Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vania Pratiwi

Nim : 16003183
Jurusan : Pendidikan Luar Biasa
MKU : Filsafat Pendidikan

BAB I
PENGERTIAN FILSAFAT

A. Definisi Filsafat
Istilah filsafat (Inggris: philosophy; Arab: falsafat) berasal dari dua kata dalam
bahasa Yunani Kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan shopia
atau sophos yang berarti kebijaksanaan. Kedua kata tersebut membentuk kata philosophia.
Dengan demikian, berdasarkan asal usul katanya, philosophia (filsafat) berarti cinta pada
kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Orang yang mencintai kebijaksanaan disebut
filsuf.
Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan adapat juga
disebut dengan pandangan hidup (masyarakat). Berfilsafat merupakan salah satu
kegiatan/pemikiran manusia yang memiliki peran yang penting dalam menentukan dan
menemukan eksistensinya. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir
tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis, dan universal.
Definisi filsafat menurut beberapa ahli adalah:
a. Plato (427-347 SM)
Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.
b. Aristoteles (384-322 SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di dalamnya
terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika
yang menyelidiki sebabdan asas segala benda.
c. Mancus Tillus Litero (106-43 SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha
untuk mencapainya.
d. Immanuel Kant (1724-1804 SM)
Filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala ilmu pengetahuan yang di dalamnya
mencakup empat persoalan, yaitu:
1) Apa yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
2) Apakah ayng boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
3) Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi)
4) Apakah yang dinamakan manusia?
e. Al-Kindi (800-870)
Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh
mungkin bagi manusia.
Dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang
berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha menuangkan dan
membuat garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa yang pelik dari pengalaman
umat manusia.

B. Subjek dan Objek Filsafat


Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/memikirkan hakikat sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan mendalam. Seperti halnya pengetahuan, maka filsafatpun (sudut
pandangnya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat, yaitu:
1. Objek Material, yaitu segala sesuatu yang realitas.
a. Ada yang harus ada, disebut dengan absolut/mutlak yaitu Tuhan Pencipta.
b. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif
(nisby), bersifat tidak kekal yaitu adayang diciptakan oleh ada yang mutlak
(Tuhan Pencipta alam semesta.
2. Objek Formal/sudut pandang.
Filsafat itu dapat dikatan bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari
pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini,
maka seluruh pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika,
estetika, teknik, ekonomi, soaial, budaya, religius, dan lain-lain haruslah dibawa
kepada filsafat dalam pengertian realita.

C. Pentingnya Filsafat Bagi Manusia


Ada beberapa pentingnya filsafat bagi manusia yaitu:
1) Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri
sendiri.
2) Seseorang semakin pantas disebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan
kemanusiaan, semakin memiliki “kebijaksanaan”.
3) Filsafat mengajar dan melatih kita kita memandang dengan luas, jadi menyembuhkan
kita dari kepicikan dan “aku-isme” dan “aku-sentrisme”.
4) Filsafat diharapkan menjadikan kita orang-orang yang dapat berpikir sendiri, tidak
terlalu berpengaruh oleh pendapat umum (ikut-ikutan).
5) Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan, karena
dengan bertambahnya ilmu akan bertambah pula cakrawala pemikiran dan pegangan
yang semakin luas.
6) Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat didalamnya memuat ide-ide itulah yang
akan membawa manusia ke arah suatu kemampuan untuk merentang kesadarannya
dalam segala tindakannya sehingga manusia akan dapat lebih hidup, lebih tanggap
terhadap diri dan lingkungan, lebih sadar tehadap diri dan lingkungan.
7) Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin ditentang
dengan kemjuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan demikian cepatnya,
pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin jauh dari tata nilai dan moral.

Anda mungkin juga menyukai