Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual
Keterangan gambar :
Konsepsi adalah hasil tangkapan seseorang atau gambaran tentang objek atau ide terhadap rangsangan
(stimulus) objek yang merupakan proses mental untuk berpikir kreatif. Pertemuan telur dan sperma adalah
contoh suatu konsepsi. Bagaimana supaya telur dan sperma bertemu (konsepsi) pada tempat yang bisa
membuahkan bayi yang sehat, maka proses ini merupakan konseptualisasi. Konseptualisasi adalah suatu proses
mental dimana seorang ilmuwan menyusun konsep yang didasarkan pengalaman, berpikir deduktif dan
induktif. Konsep adalah hasil akhir dari proses konseptualisasi. Hasil dari proses kegiatan ini menghasilkan
sebuah konsep atau bayi sehat.
Contoh :
Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang
mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang.
Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat maka pengukuran konsep sehat tersebut harus
melalui konstruksi atau variable-variabel, misalnya : tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya.
Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini adalah variabel-variabel yang digunakan untuk
mengobservai atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau sakit.
Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh beberapa landasan,
yaitu :
1. Landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuat analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah
semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan
hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang mendahului yang terkait
dengan masalah dan tujuan penelitian.
3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian atas dasar sintesis dari
analisis landasan pertama dan kedua dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta,
tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian.
Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka konseptual, yaitu :
Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep yang telah ada (cukup satu). Variabel
yang membentuk kerangka konsep disesuaikan dengan variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada
(tujuan penelitian). Jadi mencoba mencocokkan teori, konsep dengan realita permasalahan di lapangan.
Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari satu), juga diminta
ada masukan ide atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variable yang disesuaikan realita di lapangan.
Tujuan akhir penelitian program magister lebih diutamakan dalam bentuk ide dan atau teknologi pemecahan
masalah.
Untuk pendidikan doktor, maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program doktor juga ada
ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di
mana penelitian tersebut diadakan, sehingga menghasilkan pengetahuan baru.
Tahap penyusunan kerangka konseptual.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati
atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka
konseptual ini adalah :
1. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan
diteliti)
2. Mengembangkan pernyataan hubungan.
3. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya
masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam
gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung
atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada
pengaruh
Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan. misalkan
Kerangka Konseptual pengaruh pemberian ASI Eksklusif pada perkembangan motorik halus dan motorik kasar
bayi usia 6 bulan.
Sumber : https://yogipoltek.wordpress.com/2013/05/23/kerangka-konseptual/
Dari contoh kerangka konsep penelitian tersebut di atas dapat dilihat bahwa di sana ada 4 konsep yaitu konsep
tentang faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong terhadap terjadinya perilaku, dan konsep faktor
perilaku pemberian ASIitu sendiri. Tiap konsep, masing-masing mempunyai variabel-variabel sebagai indikasi
pengukuran masing-masing konsep tersebut. Misalnya untuk mengukur faktor predisposisi maka dapat melalui
variabel pengetahuan, pendidikan, sikap, dan persepsi.
Konsep perilaku pemberian ASI sebagai variabel dependen (vanabel tergantung) di sini dapat diukur
melalui variabel “praktek menyusui”. Artinya perilaku pemberian ASI oleh ibu-ibu dapat diobservasi atau
diukur dari praktek ibu-ibu dalam memberikan (Air Susu Ibu) kepada anak atau bayi mereka. Apakah
mereka memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka atau tidak, bila memberikan bagaimana frekuensinya,
caranya dan sebagainya.
A. VARIABEL
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimilikinya oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Definisi lain mengatakan bahwa
variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
satuan penelitian tentangsesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur jenis kelamin, pendidikan,
status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya.
Berdasarkan hubungan fungsional antara variabei-variabel dengan yang lainnya, variabel dibedakan
menjadi dua, yaitu terganiung, akibat, terpengaruh atau variabel dependen, dan bebas, sebab, mempengaruhi
atau variabel independen. Disebut variabel tergantung atau dependen karena variabel ini dipengaruhi oleh
variabel bebas atau variabel independen. Misalnya, variabel jenis pekerjaan (dependen) dipengaruhi oleh
variabel pendidikan (independen), variabel pendapatan (dependen) dipengaruhi oleh variasi pekerjaan
(independen), dan sebagainya.
Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dikelompokkan menjadi 4 skala pengukuran, yakni: a) skala nominal, b) skala
ordinal, c) skala interval dan d) skala ratio.
1. Skala nominal, adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai kesamaan tiap
anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain. Misalnya, jenis kelamin
dibedakan antara laki-laki dan perempuan; pekerjaan, dapat dibedakan petani, pegawai, dan pedagang;
suku bangsa, dapat dibedakan antara Jawa, Sunda, Batak, Ambon, dan sebagainya. Pada skala nominal,
kita menghitung banyaknya subjek dari setiap kategori gejala, misalnya jumlah wanita dan pria. masing-
masing sekian orang, jumlah pegawai dan bukan pegawai sekian orang, dan sebagainva. Masing-masing
anggota himpunan tersebut tidak ada perbedaan nilai.
2. Skala ordinal, adalah himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat, atau jabatan.
Dalam skala ordinal tiap himpunan tidak hanya dikategorikan kepada persamaan atau perbedaan dengan
himpunan yang lain, tetapi juga berangkat dari pertanyaan lebih besar atau lebih kecil. Misalnya,
variabel pendidikan dikategorikan SD, SLP, dan SLTA, variabel pendapatan dikategorikan tinggi,
sedang, dan rendah, variabel umur dikategorikan anak-anak, muda, dan tua, dan sebagainya.
3. Skala interval, seperti pada skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau
jarak antar urutan kelas yang bersangkutan. Kelebihan dari skala ini adalah bahwa jarak nomor yang
sama menunjukkan juga jarak yang sama dari sifat yang diukur.
Contoh:
Interval a sampai d adalah 4 – 1 = 3 interval d dan c adalah 5 – 4 = 1. Dalam hal ini tiap anggota dalam
kelas mempunyai persamaan nilai interval. Contoh lain adalah tentang skala pengukuran suhu dengan
Fahrenheit dan Celsius, di mana masing-masing mempunyai aturan skala yang berbeda letak dan
jaraknya, meskipun masing-masing memulainya dari nol. Contoh lain lagi adalah skala waktu tahun
Masehi dan tahun Hijriah, meskipun masmg-masing memulai dari bilangan 1.
4. Skala ratio, adalah variabel yang mempunyai perbandingan yang sama, lebih besar atau lebih kecil.
Variabel seperti panjang berat dan angka agregasi adalah variabel rasio. Misalnya, apabila sekarang
beras beratnya 1 kuintal. maka 5 karung beras beratnva 5 kuintal.
B. Hipotesis
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini dalam
perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara dari
suatu penelitian ini biasanya disebut hipotesis. Jadi hipotesis di dalam suatu penelitianr berarti jawaban
sementara penelitian, patokan juga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut. melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah,
dapat diterima atau ditolak.
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis dari dalam menguji rumusan jawaban
sementara atau hipotesis itulah akhir suatu penelitian. Hasil akhir penelitian ini disebut juga kesimpulan
penelitian, generalisasi atau dalil yang berlaku umum, walaupun pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai
perbedaan tingkatan sesuai dengan tingkat kemaknaan (significantcy) dari hasil analisis statistik. Hasil
pembuktian hipotesis atau hasil akhir penelitian ini juga sering disebut thesis.
Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehuhubungan dengan masalah yang diteliti.
Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu konsep yang
merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta.
Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena hipotesis ini maka penelitian diarahkan.
Hipotesis dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan data. Secara garis besar hipotesis dalam
penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
3. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data.
4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati).
Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus
dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah dari pelaksanaan penelitian. Memperoleh
fakta untuk perumusan hipotesis dapat dilakukan antara lain dengan:
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung di lapangan, rumah sakit,
Puskesmas, atau labotarium. Dalam mengemukakan fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan
perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh.
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari sumber yang asli, tetapi
masih berada di tangan orang yang mengidentifikasi tersebut, sehingga masih dalam bentuknya yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk penalaran
abstrak, yang sudah merupakan simbol berpikir sebagai generalisas; dari hubungan antara berbagai fakta
atau variabel.
