Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

II.5. ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

A. Teori Dasar

Analisa saringan agregat adalah suatu kegiatan analisis yang

dilakukan untuk menentukan persentase berat butiran agregat yang lolos

dalam suatu set saringan, yang angka persentase kumulatif digambarkan

pada grafik pembagian butir. Saringan yang digunakan yaitu saringan No.

4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, No.200 dan pan.

Selain itu juga digunakan untuk mendapatkan presentasi agregat

halus dalam campuran. Adapun modulus kehalusan yang di isyaratkan

untuk agregat halus yaitu 2,20-3,10.

B. Tujuan Percobaan

Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat. Data distribusi

butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton.

Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus. Alat yang

digunakan adalah seperangkat saringan dengan ukuran tertentu.

Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran

atau jumlah persentase butiran baik agregat halus. Distribusi yang

diperoleh dapat ditunjukan dalam tabel atau grafik.

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 43


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

C. Alat Dan Bahan

1. Alat

a. Timbangan neraca dengan ketelitian 1 gram

b. Timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram

c. Seperangkat saringan dengan ukuran :

No. Ukuran lubang


Saringan mm inch
4 4,76 -
8 2,38 -
16 1,19 -
30 0,59 -
50 0,27 -
100 0,15 -
200 0,075 -

d. Talam

e. Kuas

f. Stopwatch

2. Bahan

a. Agregat Halus (Pasir) sebanyak 1000 gram

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 44


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

D. Prosedur Praktikum

1. Ambil kemudian timbang benda uji yang akan dijadikan sampel

sebanyak 1000 gram .

2. Siapkan saringan dan susun dari nomor terbesar sampai ke nomor

terkecil (no.4, no.8, no.16, no.30, no.50, no.100, no.200 )

3. Masukkan benda uji pada saringan, kemudian saringan diguncangkan

secara manual selama 15 menit.

4. Setelah itu timbang berat tertahan di tiap-tiap saringan kemudian catat

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 45


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

E. Uraian Perhitungan

1. Persentase tertahan (%)

Tertahan No.4
a. Saringan No. 4 = x 100 %
Berat Total Tertahan

0
= x 100 %
995.5

= 0%

Tertahan No.8
b. Saringan No. 8 = x 100 %
Berat Total Tertahan

101.2
= x 100 %
995.5

= 10.166 %

Tertahan No.16
c. Saringan No. 16 = x 100 %
Berat Total Tertahan

200
= x 100 %
995.5

= 20.090 %

Tertahan No.30
d. Saringan No. 30 = x 100 %
Berat Total Tertahan

231.9
= x 100 %
995.5

= 23.295 %

Tertahan No.50
e. Saringan No. 50 = x 100 %
Berat Total Tertahan

165..1
= x 100 %
995.5

= 16.585 %

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 46


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

Tertahan No.100
f. Saringan No.100 = x 100 %
Berat Total Tertahan

179.8
= x 100 %
995.5

= 18.061 %

Tertahan No.200
g. Saringan No.200 = x 100 %
Berat Total Tertahan
88.4
= x 100 %
995.5
= 8.88 %
Tertahan PAN
h. PAN = x 100 %
Berat Total Tertahan
29.1
= x 100 %
995.5
= 2.923 %

2. Persentase tertahan kumulatif (%)


a. No. 4 = Persen tertahan No. 4

=0%

b. No. 8 = Persen tertahan kumulatif No. 4 + Persen tertahan No. 8

= 0 + 10.166

= 10.166 %

c. No. 16 = Persen tertahan kumulatif No. 8 + Persen tertahan No. 16

= 10.166 + 20.009

= 30.256 %

d. No. 30 = Persen tertahan kumulatif No. 16 + Persen tertahan No. 30

= 30.256 + 23.295

= 53.551 %

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 47


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

e. No. 50 = Persen tertahan kumulatif No. 30 + Persen tertahan No. 50

= 53.551 + 16.585

= 70.136 %

f. No.100 = Persen tertahan kumulatif No. 50 + Persen tertahan No. 100

= 70.136 + 18.061

= 88.179 %

g. No.200 = Persen tertahan kumulatif No. 100 + Persen tertahan No. 200

= 88.179 + 8.88

= 97.077 %

h. PAN = Persen tertahan kumulatif No. 200 + Persen tertahan PAN

= 97.077 + 2.293

= 100 %

3. Persentase lolos kumulatif (%)


a. No. 4 = 100 - Persen tertahan No. 4

= 100 - 0

= 100 %

b. No. 8 = Persen lolos kumulatif No. 4 - Persen tertahan No. 8

= 100 – 10.166

= 89.834 %

c. No. 16 = Persen lolos kumulatif No. 8 - Persen tertahan No. 16

= 89.834 – 20.09

= 69.744 %

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 48


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

d. No. 30 = Persen lolos kumulatif No. 16 - Persen tertahan No. 30

= 69.744 – 23.295

= 46.449 %

e. No. 50 = Persen lolos kumulatif No. 30 - Persen tertahan No. 50

= 46.449 – 16.585

= 29.864 %

f. No.100 = Persen lolos kumulatif No. 50 - Persen tertahan No. 100

= 29.864 – 18.061

= 11.083 %

g. No.200 = Persen lolos kumulatif No. 100 - Persen tertahan No. 200

= 11.083 – 8.88

= 2.923 %

h. PAN = Persen lolos kumulatif No. 200 - Persen tertahan PAN

= 2.923 - 2.923

=0

4. Modulus Kehalusan
Persen tertahan kumulatif No 4+8+16+30+50+100+200
Modulus Kehalusan =
100
0+10.166+30.256+53.551+70.136+88.197+97.077
=
100
349.383
=
100
= 3.490

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 49


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

F. Tabel dan Kurva Gradasi Agregat Halus

Analisa saringan bagi butiran antara diameter 4,76 - 0,07 mm


Berat contoh = 1000 gr
Nomor saringan

Ukuran Persentase Persentase


Berat Persentase Spesifikasi
lubang tertahan lolos
tertahan tertahan ASTM C
ayakan kumulatif kumulatif
(gram) (%) 33 - 90
Mm inci (%) (%)
4 4,76 0 0 0 100 95-100
8 2,38 101,2 10,166 10,166 89,834 80-100
16 1,19 200 20,09 30,256 69,744 50-85
30 0,59 231,9 23,195 53,551 46,449 25-60
50 0,27 165,1 16,585 70,136 29,864 10-30
100 0,14 179,8
22 18,061 88,197 11,083 2-10
200 0,07 88,4 8,88 97,077 2,923 0-2
Pan 29,1 2,923 100 0 0
Total 995,5 100 349.382
Modulus kehalusan 3,494

Grafik Pembagian Butir Agregat Halus


120.00

100.00
Persen Lolos (%)

80.00 Hasil
Percobaan
60.00 Batas Atas
40.00
Batas Bawah
20.00

0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Ukuran Lubang Ayakan (mm)

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 50


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

Catatan:

- Berdasarkan SNI-2002 Pasal 3.3 menyatakan bahwa pasir alam sebagai

hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri

pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.

- Berdasarkan SNI-2002 Pasal 5.3 Ayat 1.1 yang mengacu pada ASTM

C.33 - 90 menyatakan bahwa agregat halus ialah agregat yang semua

butirnya menembus ayakan berlubang 4,75 mm.

- Berdasarkan SNI-2002 Pasal 5.3 Ayat 1.1 yang mengacu pada ASTM

C.33 - 90 memberikan batasan modulus halus butir 2,3 sampai 3,1.

- SK SNI T-15-1990-03 memberikan batas gradasi agregat halus seperti

pada tabel di bawah ini :

Lubang Ayakan Persen Berat Butir Yang Lewat Ayakan


(mm) I II III IV
10 100 100 100 100
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100
0,6 15-34 35-59 60-79 80-100
0,3 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 51


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

- SNI-2002 Pasal 5.3 Ayat 1.1 yang mengacu pada ASTM C.33

memberikan syarat mutu agregat halus seperti pada tabel di bawah ini.

Ukuran Lubang Ayakan Persen Lolos Kumulatif


(mm) (%)
9,5 100
4,75 95-100
2,36 80-100
1,18 50-85
0,6 25-60
0,3 10-30
0,15 2-10

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 52


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

F. Kesimpulan

1. Modulus kehalusan butir yang diperoleh sebesar 3.494 (Spesifikasi 2,20

-3,10) dengan demikian modulus kehalusan tidak memenuhi syarat

ASTM C 136 – 2012.

2, Dari grafik dapat dilihat bahwa, dengan mengacu pada Spesifikasi

ASTM C33, maka nomor ayakan yang memenuhi batas atas dan batas

bawah adalah nomor 4, 8,16, 30, dan 50.

3. Dari data hasil percobaan batas gradasi agregat halus menurut SK SNI

T-15-1990-03 persen berat butir yang lewat ayakan berada pada daerah

II. Dengan ukuran lubang ayakan dan persen berat butir yang lewat

ayakan sebagai berikut: 4.8, 90-100; 2.4, 60-95; 1.2, 30-70; 0.6, 15-34;

0.3, 5-20; 0.15, 0-10.

G. Saran
Agar pelaksanaan praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan lancar

maka kami menyarankan :

1. Ketertiban jadwal pelaksanaan praktikum lebih diperhatikan sesuai

dengan jadwal yang ditentukan.

2. Fasilitas dalam laboratorium dapat diperbaharui agar dapat menunjang

kegiatan pelaksanaan praktikum selanjutnya.

3. Setelah pemakaian fasilitas laboratorium agar segera dibersihkan dan

dikembalikan ke posisi semula.

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 53


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

H. Foto Alat dan Bahan

Timbangan dengan ketelitian 1 gram

Talam

Seperangkat Saringan (no.4, no. 8, no. 16, no. 30, no. 50, no. 100,
no. 200,dan pan )

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 54


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

kuas

Stopwatch

Timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 55


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

I. Foto Kegiatan

Kegiatan penimbangan agregat halus

Kegiatan pengayakan agregat halus selama 15 menit

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 56


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXI

J. Referensi

Pedoman Pelaksanaan Praktikum Beton, Dr. Ir. Jonie Tanijaya, MSc,

Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar, 2004.

SNI ASTM C136–2012 “METODE UJI UNTUK ANALISIS SARINGAN

AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR”

Bab II.5. Analisa Saringan Agregat Halus 57

Anda mungkin juga menyukai