Pengantar Manufaktur
Zahidi Putra Puar
Disusun Oleh :
JAKARTA
2014
Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan
dan Pabrik dalam Kolaborasi Manufaktur Make-to-Order
Ada beberapa dimensi strategi kompetitif bagi perusahaan manufaktur untuk
memenangkan persaingan bisnis dalam lingkungan yang dinamis yaitu: kualitas, ongkos yang
rendah, dan penyerahan order yang tepat waktu Namun strategi tersebut tidak selalu konvergen,
karena upaya untuk memenuhi kualitas sering kali berpengaruh pada kenaikan ongkos produksi
dan penambahan lead time yang berdampak jadwal pengiriman (delivery time).Untuk
memperbaiki kualitas produk dengan mereduksi efek variabilitas variansi sulit dan terlalu mahal
untuk dihilangkan dalam proses manufaktur, maka pengendalian variansi melalui desain
toleransi berfungsi membatasi variabilitas di sekitar target karakteristik kualitas produk yang
menjadi functional requirements bagi konsumen. Penentuan toleransi pada tahap desain lebih
difokuskan pada upaya memenuhi persyaratan fungsional dengan nilai toleransi yang seketat
mungkin, sehingga kurang mempertimbangkan kapabilitas proses manufaktur. kekurangan yang
ditimbulkan jika penentuan toleransi dilakukan secara sekuensial, antara lain :
1. Tidak ada hubungan yang jelas antara toleransi produk dengan toleransi pemesinan; dimana
perencana proses terbatas pada tinjauan komponen, sehingga tidak memiliki tinjauan produk
setelah dirakit
2. Menyita banyak waktu karena akan ada pekerjaan yang berulang karena proses recheck
toleransi antara bagian perancang desain produk dan perencana proses.
Banyak pakar kualitas yang menyatakan bahwa sebagian besar permasalahan dan ongkos-ongkos
yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah terkait dengan kualitas produk disebabkan oleh kualitas
dan variabilitas material yang dipasok oleh supplier untuk proses manufaktur, diantaranya adalah
:
Pengembangan model simultan penentuan toleransi dan pabrik untuk melakukan proses
manufaktur komponen rakitan dalam makalah ini dengan mengasumsikan:
1. Kolaborasi sistem manufaktur MTO menerapkan konsep JIT dan lean manufacturing.
2. Total delivery lead time adalah manufacturing lead time, waktu transportasi dan waktu
perakitan produk yang diperlukan untuk pemenuhan order.
3. Proses bervariasi mengikuti distribusi normal dengan rata-rata μ dengan batas penyimpangan
proses adalah 6σ.
4. Karakteristik kualitas menyimpang dari target desain secara simetris mengikuti fungsi
kerugian kuadratik.
pada produk rakitan, yang didasarkan fakta bahwa probabilitas komponen berada pada titik
ekstrem selang toleransi sangat rendah. Pendekatatan statistik dapat menghasilkan toleransi
produk rakitan yang lebih ketat, toleransi komponen yang lebih longggar, dan
1. Deskripsi Sistem
Suatu produk rakitan tersusun atas I komponen (Gambar 1), dimana setiap komponen ke-i dapat
diproduksi dengan proses manufaktur yang tersedia pada beberapa alternatif pabrik, dari pabrik
ke-j hingga pabrik ke-J. Setiap pabrik yang terlibat dalam kolaborasi ini memiliki karakteristik
yang spesifik dalam ongkos manufaktur dan ongkos operasional kolaborasi yang meliputi:
ongkos setup, ongkos material handling, ongkos operasi perakitan, ongkos operasi manual, dan
ongkos transportasi.
2. Notasi Model
Notasi model adalah lambang , dapat berupa huruf ataupun angka yang digunakan untuk
mempermudah dalam memodelkan sistem.
Contoh =
Indeks:
i : komponen ke-i
j : pabrik ke-j
I : kumpulan komponen
3. Formulasi Model
Fungsi tujuan dalam formulasi model optimisasi simultan penentuan toleransi dan pabrik pada
kolaborasi manufaktur make-to-order adalah minimisasi total ongkos (TC), yang merupakan
penjumlahan ongkos manufaktur, ongkos kerugian kualitas dan ongkos operasional untuk
kolaborasi manufaktur pada banyak pabrik. Dengan demikian, fungsi tujuan model dapat
dinyatakan dengan persamaan. Batasan pertama menunjukkan bahwa penetapan toleransi
komponen tidak boleh melebihi toleransi desain produk rakitan. Batasan kedua menjamin total
delivery lead time untuk seluruh komponen tidak melebihi batas waktu penyerahan (delivery due
date) order kepada konsumen. Delivery lead time adalah waktu (point of time) dimana order
diterima dari konsumen hingga waktu (point of time) order tersebut dipenuhi. Dengan demikian,
delivery lead time dapat diformulasikan dengan waktu manufaktur (manufacturing lead time)
komponen ke-i pada pabrik ke-j dan waktu transportasi ditambah waktu perakitan produk akhir
yang dipesan oleh konsumen. Batasan ketiga merupakan batas kepresisian proses (process
precision limits) pada masing-masing pabrik. Dua batasan model yang terakhir menyatakan
batasan fungsional untuk pemilihan pabrik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum solusi optimal yang diperoleh dalam implementasi model pada contoh
numerik menunjukkan bahwa beberapa komponen dengan nilai toleransi yang sama akan
diproduksi dalam satu pabrik dengan total ongkos operasional kolaborasi yang paling rendah.