Fakta adalah sangat penting dalam penelitian, terutama dalam perumusan hipotesis. Sebab, hipotesis
merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta yang ditemukan. Hal ini berarti sangat berguna untuk
dijadikan dasar membuat kesimpulan penelitian. Meskipun hipotesis ini sifatnya suatu ramalan, tetapi bukan
hanya sekadar ramalan sebab, hipotesis ditarik dari dan berdasarkan suatu hasil serta Problematik yang
timbul dari penelitian pendahuluan dan hasil pemikiran yang logis dan rasional. Hipotesis juga dapat
dirumuskan dari teori ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
C. Bentuk Rumusan Hipotesis
Pada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua
variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Biasanya hipotesis terdiri dan pernyataan terhadap
adanya atau tidak adanya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independentvariable) dan
variabel terikat dependent variabel. Variabel bebas ini merupakan variabel penyebapnya atau variabel
pengaruh, sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh.
Contoh sederhana : Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru-paru paru. Di dalam contoh ini
merokok adalah variabel yaitu variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru-paru merupaksn
variabel dependen atau akibatnya.
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa hipotesis adalah suatu simpulan sementara atau jawaban
sementara dari suatu penelitian sebab itu hipotesis harus mempunyai landasan teoretis, bukan hanya sekadar
suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Ciri-
ciri suatu hipotesis antara lain sebagai berikut:
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam bentuk kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya
berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri dari
variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran
variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektif
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan,
pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu dipertimbangkan berbagai
hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang
dibuat. Apabila suatu teknik tertemu dalam rumusan hipotesis ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis
yang dibuat dapat digunakan dalam penelitian.
D. Jenis-Jenis Rumusan Hipotesis
Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan tiga. yakni:
1. Hipotesis Kerja
Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang
rerjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis kerja. Biasanya makan
rumusan pernyataan: Jika…..maka…….. Artinya, jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi
pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkannya.
Contoh sederhana:
a. Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular di daerah tersebut tinggi.
b. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian bayi di daerah
tersebul tinggi.
c. Jika pendapatan perkapita suatu negara rendah, maka status kesehatan masyarakat di negara tersebut
rendah pula.
d. dan lain-lain.
Meskipun pada umumnya rumusan hipotesis seperti tersebut di atas, tetapi hal tersebut bukan
saru-satunya rumusan hipotesis kerja. Karena dalam rumusan hipotesis kerja yang paling penting adalah
bahwa rumusan hipotesis harus dapat memberi penjelasan tentang kedudukan masalah yang diteliti,
sebagai bentuk kesimpulan yang akan diuji. Oleh sebab itu penggunaan rumusan lain seperti di atas
masih dapat dibenarkan secara ilmiah.
2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik
Hipoiesis Nol biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu
perbedaan yang bermakna antara kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila
dinyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, disebut hipotesis alternatif.
Contoh sederhana : hipotesis nol
a. Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk perkotaan
dengan penduduk pedesaan.
b. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada waktu bayi, dengan
status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi.
c. Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang menggunakan air
minum dari PAM dengan kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari sumur.
d. dan sebagainya.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang bersangkutan adalah sama,
misalnya status gizi dari balita yang mendapatkan ASI sama dengan status gizi anak balita yang tidak
mendapatkan ASI. Bila hal tersebut dirumuskan dengan “selisih” maka akan menunjukkan hasil
dengan nol, maka disebut hipotesis nol. Bila dirumuskan dengan “persamaan” maka hasilnya sama, atau
tidak ada perbedaan. Oleh sebab itu apabila diuji dengan metode statistika akan tampak apabila rumusan
hipotesis dapat diterima, dapat disimpulkan sebagaimana hipotesisnya. Tetapi bila rumusannya ditolak,
maka hipotesis alternatifhya yang diterima. Itulah sebabnya maka sdperti rumusan hipotesis nol
dipertentangkan dengan rumusan hipotesis altematif. Hipotesis nol biasanya menggunakan rumus Ho
(misalnya HO : x = y) sedangkan hipotesis alternatif menggunakan simbol Ha (misalnya, Ha : x = > y).
Berdasarkan isinya, suatu hipotesis juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: pertama, hipotesis
mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama, yaitu hipotesis yang menjadi sumber dari hipotesis-
hipotesis yang lain. Kedua, hipotesis minor, hipotesis penunjang, atau anak hipotesis, yaitu hipotesis
yang dijabarkan dari hipotesis mayor. Di dalam pengujian statisik hipotesis ini sangat penting, sebab
dengan pengujian terhadap tiap hipotesis minor pada hakikatnya adalah menguji hipotesis mayornya.
