Disusun Oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
Ngagel Rejo Surabaya”. Laporan tersebut disusun untuk memenuhi tugas mata
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu Muji
kami untuk menyelesaikan tugas ini dan kepada Ibu Dr. Nyoman Anita
Damayanti, drg., M.S. selaku penanggung jawab mata kuliah Perencanaan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat
Penulis,
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. I
II
3.1.2 Data Sekunder ....................................................................................... 34
LAMPIRAN .......................................................................................................... 89
III
DAFTAR TABEL
Tabel 8distribusi penduduk wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo berdasar mata
pencaharian ........................................................................................................... 35
Tabel 9 Jumlah dan jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas Ngagel
Rejo ....................................................................................................................... 36
IV
DAFTAR GAMBAR
V
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas objek obeservasi kami adalah Puskesmas Ngagel Rejo yang terletak
di Jl. Ngegel Dadi I-i No.17, Ngagelrejo, Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur.
Puskesmas Ngagel Rejo ditempati mulai tahun 1982 yang menjadi Puskesmas
Induk dengan wilayah kerja 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Ngagel dan
Ngagel Rejo. Adapun visi dari Puskesmas Ngagel Rejo ialah “ Mewujudkan
1
1.2 Tujuan Umum
Tujuan dalam perencanaan dan evaluasi program kesehatan ini yaitu untuk
1. Mempelajari situasi yang ada pada Puskesmas Ngagel Rejo terutama pada
Ngagel Rejo.
kesehatan.
1.4 Manfaat
Bagi mahasiswa :
2
Bagi puskesmas :
promosi kesehatan.
Bagi pembaca :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Precede-proceed
PRECEDE merupakan akronim dari Predisposing, Reinforcing, Enabling
Precede bagian dari fase (1-4) berfokus pada perencanaan program, dan
bagian Proceed fase (5-8) berfokus pada implementasi dan evaluasi. Delapan fase
dengan hasil yang lebih umum dan pindah ke hasil yang lebih spesifik.Secara
(Fertman, 2010).
Adapun penjelasan dari tiap fase dalam kerangka Precede Proceed Theory
4
Fase 1: Penilaian Sosial
pedangang keliling, pekerja mungkin merasa tidak aman dan menjadi tidak
5
promosi kesehatan. Melanjutankan dari contoh sisi pekerjaan, program
perubahan data akan dianalisis, dan kemudian satu atau beberapa dari
faktor resiko ini akan dipilih menjadi fokus. Untuk melengkapi fase ini,
disusun.
6
atau mengurangi dari perubahan, seperti sumber daya atau keahlian.
telah disusun.
untuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan (sekolah, tempat kerja,
ini, ada penilaian pada sisi untuk menjelaskan tepatnya apa hal yang
7
Fase 5: Implementasi atau Pelaksanaan
(fase 6), yang mana dalam fase evaluasi yang pertama, terjadi dengan
Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah
tahun kemudian.
8
Fase 8: Hasil atau Keluaran Evaluasi
Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus ketika semua
kesehatan.
9
L : Leverage yaitu pengaruh. Pengaruh yaitu seberapa besar
pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang
dibahas.
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Nilai total
adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah. Semakin besar skor semakin
prioritas.
hasilnya
3. Tentukan skor atau nilai akan diberikan pada tiap masalah atau
10
Nilai 5 : sangat menjadi masalah (mutlak)
1 Masalah 1 3 2 1 2 12 5
2 Masalah 2 2 3 2 3 36 2
3 Masalah 3 3 1 3 1 9 7
4 Masalah 4 1 3 4 1 12 6
5 Masalah 5 1 2 3 4 24 3
6 Masalah 6 4 2 2 1 16 4
7 Masalah 7 5 3 1 3 45 1
11
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan CARL
metode CARL :
Kelebihan Kekurangan
peringkat.