Meskipun pabrik tersebut tidak selalu menyelesaikan produksi dengan lead time yang paling
singkat. Sementara itu, nilai toleransi yang dikehendaki adalah sedang. Hal ini dapat dipahami
karena pada toleransi yang ketat akan meningkatkan ongkos manufaktur, dan jika toleransi
diberikan terlalu longgar dapat menurunkan kualitas produk rakitan akhir.
Pada makalah ini telah dibahas pengembangan model optimisasi simultan penentuan toleransi
danpabrik untuk melakukan proses manufaktur komponen rakitan. Model yang diusulkan
merupakanpengembangan model Tseng dan Huang. Pengembangan dilakukan dengan membuat
keputusan simultan penentuan toleransi komponen dan pabrik dengan memperhatikan batasan
toleransi kualitas dan batasan delivery time untuk meminimumkan total ongkos pada kolaborasi
sistem manufaktur berbasis pesanan (make-to-order).Analisis toleransi dalam pengembangan
model pada makalah ini menggunakan pendekatan statistic (root sum square criteria) yang
berbeda dengan pendekatan worst case criteria pada model Tseng dan Huang . Formulasi model
yang dikembangkan mengggunakan mixed integer nonlinear programming sebagai metode
pencarian solusi. Pada contoh numerik yang disajikan, proses optimisasi dapat menghasilkan
solusi optimal. Solusi optimal yang didapatkan tidak sensitif jika perubahan yang terjadi pada
batasan toleransi kualitas dan batasan delivery time tidak besar. Sedangkan penambahan
alternatif pabrik untuk memproduksi suatu komponen dapat mengubah alternatif pabrik yang
dipilih. Hasil uji numerik pada makalah ini memberikan deskripsi bahwa dalam persoalan
kolaborasi manufaktur, memilih pabrik dengan ongkos manufaktur yang terendah saja dapat
menurunkan kualitas produk akhir. Namun total ongkos operasional pada suatu pabrik yang
paling rendah perlu dipilih untuk meminimasi total ongkos pada fungsi tujuan akhir.
Model yang dikembangkan dalam makalah ini memperhitungkan karakteristik kualitas produk
nominal is the best, dalam penelitian selanjutnya perlu dikembangkan model dengan
memperhitungkan karakteristik kualitas produk larger is the bette dan smaller is the better.
Computer Integrated Manufacturing (CIM)
1.1 Definisi
Integrated Manufacturing, yang dikenal sebagai CIM adalah frasa yang digunakan untuk
menggambarkan otomatisasi lengkap pabrik manufaktur, dengan semua proses berfungsi di
bawah kendali komputer dan informasi digital mengikat mereka bersama-sama. Hal ini
dipromosikan oleh produsen alat mesin di tahun 1980-an dan Society for Manufacturing
Engineers (CASA / UKM). Cukup sering itu adalah keliru untuk konsep "lampu keluar" pabrik.
Ini mencakup CAD / CAM,-dibantu desain komputer / komputer dibantu manufaktur, CAPP,
dibantu komputer proses perencanaan, CNC, mesin kontrol numerik alat komputer, DNC,
kontrol numerik mesin perkakas langsung, FMS, sistem mesin yang fleksibel, ASRS,
penyimpanan otomatis dan pengambilan sistem, AGV, kendaraan dipandu otomatis, penggunaan
robot dan alat angkut otomatis, penjadwalan terkomputerisasi dan kontrol produksi, dan sistem
bisnis yang terintegrasi dengan basis data umum.
