Anda di halaman 1dari 14

Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan P-ISSN 1978 - 2365

Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80 E-ISSN 2528 - 1917

PENGARUH PENURUNAN KARAKTERISTIK SUMBER PANAS


TERHADAP KINERJA HEAT EXCHANGER DI PLTP BINER DIENG

THE EFFECT OF DECREASED HEAT SOURCE PROPERTIES ON HEAT


EXCHANGER PERFORMANCE AT DIENG BINARY POWER PLANT

Guntur Tri Setiadanu, Yohanes Gunawan, Didi Sukaryadi.


Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi,
Jl. Ciledug Raya kav.109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Indonesia
guntur_tri_s@yahoo.com

Abstrak
Fenomena penurunan nilai karakteristik temperatur dan tekanan telah terjadi pada sumber panas PLTP
biner Dieng. Pada studi ini dilakukan perhitungan model matematis dan termodinamika menggunakan
software Engineering Equation Solver (EES) dan NIST Refprop untuk memprediksi pengaruh
penurunan karakteristik sumber panas terhadap kemampuan heat exchanger dan efisiensi total dari
sistem biner ORC. Hasil dari perhitungan akan dibandingkan dengan data aktual yang diperoleh dari
pengujian sistem PLTP biner. Simulasi menunjukkan bahwa penurunan sumber panas mengakibatkan
turunnya semua nilai parameter tekanan, temperatur dan laju alir dari n-pentane yang pada akhirnya
akan menurunkan nilai kerja mekanik turbin dan listrik yang dihasilkan dibandingkan dengan desain
awal. Laju n-pentane optimal dari simulasi desain adalah 0,9 kg/s, dengan tekanan kerja 6 bar, dan
kalor perpindahan panas yang diterima n-pentane dari sumber adalah 419,51 kW dengan potensi untuk
menggerakkan turbin sebesar 28,15 kW. Hasil pengujian aktual pada PLTP biner Dieng didapatkan
bahwa nilai optimal laju n-pentane adalah 0,5 kg/s, kalor perpindahan panas sebesar 255,39 kW,
tekanan kerja 6 bar dan potensi untuk menggerakkan turbin sebesar 12,31 kW. Perbedaan nilai kerja
turbin antara hasil simulasi dengan percobaan aktual disebabkan oleh nilai input brine optimal saat
percobaan di lapangan tidak bisa mencapai nilai optimal saat disimulasikan, akibat adanya pressure
drop dan heat loss pada pipa heat exchanger sehingga laju n-pentane yang teruapkan juga turun.

Kata kunci: heat exchanger, limbah geothermal, binary, ORC, pressure drop

Abstract
A decreased in temperature and pressure properties of heat source waste brine has occurred at Dieng
binary geothermal power plant. This study performed mathematical models and thermodynamic
calculations using EES and NIST Refprop software to predict the effect of decreased heat source brine
to the heat exchanger capability and the total efficiency of the ORC binary system. Simulation’s results
will be compared with actual data obtained from experiment at Dieng binary geothermal power plant.
The results showed that a decrease in the heat source resulting values declining in all parameters, i.e.
pressure, temperature and flow rate of n-pentane, moreover it will reduced the turbine mechanical
work and electricity produced while compared with the initial design. Optimal mass rate of n-pentane
from the simulation is 0,9 kg / s, with a working pressure of 6 bar, and heat transfer value received
from source brine to n-pentane is 419,51 kW, predicted work turbine is 28,15 kW. Actual experiment
on Dieng binary geothermal power plant show the optimal value of n-pentane mass rate is 0,5 kg / s,
heat the heat transfer amounted to 255,39 kW, 6 bar working pressure and turbine work that can be
produced is 12.31 kW. Those differences were due to the pressure drop and heat loss in the heat
exchanger.

