkungan. Pada satu kegiatan
manajemen biaya struktural yang penting, yaitu penerapan inisiatif lingkungan. Penelusuran
biaya lingkungan didefinisikan sebagai identifikasi dan akumulasi biaya internal spesifik
terkait dengan perlindungan lingkungan. Implementasi inisiatif lingkungan mengacu pada
tindakan yang diperlukan bagi organisasi untuk menguasai kontrol operasional atas kegiatan
yang mungkin memiliki dampak signifikan pada lingkungan serta pada struktur biaya.
Misalnya, beberapa inisiatif generik telah diidentifikasi dalam literatur ekologi industri seperti
desain ulang produk dan proses, penggantian dan pengurangan bahan baku yang digunakan,
dan daur ulang.
Variabel dependen artikel adalah kinerja keuangan yang diukur berdasarkan pengukuran
berbasis akuntansi. Sedangkan variabel kontrol terdiri organizational size, environmental
exposure, dan public visibility.
17. Sample
Data dikumpulkan dari survei yang dilakukan pada sampel acak 1514 perusahaan
manufaktur Kanada yang diperoleh dari database Scott. Penggunaan survei menjadi perlu
karena tidak ada database yang berisi informasi yang sesuai mengenai manajemen biaya
strategi. Mempertimbangkan proses produksi dan dampak lingkungannya, perusahaan
manufaktur merupakan pilihan logis untuk memeriksa manajemen biaya eksekutif dan
struktural dalam konteks biaya lingkungan.
Kuisioner pertama divalidasi menggunakan pre-test yang diberikan kepada empat akademisi
dan dua puluh manajer. Tujuan dari pra-tes ada dua: (i) untuk memvalidasi pemahaman isi
kuesioner awal, dan (ii) untuk memvalidasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
kuesioner. Penyesuaian kecil dilakukan dalam hal susunan kata dan presentasi untuk
menghasilkan kuesioner akhir. Data kemudian dikumpulkan melalui kuesioner yang
dikirimkan kepada CEO atau anggota tertinggi dari tim manajemen puncak 'korporasi' (entitas
otonom) atau tim manajemen puncak (subunit) 'lokal' yang identitasnya terungkap dalam
database. Total dari 319 kuesioner yang dapat digunakan diterima, dengan tingkat respons
21,1% . Rata-rata, ukuran perusahaan adalah 342 karyawan dan responden memiliki rata-rata
14,1 tahun pengalaman bekerja untuk organisasi mereka.
Hasil Panel A menunjukkan efek yang signifikan dari penelusuran biaya lingkungan pada
kinerja keuangan (0,365; p <0,01). Hasil penelitian positif dan signifikan ini mendukung
hipotesis 1. Ini menunjukkan bahwa informasi yang lebih jelas tentang biaya lingkungan
meningkatkan kesadaran manajer tentang biaya dan meningkatkan keputusan jangka pendek
mereka. Selanjutnya, hubungan yang signifikan dan positif juga terdapat antara pelaksanaan
inisiatif lingkungan dan kinerja keuangan (0,145; p <0,05), dan dengan demikian mendukung
hipotesis 2b. Ini menunjukkan bahwa inisiatif tersebut berkontribusi pada perusahaan dalam
membangun struktur biaya yang mendukung penentuan posisi strategis mereka dan membantu
mengurangi biaya mereka dalam jangka panjang. Ketiga, hubungan yang signifikan dan positif
terjadi antara penelusuran biaya lingkungan dan implementasi inisiatif lingkungan (0,629; p
<0,01), dan dengan demikian mendukung hipotesis 2a. Ini menunjukkan bahwa identifikasi
spesifik biaya lingkungan membantu dalam pengembangan inisiatif lingkungan dengan
meningkatkan pengetahuan biaya dan mendeteksi kesenjangan kinerja. Lebih khusus lagi, hasil
Panel B menunjukkan hasil yang signifikan dari penelusuran biaya lingkungan pada kinerja keuangan
(0,456; p <0,01). Dari total efek ini, 80% merujuk pada efek langsung yang dibahas sebelumnya (0,365;
p <0,01) sedangkan 20% mengacu pada efek tidak langsung (0,091; p <0,05). Efek tidak langsung ini
mewakili pengaruh pelacakan biaya lingkungan pada implementasi inisiatif lingkungan, yang pada
gilirannya berdampak pada kinerja keuangan. Ini mendukung hipotesis 2.
20. Kesimpulan
Pelacakan biaya lingkungan adalah salah satu alat manajemen biaya pelaksana penting yang
membantu menyelaraskan sumber daya perusahaan dan struktur biaya terkait dengan taktik
jangka pendek melalui pengurangan biaya. Secara empiris, hasil kami menunjukkan hubungan
positif dan signifikan antara pelacakan biaya lingkungan dan kinerja keuangan.
Pengembangan inisiatif lingkungan adalah salah satu aspek dari manajemen biaya struktural
yang membantu menyelaraskan sumber daya perusahaan dan struktur biaya terkait dengan
strategi jangka panjang melalui rekayasa ulang rantai nilai danmelalui penerapan inisiatif
lingkungan. Oleh karena itu, manajemen biaya eksekutif dan struktural bekerja sama untuk
memengaruhi kinerja keuangan. produksi struktur biaya yang berbeda. Secara empiris, hasil
kami menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara implementasi inisiatif lingkungan
dan kinerja keuangan.
Penelusuran biaya lingkungan secara tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan melalui
penerapan inisiatif lingkungan. Oleh karena itu, manajemen biaya eksekutif dan struktural
bekerja sama untuk memengaruhi kinerja keuangan.
22. Kritik
Ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam artikel ini, seperti:
1. Tidak adanya landasan teori pada artikel ini sehingga menyulitkan pembaca dalam
memahami artikel ini.
2. Tidak adanya penjelasan mengenai data yang diambil untuk pengujian hipotesis.