Dibantu Desain Komputer (CAD) dan komputer-aided manufacturing (CAM) sistem yang
penting untuk mengurangi waktu siklus dalam organisasi. CAD / CAM adalah alat teknologi
tinggi mengintegrasikan antara desain dan manufaktur. CAD teknik memanfaatkan teknologi
kelompok untuk membuat geometri yang sama untuk pencarian cepat. File elektronik
menggantikan ruang tamu. CAD / CAM sistem yang terintegrasi menyediakan desain /
rancangan, perencanaan dan penjadwalan, dan kemampuan fabrikasi. CAD menyediakan gambar
bagian elektronik, dan CAM menyediakan fasilitas untuk pemotong lintasan pahat untuk
mengambil sepotong mentah.
Grafis komputer yang menyediakan CAD memungkinkan desainer untuk membuat gambar
elektronik yang dapat digambarkan dalam dua dimensi, atau sebagai dimensi komponen padat
tiga atau perakitan yang dapat diputar seperti yang dilihat. Program perangkat lunak Advanced
dapat menganalisis dan menguji desain sebelum prototipe dibuat. Elemen program analisis
hingga memungkinkan para insinyur untuk memprediksi poin stres pada bagian, dan efek
pembebanan.
Setelah bagian telah dirancang, grafis bisa digunakan untuk program jalur alat untuk mesin
bagian. Ketika terintegrasi dengan postprocessor NC, program NC yang dapat digunakan dalam
mesin CNC dihasilkan. Desain grafis juga dapat digunakan untuk merancang peralatan dan
perlengkapan, dan untuk inspeksi oleh koordinat mengukur mesin. Bagian hilir menggunakan
lebih yang dibuat dari CAD, semakin banyak waktu yang tersimpan dalam proses secara
keseluruhan.
Perencanaan proses generatif merupakan generasi maju CAD / CAM. Ini menggunakan program
perangkat lunak yang lebih kuat untuk mengembangkan rencana proses berdasarkan geometri
bagian, jumlah bagian yang akan dibuat, dan informasi tentang fasilitas di pabrik. Hal ini dapat
memilih alat yang terbaik dan fixture, dan dapat menghitung biaya dan waktu.
Sistem mesin fleksibel (FMS) adalah perpanjangan dari teknologi kelompok dan konsep
manufaktur selular. Menggunakan terintegrasi CAD / CAM, bagian dapat dirancang dan
diprogram dalam setengah waktu biasanya akan diperlukan untuk melakukan rekayasa. Program
bagian dapat didownload ke pusat mesin CNC di bawah kendali suatu komputer host FMS. Tuan
rumah FMS dapat jadwal CNC dan bagian-bagian yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaannya.
Manufaktur terintegrasi komputer dapat mencakup kombinasi yang berbeda dari alat yang
tercantum di atas.
Beberapa faktor yang terlibat ketika mempertimbangkan implementasi CIM adalah volume
produksi, pengalaman perusahaan atau personel untuk membuat integrasi, tingkat integrasi ke
dalam produk itu sendiri dan integrasi proses produksi. CIM yang paling berguna dimana tingkat
tinggi ICT digunakan dalam perusahaan atau fasilitas, seperti CAD / CAM sistem, ketersediaan
perencanaan proses dan data.
"CIM adalah integrasi perusahaan manufaktur total dengan menggunakan sistem yang
terintegrasi dan komunikasi data digabungkan dengan filosofi manajerial baru yang
meningkatkan efisiensi dan personil organisasi." ERHUM ERHUM
Ada tiga tantangan utama untuk pengembangan sistem manufaktur lancar operasi komputer
terpadu:
• Integrasi komponen dari pemasok yang berbeda. Ketika mesin yang berbeda, seperti CNC,
konveyor dan robot, menggunakan protokol komunikasi yang berbeda. Dalam kasus AGVs,
bahkan berbeda panjang waktu untuk pengisian baterai dapat menimbulkan masalah.
• Integritas Data : Semakin tinggi derajat otomatisasi, yang lebih penting adalah integritas data
yang digunakan untuk mengontrol mesin. Sedangkan sistem CIM menghemat tenaga kerja
operasi mesin, itu membutuhkan tenaga kerja manusia tambahan dalam memastikan bahwa ada
perlindungan yang tepat untuk sinyal data yang digunakan untuk mengendalikan mesin.
• Proses kontrol : Komputer dapat digunakan untuk membantu operator manusia dari fasilitas
manufaktur, tetapi harus selalu ada seorang insinyur yang kompeten di tangan untuk menangani
keadaan yang tidak dapat diramalkan oleh para perancang perangkat lunak kontrol.
Computer-aided teknik:
• Robotics Robotika
• Computers Komputer
• Controllers Controllers
• Networks Jaringan
• Interfacing Interfacing
• Pemantauan peralatan
Teknologi:
2.1 CIMOSA
CIMOSA menyediakan solusi untuk integrasi bisnis dengan empat jenis produk:
The CIMOSA Enterprise Modeling Framework, yang menyediakan sebuah arsitektur referensi
untuk arsitektur enterprise
• CIMOSA Sistem Life Cycle, adalah model siklus hidup untuk pengembangan CIM dan
penyebaran.