Keywords: heat exchanger, binary, ORC, geothermal waste brine, pressure drop

Diterima : 28 September 2016, direvisi : 28 Oktober 2016, disetujui terbit : 20 Februari 2017 69
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80

PENDAHULUAN sudah banyak dilakukan[4,7]. Berdasarkan


Potensi panas bumi di wilayah kerja pinch analisis didapatkan bahwa, subcritical
pertambangan (WKP) dataran tinggi dieng ORC bekerja lebih baik pada temperatur
cukup tinggi. Berdasarkan profil potensi panas keluar sumber panas yang tinggi, sedangkan
bumi Indonesia yang dikeluarkan oleh untuk temperatur sumber panas yang rendah
Kementerian Energi dan Sumber Daya lebih baik digunakan supercritical ORC.
Mineral tahun 2012, disebutkan bahwa Nguyen dkk (2001), mengembangkan dan
potensinya mencapai 897 MW[1]. Pambudi menguji ORC skala kecil dengan fluida kerja
dkk (2014), menyebutkan potensi exergy yang n-pentane dengan memanfaatkan panas yang
bisa diekstraksi dari sumur yang ada mencapai didapatkan dari boiler gas. Sistem tersebut
59,52 MW dengan jumlah waste brine mampu menghasilkan 1,5 kW listrik dengan
mencapai 17,98 % atau setara dengan 10,7 efisiensi thermal 4,3%[8].
MW[2]. Kementerian ESDM melalui Pada unit PLTP biner Dieng terjadi
Puslitbang TKEBTKE mencoba untuk fenomena penurunan properties aliran sumber
memanfaatkan potensi waste brine ini menjadi panas yang digunakan sebagai fluida pemanas.
listrik dengan menggunakan sistem biner Studi ini bertujuan untuk melakukan
Organic Rankine Cycle (ORC) pada pilot perhitungan model matematis dan
plant PLTP biner Dieng. termodinamika menggunakan Engineering
Pada sistem ORC, heat exchanger Equation Solver (EES) dan NIST Reference
merupakan peralatan utama dimana kalor dari Fluid Thermodynamic and Transport
sumber panas diserap dan diteruskan ke fluida Properties Database (REFROP) untuk
kerja. Kemampuan efektivitas heat exchanger memprediksi pengaruh penurunan aliran
adalah panas yang diterima oleh laju alir sumber panas terhadap kemampuan heat
massa untuk menjadi fasa uap pada tekanan exchanger dan efisiensi total dari sistem biner
dan temperatur tertentu dibandingkan dengan ORC. Hasil dari perhitungan akan
[3]
panas yang tersedia dari sumber . dibandingkan dengan data aktual yang
Penurunan dari temperatur sumber diperoleh dari pengujian sistem PLTP biner.
panas akan mempengaruhi profil temperatur
dari evaporator, jika terjadi penurunan sumber
panas tanpa ada perubahan profil evaporator Tabel 1. Parameter desain PLTP biner Dieng

maka akan mempengaruhi laju dan tekanan Parameter Desain PLTP Biner Dieng
Generator rated power 50
[4]
uap fluida kerja yang dihasilkan . Penelitian (Kwe) 100
Rated thermal power input (KWt) Basic subcritical ORC
mengenai heat exchanger ORC dan metode Konfigurasi ORC n-Pentane
Fluida kerja Axial
perhitungan koefisien perpindahan panas Turbin* Setting to 1 bar
Pressure Reducer Shell-Tube
dalam hubungannya dengan perubahan fasa Heat exchanger** 170-154
Temperatur kerja (C)
pada fluida kerja pada tekanan subcritical * pada pengujian ini fluida kerja di bypass ke pressure

