Anda di halaman 1dari 119

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Pembangunan Gedung Rektorat


Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

1. URAIAN UMUM
A. LINGKUP DAN PERSYARATAN
a) Lingkup Kegiatan
Yang akan di laksanakan adalah Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram Tahun Anggaran 2019 s.d Tahun Anggaran 2020, Multy Years
Contract (MYC).
Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan, dengan
ketentuan :
1. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi
dalam negeri;
2. Menggunakan Standar Nasional (SNI) dan atau Permen PU No. 28 Tahun 2016;
3. Metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan yang substantif diyakini
menggambarkan penguasaan dalam menyelesaikan pekerjaan;
4. Kesesuaian antara metode kerja dengan spesifikasi teknis dan peralatan utama
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
5. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
6. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Dalam hal jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama apabila perbedaan
peralatan menyebabkan metode kerja tidak dapat dilaksanakan atau produktivitas
yang diinginkan tidak tercapai sesuai dengan target serta waktu yang dibutuhkan,
maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan;
8. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
9. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
10. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
11. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
12. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :

a. Pokja Pemilihan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai hasil


yang telah diidentifikasi oleh PPK.
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG,
bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan
limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang
berlaku;
c. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik
pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten dan/ atau
berwenang.
13. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:
a. Pokja Pemilihan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai hasil
yang telah diidentifikasi oleh PPK.
b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
c. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
14. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan
melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian
identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh
PPK;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis
f. pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya
tersebut.
15. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
b. terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan,
danpersyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi
dankecelakaan kerja;
c. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara,
yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh
pekerja dan operator yang terlatih;
d. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat
bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
e. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas
pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi
lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka
metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur
kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
f. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya
tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup
analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk
pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja
(platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung
diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
g. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari standar
yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium
maupun pendapat ahli terkait yang independen.

16. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan
gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta
metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur,
struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan
maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan
untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko
yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada
tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang
berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga
ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar,
spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum
memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko
telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan
kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
17. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat
Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Denah Bangunan
4. Tampak Depan, Belakang, Samping kiri dan Samping Kanan
5. Potongan memanjang
6. Potongan melintang
7. Detail-detail konstruksi

b) SPESIFIKASI UMUM
PENDAHULUAN
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan Arsitektur dan Instalasi Mekanikal/Elektrikal ini
merupakan bagian dari RKS. Apabila ada klausul dari syarat-syarat umum ini dituliskan kembali
dalam spesifikasi teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan
bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari RKS. Gambar-gambar, Spesifikasi
Teknis/BOQ dan RKS ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila
ada suatu bagian dari pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi teknis saja, Kontraktor (Penyedia) harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya
tambahan.

DOKUMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN/DOKUMEN KONTRAK


Dokumen yang mengikat dalam pelaksanaan meliputi :
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor (Penyedia) terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Berita Acara Aanwijzing
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Bill of Quantity (BoQ)
 Addendum yang disampaikan oleh Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan.
b. Kontraktor (Penyedia) wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS,
gambar-gambar pelaksanaan dan BoQ, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
(Penyedia) wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Direksi / Manajemen
Konstruksi. Pada prinsipnya antara dokumen yang satu dengan yang lainnya adalah saling
melengkapi. Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar
detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Manajemen Konstruksi lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Manajemen
Konstruksi.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang
RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
6. Bill of Quantity (BoQ) hanya sebagai acuan dalam penawaran yang mengikat dalam
pelaksanaan adalah gambar dan RKS.
7. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor (Penyedia) Pelaksana dalam melakukan
pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Kontraktor (Penyedia) Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran
terhadap konstruksi
c) yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan
II. Pekerjaan Struktur, terdiri dari :
1. PEKERJAAN STRUKTUR
1.1. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
a. Persyaratan-Persyaratan Umum
Pelaksanaan pemasangan tiang pancang menggunakan sistem Hidrolic, semua
bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam
syarat-syarat dalam bagian ini . Penggunaan tiang pancang siap pakai harus
dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
tertulis.
Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, seperti terlihat atau
terperinci harus sesuai dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak
dokumen.
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out (penentuan titik posisi tiang
dilapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi
alat, pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton bertulang termasuk
percobaan beban pada tiang, penggalian setempat dan pemotongan kepala
tiang.
Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai petunjuk
untuk kontraktor, tetapi kontraktor harus memutuskan panjang tiang yang
sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan pemancangan.
Laporan penyelidikan tanah dan percobaan pemancangan tiang
pendahuluan akan diberikan pada Kontraktor pekerjaan pondasi.

b. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan
MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
1) Pekerjaan yang berhubungan :
Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan
untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan
tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas yang
telah ada seperti pipa air, kabel tilpon, kabel listrik, pipa gas, saluran-
saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada dilokasi
proyek maupun dilokasi yang bersebelahan dengan proyek.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
pemancangan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan,
temasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang
yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding
dengan standar yang umum berlaku.
Apabila Konsultan MK/Pengawas Konstruksi memandang perlu, kontraktor
dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi atas beban kontraktor.
2) Pekerjaan yang termasuk :
Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut :
 Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak harus
mempunyai mutu beton minimal K-400. (ready mix)
Penulangan tiang menggunakan besi beton D 19 mm sebagai tulangan
utama dengan mutu minimal U-42 dan Ø 10 - 15 cm (minimal) untuk
penulangan sengkang dengan mutu baja U-24.
Ukuran Tiang Pancang Diameter 40 cm
 Pengadaan perlengkapan (alat pancang) termasuk tenaga kerja
Berat beban tiang pancang disesuaikan dengan daya dukung yang
diinginkan.
Untuk mencegah rusaknya kepala tiang harus digunakan bantalan
(cushion) minimal tebal 5 cm. Bantalan tersebut harus diperiksa dan
diganti secara periodik seperlunya atau atas saran dan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
 Pemancangan tiang pondasi.
a) Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah
dengan baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah
ditentukan serta tidak terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan
ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan.
b) Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas
dan efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas sebelum digunakan. Manometer pengukur tekanan harus
ada sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang
berwenang.
c) Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah
setempat.
d) Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai
penetrasi atau kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali
Konsultan Pengawas menyetujui bahwa penghentian
pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar kekuasaan
pemborong.
e) Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan
500 mm kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm
) atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
f) Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan
karakteristik yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan
tanah maupun penekanan-penekanan sebelumnya, pemborong
harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk meminta
petunjuknya.
g) Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
pengaruh yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping
dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus
dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
h) Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang
pada semua tiang yang terjadi heave.
i) Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh
melebihi 75 mm dalam segala arah.
j) Toleransi posisi vertikal ponda dasi tiang tidak boleh melebihi
kemiringan 1:75.

 Daya pikul tiang


a) Pemancangan tiang dihentikan setelah kriteria set sesuai daya pikul
yang diinginkan tercapai.
b) Set atau kelendering pemancangan tiang beton cetak dihitung
menggunakan Hiley Formula, yang disesuaikan dengan kebutuhan.
 Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan
seperti yang diminta oleh Engineer.
 Pemotongan kelebihan panjang dari tiang
a) Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman
yang disyaratkan, maka kepala tiang tekan harus dikupas sampai
dengan level yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
b) Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
c) Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan
tiang tekan ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan
tersebut.
d) Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan
diperbaiki dengan beton dengan mutu yang sama dengan mutu
beton yang disyaratkan untuk tiang tekan.
 Jaminan Mutu
a) Standar-standar
Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-
standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung.
3. SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus
Baja Karbon Rendah.
4. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven Wire
Stress Relieved Steel Strand for Prestress Concrete.
5. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire
for Concrete Reinforcement.
6. ASTM D-1143.81 : Standard Test Method for Piles Under
(Reapproved 1987) Static Axial Compressive Load.
7. ASTM D-3966.90 : Standard Test Method for Piles Under
Lateral Loads.
8. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method for Individual Piles
Under Static Axial Tensile Load.
 Jaminan Pabrik :
Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman
bahan-bahan harus dari jenis yang sesuai seperti disyaratkan.
 Jaminan Pekerja :
a) Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja
dan pengawas yang berpengalaman dalam pemancangan tiang dari
jenis yang diusulkan, sedemikian sehingga mampu untuk mencapai
kapasitas tiang seperti yang disyaratkan pada berbagai macam
kondisi tanah yang akan dijumpai.
b) Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Engineer
untuk menunjukkan bahwa pekerja yang akan terlibat dalam
pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian.
 Persyaratan Lapangan :
a) Kontraktor bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan
ukuran dan jumlah seperti disyaratkan pada posisi seperti
dinyatakan pada gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah
disetujui oleh Engineer.
b) Kontraktor harus didukung oleh team supervisi yang dapat
dipertanggung jawabkan yang dilengkapi dengan peralatan yang
presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap
tiang selama pemancangan.
c) Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan
tanah keras atau sesuai dengan petunjuk "pengawas yang ditunjuk".
d) Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai
dengan petunjuk "pengawas yang ditunjuk".
e) Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan harus disingkirkan dari proyek.
f) Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.

 Perubahan dan Penambahan


a) Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi oleh Engineer
setelah percobaan pembebanan tiang dan bilamana kondisi
lapangan mensyaratkan perubahan demikian.
b) Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Engineer.
 Penyerahan
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor
harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Engineer.
a) Data Pabrik :
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh
Kontraktor untuk disetujui oleh Engineer.
b) Sertification :
Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek harus dilengkapi
dengan sertifikat dari pabrik.
c) Gambar kerja :
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja, metoda
konstruksi, jadwal kerja dan daftar perlengkapan kepada Engineer
untuk mendapat persetujuan.
d) Kondisi Kerja :
- Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan dari tiang pancang pada
waktu pengangkutan, penyimpanan dan pemancangan.
- Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi tegangan-tegangan yang melebihi
rencana.
- Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai
sehingga tidak terjadi kerusakan pada beton atau pengotoran
dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan pada posisi
sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah disetujui oleh
pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi dimana
kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin.
- Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan cat
pada tiap interval/jarak 0.5 m. Panjang keseluruhan tiang harus
dicantumkan dengan cat atau bahan lain yang disetujui.
Penunjuk panjang harus diberikan pada interval setiap 1.0 m.

c. Bahan-Bahan/Produksi
1) Hasil pabrik yang dapat diterima.
Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari beberapa pabrik yang
menghasilkan jenis tiang yang sama dengan yang disyaratkan, untuk dipilih
dan disetujui oleh Engineer.
2) Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan-persyaratan berikut :
 Dimensi/Ukuran-ukuran :
Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang Beton Precast Prestress dengan
ukuran dia. 40cm lingkaran (spun pile) dan panjang seperti ditunjukkan
pada gambar-gambar struktur.
 Beton
Mutu beton minimum yang dipakai adalah K.400, yang harus sudah
dicapai pada waktu pemancangan.
 Penulangan dan prestressing strands :
Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire, stress relieved
270 ksi "sesuai ASTM A-416".
6 mm U-24.2. Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire"
sesuai ASTM A-82.

3) Peralatan Pemancangan
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan data lengkap
dari peralatan yang akan dipergunakan, jadwal pemancangan dan
prosedur kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan yang akan
digunakan di lapangan.
 Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan
pada bentuknya. Hammer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk
type tiang pancang dan sifat dari kekuatan tiang pancang tersebut.
 Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah
memungkinkan untuk penempatan peralatan pemancangan,
pelaksanaan pemancangan dan percobaan beban.
4) Bahan-bahan lain yang harus disediakan Penggunaan bahan-bahan
khusus:
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dalam penggunaan
bahan khusus seperti bahan tambahan, perlengkapan las, pencegah karat
dan semua bahan lain yang tidak disyaratkan disini.
Percobaan-percobaan ataupun biaya tambah lainnya sehubungan dengan
pemakaian dari bahan-bahan tersebut diatas adalah sepenuhnya tanggung
jawab Kontraktor.

d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Persiapan
 Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus mengajukan
usulan mengenai urutan rencana pemancangan yang harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak akan saling mengganggu.
 Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan
harus mendapat persetujuan dari Engineer. Persetujuan demikian tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk pemancangan
tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan
dan tambahan biaya yang disebabkan karena pemilihan metode harus
ditanggung oleh Kontraktor.
 Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan
pemancangan dari waktu ke waktu apabila dianggap perlu.
Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambah.
 Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus
dan tidak terganggu.
 Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat
yang telah ditentukan pada dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat
tiang harus mendapat persetujuan dari pengawas yang ditunjuk
sebelum mulai pemancangan.
 Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan
urutan kerja yang telah direncanakan.
 Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk
menjamin pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama
pemancangan.
 Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang
sudah terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun
karena fasilitas-fasilitas lainnya.
 Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk
memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang terpancang diluar
posisi sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.
2) Pemancangan Tiang
 Alat pukul (Hammer) dan penghentian pemancangan tiang.
1. Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari jenis
disel (a diesel hammer type). Dalam pemilihan "driving diesel
hammer" haruslah dari berat yang memadai agar tidak merusak
tiang.
"Hammer" harus mempunyai persyaratan minimum : berat ram
3500 kg (Kobe - 35 type).
2. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang
ditunjukkan didalam gambar struktur atau dengan final set yang
disetujui dimana tidak lebih dari 20 mm untuk 10 pukulan terakhir.
3. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat;
pada garis yang benar baik secara lateral maupun longitudinal
seperti ditunjukkan pada gambar.
4. Toleransi yang diijinkan untuk ketidak tepatan lokasi dan ketidak
kelurusan adalah 75 mm dan 1/80. Tiang-tiang harus diarahkan
selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu/diganjal untuk
dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah
bentuk atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk
meluruskannya kembali kecuali dengan persetujuan tertulis dari
pengawas yang ditunjuk.
3) Test untuk mutu tiang.
Apabila pada waktu pemancangan suatu tiang, jumlah pukulan sangat
tinggi (lebih dari 2000) atau apabila tiang dicurigai retak atau patah, P.I.T.
(Pile Integrated Test) atau test sejenis yang disetujui oleh Engineer harus
dilakukan.
4) Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat pemancangan tiang
didekatnya (heave check).
Lakukan suatu "heave check" pada pemancangan kelompok tiang yang
pertama, dan pada kelompok yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar.
 Periksa "heave" dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi
pada masing-masing tiang segera setelah selesai pemancangan.
 Periksa ulang elevasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada
suatu kelompok selesai dipancang.
 Bila ujung (tip) tiang mengalami "heave" lebih dari 6 mm dari posisi asli,
tiang tersebut harus dipukul lagi.
 Bila dijumpai pile heave, lanjutkan pemeriksaan heave dan lanjutkan
pemancangan sampai pengawas yang ditunjuk menyatakan bahwa pile
heave teratasi.
5) Penilaian dari kapasitas daya dukung.
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan
oleh pengawas yang ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound
harus memberikan kapasitas tiang yang ekivalen dengan beban kerja yang
disyaratkan.
Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua
percobaan. Nilai konstanta yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus
akan ditaksir oleh Soil Engineer setelah tiang pertama selesai dipancang dan
setelah grafik rebound/set diperoleh.
6) Posisi-posisi tiang.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya
pekerjaan dan persetujuan akhir diberikan oleh pengawas yang ditunjuk
dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai dipancang.
Sampai persetujuan tersebut diberikan, tak ada perlengkapan yang boleh
dipindahkan; kecuali atas resiko Kontraktor sendiri.
7) Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh
sebab lain atau salah letak atau gagal pada waktu percobaan beban,
Kontraktor disyaratkan untuk mengadakan penambahan tiang pada posisi
yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan
daya dukung yang sama.

8) Pendataan pemancangan tiang.


Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan
dilengkapi parap pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data, setiap
hari.
Pemancangan, set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti
persetujuan Engineer. Data pemancangan setiap tiang harus diserahkan
kepada pengawas yang ditunjuk dan tembusan (copy)nya harus disimpan
oleh Kontraktor.
Data-data laporan harus meliputi hal-hal berikut :
 Nama proyek
 Nomor tiang
 Tanggal pemancangan
 Cuaca
 Set, rebound dan tinggi jatuh (ram height) pada 10 pukulan terakhir
(last ten blow)
 Dalamnya pemancangan dari level tanah
 Level tanah
 Panjang tiang
 Jenis alat pukul (Hammer Type)
 Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada
sambungan).
 Waktu/saat mulai dan waktu selesainya pemancangan
 Jumlah pukulan dan rata-rata set tiap 0.5 m
 Tinggi jatuh yang sebenarnya (actual ram stroke)
 Semua informasi lain seperti disyaratkan oleh Engineer.
Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh Engineer. Record
diatas harus menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh proses
pemancangan. Apabila pemancangan suatu tiang dimulai, maka harus
dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan (kecuali waktu
penyambungan).
9) Kepala Tiang
 Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor wajib untuk
memotong kelebihan panjang tiang pancang sedemikian rupa sehingga
panjang stek tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40
diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai pengikat ke-pur
(pile cap).
 Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera melanjutkan
dengan memeriksa level dan mencatat posisi-posisi tiang secara detail
dan akurat serta membandingkan dengan posisi yang dicantumkan
pada gambar denah tiang.
 Kontraktor harus menyediakan surveyor dilapangan untuk pekerjaan
tersebut.
a) Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (panjang
minimum 40 diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus dan
baik.
b) Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat
kawat.
c) Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan
petunjuk/gambar.
10) Sambungan tiang dan pengelasan :
 Kontraktor atau Pabrik pembuat tiang harus menyerahkan sistim
sambungan tiang untuk disetujui Engineer sebelum pemasangan di
lapangan.
 Detail dari sambungan harus terdiri dari :
a) Sistim sambungan yang akan dipakai
b) Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan
c) Prosedur pengelasan
d) Kwalifikasi/kecakapan tukang las.
11) Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang.
Pada waktu selesainya pekerjaan pondasi tiang, sebuah laporan yang tepat
harus segera disiapkan dan diserahkan rangkap 6 (enam) kepada pengawas
yang ditunjuk.
Hal-hal berikut harus termasuk juga di dalam laporan :
 Ringkasan pekerjaan (sketsa, metoda, tanggal waktu mengerjakan, dll).
 Laporan tentang pukulan (blows)
 Laporan harian pekerjaan dan laporan pemeriksaan :
12) Waktu yang disyaratkan untuk pemancangan
 Jumlah pukulan
 Kedalaman pemancangan
 Nilai pemancangan akhir
 Nilai rebound
 Daya dukung akhir yang diijinkan

13) Laporan percobaan beban


1. Percobaan Pembebanan Tiang Pancang
 Antara pemancangan tiang yang akan ditest dan percobaan
pembebanan pada tiang tersebut harus ada jangka waktu paling
sedikit 2 (dua) minggu untuk mengembalikan kondisi tanah akibat
pemancangan tiang kepada keadaan semula. Pemancangan tiang
yang berdekatan dengan tiang percobaan harus ditunda selama
adanya percobaan pembebanan tiang.
 Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman,
bahan dan semua perlengkapan yang diperlukan untuk
pelaksanaan, pencatatan dan pengukuran dari percobaan beban
termasuk penyediaan, penyusunan kentledge yang digunakan dan
pembongkaran kembali setelah percobaan pembebanan selesai.
 Selama pelaksanaan percobaan beban, Kontraktor harus
menempatkan tenaga kerja yang berpengalaman untuk
pelaksanaan pengamatan dan pencatatan hasil percobaan.
 Suatu percobaan pembebanan tiang harus dimaksudkan sebagai
percobaan pada tiang tunggal.
 Percobaan beban harus dilakukan pada 20 buah tiang terpakai
untuk percobaan beban vertikal dan 2 buah tiang terpakai untuk
percobaan beban tarik yang dipilih oleh Engineer.
 Tiang yang dipakai untuk percobaan beban haruslah dari bahan
dan ukuran yang sama dengan tiang-tiang terpakai dan harus
dipancang dengan peralatan yang sama jenisnya serta dengan
prosedur dan metoda yang sama.
 Semua percobaan pada tiang-tiang terpakai harus diikuti dengan
PIT (Pile Integrity Test) seperti disyaratkan pada 3.4.
2. Standard Percobaan Pembebanan Pada Tiang Terpakai
 Beban axial tekan penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali
beban rencana (design load) dari sebuah tiang sesuai dengan ASTM
D 1143-81 (standard test) atau seperti yang disyaratkan oleh
Engineer pada gambar dalam hal diperlukan.
 Beban lateral penuh pada tiang terpakai harus 200% dari beban
rencana (design load) lateral pada tiang atau seperti disyaratkan
oleh Engineer pada gambar dalam hal diperlukan dan harus
dilakukan sesuai dengan ASTM D 3966-81, dengan pembebanan
bertahap (cyclic loading).
 Beban tarik axial penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali
beban rencana tarik atau seperti disyaratkan Engineer pada gambar
dalam hal diperlukan dan harus dilakukan sesuai dengan ASTM D
3689-83.
3. Perlengkapan Pembebanan
 Beban percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack
hidraulis yang besarnya melebihi dari beban percobaan dan
ditempatkan pada platform sebagaimana harusnya.
 Beban kentledge terdiri dari blok-blok beton dengan ukuran sama.
 Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima beban
ditempatkan secara sentris diatas pile cap untuk dapat
menyalurkan beban percobaan secara sempurna kepada tiang.
 Ukuran dari plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap
dan juga tidak boleh lebih kecil dari ukuran jack yang digunakan.
 Jack hidraulic harus ditempatkan sentris pada tiang/pile cap.
 Jack dan alat lainnya termasuk hydraulic ram, hydraulic pump dan
pressure gauge harus dikalibrasikan sebelum percobaan dilakukan.

14) Alat Pengukuran Penurunan


1. Metoda pengukuran penurunan dari tiang harus dilakukan dengan
sistim dimana 4 dial gauge ditempatkan dengan jarak yang sama pada
keliling tiang dan sistim pendukung dengan memakai mistar.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan sistim seperti disyaratkan di F dari
Bab dan pasal ini.
3. Dial gauges harus mempunyai kemampuan gerak sampai 50 mm dan
keakuratan sampai 0.25 mm.
4. Skala ukur untuk pembacaan pada mistar harus dipilih yang sanggup
untuk pembacaan sampai keakuratan mencapai 0.5 mm. Selain mistar
levelling boleh juga dipakai sebuah mistar yang dipasang pada tiang
atau pur (pile caps).
5. Laporan kalibrasi harus disertakan pada semua alat-alat percobaan
pembebanan yang membutuhkan kalibrasi sebelum percobaan beban
dilakukan.
6. Semua reference beam dan kawat-kawat (wires) harus ditunjang secara
terpisah dengan penunjang yang cukup kaku dan ditanamkan ditanah
pada jarak bersih tidak kurang dari 2.5 m dari tiang percobaan.
7. Dua buah dial gauge tambahan harus dipasang pada reference beam
secara tegak lurus untuk memantau kemungkinan terjadinya
pergerakan lateral dari ujung tiang.
15) Prosedur Pembebanan
Percobaan pembebanan vertikal harus sesuai dengan syarat berikut :
Percobaan pembebanan 4 (empat) cycle untuk tiang dengan beban tekan
axial sesuai dengan ASTM D-1143-81.
16) Prosedur pembacaan
1. Percobaan Pembebanan Vertikal
Pembacaan dilakukan sebagai berikut :
 Sebelum dan sesudah penambahan beban
 Sebelum dan sesudah penurunan beban
 Setiap 10 menit
 Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan
sebagai berikut :
 Setiap 10 menit selama 2 jam pertama
 Selanjutnya setiap 1/2 jam selama 10 jam.
 Selanjutnya setiap 1 jam.
 Pada pembebanan akhir (0% beban rencana), pembacaan dilakukan
sebagai berikut :
 Setiap 1 jam selama 4 jam pertama
 Setiap 2 jam sesudahnya sampai 8 jam.
 Selanjutnya setiap 4 jam.
2. Percobaan Pembebanan Lateral
Pembebanan dilakukan sebagai berikut :
 Sebelum dan sesudah penambahan beban
 Sebelum dan sesudah penurunan beban
 Setiap 5 menit
 Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan
setiap 10 menit.
17) Laporan Percobaan Pembebanan
Laporan hasil percobaan dikirim kepada pengawas yang ditunjuk untuk
persetujuan, terdiri dari :
1. Nama proyek dan lokasi
2. Laporan penyelidikan tanah dan catatan pelaksanaan pemancangan
tiang percobaan
3. Sertifikat dari kalibrasi peralatan
4. Catatan pembebanan yang meliputi :
a. tanggal percobaan
b. waktu pembacaan
c. beban percobaan
d. pembacaan dial gauge, dll.
5. Grafik load-settlement
Grafik load-time
Grafik time-settlement
6. Kesimpulan dari hasil percobaan.

18) Kriteria kegagalan dari standar percobaan pembebanan pada tiang :


1. Untuk percobaan pembebanan vertikal pada tiang.
Kegagalan dari percobaan tiang dianggap telah terjadi apabila
penurunan (settlement) yang terjadi waktu dibebani adalah lebih dari
25 mm, atau bila beban dihilangkan, penurunan permanent melampaui
6 mm.
2. Untuk percobaan pembebanan lateral pada tiang.
Pergerakan lateral maximum melampaui 10 mm pada percobaan
lateral.
3. Percobaan pembebanan tidak boleh diteruskan jika terjadi ketidak
stabilan kentledge, kerusakan dari pile cap ataupun kerusakan lainnya
yang dapat memberikan hasil yang tidak sebenarnya.

19) Kegagalan pada tiang terpakai.


Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang dalam percobaan
pembebanan maka Kontraktor harus mengganti tiang tersebut dengan tiang
yang lain sesuai dengan petunjuk dari Perencana atas biaya Kontraktor.
Biaya dari percobaan pembebanan tambahan, penggantian atau
penambahan tiang dan persiapan perhitungan-perhitungan serta gambar-
gambar fondasi yang disebabkannya akan dibebankan kepada Kontraktor.

20) PIT (The Pile Integrity Test)


Test Integrity tiang harus dilakukan dengan metoda sonic dengan
memakai alat test Integrity untuk tiang.

21) Lingkup percobaan :


Percobaan-percobaan tiang :
a. Semua percobaan-percobaan pada tiang-tiang terpakai harus dilakukan
dengan pile integrity test.
b. Untuk tiang-tiang yang disambung, setiap bagian tiang harus ditest
sebelum penyambungan dan segera setelah satu bagian tiang dipancang
juga setelah percobaan lateral dan tarik.
c. Apabila ada bagian (segmen) dari tiang yang didapati retak pada
tahapan manapun dari percobaan diatas, bagian yang retak atau rusak
harus diganti dengan yang utuh (masih baik) dan ditest ulang sesuai
dengan A.2. di atas.

22) Perlengkapan test.


1. Percobaan integrity harus dilakukan dengan memakai perlengkapan
untuk memperoleh data secara digital.
2. Pengkondisian signal dan pengadaan power harus mempunyai
kemampuan yang sangat tinggi terhadap rasio kebisingan agar tidak
mengganggu signal.
3. Data harus disimpan sedemikian sehingga proses lanjutan atau
tambahan dengan analisa gelombang dapat dilakukan.
4. Data harus dapat dibaca ditempat/dilapangan setidaknya dapat
diperoleh evaluasi mutu dari data pendahuluan.

23) Persiapan percobaan :


1. Percobaan integrity pada tiang manapun dapat dilakukan sedikitnya 7
(tujuh) hari setelah tiang dipancang.
2. Untuk penempatan dari perlengkapan untuk percobaan/testing pada
kepala tiang, kepala tiang harus bersih, bebas dari air, beton yang
terkelupas dan siap untuk keperluan percobaan.

24) Pelaksanaan percobaan dan interprestasi :


1. Pile Integrity testing harus dilaksanakan oleh perusahaan spesialis yang
mengerjakan test demikian.
2. Percobaan sesungguhnya dilapangan harus dilakukan oleh Engineer
(bukan teknisi) yang sudah berpengalaman untuk melakukan testing
dengan sedikitnya 1 (satu) tahun pengalaman dalam percobaan
dinamic dari tiang-tiang.
3. Interprestasi dari data-data harus dilakukan oleh Engineer yang
berpengalaman dengan sedikitnya 2 (dua) tahun pengalaman dalam
percobaan dynamic dari tiang.
4. Apabila penampilan ujung atau tiang meragukan, ujung tiang harus
dipotong lebih jauh dan ditest ulang.
5. Detail-detail lengkap dari kondisi tanah, dimensi tiang dan metoda
konstruksi harus diberikan kepada perusahaan spesialis bila disyaratkan
untuk menginterprestasikan hasil percobaan.

25) Laporan :
1. Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasuk juga :
a. data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata (average
amplified velocity vs time record).
b. Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.
2. Laporan ahir harus diserahkan kepada Engineer dalam waktu 10 hari
setelah percobaan selesai.

26) Kriteria hasil test yang dapat diterima dan ditolak :


1. Dapat diterima atau ditolaknya tiang-tiang yang ditest harus didasarkan
dari kesimpulan laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
melaksanakan P.I.T.
2. Apabila mayoritas dari tiang-tiang memberikan hasil yang meragukan,
Engineer boleh, atas kebijaksanaannya, memerintahkan penggalian
suatu tiang secara penuh untuk mencocokkan kriteria yang ditolak atau
dapat diterima.

27) Tindakan usaha perbaikan.


1. Tiang-tiang yang ditolak harus dipindahkan.
2. Tiang-tiang yang meragukan dapat ditindak lanjuti dengan percobaan
dynamic (P.D.A), percobaan pembebanan static (Static Load Testing) etc.

28) Pembersihan :
Kontraktor harus memindahkan dan membongkar semua puing, tanah,
kelebihan beton, keluar dari lokasi atau proyek seperti ditunjukkan oleh
pengawas yang ditunjuk tanpa biaya tambahan.

1.2. PEKERJAAN PONDASI PILE CAP


Setelah Pekerjaan pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang
pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini
merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan
struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan
untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun
pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

a. Penulangan pile cap dan tie beam


b. Bekisting pile cap dan tie beam
c. Pengecoran pile cap dan tie beam
d. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

1.2.1. Penulangan Pile Cap dan Tie Beam


Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan
tie beam maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan
penulangan keseluruhan secara umum.
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan
memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi
beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton
adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul
akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan
sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh
karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh
perencana struktur yaitu dalam hal :
a. Ukuran Baja tulangan yang dipakai adalah Dia. 19 jarak 150 mm untuk
tulangan bawah dan Diameter 16 jarak 150 mm untuk tulangan atas.
b. Kualitas Baja tulangan yang dipakai adalah baja ulir dengan fy = 320
Mpa,
c. Penempatan atau pemasangan baja tulangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan
pada proyek ini antara lain:
a. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan
pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang
besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen
struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai
perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan
dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka
besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus
dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat
pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan
dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter
ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian
menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan
gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan
potong baja tulangan adalah :
 Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa
pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan
sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat
disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan
direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau
yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.
 Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak
menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.
b. Pemasangan tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan
dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar
pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan
tulangan antara lain :
 Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan
sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
 Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan
lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
 Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada
tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.
 Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran
sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
 Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking
sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan
dengan pembesian pile cap dan tie beam.
Langkah-langkah pembesian pile cap :
 Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan
besi D 19 mm untuk tulangan bawah dan D 16 untuk tulangan
atas, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile
cap tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai
dengan gambar rencana.
 Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai
dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan
gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar
tulangan.
 Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang
pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.
 Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang
pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan
kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar
kuat dan kokoh.
Langkah-langkah pembesian tie beam:
 Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang
tertera didalam gambar rencana, yaitu besi D 19 mm dengan jarak
sengkang 100 mm di gunakan sengkang D13.
 Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok
untuk mempermudah pekerjaan.
 Sengkang dipasang dengan jarak 100 mm sama untuk keseluruhan
tulangan. .
 Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat
agar jaraknya tidak berubah.
 Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok
harus dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di
tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin
dihindari.
 Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara
tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking
padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut
pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat
menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang
dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang
direncanakan.

1.2.2. Bekesting Pile Cap dan Tie Beam


Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap
selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh
bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting
untuk pile cap adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting
yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan
ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.
b. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana
digunakan kayu multipleks.
c. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi
kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.
d. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi
tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci
dengan menggunakan kayu dan paku secukupnya agar kedudukan
bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu.
pengecoran dilaksanakan.
Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk
tie beam adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
b. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang
akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.
c. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam
diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu
pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.
d. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah
ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu dan paku
secukupnya sebagai penahan goyangan.

1.2.3. Pengecoran Pile Cap


Apabila pekerjaan baik pembesian dan bekisting telah melalui persetujuan
dari Direksi maka bias dilakukan pengecoran atas ijin dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan
beton ready mix, dengan mutu beton K-250 sesuai dengan rencana. Adapun
langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya
sama sehingga diringkas dijadikan satu.

1.2.4. Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah
pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di
atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat
digunakan untuk bagian yang lain.

1.3. PONDASI TAPAK/BETON COR


a. Pekerjaan pondasi Beton Cor meliputi pondasi pada dinding dan seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk direksi/Konsultan Pengawas.
b. Pondasi Tapak/Beton Cor dengan menggunakan mutu Beton K 250, setelah
galian mencapai peil sesuai dengan gambar rencana dan telah mendapat
persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Kerikil Beton yang digunakan adalah kerikil beton ex local dengan kualitas
yang baik dengan ukuran 1-2 cm atau 2-3 cm sebelum dipasang harus
dibersihkan dan dibasahi permukannya serta telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
d. Portland Cement harus memakai prosuksi dalam negeri dengan jenis Type I.
e. Pasir pasangan harus bersih dari lumpur max. 5% kualitas baik diambil dari
daerah setempat sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.