CIMOSA menurut Vernadat (1996), menciptakan istilah proses bisnis dan memperkenalkan
pendekatan berbasis proses terintegrasi model perusahaan berdasarkan pendekatan lintas-batas,
yang bertentangan dengan tradisional fungsi atau pendekatan berbasis kegiatan. Dengan
CIMOSA juga konsep "Arsitektur Sistem Terbuka" (OSA) untuk CIM diperkenalkan, yang
dirancang untuk menjadi vendor-independent, dan dibangun dengan modul-modul standar CIM.
Sini ke OSA adalah "dijelaskan dalam hal fungsi mereka, informasi, sumber daya, dan aspek
organisasi dengan. Ini harus dirancang rekayasa terstruktur metode dan membuat operasional dan
evolusi arsitektur modular untuk penggunaan operasional ".
2.2 Isu
Salah satu masalah utama tentang CIM adalah alat ketidakcocokan dan kesulitan integrasi
protokol. Mengintegrasikan pengendali merek peralatan yang berbeda dengan robot, konveyor
dan pengendali pengawasan merupakan tugas yang memakan waktu dengan banyak jebakan.
Cukup sering, investasi besar dan waktu yang dibutuhkan untuk perangkat lunak, perangkat
keras, komunikasi, dan integrasi tidak dapat dibenarkan secara finansial dengan mudah.
Isu penting lainnya adalah integritas data. Mesin bereaksi canggung untuk data yang buruk, dan
biaya pemeliharaan data serta sistem informasi umum biaya departemen lebih tinggi daripada di
fasilitas non-CIM.
Masalah lainnya adalah usaha untuk program logika yang luas untuk menghasilkan jadwal dan
urutan bagian mengoptimalkan. Tidak ada pengganti pikiran manusia dalam bereaksi terhadap-
hari jadwal hari manufaktur yang dinamis dan mengubah prioritas.
Sama seperti hal lain, komputer manufaktur yang terintegrasi adalah obat mujarab tidak, atau
harus itu dipeluk sebagai agama. Ini adalah alat operasional yang, jika diterapkan dengan benar,
akan memberikan dimensi baru untuk bersaing: cepat memperkenalkan produk-produk
berkualitas tinggi yang baru customerized dan mengantarkan mereka dengan waktu tempuh
belum pernah terjadi sebelumnya, keputusan cepat, dan produk manufaktur dengan kecepatan
tinggi.
MODEL PROSES SEKUENSIAL LINIER
Model proses merupakan peta jalan (roadmap) yang sangat bergunabagi perekayasa
perangkat lunak untuk menghasilkan produk yangberkualitas tinggi. Ada banyak model proses
dengan berbagai kelebihandan kekurangan masing-masing yang akan dibahas lebih
lanjut.Pengembang sistem memilih suatu model proses untuk mengembangkansistem dan
mengikutinya. Model proses penting dalam pengembangansistem karena akan menyediakan
stabilitas, kontrol, dan organisasisehingga proses rekayasa perangkat lunak terhindar dari chaos.
Modelproses mengarahkan team pengembang perangkat lunak melaluikerangka kerja yang
disusun dalam suatu aliran kerja yang bisa linear,incremental, atau evolusioner. Terminologi dan
detil dari tiap-tiap modelproses bisa berbeda, namun aktivitas framework tetap sama.
Sekuensial linier, yang sering disebut juga classic life cycle atau waterfallmodel,
menyampaikan suatu pendekatan yang berurutan untukpengembangan perangkat lunak.
Pengembangan dimulai dariperencanaan sistem (rekayasa sistem), analisa kebutuhan,
desain,penulisan program, pengujian dan perawatan sistem. Sekuensial modeladalah paradigma
tertua dalam rekayasa perangkat lunak. Namun, padadua dekade terakhir dengan banyaknya
kritik terhadap model proses initelah memunculkan keraguan dari para pengguna model ini
mengenaikehandalan model proses ini.
Strategi control
Dalam strategi control di manufaktur itu sendiri meninterprestasikan tujuan yang saling
berlawanan antara bagian produksi , bagian penjualan , bagian keuangan.
Harus mengkontrol dan melihat rencana produksi itu terlebih dahulu untuk bisa mengetahui
kegiatan manufaktur itu sendiri , mengamati dan mengendalikan penjualan , mengamati dan
mengendalikan tingkat pengiriman dan pembelihan bahan baku. Menentukan input yang
dibutuhkan , merencanakan dan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan
produksi atau konversi yang dibutuhkan.
