Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata

kuliah pendidikan kewarganegaraan (PKN). Shalawat dan salam kami junjungkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.

Penulisan makalah ini merupakan perwujudan dari hasil pemahaman kami

berdasarkan dari beberapa sumber bacaan yang telah kami baca dan kami telah berusaha

menyajikan isi makalah sesuai yang diharapkan oleh dosen pembimbing. Makalah ini kami

susun dengan judul “Geostrategi Indonesia dan Ketahanan Nasional”

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, ini disebabkan karena

terbatasnya ilmu yang kami miliki. Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat kami

harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat berguna dan memberikan banyak

manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan.

Palembang, 21 Februari 2017

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B.Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C.Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Geostrategi Indonesia.................................................................................... 3

B. Konsepsi Geostrategi Indonesia ..................................................................................... 3

C.Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia ................................................................ 3

D.Tujuan Geostrategi Indonesia ......................................................................................... 4

E.Ketahanan Nasional ......................................................................................................... 4

F. Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional di Indonesia ............................................. 5

G. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional ................................................................................. 6


H.Konsepsi Ketahanan Nasional ........................................................................................ 12

I.Ketahanan Nasional di Indonesia ..................................................................................... 13

J.Pengaruh Aspek ketahan nasional terhadap bangda dan negara ...................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensi dan mewujudkan cita-citanya


perlu memiliki pemahaman mengenai geopolitik dan geostrategi. Geopolitik adalah cara
mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis. Sedangkan geostrategi
adalah salah satu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau,
kini, manapun mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang
telah menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang
hidup nasional untuk menentukan kebijakan, sarana dan sasaran perwujudan kepentingan dan
tujuan nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis,
politis, ekonomis, sosial budaya dan Hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara negara agar
dalam hidup berbangsa dan negara dalam lingkup nasional diarahkan untuk mewujudkan
upaya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Geostrataegi Indonesia pada dasarnyanya adalah strategi nasional bangsa Indonesia
dalam memanfaatkan wilayah negara republik Indonesia sebagai ruang hidup nasional guna
merancang arahan tentang kebijakan, sarana dan sasaran pembangunan untuk mencapai
kepentingan dan tujuan nasional tersebut diatas.
Geostrataegi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi ”Ketahanan Nasional”.
Ketahanan nasional sebagai geostrategi bangsa Indonesia memiliki pengertian bahwa konsep
ketahanan nasional merupakan pendekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Ketahanan nasional sebagai suatu pendekatan merupakan salah satu pengertian dan konsepsi
ketahanan nasional itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat ditentukan rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Geostrategi?


2. Bagaimana Konsepsi Geostrategi Indonesia?
3. Bagaimana Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia?
4. Apa Tujuan Geostrategi Indonesia?
5. Apa yang dimaksud dengan ketahanan Nasional?
6. Bagaimana konsepsi Ketahanan Nasional?
7. Bagaimana ketahanan Nasional di Indonesia?
8. Apa saja pengaruh aspek ketahanan Nasional terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara?

C. Tujuan dan Manfaat

Dalam pengembangan geostrategi di Indonesia terdapat beberapa tujuan yang


mendasarinya diantaranya :
a. Memahami maksud dari ketahanan nasional itu sendiri seperti apa
b. Mengetahui bagaimana sejarah lahirnya ketahanan nasional
c. Mengetahui unsur-unsur kekuatan nasional menurut para ahli
d. Memahami makna bentuk pembelaan Negara
e. Keikutsertaan dalam perdamaian dunia
f. Memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen
g. Memberikan pengetahuan bagi pembaca

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geostrategi Indonesia

Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan


cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan
terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
bermartabat.
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun
SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan
kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan
berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.

B. Konsepsi Geostrategi Indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan


kekuatan untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi
terhadap negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau
cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk
pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan
nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar
negeri. Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa
Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia.

C. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada
tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang
dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah
NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang
berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis
pembangunan politik berupa “ Nation and character and building “ yang merupakan
wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa
bangsa.

3
D. Tujuan Geostrategi Indonesia

Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya


bertujuan untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada
aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk
upaya kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-
cita proklamasi dan tujuan nasional. [1]
2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam :
a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and
prosperity)
c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and
prosperity)
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical
justice & social justice)
e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri
(freedom of the people)
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini
mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan
mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era kepemimpinan Habibie dapat
disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja,
tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak
pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum
internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional,
yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.