dipertanggungjawabkan karena
12
2.3 Metode Analisis SWOT
2.3.1 Pengertian Analisis SWOT
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisinis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Hasil analisis SWOT
Analisis SWOT terdiri dari empat komponen dasar , yaitu sebagai berikut:
1. Strengths (kekuatan)
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep
2. Weakness (kelemahan)
terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang
13
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau
3. Opportunities (peluang)
masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan
4. Threats (ancaman)
Threats (ancaman) disingkat “T” merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
14
2.3.1 Matriks SWOT
Sumber: Wikipedia
1. Kuadran S-O
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
memperbesar
dan lain-lain)
15
2. Kuadran W-O
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
peluang eksternal
3. Kuadran S-T
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
lain)
16
4. Kuadran W-T
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
- Strategi defensive
2.4 Fishbone
Diagram fishbone merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi,
kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya.
17
(bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan, e) Membahas issue secara
18
2.5 MEER
MEER merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menentukan prioritas solusi yang dapat dilakukan. Pembobotan dengan analisis ini
pencapaian tujuan
Tabel 2 Contoh Matriks Penentuan Ranking Pemilihan Pemecahan Masalah (solusi) pada
Analisis Pembobotan M,E,E,R
solusi tersebut realistis diberi nilai 5 paling tinggi dan bila sangat
19
terbesar kedua memperoleh prioritas kedua, dan seterusnya
(Nizar.,dkk, 2010).
No NILAI Jumlah
Daftar Solusi Ranking
M E E R Nilai
dan kualitas.
pengembangan SDM.
yang terpilih untuk mengatasi masalah antrian lama (pasien menunggu lama)
berbagai sarana seperti pelatihan dan workshop. Solusi ini dipilih karena hasil
20
2.6 Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah (Yesicha 2012).
1. Wawancara Tertutup
2. Wawancara terbuka
3. Wawancara konferensi
4. Wawancara Kelompok
dilaksanakan pada waktu yang bersamaan. Hal ini hampir sama dengan
21
wawancara konferensi, tetapi pada wawancara kelompok pertanyaan – pertanyaan
wawancara kepada seorang artis, pejabat, atau group band yang berprestasi
5. Wawancara Individual
6. WawancaraTerpimpin
Contohnya adalah wawancara yang sering terjadi di acara – acara talk show
bertemakan khsusus kepada narasumber seperti dokter, polisi, guru, dan lain –
lain.
7. WawancaraBebas
lain wawancara ini terjadi spontan bergantung dengan suasana dan keadaan ketika
22
2.7 Konsep DBD
2.7.1 Pengertian
cepat. Dalam lima puluh tahun terakhir, insidensi penyakit meningkat tiga puluh
kali dan menyebar secara geografis ke negara yang sebelumnya belum terjangkit.
Menurut data WHO 1955-2007, didapatkan lima puluh juta infeksi Dengue setiap
tahunnya dan terdapat 2,5 miliar orang yang hidup di negara endemis.
Dari 2,5 miliar populasi masyarakat di negara endemis, sekitar 1,8 miliar
tinggal di daerah Asia Tenggara dan Pasifik barat. Di daerah Asia Tenggara,
Lanka, Thailand dan Timor Leste yang diketahui daerah beriklim tropis dan
secara merata baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. DBD telah menjadi
Dengue pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana
suhu, arah udara sehingga berefek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta
Selain itu, faktor perilaku dan partisipasi masyarakat yang masih kurang
jumlah penduduk dan faktor peningkatan mobilitas penduduk yang sejalan dengan
23
membaiknya sarana transportasi menyebabkan penyebaran virus DBD semakin
2.7.2 Etiologi
yang menggangu pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,
menjadi larva dalam waktu 1-2 hari. Tempat yang sesui dengan kondisi
optimum adalah didalam air dengan suhu 20-40 oC. Sementara Kecepatan
seperti tempratur, tempat, keadaan air dan kandungan zat makanan yang
menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian pupa menjadi nyamuk
dewasa dalam waktu 2-3 hari. Jadi pertumbuhan dan perkembangan dari
telur, larva, pupa sampai dewasa memerlukan waktu kurang lebih 7-14
hari.
b. Tempat perkembangbiakan
24
air yang tertampung di suatu tempat atau bejana di dalam atau sekitar
rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter
berikut:
sampai petang hari, dengan dua puncak aktifitas antara pukul 09.00-
meter, namun secara pasif karena faktor angin atau terbawa kendaraan
25
dapat berpindah lebih jauh. Nyamuk Aedes aegypti dapat hidup dan
2.7.3 Patofisiologi
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
Yuliani, 2001).
