Anda di halaman 1dari 24

TUGAS SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI

MINYAK BUMI
Pentingnya sektor hulu dan hilir pada minyak bumi

DISUSUN OLEH :

Eva Dwi Anggraini


03021381621087

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah yang berjudul “Pentingnya Sektor Hulu dan Hilir Pada Minyak
Bumi” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, April 2018

Penulis

2
Daftar Isi

Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi............................................................................................................ 3
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................. 5
Bab 2 Pembahasan
2.2 Minyak Bumi ................................................................................. 6
2.2 Pembentukan Minyak Bumi ............................................................ 7
2.3 Komposisi Minyak Bumi .............................................................. 10
2.4 Fraksi – Fraksi Minyak Bumi ....................................................... 12
2.5 Pengolahan Minyak Bumi ............................................................. 14
2.6 Sektor Hulu dan Hilir Minyak Bumi ............................................. 14
2.7 Gangguan Pada Sektor Hulu ......................................................... 18
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 22
Daftar Pustaka ................................................................................................. 23

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak bumi merupakan suatu energi yang sangat penting dalam
kehidupan kita, minyak bumi sendiri sering digunakan untuk bahan baku dan
bahan baku industry kimia. Minyak bumi dan turunannya digunakan untuk ,
perlengkapan makanan ,obat – obatan, pupuk, plastic, bahan bangunan, cat,
pembangkit listirk dan lainnya.
Terdapat tiga teori yang menjalaskan asal dari minyak bumi yaitu teori
biologis, teori abiogenesis dan teori duplex. Tetapi teori duplex yang banyak
diterima masyarakat yaitu menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal
dari jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa
minyak bumi berasal dari materi hewan dan gas bumi berasal dari materi
nabati.
Sisa – sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian
ditutuplumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya
tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa – sisa jasad renik itu
menjadi minyak dan gas.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang
beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing – masing. Sifat
dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan
selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga
yang akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu minyak bumi ?
2. Apa itu sector hulu dan hilir pada minyak bumi?
3. Apa saja permasalahan pada sector hulu dan hilir?

4
4. Apa yang mempengaruhi sector hulu?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang minyak bumi mulai dari asal mula, komposisi, fkasi
dan proses pengolahannya.
2. Mengetahui apa itu sector hulu dan hilir.
3. Mengetahui penyebab terganggunya sector hulu dan hilir.
4. Melihat pengahur dari sector hulu

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Minyak Bumi

Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam


hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik
yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau
senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan
molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia,
warna, dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi


dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur
karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi
mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul
dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi
bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan
disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom
karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah
atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon,
dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom
karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai
elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu
mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai
pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah
tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi
maupun memasak.

6
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon
tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya,
dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan
alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki


satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom
hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.

2.2 Pembentukan Minyak Bumi

Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu
minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan
minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 3. teori pembentukan minyak
bumi.

2.2.1 Teori Biogenesis (Organik)

Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali


mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-
tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan
hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh sarjana lain seperti, Nem
Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan bahwa ”minyak dan
gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati berjuta-juta tahun yang
lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.” Minyak bumi
termasuk sumber daya alam yang tidak terbarukan.

Pembentukan minyak bumi dimulai dan bangkai makhluk hidup laut


kecil dan tumbuhan yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur.
Semuanya membentuk fosil. Endapan ini mendapat tekanan dan panas yang
besar. Secara alami akan berubah menjadi minyak bumi dan gas alam. Massa
jenis air lebih besar sehingga minyak bumi akan terdorong dan terapung.

7
Kemudian minyak bumi bergerak dan mencari tempat yang lebih baik untuk
berhenti dan terperangkap dalam batuan yang kedap atau kadang-kadang
merembes keluar ke permukaan bumi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa
minyak bumi juga disebut petroleum. (Petroleum berasal dan bahasa latin
petrus” artinya batuan dan “oleum” artinya minyak). Untuk rnemperoleh
minyak bumi atau petroleum dilakukan pengeboran. Pengeboran menjadi
lebih mudah dilakukan karena massa jenis minyak bumi lebih kecil daripada
air. Hal ini mengakibatkan minyak terapung di atas air.

Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya


kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi
antara atmosfer dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua
panah dengan arah yang berlawanan, di mana karbon diangkut dalam bentuk
karbon dioksida (C02). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir
berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik
darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir
melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).

Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon


dari mahluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan,
sedangkan sisanya 0.1 % senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam
sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau
dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio minyak bumi mengalami
perpindahan dan akan menumpuk di salah satu yang kemungkinan menjadi
reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di
bawah dasar laut. Karena perbedaan tekanan di bawah laut, embrio tersebut
muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang
terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.

2.2.2 Teori Abiogenesis (Anorganik)

Barth Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat


logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan
bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena. Kemudian Mendeleyev (1877)

8
mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya pengauh kerja
uap pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai
terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan besamaan
dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar fakta ditemukannya
material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir bebeapa
planet lain.

2.2.3 Teori Duplex

Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori


Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas,
menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis
organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak
bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.

Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan


Lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari
Lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan
induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi
menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di
tempat tertentu yang disebut dengan perangkap (Trap).

Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas,


dan air, (2) minyak dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama
dengan minyak bumi disebut dengan Associated Gas. Sedangkan jika gas
terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non Associated Gas. Karena
perbedaan berat jenis, maka gas selalu berada di atas, minyak di tengah, dan
air di bagian bawah. Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan
waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui (unrenewable).

9
2.3 Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi tersusun dari senyawa hidrokarbon yang berbeda-beda.


Perbedaan ini tergantung dari faktor umur, suhu pembentukan, dan cara
pembentukan. Minyak dari Indonesia mengandung banyak senyawa aromatik
seperti benzena, sedangkan minyak bumi dari Rusia mengandung banyak senyawa
sikloalkana seperti sikloheksana. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
diketahui bahwa dalam minyak bumi terdiri atas bermacam-macam senyawa
hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut sebagai berikut.

2.3.1 Alkana

Golongan alkanan yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah n-


alkana dan isoalkana. n-alkana adalah alkana jenuh berantai lurus dan tidak
bercabang, contoh n-oktana.

Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai atom C tersier
dan bercabang, contoh isooktana.

Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa hidrokarbon


tersatuasi yang mengandung rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya
terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen (H).

10
2.3.2 Sikloalkana

Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon berantai tunggal dan berbentuk


cincin. Golongan sikloalkana yang terdapat dalam minyak bumi adalah
siklopentana seperti metil siklopentana dan sikloheksana seperti etil sikloheksana.

Sikloalkana juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah senyawa


hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada
karbonnya. Naptena memiliki rumus umum CnH2n dan mempunyai ciri-ciri mirip
alkana tetapi mempunyai titik didih yang lebih tinggi.

2.3.3 Hidrokarbon Aromatik

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang tidak tersaturasi, memiliki


satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada struktur ini, atom
hidrogen berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Jika
hidrokarbon aromatik dibakar, akan menimbulkan asap hitam pekat dan beberapa
bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Senyawa hidrokarbon aromatik yang
terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa benzena, contoh etil benzena.

11
2.4 Faksi – Faksi Minyak Bumi

Minyak bumi sebagian besar tersusun atas senyawa-senyawa hidrokarbon


jenuh (alkana). Setiap jenis senyawa hidrokarbon memiliki titik didih yang
berbeda. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka titik didihnya juga semakin
besar. Perbedaan titik didih tersebut menghasilkan beberapa fraksi-fraksi minyak
bumi yang memiliki kegunaan berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan beberapa
fraksi minyak bumi beserta titik didihnya. Langsung saja kita simak yang
pertama:

1. Aspal

Titik didih: 525 °C

Aspal adalah residu minyak bumi dan didapatkan saat minyak bumi
pertama kali masuk ke dalam menara distilasi dan dipanaskan pada suhu lebih dari
500 °C. Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih dibawah 500 °C akan
menguap ke atas menara distilasi dan dipanaskan kembali. Sedangkan yang
memiliki titik didih diatas 500 °C akan terkumpul menjadi residu yang
selanjutnya dijadikan aspal. Aspal digunakan sebagai penghalus jalan.

