Anda di halaman 1dari 2

EFEKTIVITAS KOLABORASI TENAGA KESEHATAN DI LAYANAN PRIMER

DALAM MENURUNKAN STUNTING

Abstrak

Latar Belakang: Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi
stunting di Indonesia dari 36,8% pada tahun 2007 menjadi 37,2% pada tahun 2013, artinya 1
dari 3 anak Indonesia tergolong stunting. Salah satu penyebab meningkatnya stunting adalah
kurangnya pemanfaatan pemeriksaan kehamilan rutin bagi ibu hamil yang sering disebut
sebagai Ante Natal Care (ANC). Di dalam pelayanan ANC, terdapat beberapa tenaga kesehatan
di layanan primer yang berperan yaitu dokter, bidan, perawat, tenaga gizi, dan tenaga promosi
kesehatan. Mereka berkolaborasi dalam memberikan pelayanan ANC kepada ibu hamil, selain
itu mereka juga berperan dalam memperbaiki gizi anak balita agar tercegah dari stunting.
Kolaborasi tenaga kesehatan dapat disebut juga sebagai kolaborasi interprofesional. Kolaborasi
interprofesional dipandang berpotensi sebagai strategi yang kuat untuk mencapai hasil
kesehatan yang optimal
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kolaborasi tenaga kesehatan di
layanan primer yaitu di Puskesmas Gandus dalam menurunkan stunting berdasarkan 7 aspek
yang ada yaitu koordinasi, kooperatif, komunikasi, rasa saling percaya dan menghargai,
asertivitas, otonomi, dan tanggung jawab.
Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Data primer yang didapatkan dari penelitian ini didapatkan dari metode
observasional, wawancara mendalam, dan focus group discussion (FGD).
Hasil: dari hasil penelitian didapatkan beberapa hasil dari beberapa hasil dari beberapa aspek.
Pada aspek koordinasi, semua informan mengetahui perannya dan peran anggota tim masing-
masing, menghargai peran anggotanya, dan memahami keterbatasan kemampuan yang
dimiliki. Pada aspek kooperatif, semua informan saling berbagi informasi dan pengetahuan
mengenai pasien dan saling membantu anggota dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pada
aspek komunikasi, semua informan saling berkomunikasi dalam memberikan informasi
mengenai suatu masalah namun komunikasi ini tidak dilaksanakan secara berkelanjutan,
sehingga masih terdapat anggota tim yang tidak mengetahui pelaksanaan suatu kegiatan
pelayanan kesehatan. Pada aspek saling percaya dan menghargai, semua informan memercayai
anggotanya yang didasari dengan pengalaman mereka bekerja dengan anggota timnya serta
adanya surat tanda registrasi dan surat izin praktik. Semua informan juga saling menghargai
anggotanya yang ditunjukkan dengan sikap menghargai pendapat anggotanya dengan cara
mendengarkan pendapat anggotanya. Pada aspek asertivitas ditunjukkan dengan sikap
menanggapi perbedaan pendapat dalam segi positif dan memiliki kebebasan dalam
mengeluarkan pendapatnya. Pada aspek otonomi ditunjukkan dengan informan mengambil
keputusan dan tindakannya sesuai kompetensinya secara mandiri. Namun pada aspek tanggung
jawab masih dilimpahkan kepada salah satu anggota tim.
Kesimpulan: Kolaborasi tenaga kesehatan di Puskesmas Gandus dalam menurunkan stunting
telah efektif dalam aspek koordinasi, kooperatif, saling percaya dan menghargai, asertivitas,
dan otonomi. Namun kolaborasi ini belum efektif pada aspek komunikasi dan tanggung jawab
antartenaga kesehatan dalam berkolaborasi untuk menurunkan stunting.
Kata kunci: efektivitas, kolaborasi, tenaga kesehatan, stunting, layanan primer

Anda mungkin juga menyukai