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi
pertama kali menyebabkan demam dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang
biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang sangat berbeda akan tampak,
bila seseorang mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang
berlainan. Dan DBD dapat terjadi bila seseorang setelah terinfeksi pertama kali,
(Noer, 2002).
26
2.7.4 Manifestasi klinik
mempunyai ciri-ciri merah terang. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit
perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada
sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa
Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita
tersebut. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular
dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut
ini :
d. Dengue Syok Sindrom (DSS), gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan
27
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita
Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak
2.7.5 Pencegahan
sampai sore, karena nyamuk Aedes aktif di siang hari (bukan malam hari).
terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling
b. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air
kolam.
28
2.7.6 Penanggulangan DBD
ke pelayan kesehatan
6. Pasien haus selalu diawasi, jangan sampai terjadi shock yang ditandai
dengan rasa lemas, ngantuk, pingsan, sementara kaki terasa dingin sekali
29
BAB III
menuliskan jawaban di kertas yang telah diberikan oleh pencari data. Adapun
Jawaban Jumlah
Kurang pengetahuan 2
Kurang memahami kebersihan 1
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang PHBS 2
Membuang sampah pada tempatnya 1
Kaleng-kaleng yang ada di bak sampah terlalu
2
banyak
Kurang bersih tempat 5
Gaya hidup yang kurang bersih 2
Kurang membersihkan tempat air 12
Kurang membersihkan rumah 2
Membuang sampah sembarangan 3
Nyamuk DBD 1
Tempat sangat kusam 1
30
Dari hasil pertanyaan sesi 1 ditemukan jawaban yang paling banyak ialah
demam berdarah?
Jawaban Jumlah
Membuang sampah pada tempatnya 2
Membuang pakaian yang tidak dipakai 1
Membersihkan rumah dan lingkungan 3
Menguras bak mandi 5
Mengubur kaleng-kaleng atau tempat yang digenangi
5
air
Membersihkan sarang nyamuk 4
Membakar sampah 3
Diadakan kerja bakti 1
Melarang anakanak untuk bermain di tempat kotor 1
Dilakukan fogging 1
Pemberian bubuk abate di kamar mandi 1
Diberikan wawasan kepada warga 1
Dari hasil pertanyaan sesi 2 ditemukan jawaban yang paling banyak ialah
kegiatan membersihkan kaleng-kaleng yang bisa digenangi air dan menguras bak
mandi yang masing masing mendapat 5 jawaban. Solusi yang tepat menurut
31
dan merapikan kaleng-kaleng atau tempat yang bisa digenangi air sehingga tempat
2. Kuisioner
wilayah kerja puskemas Ngagel Rejo. Sampel responden yang kita dapatkan
berada di RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07 dan mendapat sebanyak 20 responden
yang mana memiliki rentang usia yang bervariasi, yakni usia paling muda yaitu 20
berdarah pada wilayah tersebut, salah satu kasus terjadi pada minggu ketiga Bulan
tindakan pertama saat terkena demam berdarah dari hasil kuisioner, 60%
responden menjawab membawa ke dokter umum atau rumah sakit dan sisanya
