OLEH
LILIAN RAHMA ANANDA
201410330311014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
LILIAN RAHMA ANANDA
201410330311014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
i
USULAN PENELITIAN
Oleh :
Lilian Rahma Ananda
201410330311014
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
NIP. NIP.
Mengetahui,
iii
HALAMAN PENGESAHAN ORISINALITAS
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
NIM : 201410330311014
TTD :
iv
LEMBAR PENGUJI
Tim Penguji
, Ketua
, Anggota
, Anggota
, Anggota
v
KATA PENGANTAR
Penulis
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Wata’ala, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan shalawat kepada
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat Islam ke jalan yang
strain wistar) Dengan Perlakuan Aloksan)” merupakan salah satu syarat untuk
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rasa penuh hormat,
Akhir kata, semoga segala amal kebaikan dari segala pihak dalam
membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini diberi balasan oleh Allah
SWT. Aamiin.
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM..................................................................................................i
USULAN PENELITIAN.......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PENELITIAN.......................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ORISINILITAS..................................................iv
LEMBAR PENGUJI..............................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................6
1.3.1. Tujuan umum........................................................................................6
1.3.2. Tujuan khusus.......................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................7
1.4.1. Bagi akademis........................................................................................7
1.4.2. Bagi klinis..............................................................................................7
1.4.3. Bagi masyarakat....................................................................................7
viii
2.3. Tikus Putih.....................................................................................................36
2.3.1. Taksonomi tikus putih......................................................................373
2.3.2. Tikus percobaan................................................................................373
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetes Melitus
NO : Nitrit Oxide
GH : Growth Hormone
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
yang ditandai adanya perubahan dari mortalitas dan morbiditas yang disebabkan
disease) menjadi penyakit yang sifatnya kronis atau tidak menular (non
penyakit yang muncul akibat kemunduran fungsi sel tubuh. Lebih dari dua pertiga
insulin atau kedua-duanya. Gangguan insulin atau resistensi insulin terjadi pada
pankreas terpacu terus dan mengalami kelelahan dan tidak mampu lagi
mengeluarkan insulin yang cukup untuk mengatasi resitensi insulin maka glukosa
1
2
108 juta orang pada tahun 1980 menjadi 422 juta orang pada tahun 2014.
penyebab utama 7 kematian pada tahun 2030 (WHO, 2016). Indonesia merupakan
insulin untuk memenuhi kekurangan insulin dalam tubuh, selain itu karena
pengobatan diabetes merupakan pengobatan jangka panjang jika dilihat dari segi
biayanya yaitu harganya yang relatif murah dan mudah diperoleh, namun semakin
efektifnya obat golongan sulfonilurea maka akan memiliki beberapa efek samping
yang lebih banyak juga yaitu reaksi alergi, mual, muntah, diare, gangguan
susunan saraf pusat, gangguan mata, gejala hematologik seperti agranulosit dan
mencoba mencari alternatif lain pada obat tradisional dengan efek samping
bahan kimia karena obat tradisional menggunakan bahan alami langsung dari
2
untuk terapi diabetes salah satunya adalah tanaman tebu (Saccharum officinarum
Linn) yang merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis dan sub
tropis dan dibudidayakan secara intensif di daerah dengan iklim tropis seperti di
Maluku, dan sepanjang sungai digul, Irian Jaya. Tanaman ini dikenal oleh
masyarakat Indonesia sebagai bahan baku untuk pembuatan gula, selain itu dapat
dikonsumsi langsung nira tebunya sebagai buah dan dapat disajikan sebagai
dasar tebu dapat memicu terjadinya penyakit diabetes melitus, namun yang
menjadi perhatian didapatkan informasi dari masyarakat bahwa nira tebu murni
mengontrol kadar gula darah, menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes melitus dan diharapkan dapat menjadi tanaman herbal yang dapat
kandungan tinggi senyawa fitokimia asam fenol dan flavon yang terdiri atas
apigenin, luteolin , and tricin. Flavonoid dan asam fenol memiliki kemampuan
untuk mengikat logam kelat dan radikal bebas pada tubuh sebagai perlindungan
dikatakan bahwa mengkonsumsi makanan kaya flavonoid dan asam fenol dapat
senyawa fitokimia tersebut juga dapat sebagai zat antidiabetic dengan kandungan
antioksidan yang tinggi, namun belum banyak literatur yang meneliti tentang
2
efektivitas kandungan asam fenol dan flavon pada tanaman tebu untuk
(Model Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar) Dengan Perlakuan Aloksan
per injeksi yang diharapkan bisa menjadi alternatif pemilihan pengobatan secara
alami. Dan jika minuman sari tebu murni tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penatalaksanaan, diharapkan minuman sari tebu dalam dosis yang lebih
tinggi disbandingkan dosis obat antidiabet dapat menjadi terapi adjuvant yang
diabetes melitus pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi perlakuan
diabetes pada tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar) yang diberi perlakuan
linn) terhadap kadar gula darah tikus putih (rattus novergicus strain wistar) yang
komprehensif.