E. Ketahanan Nasional

Adapun pengertian ketahanan nasional itu sendiri merupakan kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan
nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan
mencapai tujuan nasionalnya.
Terdapat pula tiga perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan
nasional. Ketiga perspektif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi, perspektif ini melihat ketahanan nasional
sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi.
2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan, metode atau cara dalam
menjalankan suatu kegiatan khususnya dalam pembangunan negara.
4
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin. Ketahanan nasional merupakan salah satu
konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan dan
penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar nasional, konsep ketahanan
nasional dimasukkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) agar setiap
orang, masyarakat dan penyelenggara negara menerima dan menjalankannya.

Terdapat pula ciri dari ketahanan nasional yaitu untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan mengembangkan kehidupan, maka suatu negara perlu pertahanan menghadapi dan
mengatasi tantangan, ancaman dari luar maupun dari dalam negeri.

F. Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional di Indonesia


1. Sejarah Lahirnya Ketahanan Negara

Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada kalangan
militer angkatan darat di SSKAD yg sekarang bernama SESKOAD (Sunardi, 1997). Masa itu
sedang meluasnya pengaruh komunisme yg berasal dari Uni Sovyet dan Cina dalam
menguasai daerah-daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang ditandai dengan G 30 S
PKI. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka SSKAD mulai memikirkan suatu rencana
dalam meningkatkan keamanan di Indonesia. Pada tahun 1968, pemikiran yang ada di
SSKAD tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional). Tantangan dan
ancaman terhadap bangsa harus diwujudkan dalam bentuk ketahanan bangsa yg
dimanifestasikan dalam bentuk tameng yang terdiri dari unsur-unsur ideologi, ekonomi,
social, dan militer. Dalam pemikiran Lemhanas tahun 1968 telah ada kemajuan konseptual
berupa ditemukannya unsur-unsur dari tata kehidupan nasional yg berupa ideologi, politik,
ekonomi, social, dan militer. Pada tahun 1969, lahirlah istilah ketahanan nasional yg menjadi
pertanda ditinggalkannya konsep kekuatan, walaupun di ketahanan nasional sendiri memakai
konsep kekuatan. Konsepsi ketahanan nasional tahun 1972 dirumuskan sebagai kondisi
dinamis satu bangsa yg mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi atau mengatasi tantangan, ancaman, dan hambatan dari luar maupun
dalam yang dapat menghancurkan kelangsungan hidup bangsa dan Negara.

5
2. Ketahanan Nasional Dalam GBHN
Konsepsi ketahanan nasional pertama kali dimasukkan dalam GBHN 1973 yaitu
ketetapan MPR No. IV/MPR/1973. Rumusan ketahanan nasional tahun dalam GBHN 1973
adalah sama dengan rumusan ketahanan nasional tahun 1972 dari Lemhanas. Konsep
ketahanan nasional berikut perumusan yang demikian berlanjut pada GBHN 1978, GBHN
1983, dan GBHN 1988.
Dalam GBHN 1993 terjadi perubahan perumusan mengenai konsep ketahanan
nasional. Ketahanan nasional dirumuskan sebagai kondisi dinamis yg merupakan integrasi
dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara. perumusan ketahanan nasional pada
GBHN 1993 berlanjut pada GBHN 1998. Konsepsi ketahanan nasional pada GBHN 1998
adalah rumusan yg terakhir. Dari rumusan GBHN 1998 dapat disimpulkan bahwa ketahanan
nasional mempunyai 3 makna, yaitu :
1. Ketahanan nasional sebagao metode pendekatan sebagaimana tercermin dalam
rumusan pertama.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari rumusan kedua.
3. Ketahanan nasional sebagai donkrin dasar nasional sebagaimana tercermin dari
rumusan ketiga.

Pada wujud pertama, yaitu ketahanan nasional sebagai pendekatan dimaksudkan


konsepsi ketahanan nasional digunakan sebagai strategi atau cara dalam melaksanakan
pembangunan.
Pada wujud kedua, yaitu ketahanan nasional sebagai kondisi yang dimaksud adalah
kondisi yg dinamis yg merupakan integrasi dari tiap aspek kehidupan bangsa dan negara .
Adapun pada wujud ketiga,yaitu ketahanan nasional sebagai donkrin dasar nasional
menggambarkan kondisi ideal dari bidang pembangunan.