sebesar 90% responden menjawab panas disertai bintik merah, sedangkan sisanya
menjawab penyebab demam berdarah yaitu nyamuk, lingkungan yang kotor, dan
32
demam berdarah sebagian responden menjawab mengetahui cara penularan
menjawab belum pernah, dan sisanya tidak menjawab. Untuk responden yang
menjawab sudah pernah sebesar 45% responden dilakukan tahun lalu, sedangkan
sisanya ada yang menjawab tahun 2013, dan beberapa bulan yang lalu. Mengenai
menggunakan obat anti nyamuk sebesar 80% melakukan dan sisanya tidak
melakukan, kemudian dari responden yang menggunakan obat anti nyamuk 50%
nyamuk lotion, dan sisanya menggunakan anti nyamuk bakar. Mengenai perilaku /
dan sisanya tidak. Kemudian mengenai kepemilikan pot bunga yang berisi air
didalam rumah, 10% responden menjawab iya, dan sisanya tidak memiliki. Untuk
responden yang menjawab iya, dilakukan penggantian air sekali seminggu, dan
33
3.1.2 Data Sekunder
Profil Puskesmas Ngagel Rejo
2) Kependudukan
JENIS
NO KELAMIN TOTAL
L P
Tabel 7 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo,
Tahun 2017
NGAGEL
No PENDIDIKAN NGAGEL JUMLAH
REJO
Taman Kanak-
1 1817 2660 4477
kanak
2 Sekolah Dasar 11368 1813 13181
3 SMP/SLTP 15111 1680 16791
4 SMA/SLTA 12137 1550 13687
5 Akademi (D1-D3) 6957 162 7119
6 Sarjana (S1-S3) 235 869 1104
34
c) Distribusi penduduk menurut mata pencaharian
a) Sarana kesehatan
35
Optikel : 1 unit
b) Sumber daya manusia kesehatan
Tabel 9 Jumlah dan jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas Ngagel Rejo
Dokter Umum 3
Dokter Gigi 2
Perawat 2
Bidan 2
Psikologi 0
Bidan Kelurahan 2
Perawat Gigi 1
Petugas Gizi 1
Apoteker 1
Asisten Apoteker 1
Sanitarian 1
Petugas Promkes 1
Petugas Laborat 1
Kasir 0
Tata usaha 1
IT 1
SKM 1
Keamanan 2
Rekam Medis 1
Sopir Ambulance 1
Petugas kebersihan 2
Pembantu Admin 3
Jumlah 32
36
c) Kelembagaan masyarakat :
37
b) Upaya kesehatan pengembangan
Remaja)
4. UKGM
1. Dalam gedung
2. Luar gedung
38
3.1.3 Analisi SWOT
A. STRENGHT
puskesmas
ambulans)
puskemas
B. WEAKNESS
sempit
C. OPPORTUNITY
39
3. Kerjasama lintas sektor dan lintas program yang
puskesmas
D. THREAT
Kecamatan
Ngagel.
penyebaran penyakit
40
5. Masih terdapat 2.307 rumah yang belum sehat dari total 7180
41
42
Tabel 11 AnalisisBobotdan Ranking Opportunity dan Threats.
43
Keterangan:
44
Gambar. 3 SWOT Matrix Puskesmas NgagelRejo
menunjukkan bahwa Puskesmas Ngagel Rejo berada di posisi atau kuadran S-O.
Hal ini ditunjukkan dengan analisis strength posture yang menunjukkan Strength
45
3.1.4 List Masalah
Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan, maka didapatkan beberapa
list permasalahan yang ada didalam Puskesmas Ngagel Rejo yang berkaitan
ruangan dan tidak ada keinginan untuk merubah kebiasaan merokok dalam
rumah.
2. Penyediaan Jamban
yang telah memiliki WC/kamar mandi tetapi tidak memiliki septic tank
masing kader. Namun masih terdapat jentik di dalam rumah dan tempat-
46
dibandingkan dengan inspeksi pemberantasan sarang nyamuk dalam upaya
minggunya, hal tersebut dinilai belum efektif karena siklus hidup nyamuk
adalah 10 hari, maka semua rumah harus secara merata dilakukan PJB tiap
mortalitas secara cepat apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat.
