Anda di halaman 1dari 9

BLOK MEDIKOLEGAL PBL 2

Tutor : Freggy Spicano Joprang, dr., M.Biomed

Kelompok PBL 7 :
1. Gabriela Stephanie Putri 2012.060.067
2. Betharia Susi 2012.079.070
3. Audrey Amily 2012.060.071
4. Irvin Marcel 2012.060.088
5. Wilson Julian 2012.060.143
6. Florence Audina 2012.060.146
7. Christianti 2012.060.165
8. Stefanie Louissa 2012.060.166
9. Jonathan 2012.060.176
10. Alfredo Bambang 2012.060.193
11. Yustinus Harianto 2012.060.195
12. Maria Gracia Devita W. 2012.060.196
13. Sally Sudjono 2012.060.210

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Abortus provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai
aborsi (pengguguran kandungan). Maraknya aborsi dapat diketahui
dari berita disurat kabar atau media informasi lainnya, namun sejauh
ini yang diproses sampai ke tingkat Pengadilan masih sedikit sekali,
berbanding terbalik dengan kasus-kasus pengguguran kandungan yang
banyak ditemukan di masyarakat.
Hal tersebut disebabkan karena sulitnya para penegak hukum
dalam mengumpulkan bukti-bukti yang dapat menyeret pelaku ke meja
hijau. Kenyataannya seperti ini dapat dipahami, karena aborsi tidak
memberikan dampak nyata sebagaimana tindak pidana pembunuhan
yang secara nyata dapat diketahui akibatnya. Aborsi baik secara proses
dan hasilnya lebih bersifat pribadi sehingga sangat sulit untuk
diungkap.

II. Skenario

Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah


rumah sakit tipe B. Seorang polisi membawa sebuah botol ukuran 2
liter yang disebutnya sebagai botol dari alat suction curret milik
seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahwa dokter tersebut
disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang illegal dan di
dalam botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil
sunction. Polisi menerangkan dalam surat permintaannya, bahwa darah
dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang saat ini
sedang diperiksakan ke Bagian Kebidanan di rumah sakit anda.
Penyidik membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang dapat
menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran kandungan dan
apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di
kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh
dokter tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut penting agar dapat
dilanjutkan ke proses hukum terhadap dokter tersebut.
Anda tahu bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan
dokter kebidanan yang memeriksa perempuan – perempuan di atas,
agar pemeriksaan medis dapat memberi manfaat yang sebesar –
besarnya bagi penyidikan di penegakan hukum.
BAB II
HASIL DISKUSI

Step 1 : Clarify unfamiliar terms


1. -

Step 2 : Define the problems


1. Apa sajakah diagnosis dari pengguguran ?
2. Apakah indikasi dari dilakukannya pengguguran ?
3. Bagaimana mengetahui jaringan tersebut adalah jaringan dari ibu ?
4. Dasar hukum apakah yang diberikan oleh dokter yang melakukan
pengguguran ?
5. Komunikasi seperti apa yang harus dilakukan dokter kebidanan ?
6. Prosedur apa yang dilakukan untuk memeriksa pasien tersebut ?
7. Apakah yang bisa ditemukan dari hasil suction tersebut ?
8. Apakah ibu yang melakukan pengguguran bersalah dan apakah dasar
hukumnya ?

Pengelompokan masalah

1. Apa sajakah diagnosis dari pengguguran ?


2. Apakah indikasi dari dilakukannya pengguguran ?
3. Bagaimana mengetahui jaringan tersebut berasal dari ibu dan apa sajakah yang
dapat ditemukan dari hasil pemeriksaan tersebut ?
4. Bagaimanakah dasar hukum untuk dokter ?
5. Bagaimana laporan hasil pemeriksaan dokter forensic mengenai kasus
pengguguran tersebut ?
6. Bagaimanakah prosedur dan komunikasi yang dilakukan antara dokter
forensik dengan dokter bidan yang menangani masalah tersebut ?