6
G. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
1. Gatra dalam Ketahanan Nasional
Unsur, elemen atau faktor yang mempengaruhi kekuatan/ketahanan nasional suatu
Negara terdiri atas beberapa aspek. Para ahli memberikan pendapatnya mengenai unsur-unsur
kekuatan nasional suatu Negara.
a. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
Unsur ketahanan nasional negara terbagi menjadi beberapa faktor, yaitu
 Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber daya alam.
 Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan industri, militer,
demografi, karakter nasional, modal nasional, moral nasional, dan kualitas
diplomasi.

b. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray


Unsur kekuatan nasional negara terbagi menjadi dua faktor, yaitu
 Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industry, dan militer.
 Intangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitaS
kepemimpinan.
c. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tanah, sumberdaya, penduduk, teknologi,
idiologi, moral, dan kepemimpinan.

d. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra


Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tiga, yaitu
 Alamiah terdiri atas geografi, sumberdaya, dan penduduk.
 Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik, budaya dan moral
nasional.
 Lain-lain: ide, inteligensi, dan diplomasi, kebijakan kepemimpinan.

e. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan


Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas letak geografi, wujud bumi, luas wilayah,
jumlah penduduk, watak nasional, dan sifat pemerintahan.

7
f. Unsur kekuatan nasional menurut Cline
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas sinergi antara potensi demografi dan
geografi, kemampuan ekonomi, militer, strategi nasional, dan kemauan nasional.

g. Unsur kekuatan nasional model Indonesia


Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahkan dengan gatra dalam
ketahanan nasional Indonesia. Pemikiran tentang gatra dalam ketahanan nasional
dirumuskan dan dikembangkan oleh Lemhanas. Unsur-unsur kekuatan nasional
Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.
 Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber daya
alam, dan wilayah.
 Pancagatra adalah aspek social (intangible) yang terdiri atas idiologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Bila dibandingkan perumusan unsur-unsur kekuatan nasional/ketahanan nasional di


atas, pada hakikatnya dapat dilihat adanya persamaan. Unsur-unsur demikian dianggap
mempengaruhi Negara dalam mengembangkan kekuatan nasionalnya untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan. Pertanyaan dasarnya adalah
dalam kondisi apa atau bagaimana unsur-unsur tersebut dapat dikatakan mendukung kekuatan
nasional suatu negara. Bila mana suatu unsur justru dapat melemahkan kekuatan nasional
suatu negara?
Pertanyaan demikian dapat diperinci dan diperjelas. Misalnya, penduduk yang
bagaimanakah yang mampu mendukung kekuatan nasional suatu negara, wilayah atau
geografi yang seperti apa dapat mengembangkan kekuatan sebuah bangsa, dan seterusnya.
Jawaban eksploratif atas pertanyaan tersebut sampai pada kesimpulan bahwa pada hakikatnya
ketahanan nasional adalah sebuah kondisi atau keadaan.
Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat diketahui melalui pengamatan
atas sejumlah gatra dalam suatu kurun waktu tertentu. Hasil pengamatan yang mendalam itu
akan menggambarkan tingkat ketahanan nasional. Apakah ketahanan nasional Indonesia
kuat/meningkat atau lemah/menurun. Lemah atau turunnya tingkat ketahanan nasional akan
menurun kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman yang terjadi. Apakah pengamatan
tersebut kita lakukan pada sejumlah gatra yang ada pada tingkat wilayah atau regional maka
akan menghasilkan kondisi ketahanan regional.
8
2. Penjelasan Atas Tiap Gatra dalam Ketahanan Nasional
a. Unsur atau Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan, faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut.
 Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
 Aspek kualitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran; perataan
dan perimbangan penduduk di tiap wilayah negara. Terkait dengan unsur penduduk
adalah faktor moral nasional dan karakter nasional. Moral nasional menunjukan pada
dukungan rakyat secara penuh terhadap negaranya kita menghadapi ancaman.
Karakter nasional menunjukan pada ciri-ciri khusus yang dimiliki suatu bangsa
sehingga bias dibedakan dengan bangsa lain. Moral dan karakter nasional
mempengaruhi ketahanan suatu bangsa.

b. Unsur atau Gatra Wilayah


Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara. Hal yang terkait dengan
wilayah negara meliputi:
 Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulawan atau negara
kontinental.
 Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil).
 Posisi geografis, astronomi dan geologis negara.
 Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.

c. Unsur atau Gatra Sumber Daya Alam


Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan
nasional, meliputi:
 Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam
hewani, nabati dan tambang.
 Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.