Masalah kasus demam berdarah juga akan berdampak pada masalah sosial
4. Sosialisasi NAPZA
sosialisasi NAPZA kepada Siswa/i SMP dan SMA se-derajat serta Karang
47
3.1.5 Metode Pendekatan Precede
Tahap 1 : Diagnosis Sosial
sebanyak 7058 orang dan wiraswasta sebanyak 4598 orang. Selain itu
Rejo adalah Demam Berdarah, diare, dan gatal-gatal. Dari ketiga masalah
indepth interview.
menuju konteks sosial yang lebih luas dengan melihat masalah kesehatan
48
yang menjadi prioritas berdasarkan karakteristik sosial. Dari pendekatan
Berdarah paling banyak terjadi pada anak usia sekolah di daerah Ngagel
besar adalah anak usia sekolah terutama pada anak jenis kelamin
49
Tahap 3: diagnosis Perilaku dan Lingkungan
2) Menggunakan abate
50
1) Jika terjadi kasus demam berdarah langsung di rujuk ke fasilitas
penting
51
Langkah 4: Menentukan prioritas perilaku berdasarkan perilaku
dapat berubah
Penting Tidak/kurang penting
Kurang kesadaran
masyarakat dalam
memeriksa tempat-
tempat yang
mungkin disarangi
nyamuk
Malas membuang
genangan air yang
menggenang di
barang bekas
pencegahan yang lain, dengan target sasaran adalah orang tua (pihak
52
pencegahan yang lain sebesar 50% dari pemahaman awal, setelah upaya
a. Predisposing Factors
b. Enabling Factors
c. Reinforcing factor
berdarah
53
Tahap 5: Diagnosis Administrasi dan Kebijakan
media promosi dan edukasi kesehatan, sumber daya manusia yaitu tenaga
demam berdarah. Kerja sama dengan lintas sektor dinilai masih kurang,
yang belum maksimal dan perlu dikaji ulang antara lain kebijakan
ditemukan jentik dalam genangan air di dalam atau sekitar rumah, belum
54
3.2 Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah di Puskesmas Tenggilis menggunakan metode CARL
karena merupakan suatu cara untuk menentukan prioritas masalah dengan data
Keterangan:
Fogging
4. Sosialisasi NAPZA
55
Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel prioritas masalah tersebut, maka dapat
utama, yaitu tingginya angka kejadian penyakit demam berdarah pada wilayah
kerja Puskesmas Ngagel Rejo, maka dilakukan analisis mendalam untuk mencari
56
3.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah
Dengan melakukan penetuan prioritas masalah yang kemudian dicari akar
seperti pada Gambar. 4 diperoleh penyebab masalah atau akar masalah dari
fogging untuk pencegahan Demam Berdarah. Oleh karena itu, dari akar penyebab
endemis
57
3.5 Solusi
Berdasarkan temuan alternatif solusi, perlu ditentukan prioritas solusi. Berikut
NILAI
NO DAFTAR SOLUSI M E E R NILAI RANKING
Sosialisasi terkait karakteristik nyamuk
1 khususnya jenis Aedes Aygypti 3 2 3 4 12 4
Monitoring rutin mengenai pelaksaan 3M
plus di setiap rumah di daerah endemis
2 4 3 4 4 15 3
Pembagian obat abate yang rutin, merata
dan tepat sasaran
3 3 3 2 3 11 5
Penyuluhan tentang keefektifan
pencegahan Demam Berdarah dengan
metode PSN daripada fogging
4 5 4 4 4 17 1
Mengadakan kerja bakti serentak di semua
RW
5 4 4 3 4 15 2
Tabel 15 Perhitungan MEER
daripada fogging. Namun, selain itu juga terdapat prioritas solusi lagi yang
daerah endemis.