2. Oli

Titik didih: 350-500 oC

Oli atau pelumas adalah hasil distilasi minyak bumi setelah aspal. Minyak
bumi akan dipanaskan dengan suhu antara 350 oC dan 500 oC sehingga senyawa
hidrokarbon yang memiliki titik didih dibawah 350 oC akan menguap dan yang
memiliki titik didih diatasnya akan membentuk oli. Oli digunakan sebagai
pelumas/pelicin komponen mesin kendaraan.

3. Solar

Titik didih: 270-350 oC

Solar adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 200 oC dan 350
o
C. Titik didihnya memang di antara suhu tersebut sehingga ketika dipanaskan

12
pada suhu tersebut, rantai hidrokarbon yang memiliki 8 sampai 21 atom karbon
(solar) tidak akan menguap. Solar digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.

4. Kerosin dan Avtur

Titik didih: 180-250 oC

Kerosin dan avtur adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 170
o
C dan 250 oC. Kerosin (minyak tanah) digunakan sebagai bahan bakar kompor
minyak tanah. Sedangkan avtur digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang.

5. Nafta

Titik didih: 80-170 oC

Nafta (bensin berat) adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara
70-140 oC. Nafta digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia seperti
plastik, karet sintetis, deterjen, obat, cat, serat sintetis, kosmetik, dan zat aditif
bensin.

6. Bensin

Titik didih: 70-140 oC

Bensin adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 35-75 oC.
Bensin terdiri atas isomer-isomer heptana dan oktana. Bensin digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor.

7. Petroleum Eter

Titik didih: 30-90 oC

Petroleum eter adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 30
sampai 90 derajat celcius. Ciri khas petroleum eter adalah mudah terbakar dan
harganya yang murah. Namun petroleum eter tidak terlalu membahayakan.
Petroleum eter digunakan sebagai bahan pelarut nonpolar dan sebagai pengganti
pentana.

13
8. Gas

Titik didih: (-160)-30 oC

Gas adalah hasil distilasi minyak bumi dengan suhu distilasi yang paling
rendah antara –160 sampai –40 derajat celcius. Ini dikarenakan gas sangat mudah
menguap. Gas adalah wujud gas dari LPG yang berwujud cair. Gas digunakan
sebagai bahan bakar kompor gas.

2.5 Pengolahan Minyak bumi

Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental
yang pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di
Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra
(Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan
minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:

a. Pengolahan pertama,Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat


memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan
turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan menguap dan
naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup
gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil
penyulingan bertingkat dengan proses sebagai berikut:
1. Perengkahan (cracking)
2. Ekstrasi
3. Kristalisasi
4. Pembersihan dari kontaminas

2.6 sektor hulu dan hilir minyak bumi

Dalam industri migas, ada dua kegiatan utama yang dilakukan, yaitu
kegiatan hulu dan hilir. Kegiatan usaha hulu meliputi eksplorasi dan produksi

14
sedangkan kegiatan usha hilir meliputi pengolahan, transportasi serta pemasaran
migas.

