Anda di halaman 1dari 9

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT.

TIKI JALUR NUGRAHA


EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA)
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang di Yogyakarta

dari waktu ke waktu jumlahnya semakin bertambah. Pertambahan perusahaan

sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan

dituntut untuk terus berinovasi dalam menanggapi kebutuhan masyarakat yang

semakin beragam dan kompleks agar masyarakat tertarik menggunakan jasa

yang ditawarkannya. Permasalahan yang sangat krusial diantaranya adalah

mengenai bagaimana barang dan/atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan

dapat sampai ke konsumennnya. PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT. JNE)

sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang

dituntut untuk terus berinovasi dalam mempercepat dan mempermudah jasa

yang ditawarkan perusahaannya untuk dapat dijangkau konsumennya.

Seorang pengusaha dalam memecahkan permasalahan tersebut akan

membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk menjalankan perusahaannya yang

disebut sebagai pembantu-pembantu perusahaan. Adapun pembantu-pembantu

perusahaan ada 2 (dua) jenis, yaitu:

1. Pembantu-pembantu dalam perusahaan, misalnya: pelayan toko, pekerja

keliling, pengurus filial, pemegang prokurasi, dan pimpinan perusahaan.


PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 2
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Pembantu-pembantu di luar perusahaan, misalnya: agen perusahaan,

pengacara, notaris, makelar, dan komisioner. 1

PT. JNE memerlukan pembantu di luar perusahaan untuk menjangkau

masyarakat, karena akan membutuhkan biaya yang besar jika perusahaan

mempekerjakan banyak pegawai. PT. JNE memilih opsi untuk bekerja sama

dengan pihak lain yang bersedia menjadi agen bagi perusahaannya untuk

membantu perusahaannya tersebut dalam menawarkan jasanya kepada

masyarakat. Agen perusahaan berasal dari orang-orang di luar perusahaan

sehingga agen perusahaan dapat berasal kalangan masyarakat luas.

Kesempatan yang diberikan pada masyarakat luas untuk menjadi agen

perusahaan telah memberikan kesempatan yang sama bagi pelaku usaha untuk

berpartisipasi dalam pemasaran barang dan/atau jasa guna terciptanya iklim

usaha yang kondusif. Keberadaan agen perusahaan juga sangat

menguntungkan, baik bagi PT. JNE selaku prinsipal karena tidak perlu

mempekerjakan banyak pegawai demi menjangkau konsumennya di berbagai

tempat maupun bagi agen perusahaan karena dapat menjalankan usaha yang

namanya telah dikenal baik masyarakat dan tanpa mengeluarkan banyak

modal. Salah satu pelaku usaha yang menjadi agen perusahaan dari PT. JNE

adalah CV. X yaitu suatu badan usaha yang berbentuk persekutuan komanditer.

Keberadaan agen perusahaan sebagai pembantu perusahaan menimbulkan

adanya hubungan hukum antara pengusaha dengan agen perusahaan.

Hubungan hukum terdiri dari ikatan-ikatan antara individu dan masyarakat

1
H.M.N. Purwosutjipto, 1988, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1: Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta, hlm 43
PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 3
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

serta antara individu itu sendiri. Ikatan-ikatan itu tercermin pada hak dan

kewajiban. Cara mengatur hubungan hukum beraneka ragam 2, salah satunya

melalui suatu perjanjian. Hubungan hukum antara PT. JNE dengan CV. X

disini lahir dari adanya suatu perjanjian kerjasama keagenan, namun perjanjian

kerjasama keagenan merupakan jenis perjanjian yang belum diatur dalam

undang-undang baik itu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

disingkat KUHPerdata), Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya

disingkat KUHDagang), ataupun Undang-Undang organik sehingga perjanjian

tersebut dapat digolongkan dalam perjanjian innominaat (perjanjian tidak

bernama). Perjanjian tidak bernama keberadaannya dimungkinkan berdasarkan

asas konsensualisme dan asas kebebasan berkontrak, sehingga masyarakat

dapat membuat segala macam perjanjian di luar perjanjian-perjanjian yang

terdapat dalam Buku III KUHPerdata sesuai kesepakatan diantara para pihak,

asalkan tidak bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan dan

ketertiban umum.