58
Ketiga solusi tersebut menjadi dasar pembuatan PoA yang akan
Berdasarkan dari data primer dan data sekunder, guna menurunkan angka
kasus kesakitan penyakit demam berdarah yang cukup tinggi dan angka bebas
jentik yang belum mencapai 95% di wilayah kerja Puskesma Ngagel Rejo, maka
partisipasi masyarakat yang difasilitasi dan didukung oleh pihak puskesmas yang
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh pihak Puskesmas Ngagel Rejo
59
Bagan 1. Alur Pikir Pembuatan PoA “GEBRAK EGYPT (Gerakan Berantas
Nyamuk Aedes Aegypty) ”
Prioritas masalah : Tingginya angka kasus demam berdarah pada wilayah kerja
Puskesmas Ngagel Rejo dengan angka bebas jentik kurang dari 95%.
60
Program kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
masyarakat terkait masalah demam berdarah. Hal ini perlu dilakukan, karena
61
2. Tujuan : Pelaksanaan pemicuan di wilayah kerja puskesmas Ngagel Rejo ini
masalah demam berdarah, serta perilaku lain sesuai dengan kaidah kesehatan
lingkungan.
3. Indikator keberhasilan :
kegiatan pemicuan
demam berdarah
Ngagel Rejo
5. Target :
kegiatan pemicuan
tiap RW
62
6. Lokasi : Kegiatan program pemicuan dilaksanakan di setiap Balai RW pada
Ngagel Rejo, bekerja sama dengan penanggung jawab dari tiap RW yakni
tidak saling mencurigai, dan saling terbuka sehingga terwujud suasana yang
akan tidak dihargai dan disalahkan. Pada tahap ini bertujuan untuk menggali
alternatif solusi.
63
disertai rasa humor yang sehat, sehingga masyarakat tertarik dan berasumsi
berdarah
kondisi kebiasaan perilaku dan kondisi lingkungan sebagai faktor dan media
apa saja yang dapat menjadi breeding places atau tempat perkembang
lingkungannya pada waktu yang akan datang, maka peta atau gambaran
pendek yang berisi tentang faktor risiko terjadinya kasus demam berdarah,
64
penderita sakit demam berdarah, cara pencegahan dan penanggulangan yang
tepat.
Dalam film pendek ini ditunjukkan antara kondisi yang tidak tepat
kasus demam berdarah. Pemicuan dengan melalui media triggers ini akan
dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta berbasis lingkungan. Setelah
lingkungan?
penderita?
65
3) Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika melihat anak atau sanak
keluarga?
5) Berapa waktu, tenaga, dan biaya yang dirugikan akibat diri, anak,
hidup?
9) Dsb.
Pada sesi ini pada hakekatnya adalah sesi masyarakat, maka diharapkan
yang memimpin sesi ini adalah salah satu dari anggota yang hadir dalam
Leader). Pancing dan tawarkan pada peserta yang hadir siapa yang akan
memimpin.
66
penilaian yang harus dilaksanakan dan dicapai oleh masing-masing RW
daftar kesanggupan bagi peserta yang hadir dalam proses pemicuan dan
dan penagihan janji akan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat atau Natural
(RW 1) dan Kelurahan Ngagel Rejo (RW 1,2,3,4,5,6,7) setiap Hari Sabtu.
Bulan Mei. Untuk pelaksanaan grand penilaian rank wilayah oleh fasilitator
67
Untuk pelaksanaan Grand Event sebagai Goals pelaksanan program
pada tanggal 15 Juni, bertepatan pada peringatan hari ADD (ASEAN Dengue
Day), karena pada bulan tersebut merupakan puncak dari musim penyakit
Waktu
Lokasi Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
RW 1 Ngagel
RW 1 Ngagel Rejo
RW 2 Ngagel Rejo
RW 3 Ngagel Rejo
RW 4 Ngagel Rejo
RW 5 Ngagel Rejo
RW 6 Ngagel Rejo
RW 7 Ngagel Rejo
68
11. Anggaran Dana Kegiatan :
b. Kertas Manila 2
Perlengkapan 1.000 2.000 Puskesmas
(Flip Chart) lembar
Total Rp 259.000,00
Tabel 16 Anggaran Dana Kegiatan Pemicuan
69
3.6.2 Kegiatan 2 : IMPLEMENTASI PSN-3M PLUS
12. Deskripsi kegiatan :
materi dan pemahaman yang telah didapat dari kegiatan pemicuan, sehingga
secara tepat. Output dari kegiatan program ini (mengacu pada Depkes RI,
penyakit demam berdarah dan angka bebas jentik mencapai target, yakni
minimal 95%.