Satu hal yang pasti itu harus ada pengendalian terhadap segala proses konversi.
Pengendalian manufaktur disini terbagi menjadi 4 bagian :
1. Routing
b. Para manusia , mesin , bahan , dan hal lain yang akan digunakan
d. Tempat produksi
2. Penjadwalan
Penjadwalan meliputi :
c. Memperbaiki , memulai dan menyelesaikan tanggal dan waktu untuk setiap operasi yang
akan di laksanakan.
3. Dispatching
4. Tindak lanjutan
Controlling :
Meminimasi adanya cacat dalam barang yang di produksi, penundaan , keterbatasan , kemacetan
, lubang, dan lain sebagainya dalam proses produksi
Tindak lanjut ini di lakukan oleh expediters atau stock chaser. Tindak lanjut ini dilakukan
apabila proses produksi sudah tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Produksi dapat
terganggu karena breakdown mesin , kegagalan listrik , kekurangan bahan, pemogokan , absensi,
dan lain sebagainya.
Otomasi
Teknik otomasi adalah penggunaan mesin, sistem kontrol, dan teknologi informasi untuk
optimisasi produksi dan pengiriman barang dan jasa. Otomasi hanya dilakukan jika hasilnya
lebih cepat, lebih baik secara kuantitas dan/atau kualitas dibandingkan dengan penggunaan
tenaga kerja manusia. Dalam dunia industri, otomasi merupakan lanjutan dari mekanisasi, di
mana mekanisasi masih membutuhkan operator manusia selama mesin beroperasi atau
membutuhkan bantuan tenaga otot manusia agar mampu bekerja. Otomasi mengurangi peran
manusia dalam hal tersebut.
Dalam sejarahnya, otomasi telah dicapai dalam perkembangan kehidupan manusia, meski pada
awalnya tidak disebut sebagai otomasi. Operator telepon yang digantikan dengan mesin,
berbagai peralatan kedokteran (elektrokardiogram dan sebagainya) yang menggantikan peran
tenaga medis, hingga mesin ATM. Istilah "otomasi" digunakan pertama kali oleh General Motors
pada tahun 1974 yang mendirikan departemen otomasi (automation department). Ketika itu,
teknologi otomasi yang mereka gunakan adalah komponen listrik, mekanik, hidrolik, dan
pneumatik. Antara tahun 1957 hingga tahun 1964, mereka menghasilkan output dua kali lipat
ketika buruh sudah mulai dikurangi akibat dampak otomasi
• Jalan raya
• Kereta
Mesin mesin , seperti mesin cnc , drilling , milling , molding dan lain sebagainya banyak yang
sudah ter otomasi
• Otomasi rumah
Peralatan rumah tangga juga banyak yang sudah di otomasi seperti contohnya mesin pompa air ,
mesin penyebar air untuk menyiram tanaman dan lain sebagainya.
• Pengawasan
Penggunaan kamera berteknologi canggih yang mampu mendeteksi dan mendefinisikan perilaku,
temperatur tubuh, hingga sinar x untuk mendeteksi isi bagasi dalam bandar udara. Di beberapa
tempat terutama di kawasan demiliterisasi, penggunaan pesawat tanpa awak sudah digunakan
untuk pengawasan.
• Pengolahan sampah
Mesin kompos otomatis kini sudah ada untuk mengolah sampah sampah yang organic menjadi
pupuk , juga mesin pengolah sampah dengan menggunakan sensor untuk memilah milah sampah
mana yang organic dan sampah anorganik agar lebih mudah mendaur ulang dan menjadikan
manfaat tersendiri dari sampah tersebut.
• Pertambangan
Otomasi terutama dilakukan di tambang tertutup untuk menjangkau tempat yang sulit atau
berbahaya bagi manusia. Umumnya hanya digunakan di negara maju yang harga buruh tambang
cukup mahal. Di negara berkembang atau negara miskin, otomasi jarang dilakukan karena harga
buruh masih murah.
Retail
Penggunaan layar sentuh hingga sistem kartu kredit memudahkan pembayaran di restoran dan
toko lainnya.
Numerical Control
Program
Control Unit/Processor
Pahat
prinsip kerja
Programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat dengan cara pengetikan
langsung pada mesin CNC maupun dibuat pada komputer dengan software pemrogaman CNC.
Program CNC tersebut, lebih dikenal sebagai G-Code, seterusnya dikirim dan dieksekusi oleh
prosesor pada mesin CNC menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin untuk menggerakan
perkakas yang bergerak melakukan proses permesinan hingga menghasilkan produk sesuai
program.
