1. URAIAN UMUM
A. LINGKUP DAN PERSYARATAN
a) Lingkup Kegiatan
Yang akan di laksanakan adalah Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram Tahun Anggaran 2019 s.d Tahun Anggaran 2020, Multy Years
Contract (MYC).
Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan, dengan
ketentuan :
1. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi
dalam negeri;
2. Menggunakan Standar Nasional (SNI) dan atau Permen PU No. 28 Tahun 2016;
3. Metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan yang substantif diyakini
menggambarkan penguasaan dalam menyelesaikan pekerjaan;
4. Kesesuaian antara metode kerja dengan spesifikasi teknis dan peralatan utama
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
5. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
6. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Dalam hal jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama apabila perbedaan
peralatan menyebabkan metode kerja tidak dapat dilaksanakan atau produktivitas
yang diinginkan tidak tercapai sesuai dengan target serta waktu yang dibutuhkan,
maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan;
8. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
9. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
10. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
11. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
12. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
b) SPESIFIKASI UMUM
PENDAHULUAN
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan Arsitektur dan Instalasi Mekanikal/Elektrikal ini
merupakan bagian dari RKS. Apabila ada klausul dari syarat-syarat umum ini dituliskan kembali
dalam spesifikasi teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan
bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari RKS. Gambar-gambar, Spesifikasi
Teknis/BOQ dan RKS ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila
ada suatu bagian dari pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi teknis saja, Kontraktor (Penyedia) harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya
tambahan.
b. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan
MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
1) Pekerjaan yang berhubungan :
Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan
untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan
tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas yang
telah ada seperti pipa air, kabel tilpon, kabel listrik, pipa gas, saluran-
saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada dilokasi
proyek maupun dilokasi yang bersebelahan dengan proyek.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
pemancangan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan,
temasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang
yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding
dengan standar yang umum berlaku.
Apabila Konsultan MK/Pengawas Konstruksi memandang perlu, kontraktor
dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi atas beban kontraktor.
2) Pekerjaan yang termasuk :
Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut :
Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak harus
mempunyai mutu beton minimal K-400. (ready mix)
Penulangan tiang menggunakan besi beton D 19 mm sebagai tulangan
utama dengan mutu minimal U-42 dan Ø 10 - 15 cm (minimal) untuk
penulangan sengkang dengan mutu baja U-24.
Ukuran Tiang Pancang Diameter 40 cm
Pengadaan perlengkapan (alat pancang) termasuk tenaga kerja
Berat beban tiang pancang disesuaikan dengan daya dukung yang
diinginkan.
Untuk mencegah rusaknya kepala tiang harus digunakan bantalan
(cushion) minimal tebal 5 cm. Bantalan tersebut harus diperiksa dan
diganti secara periodik seperlunya atau atas saran dan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pemancangan tiang pondasi.
a) Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah
dengan baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah
ditentukan serta tidak terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan
ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan.
b) Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas
dan efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas sebelum digunakan. Manometer pengukur tekanan harus
ada sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang
berwenang.
c) Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah
setempat.
d) Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai
penetrasi atau kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali
Konsultan Pengawas menyetujui bahwa penghentian
pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar kekuasaan
pemborong.
e) Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan
500 mm kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm
) atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
f) Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan
karakteristik yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan
tanah maupun penekanan-penekanan sebelumnya, pemborong
harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk meminta
petunjuknya.
g) Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
pengaruh yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping
dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus
dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
h) Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang
pada semua tiang yang terjadi heave.
i) Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh
melebihi 75 mm dalam segala arah.
j) Toleransi posisi vertikal ponda dasi tiang tidak boleh melebihi
kemiringan 1:75.
c. Bahan-Bahan/Produksi
1) Hasil pabrik yang dapat diterima.
Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari beberapa pabrik yang
menghasilkan jenis tiang yang sama dengan yang disyaratkan, untuk dipilih
dan disetujui oleh Engineer.
2) Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan-persyaratan berikut :
Dimensi/Ukuran-ukuran :
Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang Beton Precast Prestress dengan
ukuran dia. 40cm lingkaran (spun pile) dan panjang seperti ditunjukkan
pada gambar-gambar struktur.
Beton
Mutu beton minimum yang dipakai adalah K.400, yang harus sudah
dicapai pada waktu pemancangan.
Penulangan dan prestressing strands :
Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire, stress relieved
270 ksi "sesuai ASTM A-416".
6 mm U-24.2. Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire"
sesuai ASTM A-82.
3) Peralatan Pemancangan
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan data lengkap
dari peralatan yang akan dipergunakan, jadwal pemancangan dan
prosedur kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan yang akan
digunakan di lapangan.
Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan
pada bentuknya. Hammer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk
type tiang pancang dan sifat dari kekuatan tiang pancang tersebut.
Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah
memungkinkan untuk penempatan peralatan pemancangan,
pelaksanaan pemancangan dan percobaan beban.
4) Bahan-bahan lain yang harus disediakan Penggunaan bahan-bahan
khusus:
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dalam penggunaan
bahan khusus seperti bahan tambahan, perlengkapan las, pencegah karat
dan semua bahan lain yang tidak disyaratkan disini.