9
 Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup.
 Kontrol sumber daya alam.

d. Unsur atau gatra di Bidang Idiologi


Idiologi mengandung ketahanan suatu bangsa oleh karena idiologi bagi suatu bangsa
memiliki dua fungsi pokok, yaitu
 Sebagai tujuan atau cinta-cinta dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya
nilai-nilai yang terkandung dalam idiologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju
secara bersama.
 Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, artinya masyarakat
yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan idiologi sebagai milik bersama dan
menjadikannya bersatu.

e. Unsur atau Gatra di Bidang Politik


Politik penyelenggaraan bernegara amat memengaruhi kekuatan nasional suatu
negara. Penyelenggara bernegara dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti
 Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau nondemokrasi.
 Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensiil atau parlementer.
 Bentuk pemerintah yang dipilih apakah republik atau kerajaan.
 Suatu negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara serikat.

f. Unsur atau Gatra di Bidang Ekonomi


Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional negara
yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung
dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara. Kemajuan pusat di bidang
ekonomi tertentu saja menjadikan negara yang bersangkutan tumbuh sebagai kesatuan dunia.
Contoh, Jepang dan Cina.
Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan ekonomi
bangsanya. Sistem ekonomi secara garis besar dikelompokan menjadi dua macam yaitu
sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatu negara dapat pula
mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap sebagai cerminan dari nilai dan idiologi
bangsa yang bersangkutan.
10
g. Unsur atau Gatra di Bidang Sosial Budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu negara. Hal-
hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan berbeda dengan yang
dihadapi bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya nasyarakatnya. Contohnya,
bangsa Indonesia yang heterogen berbeda dengan bangsa Israel atau bangsa Jepang yang
relatif homogen.
Pengembangan integrasi nasional menjadi hal yang amat penting sehingga dapat
memperkuat kekuatan nasionalnya. Integrasi bangsa dapat dilakukan dengan 2 (dua) strategi
kebijakan, yaitu “assimilationist policy” dan “bhinneka tunggal ika policy” (Winarno, 2002).
Strategi pertama dengan cara penghapusan sifat-sifat cultural utama dari komunitas kecil
yang berbeda menjadi sebuah kebudayaan nasional. Strategi kedua dengan cara penciptaan
kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan lokal, Tidak dapat ditentukan strategi
mana yang paling benar. Negara dapat pula melakukan kombinasi dari keduanya. Kesalahan
dalam strategi dapat mengantarkan bangsa yang bersangkutan ke perpecahan bahkan perang
saudara. Misal, perpecahan etnis di Yugoslavia, pertentangan antara suku Huttu dan Tutsi di
Rwanda, perang saudara antara bangsa Sinhala dan Tamil di Sri Lanka.
h. Unsur atau Gatra di bidang Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam
menghadapi ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan
berada di tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu
fungsi pemerintahan negara.
Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara sebagai bentuk
dari hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara. Upaya melibatkan rakyat
menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan politik pertahanan yang
dianut oleh negara. Politik pertahanan negara disesuaikan dengan nilai filosofis bangsa,
kepentingan nasional dan konteks zamannya.
Ketahanan Nasional Indonesai dikelola berdasarkan unsur Astagrata yang meliputi
unsur-unsur (1) geografi, (2) kekayaan alam, (3) kependudukan, (4) idiologi, (5) politik, (6)
ekonomi, (7) sosial budaya, dan (8) pertahanan keamana. Unsur (1) geografi, (2) kekayaan
alam, (3) kependudukan disebut Trigatra. Unsur keamanan disebut Pancagatra.

11
Kebutuhan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling
hubungan antara gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagrata). Kualitas Pancasila
dalam kehidupan nasional Indonesai tersebut terintegrasi dan dalam integrasinya dengan
Trigrata.

Keadaaan kedelapan unsur tersebut mencerminkan kondisi Ketahanan Nasional


Indonesia, apabila ketahanan nasional kita kuat atau lemah. Kelemahan disalahsatu gatra
dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan memengaruhi kondisi secara keseluruhan.
Ketahanan Nasional Indonesia bahkan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap
gatranya, melainkan suatu hasil keterkaitan yang integrative dari kondisi dinamik kehidupan
bangsa di seluruh aspek kehidupan.

H. Konsepsi Ketahanan Nasional


Secara konseptual, ketahanan Nasional suatu bangsa dilatar belakangi oleh:
a) Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b) Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c) Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteraturan ( regular ) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan ( the stability idea of changes) ( Usman, 2003:5: ).
Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan Ketahananadalah
suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Konsekuensinya suatu ketahanan harus
disertai dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus-menerus secara giat dan kemauan
keras menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan dan cita-
cita nasional. Identitas merupakan ciri khas suatu negara dilihat sebagai suatu totalitas,
yaitu suatu negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintahan dan
tujuan nasionalnya, serta peranan yang dimainkan di dunia internasional. Adapun
pengertian lain yang berkaitan dengan integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalam
kehidupan bangsa, baik sosial maupun alamiah, potensial ataupun tidak
potensial. Tantangan adalah merupakan suatu usaha yang bersifat menggugah
kemampuan, adapun ancaman adalah suatu usaha untuk mengubah dan merombak
kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dari sudut kriminal maupun politis.
Adapun hambatan adalah suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang
bersifat konseptual yang berasal dari dalam sendiri. Apabila hal tersebut berasal dari luar
maka dapat disebut sebagai kategori gangguan.

