Anda di halaman 1dari 4

Mensyukuri Nikmat Allah

Oleh. Agustin Firgiani

Syukur Alhamdulillah, marilah kita panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kita
nikmat yang sangat luar biasa berupa nikmat iman, nikmat sehat, nikmat umur, nikmat
kesempatan, serta nikmat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga kita
dapat dipertemukan dalam ikatan ukhuwah di atara kita pengajian tiga ranting A

Syukur Nikmat...Begitu sering kita mendengar kata-kata ini. Begitu banyak nikmat yang
diberikan oleh Allah SWT kepada kita, dan sekiranya manusia bermaksud menghitungnya,
niscaya ia tidak akan mampu melakukannya. Jika kenikmatan sangat banyak dan manusia
tidak akan mampu menghitungnya, lalu bagaimana kita mensyukuri seluruhnya?

Syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima kasih, sedangkan kata
nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat.

Mensyukuri nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara
mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.

Nikmat Allah terhadap umat manusia itu sangat banyak dan beraneka ragam jenisnya,
misalnya : ada yang bersifat jasmani, ada yang bersifat rohani, ada yang terdapat dalam diri
manusia sendiri, ada yang terdapat di luar diri manusia.

Nikmat yang bersifat jasmani antara lain bentuk tubuh manusia yang paling baik diantara
makhluk lainnya, panca indra, anggota badan, bumi langit, makanan dan minuman, nikmat
yang bersifat rohani antara lain : roh, akal, perasaan, bahasa, ilmu pengetahuan, iman dan
islam. Dan masih banyak nikmat-nikmat lain yang diberikan oleh Allah kepada kita semua.

Seluruh nikmat yang kita rasakan ini datangnya dari Allah subhanahu wata'ala. Allah
berfirman :

‫نونماَ بمككعم ممعن نمععنمةة فنممنن‬


‫ا‬
‫ام‬

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya)." (An Nahl:
53)

‫نوآَنتاَككعم ممعن ككلل نماَ نسأ نعلتككموُهك نوإمعن تنكعددوا نمععنمةن ا‬


‫ام ل تكعح ك‬
‫صوُهن‬

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. (QS. Ibrahim : 34)

Karena itu, tepatlah jika Allah SWT, mewajibkan kepada setiap individu manusia untuk
bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :

‫نفاَعذكككرومنيِ أنعذككعرككعم نواعشكككروا مليِ نول‬


‫تنعكفككرومن‬
Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepada-Mu dan bersyukurlah
.kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS. Al- Baqarah :152)

‫نواعشكككروا نمععنمةن ا‬
‫ام إمعن ككعنتكعم إماياَهك تنععبككدونن‬

"Dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja beribadah." (An Nahl: 114)

‫نوأناماَ بمنمععنممة نربل ن‬


‫ك‬
‫فننحلد ع‬
Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutNya (dengan “ ‫ث‬
bersyukur)”.(Ad-Dhuha:11)

Sudah seharusnya kita sebagai hamba bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepada
kita. Mulai dalam kandungan ibu sampai menjadi manusia yang bisa berpikir hingga kembali
pada-Nya adalah nikmat Allah yang tidak terhingga. Mulai dari kesenangan hidup, rezeki,
dan kasih sayangnya yang tak pernah putus.

‫نوإمعذ تنأ ناذنن نردبككعم لنئمعن نشنكعرتكعم لمزيندناككعم نولنئمعن نكفنعرتكعم إمان نعنذامبيِ لننشمديدد‬

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS Ibrahim : 7).

Akankah kita mengingkari, menentang, melanggar, dan tidak mau mengabdikan diri kepada-
Nya? Dari ayat di atas, kita dapat menarik hikmah bahwa bersyukur adalah sebuah jalan
untuk mencari keridhaan-Nya. Sebaliknya, bila manusia mengingkari nikmat-Nya, bersiaplah
menerima azab yang sangat pedih.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan
anugerah yang diberikan Allah. Kita mesti bersyukur saat memperoleh kesenangan dan
bersabar saat tertimpa musibah.

Rasulullah SAW bersabda, ''Perkara orang Mukmin itu mengagumkan. Sesungguhnya, semua
perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang Mukmin. Bila tertimpa
kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Bila tertimpa musibah, ia bersabar dan
sabar itu baik baginya.'' (HR Muslim).

