2. Etiologi : a. Sebagian besar idiopatik, namun bbrp hal yg dianggap sbg penyebabnya : radiasi, benzene, kemoterapi, hipersensitivitas, virus ebstein barr. b. Dpt terjadi pd kehamilan ( meski jarang ) tp sembuhs sendiri setelah terjadi persalinan dan aborsi c. Dpt bersifat kongenital fanconi 3. Epidemiologi : a. Jarang ditemukan b. Insiden 2- 6 kasus per 1 jt penduduk per tahun c. Umumnya usia 15 – 25 tahun, puncak insiden ke2 terjadi setelah usia 60 tahun 4. Manifestasi klinis : a. Kelelahan, dyspnea, jantung berdebar, pucat, keluhan pusing, perdarahan (kulit, gusi, retina, hidung, saluran cerna, vagina), badan lemah, penglihatan kabur, telinga berdengig 5. Diagnosis : a. Ditegakkan dgn temuan pansitopenia pd pemeriksaan darah tepid an hiposelularitas pd biopsy sumsum tulang i. Darah tepi : ditemukan anemia normositik normokrom, kadang ditemukan makrositosis, anisositosis, poikilositosis, retikulosit rendah atau normal ii. LED : selalu meningkat ( 89% kasus memiliki LED >10 mm/jam dlm jam pertama iii. Faal hemostasis : waktu perdarahan memanjang ( krn trombositopenia ) iv. Sumsum tulang : gambaran hiposeluler, kepadatan sumsum tulang <25%, byk terisi oleh lemak 6. Diagnosis banding a. Sindrom mielodisplasia hiposeluler i. Anemia aplastic : sel CD34+ menurun ( umumnya kurang lebih 0,3 % ) , pemeriksaan sitogenetik menunjukkan kromosom norma ii. Sindrom mielodisplasia hiposeluler : sel CD34+ normal ( 0.5 – 1% ) atau meningkat 7. Tata laksana a. DEFINITIF transplantasi sumsum tulang (TST) i. Pasien usia muda umumnya mentoleransi TST lbh baik ii. Pasien usia > 2o thn dgn hitung neutrophil 200- 500/mm3 lbh mendapat manfaat dgn imunosupresif drpdTST iii. Pasien dgn hitung neutrofil sgt rendah lbh baik mendapatkan TST mengingat neutropenia pd pasien yg mendapat terapi imunosupresi baru akan membaik setelah kurang lebih 6 bulan b. SUPORTIF i. Apabila ada keluhan akibat anemia beri transfuse PRC hingga kadar Hb 7-8 gr/dl ii. Terapi imunosupresi : anti- thymocyte globulin 20 mg/kgbb/hari selama 4 hari iii. Atasi infeksi dgn pemberian antibiotic iv. Untuk merangsang produksi eritropoietin dan sel – sel induk sumsum tulang : steroid anabolic c. Komplikasi : infeksi berat, perdarahan, gagal jantung pd anemia berat d. Prognosis : pd umumnya pasien meninggal akibat infeksi, perdarahan, atau komplikasi transfuse darah