12
Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasarnya maka ketahanan nasional adalah:
a. Integratif
Hal itu mengandung pengertian segenap aspek kehidupan kebangsaan dalam
hubungannya dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam dan suasana ke dalam
saling mengadakan penyesuaian yang selaras dan serasi.
b. Mawas ke dalam
Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri,
untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang
wajar dari hubungan internasional dengn bangsa lain.
c. Menciptakan kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif mewujudkan
suatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect , yang harus
diperhitungkan pihak lain.
d. Berubah menurut waktu
Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan
sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkat atau bahkan dapat menurun, dan
hal itu sangat tergantung kepada situasi dan kondisi.

I. Ketahanan Nasional di Indonesia


Letak kepulauan Indonesia yang strategis sejak dulu kala, memberikan
kemudahan sarana untuk berperan dalam percaturan hubungan antar bangsa di sekitar
Indonesia. Kedatangan Bangsa Eropa yang saling berebut pengaruh mulai bangsa
Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, sampai bangsa Asia seperti Jepang menunjukkan
bahwa wilayah Nusantara banyak memberikan aspirasi kepada berbagai bangsa di
dunia untuk memperebutkan dan menguasainya. Disamping keinginan bangsa lain
untuk menguasai Indonesia, bukan sesuatu yang mudah untuk meyakinkan bangsa
Indonesia secara menyeluruh, bahwa negara yang di- Proklamasikan mampu
mengantar cita-cita dan tujuan perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti adanya
pemberontakan PKI madiun 1948, serta pergolakan lain untuk memisahkan diri dari
NKRI, seperti adanya gerakan Aceh Merdeka, atau keinginanan mendirikan Papua
Merdeka menunjukkan bahwa ancaman dari dalam terhadap keutuhan NKRI ternyata
masih terjadi fluktuasi, yang sampai saat ini masih terjadi.
Kenyataan geografis yang strategis serta pengalaman sejarah mulai sebelum dan
sesudah proklamasi 1945, memberikan aspirasi kepada Bangsa Indonesia untuk
membangun ketahanan nasional di masa kini dan masa yang akan datang.
Ketangguhan dan keuletan dari SDM bangsa Indonesia, SDA yang ada, serta kondisi
alamiah membentuk ketahanan nasional. Ditempat awalnya geostrategi diartikan
sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi
diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana
tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.

13
Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama
Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih
baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan
yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya. Oleh karena itu
berkaitan dengan kondisi ketahanan nasional Indonesia, adalah kondisi dinamis
bangsa dan negara Indonesia. Sesuai dengan konsepsi ketahanan nasional, maka
kondisi tersebut mengandung suatu kemampuan untuk menyusun kekuatan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi dan
mengulangi berbagai bentuk ancaman yang ditujukan terhedapat berbangsa dan
negara Indonesia.

J. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Terhadap Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara

1. Pengaruh Aspek Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata ‘ Idea ‘ yang berarti gagasan, konsep,pengertian dasar dan
‘ logos ’ yang berarti Ilmu. Kata ‘ idea ‘ berasal dari bahasa Yunani ‘ eidos ‘ yang berarti Bentuk. Maka
secara harfiah , ideologi berarti ilmu tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-
hari, kata ‘ idea ‘ disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan suatu dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar
ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian
ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. Pengertian
ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-
keyakinan,kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut :
a. Bidang politik
b. Bidang sosial
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang keagamaan
Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi
sautu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajad yang tertingi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada
generasi berikutnya.
Dalam panggung politik dunia terdapat berbagai macam ideologi namun yang sangat
besar peranannya dewasa ini adalah ideologi Liberalisme, Komunisme serta ideologi
Keagamaan. Dalam masalah inilah bangsa Indonesia menghadapi berbagai benturan
kepentingan ideologis yang saling tarik menarik sehingga agar bangsa Indonesia memiliki
visi yang jelas bagi masa depan bangsa maka harus membangun ketahanan ideologi yang
berbasis pada falsafah bangsa sendiri yaitu ideologi Pancasila yang bersifat demokratis,
nasionalistis, religiusitas, humanistis dan berkeadilan sosial.