• Mesin Bor
• EDM
• Mesin Bubut
• Mesin Miling
• Turret Punch
• Pemotong Laser
• Oxy-fuel
• Penghalus permukaan
• Grinder Silindris
2. Biaya-biaya Manufaktur
Bidang ekonomi merupakan salah satu aspek terpenting dalam sebuah negara. Bidang
ekonomi menguasai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari masalah perekonomian sederhana
seperti produksi, distribusi dan konsumsi hingga mekanisme pasar. Saat ini, perkembangan
ekonomi internasional semakin kompleks dengan adanya blok – blok perdagangan bebas.
Adanya perdagangan bebas ini, menunjukkan bahwa globalisasi telah menyentuh aspek
ekonomi. Jika ekonomi global diasosiasikan dengan mendalamnya integrasi pemisahan ekonomi
nasional sehingga organisasi fungsioanl dari kegiatan ekonomi melampaui batas – batas
internasional sehingga menyebabkan munculnya ekonomi global (Held 2003:39). Dalam
ekonomi yang telah mengalami globalisasi diharapkan kekuatan pasar dunia lebih diutamakan
dibandingkan ekonomi nasional sebagai nilai nyata dari kunci variabel ekonomi dalam
menanggapai persaingan global.
Perkembangan perekonomian dunia tidak bisa lepas dari kapitalisme. Kapitalisme adalah
sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan
industrinya) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan
dalam pasaran bebas (kamusbahasaindonesia.org). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kapitalisme
adalah suatu sistem perekonomian dunia yang bersumber dari modal pribadi maupun perusahaan.
Kapitalisme erat kaitanya dengan persaingan sistem ekonomi pasar bebas dimana dalam sistem
ekonomi pasar bebas modal yang paling kuat dapat menguasai modal yang lebih lemah. Selain
itu, dengan memiliki modal besar, dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar pula.
Kapitalisme dalam pasar bebas, meluas dalam sistem perekonomian dunia. Dari penjabaran
diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi global sebuah kapitalisme yang diselenggarakan
dengan prinsip – prinsip pasar dan produksi untuk mendapat keuntungan (Held 2003:52).
Perkembangan globalisasi ekonomi yang semakin pesat, melahirkan sebuah organiasasi
baru dalam kapitalisme global, yakni korporasi multinasional atau multinational corporation
(MNC) (Held 2003:53). Dalam perjalanannya, MNC telah menunjukkan perkembangan yang
pesat. Pada tahun 2000 telah ada 60.000an MNC dunia dengan 820.000 penjualan subsidi asing
sebanyak $15,6 triliun lalu lintas barang dan jasa di seluruh dunia, dan mempekerjakan sebanyak
dua kali lipat pada tahun 1990 (UNCTAD 2001, 1998b dalam Held, 2003:53). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak dapat dipungkiri jika MNC merupakan salah satu aktor non state
penting dalam hubungan internasional. Karena dengan adanya MNC, mempermudah negara
dalam melaksanakan kepentingan nasionalnya. Selain adanya MNC, adanya perdagangan bebas
juga memudahkan suatu negara dalam mencukupi kebutuhannya. Perdagangan bebas yang ada di
dunia seperti NAFTA, APEC, dan AFTA yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 mendatang
menunjukkan bahwa ketergantungan antar negara semakin kompleks. Oleh karena itu, mereka
membentuk sebuah organisasi untuk mencukupi kebutuhan negara mereka.
2. Biaya-biaya Manufaktur
Biaya manufaktur merupakan biaya untuk memproduksi produk. Keunggulan pada biaya
produksi merupakan strategi perusahaan menghadapi pesaingnya dengan cara memproduksi
barang atau jasa pada biaya yang paling rendah . Dalam perusahaan manufaktur,biaya ini terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian biaya ini
melekat pada produk ketika produk tersebut diproduksi dan masih tetap melekat pada produk
ketika produk tersebut menjadi persediaan. Pada saat produk tersebut dijual, maka biaya yang
melekat pada produk berubah menjadi biaya periodic dalam bentuk harga pokok penjualan untuk
ditandingkan dengan pendapatan penjualan. Karena biaya ini berkaitan dengan persediaan maka
disebut pula dengan inventoriable cost. Biaya manufaktur terdiri atas :
1. Biaya Bahan Langsung (Direct Material) : Bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari
produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Cost) : biaya atas tenaga kerja yang secara langsung
menangani pembuatan produk (touch labor)
3. Biaya overhead Pabrik. Seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk kedalam bahan
langsung dan biaya tenga kerja langsung, yang tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk.