70
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng

reducer yang di set ke 1 bar sebelum masuk ke METODOLOGI


kondenser
** lihat Tabel 2 untuk spesifikasi heat exchanger Deskripsi Sistem dan Model
Termodinamika
Fasilitas Eksperimen dan Studi Kasus Prosedur yang dilakukan pada
PLTP biner Dieng adalah laboratorium percobaan ini diilustrasikan pada Gambar 3.
ORC insitu milik Puslitbang TKEBTKE yang Fokus dari studi ini adalah untuk menentukan
terletak di sumur 29, PT.Geodipa Energi berapa uap n-pentane yang dihasilkan setelah
(GDE). Kapasitas desain PLTP biner Dieng mengalami penurunan parameter sumber
adalah 50 kW dengan fluida kerja n-pentane. panas, baik secara simulasi maupun secara
Desain parameternya disajikan pada Tabel 1. aktual. Untuk itu detail dari sistem heat
exchanger dihitung dan disimulasikan
Studi Kasus menggunakan software simulasi heat
PLTP biner Dieng didesain exchanger untuk mendapatkan efektifitas HE
menggunakan brine langsung dari separator yang paling optimal. Hasil perhitungan akan
pemisahan uap geothermal. Akibat adanya digunakan dalam model termodinamika untuk
permasalahan pengendapan silika pada pipa perhitungan efisiensi siklus menggunakan
separator, maka tekanan separator harus dijaga software EES dan NIST Refprop.
diatas 10 bar, oleh karena itu itu PT.GDE
memasang pressure regulator pada pipa setelah Sistem Heat exchanger
separator, akibatnya tekanan dan temperatur Bila dilakukan plot penurunan input brine
brine yang masuk kedalam sistem PLTP biner yang terjadi ke dalam diagram
menjadi turun. Skema kasus bisa dilihat pada temperatur-entropi (T-s) pada Gambar 2,
Gambar 1. didapatkan bahwa garis sumber panas harus
berada di atas siklus Rankine yang terbentuk.

a) parameter desain input brine b) setelah pemasangan pressure regulator

Gambar 1.Studi kasus pada PLTP biner Dieng

71
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80

Gambar 2. Penurunan sumber tekanan dengan entropi fluida kerja

Mulai Metode Log Mean Temperatur Different

Input parameter
(LMTD) digunakan sebagai metode
desain awal
perhitungan di dalam desain heat exchanger.
 Spesifikasi HE Persamaan LMTD dituliskan sebagai berikut :
 Luas permukaan (A)
 Koef. Heat transfer (U) (1)
 Efektifitas HE

Pengambilan data paramater dimana ΔTA adalah perbedaan suhu antara dua
aktual berdasarkan kasus
aliran di akhir A, dan ΔTB adalah perbedaan
Modeling sistem HE suhu antara dua aliran pada akhir B. Kalor
Perhitungan nilai koef.H. Transfer perpindahan panas yang terjadi dihitung
(U), kalor transfer HE (Q) dan
massa alir fluida kerja dengan persamaan :
q = U x A x LTMD (2)
Optimasi dimana q= kalor yang dipertukarkan (W ),U
Efektifitas HE
adalah koefisien perpindahan panas (W/K.m2)
dan A adalah luas pertukaran.
Model Termodinamika Sistem
Bersamaan dengan peningkatan entropi
Perhitungan parameter output maka kenaikan temperatur diekspresikan
dalam persamaan:
Bandingkan output
model vs aktual

(3)
Analisis dan
Kesimpulan

Tipe HE adalah shell-tube counterflow,


Selesai
sehingga koefisien perpindahan panas total, U,
Gambar 3. Flowchart prosedur pengujian
didefinisikan dalam persamaan:

72
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng

(4) dimana q adalah kalor perpindahan panas (W)


dan qmax adalah kalor maksimum dari sumber.
Nusselt number (Nu) untuk fasa tunggal fluida
subcritical dihitung menggunakan persamaan Tabel 2.Spesifikasi heat exchanger PLTP
biner Dieng
Dittus-Boelter[9]
(5)
Spesifikasi Preheater

dimana n = 0,4 untuk proses pemanasan dan Parameter Nilai Satuan

0,3 untuk proses pendinginan (konstanta n Kapasitas transfer panas 414 kW

Actual U 504 W/m2-K


yang dipilih, untuk pemanasan seperti
Area 39,134 m2
evaporator digunakan 0.4, untuk pendinginan
TEMA type BEM
seperti kondenser digunakan 0,3, pada kasus
Shell ID 430 mm
ini yang dipakai 0,4). Kedua permukaan
Tube OD 15,875 mm
koefisien perpindahan panas dari tube dan
Jumlah Tube 222 tubes
shell pada counterflow pass HE diekspresikan Pressure
dengan persamaan : - Shell 15,4 Bar
- Tube 7 Bar