Percobaan-percobaan ataupun biaya tambah lainnya sehubungan dengan
pemakaian dari bahan-bahan tersebut diatas adalah sepenuhnya tanggung
jawab Kontraktor.
d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Persiapan
Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus mengajukan
usulan mengenai urutan rencana pemancangan yang harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak akan saling mengganggu.
Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan
harus mendapat persetujuan dari Engineer. Persetujuan demikian tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk pemancangan
tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan
dan tambahan biaya yang disebabkan karena pemilihan metode harus
ditanggung oleh Kontraktor.
Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan
pemancangan dari waktu ke waktu apabila dianggap perlu.
Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambah.
Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus
dan tidak terganggu.
Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat
yang telah ditentukan pada dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat
tiang harus mendapat persetujuan dari pengawas yang ditunjuk
sebelum mulai pemancangan.
Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan
urutan kerja yang telah direncanakan.
Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk
menjamin pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama
pemancangan.
Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang
sudah terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun
karena fasilitas-fasilitas lainnya.
Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk
memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang terpancang diluar
posisi sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.
2) Pemancangan Tiang
Alat pukul (Hammer) dan penghentian pemancangan tiang.
1. Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari jenis
disel (a diesel hammer type). Dalam pemilihan "driving diesel
hammer" haruslah dari berat yang memadai agar tidak merusak
tiang.
"Hammer" harus mempunyai persyaratan minimum : berat ram
3500 kg (Kobe - 35 type).
2. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang
ditunjukkan didalam gambar struktur atau dengan final set yang
disetujui dimana tidak lebih dari 20 mm untuk 10 pukulan terakhir.
3. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat;
pada garis yang benar baik secara lateral maupun longitudinal
seperti ditunjukkan pada gambar.
4. Toleransi yang diijinkan untuk ketidak tepatan lokasi dan ketidak
kelurusan adalah 75 mm dan 1/80. Tiang-tiang harus diarahkan
selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu/diganjal untuk
dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah
bentuk atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk
meluruskannya kembali kecuali dengan persetujuan tertulis dari
pengawas yang ditunjuk.
3) Test untuk mutu tiang.
Apabila pada waktu pemancangan suatu tiang, jumlah pukulan sangat
tinggi (lebih dari 2000) atau apabila tiang dicurigai retak atau patah, P.I.T.
(Pile Integrated Test) atau test sejenis yang disetujui oleh Engineer harus
dilakukan.
4) Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat pemancangan tiang
didekatnya (heave check).
Lakukan suatu "heave check" pada pemancangan kelompok tiang yang
pertama, dan pada kelompok yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar.
Periksa "heave" dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi
pada masing-masing tiang segera setelah selesai pemancangan.
Periksa ulang elevasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada
suatu kelompok selesai dipancang.
Bila ujung (tip) tiang mengalami "heave" lebih dari 6 mm dari posisi asli,
tiang tersebut harus dipukul lagi.
Bila dijumpai pile heave, lanjutkan pemeriksaan heave dan lanjutkan
pemancangan sampai pengawas yang ditunjuk menyatakan bahwa pile
heave teratasi.
5) Penilaian dari kapasitas daya dukung.
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan
oleh pengawas yang ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound
harus memberikan kapasitas tiang yang ekivalen dengan beban kerja yang
disyaratkan.
Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua
percobaan. Nilai konstanta yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus
akan ditaksir oleh Soil Engineer setelah tiang pertama selesai dipancang dan
setelah grafik rebound/set diperoleh.
6) Posisi-posisi tiang.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya
pekerjaan dan persetujuan akhir diberikan oleh pengawas yang ditunjuk
dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai dipancang.
Sampai persetujuan tersebut diberikan, tak ada perlengkapan yang boleh
dipindahkan; kecuali atas resiko Kontraktor sendiri.
7) Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh
sebab lain atau salah letak atau gagal pada waktu percobaan beban,
Kontraktor disyaratkan untuk mengadakan penambahan tiang pada posisi
yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan
daya dukung yang sama.
25) Laporan :
1. Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasuk juga :
a. data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata (average
amplified velocity vs time record).
b. Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.
2. Laporan ahir harus diserahkan kepada Engineer dalam waktu 10 hari
setelah percobaan selesai.
28) Pembersihan :
Kontraktor harus memindahkan dan membongkar semua puing, tanah,
kelebihan beton, keluar dari lokasi atau proyek seperti ditunjukkan oleh
pengawas yang ditunjuk tanpa biaya tambahan.