Menurut Ditjen P2P dan PL, Depkes RI, (2008), 3M Plus merupakan
satu minggu sekali, berdasarkan pada kriteria siklus hidup nyamuk Aedes
70
Aegypti yakni 10 hari dari telur hingga dewasa, sehingga dengan dilakukan
hidup bersih dan sehat, dimana masyarakat paham, mau, dan mampu
melakukan upaya PSN-3M Plus yang cukup efektif untuk memberantas kasus
demam berdarah. Dengan goals Grand Event Gebrak Egypt dengan pemberian
dan memutus rantai penularan demam berdarah mulai dari sumbernya. Selain
EGYPT
PSN-3M Plus
71
g. Peningkatan Kondisi Lingkungan dan Angka Bebas Jentik ditandai
16. Target :
kegiatan program PSN-3M Plus mencapai 80% dari total jumlah warga
peningkatan sebesar 50% dari program atau kaidah yang sudah ada
sebelumnya
pada setiap RW yakni wilayah endemis Kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo.
72
Ngagel Rejo, bekerja sama dengan penanggung jawab dari tiap RW yakni
19. Pelaksana: pelaksana dari kegiatan program ini adalah petugas kesehatan
sekali yang dinilai cukup efektif memutus siklus hidup nyamuk, karena
kriteria siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti yakni 10 hari dari telur
jentik sebisa mungkin dilakukan secara mandiri oleh salah satu anggota
saat.
73
2) Jika tidak tampak, menunggu 0,5-1 menit, biasanya jentik akan
petugas puskesmas. Dalam isi laporan ditulis nama KK, desa, RT,
bila diperlukan.
g. Pelaksanaan 3M Plus
1) Fisik
perkembangbiakan nyamuk
iv. Mengganti air vas bunga, tempat air minum burung, atau
lancar/rusak
74
vi. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon
rumah
kamar
2) Kimia
3) Biologi
75
dapat menggunakan Bacillus thurringlensisvar,
Israeliensia.
masyarakat sendiri.
yang meliputi:
fasilitator
76
5) Terdapat upaya pencegahan inovatif hasil dari ide dan
“GEBRAK EGYPT”
sekali pada tanggal 15 Juni bertepatan pada peringatan hari ADD (ASEAN
Dengue Day), karena pada bulan tersebut merupakan puncak dari musim
penyakit dengue di seluruh Negara ASEAN. Grand Event ini sebagai goals
dan tertata
77
4) Pengumuman “REWARDING AND PUNISHMENT” untuk
program.
semangat masyarakat
(RW 1) dan Kelurahan Ngagel Rejo (RW 1,2,3,4,5,6,7) setiap Hari Sabtu.
Bulan Mei. Untuk pelaksanaan grand penilaian rank wilayah oleh fasilitator
pada tanggal 15 Juni, bertepatan pada peringatan hari ADD (ASEAN Dengue
Day), karena pada bulan tersebut merupakan puncak dari musim penyakit
78
: Pelaksanaan Kegiatan Pemicuan Terkait Demam Berdarah
Waktu
Lokasi Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
RW 1 Ngagel
RW 1 Ngagel Rejo
RW 2 Ngagel Rejo
RW 3 Ngagel Rejo
RW 4 Ngagel Rejo
RW 5 Ngagel Rejo
RW 6 Ngagel Rejo
RW 7 Ngagel Rejo
79
22. Anggaran Dana Kegiatan :
50
b. Print warna 500 25.000
lembar
Kesekretariatan
100
c. Print BW 150 15.000
lembar
TOTAL 2.918.000
Tabel 17 Anggaran Dana Gebrak Egypt
80
3.7 Proceed (Evaluasi)
3.7.1 Pemicuan
1. Process Evaluation
a. Object of Interest
2. Impact Evaluation
pemahaman bahwa PSN lebih efektif daripada fogging melalui diskusi dua
dilihat dari jumlah kehadiran peserta yang mencapai 80% dan keaktifan
peserta hadir.