(6) Pass 1 Shell, 4 Tube passes

Spesifikasi Evaporator

dimana d adalah ekuivalen diameter dalam Parameter Nilai Satuan


Kapasitas transfer panas 397 kW
atau luar tube.
Actual U 870 W/m2-K
Pada desain heat exchanger PLTP Biner
Area 30,469 m2
Dieng, semua perhitungan dilakukan dengan
TEMA type BEM
bantuan software desain heat exchanger[10], Shell ID 430 mm
dan didapatkan parameter spesifikasi pada Tube OD 15,875 mm
Tabel 2. Jumlah Tube 226 tubes

Untuk memprediksi output dari suatu Pressure

heat exchanger maka Kays dan London - Shell 15,4 Bar


- Tube 7 Bar
(1955), memperkenalkan metode NTU.
Pass 1 Shell, 4 Tube passes
Metode ini menggunakan parameter tak
berdimensi yang disebut perpindahan panas
Asumsi perhitungan simulasi dan
efektif (ε), yang di tuliskan sebagai berikut :
analisis energi balance yang digunakan pada
(7) paper ini adalah sebagai berikut :
1. Heat exchanger terisolasi sempurna dari
lingkungan, yang terjadi hanya

73
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80

perpindahan panas antara fluida panas puncak tekanan dalam proses ini dari kerja
dan dingin. pompa. Untuk menghitung kebutuhan power
2. Konduksi aksial sepanjang tabung HE dari pompa digunakan persamaan :
diabaikan Wp = m(h4f – h3f)/η (11)
3. Perubahan energi kinetik dan potensial dimana ηp adalah efisiensi dari pompa, karena
diabaikan digunakan inverter maka perhitungan efisiensi
pompa diabaikan.
Model termodinamika dan performa siklus
4. Preheater
1. Turbin
Total perpindahan panas dari sumber
Diasumsikan proses ekspansi
panas ke preheater dihitung menggunakan
non-isentropis terjadi, enthalpi fluida kerja di
persamaan :
titik keluar turbin serta kerja dari turbin ditulis
Qph = m. Cp. (T3 – T1) (12)
dengan persamaan :
yang setara dengan
Qph = m(h1 – h3) (13)
(8)
diasumsikan tidak ada panas yang terbuang
(9) ke lingkungan dan proses perpindahan panas
terjadi pada tekanan konstan.

dimana h2ft adalah enthalpi fluida kerja pada 5. Evaporator


titik keluar turbin dengan kondisi ideal, ηis Total perpindahan panas dari sumber
adalah efisiensi isentropik yaitu ratio kekuatan panas ke preheater dihitung menggunakan
pengereman dengan kebutuhan tenaga persamaan :
isentropik. Kehilangan tenaga yang lain dari Qev = m(h2 – h4) (14)
exergy loss ke lingkungan, yang pada sehingga Q heat exchanger total yang diterima
pengujian ini temperatur lingkungan tercatat oleh fluida kerja dari sumber panas :
22 oC, sehingga pada perhitungan ini total Qhe = Qph + Qev (15)
efisiensi dari turbin dipakai pada angka 60%. diasumsikan tidak ada panas yang terbuang ke
lingkungan dan proses perpindahan panas
2. Kondenser
terjadi pada tekanan konstan.
Total perpindahan panas yang terjadi
Efisiensi siklus
digunakan persamaan :
Efisiensi termal dan kerja total yang
Qcon = m(h2f – h3f) (10)
dihasilkan dari sistem dihitung menggunakan
diasumsikan tidak ada panas yang terbuang
persamaan :
ke lingkungan.
ηthe = (Wtur – Wp)/Qhe (16)
3. Pompa
Wnet = Wtur - Wp (17)
Fuida kerja dikompresikan sampai ke

74
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng

HASIL DAN PEMBAHASAN simulasi dan perhitungan dari penurunan


Berdasarkan nilai yang didapatkan dari parameter sumber panas yang ada untuk
spesifikasi desain peralatan HE (Preheater dan mendapatkan berapa nilai laju alir n-pentane
evaporator) pada Tabel 3, maka dilakukan yang optimal.