Contoh tidak sempurna :
Hipotesis mayor: “Sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan tingginya penyakit menular”.
Dari contoh ini dapat diuraikan adanya dua variabel, yakni variabel penyebab (sanitasi lingkungan) dan
variabel akibat (penyakit menular). Kita ketahui bahwa penyakit menular itu luas sekali, antara lain
mencakup penyakit-penyakit diare, demam berdarah, malaria, TBC, campak, dan sebagainya.
Sehubungan dengan banyaknya macam penyakit menular tersebut, kita dapat menyusun hipotesis minor
yang banyak sekali, yang masing-masing memperkuat dugaan kita tentang hubungan antara penyakit-
penyakit tersebut dengan sanitasi lingkungan, misalnya :
a. Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi lingkungan
b. Adanya hubungan antara penyakit campak dengan rendahnya sanitasi lingkungan.
c. Adanya hubungan antara penyakit kulit dengan rendahnya sanitasi lingkungan.
d. dan sebagainya.
Apabila dalam pengujian statistik hipotesis-hipotesis tersebut terbukti bermakna korelasi antara
kedua variabel di dalam masing-masing hipotesis minor tersebut, maka berarti hipotesis mayornya juga
diterima. Jadi ada korelasi yang positif antara sanitasi lingkungan dengan penyakit menular.
3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan
Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan 2 variabel alau lebih.
Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua variabel. Misalnya, ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan praktek pemeriksaan hamil. Hipotesis dapat diperjelas lagi
menjadi : Makin tinggi pendidikan ibu, makin sering (teratur) memeriksakan kehamilannya. Sedangkan
hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan di antara dua variabel; misalnya.
praktek pemberian ASI ibu-ibu de Kelurahan X berbeda dengan praktek pemberian ASI ibu-ibu di
Kelurahan Y. Hipotesis ini lebih dielaborasi menjadi: praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan X
lebih tinggi bila dibandingkan dengan praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan Y.
Sumber : https://agenta08.wordpress.com/2009/01/24/kerangka-konsep-variabel-dan-hipotesis/
METODELOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu
disiplin. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan
suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha
yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat
penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan
penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi
masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa
penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia
yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Penelitian diskriptif
Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
2. Penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama
dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan
antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan
komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
1. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan.
2. Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar.
Berdasarkan teori tersebut diatas, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, data yang
diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian
diinterprestasikan.
B. Subyek Penelitian (populasi, sampel, dan sampling)
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan”. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Surakarta angkatan 2008 hingga angkatan 2010 yang perkirakan mencapai 200 mahasiswa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2008:116) “Penentuan pengambilan Sample sebagai berikut :
Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
1). Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
2). Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya
dana.
3). Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika
samplenya besar hasilnya akan lebih baik
Penelitian ini menggunakan 50% sampel dari jumlah populasi yaitu, 100 mahasiswa dari anggota populasi.
3. Sampling
Menurut Sugiyono (2003:74-78). “Sampling adalah teknik pengambilan sample”. Ada dua macam teknik
pengambilan sampel menurut Sugiyono yaitu:
a). Random Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.
1). Cara undian adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap individu
untuk menjadi anggota sampel.
2). Cara ordinal adalah cara pengambilan sampel dengan cara kelipatan dari sampel sebelumnya, misalkan
kelipatan dua, kelipatan tiga, dan seterusnya.
3). Cara randomisasi adalah pengambilan sampling melalui tabel bilangan random.
Adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi kesempatan untuk dipilih sebagai
anggota sampel. Cara pengambilan sampel dengan non random sanpel ada tujuh cara yaitu:
1) Proportional sampling adalah pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau
kategori dalam populasi penelitian.
2) Stratified sampling adalah cara pengambilan sampel dari populasi yang terdiri dari strata yang
mempunyai susunan bertingkat.
3) Proporsive sampling adalah cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai dengan
tujuan.
4) Quota sampling adalah ruang dan tempat belajar baik yang tersedia dirumah maupun dikampus.
5) Double sampling atau sampling kembar sering digunakan dalam research dan penelitian yang
menggunakan angket lewat usaha menampung mereka dan mengembalikan dalam angket.
6) Area probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang menunjukkan cara tertentu atau bagian
sampel yang memiliki ciri-ciri populasi.
7) Cluster sampling adalah cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada cluster-cluster tertentu.