yang diberikan dengan OAD (glibenklamid) terhadap kadar gula darah tikus putih
penelitian lanjutan tentang efek minuman sari tebu terhadap kadar gula darah.
2 Dapat digunakan sebagai dasar penelitian pemberian minuman sari tebu pada
komplikasi.
minuman sari tebu (Saccharum officinarum Linn) terhadap kadar gula darah.
keterampilan sesuai bidang ilmu yang ditekuni terutama untuk dokter keluarga
diabetes melitus.
(Saccharum officinarum Linn) yang dapat digunakan sebagai terapi herbal pilihan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Perkeni, 2011). DM ditandai
dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) dan gangguan
2.1.2. Epidemiologi
108 juta orang pada tahun 1980 menjadi 422 juta orang pada tahun 2014.
rendah menengah dan diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal,
serangan jantung, stroke dan amputasi ekstremitas bawah. Pada tahun 2012,
sekitar 1,5 juta kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes dan 2,2 juta
kematian yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi. Hampir setengah
dari semua kematian disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi terjadi
penyebab utama 7 kematian pada tahun 2030 (WHO, 2016). Indonesia merupakan
salah satu dari 21 negara dalam cakupan teritorial di wilayah International
Diabetic Federation Western Pasific (IDF WP). Terdapat (1000s) 10,021.4 kasus
diabetes di Indonesia pada orang dewasa usia 20-79 tahun. Sedangkan jumlah
kasus diabetes pada orang dewasa yang tidak terdiagnosis (1000s) tercatat
5,286.2. Jumlah kematian pada orang dewasa akibat diabetes 184.985 orang.
Prevalensi diabetes pada orang dewasa usia 20-79 tahun mecapai 6,2 %. Banyak
2.1.3. Klasifikasi
sebagai berikut :
a) DM tipe 1
2) Idiopatik
b) DM tipe 2
insulin.
c) DM tipe lain
dan lainnya.
lainnya.
d) Diabetes Kehamilan
2.1.4. Patofisiologi
cukup untuk mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi.
Peningkatan kadar gula darah akan menyumbat seluruh system energy dan tubuh
yang mengandung kadar gula yang tinggi, kadar gula dalam darah juga akan cepat
karena sel-sel pancreas telah dirusak oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap dalam darah dan
cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan,
keadaan ini disebut diuresis osmotic. Pasien akan mengalami peningkatan dalam
khusus pada permikaan sel, dan akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi
bahan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis diabetic tidak terjadi pada DM tipe 2.
bersifat ringan dan tanpa mencakup kelelahan, iritabilitas, polyuria, polidipsi, luka
pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan kabur (Brunner &
Suddarth).