2.6.1 sektor hulu

Kegiatan hulu terdiri dari dua bagian utama, yaitu tahap explorasi dan
exploitasi. Explorasi adalah tahap awal yang bertujuan untuk menemukan sumur
minyak dan gas, dilakukan dengan cara menyelidiki daerah yang memiliki
kemungkinan mengandung minyak dan gas bumi, sedangkan exploitasi ialah
rangkaian atau proses selanjutnya setelah ditemukan ladang yang di dalamnya
mengandung minyak dan gas bumi.
Explorasi
Proses explrasi merupakan tahap dasar pada industry hulu migas yang
terdiri dari tiga bagian yaitu penyelidikan secara geologi dan penyelidikan secara
geofisika dan pemboran explorasi, berikut penjelasannya:
1. Tahap penyelidikan geologi
Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis
batuan, komposisi kimi, umur batuan, struktur penyusun lapisan
tanah dan potensi wilayah tersebut memiliki kandungan minyak
dan gas bumi. Tujuan utama dari proses ini ialah mempredeksi
apakah wilayah tersebut memiliki sumber daya alam di dalamnya.
2. Tahap geofisika
Proses ini meliputi tahap pemetaan struktur lapisan di bawah tanah
dan mencari bentuk – bentuk struktur yang kemungkinan menjadi
jebakan minyak dan gas atau sering dikenal dengan istilah trap atau
prospek. Proses ini biasanya dilakukan dengan cara survey seismic.
3. Pemboran explorasi
Tahapan ini sering juga disebut pemboran pembuktian karena pada
dasarnya tahapan ini bertujuan untuk membuktikan apakah suatu
trap yang telah diyakini pada tahap sebelumnya benar – benar
mengandung minyak dan gas bumi. Proses ini dilakukan dengan
cara melakukan pemboraan dengan kedalaman tertentu sesuai
dengan struktur di bawah tanah.

15
Exploitasi
Tahapan ini adalah rangkaian proses kedua dari kegiatan industry hulu
migas untuk menghasilkan minyak dan gas dari wilayah yang telah terbukti
mengandung sumber daya di dalamnya. Exploitasi terdiri dari beberapa bagian
yaitu tahap pemboran pengembangan dan tahap penyelidiaan sarana dan tahap
produksi, berikut penjelasannya:
1. Pemboran pengembangan
Merupakan proses pembuatan sumur lanjutan sesuai dengan
standar operasi dan melengkapi pola produksi yang diinginkan.
2. Penyediaan sarana
Tahapan ini merupakan proses penyediaan berbagai prasarana
penunjang seperti teknologi, jenis – jenis peralatan dan tempat
penampungan minyak dan gas bumi.
3. Tahap produksi
Setelah penyediaan prasarana telah sesuai dengan standar operasi
maka akan dilanjutkan tahap produksi yaitu proses pengangkatan
minyak dan gas bumi ke atas permukaan dengan menggunakan
teknologi dan alat – alat yang telah ditentukan.
Setelah minyak bumi berada di atas permukaan maka selanjutnya akan dilakukan
proses permurnian dasar dengan tujuan menghilangkan molekul – molekul padat
maupun larutan – larutan yang tidak diinginkan. Selanjutnya akan disimpan di
dalam tangki penampungan dan telah siap untuk dikirim ke unit pengolahan
selanjutnya.

2.6.2 Sektor hilir


Secara umum, bisnis hilir migas dapat diartikan sebagai proses pengolahan
minyak mentah maupun gas alam sampai pada tahap pemasaran hasil produksi,
proses ini meliputi pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga
(pemasaran). Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan masing-masing proses
tersebut:

16
1. Pengolahan
Tahapan pertama pada bisni hilir migas ialah tahap pengolahan
pada dasarnya proses pengolahan bertujuan untuk memurnikan minyak
mentah, mendapatkan bagian – bagian yang diinginkan dan
mempertinggi mutu serta nilai tambah fraksi minyak bumi maupun gas
alam. Proses pengolahan minyak mentah dilakukan pada area yang
sering disebut dengan kilang ( Refinery Unit) yang terdiri dari berbagai
macam jenis peralatana pengolahan serta teknologi di dalamnya.
Proses pengolahan akan menghasilkan berbagai jenis produk bahan
bakar maupun produk setengah jadi, berikut contohnya:
a. Produk bahan bakar terdiri dari bensin, kerosene, minyak
diesel, avtur, minyak bakar, LPG dan beberapa produk hasil
olahan lainnya.
b. Produk setengah jadi atau sering juga disebut produk anatara
adalah bahan – bahan hasil olahan yang dapat digunakan
sebagai bahan baku pada industry lain, misalnya saja industry
petrokimia. Contoh produk seperti propilena, etilena, benzene,
toluene, methanol dan sebagainya.
Peralatan utama pada proses ini yaitu kolom destilasi yang berfungsi
untuk memisahkan fraksi – fraksi minyak mentah. Kemudian proses
pemurnian yang bertujuan untuk menghilangkan komponen –
komponen yang tidak diinginkan seperti mineral, sulfur dan air,
selanjutnya proses konversi yang berfungsi untuk meningkatkan
kualitas produk hasil olahan.
2. Pengangkutan
Proses pengangkutan pada industry hilir merupakan kegiatan
pemindahan minyak bumi dan gas bumi atau hasil olahan dari wilayah
kerja baik itu pengolahan maupun dari tempat penampungan. Proses
pengangkutan biasanya menggunakan kapal atau melalui pipa trasmisi
dan distribusi. Apabila pemindahannya menggunaka pipa maka perlu
perhatian khusus seperti pemilihan jenis pipa yang sesuai dengan
karakteristik fraksi yang akan dialirkan di dalamnya.

17
4. Penyimpanan
Kegiatan penyimpanan meliputi proses penerimaan, pengumpulan
dan penampungan minyak bumi dan gas alam serta hasil olahan.
Lokasi penyimpanan untuk hasil olahan bias saja berada di bawah
tanah maupun di atas permukaan dengan menggunakan tangki
yang sesuai dengan karakteristik fraksi di dalamnya.
5. Kegiatan niaga ( pemasaran )
Kegiatan pemasaran merupakan tahap akhir pada bisnis hilir dimana terdiri
dari pembelian, penjualan, export dan impor minyak bumi dan gas bumi
serta hasil olahan lainnya. Kegiatan niaga dapat digolongkan dalam dua
bagian yaitu usaha niaga umum dan usaha niaga terbatas, berikut
penjelasannya:
a. Niaga umum ( whole sale)
Yaitu suatu kegiatan yang meliputi pembelian, penjualan, export dan
impor bahan bakar dan produk lainnya dalam skala yang besar dengan
menggunakan sarana dan fasilitas niaga yang memadai. Perusahaan
penerima memiliki hak untuk melakukan penjualan dengan
menggunakan merek tertentu.
c. Niaga terbatas ( trading)
Merupakan penjualan produk – produk niaga migas seperti minyak
bumi, bahan bakar gas maupun hasil oalahan lainnya karena kurangnya
fasilitas dan tidak memiliki izin niaga.

2.7 Permasalahan pada sector hulu dan hilir


A. Permasalahn hulu

1. Gangguan Operasi

Gangguan operasi akibat cuaca buruk yang melanda berbagai wilayah


Indonesia seringkali mengganggu proses operasi migas. Selain itu, awal tahun
2014 juga sempat terjadi insiden bocornya selang penyalur minyak mentah (hose)
yang menghubungkan alat tambat (single point mooring) dan Floating Storage
Offloading (FSO) Abherka akibat cuaca buruk yang terjadi di perairan Utara

18
Surabaya. Tapi syukurlah seluruh personel di lapangan dalam kondisi aman dan
tidak ada tumpahan minyak yang membahayakan. Ada juga masalah gangguan
keamanan yang tak terhindarkan seperti unjuk rasa, sabotase, penghentian
kegiatan operasi, ulah mafia migas maupun preman yang tak lelah beraksi atau
pun pencurian peralatan migas yang sangat merugikan. Tentu ini akan sangat
menganggu karena ketika hal ini terjadi, seluruh kegiatan industri migas harus
dihentikan sementara waktu.