8) Combinet adalah gabungan antara beberapa sampling dalam teknik random sampling dan teknik non
random sampling di atas sehingga menyiapkan tampilan komunikasi.
c. Teknik Pengumpulan Data
Arikunto (2002:136) ” metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data
penelitiannya ”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam penelitian.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu
1. Kuesioner atau angket
Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006:151) “Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab”.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung yang
tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
Kebaikan metode angket :
a. Menghemat waktu, maksudnya dengan waktu yang singkat dapat memperoleh data
b. Menghemat biaya , karena tidak memerlukan banyak peralatan
c. Menghemat tenaga
2. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.”
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di sekolah,
yaitu berupa :
a. Profil sekolah
b. Struktur organisasi
c. Hasil penilaian prestasi belajar
Menurut Ritonga (1997:15) “Skala ordinal menggunakan logika untuk membuat kategori-kategori”. Variable
yang diukur dikategorikan menurut jalan pikiran lurus atau sesuai dengan logika. Kategori yang satu dibedakan
dengan kategori lainnya berdasarkan aturan tertentu. Skala ordinal adalah skala yang menunjukkan tingkatan-
tingkatan atau didasarkan pada tingkat teratas sampai terbawah. Meskipun demikian, jarak antara A dengan B
tidak atau belum tentu sama dengan jarak B dengan C atau seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Ritonga, Rahman. 1997. Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Oleh : wisudarta,2013.
Sumber : https://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html
Sumber :
Prof. Dr. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. HAL :
6 – 15
Jenis-Jenis Metode Penelitian Pendidikan v
A. Penelitian Menurut Tujuan
1. Penelitian Terapan : adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah.
2. Penelitian Murni/Dasar : adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam
organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk
mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian
murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.
B. Penelitian Menurut Metode
1. Penelitian Survey : penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis.
2. Penelitian Ex Post Facto : yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
3. Penelitian Eksperimen : yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh
peneliti.
4. Penelitian Naturalistic : metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.
5. Policy Research : yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertinak
secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
6. Action Research : merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling
efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama
penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim
kerja, dan pranata.
7. Penelitian Evaluasi : merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu
kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
8. Penelitian Sejarah ; berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa
lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber
dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi
kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan
sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
C. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain.
1. Penelitian Deskriptif : adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
2. Penelitian Komparatif : sdalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan
penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian Asosiatif/Hubungan : merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
D. Grounded Research
Grounded research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan
menggunakan analisis perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-
konsep, membuktikan teori, dan mengembangkan teori di mana pengumpulan data dan analisis data berjalan
pada waktu yang bersamaan. Tujuan dari grounded research, seperti telah dinyatakan dalam definisi di atas
adalah untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori, dan
mengembangkan teori.
E. Metode Penelitian Tindakan (Action Research)
Metode Penelitian Tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti
dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk
menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision maker bersama-sama menentukan masalah,
membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah :
a. Untuk memperoleh keterangan yang objektif dalam rangka membenarkan kebijakan atau kegiatan yang telah
dibuat.
b. Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan dan tindakan yang akan
datang.
c. Untuk membenarkan penundaan aksi, pengambilan tindakan atau tidak mengambil tindakan apapun.
d. Untuk menstimulasikan pekerja-pekerja pelaksanaan program kea rah yang lebih dinamis serta lebih
menggiatkan implikasi dari berbagai alat untuk mencapai tujuan.
Sumber :
Moh. Nazir . 2003. Metode Penelitian. HAL : 45 – 81
Beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.
A. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual
sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus
terhadap peristiwa tersebut.
B. Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang
dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin
dalam bekerja . Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu
cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variable yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut
dari berbagai aspek. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.
C. Penelitian Survei
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah pendidikan termasuk
kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang
variabel dari sekolompok obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek) disebut sensus.
Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survei.
D. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan adalah studi
korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variable
berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variable-variabel dinyatakan dalam satu
indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang
hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel. Studi korelasi
yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung
koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang
berkorelasi.
E. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan
yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.
F. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan
dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan
demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut
dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan
tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu:
(1) Untuk memperbaiki praktek
(2) Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap
praktek yang dilaksanakannya
(3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan langkah
pemecahan terhadap masalah.
SUMBER : http://yhmetri-physics.blogspot.com/2011/06/macam-macam-metode-penelitian-menurut.html