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino
yang dihubungkan oelh jembatan disulfide. Hormon ini dihasilkan oleh sel β
pancreas yang kurang lebih menempati 60-80% pulau Langerhans. Ada beberapa
rangsangan pada sek β pancreas maka proses yang pertama terjadi adalah usaha
Glukosa transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam
berbagai sel yang berperan dalam metabolisme glukosa dan fungsinya adalah
sebagai kendaraan untuk mengangkut glukosa dari luar ke dalam sel. Terdata
terdapat pada otak, ginjal, kolon, dan eritrosit. GLUT2 terdapat pada sel hati,
pancreas, usus halus dan ginjal. GLUT3 terdapat pada sel otak, ginjal dan
plasenta. GLUT4 terletak pada jaringan adipose, otot jantung dan otot rangka.
GLUT5 bertanggung jawab terhadap absorbs glukosa pada usus halus (Guyton &
Hall, 2014).
glukosa dari darah ke dalam sel. Proses ini penting karena untuk selanjutnya
glukosa akan dipecah menjadi energy (ATP), ATP yang terbentuk akan digunakan
untuk mengaktifkan penutupan K+ channel yang terdapat pada membrane sel yang
depolarisasi sel, proses ini akan diikuti dengan pembukaan Ca 2+ channel yang
akan menyebabkan terjadinya influx ion Ca2+ kedalam sel yang dibutuhkan untuk
tubuh normal oleh sel-sel β pancreas. Insulin yang dihasilkan berfungsi untuk
meregulasi glukosa darah agar selalu berada pada batas fisiologis, baik saat
mendapatkan beban maupun saat puasa. Sekresi insulin terdapat dalam dua fase,
fase 1 (acute insulin secretion respone) adalah sekresi insulin yang terjadi segera
setelah adanya rangsangan dari sel β, muncul cepat dan berakhir cepat. Fase ini
digunakan untuk menjaga kadar gula darah yang meningkat postpandrial. Setelah
terjadinya fase 1, maka akan terjadi fase 2 (sustained phase, latent phase), dimana
insulin kembali meningkat seecara perlahan dalam waktu yang relative lebih
(GLP-1). Sekresi GIP terutama distimulasi oleh lemak dan glukosa, GIP
proliferasi sel β pancreas serta berperan sebagai sel β mitogenik dan factor anti
juga dapat meningkatkan jumlah sel β pancreas dengan cara induksi neogenesis
Target organ utama insulin dalam mengatur kadar glukosa adalah hepar,
otot dan adipose. Insulin masuk ke reseptor α diluar sel kemudian menuju ke
ke dinding sel sehingga glukosa plasma dapat masuk ke dalam sel yang akan
2.1.5. Diagnosis
dengan bahan darah plasma vena, sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil
klasik ditemukan pada pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl sudah cukup
yang lebih mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien, sehingga pemeriksaan
ini dianjurkan untuk diagnosis DM. Ketiga, dengan TTGO. Meskipun TTGO
dengan beban 75 gram, glukosa lebih sensitive dan spesifik disbanding dengan
satunya adalah tikus. Beberapa metode yang digunakan untuk menjadikan tikus
atau biasa dikenal dengan “Pankreatektomi” metode ini sangat efektif namun
patologi yang dihasilkan tidak secara kuat mencerminkan kondisi patologi pada
sebagai penghasil insulin, selain itu aloksan mampu diserap secara cepat oleh sel
β pankreas sehingga induksi bisa terjadi dalam waktu singkat (Rohilla et Ali,
pembentukan oksigen reaktif diawali dengan proses reduksi aloksan dalam sel β
mengandung gugus SH, glutation tereduksi (GSH), sistein dan senyawa sulfhidril
peroksidase. Salah satu target dari oksigen reaktif adalah DNA pulau langerhans
terlibat dalam DNA repair. (Rohilla et Ali, 2012). Mekanisme lain yang telah
intraseluler yang dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium bebas sitolik pada
sel β pankreas yang diikuti oleh influks kalsium dari cairan ekstraseluler,
mobilisasi kalsium dari simpanan secara berlebihan dan eliminasi yang terbatas
membuka kanal kalsium masuk kedalam sel, kondisi ini menyebabkan konsentrasi
sensitivitas insulin perifer dalam waktu singkat (Nugroho, 2006). Secara rinci
dan akan merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin
konsumsi air, asupan makan, urin, glukosa darah dan kadar hemoglobin terglikasi.