Fokus Manajemen Biaya adalah pada lingkungan bisnis masa lalu dan masa kini /
kontemporer.Untuk lingkungan bisnis masa lalu, manajemen biaya memfokuskan pada
pelaporan keuangan dan analisis biaya, penekanan pada standarisasi dan biaya standar; akuntan
sebagai tenaga ahli fungsional dan pencatat keuangan. Sedangkan untuk lingkungan bisnis
kontemporer, manajemen biaya sebagai alat untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
strategi bisnis sehingga akuntan sebagai partner bisnis.
Pengukuran Strategik daripada Sukses
Sistem manajemen biaya strategik mengembangkan informasi strategik, yang meliputi informasi
keuangan dan nonkeuangan. Pengukuran keuangan menunjukkan dampak kebijakan dan
prosedur perusahaan terhadap posisi keuangan periode berjalan, sedangkan faktor nonkeuangan
memperlihatkan posisi bersaing kini dan masa yang akan datang.
Pengukuran keuangan:
1. Pertumbuhan penjualan
2. Pertumbuhan laba
3. Pertumbuhan deviden
5. Arus kas
Pengukuran nonkeuangan:
Pengukuran pelanggan:
2. Pelayanan pelanggan
4. Kepuasan pelanggan
5. Pengakuan brand
6. Posisi di pasar yang menguntungkan
2. Inovasi produksi
4. Waktu siklus
Cost Leaderhip
Cost leadership (kepemipinan biaya) adalah suatu strategi bersaing dimana perusahaan
berhasil dalam memproduksi barang atau jasa pada biaya yang paling rendah di dalam
industrinya. Dengan biaya yang sangat murah maka perusahaan dapat menetapkan harga jual
yang rendah, sehingga dalam persaingan akan dapat memenangkan secara berkesinambungan.
Keunggulan biaya biasanya dihasilkan dari produktifitas proses produksi , distribusi, atau
keseluruhan operasi perusahaan. Perusahaan yang menerapkan strategi biaya murah biasanya
perusahaan yang berskala besar.
Differentiation (diferensiasi):
Differentiation atau keunikan adalah suatu strategi bersaing dimana suatu perusahaan
berhasil / sukses dengan mengembangkan dan memelihara keunikan nilai untuk produk yang
disediakan perusahaan. Keunikan sebagai setrategi bersaing dapat berupa kualitas, keamanan,
fitur, pelayanan, gengsi, dsb. Dengan strategi ini, perusahaan tidak harus menjual produk dengan
harga murah seperti dalam cost leadership, bahkan dengan harga tinggipun konsumennya tidak
akan merasa keberatan, karena value yang diberikan produk tersebut sangat tinggi. Produk-
produk seperti kosmetik, emas, berlian, mobil. Rolex, Mercedes-Benz, dan BMW adalah contoh
perusahaan yang menekankan pada diferensiasi / keunikan.
Adalah satu strategi kompetitif dalam satu kesuksesan perusahaan dengan mengembangkan dan
memelihara satu nilai yang unik untuk satu produk yang akan diterima oleh pelanggan.
Penekanan Produksi Biaya yang mungkin bisa lebih Inovasi dalam berbagai produk
rendah dengan kualitas yang yang uni
tinggi dan berbagai fitur produk
yang esensial.
Strategi kompetitif yang dapat diterapkan oleh perusahaan meliputi tiga aspek, yaitu
kualitas, biaya, dan waktu pengiriman. Namun, kenyataannya sulit untuk menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi dengan biaya manufaktur yang rendah serta waktu pengiriman yang tepat
waktu. Oleh karena itu, perlu adanya pemilihan proses yang mengintegrasikan ketiga aspek
tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Penelitian ini membahas tentang model
optimisasi pemilihan proses untuk meminimumkan biaya manufaktur, biaya kerugian kualitas,
dan biaya keterlambatan pengiriman dengan mempertimbangkan spesifikasi komponen, waktu
pengiriman, kapasitas produksi, dan pesanan konsumen
Contoh numerik diberikan untuk menunjukkan aplikasi model menggunakan produk rakitan
yang terdiri dari tiga
Perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) antara negara di Asia Tenggara
(ASEAN) dengan China sudah dimulai pertanggal 1 Januari 2010 yang lalu. Kesepakatan ini
akan semakin menambah ketatnya persaingan dalam dunia industri. China adalah salah satu
negara industri yang kuat di Asia bahkan seluruh dunia, sumber daya yang dimiliki negara ini
membuat mereka mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar dengan biaya produksi
yang murah. Murahnya produk yang dihasilkan China membuat produk mereka membanjiri
Negara lain termasuk Indonesia. Masuknya produk dengan harga yang jauh lebih murah ke
dalam negeri tentu sangat mengancam bagi industri di dalam negeri. Sektor usaha kecil dan
menengah bidang usaha garmen diperkirakan paling rentan saat dimulainya Free Trade
Agreement (FTA) antara negara di Asia Tenggara (ASEAN) dengan China ini. Dalam
menghadapi perdagangan bebas perusahaan domestic dituntut untuk dapat lebih berkompeten
dalam persaingan dengan perusahaan manca negara, tuntutan ini mau tidak mau tidak mau harus
dipenuhi perusahaan domestik agar tetap bertahan dalam menghadapi perdagangan bebas.