14
Pada era reformasi ini yang sekaligus era global tarik-menarik kepentingan ideologi
akan sangat mempengaruhi postur ketahanan nasionaldalam bidang bangsa Indonesia,
terutama banyak kalangan aktivis politik yang justru menjadi budak ideologi asing, sehingga
berbagai aktivitasnya akan berpengaruh bahkan sering melakukan tekanan terhadap
ketahanan ideologi bangsa Indonesia.
2. Pengaruh Aspek Politik
Dalam kehidupan bernegara, istilah politik memiliki makna bermacam-macam, dan
kesemuanya itu dapatdikelompokan menjadi dua macam yaitu :
Pertama : politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan dan dukungan dari
masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama. Dengan demikian politik dapat dikatakan
menyangkut kekuatan hubungan (power relationship). Dengan kata lain, polotik mengandung
makna usaha dalam memperoleh, memperbesar, memperluas serta mempertahankan
kekuasaan yang dalam bahasa inggris dikenal dengan isltilah politics.
Kedua : politik dipergunakan untuk menunjuk kepada suatu rangkaian kegiatan atau cara-
cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan yang dianggap baik. Secara singkat
politik dapat diartikan sebagai suatu kebijakan yang dalam bahasa inggrisnya dengan
istilah policy.
Dalam proses reformasi mekanisme lima tahuna yang tertuang dalam proses politik
selama masa Orde baru kurang memberikan ruang kepada terwujudnya proses demokrasi.
Hal ini dilakukan oleh kalangan eksekutif maupun legislatif dengan melakukan reformasi
pada bidang politik, dan yang paling esensial adalah melakukan reformasi terhadap Undang-
Undang politik tahun 1985, dan diganti dengan Undang-Undang Politik no. 4 tahun 1999.
Sesuai dengan sistematisasi aspek kehidupan politik tersebut satu dengan lainnya saling
mempengaruhi secara menyeluruh. Oleh karena itu adanya konotasi negatif terhadap
pengertian politik,perlu diluruskan.
Berikut beberapa hal-hal yang m,enyangkut ketahanan nasional dibidang politik,
antara lain :
1. Menempatkan secara proporsional kedaulatan rakyat didalam kehidupan negara, dalam arti
kesempatan, kebebasan yang menempatkan hak dan kewajiban, partisipasi rakyat yang
menentukan kebijaksanaan nasional.
2. Memfungsikan lembaga-lembaga negara, sesuai dengan ketentuan konstitusi yaitu
kedudukan, peran, hubungan kerja, kewenangan dan produktivitas.
3. Menegakkan keadilan sosial dan keadilan hukum.
4. Menciptakan situasi yang kondusif, dalam arti memelihara dan mengembangkan budaya
politik.
5. Meningkatkan budaya politik dalam arti luas, sehingga kekuatan sosial politik sebagai pilar
demokrasi dapat melaksanakan hak dan kewajiban dengan semestinya.
6. Memberikan kesempatan yang optimal kepada saluran-saluran politik untuk
memperjuangkan aspirasinya secara proporsional. Saluran-saluran politik itu antara lain :
partai politik, media massa, kelompok moral, kelompok kepentingan agar tumbuh rasa
memiliki, partisipasi dari seluruh rakyat.
7. Melaksanakan pemilihan umum, secara demokratis secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan
adil.
8. Melaksanakan sosial control yang bertanggung jawab kepada jalannya pemerintahan negara,
walaupun tidak harus menjadi partai oposisi.
9. Menegakkan hukum dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban masyarakat.
10. Mengupayakan pertahanan dan keamanan nasional.

15
Unsur-unsur tersebut sangat penting direalisasikan demi terwujudnya ketahanan
nasional dalam bidang politik. Namun dalam era reformasi dewasa ini terdapat berbagai
macam perbenturan kepentingan politik dengan alas an kebebasan, demokrasi, HAM serta
pemberantasan KKN, sehingga tidak menumbuhkan kesadaran bernegara yang positif.
Akibatnya kepentingan nasional sebagai kepentingan rakyat bersama terabaikan,dan
sebagaimana kita lihat sendiri yang menjadi korban adalah rakyat. Kebijaksanaan negara
tidak diarahkan kepada perbaikan kondisi dan nasib rakyat melainkan sentiment dan
persaingan politik yang tidak sehat. Oleh karena itu untuk terwujudnnya ketahanan politik
dalam era reformasi dewasa ini seluruh lapisan kekuatan sosial politik harus memiliki
kesadaran akan pentingnya bernegara demi terwujudnya kesejahteraan rakyat.