Tikus dengan induksi aloksan juga memperlihatkan peningkatan profil lipid yaitu
bulan kemudian akan berakibat pada gangguan neuropati autonomi pada nervus
Herichova, 2011).
2.1.8. Glibenklamid
potensi hipoglikemik lebih besar, antara lain gliburid atau glibenklamid, glipizide,
ion Ca2+ akan masuk ke dalam sel β pancreas untuk mensekresikan insulin di
obat akan bersih dari serum sesudah 36 jam (Soegondo 2004). Masa paruh dari
Oleh karena itu, glibenklamid cukup diberikan satu kali sehari dengan dosis
2.2.1. Taksonomi
officinarum. Di daerah Jawa Barat disebut Tiwu, di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Saccharum
Minuman Sari Tebu dikenal sebagai minuman yang sangat baik bagi tubuh
karena kandungan gizinya yang sangat tepat yaitu kaya akan vitamin dan mineral,
macam-macam vitamin nya yaitu riboflavin, asam pantotenat dan niasin yang
Fitokimia yang terkandung pada minuman sari tebu adalah flavonoid dan asam
fenol. Flavonoid pada minuman sari tebu adalah jenis flavon yaitu luteolin,
apigenin dan tricin, sedangkan asam fenol yang terkandung pada minuman sari
tebu adalah asam klorogenat, asam sinamat, asam hydrosinamat, asam sinapic dan
asam caffeic (Singh et al, 2015). Dari fitokimia diatas yang memiliki mekanisme
sebagai antidiabetes adalah luteolin, apigenin, asam klorogenat dan asam caffeic
Luteolin adalah anggota dari flavon, tipe dari flavonoid yang mempunyai
2.2.2.2. Apigenin
Apigenin adalah anggota dari flavon, tipe dari flavonoid yang mempunyai
dengan sel stelata pada pankreas yang merupakan ekspresi mRNA yang dapat
pankreas untuk menghasilkan insulin kembali melalui sinyal jalur stress oksidatif
(Vinayagama et Xu, 2015). Selain itu, Apegenin merupakan antioksidan kuat yang
2010).
terkandung dalam berbagai makanan salah satunya adalah minuman sari tebu.
Asam klorogenat merupakan ester yang terbentuk dari asam sinamat dan asam
aktivasi AMP protein kinase merupakan master sensor dan regulasi keseimbangan
energi di sel otot. Aktivasi AMPK membuat GLUT-4 berpindah dari membran
glucosidase sehingga glukosa darah puasa dan HBA1c menurun, aksi selanjutnya
menaikkan sintesis asam lemak dan kolesterol serta regulasi PPAR-ꭤ (Peroxisome
klirens lipid. Selain itu, asam klorogenat memiliki antioksidan yang dapat
kandungan fitokimia yang terdapat pada kebanyakan tumbuhan. Asam caffeic ini
sedikit larut dalam air dingin dan sangat larut dalam air panas dan ethanol. Cis dan
trans merupakan bentuk alami dari asam caffeic yang ada dalam tumbuhan. Asam
merupakan antioksidan kuat yang dapat menurunkan produksi radikal bebas dab
Kalsium
3,29 g
Zat Besi 2%
*Persen AKG berdasarkan kebutuhan energy 2000 kkal.