Tabel 3a. Parameter pada Preheater Tabel 3b. Parameter pada Evaporator

massa brine (kg/s) 2,48 massa brine (kg/s) 11,1


T brine in (C) 116 T brine in (C) 116
T brine out (C) 101,6 T brine out (C) 110,9
P brine in (bar) 2,51 P brine in (bar) 2,51
massa n-pentane (kg/s) 0,9 massa n-pentane (kg/s) 0,9
T n-pentane in (.C) 30,75 T n-pentane in (.C) 100
T n-pentane out (.C) 100 T n-pentane out (.C) 103
P n-pentane (bar) 6 P n-pentane (bar) 6
EMTD (.C) 29,7 EMTD (.C) 13,8
Duty (KW) 157,54 Duty (KW) 272,39
U act (KW) 325,95 U act (KW) 964,9
U req (KW) 134,19 U req (KW) 647
Over Desain (%) 142,9 Over Desain (%) 49,14

Gambar 4. Optimalisasi laju alir n-pentanepada evaporator

75
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80

Diketahui dari uji coba pembukaan nilai optimal maka nilai Q yang didapatkan
valve brine menuju preheater (CV1), bukaan adalah 272,39 kW.
terkecil yang bisa dilakukan adalah pada nilai Berdasarkan nilai di atas, selanjutnya
laju alir 2,48 kg/s. Jika dihitung performa dari dilakukan perhitungan heat-mass balance pada
preheater maka didapatkan nilai parameter laju alir brine optimal untuk mendapatkan
seperti pada Tabel 3a, terlihat bahwa nilai over berapa output dari siklus menggunakan
desain yang ada mencapai 142%, artinya software EES (Gambar 5). Nilai parameter
preheater sangat mampu untuk melakukan evaporator disajikan pada Tabel 3b. Nilai
kerja pemanasan n-pentane sampai ke suhu output yang bisa dihasilkan setelah terjadi
sebelum saturasinya. penurunan sumber panas adalah Wtur = 28,15
Dari hasil simulasi pada evaporator, kW, jika diasumsikan efisiensi generator 97%
Gambar 4, didapatkan bahwa nilai parameter maka output listrik yang bisa dihasilkan adalah
massa paling optimal yang bisa dipanaskan 27,31 kW.
oleh sumber panas adalah 0,9 kg/s. Terlihat Untuk memverifikasi hasil dari
bahwa pada nilai optimal didapatkan dari nilai perhitungan simulasi, dilakukan pengukuran
over desain tertinggi, atau nilai yang paling pada pilot plant PLTP biner Dieng.
optimis bahwa pemanasan tersebut bisa Pengukuran dilakukan pada titik-titik
tercapai untuk mendapatkan nilai uap perpindahan dalam setiap komponen, terutama
n-pentane yang sesuai dengan spesifikasi dari pada heat exchanger.
turbin, nilai P dan T superheat tertinggi. Pada

Gambar 5. Simulasi heat-mass balance pada laju alir n-pentane 0,9 kg/s dengan
parameter input brine mengalami penurunan

76
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng

Tabel 4. Hasil pengukuran aktual dan simulasi desain pada pilot plant PLTP Biner Dieng

Pembacaan dan penyimpanan sinyal (CV1) : valve brine evaporator (CV2) diatas
dari thermocouple dan pressure transmitter yaitu 6,1 : 7,2 adalah nilai optimal dari
menggunakan Graphtec GL7000 data pengujian.
recorder. Hasil pengujian disajikan pada Perbedaan parameter kedua adalah pada
Tabel 4. nilai laju alir n-pentane, pengukuran pada
Terlihat bahwa nilai parameter yang aktual operasi, laju alir n-pentane tercatat 0,5
didapatkan berbeda dari hasil simulasi diatas kg/s, sedangkan pada simulasi 0,9 kg/s. Jika
(angka merah tebal). Pada nilai pembagian dilihat dari kalor yang diterima oleh n-pentane
laju alir input brine antara preheater dan maka didapatkan bahwa hasil dari aktual lebih
evaporator, didapatkan pada simulasi dengan kecil dari nilai simulasi, sebagaimana
laju alir input preheater 2,48 kg/s sudah ditampilkan pada Tabel 5. Perhitungan kalor
didapatkan nilai output temperatur n-pentane n-pentane pada fasa liquid menggunakan
100oC atau mendekati titik saturasi. Se- persamaan (12), untuk fasa saturasi dan
dangkan pada aktual didapatkan bahwa superheat menggunakan persamaan (13),
dengan laju input brine 6,1 kg/s hanya mampu sedangkan nilai Q total yang diterima oleh
memanasi n-pentane sampai suhu 87C. Jika n-pentane menggunakan persamaan (14). Nilai
laju input preheater dinaikkan terus maka akan Cp n-pentane dan enthalpi pada suatu titik
mengurangi laju brine ke evaporator. ditentukan dari software NIST Refprop.
Konfigurasi pembukaan valve brine preheat

77
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80

Tabel 5. Perbandingan nilai kalor jauh dibawah nilai tekanan kerja aman 15 bar
perpindahan panas pada simulasi desain dan
pada grafik Silica Saturation Index dari fluida
aktual operasi
panas bumi dieng, tersaji pada Gambar 6.
Simulasi
Aktual
desain
m Pentane (kg/s) 0.5 0.9
tekanan (bar) 6 6
mph Brine (kg/s) 6.1 2.48
Qph (kW) 69.62 147.08
dT (.C) 28 --> 87 30,7 --> 100
mev Brine (kg/s) 7.2 11.12
Qev (liq) (kW) 17.98 -
dT (.C) 87 --> 100.5 -
Qev (sat+sh) (kW) 167.79 272.43
dT (.C) 100.5 --> 102 100 --> 103
Qhe (kW) 255.39 419.51

Faktor utama yang mempengaruhi


perbedaan nilai aktual dan simulasi tersebut
adalah aliran brine yang berupa dua fasa
berbeda. Pada output brine preheater tekanan Gambar 6. Silica Saturation Index (SSI) fluida
terukur 1 bar (0 barg) dan temperatur adalah geothermal Dieng[11].

104 oC, jika dimasukkan dalam tabel proper- Scalling mengakibatkan nilai fouling
ties untuk air, maka didapatkan bahwa fasanya factor HE menjadi besar. Walaupun belum
adalah dua fasa, yaitu fasa uap dan air. dilakukan pengamatan secara langsung
Penurunan nilai tekanan output brine ini terhadap pipa-pipa di dalam HE, akan tetapi
menunjukkan bahwa di dalam preheater terjadi jika dilihat dari pipa outlet brine menuju
penurunan tekanan (pressure drop) yang sig- atmospheric flash tank (AFT) (Gambar 7),
nifikan, sehingga kalor yang bisa diserap jauh terlihat jelas adanya proses silica scaling yang
lebih sedikit. Pada Incropera dkk (2007), dise- melekat di dinding pipa dengan tebal sekitar
butkan, bahwa koefisien perpindahan panas 1,5 cm.
pada aliran 2 fasa lebih kecil dibandingkan
dengan aliran cair penuh pada laju alir yang
sama dan temperatur yang sama. Berdasarkan
hasil analisis di lapangan, beberapa faktor
yang diduga mempengaruhi hal tersebut ada-
lah telah terjadi penebalan akibat silica scaling
pada tube preheater, hal ini disebabkan oleh
tekanan kerja dari sistem PLTP Biner Dieng

78
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng

kecepatan aliran udara disekitar saluran pipa,


heat loss dalam pipa juga semakin tinggi[13].
Fenomena heat loss pada pipa brine terekam
dalam data percobaan dimana suhu lingkungan
rata-rata tercatat sebesar 20 oC, sedangkan
suhu permukaan insulasi pipa tercatat 38 oC.
Hal ini menunjukkan adanya panas yang ter-
buang ke lingkungan.
Jika nilai aktual dari pengujian
dimasukkan ke dalam siklus termodinamika
dan dibandingkan dengan hasil dari simulasi,
maka didapatkan bahwa terjadi pergeseran
titik-titik termodinamika seperti terlihat
Gambar 8. Terlihat bahwa titik 6, awal kerja
Gambar 7. Silica Scaling yang terjadi di pipa evaporator bergeser kebawah ke temperatur
outlet menuju AFT o
87 C (titik 6), hal ini mengakibatkan
Faktor lain penyebab terjadi perbedaan penurunan kinerja heat exchanger
kalor yang diterima n-pentane dari hasil sebagaimana sudah ditunjukkan diatas.
simulasi dan aktual adalah adanya heat loss
pada saluran pipa brine sebelum dan sesudah
masuk sistem perpindahan kalor. Hal ini
disebabkan karena insulation yang tidak
maksimal, pengaruh suhu ambient/lingkungan
serta kecepatan angin di sekitar saluran pipa.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan
bahkan di saluran pipa outlet brine dari
preheater dan evaporator sama sekali tidak
Gambar 8. Siklus termodinamika PLTP biner
diisolasi dan suhu ambien rata-rata 20 °C.
Dieng pada kondisi penurunansumber panas,
Wen-Lon Cheng dkk (2014) meneliti pengaruh Simulasi Desain vs aktual operasi
ketebalan insulasi pada pipa geothermal, dan
Pengaruh penurunan kalor yang
menyimpulkan bahwa semakin tebal insulator
diterima n-pentane berdasarkan hasil simulasi
akan semakin mengurangi heat loss yang
dan data aktual, (Tabel 3 dan Tabel 4), maka
terjadi di saluran pipa[12]. Suhu ambien juga
prediksi kerja turbin yang dihasilkan, sesuai
berpengaruh terhadap heat loss , bila suhu
persamaan (8) dan (9), disajikan pada Tabel 6.
lingkungan semakin rendah maka heat loss
semakin tinggi[3]. Sedangkan semakin tinggi

79
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80

Tabel 6. Kerja turbin yang bisa dibang- sain yaitu 142% pada preheat dan 49% pada
kitkan evaporator. Nilai laju alir n-pentane optimal

Simulasi Desain Aktual adalah 0,9 kg/s dengan tekanan kerja 6 bar.
Operasi Nilai kalor yang bisa diserap oleh n-pentane
Q.Heat Exchang 419.51 kW 255.39 kW
pada heat exchanger adalah 419,51 kW dan
m. n-pentane 0.9 kg/s 0.5 kg/s
kerja turbin yang bisa dihasilkan adalah 28,15
h1 (in turbin) 489.5 kJ/kg 487.3 kJ/kg
h2 (out turbin) 458.2 kJ/kg 462.7 kJ/kg kW. Pada pengujian aktual kinerja heat ex-
P turbin 28.15 kW 12.31 kW changer PLTP biner Dieng, didapatkan bahwa
Asumsi efisiensi turbin = 0.6 nilai optimal laju n-pentane adalah 0,5 kg/s,
kalor perpindahan panas sebesar 255,39 kW,
tekanan kerja 6 bar dan kerja turbin yang bisa
Perbedaan kapasitas turbin pada
dihasilkan adalah 12,31 kW. Rendahnya nilai
Tabel 6, terutama disebabkan nilai laju alir n-
parameter pada pengujian aktual disebabkan
pentane yang didapatkan antara simulasi dan
oleh dua hal yaitu 1) heat exchanger bekerja
aktual jauh berbeda. Penurunan laju alir pada
diluar tekanan aman dari silica saturation in-
kondisi aktual disebabkan oleh kurangnya ke-
dex, sehingga diprediksi sudah terjadi pengen-
mampuan peralatan heat exchanger dalam
dapan silica pada tube-tube heat exchanger,
melakukan perpindahan panas dari sumber ke
selanjutnya akan mengakibatkan pressure drop
fluida n-pentane, hal ini dikonfirmasi dengan
dan nilai fouling faktor besar dengan semakin
analisis heat exchanger di atas. Kalor yang
tebalnya tube 2) terjadi heat loss akibat isolasi
diserap turbin di simulasi (Qsim ) sebesar
yang tidak maksimal pada pipa-pipa inlet dan
419.51 kW, sedangkan pada aktual (Qak) hanya
outlet heat exchanger.
sebesar 255.39 kW. Akibatnya terjadi
penurunan nilai enthalpi uap n-pentane masuk
UCAPAN TERIMA KASIH
turbin yang tergantung dari sumber panas yang
Dalam penulisan paper ini penulis
ada dan kinerja sistem heat exchanger.
menyampaikan terima kasih pada Dr. Yogi
Sirodz Gaoz dan Edy Agus Mulyono, ST. atas
KESIMPULAN
data desain Heat exchanger PLTP-Biner
Pembangkitan listrik dari sumber panas
Dieng.
enthalpy rendah sangat tergantung dari
ketersediaan sumber panas. Kasus yang terjadi DAFTAR PUSTAKA
adalah terjadi penurunan nilai properties [1] Direktorat Jendral Energi Baru
tekanan dan temperatur sumber panas air sisa Terbarukan dan Konservasi Energi
pemisahan uap pada separator. Hasil optimasi (2012) Profil Potensi Panas Bumi.
simulasi didapatkan fakta bahwa peralatan Kementerian Energi dan Sumber Daya
heat exchanger yang ada mengalami over de- Mineral: Jakarta.

80
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng

[2] Pambudi NA, Itoi R, Jalilinasrabady S, generation system. Applied Thermal


and Jaelani K (2014), Exergy analysis Engineering, 21(2): p. 169-181.
and optimization of Dieng single-flash [9] Sharabi M, Ambrosini W, He S, and
geothermal power plant. Energy Jackson JD (2008), Prediction of
Conversion and Management, 78: p. 405 turbulent convective heat transfer to a
-411. fluid at supercritical pressure in square
[3] Incropera FP, Dewitt DP, Bergman TL, and triangular channels. Annals of
and Lavine AS, Fundamentals of Heat Nuclear Energy, 35(6): p. 993-1005.
and Mass Transfer. 6th ed. 2007, United [10] Kistler RS, ed. HTRI Design Manual.
States of America: John Wiley & Sons, 2006, Heat Transfer Research, inc.:
Inc. Texas, USA.
[4] Guo C, Du X, Yang L, and Yang Y [11] S.F. DepartmentO (2007) Technical
(2014), Performance analysis of organic Report : SSI Indeks of Dieng
Rankine cycle based on location of heat Geothermal Fluid,P.G. Energy Jakarta.
transfer pinch point in evaporator. [12] Cheng W-L, Li T-T, Nian Y-L, and Xie
Applied Thermal Engineering, 62(1): p. K (2014), An Analysis of Insulation of
176-186. Abandoned Oil Wells Reused for
[5] Hsieh JC, Lee YR, Guo TR, Liu LW, Geothermal Power Generation. Energy
Cheng PY, and Wang CC (2014), A Co- Procedia, 61: p. 607-610.
axial Multi-tube Heat Exchanger [13] Arisma E, Nugroho S, and Prabowo
Applicable for a Geothermal ORC (2015), Studi Numerik Pengaruh
Power Plant. Energy Procedia, 61: p. Kecepatan Angin terhadap Critical
874-877. Radius dan Distribusi Temperatur pada
[6] Li W, Feng X, Yu LJ, and Xu J (2011), Pipa Uap. JURNAL TEKNIK ITS 4(1):
Effects of evaporating temperature and p. 2301-9271.
internal heat exchanger on organic
Rankine cycle. Applied Thermal
Engineering, 31(17-18): p. 4014-4023.
[7] Ryms M, Pyś T, and Klugmann-
Radziemska E (2014), Adapting the
pinch point analysis to improve the ORC
design process. International Journal of
Energy Research, 38(1): p. 29-40.
[8] Nguyen VM, Doherty PS, and Riffat SB
(2001), Development of a prototype low-
temperature Rankine cycle electricity

81
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

82

Anda mungkin juga menyukai