1.4. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG


a. Syarat-syarat Umum dan Peraturan
1) Persyaratan-persyaratan konstuksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-
syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
bagian dokumen ini.
2) Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi teknis ini maka semua pekerjaan
beton harus sesuai dengan standar dibawah ini :
 SNI No. 03-2847-1992
 Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970)
3) Semua material yang dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi sebelum dipergunakan dalam proyek ini, kemudian
semua material yang akan dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan
yang ada dalam RKS ini.
4) Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan
mutu beton Karakteristik (K) 250
5) Untuk bidang-bidang yang vertikal, ketinggian pengecoran beton yang
akan dicor maksimum 150 cm.
6) Cetakan Beton
 Cetakan yang dipakai dibuat sedemikiaan rupa sehingga menghasilkan
permukaan beton yang rata dan halus. Untuk itu dipergunakan papan
Tripleks dengan ketebalan tidak boleh kurang dari 6 mm.
 Sebelum beton dituang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton
diperiksa untuk memastikan kebenaran perletakannya, kokoh, rapat
serta bersih dari segala kotoran permukaan cetakan harus diberi
minyak (Form Oil) untuk mencegah melekatnya beton pada
cetakannya.Permukaan cetakan harus dibasahi sehingga tidak terjadi
penyerapan air beton yang baru dituangkan. Cetakan beton dapat
dibongkar dengan persetujuan direksi.
7) Sambungan Beton
 Pemborong harus membuat schedule tentang letak sambungan cor
beton (Construction Joint).
 Dalam keadaan mendesak Direksi dapat merubah letak sambungan
beton tersebut.
 Permukaan sambungan beton harus dikasarkan dengan cara
mengupas seluruh permukaan sampai didapatkan permukaan beton
yang padat dengan menyemprotkan air kepermukaan sesudah 2 atau 4
jam sejak beton dituangkan atau boleh menggunakan cara lain yang
disetujui direksi.
 Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan
diberi lapisan grount sebelum beton dituang. Grount terdiri dari satu
bagian semen daan dua bagian pasir.
 Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain
yang ditentukan dalam gambar, bentuk sambungan untuk tulangan
dinding tegak (vertikal) dan kolom sedikitnya harus sudah 30 kali
diameter batangan dan harus mendapat persetujuan dari direksi.
8) Pembesian
 Bahan material dan ukuran batang semua baja tulangan harus baru
dengan mutu baja U24 untuk besi tulangan yang polos dan U32 untuk
besi tulangan ulir sesuai dengan SNI untuk beton dan harus disetujui
oleh Direksi. Diameter tulangan baja beton harus sesuai dengan
gambar dan bila kemudian karena keadaan lapangan harus diadakan
penggantian/penyesuaian diameter terlebih dahulu harus disetujui
Direksi.
 Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dari serpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau
mengurangi daya rekatnya.
 Baja tulangan harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada konstruksi yang
diberikan kepada kontraktor, baja tulangan beton tidak boleh
diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara merusak bahannya.
 Baja tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar
tidak boleh dipakai, semua batangan harus dibengkokan dalam
keadaan dingin, Pemasangan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara-cara pengerjaannya disetujui oleh
direksi.
 Sistim pemasangan, penggunaan besi beton, ketepatan diameter dalam
pembesian ini agar tetap mengikuti gambar yang ada, seperti
pembesian : Sloof, kolom, Ring Balok, Balok, Plat Beton, Rabat Beton
Bertulang dll.
9) Pengecoran Beton
 Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi Teknik/Pengawas Lapangan sebelum
pengecoran dilakukan.
 Direksi Teknik/Pengawas Lapangan harus menerima pemberitahuan
minimal 2 x 24 jam sebelum pengecoran dilakukan agar pemeriksaan
dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
 Beton yang tidak dapat dipakai yang sudah mengeras, kotoran-kotoran
dan benda-benda yang tidak berguna harus dikeluarkan dalam
begesting.
 Pada saat pengecoraan lapisan-lapisan beton ini, secara bersamaan
juga dilaksanakan pemadatan.
 Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang
telah terpasang harus dimintakan persetujuan Direksi.
10) Adukan/Campuran.
 Adukan yang dipakai untuk beton ini adalah 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr atau
sesuai dengan job mix desain agar tercapai mutu beton yang sesuai
dengan yang ditentukan.
11) Beton Cor
 Beton tidak bertulang dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan ukuran
sesuai dengan gambar digunakan untuk :
12) Neut beton
13) Tempat-tempat lain yang disebut dalam rencana.

Tabel Pembesian dan ukuran untuk Bangunan yang akan dikerjakan :

Diameter Besi
NO JENIS PEKERJAAN
Tul. Pokok Tul. Bagi Beugel

1 Pek. Pondasi Beton Pile Cap, PC.1=120x120cm D19 - 150 D16 - 150
2 Pek. Pondasi Beton Pile Cap, PC.2=240x120cm D19 - 150 D16 - 150
3 Pek. Pondasi Beton Pile Cap, PC.3=240x230cm D19 - 150 D16 - 150
4 Pek. Pondasi Footplat F1 = 150x150cm D16 - 150 Ø 12 - 150
5 Pek. Pondasi Footplat F2 = 100x100cm D16 - 150 Ø 12 - 150
6 Pek. Pondasi Footplat F3 = 250x250cm D19 - 200 D16 - 200
7 Pek. Pondasi Footplat F4 = 250x250cm D19 - 200 D16 - 200
8 Pek. Pondasi Footplat F5 = 250x250cm D19 - 200 D16 - 200
9 Pek. Pondasi Beton Tangga Ø 12 - 150 Ø 12 - 150
10 Pek. Sloof Beton S.1=25x40cm, K.250 6 D16 2 Ø 12 Ø 10 - 100
11 Pek. Sloof Beton S.2=20x40cm, K.250 6 D16 2 Ø 12 Ø 10 - 100
12 Pek. Sloof Beton S.3=20x30cm, K.250 4 D16 - Ø 10 - 100
13 Pek. Sloof Beton S.4=15x20cm, K.250 4 Ø 12 - Ø 10 - 100
14 Pek. Kolom Beton K1=50x60cm, K.250 20 D 19 - D 13 - 100
15 Pek. Kolom Beton K1-1=50x60cm, K.250 18 D 19 - D 13 - 100
16 Pek. Kolom Beton K2=40x40cm, K.250 12 D 19 - Ø 10 - 100
17 Pek. Kolom Beton K3=40x40cm, K.250 10 D 19 - Ø 10 - 100
18 Pek. Kolom Beton K4= dia. 60cm, K.250 10 D 19 - Ø 10 - 100
19 Pek. Kolom Beton K5=40x40cm, K.250 12 D 19 - Ø 10 - 100
20 Pek. Kolom Beton K6=30x30cm, K.250 6 D 16 - Ø 10 - 100
21 Pek. Kolom Beton K7=25x63cm, K.250 8 D 13 - Ø 10 - 100
22 Pek. Kolom Beton Praktis 11/11cm 4 Ø 10 - Ø 6 - 150
23 Pek. Balok Beton B1=35x70cm, K.250 14 D 22 2 D 16 D 13 - 100
24 Pek. Balok Beton B2=35x50cm, K.250 12 D 22 2 D 16 D 13 - 100
25 Pek. Balok Beton B3=25x40cm, K.250 8 D 19 2 D 16 Ø 10 - 100
26 Pek. Balok Beton B4=25x50cm, K.250 7 D 16 2 Ø 12 Ø 10 - 100
27 Pek. Balok Beton B5=20x40cm, K.250 6 D 16 2 Ø 12 Ø 10 - 150
28 Pek. Balok Beton B6=20x50cm, K.250 8 D 16 2 D 13 Ø 10 - 100
29 Pek. Balok Beton B7=20x40cm, K.250 6 D 16 2 Ø 12 Ø 10 - 150
30 Pek. Balok Beton B8=20x50cm, K.250 7 D 16 2 D 13 Ø 10 - 100
31 Pek. Balok Beton B9=20x35cm, K.250 7 D 16 - Ø 10 - 100
32 Pek. Balok Beton B10=20x35cm, K.250 5 D 16 - Ø 10 - 100
33 Pek. Balok Beton B11=30x60cm, K.250 12 D 22 2 D 16 D 13 - 100
34 Pek. Balok Beton B12=30x50cm, K.250 7 D 19 2 D 19 Ø 10 - 100
35 Pek. Balok Beton B13=25x45cm, K.250 8 D 16 2 D 16 Ø 10 - 100
36 Pek. Balok Beton RB=25x40cm, K.250 8 D 19 2 D 16 Ø 10 - 100
37 Pek. Balok Beton BL=10x60cm, K.250 (Listplank) - - Ø 12 - 150
38 Pek. Balok Beton Bordes Tangga 25x40cm, K.250 8 D 19 2 D 16 Ø 10 - 100
39 Pek. Plat Beton Type S1 t=15cm, K.250 D 13 -200 D 13 -200 -
40 Pek. Plat Beton Type S2 t=15cm, K.250 Ø 12 - 200 Ø 12 - 200 -
41 Pek. Plat Beton Type S3 t=12cm, K.250 Ø 12 - 200 Ø 12 - 200 -
42 Pek. Plat Beton Type S4 t=10cm, K.250 Ø 10 - 200 Ø 10 - 200 -
43 Pek. Plat Beton Type S5 t=10cm, K.250 Ø 8 - 200 Ø 8 - 200 -
44 Pek. Plat Beton Dak t=10cm, K.250 Ø 8 - 150 Ø 8 - 150 -
45 Pek. Plat Beton Sunscreen t=8cm, K.250 Ø 8 - 100 Ø 8 - 100 -
46 Pek. Plat Beton Bordes Tangga t=10cm, K.250 Ø 10 - 200 Ø 10 - 200 -

1.5. PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BAJA


Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja seperti pelat-pelat,
profil-profil, baut-baut, angker-angker menurut kebutuhan sesuai dengan gambar
rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
Semua pekerjaan pembuatan bagian konstruksi baja seperti sambungan-
sambungan pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan lain-lain sesuai
dengan gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti
pemasangan semua elemen-elemen rangka baja, pengecatan dan lain-lain sesuai
gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
1.5.1. Ketentuan Umum
Persyaratan-persyaratan kontruksi baja dan istilah teknik secara umum
menjadi satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis maka semua pekerjaan baja
harus sesuai standart di bawah ini :
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983
 Peraturan Pembebenan Untuk Gedung Indonesia ((PPUGI)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI)
 American Societyfor Testing & Material (ASTM)
 Steel Structural Painting Council (SSPC)
 Standart Industri Indonesia (SII)
 AISC 'Specification for Structural Joint Bolts'.
Penyedia harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan kesesuaian
yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan intruksi-
intruksi yang diperlukan oleh pengawas serta meneliti kebenaran dan
berrtanggung jawab atas semua ukuran yang tercantum dalam gambar
rencana.
1.5.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu untuk pelaksanaan kontruksi baja
secara lengkap dengan gambar dan persyaratan teknis ini.
 Material.
1) Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik
dan disetujui oleh pengawas. Pengawas berhak untuk minta diadakan
pengujian atas bahan-bahan tersebut dan pelaksanaan harus
bertanggung jawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk ini.
2) Baja struktur harus mempunyai mutu sesuai dengan ASTM A36
dengan E=200.000 Mpa. Dengan kualitas ST 37. Baut, mur dan ring
dari jenis “High Stregth” ASTM A35 baja hitam atau sekurang-
kurangnya dari standart FE360 (ST37). Semua baut dan mur harus
mempunyai kepala yang ditempa, tepat, sentries, dan siku terhadap
batangnya dengan kepala dan mur yang berbentuk horizontal. Lubang
diameter ring yang digunakan adalah lebih besar 1,5 mm dari diameter
baut. Penjelasan dengan “Aech Welding Electrodes” sesuai AWS
A5.569.
3) Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 60.
4) Semua baja yang digunakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan
ketebalan serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk atau
putir,dengan berat sesuai rancana.
5) Semua material baja harus supplier yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu,
pelaksaan harus menyerahkan hasil pengujian yang dibutuhkan dan
berhubungan dengan kontruksi baja ini disertai faktur pengiriman.

 Pabrikasi
1) Pabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang
memenuhi persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Perencanaan
harus membuat workshop dilapangan dan disetujui oleh pengawas.
Apabila fabrikasi dilakukan diluar lokasi, penyedia harus menanggung
biaya yang dikeluarkan oleh pengawas untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
2) Pengelasan harus dilakukan dalam tempat yang beratap dan
dilaksanakan dengan menggunakan las bujur listrik. Batang yang
digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan kualitas baik. Baja yang
akan dilas harus bebas dari cat, retak, minyak cat dan yang disambung
harus rata satusama lainnya, Pengecatan dasar dilakukan di workshop
sebelum pengiriman kelokasi atau penyimpanan.
1.5.3. Teknis
 Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana.
 Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja
yang tidak tercantum dalam Gambar Rencana harus dilengkapi oleh
Pemborong dan harus dinyatakan pada Gambar Pelaksanaan. Untuk itu
Pemborong harus memintakan persetujuan dari pengawas sebelum
memulai pekerjaan tersebut.
 Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu
yang berat dan dapat diterima harus diajukan dan diusulkan kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas dan Perencana.
 Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa
ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan kurang.
 Pemborong bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan
detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-
bagian konstruksi.
 Bahan struktur baja harus difabrikasi di Workshop.
 Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun dilapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang baut tersebut.
 Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah-
daerah lainnya harus diukur dengan Theodolite oleh Pemborong dan
disetujui oleh Pengawas.
 Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Pemborong
harus dilaksanakan atas beban biaya Pemborong.
 Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki dan bila perlu diganti dengan yang baru
kesemuanya atas biaya Pemborong.

1.5.4. Persyaratan Pelaksanaan


 Shop Drawing
1) Shop Drawing yang buat harus memperlihatkan semua informasi
mengenai dimensi pelat, tebalas dan jenis sambugan las yang
dipergunakan.
2) Pada setiap shop drawing harus dilengkapi dengan daftar material
yang gunakan berserta berat material yang dipakai.
3) Pada setiap shop drawing harus dicantumkan kualitas dari material
baja dan las yang digunakan.
4) Semua pekerjaan pemotongan dan fabrikasi baja harus terlebih dahulu
disetujui oleh Pengawas yang dalam hal ini adalah persetujuan shop
drawing.
 Pengelasan
1) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
Pemborong wajib menyerahkan sertifikat keahlian-keahlian dari
masing-masing tukang lasnya.
2) Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian
konstruksi ini
3) Walaupun demikian apabila ternyata pada saat pengerjaan yang
sebenarnya dicapai hasil yang kurang memuaskan, maka tenaga
pengelasan tersebut harus diganti.
4) Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapih tanpa
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
5) Elektode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang
dapat menjamin komposisi dan sipat-sipat dari elektrode tersebut
selama masa penyimpanan.
6) Pengelasan haru menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektrode
tersebut.
7) Teknik/cara pengelasan yang dipergunakan harus memeperlihatkan
mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan.
8) Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran-
kotoran, cat-cat, minyak-minyak, karat-karat dan kotoran dalam
ukuran kecil harus dibersihkan, terutama kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus
bersih dari aspal.
9) Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur Bace Metal lebih
rendah dari 0° F. Pada temperatur 0° F - 32° F, permukaan las dari titik
dimulainya las sampai sejauh 7,5 cm juga harus dijaga temperaturnya
sampai dengan waktu pengelasan.
10) Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
11) Setelah pengelasan, maka sisa-sisa/kerak-kerak las harus dibersihkan
dengan baik.
12) Semua jenis pengelasan pada profil I yang tersusun dari pelat tidak
boleh memotong/bertemu pada pertemuan antara web dan flens dan
pengelasan harus dihentikan pada jarak 20 mm dari tepi web dan flens.
13) Semua profil I yang tersusun dari pelat harus merupakan suatu batang
yang utuh (tanpa sambungan) kecuali jika tercantum dalam Gambar
Rencana.
 Sambungan
1) Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-
gaya yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk
menahan lenturan batang.
2) Lubang baut harus lebih besar 0,5 mm dari pada diameter luar dari
baut. Jika baut dikerjakan di workshop,maka cara melubangi boleh
langsung dengan alat pengerek
3) Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baut dan
antara baut itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat
dengan cepat meneruskan gaya tersebut.
4) Khusus untuk lubang baut dengan bentuk oval harus dijamin dapat
terjadi perge- seran kearah memanjang dari bentuk oval tersebut.
 Pengecatan
1) Semua bahan setruktur baja harus dicat, sebelum dicat semua
permukaan baja harus bersih dari kotoran-kotoran ataupun minyak-
minyak. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan Wire Brush
dengan minimum mencapai SA-2, terkecuali untuk profil baja yang
merupakan cold formed steel dengan tebal lebih kecil dari 4 mm,
pembersihan permukaannya menggunakan wire brush sampai
mencapai ST-3.
2) Permukaan profil setelah di sand blast, pengecatan dasar pertama
sudah harus dilakukan paling lambat 4 jam setelah dilaksanakannya
sand blast.
3) Sebelum mulai penecatan, Pemborong harus memberitahukan kepada
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
4) Cat dasar pertama dengan merk seperti tercantum dalam persyaratan
bahan, dilakukan di work shop dengan sistem air less spray, dengan cat
dasar kedua dan cat finish dilakukan di site dengan sistem air less spray
atau sesuai dengan persyaratan cat yang dipakai.
5) Pada lubang-lubang high strength bolt dan unfinished bolt sesudah
dubersihkan, permukaan baja dilapisi 1 (satu) kali dengan cat yang
ditentukan sebelum pema- sangan dan 1 (satu) kali setelah selesai bolt
dipasang.
 Persyaratan Pengujian
1) Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan baja harus
dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest baik wrok shop lapangan
maupun pada Lembaga/Instansi yang berwenang untuk menguji
(DPMB, LIPI, dsb).
2) Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat (built up) harus diadakan
pengujian non destructive testing. Apabila dalam pengujian non
destructive testing timbul keraguan mengenai mutu baja, mutu
pengelasan, maka pengawas berhak untuk meminta diadakan
pengujian destructive testing. Semua biaya pengujian ini ditang gung
oleh Pemborong.
- Non destructive testing
Pada metoda ini bertujuan untuk melihat kualitas dari las yang
harus dilakukan sebagai berikut :
a) Pemeriksaan visual, pemeriksaan ini harus dilakukan pada
semua bagian dari struktur baja.
b) Pemeriksaan dengan X-Ray
Pemeriksaan ini dilakukan pada sambungan las antara web
dan flens pada profil dari pelat tersusun dan pengelasan
dengan full penetration. Untuk pemeriksaan sambungan pada
pembuatan dari pelat tersusun dilaksanakan secara random
dengan jumlah 5 % dari banyak pengelasan.
- Destructive testing
a) Pengujian las antara web dan flens.
b) Metoda dan prosedur pengujian berdasarkan JIS G 3353
(1978) yang secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut
:
- Profil yang diuji dipotong memanjang minimum 30 mm
- Pembebanan dilakukan sampai terjadi retak pada bagian
web dan flens.
 Bahan Atap
Bahan atap digunakan Spandek Zinc - Allumunium Prepainted TCT
0.45mm.