Kebutuhan energy anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah
Tabel 2.1 Nilai Gizi Minuman sari Tebu dalam kemasan
(Pabrik Tebu Krebet Baru Malang, 2016)
termasuk hama terhadap tanaman petani. Selain menjadi hama yang merugikan,
yang berbahaya, hewan ini dapat menularkanpenyakit seperti wabah pes dan
leptospirosis. Hewan ini, hidup bergerombol dalam sebuah lubang. Satu gerombol
dapat mencapai 200 ekor. Di alam tikus ini dijumpai di perkebunan kelapa,
selokan dan padang rumput. Tikus ini mempunyai indera pembau yang sangat
tajam.Tikus yang paling terkenal ialah tikus berwarna coklat, yang menjadi hama
pada usaha-usaha pertanian dan pangan yang disimpan di gudang. Tikus albino
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Odontoceti
Familia : Muridae
Genus : Rattus
ada tiga macam galur yaitu Sprague Dawley, Long Evans dan Wistar. Tikus putih
mencit, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak. Tikus putih juga memiliki
ciri-ciri morfologis seperti albino, kepala kecil, dan ekor yang lebih panjang
Nomer kromosom 42
Lama hidup (tahun) 2–3
Defekasi (g/hari) 9 – 13
Darah 5–7
Otak 1
Jantung 0,5
Hepar 3
Paru-paru 1
Ovarium 0,05
Lien 0,2
Testis 0,5
Thymus 0,07
Thyroid 0,005
Aloksan
Glibenklamid
Merangsang
produksi granula
Merusak sel β insulin
pankreas
Produksi sel
insulin Merangsang
menurun sekresi insulin
Minuman Sari Tebu
Penatalaksanaan Komprehensif :
Hiperglikemia 1. Promosi
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
Diabetes Melitus
cara meningkatkan permeabilitas sel dan terbentuknya radikal bebas yang akan
produksi insulin yang menurun. Hal tersebut mengakibatkan tikus putih menderita
pemberian minuman sari tebu, glibenklamid serta minuman sari tebu kombinasi
membuka kanal Ca sehingga ion Ca2+ akan masuk sel β pankreas dan akan
merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan
(hydroxycinnamic acid, sinapic acid, dan caffeic acid) dan flavon (apigenin,
luteolin, and tricin). Zat-zat antioksidan tersebut secara garis besar bekerja
dengan cara mensupresi, menghambat dan membersihkan radikal bebas yang ada
dalam tubuh dapat digunakan sebagai antidiabetes. Asam fenol (AMPK, GLUT4,
6-Pase) ekspresi, dan peningkatan ambilan glukosa otot rangka dan lipid profil.
sekresi insulin dengan cara menekan penurunan MafA terutama melalui jalur
Dengan demikian, minuman sari tebu dapat digunakan sebagai salah satu
upaya promosi kesehatan tentang manfaat meminum minuman sari tebu, Preventif
BAB 4
METODE PENELITIAN
Malang dan Pabrik Tebu X di Kabupaten Malang, Jawa Timur untuk memperoleh
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
berusia 2-3 bulan dengan berat 200-250 gram, dengan kondisi sehat yang ditandai
eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa
tikus tiap kelompok. Total tikus yang digunakan yaitu 72 tikus. Tiap kelompok
d. Tikus dalam keadaan sehat, ditandai dengan gerakannya yang aktif, bulu
c. Tikus yang cacat (kaki kurang dari 4 atau lebih dari empat, ekor pendek atau
a. Tikus yang sakit (Gerakan tidak aktif, Penampakan rambut kusam, rontok
atau botak dan aktivitas tidak aktif, keluarnya eksudat yang tidak normal).
b. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% setelah masa adaptasi di
laboratorium.
4.5.2. Bahan
Minuman sari tebu murni diperoleh dari pabrik gula X yang berada di
kabupaten Malang, Jawa timur yang berada dalam kemasan 120 g. Dosis yang
lemongrass memiliki kandungan flavonoid dan asam fenol sama seperti pada
dan signifikan terhadap penurunan profil lipid pada Tikus putih yang di induksi
g/hari, kemudian dikonversi berdasarkan rumus paget dan barners, yaitu dosis
untuk setiap 200 gram berat badan tikus setara dengan 0,018 x dosis manusia dan
dapat larut dalam air. Untuk itu, glbenklamid diberikan dalam suspesi hewan coba
2013).
1) Lima puluh lima ekor tikus diadaptasikan dengan lingkungan baru selama 7
control negative hanya diberi pakan standart, sedangkan kelompok X0, X1,
secara i.p diberi pakan standar BR-1 sebanyak 15 g/hari serta minum ad
secara i.p diberi pakan standar BR-1 sebanyak 15 g/hari serta minum ad
secara i.p diberi pakan standar BR-1 sebanyal 15 g/hari, minum ad libitum
dan minuman sari tebu secara sonde sesuai dengan dosis 1,5ml/100grBB
selama 28 hari.
7) Kelompok X3 yang diinduksi dengan aloksan monohydrate 150 mg/kgbb
secara i.p diberi pakan standar BR-1 sebanyak 15g/hari, minum ad libitum
dan obat anti diabetes (glibenklamid) dengan dosis 0,9 mg/200grBB selama
28 hari
8) Kelompok X4 yang diinduksi dengan aloksan monohydrate 150 mg/kgbb
secara i.p diberi pakan standar BR-1 sebanyak 15g/hari, minum ad libitum,
minuman sari tebu dan obat antidiabetes sesuai dosis yang telah ditetapkan
selama 28 hari
9) Setelah 28 hari perlakuan, semua tikus dipuasakan selama 18 jam diambil
sampel darahnya sebanyak 3ml per tikus dan diukur untuk penentuan kadar
glukosa darah.
4.6.5. Adaptasi
Proses adaptasi hewan coba dalam kandang selama 7 hari dengan tujuan
agar tikus menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Selama adaptasi
tikus diberikan pakan standar BR-1 yang mengandung air 12%, protein kasar 20-
51
a. Proses anastesi
dengan tidak adanya respon nyeri, kemudian diletakkan pada meja paraffin dan
b. Proses pembedahan
gunting dari abdomen hingga setinggi leher, kemudian faring dipegang dan
diiris menggunakan pinset anatomis dan scalpel. Setelah itu pisahkan jantung
Setelah hewan coba dibedah, harus dipastikan bahwa hewan coba tidak
52
denyut nadi sudah berhenti. Jika hewan coba mengalami recovery maka harus
tengkorak dan vertebrae. Bila vertebrae terpisah dari otak, reflek kedip
tidak merasakan sakit. Selanjutnya hewan coba yang sudah dipastikan mati,
Pada penelitian ini akan dilakukan uji komparasi, uji korelasi dan uji
regrasi. Uji komparasi menggunakan uji ANOVA apabila memenuhi syarat uji ANOVA.
Bila tidak memenuhi syarat maka menggunakan uji alternatif. Uji korelasi menggunakan
uji pearson bila syarat terpenuhi dan Uji regresi menggunakan uji linier sederhana dengan
menggunakan SPSS.
55
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014, Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2014 Tentang Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo,
Jakarta : BPOM RI
Brunner, L, dan Suddarth, D. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (H.
Kuncaa, A. Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemahan). (Ed 8) Vol 1,
Jakarta: EGC
Dyah, P, et al. 2009, Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi Kelima, Jakarta Pusat: Interna Publishing.
Eidi, A., Eidi, M and Esmaeili, E. 2006, Antidiabetic Effect of Garlic (Allium
sativum L.) in Normal and Streptozotocin-induced Diabetic Rats,
Phytomwdicine: International Journal of Phytotheraphy &
Phytopharmacology.
Guyton A. C. dan Hall, J. E. 2014, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 12.
Jakarta: EGC
Indrawanto, C. 2010, Budidaya dan Pasca Panen Tebu, Jakarta: ESKA Media
1
59
from http://www.idf.org/membership/wp/indonesia
Rosdiani, Nurul F., 2013, Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etil Asetat Lumut
Hati dengan Metode Induksi Aloksan, Skripsi, FKIK UNSYAH
Suyono, S, et al. 2009, Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi Kelima, Jakarta Pusat: Interna Publishing