81
3. Outcome Evaluation
dulunya lebih percaya fogging menjadi lebih percaya bahwa PSN lebih
a. Object of Interest
PSN
target 70%
2. Impact Evaluation
a. Object of Interest:
82
2. Kerjasama dengan lintas sektor belum optimal
optimal
2. Kepadatan penduduk
3. Perubahan iklim
83
Source of standards of acceptability in evaluation:
environment:
80%
3. Outcome Evaluation
Rejo
84
c. Object of interest in evaluation:
Produktivitas kerja pada masyarakat baik dari berbagai golongan usia lebih
meningkat, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi juga meningkat. Pada usia
85
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dimana
wilayah kerja meliputi Kelurahan Ngagel dan Kelurahan Ngagel Rejo dimana
terdapat banyak kendala sehingga tidak dapat berjalan dengan optimal salah
memiliki ibu-ibu kader jumantik sebagai salah satu strategi namun hal ini belum
EGYPT (Gerakan Berantas Nyamuk Aedes Aegypty)” dapat menjadi solusi untuk
4.2 Saran :
a. Bagi Masyarakat
86
2. Masyarakat harus menutup Tempat Penampungan air bila tidak
sedang digunakna
menentu
dalm rumah
b. Bagi Puskesmas
c. Bagi Pemerintah
87
DAFTAR PUSTAKA
Eka Praditya, Ilham. 2014. Perilaku 3M Plus Ibu Rumah Tangga dan Kondisi
Lingkungan Terhadap Kepadatan Larva Aedes Aegypti di Wilayah Zona Merah
Kelurahan Kacang, Jakarta Pusat. Sekripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
88
LAMPIRAN
A. Instrumen Kuisioner
B. Instrumen Metaplan
Tabel : Instrumen Eval Metaplen
Skor Nilai
Fasilitator 3 (Aktif)
Co-fasilitator 3 (Mampu bekerja sama dan membantu fasilitator)
Penanggungjawab 3 (Aktif membantu dan menyediakan sarana untuk
peserta)
Dokumentator 3 (Aktif mendokumentasikan proses metaplan mulai
awal hingga akhir)
Notulis 1 3 (Ada catatan tentang proses metaplan berupa
laporan)
Notulis 2 3 (Ada aktif membantu notulis 1 dalam mencatat
segala hal yang terjadi saat metaplan)
Total Nilai 18 A
89
Keterangan indikator kinerja:
Skor Nilai
1. Fasilitator 3 (Aktif) 2 (kurang aktif) 1 (terlalu aktif)
2. Co-fasilitator 3 (Mampu bekerjasama 2 (kerjasama 1 (tidak ada
dengan fasilitator hanya saat kerjasama)
metaplan)
3. Penanggungjaw 3 (Aktif menyiapkan 2 (Aktif 1 (tidak aktif)
ab sarana dan peserta) menyiapkan sarana
atau peserta saja)
4. Dokumentator 3 (Aktif 2 (Aktif 1 (tidak aktif
mendokumentasikan mendokumentasik mendokumentasik
proses metaplan dari an dengan foto an proses
awal hingga akhir atau video saja) metaplan)
dengan video dan foto)
5. Notulis 1 3 (Aktif mencatat proses 2 (Aktif mencatat 1 (tidak aktif
dari awal hingga akhir saat proses mencatat dan
dan membuat metaplan saja) membuat laporan)
laporannya)
6. Notulis 2 3 (Aktif membantu 2 (Aktif membantu 1 (tidak aktif)
mencatat proses mencatat atau
metaplan) membuat laporan
saja)
Kriteria nilai
90