Anda di halaman 1dari 3

5.3b.

Rumus Debye-Huckle

Berdasarkan dari teori Debye-Huckle suatu larutan elektrolit kuat akan berdisosiasi
secara sempurna menjadi ion-ionnya. Selain itu, pada konsentrasi yang sangat encer interaksi
yang terjadi antara ion-ion yang terdapat dalam larutan terjadi gaya tarik menarik dan tolak-
menolak. Salah satu cara untuk melihat bagaimana ketergantungan aktifitas ion pada kekuatanion
adalah dengan cara mempelajari perubahan kelarutan elektrolit yang sedikit larut, dimana pada
percobaan menggunakan larutan barium iodat, sebagai akibat adanya penambahan elektrolit lain.
Agar hukum Debye-Huckle konsentrasi barium iodat yang digunakan harus berada dalam
konsentrasi yang rendah, yaitu kelarutan ion <0,01. Berikut adalah rumus berdasarkan teori
Debye-huckle.

0,512 𝑍𝐴 𝑍𝐵 √𝜇
− log 𝑓 ± =
1 + 𝑎𝐵 √𝜇

Dimana a adalah diameter ion dalam satuan angstrom ( 1 Ȧ =10-10 m ), dan B adalah
suatu suku yang tergantung pada suhu absolut ( suhu terendah yang mungkin terjadi ) dan
tetapan dielektrik dari zat pelarutnya. Nilai pada 298oK dengan menggunakan tetapan dielektrik
untuk air murni adalah 0,328.

Suku a, disebut sebagai parameter-ion, berkorespondensi dengan jarak dari lampiran


terdekat dari kation dan anionnya. Terdapat ketidakpastian yang tinggi, tetapi terlihat besar
sekitar 3 Ȧ untuk ion yang bermuatan tunggal sebesar 11 Ȧ. Berikut koefisien aktivitas
berdasarkan Debye-Huckel.

Ukuran Kekuatan ionik


Ion
a(Ȧ) 0,0010 0,0050 0,010 0,050 0,10
H3O+ 9 0,967 0,933 0,913 0,853 0,825
Li+ 6 0,966 0,929 0,906 0,833 0,795
Na , OAc+, IO3-, HCO3- 4 0,965 0,927 0,901 0,816 0,768
NH4+, K+, Rb+, Ag+
F-, Cl-, Br+, I-, OH-, NO3-,CN- 3 0,964 0,925 0,898 0,806 0,753
ClO4-, ClO3-, SCN-, HS-, HCO2-
Mg2+ 8 0,871 0,755 0,688 0,513 0,443
Ca2+, Cu2+, Sn2+, Zn2+, Fe2+ 6 0,869 0,746 0,674 0,481 0,399
Sr2+, Ba2+,Cd2+, Hg2+, Pb2+,
CO32+, SO32+ 5 0,868 0,742 0,667 0,462 0,375
Hg22+, SO42+, CrO42+, S2O32+ 4 0,867 0,732 0,659 0,443 0,349
Al ,Cr , Fe , Ce , La 9 0,736 0,538 0,441 0,240 0,176
Cr(NH3)64+, PO43+, Fe3(CN)2 4 0,725 0,503 0,391 0,160 0,093
Ce4+, Sn4+, Th4+ 11 0,585 0,346 0,250 0,097 0,062
Fe(CN)44- 5 0,567 0,303 0,198 0,046 0,020
5.3c. Tetapan Kesetimbangan Termodinamik

Tetapan kesetimbangan dapat ditulis dengan huruf K, untuk reaksi pada umumnya yaitu:

aA + bB cC + dD

maka reaksi diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

( 𝑎𝐶 )𝑐 + ( 𝑎𝐷 )𝑑
𝐾𝑏 =
(𝑎𝐴)𝑎 + (𝑎𝐵)𝑏

Jadi, dapat disimpulkan bahwa:

a A = fA [A]

maka didapatkan:

(𝑓𝐶[𝐶])𝑐 (𝑓𝐷[𝐷])𝑑 [𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑 𝑓𝑐𝐶 𝑓𝑑𝐷


𝐾𝑏 = = .
(𝑓𝐴[𝐴])𝑎 (𝑓𝐵[𝐵])𝑏 [𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏 𝑓𝑎𝐴 𝑓𝑏𝐵

Dalam hal ini, K sebagai tetapan kesetimbangan umum yang dinyatakan dalam
konsentrasi, dan sering disebut sebagai “hasil bagi konversi”.

Contoh soal kesetimbangan kimia:


1. Pada temperature 430 derajat celcius, tetapan kesetimbangan Kc untuk reaksi H2 + I2 =
2HI adalah 5,43. Diketahui pada eksperimen dengan temperature yang sama, konsentrasi
awal H2, I2, dan HI berturut turut adalah 0,00623 M, 0,00414 M, dan 0,0224 M.
hitunglah konsetrasi masing-masing spesi pada keadaan setimbang.
Jawab :

[H2]0 = 0,00623 M
[I2]0 = 0,00414 M
[HI]0 = 0,0224 M
Kc = 54,3

Pertama, tenteukan nilai koefisien reaksi, Qc, untuk mengetahui apakah system telah
setimbang atau belum, dank e arah mana reaksi berlangsung jika belum setimbang.

[HI]0^2 (0,0224)^2
𝑄𝑐 = = = 19,5
[H2]0 [I2]0 (0,00623)(0,00414)

Karena Qc (19,5) < Kc (54,3), reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan hingga
mencapai kesetimbangan. Jadi, konsentrasi H2 dan I2 akan berkurang dan konsentrasi HI
akan bertambah sampai reaksi setimbang.

Anda mungkin juga menyukai