Diameter Besi
NO JENIS PEKERJAAN
Tul. Pokok Tul. Bagi Beugel
1 Pek. Pondasi Beton Pile Cap, PC.1=120x120cm D19 - 150 D16 - 150
2 Pek. Pondasi Beton Pile Cap, PC.2=240x120cm D19 - 150 D16 - 150
3 Pek. Pondasi Beton Pile Cap, PC.3=240x230cm D19 - 150 D16 - 150
4 Pek. Pondasi Footplat F1 = 150x150cm D16 - 150 Ø 12 - 150
5 Pek. Pondasi Footplat F2 = 100x100cm D16 - 150 Ø 12 - 150
6 Pek. Pondasi Footplat F3 = 250x250cm D19 - 200 D16 - 200
7 Pek. Pondasi Footplat F4 = 250x250cm D19 - 200 D16 - 200
8 Pek. Pondasi Footplat F5 = 250x250cm D19 - 200 D16 - 200
9 Pek. Pondasi Beton Tangga Ø 12 - 150 Ø 12 - 150
10 Pek. Sloof Beton S.1=25x40cm, K.250 6 D16 2 Ø 12 Ø 10 - 100
11 Pek. Sloof Beton S.2=20x40cm, K.250 6 D16 2 Ø 12 Ø 10 - 100
12 Pek. Sloof Beton S.3=20x30cm, K.250 4 D16 - Ø 10 - 100
13 Pek. Sloof Beton S.4=15x20cm, K.250 4 Ø 12 - Ø 10 - 100
14 Pek. Kolom Beton K1=50x60cm, K.250 20 D 19 - D 13 - 100
15 Pek. Kolom Beton K1-1=50x60cm, K.250 18 D 19 - D 13 - 100
16 Pek. Kolom Beton K2=40x40cm, K.250 12 D 19 - Ø 10 - 100
17 Pek. Kolom Beton K3=40x40cm, K.250 10 D 19 - Ø 10 - 100
18 Pek. Kolom Beton K4= dia. 60cm, K.250 10 D 19 - Ø 10 - 100
19 Pek. Kolom Beton K5=40x40cm, K.250 12 D 19 - Ø 10 - 100
20 Pek. Kolom Beton K6=30x30cm, K.250 6 D 16 - Ø 10 - 100
21 Pek. Kolom Beton K7=25x63cm, K.250 8 D 13 - Ø 10 - 100
22 Pek. Kolom Beton Praktis 11/11cm 4 Ø 10 - Ø 6 - 150
23 Pek. Balok Beton B1=35x70cm, K.250 14 D 22 2 D 16 D 13 - 100
24 Pek. Balok Beton B2=35x50cm, K.250 12 D 22 2 D 16 D 13 - 100
25 Pek. Balok Beton B3=25x40cm, K.250 8 D 19 2 D 16 Ø 10 - 100
26 Pek. Balok Beton B4=25x50cm, K.250 7 D 16 2 Ø 12 Ø 10 - 100
27 Pek. Balok Beton B5=20x40cm, K.250 6 D 16 2 Ø 12 Ø 10 - 150
28 Pek. Balok Beton B6=20x50cm, K.250 8 D 16 2 D 13 Ø 10 - 100
29 Pek. Balok Beton B7=20x40cm, K.250 6 D 16 2 Ø 12 Ø 10 - 150
30 Pek. Balok Beton B8=20x50cm, K.250 7 D 16 2 D 13 Ø 10 - 100
31 Pek. Balok Beton B9=20x35cm, K.250 7 D 16 - Ø 10 - 100
32 Pek. Balok Beton B10=20x35cm, K.250 5 D 16 - Ø 10 - 100
33 Pek. Balok Beton B11=30x60cm, K.250 12 D 22 2 D 16 D 13 - 100
34 Pek. Balok Beton B12=30x50cm, K.250 7 D 19 2 D 19 Ø 10 - 100
35 Pek. Balok Beton B13=25x45cm, K.250 8 D 16 2 D 16 Ø 10 - 100
36 Pek. Balok Beton RB=25x40cm, K.250 8 D 19 2 D 16 Ø 10 - 100
37 Pek. Balok Beton BL=10x60cm, K.250 (Listplank) - - Ø 12 - 150
38 Pek. Balok Beton Bordes Tangga 25x40cm, K.250 8 D 19 2 D 16 Ø 10 - 100
39 Pek. Plat Beton Type S1 t=15cm, K.250 D 13 -200 D 13 -200 -
40 Pek. Plat Beton Type S2 t=15cm, K.250 Ø 12 - 200 Ø 12 - 200 -
41 Pek. Plat Beton Type S3 t=12cm, K.250 Ø 12 - 200 Ø 12 - 200 -
42 Pek. Plat Beton Type S4 t=10cm, K.250 Ø 10 - 200 Ø 10 - 200 -
43 Pek. Plat Beton Type S5 t=10cm, K.250 Ø 8 - 200 Ø 8 - 200 -
44 Pek. Plat Beton Dak t=10cm, K.250 Ø 8 - 150 Ø 8 - 150 -
45 Pek. Plat Beton Sunscreen t=8cm, K.250 Ø 8 - 100 Ø 8 - 100 -
46 Pek. Plat Beton Bordes Tangga t=10cm, K.250 Ø 10 - 200 Ø 10 - 200 -
Pabrikasi
1) Pabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang
memenuhi persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Perencanaan
harus membuat workshop dilapangan dan disetujui oleh pengawas.
Apabila fabrikasi dilakukan diluar lokasi, penyedia harus menanggung
biaya yang dikeluarkan oleh pengawas untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
2) Pengelasan harus dilakukan dalam tempat yang beratap dan
dilaksanakan dengan menggunakan las bujur listrik. Batang yang
digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan kualitas baik. Baja yang
akan dilas harus bebas dari cat, retak, minyak cat dan yang disambung
harus rata satusama lainnya, Pengecatan dasar dilakukan di workshop
sebelum pengiriman kelokasi atau penyimpanan.
1.5.3. Teknis
Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana.
Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja
yang tidak tercantum dalam Gambar Rencana harus dilengkapi oleh
Pemborong dan harus dinyatakan pada Gambar Pelaksanaan. Untuk itu
Pemborong harus memintakan persetujuan dari pengawas sebelum
memulai pekerjaan tersebut.
Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu
yang berat dan dapat diterima harus diajukan dan diusulkan kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas dan Perencana.
Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa
ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan kurang.
Pemborong bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan
detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-
bagian konstruksi.
Bahan struktur baja harus difabrikasi di Workshop.
Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun dilapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang baut tersebut.
Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah-
daerah lainnya harus diukur dengan Theodolite oleh Pemborong dan
disetujui oleh Pengawas.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Pemborong
harus dilaksanakan atas beban biaya Pemborong.
Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki dan bila perlu diganti dengan yang baru
kesemuanya atas biaya Pemborong.
2) Penimbunan Urugan
Urugan harus disisipkan sampai permukaan yang telah dibuat dan
ditebarkan dalam lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan
padat 20 cm.
Urugan tanah harus diangkat secara langsung dari daerah galian
bahan ketempat yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca
kering). Penumpukan tanah pada umumnya tidak diizinkan,
khususnya selama musim hujan
3) Pemadatan urugan
Segera setelah pemadatan dan penebaran urugan, masing-masing
lapisan tanah harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan
pemadatan yang cocok dan memadai sampai disetujui dan diterima
oleh Direksi Teknik.
Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar
serta masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing
bagian menerima desakan pemadatan yang sama.
3.1.3. Urugan Pasir
a. Urugan Pasir yang akan dilaksanakan yaitu urugan pasir dibawah lantai
serta urugan pasir dibawah pondasi (sesuai gambar rencana/gambar
kerja).
b. Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus
dipadatkan dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan
maksimal.
3.3.2. Pelaksanaan
1) Pasangan batu bata ringan / bata celkone, dengan menggunakan aduk
MU 300,PM-100.
2) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3) Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4) Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung
diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban
air keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan
acian atau pemasangan keramik dinding.
5) Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis .
6) Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter
6 mm jarak 20 cm.
7) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali
tidak diperkenankan.
8) Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat
stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30
cm kecuali ditentukan lain.
9) Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua)
melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
10) Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 13cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
11) Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang
seharusnya dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong
harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus.
12) Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan
bata ringan diatas kusen harus dibuat balok latei 10/10. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.
Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk
b. Bahan/Material
Bahan ubin/keramik yang akan dipasang (merk, warna ataupun
corak/motif) harus mendapat persetujuan direksi, untuk itu
pemborong harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada direksi.
Bahan tersebut harus disimpan ditempat yang terlindung dan
tertutup.
Keramik yang digunakan adalah Kwalitas I untuk seluruh lantai dan
dinding. Agar lebih jelas lihar gambar.
Semua ubin/Keramik tersebut dapat menggunakan produk yang telah
memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.
c. Adukan
Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps dipakai untuk pemasangan
dinding marmer dan granit, sedangkan untuk keramik lantai, dinding
ruangan, keramik KM/WC menggunakan campuran 1 Pc : 5 Ps
dengan ketebalan adukan maksimum 3 cm.
d. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak
dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih
dahulu.
Pemasangan lantai ubin diatas pasir urug padat setebal 10 cm terlebih
dahulu diteliti kebenaran pemadatan tanah urug dan pasir urug
dibawahnya serta ketepatan pada peil yang ditentukan.
Semua ubin yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air,
pengisian siar-siar harus cukup merata/padat dengan semen sewarna
Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siarnya tidak lurus,
berombak, turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya pemborong.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas
lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali
bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi
dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh
garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran
segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai
yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang
penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai
harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan
dari Konsultan MK.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar
bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin
harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara
lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.
Tabel Jenis dan Mutu Aluminium untuk Bangunan yang akan dikerjakan :
Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.
Permukaan Barang Besi /Baja.
Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing
lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
penyemprtan pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan
barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang
disyaratkan.
Besi/Baja Dilapis Dasar di Pbrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek
yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek
dan memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus
dilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan
dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan
debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan
sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat
kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah
disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat
warna harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus
yang diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat
kawat. Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa
pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
3) Pelaksanaan Pengecatan
Umum
Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan
warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
Proses Pengecatan
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering), sesuai ketentuan berikut :
- Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
- Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
- Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir
Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based
high quality gloss finish.
- Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai
dengan ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah
disetujui untuk digunakan
Pengujian Sistem
a) Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.
b) Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent
tertinggi.
c) Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi
penurunan muka-air setelah lewat 6 (enam) jam.
- Pipa Datar
1) Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja
seperti penggantung pada pipa air bersih.
2) Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan
berikut ini,
Sambungan
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50
mm meng- gunakan solvent cement.
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari
50 mm menggunakan sambungan rubberring.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan
oleh ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman.
Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada
bidang-bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan
dipasang kuat dan diuji.
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai
ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat.
Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama
harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa
sehingga puncak bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di
atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada
ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa
pada meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi
bagian depan alat ini berada 530mm diatas lantai untuk orang
dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.
Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan
Pengawasan Lapangan.
Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan pekerjaan elektrikal harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
Pemasangan alat-alat sanitair lain
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang
sipat datar dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang
yang akan dipakai harus tidak bercacat sedikitpun. Floor
drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.
Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi
dengan adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga
bidang atas floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai.
Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk.
Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja.
Tinggi pemasangan pada dinding 100 cm di atas lantai.
Konstruksi.
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel
penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan
peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem ini.
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP
dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding)
dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau
kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan
sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
Pemasangan
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan
bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum
sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod
mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm atau sesuai
dengan rekomendasi produk yang diajukan.
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang
tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan
dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi
sebagai tempat terminal penyam-bungan dan tempat
pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak
kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat
menahan gangguan mekanis.
Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang
tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las
sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan
harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod
harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga
titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang
tercantum di dalam Gambar Perencanaan.
Sistem pembumian harus terpisah dari masing-masing sistem :
a) Pembumian jaringan tegangan tinggi,
b) Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
c) Pembumian sistem tegangan rendah,
d) Pembumian sistem telepon,
e) Pembumian sistem tata suara,
f) Pmbumian system pengindra kebakaran
g) Pembumian sistem Komputer.
Sistem Pembumian Pengaman,
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi
batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau
kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan
dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
Kemampuan Operasi
Sistem Tata Suara Public Address
Pemasangan/pengaturan Sistem Tata Suara Public Address
System' sedemikian rupa sehingga mampu dioperasikan,
Untuk keperluan paging, messaging dan untuk keperluan
tertentu harus dapat dilakukan secara remote dari ruang
kontrol, yaitu :
a. Menghidupkan sistem tata suara jika saat itu sedang
di'mati'kan
b. Menghentikan back ground music yang sedang
berlangsung .
c. Meng'hidup'kan speaker yang di'mati'kan dari pengatur
tingkat kuat suara di setiap ruangan yang dilengkapi
dengan sistem tata suara.
d. Mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di
dalam bangunan untuk keperluan paging dan messaging
atau emergency call, walaupun pada saat itu sedang
difungsikan sebagai sarana back ground music.
e. Mengembalikan fungsi sistem tata suara ke keadaan semula,
yaitu sebelum dioperasikan untuk paging dan messaging
atau emergency call.
Untuk paging dan messaging tingkat kuat suara di setiap
speaker sama dan tidak dipengaruhi oleh posisi pengatur
tingkat kuat suara yang dipasang di setiap ruangan. Tingkat kuat
suara untuk paging dan messaging dapat diset secara terpusat
dari sentral sistem tata suara.
Nada-nada yang mengawali paging dan messaging serta
emergency call harus mempunyai nada-nada yang cukup
spesifik (berbeda dengan sumber audio lainnya).
Back ground music dapat diprogram untuk cassette deck, atau
radio tuner.
Instalasi
Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan
ini menggunakan kabel yang mempunyai tegangan kerja 100
Volt.
Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis
NYAFHY yang dilengkapi PVC Insulated dengan jumlah inti dan
luas penampang kabel seperti tercantum di dalam gambar
rancangan
Kabel yang digunakan untuk attenuator dihubungkan
sedemikian rupa sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan
benar.
Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau
sparing dan setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang
kabel.
Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik,
maka harus mempunyai jarak minimum 30 cm.
Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang
pada rak kabel atau ditanam di dalam dinding.
Sistem Tata Suara di dalam gambar rancangan tidak mengikat
dan penambahan alat diperbolehkan. Penambahan alat harus
disesuai-kan dengan kemampuan peralatan yang ada pada
setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari Sistem
Tata Suara tersebut tetap berada kemampuan puncak.
Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban melakukan chek dan
menyesuaikan kabel instalasi agar dapat berfungsi dan bekerja
dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan
rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa
untuk keperluan utilitas lainnya.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit,
sparing, rak kabel dan lain lain sama dengan persyaratan
penun-jang untuk instalasi sistem daya listrik dan penerangan.
Hantaran Turun
Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik
petir yang diterima/ditangkap oleh elektroda penangkal petir
ke konduktor pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun
harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda
penangkal petir maupun elektroda pembumian.
Hantaran turun terbuat dari Coaxial Cable yang dirancang
khusus untuk hantaran turun sistem penangkal petir.
Coaxial cable yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari
pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa kabel tersebut
dapat digunakan untuk sistem penangkal petir.
Coaxial cable yang digunakan mempunyai ukuran min. 2 x 35
mm2
Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan
mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan
gangguan mekanis.
Elektroda Pembumian
Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2" dan
plat tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti
tercantum di dalam Gambar Perencanaan.
Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah
dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M
dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda
pembumian dengan hantaran turun harus dilakukan di dalam
bak kontrol. Penyambungan tersebut harus menggunakan mur
baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
Sistem pembumian untuk penangkal petir ini harus terpisah dari
sistem pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
d. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Timbunan Tanah
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika
dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang
disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak
atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini
harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya
tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan
untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus mengulangi
pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya
derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum
dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak
boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan
dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan
arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan
rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak
longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :
Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga
terhadap kemungkinan retak-retak akibat pengeringan yang
cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain
yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu
strukturnya.
Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan,
untuk mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu
pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.
2) Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block
Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak
tercampur dengan tanah/kotoran disekitarnya. Tempat
penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus
terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.
Penghamparan pasir / bedding sand :
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar
(base course) sampai ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block
telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata
maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir
diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand
ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama
sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang
lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5
sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang
disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform
dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi
terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai
paving block selesai dipasang dan bersama-sama.
Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi
sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan
harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat
lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving
block pada hari yang sama.
3) Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block
Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan
lainnya dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas
bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai
diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4
mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak
lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang
saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar
block.
Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk
pengisian celah antara block dengan elemen-elemen lain seperti
pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain,
dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran
utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi
setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih
besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan
aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk
celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang
menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari
bagian terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan
dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib
membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.
Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan
"mechanical flat plate vibrator", dengan karekteristik sebagai
berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton
sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding
sand. Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan
paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian
yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan
pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah
sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah
pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir
yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block
yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air
yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi
pada daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir
pemasangan/pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya
melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang
rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya
tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete
block ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir
pengisi, tetapi sebiknya setelah sambungan atau celah antar
block terisi pasir dan dipadatkan.
a. Persyaratan Bahan
Bahan untuk pekerjaan landscape/taman.
Tanah yang dipakai adalah tanah merah untuk gundukan / bukit
tanah dan tanah subur yang dihamparkan dengan ketebalan
minimum 20 cm.
Persyaratan pohon dan tanaman hias :
1) Jenis Pohon : Pelindung/peneduh.
Lokasi : Sesuai gambar perencanaan..
2) Jenis Pohon : Perdu Hias
Lokasi : Sesuai gambar perencanaan.
3) Jenis Rumput.
Lokasi : Sesuai gambar perencanaan.
Adapun jenis tanaman yang akan di tanam antara lain :
- Pohon Palm Ekor Tupai tinggi 200-400 cm dengan diameter
batang minimal 15 cm. Tanaman yang dipilih harus memiliki
kondisi yang sehat, segar dan memiliki perakaran yang kuat.
- Pohon Ketapang kencana dengan tinggi 200-400 cm. Tanaman
yang dipilih harus memiliki kondisi yang sehat, segar dan
memiliki perakaran yang kuat.
- Pohon Pucuk Merah tinggi 100 cm. Tanaman yang dipilih harus
memiliki kondisi yang sehat, segar dan memiliki perakaran yang
kuat.
- Pohon Tabebuya tinggi 200-400 cm. Tanaman yang dipilih harus
memiliki kondisi yang sehat, segar dan memiliki perakaran yang
kuat.
- Bunga Rambat Lee Kwan Yew
- Bunga Kacang-kacangan
- Bunga Heliconia
- Rumput Gajah Mini, memiliki perakaran yang kuat, bebas dari
gulma dan dapat tumbuh dengan baik.
Penanaman tanaman lain seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan.
Semua jenis tanaman harus bebas dari segala penyakit dan hama,
daun/cabang jangan sampai cacat dan harus tumbuh sehat.
Pembungkusan ball root tanaman harus dengan karung goni dan
diikat erat untuk mencegah pecahnya akar dalam pengangkutan.
Untuk penyemaian di Lapangan dipilih tempat yang aman dari segala
kerusakan, teduh dan dekat daerah penanaman. Dibuatkan peneduh
dari anyaman bambu atau daun kelapa agar dapat menyesuaikan
dengan lingkungan sekitarnya. Tanaman dijaga agar mendapat
panas Matahari langsung 50 %. Waktu penyesuaian 2-4 minggu di
tempat penampungan dengan menanamkan dalam tanah setempat
tanpa melepas ball root untuk tanaman hias.
Semua jenis tanaman yang tertanam harus disetujui oleh Direksi
Lapangan / Konsultan Pengawas.
Bahan untuk pekerjaan pemeliharaan.
Jenis pupuk yang dipakai adalah pupuk kandang dan pupuk buatan.
Pupuk kandang dipilih dari kotoran sapi yang telah kering dan
matang, bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar serta
sudah dalam keadaan hancur (tak ada bongkahan).
Pupuk Buatan yang diberikan adalah yang mengandung unsur unsur
N,P,K yaitu NP Krustica Complete Yellow dengan perbandingan
(15:15:15).
Untuk tanaman rumput dipakai pupuk buatan ZA atau Urea
sebanyak 15 gram/m2.
b. Persyaratan Pelaksanaan
Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat-syarat pekerjaan Landscape, standard spesifikasi darl bahan
yang dipergunakan dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, harus diperhatikan koordinasi
kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pakerjaan Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal dan Sanitasi. Terutama dalam
melakukan pekerjaan pembentukan, tanah dan penyelesaian tanah
agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, perusakan yang tidak
diinginkan terhadap pekerjaan lain yang telah selesai maupun yang
sedang dilaksanakan.
Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk /
kemiringan / contour / peil yang tertera dalam gambar kerja.
Kemiringan - kemiringan yang dibuat harus cukup kuat untuk
mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta
mengikuti persyaratan - persyaratan yang tertera dalam gambar
perencanaan. Adanya genangan air di atas tanah tidak dibenarkan.