Sesungguhnya, nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita sangat banyak jumlahnya dan
tak terhingga. Semua yang diberikan itu, sekiranya suatu saat Allah menagihnya, kita tidak
akan sanggup untuk membayarnya. Sebab, nikmat itu diberikannya setiap saat dan tak pernah
berhenti, mulai dari bangun tidur hingga kita tertidur lagi. Alangkah pengasih dan
penyayangnya Allah kepada kita, umat manusia.

Bersyukur atas nikmat adalah bukti bagi lurusnya keimanan dalam jiwa manusia. Dan orang
yang bersyukur kepada Allah akan selalu merasakan muroqobatullah (Kebersamaan Allah)
dalam mendayagunakan kenikmatan-Nya, dengan tidak disertai pengingkaran, perasaan
menang dan unggul atas makhluk lainnya, dan penyalahgunaan nikmat.
Bersyukur mrnjadikan kita selalu ingat bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah milik-Nya
dan kita wajib memberikan apresiasi sebagai wujud rasa syukur kita. Bersyukur juga
membuat manusia selalu menyadari bahwa segala sesuatu yang manusia upayakan hanya
akan terjadi jikalau Allah SWT menghendaki. Oleh karena itu menusia akan selalu
bertaqarrub atau mendekatkan diri dan bertawakal atau berserah diri kepada-Nya.

Dengan Apa Kita Syukur Nikmat?

Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt. Secara
garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Bersyukur dengan hati :

a. Meyakini kebenaran Islam dan seluruh ajarannya, termasuk kebenaran rukun iman, rukun
islam, dan ajaran tentang ihsan.

b. Bercita-cita ingin memperoleh ridho Allah, bahagia dunia dan akhirat.

c. Senantiasa mengingat Allah (zikrullah) dan juga mengingat mati

d. Mencintai Allah dan Rasul-Nya, jauh melebihi dari selain keduanya.

e. Membersihkan diri dari syirik, nifak, dan kecenderungan untuk berbuat dosa.

f. Memelihara hati agar tidak memiliki sifat-sifat tercela, seperti sombong, ria, sum’ah, buruk
sangka, putus asa, dendam, keluh kesah, kikir, dan lain-lain.

2. Bersyukur dengan ucapan :

a. Mengikrarkan dua kalimat syahadat, yakni syahadat Tauhid dan syahadat Rasul.

b. Membiasakan diri membaca (tadarus) Al-Quran.

c. Berdakwah, yakni melaksanakan amar ma’ruf (menyuruh orang berbuat baik) dan nahi
munkar (melarang orang berbuat jahat).

d. Senantiasa mengucapkan lafal-lafal zikir, seperti kalimat tauhid, tasbih, tahmid, takbir,
ta’awuds, istigfar, dan disertai dengan banyak berdoa kepada Allah.

e. Mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

f. Memelihara diri untuk tidak berkata-kata yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,
serta berusaha agar senantiasa berkata-kata yang bermanfaat, sopan dan ramah tamah.

g. enantiasa berdoa kepada Allah untuk mendoakan diri sendiri, keluarga, kerabat, musuh,
dan lain sebagainya.

3. Bersyukur dengan perbuatan :

a. Disiplin melakukan salat lima waktu dan puasa Ramadhan.


b. Mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji jika mampu, serta memenuhi syarat-
syarat wajibnya.

c. Berjihad membela Islam dan kaum muslimin bila diperlukan.

d. Menuntut ilmu yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhirat.

e. Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup bermasyarakat, seperti berbakti kepada


orang tua, dan tolong-menolong dalam kebaikan.

f. Mencari rezeki dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal yang
bermanfaat.

g. Memelihara diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh


Islam.

4. Bersyukur dengan harta :

a. Mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan ajaran Islam.

b. Membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan finansial

c. Membangun mushala, masjid, sekolah, jembatan, dan sebagainya

d. Membangun rumah sakit Islam dan membiayai pemanfaatannya bagi masyarakat.

Wujud syukur memang beragam. Namun semuanya tetap kembali pada satu pemahaman dan
keyakinan dasar bahwa “apa yang ada dalam diri kita adalah milik Allah dan semuanya akan
kembali kepada-Nya serta kelak akan kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya”.
Belajarlah untuk menjadi orang yang amanah terhadap semua nikmat-Nya.

”Wahai Tuhanku, bimbinglah aku untuk selalu bersyukur atas kenikmatan yang Engkau
berikan kepadaku ,juga kepada kedua orang tuaku dan agar aku melakukan amal yang
Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu bersama hamba-hamba-Mu yang
saleh.”

‫فنبمأ ن ل‬
‫ي‬
‫آَلءانربلككنماَ تكنكلذنباَن‬

“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman : 13)

Anda mungkin juga menyukai