III. Pekerjaan Sipil dan Arsitektur, meliputi :


3.1. PEKERJAAN TANAH
3.1.1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi
gangguan terhadap bahan-bahan di bawah dan diluar batas galian yang
ditentukan sebelumnya.
b. Bila bahan tersebut yang nampak keluar diatas garis formasi atau tanah
dasar atau permukaan pondasi adalah lepas-lepas atau lunak atau
secara lain tidak cocok dalam pendapat Direksi Teknik, bahan itu secara
keseluruhan harus dipadatkan atau dibuang seluruhnya atau diganti
dengan urugan yang cocok seperti diperintahkan Direksi Teknik.
c. Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya
ditemukan berada di atas garis formasi atau pondasi, bahan tersebut
harus digali terus sedalam 20 cm sampai suatu permukaan yang rata
dan halus. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan ditinggalkan
menonjol dari permukaan yang nampak keluar dan semua bahan-
bahan yang lepas-lepas harus dibuang.
d. Profil galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan
pengurugan kembali dan harus dipadatkan dengan bahan pilihan yang
disetujui oleh Direksi Teknik.
e. Sejauh mungkin dan serta diperintahkan oleh Direksi Teknik,
Kontraktor harus menjaga galian tersebut bebas air.
3.1.2. Urugan Tanah
a. Urugan tanah yang akan dilaksanakan yaitu urugan tanah untuk
perataan site, urugan tanah dibawah lantai, urugan tanah dibawah
pondasi (sesuai Gambar Rencana/Gambar Kerja).
b. Urugan tanah harus menggunakan tanah urug yang baik dan harus
dipadatkan dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan
maksimal.
Pelaksanaan Pekerjaan :
1) Penyiapan Lapangan
 Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua
operasi pemotongan dan pembersihan termasuk pengisian lubang-
lubang disebabkan pembongkaran akar-akar harus disesuaikan
sesuai dengan spesifikasi, daan semua bahan-bahan yang tidak
cocok harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan
Direksi Teknik.
 Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang,
tempat pondasi timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh
(termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi
jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm,
memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetepkan untuk urugan
yang ditetepkan disana.

2) Penimbunan Urugan
 Urugan harus disisipkan sampai permukaan yang telah dibuat dan
ditebarkan dalam lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan
padat 20 cm.
 Urugan tanah harus diangkat secara langsung dari daerah galian
bahan ketempat yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca
kering). Penumpukan tanah pada umumnya tidak diizinkan,
khususnya selama musim hujan
3) Pemadatan urugan
 Segera setelah pemadatan dan penebaran urugan, masing-masing
lapisan tanah harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan
pemadatan yang cocok dan memadai sampai disetujui dan diterima
oleh Direksi Teknik.
 Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar
serta masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing
bagian menerima desakan pemadatan yang sama.
3.1.3. Urugan Pasir
a. Urugan Pasir yang akan dilaksanakan yaitu urugan pasir dibawah lantai
serta urugan pasir dibawah pondasi (sesuai gambar rencana/gambar
kerja).
b. Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus
dipadatkan dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan
maksimal.

3.2. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


a. Pondasi bangunan yang dipakai adalah Pondasi Lajur Batu Kali untuk dinding
bangunan yang bukan untuk kolom konstruksi.
Pondasi Lajur Batu Kali, terdiri dari :
1) Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm, ditimbris dan
disiram air sampai kepadatan maksimum.
2) Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah batu kali setebal 20 cm di isi pasir
atau batu pecah pada celahnya hingga kokoh.
3) Material batu kali/belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak
retak.
4) Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus
lumpur tidak diperkenankan dipakai.
5) Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi dan berapen adalah 1pc :
5ps.
6) Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
7) Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran
organik dan bahan-bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir
yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter
lubang sebesar 10 mm.
b. Penggalian pondasi lajur batu kali dilakukan dengan terlebih dahulu
menetapkan lay out, titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai
gambar dan disetujui Direksi.
c. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran
penempatannya, kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
Sebelum pemasangan pondasi dimulai izin dari Direksi mengenai hal tersebut
harus didapat secara tertulis.
d. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan
ke sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
e. Karena adanya cut and fill, pemborong harus memperhatikan kedalaman
pondasi terhadap tanah dasar/keras.

3.2.1. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


a. Perekat yang dipergunakan untuk pasangan batu kali adalah campuran 1
PC : 5 Ps.
b. Ukuran minimal batu adalah minimum 15 cm.
c. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan
memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam stuktur dan
persyaratan umum stabilitas dan saling mengunci.
d. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak
dan harus memiliki satu daya tahan (awet).
e. Batu-batu tersebut harus berbentuk datar, biji ataupun datar dan harus
dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila
dipasang bersama-sama.
f. Semua galian harus selalu bebas air dan kontraktor harus melengkapi
semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk
membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara
pengaliran lintasan air.
g. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan
waktu untuk penyerapan air.
h. Tebal atas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah
dalam batas-batas 2 – 5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan
minimum untuk menjamin bahwa semua rongga diantara batu yang telah
dipasang telah diisi sepenuhnya.
i. Batu harus diletakan dengan permukaan yang paling panjang mendatar
dan permukaan menonjol masing-masing batu harus diatur sejajar dengan
permukaan dinding yang sedang dibangun.

3.3. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
a. Pasangan Bata ringan
b. Adukan
c. Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan
3.3.1. Bahan/Produk
Batu bata ringan yang digunakan Dinding Bata Ringan (AAC Block Setara
Hebel Tebal 10cm). Plesteran + Acian Kolom (Perekat Jenis Mortar Setara PM
200 – Brick Mortar + Mortar Setara PM 310 – Prime Mortar).
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas
Lapangan. Konsultan MK berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi
syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat
pekerjaan.
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan
oleh Fabrikan.
Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk LEMKRA, Cipta Mortar atau
setara.

3.3.2. Pelaksanaan
1) Pasangan batu bata ringan / bata celkone, dengan menggunakan aduk
MU 300,PM-100.
2) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3) Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4) Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung
diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban
air keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan
acian atau pemasangan keramik dinding.
5) Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis .
6) Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter
6 mm jarak 20 cm.
7) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali
tidak diperkenankan.
8) Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat
stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30
cm kecuali ditentukan lain.
9) Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua)
melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
10) Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 13cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
11) Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang
seharusnya dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong
harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus.
12) Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan
bata ringan diatas kusen harus dibuat balok latei 10/10. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.
Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk

3.4. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
ini.
3.4.1. Bahan-Bahan
a. Adukan dan Plesteran Dibuat di Tempat.
Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C
150-1995, seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau yang
setara.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran lain yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai
pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara
b. Adukan dan Plesteran Siap Pakai .
Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Bata Ringan.
Adukan khusus untuk pemasangan bata merah harus terdiri dari bahan
semen, pasir silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi
untuk meningkatkan kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang
dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan
hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-300 buatan
PT Cipta Mortar Utama.
Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata ringan harus terdiri
dari bahan semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang
telah dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai
dengan hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200
buatan PT Cipta Mortar Utama.
c. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang
bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji
sesuai ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan MK.

3.4.2. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.
 Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air,
adukan kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500
mm di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar
Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat – tempat
lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan
plesteran selain tersebut di atas.
 Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan
kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai
dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.
b. Pencampuran.
Umum.
 Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur
atau alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang
merata, untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan
pencampuran dilanjutkan kembali.
 Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
 Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
Adukan Khusus.
 Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput
sesuai petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
c. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
 Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya
yang mengganggu.
 Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya
pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima plesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang
akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu.
Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan
air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan
dibersihkan.
d. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos
– kelos sementara dari bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang.
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata
dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan akan dilapis dengan bahan lain.
 Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian
pertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus
untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan
membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
Plesteran Permukaan Beton.
 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air,
kemudian diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak,
lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja.
Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran
dirawat dengan penyiraman air.
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
e. Ketebalan Adukan dan Plesteran.
 Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila
dinyatakan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
f. Pengacian.
 Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh
sehingga plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang
bergelombang, tidak ada bag yang retak dan setelah plesteran
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
 Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor
harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.
g. Pemeriksaan dan Pengujian.
 Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas
Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telah
diselesaikan.
 Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan
dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya
tambahan dari Pemilik Proyek.

3.5. PEKERJAAN KERAMIK


3.5.1. PEKERJAAN KERAMIK
a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
- Lantai Homogenous Tile 60x 60cm' Polished setara Niro Lucido
- Lantai Homogenous Tile 60x 60cm' Mate setara Niro Solfen
- Lantai Homogenous Tile 60x 60cm' Glazed
- Dinding Homogenous Tile 60x60cm' Polished setara Niro Lucido
- Lantai Homogenous Tile 30x30cm Glazed setara roman granit type
metropolitan grigo untuk KM/WC
- Plint Homogeous Tile 10x60cm' Polished setara Niro Lucido
- Step Nosing Homogenous Tile 10x60cm Mate

b. Bahan/Material
 Bahan ubin/keramik yang akan dipasang (merk, warna ataupun
corak/motif) harus mendapat persetujuan direksi, untuk itu
pemborong harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada direksi.
Bahan tersebut harus disimpan ditempat yang terlindung dan
tertutup.
 Keramik yang digunakan adalah Kwalitas I untuk seluruh lantai dan
dinding. Agar lebih jelas lihar gambar.
 Semua ubin/Keramik tersebut dapat menggunakan produk yang telah
memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.
c. Adukan
 Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps dipakai untuk pemasangan
dinding marmer dan granit, sedangkan untuk keramik lantai, dinding
ruangan, keramik KM/WC menggunakan campuran 1 Pc : 5 Ps
dengan ketebalan adukan maksimum 3 cm.
d. Pelaksanaan Pekerjaan
 Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak
dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih
dahulu.
 Pemasangan lantai ubin diatas pasir urug padat setebal 10 cm terlebih
dahulu diteliti kebenaran pemadatan tanah urug dan pasir urug
dibawahnya serta ketepatan pada peil yang ditentukan.
 Semua ubin yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air,
pengisian siar-siar harus cukup merata/padat dengan semen sewarna
 Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siarnya tidak lurus,
berombak, turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya pemborong.
 Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas
lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
 Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
 Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
 Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
 Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali
bila ditentukan lain.
 Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
 Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
 Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi
dan sesempuna mungkin.
 Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
 Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh
garis-garis siar.
 Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran
segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
 Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai
yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang
penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai
harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan
dari Konsultan MK.
 Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar
bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin
harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara
lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.

3.6. PEKERJAAN ALUMUNIUM KUSEN, DAUN PINTU / JENDELA DAN PARTISI


3.6.1. Pekerjaan Kusen Jendela Aluminium, Kusen Pintu Aluminium
a. Alumunium yang dipakai untuk seluruh pekerjaan Kusen Jendela
Aluminium, Kusen Pintu Aluminium dan Partisi Aluminium adalah
Alumunium dengan ukuran yang tercantum dalam gambar adalah
ukuran jadi dengan teloransi 0,5 cm (sesuai gambar) sedangkan
ukuran kayu lainnya sesuai gambar.
b. Penyambungan pada sudut Kusen Aluminium daun pintu/jendela, list
kaca dengan tiang Kusen Aluminium harus betul-betul rapi, tegak
lurus dan tidak terdapat celah-celah.
c. Pekerjaan Kusen Aluminium yang berhubungan dengan dinding bata,
kolom setiap sisinya harus dipasang besi angker diameter 10 mm, alur-
alur air harus diberikan pada permukaan Kusen Aluminium yang
berhubungan dengan dinding/kolom setebal 1 cm luar dan dalam.
d. Rangka daun pintu dan Jendela Aluminium
 Alumunium harus menghasilkan bidang yang rata.
 Rangka harus betul-betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat
dengan mudah ditutup/dibuka.
 Penyambungan alumunium pintu dan jendela harus baik.
 Pekerjaan Alumunium yang tidak rapi, kasar, bengkok dan tidak
menggunakan bahan yang telah ditentukan, harus dibongkar dan
diganti atas biaya pemborong.

Tabel Jenis dan Mutu Aluminium untuk Bangunan yang akan dikerjakan :

NO JENIS PEKERJAAN KELAS JENIS BAHAN UKURAN


1 Kusen Pintu - Aluminium CA 4 “
2 Kusen Jendela - Aluminium CA 4 “
3 Ram Pintu - Aluminium -
4 Ram jendela - Aluminium -

3.7. PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA PLAFOND BESI HOLLOW.


Pekerjaan konstruksi plafond Besi Hollow sesuai dengan ketentuan-ketentuan,
manufaktur/fabricator system rangka Besi Hollow. Pekerjaan baja ringan harus
memilki sertifikat Jaminan Mutu dan Garansi dari pabrk. Selain itu fabrikator baja
ringan harus memiliki perangkat lunak / software yang telah diuji atau
direkomendasikan untuk menajmin keamanan sesuai persyaratan keamanan
struktur.

1. Lingkup pekerjaan meliputi :


 Pekerjaan konstruksi plafond terdiri meliputi desain, pengadaan,
fabrikasi, perakitan dan pemasangan dari rangka plafond, penggantung
dan aksesoris pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar
kerja dengan hasil yang baik dan rapi.

2. Persyaratan Bahan / Material :


 Pada plafond dipakai Besi Hollow dengan mengacu persyaratan
pemasangan yang disetujui konsultan pengawas. Sistem kerangka plafond
Besi Hollow menggunakan system knock down.
 Menggunakan baut ukuran Ø 3,5/20 mm.
 Untuk Main Runner di pakai ukuran 38x25x4000, untuk Cross runner
digunakan ukuran 50x25x4000, dan untuk joint clip digunakan ukuran
50x60x13.
 Pelat penyambung, Accesories dan alat bantu lainnya harus berasal dari
material yang sama dan sesuai persyaratan dari pabrik produsen.
 Penyimpanan batangan berikut asesoriesnya harus disimpan dalam
keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan
dalam posisi yang terhindar dari kemungkinan mengalami deformasi
berlebihan, kerusakan dan keausan sebelum pemasangan. Penyimpanan
ditempat terbuka harus diselimuti dengan terpal atau plastik untuk
mencegah agar air hujan/embun tidak masuk dan terperangkap dalam
celah-celah profil. Air yang sempat masuk ke dalam celah tersebut dapat
memberikan cacat terhadap permukaan profil dan mengurangi umur
ketahanan smartruss terhadap karat.