Para pihak juga diberi kebebasan dalam menentukan bentuk perjanjian, isi

dan syarat perjanjian, serta pilihan hukumnya sehingga para pihak bebas

menentukan syarat dan ketentuan yang berlaku bagi perjanjian mereka sesuai

kesepakatan. Kebebasan tersebut juga harus disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing pihak untuk melaksanakannya karena pada dasarnya

pelaksanaan perjanjian berpedoman pada ketentuan perjanjian yang mereka

buat untuk memenuhi hak dan kewajiban para pihak. Pemenuhan hak dan

2
Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,
hlm 40
PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 4
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

kewajiban para pihak pada kenyataannya tidak mudah dan timbul berbagai

permasalahan, baik itu disengaja maupun tidak secara sengaja dilakukan.

CV. X sebagai agen perusahaan PT. JNE dalam melaksanakan perjanjian

keagenan terdapat hubungan pemberian kuasa sebagaimana yang diatur dalam

Pasal 1792-1819 KUHPerdata sehingga CV. X sebagai pemegang kuasa

mengadakan perjanjian dengan konsumen atau pihak ketiga lainnya untuk dan

atas nama PT. JNE.3 Dampaknya segala akibat hukum atas perbuatan yang

dilakukan CV. X ada pada PT. JNE sepanjang tidak ada unsur kesalahan pada

diri CV. X saat menjalankan kuasa yang diberikan. Pengajuan klaim dari

konsumen atas pemenuhan prestasi jasa yang tidak memuaskan seharusnya

menjadi tanggung jawab dari PT. JNE karena CV. X hanya sebagai perantara

untuk menjualkan dan/atau memasarkan produk jasa yang ditawarkan PT. JNE.

CV. X tidak ikut terlibat dalam pemenuhan jasa yang menjadi produk dari PT.

JNE, namun pada kenyataannya banyak konsumen yang mengajukan klaim

kepada CV. X.

Tidak sedikit pula permasalahan yang timbul karena banyaknya ketentuan

yang ditetapkan secara sepihak oleh PT. JNE sebagai syarat menjadi agen

perusahaannya baik itu syarat administrasi, syarat lokasi dan sumber daya,

serta pengaturan sistem pembayaran dan komisi penjualan4. Syarat-syarat

tersebut masih berupa syarat awal yang umum sifatnya, masih banyak syarat

lain yang ditentukan secara lebih rinci dalam perjanjian kerjasama keagenan

3
H.M.N. Purwosutjipto, op. cit, hlm 47-48
4
JNE. “Syarat-syarat Keagenan Sales Counter JNE”, www.jne.co.id, diakses pada 20
Desember 2014 pkl 10.50
PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 5
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

setelah CV. X dinyatakan layak menjadi agen perusahaannya. Prakteknya, pada

saat pelaksanaan perjanjian terdapat kondisi-kondisi atau keadaan-keadaan

tertentu yang menyebabkan CV. X mengalami kesulitan dalam memenuhi

semua syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh PT. JNE.

Permasalahan-permasalahan tersebut perlu ditelusuri lebih lanjut

bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan yang dilakukan untuk

menjamin terlaksananya hak dan kewajiban dari para pihak serta bagaimana

solusi terbaik untuk menyelesaikan wanprestasi yang timbul dari pelaksanaan

perjanjian. Hal-hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan menuangkannya dalam bentuk penulisan hukum yang berjudul:

“PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA

PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN AGENNYA

DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X

YOGYAKARTA)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi pada pelaksanaan

perjanjian kerjasama keagenan antara PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT.

JNE) dengan CV. X dalam pengiriman barang?

2. Bagaimana upaya penyelesaian wanprestasi pada pelaksanaan perjanjian

kerjasama keagenan antara PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT. JNE)

dengan CV. X dalam pengiriman barang?


PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 6
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai penulis dari penulisan hukum ini meliputi 2

(dua) hal, yaitu:

1. Tujuan objektif

a. Mengetahui dan mengkaji tentang bentuk-bentuk wanprestasi yang

terjadi pada pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan antara PT. JNE

dengan CV. X dalam pengiriman barang;

b. Mengetahui dan mengkaji tentang upaya penyelesaian wanprestasi pada

pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan antara PT. JNE dengan CV.