Seperti kita ketahui bahwa semua perusahaan mempunyai kendala dalam menjalankan
usahanya, kendala yang melanda mayoritas perusahaan-perusahaan domestik adalah masalah
keuangan, saat ini sudah banyak perusahaan yang gulung tikar karena kondisi keuangan yang
tidak sehat sehingga tidak mampu bertahan menghadapi perdagangan bebas. Meskipun banyak
perusahaan domestik yang masih bermasalah dengan keterbatasan modal namun banyak hal yang
dapat dilakukan perusahaan domestik agar tetap dapat bertahan dalam persaingan usaha yang
semakin ketat tanpa harus menambah modal usahanya, yaitu dengan melakukan efisiensi proses
produksi dan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mengurangi biaya faktor-faktor produksi
serta dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu faktor produksi yang
penting dalam menentukan kelancaran proses produksi adalah faktor persediaan bahan baku.
Masalah persediaan bahan baku sangat penting bagi industri yang bergerak dibidang manufaktur
khususnya industri garmen. Ada tiga jenis persediaan yang sangat penting dalam proses produksi
di perusahaan, yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses dan persediaan produk jadi.
5. Pendekatan Optimum
Dalam era globalisasi dan otonomi daerah, kontraktor Indonesia dipaksa untuk siap
meningkatkan daya saingnya, termasuk di dalam penentuan harga penawaran dalam suatu
pelelangan. Penentuan harga produk/proyek merupakan suatu aspek paling penting dalam
konsep pemasaran, termasuk di dalam industri konstruksi. Sementara, transaksi di industri
konstruksi dilakukan dengan cara pelelangan, sehingga kegiatan penentuan harga penawaran
dilakukan pada saat itu. Dari hasil riset, terungkap bahwa sampai hari ini ada satu strategi yang
dipakai secara luas: penentuan harga berbasis estimasi biaya (cost-based pricing). Terdapat dua
masalah besar dengan strategi ini, yaitu harga terlalu rendah atau harga terlalu tinggi relatif
terhadap standar ”value” dari pemilik proyek. Akibatnya profit perusahaan konstruksi menjadi
tidak optimal atau malahan gagal sama sekali dalam mendapatkan proyek. Kedua hal tersebut
sudah tentu dapat membawa perusahaan konstruksi kepada kebangkrutan.
Oleh karena itu perusahaan harus menghitung Pendapatan Perusahaan Kompetitif yaitu
1. Pendapatan Total suatu perusahaan adalah harga (selling price) dikali jumlah yang
terjual (quantity sold).
TR = (P X Q)
2. Pendapatan Total adalah berbanding lurus atau bersifat proporsional dengan kuantitas
output.
3. Pendapatan Rata-rata adalah total pendapatan dibagi dengan kuantitas produk yang
terjual.
Untuk mengatasi hal tersebut, diusulkan untuk memakai pendekatan lain, yaitu apa yang
dinamakan ”market-based pricing” (MBP). Pendekatan ini mengandalkan informasi pasar secara
intensif untuk menentukan kebijakan dan besarnya harga sebuah produk, sehingga perusahaan
akan lebih kompetitif sekaligus mendapatkan profit yang optimum. Berbagai Informasi pasar
ini didapat melalui suatu fungsi di dalam perusahaan konstruksi, yaitu apa yang disebut ”intelijen
pemasaran” (selanjutnya akan disingkat IP). Dapat dikatakan bahwa jantung pendekatan harga
MBP adalah kegiatan IP dari suatu perusahaan.
Sistem IP adalah suatu prosedur dan sumber yang digunakan oleh manajer untuk mendapatkan
informasi setiap harinya tentang perkembangan berkelanjutan dari pasar. Jadi sistem ini
memberikan data/informasi apa yang terjadi pada pasar (Kotler, 1997). Tujuannya yang
mendasar adalah untuk membantu para manajer pemasaran membuat keputusan yang mereka
hadapi setiap hari dalam berbagai area tugasnya, termasuk memutuskan besarnya harga. Sebagai
pemimpin di perusahaannya, para manajer pemasaran mempunyai kebutuhan yang tinggi
mengenai informasi pasar, seperti perubahan cara membeli kliennya, perubahan kebutuhan
jasa/produknya, dan lain-lain (Churchill, 1995).