3.8. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING CALSIBOARD


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit dan dinding Caksiboard dan
konstruksi penggantungannnya untuk rangka langit - langit, penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.
b. Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit dibuat dari batang besi hollow 40.40 dan hollow 40.20
tebal = 0.4 mm.
c. Rangka Dinding partisi menggunakan Baja Ringan C.100.75
d. Pemasangan Lembaran Caksiboard
 Bahan penutup langit-langit Caksiboard yang digunakan adalah
Caksiboard tebal 3,5mm sesuai dengan gambar untuk itu.
 Bahan penutup dinding partisi calsiboard yang digunakan adalah
Caksiboard tebal 6 mm sesuai dengan gambar.
 Plafond dan dinding partisi yang digunakan merk : ex Caksiboard
 Khusus pendempulan langit-langit untuk dicat harus dijaga terhadap nat
yang telah terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.
 Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roller.
 Semua Pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah-pecah serta tipis harus
diulang dan diperbaiki atas biaya pemborong

3.9. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL


a. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
seperti yang diajukan dalam ganbar rencana.
 Pekerjaan ini dilaksanankan pada tempat-tempat seperti yang dianjurkan
dalam gambar.
b. Pengendalian pekerjaan
 Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standart dan spesifikasi dari pabrik.
 Bahan – bahan yang harus memenuhi standart antara lain.
- AA The aluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM E84 American Standart for Testing Materials
- DIN 4109 Isolasi udara
- DIN 52212 Penyerapan Sura
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611/BS 1615 Proses anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikasif
c. Komponen
 Bracket/angkur dari material besi finis galvanis atau material aluminium
ekstrussion.
 Rangka vertikal dan horizontal dari material aluminium ekstrussion
 Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforoe dari material dari
material aluminium ekstrussion.
 Infil Dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan
kemudian sealant.
- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Seanlant
- Warana akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari
pabrik
- Lokasi sealant antar panel dengan komponen lain.
d. Bahan - bahan
 Bahan : Aluminium composite
- Tebal : 4mm terdiri dari 0,5mm Aluminium, 3mm Polyetlene dan
0,5mm Aluminium Aluminium.
- Length (mm) : 2440 mm, 4880 mm or custum
- Width (mm) : 1220 mm or custom
- Bending Strengh : 45-50kg/4mm
- Heat Deformation : 200o C
- Sound Insulation : 24-39 Db
- Finished : Flouracarbond factory firished/PVdF Coating
- Warna : Lihat gambar
- Merek : Alucobond, SEVEN atau setara
 Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan
kemudian.
 Bahan yang digunakan (produksi Jerman) atau setara.
 Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh
bahan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi
Tugas.
 Toleransi Dimensi mill finish : Stove dipernish + 0.2 mm
3.10. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
a. Lingkup Pekerjaan meliputi :
 Pemasangan Kunci Pintu Depan
 Pemasangan Doorcloser
 Pemasangan Engsel Pintu
 Pemasangan Grendel Jendela
 Pemasangan Engsel Jendela
 Pemasangan Hak Angin
 Untuk daun pintu yang menggunakan engsel Nylon (floor hings) harus
dipasang usuk sesuai kebutuhan sebagai tempat pegangan engsel.
 Secara keseluruhan pekerjaan harus dilaksanakan, serta penggunaannya
harus mendapat persetujuan Direksi.
b. Semua kunci dan alat penggantung yang terpasang ternyata tidak berfungsi,
harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong
c. Semua kunci yang digunakan adalah sekwalitas MULLER, dua putaran, finish
stainless tiap kunci harus mempunyai 3 anak kunci.
d. Engsel yang digunakan untuk pintu yang berhubungan dengan luar jenis
cabut H panjang 6" merk setaraf Ex luar negeri, sedang pintu bagian dalam
dipakai engsel nylon kupu-kupu 3 x 4 " setaraf Arch dipasang 3 buah tiap
daun pintu, untuk daun jendela dipakai engsel kupu-kupu nylon setaraf Arch
ukuran 2,5 x 3 ", tiap daun jendela dipasang 2 buah engsel.
e. Hak angin panjang 30 cm dipasang 2 bh untuk setiap daun jendela.
f. Hardwere kunci gantung, engsel harus diminyaki agar berfungsi baik, semua
contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan Direksi. Kunci dan alat
penggantung yang terpasang ternyata tidak berfungsi, harus
dibongkar/diganti atas biaya pemborong.

3.11. PEKERJAAN KACA


a. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, flat glas,
bening dan tidak bergelombang serta dapat menahan angin 122 kg/m2.
b. Penggunaan kaca : kaca bening 5 mm digunakan untuk jendela kaca mati
sesuai dengan gambar kerja dan kaca Tempered Reflektif Stopsol 5mm.
c. Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanya setiap pemasangan
kaca harus diberi list didempul dan difinish rapi dan tidak menimbulkan bunyi
bila ditiup angin.
d. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapi dan
kokoh, kaca yang telah terpasang harus dibersihkan dan dilap. Kaca yang retak
atau ada goresan harus diganti.

3.12. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pengecatan memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar,
pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-
tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu,
plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam
gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat
dengan standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat
akhir.
a. Data Teknis
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat
yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan MK dan akan diterbitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.
b. Contoh dan Pengujian
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan
identitas cat yang ada didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua)
bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak
dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh
harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar
dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat
tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat
berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh
disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan
guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila
bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
c. Bahan-bahan
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat.
Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi
Dulux, Mowilex, Jotun, ICI atau setara.
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan
skedule finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding. Bahan yang
digunakan adalah setara produk Jotun atau setara.
1) Cat dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
 Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
 Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
 Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
 Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
2) Undercoat
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
3) Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang
setara :
 Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
 Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
 High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan
interior pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan
besi/baja..
d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pembersihan, Persiapan, dan Perawatan Awal Permukaan
Umum
 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan
permukaan dan pengecatan dimulai.
 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih
yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.
 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.
Permukaan Pelesteran dan Beton.
 Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka.
Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong
dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-
tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
 Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur,
lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan
adukan.
 Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran
dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan
genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam
bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan
hingga air dapat diserap.

Permukaan Gipsum.
 Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
 Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.
 Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.
Permukaan Barang Besi /Baja.
 Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing
lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
penyemprtan pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan
barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang
disyaratkan.
 Besi/Baja Dilapis Dasar di Pbrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek
yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek
dan memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus
dilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan
dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan
debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan
sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat
kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah
disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
 Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat
warna harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus
yang diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat
kawat. Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa
pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.

2) Selang Waktu antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk
dicat harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang
disayaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai.
Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi
kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.

3) Pelaksanaan Pengecatan
Umum
 Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan
warna dan tekstur.
 Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
 Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan
 Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud.
 Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering), sesuai ketentuan berikut :
- Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
- Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
- Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir
Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based
high quality gloss finish.
- Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
 Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai
dengan ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah
disetujui untuk digunakan

4) Penyimpanan, penyampuran dan Pengenceran


 Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
 Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
 Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter
cat.
 Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
5) Metode Pengecatan
 Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau
rol.
 Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
 Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

6) Pemasangan kembali barang-barang yang dilepas


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang
dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

IV. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal, meliputi :


4.1. PLUMBING
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,
peralatan- peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian,
sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi,
gambar dan bill of quantity.
4.1.1. Instalasi Sistem Air Bersih
Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyediaan Air Bersih secara
lengkap sehingga sistem dapat bekerja secara baik.
 Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih
dari pompa di ruang mesin sampai ke titik-titik distribusi air bersih
sesuai dengan gambar perencanaan.
Persyaratan Bahan dan Peralatan
 Persyaratan Bahan dan Peralatan
Pemipaan
a) Pipa dan fitting air bersih harus menggunakan bahan jenis Poly
Prophylene (PPr).
b) Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang
tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum
dalam buku Pedoman Plambing Indonesia.
c) Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada Direksi
Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan
pemasangan.
d) Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke
arah katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa
naik/turun harus benar-benar tegak.
e) Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan
kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser.
f) Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short
elbow, standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak
diperkenankan.
g) Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki
tahanan aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali
yang disyaratkan pada buku ini.
h) Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat
pengumpul kotoran yang tertutup (capped dirt pocket).
i) Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai
ketelitian yang sewajarnya untuk pengukuran.
j) Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap
ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran
lainnya, dengan dop/blind flange untuk pipa baja dan copper,
pemanasan press untuk pipa PPR/PVC.
k) Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan
udara kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama,
agar kotoran kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa
dapat terbuang sama sekali.
l) Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan
bantu, dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu.

Pengujian Instalasi Pemipaan


 Pengujian dilakukan untuk menguji hasil pekerjaan penyambungan
pipa-pipa serta kondisi dari pipa-pipa yang telah dipasang.
 Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan selesai
dikerjakan dan siap untuk dilakukan pengujian.
 Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada
sistem pemipaan, tekanan yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan
kerja, minimum 10 kg/cm2.
 Pengujian dilakukan selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan
tekanan.
 Apabila terjadi penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari
sebab-sebabnya dan melakukan penggantian bila keadaan
mengharuskan.
 Perbaikan yang sifatnya sementara tidak diizinkan.

4.1.2. Instalasi Sistem Air Kotor/Limbah


Lingkup Pekerjaan
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures sampai dengan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) existing.

 Persyaratan Bahan dan Peralatan


Pipa dan Fitting
a) Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan
dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis PVC dan berasal dari
satu merk serta mengikuti SII 1246-85 dan SII 1448-85.
b) Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik
pembuat pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu meng-
gunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang
ditentukan olah pabrik pembuat pipa tersebut.
c) Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan
potongan pipa dari berbagai ukuran yang akan digunakan dan
membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa
dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan kepada Direksi
Pengawas/Manajemen Konstruksi dan mendapat persetujuan
untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan
jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut.
d) Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan
cara pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu
'Persyaratan Teknis ME'.
Sambungan
a) Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 Mm atau lebih kecil
mengguna-kan perekat solvent cement.
b) Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mm
menggunakan sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.
 Persyaratan Pelaksanaan
Pemipaan
a) Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus
dari satu merek.
b) Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
c) Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded
fitting" sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan
dalam sistem pemipaan.
d) Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE
Sanitair atau COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND
dengan floor clean out.
e) Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka
banjir alat sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan
minimum sebesar 1%.
f) Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g) Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-
kurangnya 15 cm di atas atap dan tidak boleh digunakan untuk
keperluan lain.
h) Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak
tumpuan pada pipa air kotor dan bekas.
i) Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan
koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat
adanya penembusan-penembusan beton lantai maupun dinding.
j) Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan
gambar pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa
tercakup pula dalam gambar tersebut.
k) Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah
masuknya gas yang berbau kedalam ruangan.
l) Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk
ke inlet, sistem permipaan air kotor bangunan, harus dipasang
penyaring kotoran dari bahan stainless steel untuk mencegah
penyumbatan di dalam pipa.
m) Pada jalur perpipaan air kotor dan bekas yang mengandung
lemak dipasang clean out di setiap belokan dan pada pipa
vertikal utama (di setiap pintu shaft).
n) Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan
cara pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu
'Persyaratan Teknis ME'.

 Pengujian Sistem
a) Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.
b) Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent
tertinggi.
c) Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi
penurunan muka-air setelah lewat 6 (enam) jam.

4.1.3. Instalasi Sistem Pembuangan Air Hujan


 Lingkup Pekerjaan
a) Pengadaan dan pemasangan talang air hujan
b) Pembuatan saluran gedung ke saluran drainase luar bangunan
(saluran air hujan tapak).
 Pekerjaan Talang Air Hujan
a) Persyaratan Bahan dan Peralatan Bantu
Bahan pipa talang,
Jenis : Plat Seng BJLS 30,
Kelas : BJLS 30
Roof drain,
Jenis : aluminium cor,
Konstruksi : sesuai gambar,
b) Persyaratan Pelaksanaan
Pemipaan
- Pipa Tegak
1) Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari
baja.
2) Jarak maksimum antara klem adalah 300 cm atau pada
setiap jarak sejauh jarak lantai ke lantai.

- Pipa Datar
1) Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja
seperti penggantung pada pipa air bersih.
2) Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan
berikut ini,

 diam. 50 mm atau lebih kecil, setiap 200 Cm


 diam. 65 mm atau lebih besar, setiap 300 cm dengan
kemiringan minimum sebesar 1 persen.
- Pipa yang ditanam dalam tanah
1) Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan
dengan pipa datar harus diberi dudukan dari blok beton.
2) Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi
sampai ke bak titik sambung dengan saluran drainase
tapak dengan kemiringan minimum 0.5 persen.

Sambungan
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50
mm meng- gunakan solvent cement.
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari
50 mm menggunakan sambungan rubberring.

4.1.4. Pekerjaan Alat-Alat Sanitair dan Aksesorisnya


Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang
berhubungan seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan
bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan
seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga
dan alat yang diperlukan
a. Bahan – Bahan
1) Water Closet dan Washtafle
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (TOTO tipe
CW421J/SW420JP with eco washer TC W07S), lengkap
dengan stop kran dan peralatan lain (warna standard).
 Wastafel
- Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri
(setara TOTO tipe LW651J), lengkap dengan keran,
siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
 Urinoir setara TOTO tipe U57M
 Sekat Urinoir TOTO tipe AW115J
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan
keran, siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
2) Keran, Floor Drain dll
 Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk
Pantry atau yang setara)
 Keran Lavatory TOTO tipe TX126LE
 Floor Drain (TOTO tipe TX1BN)
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan
tidak cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh
untuk disetujui oleh Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.

b. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan
oleh ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman.
Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
 Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan.
 Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada
bidang-bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan
dipasang kuat dan diuji.
 Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai
ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat.
 Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama
harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa
sehingga puncak bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di
atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
 Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada
ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
 Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa
pada meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi
bagian depan alat ini berada 530mm diatas lantai untuk orang
dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.
 Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan
Pengawasan Lapangan.
 Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan pekerjaan elektrikal harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
 Pemasangan alat-alat sanitair lain
 Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang
sipat datar dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang
yang akan dipakai harus tidak bercacat sedikitpun. Floor
drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.
Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi
dengan adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga
bidang atas floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai.
Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk.
Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja.
Tinggi pemasangan pada dinding  100 cm di atas lantai.

4.1.5. Pekerjaan Ground Water Tank dan Sumur Resapan


Ground Tank
Mekanisme kerjanya adalah sumber air dari sumur di pompa ke atas,
kemudian disimpan di ground tank. Lalu dari ground tank ini akan
dipompa lagi ke water tank di atap (ukuran kecil), baru diedarkan ke
saluran- saluran air di bawahnya.
Campuran beton yang dipakai dalam pembuatan ground tank harus tepat
dan kedap air (water proof). Dengan perbandingan plesteran semen
dengan pasir yang digunakan adalah 1 : 3.(bisa di baca pada pekerjaan
Beton).
Detail Sistem Kerjanya adalah sebagai berikut :
 Tanah digali, lalu diberikan lapisan beton setebal 3- 5 cm untuk lantai
kerja.
 Pemasangan stek tulangan untuk perkuatan dinding Ground Tank.
 Pembuatan lubang peturasan di bawah.
 Pemasangan tulangan wiremesh diameter 10 mm M- 150 (artinya
jarak antar tulangannya 150 mm), dengan ketebalan dinding 15 cm
untuk konstruksi dengan beton bertulang.
 Penambahan tulangan di ujung- ujung Ground Tank untuk perkuatan
dinding.
 Pemasangan bekisting untuk dinding Ground Water tank .
 Pembuatan manhole dan pemasangan bekisting atas untuk
pengecoran.
 Pembetonan bagian atas.
 Pada bagian atas, dibuat manhole sebagai acces untuk masuk ke
dalam. Biasanya untuk menguras dan mengecek keadaan pompa.
Setelah pembetonan selesai, maka ground tank ini harus diuji dulu
untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran, setelah semua fix baru
dipasang keramik untuk perlindungan terhadap lumut dan
kemudahan dalam pengurasan.
 Detail dan penulangan dinding Ground Tank sesuai dengan gambar
detail.
4.1.6. Pekerjaan Sistem Pemadam Kebakaran Ringan
 Portable Fire Extinguisher yang digunakan berisi bahan pemadam
jenis dry chemical powder kelas A, B, C dengan kapasitas tabung
sesuai dengan kelas Pemadaman 2A-10B/NFPA.10 atau 2A/SKBI
atau minimum 6 kG.
 Extinguisher Head (Operating Head) dari jenis High Strength Non
Corrosive dan dilengkapi dengan Discharge Hose yang mempunyai
Discharge Nozzle.
 Tabung APAR dipasang di dalam kotak FHC.
4.2. ELEKTRIKAL
4.2.1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,
peralatan- peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian,
sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan
spesifikasi, gambar dan bill of quantity.