SOLUSINYA :

Seluruh personel harus meningkatkan pengamanan dan pengawasan


fasilitas dan kegiatan hulu migas dari ancaman gangguan keamanan di laut;
bantuan pengamanan dan SAR (Search and Rescue); penugasan sementara
personel TNI AL dalam operasi hulu migas serta menyadarkan seluruh
masyarakat di sekitar lokasi industri agar meningkatkan rasa ‘memiliki’ terhadap
sektor ini sehingga dapat membantu mengawasi proses produksi migas agar
berjalan sesuai yang diharapkan.

2. Decline Rate

Minyak bumi diambil dengan cara mengebor lubang pada permukaan


bumi, lalu memompanya keluar. Lubang itu dikenal sebagai sumur
minyak. Secara alamiah, sumur-sumur minyak akan turun produksinya karena
energi yang mendorong minyak keluar tersebut perlahan lahan menurun.

SOLUSINYA :

Seluruh tim di industri harus bekerja keras sumur atau area yang digali
tidak makin anjlok. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa produksi migas
akan turun drastis (garis putus putus) jika tidak ada usaha untuk menahan zero
decline tersebut. Oleh karenanya, sampai kini Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih tergantung pada PT
Chevron Pacific Indonesia (CPI) dalam mempertahankan zero decline pada
produksi minyak nasional.

19
3. Sulitnya Proses Perizinan & Pembebasan Lahan

Beberapa perusahaan yang beroperasi di sektor energi masih sulit


mengembangkan energi alternatif dan eksplorasi sumber-sumber energi baru. Hal
ini dipicu oleh masalah perizinan yang masih menjadi momok bagi para
pengusaha. Mulai dari berbelit-belit hingga lamanya waktu pengurusan perizinan
kerap dikeluhkan oleh pelaku usaha. Selain itu, Ketentuan-ketentuan terbaru
pembebasan lahan seringkali mempersulit perusahaan untuk menggarap lokasi
energi baru. Belum lagi ulah beberapa pejabat daerah yang menyalahgunakan
aturan pertanahan untuk menguntungkan diri sendiri yang membuat proses
pengeboran semakin tertunda.

SOLUSINYA :

Pemerintah telah memangkas jumlah izin pengusahaan migas yang dari


300 izin hanya menjadi 70 izin sehingga sangat meringankan para pelaku usaha
migas dalam berbisnis. Selain itu, para pelaku usaha juga harus bisa bekerja sama
dengan maksimal agar lebih mudah dalam proses negosiasi, baik dengan pejabat
pemerintah maupun warga setempat.

Berbagai fakta diatas memberikan kesimpulan bahwa industri hulu migas


masih menyisakan banyak permasalahan. Melihat dari perkembangan hukum yang
ada, tentu ada kemungkinan akan muncul permasalahan-permasalahan lain di
sektor hulu migas yang layak diwaspadai. Oleh karenanya, semua pelaku usaha di
sektor hulu migas haruslah bekerja keras untuk bisa mencapai target produksi dan

20
diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang menghambat jalannya
eksplorasi dan eksploitasi operasi migas.

Sebagai masyarakat yang sudah menikmati hasil minyak dan gas di


Indonesia, kita harus menyadari sedini mungkin bahwa cadangan minyak bumi
sudah hampir habis saat ini. Padahal untuk memperbarui sumber minyak
memakan waktu sangat lama. Oleh karena itu, diharapkan kepada seluruh
masyarakat untuk membantu meminimalkan krisis energi yang kemungkinan akan
terjadi beberapa tahun ke depan. Semakin sedikit cadangan minyak tentu memicu
kenaikan harga minyak secara global.

Untuk menghemat energi, kita bisa memulai dari aktivitas di dalam rumah
kita sendiri, misalnya matikan AC, TV, Lampu dan berbagai peralatan elektronik
lainnya jika tidak diperlukan. Selain itu, mungkin kita juga bisa menghemat
minyak bumi dengan mengurangi frekuensi menggunakan kendaraan bermotor
dimana bahan bakarnya adalah BBM. Jika kita ada keperluan keluar rumah yang
jaraknya tidak jauh, manfaatkan sepeda atau berjalan kaki untuk menghemat
energi. Kegiatan Car Free Day yang akhir-akhir ini semarak diselenggarakan di
beberapa kota sangatlah bermanfaat karena secara tak langsung merupakan
kampanye dalam menghemat energi minyak bumi.

2.8 Pengaruh Cost Terhadap Sektor Hulu

Industri migas dikategorikan dalam dua kategori yaitu industri hilir migas
yang mencakup kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga,
sedangkan industry hulu migas meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.
Pengelolaan industry migas secara efisien dan transparan tentunya sangat penting
bagi pemerintah dalam rangka mengamankan pendapatan dan belanja negara.

Pembentukan tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi oleh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral pada tanggal 14 Nopember
2014, menunjukkan keinginan kuat dari pemerintah yang baru terbentuk untuk
meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan migas. Pembentukan tim ini
dimaksudkan antara lain untuk melakukan analisis mendalam mengenai proses

21
pengelolaan, perijinan proyek-proyek migas dan memberikan rekomendasi dalam
melakukan tata ulang kelembagaan yang terkait dengan pengelolaannya di
Indonesia. Analisis yang dilakukan oleh tim reformasi ini termasuk diantaranya
atas mekanisme penerapan cost recovery yang selama ini oleh masyarakat umum
dianggap merugikan negara dan oleh karena itu perlu dipertimbangkan kembali
implementasinya dalam pengelolaan sektor hulu migas di Indonesia.

Pada sector hul, meningkatnya cost recovery sangat membebani APBN


karena dianggap menyebabkan kerugian Negara. Tata kelola sector hulu erat
sekali dengan implementasi production Sharing Contract ( PSC) melalui
mekanisme cost recovery.

Tetapi di Indonesia sendiri PSC ada sedikit keganjalan karena selama ini
cadangan terbukti semakin tahun semakin berkurang berbanding terbalik dengan
Malaysia yang melakukan PSC juga. Setiap tahunnya cadangan terbukti Malaysia
semakin meningkat dan mengalahkan Indonesia. Dan seharusnya pengelolaan
industri di sector hulu harus di rancang sedemikian rupa agar dapat menarik
investor asing melakukan kegiatan migasdan guna mengedepankan kepentingan
Negara terkait ketahanan energi nasional.

22
BAB 3

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keperluan minyak bumi semakin hari semakin meningkat tetapi


berbanding terbalik denganpersediaan yang ada. Banyak sekali hal yang
memerlukan minyak bumi sebagai bahan baku contohnya perlengkapan
makanan ,obat – obatan, pupuk, plastic, bahan bangunan, cat, pembangkit
listirk dan lainnya.

Tetapi sekarang ini walaupun terbentur dengan masalah


berkurangnya minyak bumi ada juga masalah di sector hulu minyak
bumi.Pada sector hulu banyak sekali gangguan seperti gangguan operasi,
decline rate, dan sulitnya proses perizinan dan pembebasan lahan.

Sector hulu sangat berkaitan dengan cost dan dapat berkaitan juga
dengan investor. Pengelolaan industry pada sector hulu harus di rancang
sedemikian rupa sehingga dapat membuat investor dating untuk
berinvestasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sasrawan, Hedi.2013.”Minyak Bumi’


http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/06/minyak-bumi-artikel-
lengkap.html
(diakses tanggal 25 April 2018)

https://www.kompasiana.com/rianadewie/atasi-masalah-industri-hulu-migas-hemat-
minyak-bumi_552832f1f17e6115238b4588

( diakses tanggal 28 April 2018)

https://www.prosesindustri.com/2015/02/industri-hilir-migas.html

( diakses tanggal 28 April 2018)

etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92065/.../S2-2015-343721-introduction.pdf

( diakses tanggal 29 April 2018)

Zuhra, Cut Fatimah.2003.”Penyulingan dan Penggunaan Minyak Bumi”.

( diakses tanggal 25 April 2018)

24

Anda mungkin juga menyukai