Untuk pekerjaan penanaman, diperlukan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organis dengan kedalaman sampai
mendapatkan tanah subur, serta penyediaan tanah subur untuk
urugan, bekas galian tanah tersebut.
Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus
benar-benar bersih dari batu, kerikil, aduk, kapur dan segala bekas
bahan bangunan, bahan plastik dan bahan-bahan organis. Tanah
yang dipakai untuk urugan dan pelapisan tanah (top soil] untuk
rumput adalah tanah subur dan gembur.
Tanah urug yang dipakai pada saat penanaman dicampur dengan
pupuk kandang dengan perbandingan jumlah yang sama (1:1) atau
sesuai persyaratan untuk jenis tanaman maupun rumput.
c. Pekerjaan Penanaman.
Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat,
posisi, perlu dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal
setiap jenis tanaman. Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang
ditarilk dari as-as bangunan yang terdekat / patokan-patokan yang
ada dalam Tapak.
Perbedaan antara gambar dengan keadaan Lapangan harus
dilaporkan kepada Direksi/Penmgawas untuk diambil keputusan
pemecahan perihal perbedaan tersebut.
Peil permukaan rumput dan tanaman hias yang terpasang harus
sesuai dengan gambar perencanaan.
Jenis rumput gajah ditanam berupa rumpun-rumpun pada setiap
jarak10 cm secara teratur dan lurus dengan pole zig zag, ditanam
dengan cara tandur.
Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah
pukul 14.30 agar tidak banyak terjadi penquapan dan kekeringan
yang terlampau cepat bagi tumbuh–tumbuhan tersebut kecuall pena-
naman yang dilakukan di tempat yang terlindung dari panas
Matahari langsung dapat dilakukan setiap saat.
Bila setiap kali pelaksanaan penanaman jenis rumput yang telah
disebutkan dan tanaman hias selesai dilaksanakan, harus segera
dilakukan penyiraman dengan air yang bebas dari bahan / zat yang
dapat mematikan tanaman. Penyiraman ini harus dilakukan secara
teratur pagi dan sore setiap hari agar dapat tumbuh cepat dan baik.
Penyiraman dilakukan pagi sebelum pukul 10.00 dan sore hari
sesudah pukul 14.00.
d. Pemeliharaan Tanaman.
Pemeliharaan tanaman harus diperhatikan oleh Kontraktor setelah
selesai penanaman. Masa pemeliharaan ini berlangsung selama satu
tahun dari mesa selesainya penanaman.
Selama masa itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara
tanaman dan mengganti setiap kali ada yang rusak atau mati. Semua
biaya penggantian tanaman menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tana-
man yang tertanam.
Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan ini harus benar-benar baik, memenuhi persyaratan
kerja yang dibutuhkan dan jangan sampail merusak tanaman.
e. Penyiraman Tanaman.
Penyiraman dilakukan dengan air bersih yang bebas dari segala
bahan organis / zat kimia / bahan lain yang dapat mengganggu dan
merusak pertumbuhan tanaman.
Cara Penyiraman.
Memakai alat khusus untuk menyirami tanaman (Emrat) yang
berlubang banyak pada tempat ujung air keluar sehingga air keluar
dapat menyebar merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
Memakai slang air yang terbuat dari plastik dihubungkan dengan
kran / sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara
memancarkan air melalui sprayer di ujung slang.
Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di Musim kemarau
dan bagi tanam-tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga
bagi tanam-tanaman dalam tempat penampungan. Hal ini harus be-
nar benar diperhatikan.
Penyiraman Tanaman dilakukan :
- Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan
rumput yang baru ditanam dan semua jenis tanaman dalam
penyimpanan sementara sebelum pukul 10.00 dan sore hari
sesudah pukul 14.30, sampai tanam tersebut tumbuh sehat dan
kuat.
- Untuk semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tum-
buh baik dan kuat disiram satu kall sehari pada sore hari setelah
pukul 14.30.
- Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahi
bawah permukaan tanah.
- Pada sore hari bagi tanaman yang masih terlihat cukup basah
tanahnya tidak perlu dilakukan penyiraman.
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air.
Air harus dapat terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.
f. Penyiangan Tanaman.
Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali
bagi tanaman pohon dan rumput yang tertanam.
Untuk tanaman rumput, penyiangan perlu dilakukan untuk
mencabut segala tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda
dengan jenis rumput yang ditanam. alat yang dipakai adalah
pancong atau cangkul garpu kecil
h. Pemangkasan.
Pemangkasan dilakukan pada cabang / ranting yang tumbuh tidak
taratur / liar, atau untuk mendapatkan / mempertahankan bentuk
pertumbuhan cabang yang diinginkan.
Membuang ranting dan cabang yang sakit dengan memotongnya.
Semua pekerjaan pemangkasan ini dilakukan dengan gunting
pangkas dengan memangkas cabang dan ranting arah miring dari
bawah keatas dengan sudut 30 – 40 derajat. Tidak dibenarkan
pemangkasan dilakukan dengan mematahkan ranting / cabang
tanpa alat yang baik dan cukup tajam, sehingga ranting/batang
pecah atau rusak.
Bekas pemotongan ranting/cabang yang permukaannya terpotong
lebar, penampang yang terpotong tersebut harus ditutup ter.
Pemangkasan harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
i. Pemupukan.
Pupuk maupun Obat anti Hama yang dipergunakan harus sesuai
dengan persyaratan penggunaan pupuk bagi masing-masing jenis
Tanaman.
Pupuk kandang dipakai pada saat penanaman sebagai pencampur
tanah urug yang diperlukan sesuai persyaratan untuk jenis tanaman
maupun rumput.
Pupuk buatan diberikan kepada tanaman setelah melampaui masa
tanam 3 (tiga) bulan. Pupuk NPK diberikan sebanyak 25 gram per
tanaman, (unsur NPK ini mendorong pembentukan akar,
pembungaan dan pembuahan). Pemupukan dilakukan dengan
menanamkannya di dalam tanah sekitar batang tanaman sedalam 10
cm. Diameter lingkar alur pemupukan selebar rimbun daun pohon
yang bersangkutan. Pemupukan ini diulang setiap (3) tiga bulan
kemudian.
Untuk tanaman rumput dipakai pupuk buatan ZA atau Urea
sebanyak 15 gram / m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali
dengan cara pupuk dilarutkan dengan air kemudian disemprotkan
dengan Sprayer ke permukaan rumput.
b) Ukuran
Ukuran / satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam metriks, kecuali untuk
/bahan-bahan ter tentu dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. PAPAN PROYEK
a. Sebelum memulai kegiatan dilapangan terlebih dahulu Pelaksana harus memasang
papan proyek yang memberi informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
antara lain :
o Kuasa Pengguna Anggaran
o Nama Pekerjaan
o Lokasi Pekerjaan
o Nilai Kontrak
o Jangka Waktu Pelaksanaan
o Nama Pelaksana
o Nama Konsultan
b. Bahan yang digunakan untuk papan proyek menggunakan tripleks dengan ukuran
minimal 60 cm x 122 cm dengan menggunakan rangka balok 2/3 kayu kelas II
dengan tiang menggunakan balok 5/7 kayu kelas dua
c. Papan Proyek dipasang di lokasi kegiatan pada tempat yang mudah dilihat oleh siapa
saja.
B. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan
a) Lingkup Pekerjaan
o Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan
pembersihan” seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan
spesifikasi ini.
o Meliputi pembersihan dalam lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan, sesuai
yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
b) Syarat-syarat Pelaksanaan
o Untuk Pembangunan gedung ini teras keliling beserta rumput sekitar
bangunan agar dibersihkan dengan penebasan/pembabatan yang
dilaksanakan terhadap semua belukar/semak sampai yang tertanam dan
material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan
dikerjakan harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau
dibuang dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
o Semua sisa tanaman seperti akar-akar, rumput dan sebagainya harus
dihilangkan.
o Batu atau material yang sejenis jika ada harus pula dihilangkan, kecuali bila
berada pada dasar galian pondasi yang direncanakan, dan apabila batu
tersebut pada daerah taman bila dikehendaki dan sesuai persetujuan
Direksi/Pengawas tidak perlu dilakukan penghilangan.
o Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-
sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari.
o Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui
dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Pelaksana atau tanggung sendiri.
.
2. Pengkuran Kembali
a) Pelaksana diwajibkan mengadakan pengukuran kembali lokasi pekerjaan Jika
terjadi perbedaan, maka Pelaksana dapat mengajukan gambar rencana sesuai
dengan keadaan berdasarkan hasil pengukurannya.
b) Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dengan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan
Direksi Proyek.
c) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Direksi Pengawas.
4. Penyediaan Air
a) Air untuk bekerja harus disediakan oleh Pelaksana, dengan persyaratan air harus
bersih , bebas dari kotoran seperti lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
b) Apabila dianggap perlu selama masa pekerjaan, pelaksana harus menyediakan
reservoir atau bak penampungan air.
5. Per tolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Selama pelaksanaan, Kontraktor harus
menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
6. Kantor , Bangsal Kerja dan Gudang Kontraktor harus memperhitungkan biaya untuk
Pembuatan Kantor , Bangsal kerja dan Gudang sebagai tempat penyimpanan barang-
barang yang akan digunakan, dalam hal tersebut terutama semen agar tidak menjadi
keras dan serta barang-barang lainnya.
7. Keamanan Proyek
Kontraktor harus mempertimbangkan biaya untuk keamanan dengan menempatkan
petugas keamanan untuk menjaga barang milik kontraktor ataupun direksi.
PENUTUP
Pekerjaan yang termasuk lingkup tugas rekanan tetapi tidak diuraikan dalam
Spesifikasi Teknis ini harus dilaksanakan oleh rekanan supaya tercapai penyelesaian
pekerjaan dengan hasil yang maksimal kepada Pihak Pemberi Tugas.
Apabila dalam pelaksanaan terdapat kesalahan volume dan kualitas material (tidak
sesuai dengan Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Spesifikasi Teknis,
maka segala akibat yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor (Penyedia).
Persyaratan teknis yang telah ditetapkan PPK membandingkan antara metode kerja
yang ditawarkan oleh peserta dengan cara menilai kesesuaian metode tersebut.
Demikian spesifikasi teknik ini dibuat untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung
Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Tahun Anggaran 2019-2020
(Multi Years Contact)
Mataram, 2019
Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar
(PSPPOP)