4.2.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua
material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk
seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti
ditunjukkan dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam Pekerjaan
ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai
dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan
ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi
dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi
sistem distribusi listrik.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-
gambar perencanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya
Seperti pada gambar rencana, pemborong pekerjaan listrik harus
melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk siap
digunakan.
Adapun Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Instalasi Arus Kuat
 Pembuatan Shop drawing sebelum pekerjaan dilaksanakan.
 Instalasi Penerangan, Stop Kontak termasuk Fixture
 Panel penerangan dan instalasinya.
 Pengujian/test/keer dan percobaan
 Pembuatan As built drawing dan segala pekerjaan yang termasuk
kedalam pekerjaan ini.
Persyaratan Umum
 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh Pemborong pekerjaan listrik yang
memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku.
 Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik ini pada dasarnya harus
memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh PLN dan Instansi
yang berwewenang lainnya (SNI 04-0225-1987 Tentang Peraturan
Umum Instalasi Listrik).
 Pemborong Listrik harus membuat gambar-gambar revisi (As built
drawings) dan menyerahkan ke Direksi dalam rangkap 5 (lima).
Bahan/Material
 Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih
dahulu, mengajukan contoh untuk disetujui Direksi.
 Panel penerangan terbuat dari plat besi tebal 1,0 mm dicat anti karat
dan dilengkapi dengan kunci. Panel penerangan harus ditanahkan
(grounding) dengan tahanan 5 Ohm, merk yang dipakai setaraf
Mitsubishi, BBC, MG atau Siemen.
 Kabel Instalasi Listrik.
a. Kabel instalasi Penerangan dan stop kontak dipakai jenis NYA, NYM
dan NYY dengan merk Kabelindo, Sucoco, focus, kebel metal atau
suprin dengan ukuran sesuai dengan keperluan pada masing-
masing fungsi.
b. Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus
dipasang inbouw untuk memasang instalasi yang tertanam harus
dilengkapi dengan conduit/pipa beng/PVC dengan diameter 3/8"
atau sesuai dengan keperluan. Demikian juga dengan sambungan
listrik.

 Saklar dan Stop Kontak


a. Saklar 3 buah dan stop kontak harus dipasang inbouw dengan merk
broco, saklar dan stop kontak harus mempunyai kapasitas minimum
109 Ampere.
b. Ketinggian pemasangan saklar & stop kontak kurang lebih 150 cm
dari muka lantai kecuali bila stop kontak terpaksa harus dipasang
kurang lebih 30 cm dari muka lantai.
b. Pekerjaan Instalasi Arus Rendah
Pekerjaan ini meliputi, Sub distribution Panel, Panel-panel Daya dan
Panel Penerangan termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik. Panel utama
pada gedung ini adalah SDP yang harus diadakan.
1. Pekerjaan Sistem Pengindra Kebakaran (Fire Alarm)
Lingkup Pekerjaan
 Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua
material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk
pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan
yang lengkap sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem
pengindera kebakaran seperti dipersyaratkan di dalam buku ini
dan ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan. Dalam
pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari pembuat
peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidakmungkin
disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu
untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem
pengindera kebakaran secara keseluruhan.
 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera
dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan
ini meliputi :
1) Pusat Control
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pekerjaan Central
Processing Unit (CPU) Fire Alarm, dan peralatan-peralatan
bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem.
2) Initiating Device (alat pendeteksi)
Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan Ionization Smoke
Detector (Detektor Asap) dan Manual Detector/Alarm.
 Smoke Detector (Pendeteksi Asap)
- Ionization Smoke Detector yang digunakan harus
jenis Completely Solid State, pengionisasiannya
menggunakan bahan radioaktif berkadar rendah
dengan sistem 2 ruang ionisasi (two ionization
chamber) sehingga sensitivity deteksinya stabil
walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan.
- Ionization Smoke Detector harus mempunyai
switch untuk mengatur tingkat sensitivitas (2
posisi) dan mempunyai indikator alarm (LED) yang
menyala jika kondisi alarm.
- Ionization Smoke Detector harus mampu mendeteksi
daerah kebakaran (detector coverage area) minimal
seluas 80 M2 pada ketinggian ceiling 4,5 M.
- Ionization Smoke Detector bekerja pada tegangan
nominal sebesar 24 Volt dan tetap bekerja normal
pada tegangan kerja + 25% di atas nominal.
- Ionization Smoke Detector harus mampu bekerja
dengan normal pada kondisi temperatur kerja 0-
60 oC, Air Velocity 90 M/menit dan Relative
Humidity 95%.
- Kontraktor harus mengatur posisi pemasangan
Ionization Smoke Detector sehingga sistem
pendeteksi kebakaran bekerja dengan tepat dan
LED Alarm terlihat dengan jelas dari arah pintu
masuk.
3) Alarm Device
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices
(lampu indikator dan lampu exit) dan Audible Alarm Device
(bell).
- Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Audible
Alarm Devices dan Visual Alarm Devices.
- Audible Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Bell
(buzzer) sedang Visual Alarm Devices digunakan
Flashlight Lamp.
- Semua rangkaian Alarm Devices harus
menggunakan/dipasang EOLR walaupun di dalam
Gambar Perencanaan tidak ditunjukkan dengan nyata
dan EOLR harus ditempatkan di dalam metal doos.
4) Annunciator panel
Dalam pekerjaan ini harus termasuk pula batere cadangan
berikut charger-nya, kapasitas disesuaikan dengan
kebutuhan peralatan dan harus mampu bekerja dalam
waktu 12 jam tanpa supply listrik DC.
5) Instalasi Sistem
6) Penjelasan Sistem
7) Annunciator Panel

2. Pekerjaan Sistem CCTV


Lingkup Pekerjaan
- Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan material per
alatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang lengkap
sempurna untuk seluruh pekerjaan CCTV System seperti
dipersyaratkan di dalam buku petunjuk ini dan ditunjukkan di
dalam gambar perencanaan.
- Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan pekerjaan
lain yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam
buku ini,tetapi jika dianggap perlu untuk keamanan dan
kesempunaan fungsi dan masa operasi Security System secara
keseluruhan, masih merupakan bagian pekerjaan Kontraktor
untuk melengkapinya, SHG sistem berfungsi sesuai yang
diharapkan
- Item-item pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan ini
adalah:
a) Pusat Kontrol
Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi
monitoring dan control baik secara otomatis maupun secara
manual,operasi otomatis dilakukan berdasarkan suatu
program yang telah ditentukan, sedangkan operasi manual
berdasarkan suatu prosedur operasi melalui unit input.
Peralatan utama CCTV dioperasikan dari Ruang Kontrol.
b) Initiating Devices (Alat pendeteksi)
 Peralatan untuk pendeteksian berupa kamera yang
digunakan untuk mendeteksi kejadian-kejadian
diluar/dalam bangunan.
 Peralatan Initiating Devices antara lain central Sequential
Switcher, System Controller, Monitor Colour 21”,
Video Recorder, Lens, Camera, Housing camera
mounting Bracket.
 Sistem mempunyai tegangan kerja yang sama,
 Perlengkapan CCTV System harus diletakkan dalam satu
rack khusus.

3. Pekerjaan Sistem Jaringan Komputer (LAN)


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan semua peralatan
serta bekerjanya semua sistem jaringan komputer di seluruh
bangunan pada tempat-tempat seperi ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

Tercakup dalam lingkup pekerjaan sistem telekomunikasi ini


meliputi tetapi tidak terbatas pada :
- Pengadaan dan Pemasangan Outlet Komputer RJ 45.
- Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Kabel UTP Category 6.
- Pengujian seluruh sistem jaringan komputer.
Standar / Rujukan
 National Electric Code (NEC).
 Standar Industri Indonesia (SII).
 Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
 Spesifikasi Teknis Sistem Elektrikal.
Prosedur Umum
a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
 Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau
brosur/data teknis bahan/barang/peralatan untuk
pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui.
 Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk
bahan, barang, dan peralatan yang akan digunakan, dan
menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang
lengkap dengan data teknis serta performance dari
peralatan.
 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor
harus disertai dengan Surat Keterangan Keaslian Barang
(Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer)
atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
b. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan sistem elektrikal kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui.
 Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum
pengadaan bahan agar diperoleh cukup waktu untuk
pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor
bila mengabaikan hal ini.
 Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-
detail yang diperlukan.
 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan
Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan
Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya.
 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan
dan peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama. Dalam
mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan
ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja
Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, harus diperiksa.
 Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan
ruangan dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada
lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan
dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam
keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi
dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor
harus disertai dengan surat jaminan keaslian barang (Letter
of Origin) dan mempunyai jaminan serta garansi
(Warranty).
 Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam
kemasannya pada tempat yang aman dan terlindung dari
kerusakan.
d. Ketidaksesuaian
 Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang
didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan
dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
 Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti
setiap pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya
dari Pemilik Proyek.
 Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata
menyimpang atau berbeda dengan yang ditentukan,
Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian, dengan
maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian.
Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar
Kerja.
e. Bahan - bahan
 Umum
Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus
baru, bebas dari segala cacat/kerusakan, kualitas terbaik
dari produk yang dikenal dan sesuai untuk daerah tropis.

 Bahan Sistem Jaringan Komputer


 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, Kabel UTP
Category 6 harus memiliki ukuran sesuai Gambar Kerja, dan
harus sama atau setara dengan produk Belden, Lucent
Technologies atau yang setara.
 Outlet Data harus dari Clipsal, Legrand,MK atau yang setara.
 Pipa konduit untuk kabel data harus sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja atau disesuaikan dengan jumlah kabel yang
akan ditempatkan di dalamnya.
f. Pelaksanaan Pekerjaan
 Umum
a) Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan
kontraktor lain untuk memastikan semua peralatan dan
perlengkapannya dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.
b) Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai oleh Pengawas Lapangan.
c) Kontraktor secara teratur harus membuang kotoran dan
bahan tak terpakai agar dapat bekerja dengan aman.
d) Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja,
peralatan pemasangan, peralatan pengujian serta
mencatatnya.
 Pemasangan
a) Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel
b) Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya
kuning/putih, putih/hitam, putih/hijau, putih/merah,
putih/biru) harus digunakan untuk kode warna
pekerjaan marshalling.
c) Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan
kotak terminal
d) Semua kabel data harus ditempatkan di dalam konduit.
e) Tinggi pemasangan outlet data 0,3 m dari lantai.
f) Outlet data harus dipasang dan ditempatkan sesuai
petunjuk dalam Pengawas Lapangan.
 Lapisan Pelindung
a) Semua bahan yang dipasang harus sudah memiliki
lapisan pelindung.
b) Konduit kabel data harus diberi cat dalam warna sesuai
skema warna yang akan diberi kemudian. Bahan konduit
kabel harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis
Elektrikal.
 Pengujian dan Uji penampilan
a) Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan
pengukuran yang dianggap perlu oleh Pengawas
Lapangan untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi
dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan.
b) Kontraktor harus menyediakan peralatan pengujian dan
perlengkapannya agar tetap dalam kondisi baik selama
waktu pengujian.
c) Hasil pengujian harus dicatat oleh kontraktor dan
diserahkan secara resmi kepada Pengawas Lapangan
sebelum serah terima pekerjaan.
d) Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
e) Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek
melalui Pengawas Lapangan, buku asli
pengoperasian/pemeliharaan peralatan berikut
salinannya dalam jumlah tertentu, sesuai persyaratan
kontrak.
Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui
Pengawas Lapangan, Surat Jaminan (Warranty) atas produk sistem
telepon tersebut, dengan jangka waktu masa garansi sesuai standar
dari pabrik pembuat.

4. Sistem Pembumian Untuk Pengaman


Ketentuan umum.
 Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman
adalah pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau
benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif
dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak
bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung
singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda
tersebut menjadi bertegangan.
 Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan
manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya
gangguan.
 Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan
yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem
pembumian ini.
 Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan
standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.

Konstruksi.
 Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel
penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan
peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem ini.
 Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP
dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
 Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding)
dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau
kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan.
 Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan
sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
Pemasangan
 Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan
bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum
sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod
mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm atau sesuai
dengan rekomendasi produk yang diajukan.
 Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang
tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan
dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi
sebagai tempat terminal penyam-bungan dan tempat
pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak
kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan.
 Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat
menahan gangguan mekanis.
 Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang
tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las
sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan
harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
 Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod
harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga
titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
 Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang
tercantum di dalam Gambar Perencanaan.
 Sistem pembumian harus terpisah dari masing-masing sistem :
a) Pembumian jaringan tegangan tinggi,
b) Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
c) Pembumian sistem tegangan rendah,
d) Pembumian sistem telepon,
e) Pembumian sistem tata suara,
f) Pmbumian system pengindra kebakaran
g) Pembumian sistem Komputer.
Sistem Pembumian Pengaman,
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi
batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau
kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan
dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.

5. Pekerjaan Sistem Tata Suara (Sound System)


Lingkup Pekerjaan
 Termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja
dan lain-lain untuk pemasangan, test commissioning seluruh
sistem tata suara seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan
seperti ditunjuk-kan di dalam gambar rancangan. Dalam
pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain
yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu
untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem tata suara.
 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
di jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang
tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Lingkup pekerjaan yang dimaksud, Sistem Tata untuk Public
Address' yaitu Tata Suara untuk koridor, lobby utama dan lain-lain
yang terdiri dari :

Sentral Tata Suara Public Address' Interkoneksi existing


Instalasi
Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan
terminal box tata suara, wiring tata suara lengkap dengan
conduitnya, attenuator serta kelengkapan lainnya yang dibutuh-kan
untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.

Kelengkapan (Accessories) Ceiling Speaker


Yang termasuk kedalam pekerjaan ini meliputi ceiling speaker, box
speaker (dalam & luar plafond), dudukan speaker, grille, matching
transformer dan peralatan bantu lainnya untuk kesempurnaan
sistem Tata suara seperti yang dipersyaratkan dalam gambar
rancangan dan persyaratan teknis ini.
Test Commissioning
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning
dengan tahapan sebagai berikut,
 Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap
lantai dari sub TBT sampai titik instalasi speaker yang berada
pada tiap ruangan untuk tahanan isolasi (merger = 1000 k?)
dan fungsi jaringan sesuai gambar rancangan.
 Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari M-TBT ke
peralatan utama Tata Suara dengan metoda yang sama seperti
tersebut diatas.
 Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara lengkap untuk
kepentingan operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar
rancangan dan spesifikasi teknis ini.
Setiap tahapan pengecekan harus sepengetahuan/diketahui Direksi
Pengawas/MK.

Sistem Tata Suara Public Address,


 Sistem Tata Suara ini digunakan untuk area Public Address
mem-punyai 3 (tiga) tujuan, yaitu :
a. Back Ground Music
b. Paging and Messaging
c. Emergency Call
 Pemasangan Sistem Tata Suara untuk Public Address ini diatur
sedemikian rupa, sehingga mempunyai urutan prioritas
seperti tersebut di bawah ini :
a. Emergency Call
b. Paging and Messaging
c. Back Ground Music
 Tidak semua speaker digunakan untuk sarana penunjang ke tiga
tujuan seperti tersebut di atas. Ada speaker hanya untuk tujuan
b dan ada speaker untuk tujuan a, b dan c.
 Untuk ruang-ruang yang dilengkapi dengan speaker untuk
tujuan c, di setiap ruangan disediakan minimal sebuah pengatur
tingkat kuat suara (attenuator) untuk melayani semua speaker
yang terpasang di dalam ruang tersebut. Pengatur tingkat kuat
suara ini juga dapat 'menghidupkan'/'mematikan, speaker di
ruang tersebut.Pengaturan tingkat kuat suara dilakukan secara
bertingkat dengan menggu-nakan variable resitance devices.
 Dalam kondisi biasa, Sistem Tata Suara digunakan sebagai back
ground music yang dilayani dari Ruang Kontrol.
 Sistem Tata Suara disusun di dalam rak yang ditempatkan di
Ruang Kontrol seperti ditunjukan dalam gambar rancangan atau
atas permintaan Pemberi Tugas.Kontraktor sudah
memperhitungkan kemungkinan kondisi ini tanpa
kemungkinan adanya biaya tambah.

Kemampuan Operasi
 Sistem Tata Suara Public Address
Pemasangan/pengaturan Sistem Tata Suara Public Address
System' sedemikian rupa sehingga mampu dioperasikan,
 Untuk keperluan paging, messaging dan untuk keperluan
tertentu harus dapat dilakukan secara remote dari ruang
kontrol, yaitu :
a. Menghidupkan sistem tata suara jika saat itu sedang
di'mati'kan
b. Menghentikan back ground music yang sedang
berlangsung .
c. Meng'hidup'kan speaker yang di'mati'kan dari pengatur
tingkat kuat suara di setiap ruangan yang dilengkapi
dengan sistem tata suara.
d. Mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di
dalam bangunan untuk keperluan paging dan messaging
atau emergency call, walaupun pada saat itu sedang
difungsikan sebagai sarana back ground music.
e. Mengembalikan fungsi sistem tata suara ke keadaan semula,
yaitu sebelum dioperasikan untuk paging dan messaging
atau emergency call.
 Untuk paging dan messaging tingkat kuat suara di setiap
speaker sama dan tidak dipengaruhi oleh posisi pengatur
tingkat kuat suara yang dipasang di setiap ruangan. Tingkat kuat
suara untuk paging dan messaging dapat diset secara terpusat
dari sentral sistem tata suara.
 Nada-nada yang mengawali paging dan messaging serta
emergency call harus mempunyai nada-nada yang cukup
spesifik (berbeda dengan sumber audio lainnya).
 Back ground music dapat diprogram untuk cassette deck, atau
radio tuner.