3. Ketahanan pada Aspek Ekonomi


Ketahanan ekonomi adalah merupakan suatu kondisi dinamis kehidupan perekonomian
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, kekuatan nasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala tantangan dan dinamika perekonomian baik yang datang dari dalam
maupun dari luar negara Indonesia, dan secara langsung maupun tidak langsung menjamin
kelangsungan dan peningkatan perekonomian bangsa dan negara republic Indonesia yang
telah diatur berdasarkan UUD 1945.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa
yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, mencipatakan
kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saaing tinggi, dan mewujuidkan kemakmuran
rakyat yang secara adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahklan
kepada menetapnya ketahanan ekonomi melalui suatu iklim usaha yang sehat serta
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya
fungsi lingkungan hidup serta meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan
berbagai hal, yaitu antara lain:
1) Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah negara Indonesia, melaalui ekonomi
kerakyatan serta menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang berdasarkan UUD 1945.
2) Ekonomi kerakyatan harus menghinddarkan diri dari :
a). sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi yang
bermodal tinggi dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
b). sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta
mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit eekonomi di luar sektor negara.
c). pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang
merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.
3) Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam
keselarasan dan keterpaduan antara sector pertanian perindustrian serta jasa.
4) Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan
dibawah penngawasan anggota masyarakat, memotivasi dan mendorong peran seerta
masyarakat secara aktif. Keterkaitan dan kemitraan antar para pelaku dalam wadah kegiatan
ekonomi, yaitu pemerintah, badan uasaha milik negara, koperasi badan usaha swasta, dan
sector informal harus di usahakan demi mewujudkan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas
ekonomi.

16
5) Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan dengan
memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sector.
6) Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk mempertahankan
serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan
dengan memanfaatkan sumber daya nasional secra optimal serta sarana iptek yang tepat guna
dalam menghadapi setiap permasalahan, dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja
(Lemhanas, 2000).
Demikianlah ketahan ekonomi yang hakikatnya merupakan suatu kondisi kehidupan
perekonomian bangsa berlandaskan UUD 1945 dan dasar filosofi pancasila, yang
menekankan kesejahteran bersama, dan mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat
dan dinamis serta menciptakan kemandirian perekonomian nasional dengan daya saing yang
tinggi.
4. Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya
Wujud ketahanan bidang sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya
bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras,
serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
denngan kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial
budaya bangsa Indonesia dengan demikian adalah pengembangan kondis sosial budaya
dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi
manusiawinya berdasarkan pandangan hidup, filsafat hidup dan dasar nilai yang telah ada
dan dimilikinya sejak zaman dahulu kala, yang tertuang dalam filsafat negara pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang
merupakan pedoman sikap bagi setian tingkah laku setiap bangsa dan kehidupan kenegaraan
Indonesia dan sekaligus akan merupakan sumber semangat, motivasi serta jiwa bagi
akselerasi dalam setiap praktik kenegaraan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Jikalau kita tinjau kondisi bangsa indoneia pada era reformasi dewasa ini kondisi
ketahanan sosial budaya kita sangat memprihatinkan. Hal ini dapat kita lihat pada berbagai
macam peristiwa yang terjadi di seluruh wilayah tanah air tercinta ini selama reformasi. Kita
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa bangsa Indonesia dapat mengenyam
kebebasan melalui reformasi. Namun dalam kenyataannya euphoria kebebasan itu justru
berkembang kearah perpecahan bangsa, berbagai tragedi penderutaan menimpa bangsa,
komplek horizontal, serta penderitaan anak-anak bangsa semakin bertambah. Misalnya akibat
kebebasan yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya bangsa itu berbagai peristiwa
seperti tragedy komplek di Ambon, Poso, Sampit, Kalimantan Barat dan lain sebagainya
mengakibatkan penderitaan rakyat. Sampai saat ini beberapa rakyat kita hidup di kampong
pengungsian, segala harapan musnah, masa depannya tidak jelas, pekerjaan- pekerjaan dan
harta bendanya hilang dirampas oleh kelompok bangsa kita sendiri, dikejar- kejar dan
dibantai, namun pemerintah negara hanya asyik berebut kekuasaan dan mengembangkan
sentimen polotik dengan alasan pemberantasan KKN. Komnas HAM maupun kalangan LSM
sering bertindak tidak adil yaitu tidak pernah menindak pelanggaran HAM berat yang di
lakukan oleh kelompok masyarakat. Mereka hanya curiga terhadap aparat dan penguasa
negara, hukum tidak diterapkan dengan tegas, kalangan elit politik hanya berdiskusi penting
atau tidak penerapan hukum darurat namun setiap menit, setiap jam banyak nyawa dibantai
dengan tidak berperikemanusiaan.