Step 3 : Brainstorm
1. Diagnosis dari pengguguran :
a. Abortus dibagi menjadi
i. Abortus spontan yang disebabkan oleh penyakit
ii. Abortus provokatus yang menggunakan upaya / usaha untuk
melakukan pengguguran tersebut
b. Klasifikasi :
i. Inkomplete : sebagian jaringan keluar, nyeri, OUE terbuka
ii. Insipiens : ada nyeri dan perdarahan, OUE terbuka
iii. Komplete : seluruh jaringan sudah keluar, tidak ada nyeri,OUE
tertutup
iv. Iminens : nyeri sedikit, OUE tertutup dan ada bercak darah
sedikit
2. Indikasi dilakukannya pengguguran
a. Kehamilan yang mengancam nyawa
b. Penyakit genetik atau penyakit yang pada waktu hidup akan
menyulitkan si anak
c. Korban perkosaan ( terdapat batasan minimal usia kandungan )
3. Cara mengetahui jaringan tersebut berasal dari ibu dan yang ditemukan pada
pemeriksaan tersebut :
a. Mengecek apakah jaringan tersebut jaringan manusia atau bukan
b. Dilakukan pemeriksaan genetik ibu dan jaringan tersebut
c. Menemukan adanya sinsitiotrofoblas
d. Mengecek hormone HCG
4. Dasar hukum untuk dokter :
a. Pembunuhan biasa hukumannya berat untuk dokter sedangkan
hukuman untuk ibu lebih ringan.
5. Laporan hasil pemeriksaan
a. Janin yang sudah dikeluarkan dilakukan visum
b. Pada ibu dilakukan pemeriksaan hormone HCG dan dilakukan visum
klinis
6. -

Step 4 : Skema
Dokter suspek Diagnosis & indikasi
pengguguran Lab untuk
Laporan polisi pengguguran, hasil
kandungan pembuktian
temuan jaringan

Barang bukti
pengguguran

Dasar hukum Prosedur dan


Laporan hasil untuk dokter komunikasi yang
pelaku dilakukan

Step 5 : Define/formulating learning objectives


1. Apa sajakah diagnosis dari pengguguran ?
2. Apakah indikasi dari dilakukannya pengguguran ?
3. Bagaimana mengetahui jaringan tersebut berasal dari ibu dan apa sajakah yang
dapat ditemukan dari hasil pemeriksaan tersebut ?
4. Bagaimanakah dasar hukum untuk dokter ?
5. Bagaimana laporan hasil pemeriksaan dokter forensik mengenai kasus
pengguguran tersebut ?

Step 6 : Self studying

Step 7 : Share the results of information gathering and private study


1. Diagnosis dari pengguguran
a. Pengguguran merupakan menghentikan kehamilan atau mematikan
janin sebelum waktu kelahiran tanpa melihat usia dari kandungan
b. Abortus dibagi menjadi
i. Abortus spontan : disebabkan oleh penyakit
ii. Abortus provokatus : memerlukan usaha untuk melakukan
abortus, dibagi menjadi : abortus terapeutikus dan abortus
kriminalis
2. Indikasi dari abortus
a. Pasal 346 KUHP
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
b. UU No 36 pasal 75 tahun 2009
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi
(2) Larangan sebagaimana dimaksud paya ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan :
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan / atau janin, yang
menderita penyakit genetik berat dan / atau cacat bawaan, maupun
yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup
di luar kandungan
b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban perkosaan
3. Cara mengetahui jaringan tersebut berasal dari ibu adalah dengan melakukan
pemeriksaan darah, pemeriksaan yang dilakukan pertama kali adalah
memastikan kalau darah tersebut milik manusia, setelah itu dilakukan
pemeriksaan golongan darah apakah jaringan tersebut sesuai dengan ibu yang
sedang dilakukan pemeriksaan juga. Selain itu dilakukan pemeriksaan
mikroskop dengan ditemukannya sel trofoblas dan sel PMN.
4. Dasar Hukum untuk dokter
a. Pasal 347 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wantia tanpa pesetujuannya, diancam pidana
penjara paling lama dua belas tahun
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinta wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun
b. Pasal 348 KUHP
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya seorang wanita dengan izin wanita itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun
c. Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau ahli obat – obatan membantu
melakukan kejahatan yang tersebut dalam pasal 346 ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal – pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat
dicabut haknya untuk menjalankan pekerjannya dalam mana kejahatan
itu dilakukan.
5. Laporan hasil pemeriksaan
a. Pada ibu hidup dilihat adanya tanda kehamilan, kekerasan, luka capit,
usaha penghentian kehamilan, luka jarum
b. Pada ibu yang meninggal cek toksikologi, cek uterus ( pembesaran,
perforasi ), cek genitalia eksterna, cek komplikasi
c. Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan mikroskopis, darah, DNA
BAB 3
KESIMPULAN

Kesimpulan
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus
provokatus. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis dan
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Abortus provokatus adalah abortus yang
terjadi akibat tindakan atau disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat-alat. Abortus provokatus dibagi menjadi abortus provokatus terapeutik yang
dilakukan dengan alasan medis dan abortus provokatus criminalis yaitu abortus yang
dilakukan tanpa alasan medis dan dilarang oleh hukum.

Anda mungkin juga menyukai