Peralatan Sentral Sistem Tata Suara interkoneksi existing


Speaker
 Ceiling Speaker
a. Ceiling Speaker dan Matching Transformer ditempatkan
di dalam suatu box speaker dipasang reccessed ceiling pada
plafond dan difinish dengan Speaker Grille. Bentuk dan
warnanya ditentukan kemudian oleh Perencana
Interior/permintaan Pemberi Tugas melalui DIREKSI
PENGAWAS/MK.
b. Data Teknis.
 Rated Power : 3/6 Watt
 Impedansi input : 3,3 k Ohm
 Frequency Response : 100 - 16.000 Hz
 SPL minimum (1m,1W) : 90 Db
c. Sisi Primer Matching Transformer mempunyai 3 (tiga)
buah tap untuk 100, 70 dan 50 Volt.
Horn Speaker
a. Horn Speaker dipasang seperti ditunjukkan dalam gambar
perencanaan.
b. Data Teknis
 Rated Power : 15 Watt (input, RMS)
 Frequency Response : 100 - 12.000 Hz
 SPL minimum (1m,1W) : 90 dB
Attenuator (Pengatur Kuat Suara)
 Attenuator dengan transformer, flush mounting mempunyai
On-Off Plate berbentuk segi empat yang warnanya ditentukan
kemudian oleh Perencana Interior.
 Data Teknis
a. Rated Voltage : 100 Volt (minimum).
b. Rated Power : 1,6 beban speaker dilayani (minimum).
c. Ketinggian pemasangan 1,25 M dari lantai, tetapi jika pada
ketinggian tersebut ada jendela, maka ketinggian 0,70 M
dari lantai disesuaikan dengan keadaan dimana attenuator
tersebut akan ditempatkan.

Instalasi
 Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan
ini menggunakan kabel yang mempunyai tegangan kerja 100
Volt.
 Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis
NYAFHY yang dilengkapi PVC Insulated dengan jumlah inti dan
luas penampang kabel seperti tercantum di dalam gambar
rancangan
 Kabel yang digunakan untuk attenuator dihubungkan
sedemikian rupa sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan
benar.
 Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau
sparing dan setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang
kabel.
 Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik,
maka harus mempunyai jarak minimum 30 cm.
 Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang
pada rak kabel atau ditanam di dalam dinding.
 Sistem Tata Suara di dalam gambar rancangan tidak mengikat
dan penambahan alat diperbolehkan. Penambahan alat harus
disesuai-kan dengan kemampuan peralatan yang ada pada
setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari Sistem
Tata Suara tersebut tetap berada kemampuan puncak.
 Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban melakukan chek dan
menyesuaikan kabel instalasi agar dapat berfungsi dan bekerja
dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan
rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
 Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa
untuk keperluan utilitas lainnya.
 Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit,
sparing, rak kabel dan lain lain sama dengan persyaratan
penun-jang untuk instalasi sistem daya listrik dan penerangan.

Terminal Box Sistem Tata Suara


 Terminal Box terbuat dari plat baja/PVC dengan ketebalan
minimum 2 mm Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat
dan cat finish dengan warna yang akan ditentukan kemudian
atas persetujuan DIREKSI PENGAWAS/MK.
 Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar rancangan.
 Terminal Box dipasang flush mounting pada dinding.
 Terminal Box dilengkapi dengan pintu, kunci, handle. Dalam
pabri-kasi harus mempunyai kesamaan dengan box system lain
(kesamaan merk) dan dilengkapi master key,
 Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam
terminal box dilakukan dengan menggunakan terminal
penyambungan dari jenis 'screw type'.

6. Sistem Penangkal Petir


Lingkup Pekerjaan
 Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material,
peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna
untuk seluruh instalasi sistem penangkal petir seperti
dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan pada
Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di
dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem penangkal
petir.

Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :


 Elektroda Penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir
(air termination), dudukan air termination dan peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem
penangkal petir.
 Hantaran Turun,
 Di dalam pekerjaan ini termasuk juga pipa pelindung,
penyangga dan klem untuk dudukan dan pemasangan hantaran
turun.
 Elektroda Pembumian,
 Pekerjaan ini meliputi batang pembumian, terminal
penyambungan, bak kontrol dan material - material bantu
lainnya.
 Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan
Umum Instalasi Penangkal Petir atau peraturan peraturan
lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat
Rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Elektroda Penangkal Petir/Air Terminal


Elektroda penangkal petir ini terdiri dari :
 Air Terminal dari jenis Electrostatis lightning terminal.
 Dudukan air terminal yang terbuat dari fibre glass dengan
diameter 70 mm dan ketinggian minimum 2,5 meter.
 Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap
pengaruh goncangan dan angin.
 Air terminal yang dipakai harus mendapat izin atau
rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
atau instansi lain yang berwenang.
 Air terminal yang dipakai dengan menggunakan air terminal
dari jenis bukan radioaktif.
 Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
 Air terminal harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri
arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
 Elektroda penangkal petir harus dihubungkan dengan hantaran
turun
 Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa,
sehingga semua bagian atau benda yang berada di atap sampai
dengan lantai basement harus dapat terlindung oleh sistem
instalasi penangkal petir.

Hantaran Turun
 Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik
petir yang diterima/ditangkap oleh elektroda penangkal petir
ke konduktor pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun
harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda
penangkal petir maupun elektroda pembumian.
 Hantaran turun terbuat dari Coaxial Cable yang dirancang
khusus untuk hantaran turun sistem penangkal petir.
 Coaxial cable yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari
pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa kabel tersebut
dapat digunakan untuk sistem penangkal petir.
 Coaxial cable yang digunakan mempunyai ukuran min. 2 x 35
mm2
 Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan
mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan
gangguan mekanis.
Elektroda Pembumian
 Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2" dan
plat tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti
tercantum di dalam Gambar Perencanaan.
 Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah
dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M
dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
 Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda
pembumian dengan hantaran turun harus dilakukan di dalam
bak kontrol. Penyambungan tersebut harus menggunakan mur
baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
 Sistem pembumian untuk penangkal petir ini harus terpisah dari
sistem pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.

Bak Kontrol/Terminal Penyambungan


 Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara
hantaran penyalur petir dengan elektroda pembumian
(terminal pembumian) dan sebagai tempat untuk melakukan
pengukuran tahanan pembumian.
 Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
 Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
 Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle.
Tutup bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.

Penyangga Dan Klem


 Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur
petir.
 Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan
terhadap karat.
 Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
 Jarak antara 2 (dua) penyangga yang berdekatan minimal 40
cm.

V. Pekerjaan Lain-lain, meliputi :


5.1. PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
5.1.1. Pekerjaan Paving Block
c. Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan
untuk paving block. Ada beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan
ini yaitu :
 Pembersihan lahan
 Persiapan tanah untuk timbunan
 Pekerjaan pemadatan
 Pembuatan lapis pasir
 Pemasangan paving block
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur
kembali semua titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila
terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor wajib
membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat
persetujuan Pengawas.
2) Bahan-bahan
 Bahan lapis Pasir untuk Paving Block
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis
ini biaya dari pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar
ke lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi
tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis
disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas
bahan dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi
proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.
Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi
limit seperti di bawah ini :
Ukuran tapis Prosentase (%) Lolos
terhadap berat :
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10

Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena


memberikan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan.
Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena
membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemedatan.
Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-
beda harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah
 Bahan Paving Block
Paving Block dengan tebal 8 mm type persegi ukuran 20 X=x 20
cm natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan type
sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan
minimal 300 kg/cm2.

d. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Timbunan Tanah
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika
dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang
disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak
atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini
harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya
tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan
untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus mengulangi
pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya
derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum
dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak
boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan
dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan
arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan
rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak
longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :
 Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga
terhadap kemungkinan retak-retak akibat pengeringan yang
cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain
yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu
strukturnya.
 Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan,
untuk mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu
pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.
2) Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block
 Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak
tercampur dengan tanah/kotoran disekitarnya. Tempat
penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus
terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.
 Penghamparan pasir / bedding sand :
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar
(base course) sampai ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block
telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata
maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir
diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand
ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama
sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang
lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5
sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang
disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform
dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi
terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai
paving block selesai dipasang dan bersama-sama.
Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi
sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan
harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat
lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving
block pada hari yang sama.
3) Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block
 Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan
lainnya dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas
bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai
diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4
mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak
lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang
saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar
block.
 Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk
pengisian celah antara block dengan elemen-elemen lain seperti
pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain,
dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran
utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi
setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih
besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan
aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk
celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang
menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari
bagian terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan
dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib
membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.
 Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan
"mechanical flat plate vibrator", dengan karekteristik sebagai
berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton
sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding
sand. Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan
paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian
yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan
pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah
sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah
pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir
yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block
yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air
yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi
pada daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir
pemasangan/pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya
melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang
rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya
tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete
block ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir
pengisi, tetapi sebiknya setelah sambungan atau celah antar
block terisi pasir dan dipadatkan.

 Pasir pengisi (joint filling) :


Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block
harus mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari
berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-
celah dengan baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain
yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-
akhiran, pasir pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan
dengan sapu sepanjang permukaan jalan atau trotoar dan
dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan
kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebagai
langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus
dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga
diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan
terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
 Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah
subur hingga ke dasar block, guna penanaman rumput.
 Toleransi :
Toleransi ukuran bahan :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam
dengan toleransi maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap
tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm
dari permukaan yang tercantum dalam gambar, sehubungan
dengan peil permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau
tempalte tidak boleh melebihi 8 mm dan perbedaan
level dari satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh
melebihi 2 mm.

5.1.2. Pekerjaan Lansekap/Pekerjaan Taman


Yang termasuk pada pekerjaan luar bangunan meliputi penyediaan tenaga
kerja yang cukup jumlah serta keahliannya, mengadakan bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini secara sempurna yang antara lain terdiri dari :
Pekerjaan taman / lansekap, meliputi semua pakerjaan yang tertera dalam
gambar perencanaan dan sesuai petunjuk Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas, yaitu :
 Pekerjaan penanaman.
 Pekerjaan perawatan / pemeliharaan tanaman yang terdiri dari :
penyiraman, penyiangan, penggantian tanaman, pemangkasan,
pemupukan dan pemberantasan hama.
 Pekerjaan pembersihan bekas pembongkaran dan penga-manan setelah
pembangunan.

a. Persyaratan Bahan
 Bahan untuk pekerjaan landscape/taman.
Tanah yang dipakai adalah tanah merah untuk gundukan / bukit
tanah dan tanah subur yang dihamparkan dengan ketebalan
minimum 20 cm.
 Persyaratan pohon dan tanaman hias :
1) Jenis Pohon : Pelindung/peneduh.
Lokasi : Sesuai gambar perencanaan..
2) Jenis Pohon : Perdu Hias
Lokasi : Sesuai gambar perencanaan.
3) Jenis Rumput.
Lokasi : Sesuai gambar perencanaan.
Adapun jenis tanaman yang akan di tanam antara lain :
- Pohon Palm Ekor Tupai tinggi 200-400 cm dengan diameter
batang minimal 15 cm. Tanaman yang dipilih harus memiliki
kondisi yang sehat, segar dan memiliki perakaran yang kuat.
- Pohon Ketapang kencana dengan tinggi 200-400 cm. Tanaman
yang dipilih harus memiliki kondisi yang sehat, segar dan
memiliki perakaran yang kuat.
- Pohon Pucuk Merah tinggi 100 cm. Tanaman yang dipilih harus
memiliki kondisi yang sehat, segar dan memiliki perakaran yang
kuat.
- Pohon Tabebuya tinggi 200-400 cm. Tanaman yang dipilih harus
memiliki kondisi yang sehat, segar dan memiliki perakaran yang
kuat.
- Bunga Rambat Lee Kwan Yew
- Bunga Kacang-kacangan
- Bunga Heliconia
- Rumput Gajah Mini, memiliki perakaran yang kuat, bebas dari
gulma dan dapat tumbuh dengan baik.
Penanaman tanaman lain seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan.
Semua jenis tanaman harus bebas dari segala penyakit dan hama,
daun/cabang jangan sampai cacat dan harus tumbuh sehat.
Pembungkusan ball root tanaman harus dengan karung goni dan
diikat erat untuk mencegah pecahnya akar dalam pengangkutan.
Untuk penyemaian di Lapangan dipilih tempat yang aman dari segala
kerusakan, teduh dan dekat daerah penanaman. Dibuatkan peneduh
dari anyaman bambu atau daun kelapa agar dapat menyesuaikan
dengan lingkungan sekitarnya. Tanaman dijaga agar mendapat
panas Matahari langsung 50 %. Waktu penyesuaian 2-4 minggu di
tempat penampungan dengan menanamkan dalam tanah setempat
tanpa melepas ball root untuk tanaman hias.
Semua jenis tanaman yang tertanam harus disetujui oleh Direksi
Lapangan / Konsultan Pengawas.
 Bahan untuk pekerjaan pemeliharaan.
Jenis pupuk yang dipakai adalah pupuk kandang dan pupuk buatan.
Pupuk kandang dipilih dari kotoran sapi yang telah kering dan
matang, bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar serta
sudah dalam keadaan hancur (tak ada bongkahan).
Pupuk Buatan yang diberikan adalah yang mengandung unsur unsur
N,P,K yaitu NP Krustica Complete Yellow dengan perbandingan
(15:15:15).
Untuk tanaman rumput dipakai pupuk buatan ZA atau Urea
sebanyak 15 gram/m2.

b. Persyaratan Pelaksanaan
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat-syarat pekerjaan Landscape, standard spesifikasi darl bahan
yang dipergunakan dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, harus diperhatikan koordinasi
kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pakerjaan Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal dan Sanitasi. Terutama dalam
melakukan pekerjaan pembentukan, tanah dan penyelesaian tanah
agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, perusakan yang tidak
diinginkan terhadap pekerjaan lain yang telah selesai maupun yang
sedang dilaksanakan.
 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk /
kemiringan / contour / peil yang tertera dalam gambar kerja.
Kemiringan - kemiringan yang dibuat harus cukup kuat untuk
mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta
mengikuti persyaratan - persyaratan yang tertera dalam gambar
perencanaan. Adanya genangan air di atas tanah tidak dibenarkan.
 Untuk pekerjaan penanaman, diperlukan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organis dengan kedalaman sampai
mendapatkan tanah subur, serta penyediaan tanah subur untuk
urugan, bekas galian tanah tersebut.
 Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus
benar-benar bersih dari batu, kerikil, aduk, kapur dan segala bekas
bahan bangunan, bahan plastik dan bahan-bahan organis. Tanah
yang dipakai untuk urugan dan pelapisan tanah (top soil] untuk
rumput adalah tanah subur dan gembur.
Tanah urug yang dipakai pada saat penanaman dicampur dengan
pupuk kandang dengan perbandingan jumlah yang sama (1:1) atau
sesuai persyaratan untuk jenis tanaman maupun rumput.

c. Pekerjaan Penanaman.
 Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat,
posisi, perlu dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal
setiap jenis tanaman. Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang
ditarilk dari as-as bangunan yang terdekat / patokan-patokan yang
ada dalam Tapak.
 Perbedaan antara gambar dengan keadaan Lapangan harus
dilaporkan kepada Direksi/Penmgawas untuk diambil keputusan
pemecahan perihal perbedaan tersebut.
 Peil permukaan rumput dan tanaman hias yang terpasang harus
sesuai dengan gambar perencanaan.
 Jenis rumput gajah ditanam berupa rumpun-rumpun pada setiap
jarak10 cm secara teratur dan lurus dengan pole zig zag, ditanam
dengan cara tandur.
 Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah
pukul 14.30 agar tidak banyak terjadi penquapan dan kekeringan
yang terlampau cepat bagi tumbuh–tumbuhan tersebut kecuall pena-
naman yang dilakukan di tempat yang terlindung dari panas
Matahari langsung dapat dilakukan setiap saat.
 Bila setiap kali pelaksanaan penanaman jenis rumput yang telah
disebutkan dan tanaman hias selesai dilaksanakan, harus segera
dilakukan penyiraman dengan air yang bebas dari bahan / zat yang
dapat mematikan tanaman. Penyiraman ini harus dilakukan secara
teratur pagi dan sore setiap hari agar dapat tumbuh cepat dan baik.
Penyiraman dilakukan pagi sebelum pukul 10.00 dan sore hari
sesudah pukul 14.00.

d. Pemeliharaan Tanaman.
 Pemeliharaan tanaman harus diperhatikan oleh Kontraktor setelah
selesai penanaman. Masa pemeliharaan ini berlangsung selama satu
tahun dari mesa selesainya penanaman.
 Selama masa itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara
tanaman dan mengganti setiap kali ada yang rusak atau mati. Semua
biaya penggantian tanaman menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tana-
man yang tertanam.
 Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan ini harus benar-benar baik, memenuhi persyaratan
kerja yang dibutuhkan dan jangan sampail merusak tanaman.

e. Penyiraman Tanaman.
 Penyiraman dilakukan dengan air bersih yang bebas dari segala
bahan organis / zat kimia / bahan lain yang dapat mengganggu dan
merusak pertumbuhan tanaman.
 Cara Penyiraman.
Memakai alat khusus untuk menyirami tanaman (Emrat) yang
berlubang banyak pada tempat ujung air keluar sehingga air keluar
dapat menyebar merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
Memakai slang air yang terbuat dari plastik dihubungkan dengan
kran / sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara
memancarkan air melalui sprayer di ujung slang.
Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di Musim kemarau
dan bagi tanam-tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga
bagi tanam-tanaman dalam tempat penampungan. Hal ini harus be-
nar benar diperhatikan.
Penyiraman Tanaman dilakukan :
- Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan
rumput yang baru ditanam dan semua jenis tanaman dalam
penyimpanan sementara sebelum pukul 10.00 dan sore hari
sesudah pukul 14.30, sampai tanam tersebut tumbuh sehat dan
kuat.
- Untuk semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tum-
buh baik dan kuat disiram satu kall sehari pada sore hari setelah
pukul 14.30.
- Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahi
bawah permukaan tanah.
- Pada sore hari bagi tanaman yang masih terlihat cukup basah
tanahnya tidak perlu dilakukan penyiraman.
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air.
Air harus dapat terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.

f. Penyiangan Tanaman.
 Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali
bagi tanaman pohon dan rumput yang tertanam.
 Untuk tanaman rumput, penyiangan perlu dilakukan untuk
mencabut segala tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda
dengan jenis rumput yang ditanam. alat yang dipakai adalah
pancong atau cangkul garpu kecil

g. Penggantian Tanaman dan Rumput.


 Kontraktor wajib mengganti setiap kali ada tanaman & rumput yang
rusak atau mati. Semua penggantian tanaman & rumput baru,
menjadi tanggung jawab Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang
ditentukan berakhir.
 Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis/bentuk/warna daun
dan burga dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam.
 Penggantian tanaman dan rumput harus dilaksanakan dengan sebaik
mungkin jangan sampai merusak tanaman dan rumput lain di
sekitarnya pada saat mencabut atau menanam yang baru.
 Penggantian tanaman dan rumput dilaksanakan pada sore hari
antara pukul 14.00-13.00, dan sesudah dilakukan penanamanbaru
harus segera disiram air.

h. Pemangkasan.
 Pemangkasan dilakukan pada cabang / ranting yang tumbuh tidak
taratur / liar, atau untuk mendapatkan / mempertahankan bentuk
pertumbuhan cabang yang diinginkan.
 Membuang ranting dan cabang yang sakit dengan memotongnya.
 Semua pekerjaan pemangkasan ini dilakukan dengan gunting
pangkas dengan memangkas cabang dan ranting arah miring dari
bawah keatas dengan sudut 30 – 40 derajat. Tidak dibenarkan
pemangkasan dilakukan dengan mematahkan ranting / cabang
tanpa alat yang baik dan cukup tajam, sehingga ranting/batang
pecah atau rusak.
 Bekas pemotongan ranting/cabang yang permukaannya terpotong
lebar, penampang yang terpotong tersebut harus ditutup ter.
 Pemangkasan harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.

i. Pemupukan.
 Pupuk maupun Obat anti Hama yang dipergunakan harus sesuai
dengan persyaratan penggunaan pupuk bagi masing-masing jenis
Tanaman.
 Pupuk kandang dipakai pada saat penanaman sebagai pencampur
tanah urug yang diperlukan sesuai persyaratan untuk jenis tanaman
maupun rumput.
 Pupuk buatan diberikan kepada tanaman setelah melampaui masa
tanam 3 (tiga) bulan. Pupuk NPK diberikan sebanyak 25 gram per
tanaman, (unsur NPK ini mendorong pembentukan akar,
pembungaan dan pembuahan). Pemupukan dilakukan dengan
menanamkannya di dalam tanah sekitar batang tanaman sedalam 10
cm. Diameter lingkar alur pemupukan selebar rimbun daun pohon
yang bersangkutan. Pemupukan ini diulang setiap (3) tiga bulan
kemudian.
 Untuk tanaman rumput dipakai pupuk buatan ZA atau Urea
sebanyak 15 gram / m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali
dengan cara pupuk dilarutkan dengan air kemudian disemprotkan
dengan Sprayer ke permukaan rumput.

j. Pemberantasan Hama Penyakit.


 Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan
cara penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang dan cabang.
Bahan yang dipakai adalah Peptisida campuran antara Basudin dan
Diazona 60 %EC (obat tersebut dicampur air, dengan perbandingan
2 cc Obat dan1 liter Air).
 Untuk pemberantasan Jamur dan sejenisnya, dipakai fungisida Di-
thane M-45 yang dicampur air (2 gr/liter Air). Pemberantasan
dilakukan dengan penyemprotan ke seluruh permukaan daun,
batang dan cabang.
 Untuk memberantas penggerek batang dipakai BHC. Untuk
memberantas Siput darat dipakai Metodex yang disebarkan di sekitar
Pohon.
 Penyemprotan Hama dan Jamur :
- Untuk rumput, dilakukan 2 bulan sekali.
- Untuk tanaman dilakukan satu bulan sekali.
- Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian.
Untuk penyemprotan dari jenis obat yang berbeda jangan
dilakukan sekaligus akan tetapi harus ada beda waktu yaitu
selang 2 minggu.
5.1.3. Pekerjaan Drainase Udicth
U-Ditch yang dimaksud adalah U-Ditch dan U-Ditch + Cover Precast yang
berasal dari pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2.
a. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabrikasi
b. Dimensi U-Ditch yang dipakai sesuai dengan yang tertuang dalam
gambar perencanaan dan RAB.
c. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut
pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
d. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai
dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
e. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan
mengundang pihak pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke
produsen melihat tahapan dan pemakaian bahan pabrikasi
f. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis,
maka pihak pengguna berhak menolak produk beton precast
g. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi
Pemesanan U-Ditch Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat
Dukungan dari Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan
pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
h. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan,
Kontraktor harus memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah
diisi dengan Beton B0 di bawah K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya
ditanggung oleh Kontraktor

5.1.4. Pekerjaan Kansteen


Bahan Kansteen yang digunakan adalah Type K.03.1 dengan ukuran
dimensi 15 x 18 x 40 cm, kualitas beton adalah K225.
a. Pemasangan
Permukaan tanah yang telah padat yang berhubungan dengan pasir
alas harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh
digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
 Cleaning (Pembersihan) lapangan area untuk pekerjaan kanstin,
pastikan permukaan tanah sudah rata dan padat.
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan
hindarkan pemasangan secara acak.
 Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka
perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat
dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi
pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi
lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola tetap
dapat dipertahankan.
 Pada pemasangan kanstin berikan jarak 1 – 2 CM untuk spasi antar
kanstin.
 Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik pemasangan kanstin harus mengikuti
alur pemasangan kanstin.
 Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
 Pola Pemasangan kanstin harus sesuai urutan secara teratur agar
pemasangan dapat tersusun rapi dan baik.

5.2. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1. Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada bangunan lama akibat
pembangunan gedung ini sehingga antara gedung yang lama dan yang baru
menjadi satu bagian yang utuh.
2. Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bahan kerja, bekas-bekas bongkaran begisting
dan lain-lain.
3. Pemerataan tanah bekas-bekas galian, timbunan yang masih belum rapi.
Pekerjaan lainnya yang perlu dikerjakan agar pada penyerahan kedua seluruh
pekerjaan sudah dalam kondisi sempurna dan rapi.

VI. Pekerjaan Akhir, meliputi :


6.1. Pekerjaan Pembersihan Akhir
a) Pembersihan Lokasi Kegiatan
Semua bahan sisa atau bahan yang tidak dimanfaatkan lagi digedung ini agar
dibersihkan dan dihilangkan keluar dari gedung ini sehingga tidak ada satupun
menjadi kotoran.
b) Pembersihan Keramik Lantai dan Dinding
Semua jenis keramik lantai dan dinding yang sudah terpasang harus
dibersihkan dari bahan sisa dengan menggunakan pembersih lantai yang
aman untuk bahan sehingga lantai dan dinding bersih dan mengkilap.
c) Pekerjaan Karpet lapis underlayer digunakan dan dipasang dilantai kamar tidur
tamu sekolah, karpet direkatkan diatas lantai keramik dengan menggunakan
bahan perekat sehingga menyatu dengan lantai keramik. Karpet harus dipasang
dengan baik dan kuat serta rapih, dan harus dikerja oleh tukang khusus, dan
kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi/Konsultan Pengawas sebelum
mengerjakannya.
d) Dinding untuk kamar tidur tamu harus dilapis dengan wall paper, dikerja
dengan baik rapih dan kuat dan harus dikerja oleh tukang ahli khusus dan
kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi/Konsultan Pengawas sebelum
mengerjakannya.

6.2. Asbuilt Drawing


Setelah pekerjaan dianggap selesai maka kontraktor harus membuat backup
data akhir dan dibuatkan gambar Asbuilt Drawing atau Gambar sesuai Hasil
Pekerjaan dilapangan.

b) Persyaratan dan Peraturan


Semua dalam kontrak ini harus di laksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Standar Normalisasi Indonesia (SNI ),
Standar Industri Indonesia (SII ), Peraturan Nasioanal maupun peraturan setempat yang
berlaku atas jenis bahan tersebut, peraturan tersebut antara lain :
 Perpres No. 70 tahun 2010 dengan lampiran- lampirannya.
 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwarden Voor Deuitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken (AV)
1941.
 Keputusan – keputusan dari Majel is Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Badan
Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI )
 SNI 03-2445-1991 / SK SNI S-05-1990-F, Spesi f ikasi kayu gergajian untuk
bangunan rumah dan gedung.
 SNI 03-2353-1987 / SNI 4.3-53.1987/UDC, Spesi f ikasi kayu awet untuk
perumahan dan gedung.
 SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan A (Bahan bangunan bukan
logam) .
 SK SNI S-05-1989, Spesifikasi bahan bangunan bagian B (Bahan bangunan dari
besi /baja) .
 SK SNI -06-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan bangunan dari
logam bukan besi ) .
 SNI 03-2408-1991 / SK SNI T-09-1990-F, Tata cara pengecatan logam.
 SNI 03-2495-1991, Spesi f ikasi bahan tambahan untuk beton.
 SK SNI 03-1994-03, Spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata dan
plesteran.
 SNI 03-1726-1989 / SK SNI 1-03-53-1987, Tata cara perencanaan ketahanan
gempa untuk rumah dan gedung.
 SNI 03-2410-1991 / SK SNI T-11-1990-F, Tata cara pengecatan dinding tembok
dengan cat emulsi .
 SNI 03-2835-1992 / SK SNI T-01-1991-03, Tata cara perhitungan harga satuan
persiapan dan tanah untuk bangunan sederhana.
 SNI 03-2i836-1992 / SK SNI T-01-1991-03, Tata cara perhitungan harga satuan
pondasi batu belah untuk bangunan sederhana.
 SNI 03-2837-1992 / SK SNI T-05-1991-03, Tata cara perhitungan harga satuan
dinding tembok dan plesteran untuk bangunan sederhana.
 SK SNI S-03-1994-03, Spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata dan
plesteran.
 SNI 03-3434-1994 / SK SNI T-11-1992-03, Tata cara perhitungan harga satuan
kayu untuk bangunan sederhana.
 SNI 03-3435-1994 / SK SNI T-11-1992-03, Tata cara perhitungan harga satuan
penutup langit - langi t untuk bangunan sederhana.
 Peraturan Beton Ber tulang Indonesia 1971/1984 (PBI 1971/1984).
 Peraturan Konst ruksi Baja yang ber laku Indonesia
 Peraturan Umum dar i Dinas Keselamatan Ker ja Depar temen Tenaga Kerja.
 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI -3 1970.
 Peraturan Konst ruksi Kayu Indonesia, NI -5 1961.
 Peraturan Semen Portland Indonesia , NI -8.
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
 Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi
Pemerintah setempat , dalam hal permasalahan bangunan.
Untuk bahan dan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas, maupun
standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar Indonesia atau persyaratan
teknis/produsen bahan yang bersangkutan.

B. PEMAHAMAN SITUASI DAN UKURAN


a) Situasi
Pemborong wajib meneliti situasi keadaan tanah bangunan sifat dan luasnya yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.

b) Ukuran
Ukuran / satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam metriks, kecuali untuk
/bahan-bahan ter tentu dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.

PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. PAPAN PROYEK
a. Sebelum memulai kegiatan dilapangan terlebih dahulu Pelaksana harus memasang
papan proyek yang memberi informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
antara lain :
o Kuasa Pengguna Anggaran
o Nama Pekerjaan
o Lokasi Pekerjaan
o Nilai Kontrak
o Jangka Waktu Pelaksanaan
o Nama Pelaksana
o Nama Konsultan
b. Bahan yang digunakan untuk papan proyek menggunakan tripleks dengan ukuran
minimal 60 cm x 122 cm dengan menggunakan rangka balok 2/3 kayu kelas II
dengan tiang menggunakan balok 5/7 kayu kelas dua
c. Papan Proyek dipasang di lokasi kegiatan pada tempat yang mudah dilihat oleh siapa
saja.

B. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan
a) Lingkup Pekerjaan
o Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan
pembersihan” seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan
spesifikasi ini.
o Meliputi pembersihan dalam lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan, sesuai
yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

b) Syarat-syarat Pelaksanaan
o Untuk Pembangunan gedung ini teras keliling beserta rumput sekitar
bangunan agar dibersihkan dengan penebasan/pembabatan yang
dilaksanakan terhadap semua belukar/semak sampai yang tertanam dan
material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan
dikerjakan harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau
dibuang dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
o Semua sisa tanaman seperti akar-akar, rumput dan sebagainya harus
dihilangkan.
o Batu atau material yang sejenis jika ada harus pula dihilangkan, kecuali bila
berada pada dasar galian pondasi yang direncanakan, dan apabila batu
tersebut pada daerah taman bila dikehendaki dan sesuai persetujuan
Direksi/Pengawas tidak perlu dilakukan penghilangan.
o Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-
sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari.
o Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui
dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Pelaksana atau tanggung sendiri.
.

2. Pengkuran Kembali
a) Pelaksana diwajibkan mengadakan pengukuran kembali lokasi pekerjaan Jika
terjadi perbedaan, maka Pelaksana dapat mengajukan gambar rencana sesuai
dengan keadaan berdasarkan hasil pengukurannya.
b) Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dengan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan
Direksi Proyek.
c) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Direksi Pengawas.

3. Patokan Dasar Pengukuran


a) Pada pembangunan baru letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Sementara patokan ukuran untuk peil lantai ±0,00 diambil ukuran dari ukuran
2,10 cm dari ambang atas kebawah kusen yang sudah dipasang, agar
pemasangan daun pintu panil dapat dilaksanakan dan tidak terjadi pemotongan
tinggi daun pintu.
c) Pengukuran penentuan lantai keramik teras turun 5 cm dari peil lantai utama
±0,00. Begitupun dengan posisi lantai kamar mandi harus turun minus 10 cm
sehingga air tidak masuk kelantai utama.
d) Posisi peil lantai rabat selasar keliling bangunan turun 15 cm diukur dari lantai
utama ±0,00.

4. Penyediaan Air
a) Air untuk bekerja harus disediakan oleh Pelaksana, dengan persyaratan air harus
bersih , bebas dari kotoran seperti lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
b) Apabila dianggap perlu selama masa pekerjaan, pelaksana harus menyediakan
reservoir atau bak penampungan air.

4. Foto-Foto Dokumen Berkala


Kontraktor harus memperhitungkan biaya dokumentasi berupa foto berwarna yang
diambil secara berkala dari seluruh pelaksanaan, yaitu Poto harus diambil dari satu
titik yang sama mulai dari photo 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%.

5. Per tolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Selama pelaksanaan, Kontraktor harus
menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan

6. Kantor , Bangsal Kerja dan Gudang Kontraktor harus memperhitungkan biaya untuk
Pembuatan Kantor , Bangsal kerja dan Gudang sebagai tempat penyimpanan barang-
barang yang akan digunakan, dalam hal tersebut terutama semen agar tidak menjadi
keras dan serta barang-barang lainnya.

7. Keamanan Proyek
Kontraktor harus mempertimbangkan biaya untuk keamanan dengan menempatkan
petugas keamanan untuk menjaga barang milik kontraktor ataupun direksi.
PENUTUP
Pekerjaan yang termasuk lingkup tugas rekanan tetapi tidak diuraikan dalam
Spesifikasi Teknis ini harus dilaksanakan oleh rekanan supaya tercapai penyelesaian
pekerjaan dengan hasil yang maksimal kepada Pihak Pemberi Tugas.
Apabila dalam pelaksanaan terdapat kesalahan volume dan kualitas material (tidak
sesuai dengan Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Spesifikasi Teknis,
maka segala akibat yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor (Penyedia).
Persyaratan teknis yang telah ditetapkan PPK membandingkan antara metode kerja
yang ditawarkan oleh peserta dengan cara menilai kesesuaian metode tersebut.
Demikian spesifikasi teknik ini dibuat untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung
Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Tahun Anggaran 2019-2020
(Multi Years Contact)

Mataram, 2019
Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar
(PSPPOP)

Anda mungkin juga menyukai