17
Hal itu sebagai bukti pada era reformasi saat ini kita tidak memperhatikan ketahanan
bidang sosial budaya, sehingga penafsiran yang keliru akan kebebasan mengakibatkan
konflik dan dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat yang ingin menindas kelompok lainnya,
bahkan pada reformasi dewasa ini telah meledak kasus SARA, yang tatkala zaman Orde Baru
dahulu sering dikritik oleh kalangan elit politik serta LSM, namun dalam kenyataannya pada
saat reformasi dewasa ini benar-benar meledak dan terjadi. Anehnya sampai saat ini sulit
mengatasinya, dan korban terus berjatuhan.
Dalam hubungan ketahanan bidang sosial budaya harus diingat bahwa demokrasi
harus menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak hanya politik saja
melainkan juga dengan sosial, budaya, ekonomi bahkan umat beragama. Oleh karena itu,
sudah saaatnya kalangan intelektual kampus mengembangkan ketahanan nasional bukannya
untuk kekuasaan, ideology atau sekelompok penguasa atau bahkan bukan untuk reformasi
melainkan untuk kesejahteraan dan kebersamaan seluruh elemen bangsa untuk hidup aman,
tenteram, damai yang Berketuhanan Yang Maha Esa dan berkemanusiaan yang adil dan
beradab.

5. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan


a) Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiap siagaan serta upaya bela negara,
yang berii ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas
(Sishamkamrata) untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan filsafat Pancasila dan
landasan konstitusional UUD 1945.
b) Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
c) Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk
menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan demi kesinambungan pembangunan nasional
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
d) Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala
ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan
batin segenap lapisan masyarakat Indonesia.
e) Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan
pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh industry dalam negri.
f) Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan harus di
selenggarakam oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati
HAM, dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai.kelangsungan hidup dan
perkembangan hidup bangsa memerlukan dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi,
tanggap, tangguh, bertanggung jawab, rela berjuang, dan berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara di atas golongan dan pribadi.
g) Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman pada sapta
marga yang merupakan penjabaran dari asas kerohanian negara pancasila. Dalam keadaan
damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil, profesional, efektif, efisien, dan modern
bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah Siskamnas ( Sishankamrata)
yang strateginya adalah penangkalan. Sebagai kekuatan inti Kamtibnas, Polri bepedoaman
kepada Tri Brata dan Catur Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu
melaksanakan penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan penciptaan ketertiban
masyarakat.
h) Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu terus menerus ditingkatkan.

18
6. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia
Kondisi kehidupan nasional merupakan suatu pencerminan ketahanan nasional yang
mencakup aspek ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamaanan.
Kondisi ini harus ada dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan ideal pancasila dan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan nusantara. Untuk mewujudkan
keberhasilan ketahanan nasional setiap warga negara Indonesia perlu :
1) Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai
keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan
nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, gangguan dan hambatan yang
datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
2) Sadar dan peduli dan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideology, politik, ekonomi,
soaial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap warga negara Indonesia dapat
mengeliminir pengeruh tersebut.
Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa, sadar
serta peduli terhadap pengaruh yang timbul serta mengeliminir pengaruh tersebut, Ketahanan
Nasional Indonesia akan berhasil. Perwujudan Ketahanan Nasional memerlukan satu
kebijakan umum dan pengambilan kebijakan yang disebut politik dan strategi nasional (
Polstranas) (Lemhanas, 2000).
Deminkianlah letak pentingnya pengaruh aspek pertahanan dan keamanan nasional
dalam mewujudkan cita-cita nasional, terutama kearah terwujudnya masyarakat yang
berkeadilan dan berkemakmuran. Hal ini menjadi sangat penting sekali terutama pada kondisi
bangsa Indonesia yang sedang melakukan reformasi diberbagai bidang dan kondisi bangsa
yang sedang mengalami krisis multidimensional dewasa ini. Hakikat tujuan reformasi pada
akhirnya adalah perbaikan nasib bangsa agar menjadi lebih sejahtera, makmur, tenteram,
aman dan damai. Hal yang demikian ini dapat tercapai manakala pertahanan dan keamanan
dapat terwujud dengan proporsional dan memadai.

19

Anda mungkin juga menyukai