X dalam pengiriman barang.

2. Tujuan subjektif

Memperoleh data tentang pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan

antara PT. JNE dengan CV. X dalam pengiriman barang yang diperlukan

dalam menyusun penulisan hukum sebagai salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas

Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

D. Keaslian Penelitian

Penulis telah melakukan penelusuran kepustakaan di perpustakaan

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan tidak ditemukan karya

penulisan hukum yang berjudul: “Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Keagenan

antara PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT. JNE) dengan Agennya dalam

Pengiriman Barang (Studi Kasus di CV. X Yogyakarta)”. Penulis saat


PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 7
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

melakukan penelusuran kepustakaan menjumpai beberapa penelitian yang

berhubungan dengan masalah keagenan, diantaranya:

1. Penulisan hukum Emanuel Mulana Jaya Tarigan (2012) dalam tesisnya yang

berjudul “Implikasi Perjanjian Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

II/M/DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat

Tanda Daftar Agen atau Distributor Barang dan Jasa terhadap Asas

Kebebasan Berkontrak” dengan rumusan masalah:

“Bagaimanakah penerapan asas kebebasan berkontrak dalam pelaksanaan

surat penunjukkan nomor 051/AKR/JKT/2008 jo surat perjanjian kerjasama

penyaluran produk bahan bakar minyak oleh dan antara PT. AKR

Corporindo Tbk dan PT. Pelayaran Hub Maritim Indonesia?”

Penelitian yang direncanakan penulis berbeda, penulis menitikberatkan

pada pelaksanaan dan upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian

keagenan di bidang jasa pengiriman barang yang dilakukan antara PT

dengan persekutuan komanditer, sedangkan penelitian terkait

menitikberatkan pada penerapan asas kebebasan berkontrak pada perjanjian

keagenan di bidang migas (minyak dan gas) yang dilakukan antar PT.

2. Penulisan hukum Rakyan Woro Siwi (2013) dalam skripsinya yang berjudul

“Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama antara PT. Pos Indonesia dengan

Agenpos Bulaksumur di Kabupaten Sleman mengenai Pengelolaan

Agenpos” dengan rumusan masalah:


PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 8
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

a. Bagaimana kualifikasi perjanjian kerjasama antara PT. Pos Indonesia

(Persero) cabang D.I. Yogyakarta dengan agenpos Bulaksumur di

Kabupaten Sleman mengenai pengelolaan agen pos?

b. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Pos Indonesia

(Persero) cabang D.I. Yogyakarta dengan agenpos Bulaksumur di

Kabupaten Sleman mengenai pengelolaan agenpos?

Penelitian yang direncanakan penulis berbeda, penulis menitikberatkan

pada pelaksanaan dan upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian

keagenan antara PT dengan persekutuan komanditer, sedangkan penelitian

terkait menitikberatkan pada bagaimana kualifikasi dan pelaksanaan

perjanjian kerjasama keagenan yang dilakukan antar PT.

Objek dan/atau subjek serta waktu penelitian dalam penulisan hukum ini

berbeda dari yang telah ada sehingga penelitian ini dapat dianggap asli dan

layak untuk diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi, apabila

terdapat penelitian serupa di luar pengetahuan penulis.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara akademis maupun

secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat akademis

Hasil dari penelitian penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya di

bidang hukum perdata terkait dengan pelaksanaan perjanjian keagenan.


PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN
AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) 9
YUNITA SHINTA DEWI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Manfaat praktis

a. Memberikan masukan bagi PT. JNE dan CV. X dalam melaksanakan

perjanjian kerjasama keagenan sehingga terdapat kepastian hukum dalam

perjanjian kerjasama keagenan yang dibuat dan dapat tercapai win-win

solution dalam menyelesaikan wanprestasi yang terjadi sehingga

pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan dapat berjalan lancar;

b. Meningkatkan kemampuan penulis di bidang penelitian dan menambah

ilmu pengetahuan penulis di bidang hukum perdata khususnya mengenai

perjanjian keagenan;

c. Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum (SH) pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai