b852 PDF
b852 PDF
Abstrak
Fenomena penurunan nilai karakteristik temperatur dan tekanan telah terjadi pada sumber panas PLTP
biner Dieng. Pada studi ini dilakukan perhitungan model matematis dan termodinamika menggunakan
software Engineering Equation Solver (EES) dan NIST Refprop untuk memprediksi pengaruh
penurunan karakteristik sumber panas terhadap kemampuan heat exchanger dan efisiensi total dari
sistem biner ORC. Hasil dari perhitungan akan dibandingkan dengan data aktual yang diperoleh dari
pengujian sistem PLTP biner. Simulasi menunjukkan bahwa penurunan sumber panas mengakibatkan
turunnya semua nilai parameter tekanan, temperatur dan laju alir dari n-pentane yang pada akhirnya
akan menurunkan nilai kerja mekanik turbin dan listrik yang dihasilkan dibandingkan dengan desain
awal. Laju n-pentane optimal dari simulasi desain adalah 0,9 kg/s, dengan tekanan kerja 6 bar, dan
kalor perpindahan panas yang diterima n-pentane dari sumber adalah 419,51 kW dengan potensi untuk
menggerakkan turbin sebesar 28,15 kW. Hasil pengujian aktual pada PLTP biner Dieng didapatkan
bahwa nilai optimal laju n-pentane adalah 0,5 kg/s, kalor perpindahan panas sebesar 255,39 kW,
tekanan kerja 6 bar dan potensi untuk menggerakkan turbin sebesar 12,31 kW. Perbedaan nilai kerja
turbin antara hasil simulasi dengan percobaan aktual disebabkan oleh nilai input brine optimal saat
percobaan di lapangan tidak bisa mencapai nilai optimal saat disimulasikan, akibat adanya pressure
drop dan heat loss pada pipa heat exchanger sehingga laju n-pentane yang teruapkan juga turun.
Kata kunci: heat exchanger, limbah geothermal, binary, ORC, pressure drop
Abstract
A decreased in temperature and pressure properties of heat source waste brine has occurred at Dieng
binary geothermal power plant. This study performed mathematical models and thermodynamic
calculations using EES and NIST Refprop software to predict the effect of decreased heat source brine
to the heat exchanger capability and the total efficiency of the ORC binary system. Simulation’s results
will be compared with actual data obtained from experiment at Dieng binary geothermal power plant.
The results showed that a decrease in the heat source resulting values declining in all parameters, i.e.
pressure, temperature and flow rate of n-pentane, moreover it will reduced the turbine mechanical
work and electricity produced while compared with the initial design. Optimal mass rate of n-pentane
from the simulation is 0,9 kg / s, with a working pressure of 6 bar, and heat transfer value received
from source brine to n-pentane is 419,51 kW, predicted work turbine is 28,15 kW. Actual experiment
on Dieng binary geothermal power plant show the optimal value of n-pentane mass rate is 0,5 kg / s,
heat the heat transfer amounted to 255,39 kW, 6 bar working pressure and turbine work that can be
produced is 12.31 kW. Those differences were due to the pressure drop and heat loss in the heat
exchanger.
Keywords: heat exchanger, binary, ORC, geothermal waste brine, pressure drop
Diterima : 28 September 2016, direvisi : 28 Oktober 2016, disetujui terbit : 20 Februari 2017 69
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80
maka akan mempengaruhi laju dan tekanan Parameter Desain PLTP Biner Dieng
Generator rated power 50
[4]
uap fluida kerja yang dihasilkan . Penelitian (Kwe) 100
Rated thermal power input (KWt) Basic subcritical ORC
mengenai heat exchanger ORC dan metode Konfigurasi ORC n-Pentane
Fluida kerja Axial
perhitungan koefisien perpindahan panas Turbin* Setting to 1 bar
Pressure Reducer Shell-Tube
dalam hubungannya dengan perubahan fasa Heat exchanger** 170-154
Temperatur kerja (C)
pada fluida kerja pada tekanan subcritical * pada pengujian ini fluida kerja di bypass ke pressure
70
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng
71
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80
Input parameter
(LMTD) digunakan sebagai metode
desain awal
perhitungan di dalam desain heat exchanger.
Spesifikasi HE Persamaan LMTD dituliskan sebagai berikut :
Luas permukaan (A)
Koef. Heat transfer (U) (1)
Efektifitas HE
Pengambilan data paramater dimana ΔTA adalah perbedaan suhu antara dua
aktual berdasarkan kasus
aliran di akhir A, dan ΔTB adalah perbedaan
Modeling sistem HE suhu antara dua aliran pada akhir B. Kalor
Perhitungan nilai koef.H. Transfer perpindahan panas yang terjadi dihitung
(U), kalor transfer HE (Q) dan
massa alir fluida kerja dengan persamaan :
q = U x A x LTMD (2)
Optimasi dimana q= kalor yang dipertukarkan (W ),U
Efektifitas HE
adalah koefisien perpindahan panas (W/K.m2)
dan A adalah luas pertukaran.
Model Termodinamika Sistem
Bersamaan dengan peningkatan entropi
Perhitungan parameter output maka kenaikan temperatur diekspresikan
dalam persamaan:
Bandingkan output
model vs aktual
(3)
Analisis dan
Kesimpulan
72
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng
Spesifikasi Evaporator
73
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80
perpindahan panas antara fluida panas puncak tekanan dalam proses ini dari kerja
dan dingin. pompa. Untuk menghitung kebutuhan power
2. Konduksi aksial sepanjang tabung HE dari pompa digunakan persamaan :
diabaikan Wp = m(h4f – h3f)/η (11)
3. Perubahan energi kinetik dan potensial dimana ηp adalah efisiensi dari pompa, karena
diabaikan digunakan inverter maka perhitungan efisiensi
pompa diabaikan.
Model termodinamika dan performa siklus
4. Preheater
1. Turbin
Total perpindahan panas dari sumber
Diasumsikan proses ekspansi
panas ke preheater dihitung menggunakan
non-isentropis terjadi, enthalpi fluida kerja di
persamaan :
titik keluar turbin serta kerja dari turbin ditulis
Qph = m. Cp. (T3 – T1) (12)
dengan persamaan :
yang setara dengan
Qph = m(h1 – h3) (13)
(8)
diasumsikan tidak ada panas yang terbuang
(9) ke lingkungan dan proses perpindahan panas
terjadi pada tekanan konstan.
74
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng
Tabel 3a. Parameter pada Preheater Tabel 3b. Parameter pada Evaporator
75
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80
Diketahui dari uji coba pembukaan nilai optimal maka nilai Q yang didapatkan
valve brine menuju preheater (CV1), bukaan adalah 272,39 kW.
terkecil yang bisa dilakukan adalah pada nilai Berdasarkan nilai di atas, selanjutnya
laju alir 2,48 kg/s. Jika dihitung performa dari dilakukan perhitungan heat-mass balance pada
preheater maka didapatkan nilai parameter laju alir brine optimal untuk mendapatkan
seperti pada Tabel 3a, terlihat bahwa nilai over berapa output dari siklus menggunakan
desain yang ada mencapai 142%, artinya software EES (Gambar 5). Nilai parameter
preheater sangat mampu untuk melakukan evaporator disajikan pada Tabel 3b. Nilai
kerja pemanasan n-pentane sampai ke suhu output yang bisa dihasilkan setelah terjadi
sebelum saturasinya. penurunan sumber panas adalah Wtur = 28,15
Dari hasil simulasi pada evaporator, kW, jika diasumsikan efisiensi generator 97%
Gambar 4, didapatkan bahwa nilai parameter maka output listrik yang bisa dihasilkan adalah
massa paling optimal yang bisa dipanaskan 27,31 kW.
oleh sumber panas adalah 0,9 kg/s. Terlihat Untuk memverifikasi hasil dari
bahwa pada nilai optimal didapatkan dari nilai perhitungan simulasi, dilakukan pengukuran
over desain tertinggi, atau nilai yang paling pada pilot plant PLTP biner Dieng.
optimis bahwa pemanasan tersebut bisa Pengukuran dilakukan pada titik-titik
tercapai untuk mendapatkan nilai uap perpindahan dalam setiap komponen, terutama
n-pentane yang sesuai dengan spesifikasi dari pada heat exchanger.
turbin, nilai P dan T superheat tertinggi. Pada
Gambar 5. Simulasi heat-mass balance pada laju alir n-pentane 0,9 kg/s dengan
parameter input brine mengalami penurunan
76
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng
Tabel 4. Hasil pengukuran aktual dan simulasi desain pada pilot plant PLTP Biner Dieng
Pembacaan dan penyimpanan sinyal (CV1) : valve brine evaporator (CV2) diatas
dari thermocouple dan pressure transmitter yaitu 6,1 : 7,2 adalah nilai optimal dari
menggunakan Graphtec GL7000 data pengujian.
recorder. Hasil pengujian disajikan pada Perbedaan parameter kedua adalah pada
Tabel 4. nilai laju alir n-pentane, pengukuran pada
Terlihat bahwa nilai parameter yang aktual operasi, laju alir n-pentane tercatat 0,5
didapatkan berbeda dari hasil simulasi diatas kg/s, sedangkan pada simulasi 0,9 kg/s. Jika
(angka merah tebal). Pada nilai pembagian dilihat dari kalor yang diterima oleh n-pentane
laju alir input brine antara preheater dan maka didapatkan bahwa hasil dari aktual lebih
evaporator, didapatkan pada simulasi dengan kecil dari nilai simulasi, sebagaimana
laju alir input preheater 2,48 kg/s sudah ditampilkan pada Tabel 5. Perhitungan kalor
didapatkan nilai output temperatur n-pentane n-pentane pada fasa liquid menggunakan
100oC atau mendekati titik saturasi. Se- persamaan (12), untuk fasa saturasi dan
dangkan pada aktual didapatkan bahwa superheat menggunakan persamaan (13),
dengan laju input brine 6,1 kg/s hanya mampu sedangkan nilai Q total yang diterima oleh
memanasi n-pentane sampai suhu 87C. Jika n-pentane menggunakan persamaan (14). Nilai
laju input preheater dinaikkan terus maka akan Cp n-pentane dan enthalpi pada suatu titik
mengurangi laju brine ke evaporator. ditentukan dari software NIST Refprop.
Konfigurasi pembukaan valve brine preheat
77
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80
Tabel 5. Perbandingan nilai kalor jauh dibawah nilai tekanan kerja aman 15 bar
perpindahan panas pada simulasi desain dan
pada grafik Silica Saturation Index dari fluida
aktual operasi
panas bumi dieng, tersaji pada Gambar 6.
Simulasi
Aktual
desain
m Pentane (kg/s) 0.5 0.9
tekanan (bar) 6 6
mph Brine (kg/s) 6.1 2.48
Qph (kW) 69.62 147.08
dT (.C) 28 --> 87 30,7 --> 100
mev Brine (kg/s) 7.2 11.12
Qev (liq) (kW) 17.98 -
dT (.C) 87 --> 100.5 -
Qev (sat+sh) (kW) 167.79 272.43
dT (.C) 100.5 --> 102 100 --> 103
Qhe (kW) 255.39 419.51
104 oC, jika dimasukkan dalam tabel proper- Scalling mengakibatkan nilai fouling
ties untuk air, maka didapatkan bahwa fasanya factor HE menjadi besar. Walaupun belum
adalah dua fasa, yaitu fasa uap dan air. dilakukan pengamatan secara langsung
Penurunan nilai tekanan output brine ini terhadap pipa-pipa di dalam HE, akan tetapi
menunjukkan bahwa di dalam preheater terjadi jika dilihat dari pipa outlet brine menuju
penurunan tekanan (pressure drop) yang sig- atmospheric flash tank (AFT) (Gambar 7),
nifikan, sehingga kalor yang bisa diserap jauh terlihat jelas adanya proses silica scaling yang
lebih sedikit. Pada Incropera dkk (2007), dise- melekat di dinding pipa dengan tebal sekitar
butkan, bahwa koefisien perpindahan panas 1,5 cm.
pada aliran 2 fasa lebih kecil dibandingkan
dengan aliran cair penuh pada laju alir yang
sama dan temperatur yang sama. Berdasarkan
hasil analisis di lapangan, beberapa faktor
yang diduga mempengaruhi hal tersebut ada-
lah telah terjadi penebalan akibat silica scaling
pada tube preheater, hal ini disebabkan oleh
tekanan kerja dari sistem PLTP Biner Dieng
78
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng
79
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 2 Desember 2016 : 69 - 80
Tabel 6. Kerja turbin yang bisa dibang- sain yaitu 142% pada preheat dan 49% pada
kitkan evaporator. Nilai laju alir n-pentane optimal
Simulasi Desain Aktual adalah 0,9 kg/s dengan tekanan kerja 6 bar.
Operasi Nilai kalor yang bisa diserap oleh n-pentane
Q.Heat Exchang 419.51 kW 255.39 kW
pada heat exchanger adalah 419,51 kW dan
m. n-pentane 0.9 kg/s 0.5 kg/s
kerja turbin yang bisa dihasilkan adalah 28,15
h1 (in turbin) 489.5 kJ/kg 487.3 kJ/kg
h2 (out turbin) 458.2 kJ/kg 462.7 kJ/kg kW. Pada pengujian aktual kinerja heat ex-
P turbin 28.15 kW 12.31 kW changer PLTP biner Dieng, didapatkan bahwa
Asumsi efisiensi turbin = 0.6 nilai optimal laju n-pentane adalah 0,5 kg/s,
kalor perpindahan panas sebesar 255,39 kW,
tekanan kerja 6 bar dan kerja turbin yang bisa
Perbedaan kapasitas turbin pada
dihasilkan adalah 12,31 kW. Rendahnya nilai
Tabel 6, terutama disebabkan nilai laju alir n-
parameter pada pengujian aktual disebabkan
pentane yang didapatkan antara simulasi dan
oleh dua hal yaitu 1) heat exchanger bekerja
aktual jauh berbeda. Penurunan laju alir pada
diluar tekanan aman dari silica saturation in-
kondisi aktual disebabkan oleh kurangnya ke-
dex, sehingga diprediksi sudah terjadi pengen-
mampuan peralatan heat exchanger dalam
dapan silica pada tube-tube heat exchanger,
melakukan perpindahan panas dari sumber ke
selanjutnya akan mengakibatkan pressure drop
fluida n-pentane, hal ini dikonfirmasi dengan
dan nilai fouling faktor besar dengan semakin
analisis heat exchanger di atas. Kalor yang
tebalnya tube 2) terjadi heat loss akibat isolasi
diserap turbin di simulasi (Qsim ) sebesar
yang tidak maksimal pada pipa-pipa inlet dan
419.51 kW, sedangkan pada aktual (Qak) hanya
outlet heat exchanger.
sebesar 255.39 kW. Akibatnya terjadi
penurunan nilai enthalpi uap n-pentane masuk
UCAPAN TERIMA KASIH
turbin yang tergantung dari sumber panas yang
Dalam penulisan paper ini penulis
ada dan kinerja sistem heat exchanger.
menyampaikan terima kasih pada Dr. Yogi
Sirodz Gaoz dan Edy Agus Mulyono, ST. atas
KESIMPULAN
data desain Heat exchanger PLTP-Biner
Pembangkitan listrik dari sumber panas
Dieng.
enthalpy rendah sangat tergantung dari
ketersediaan sumber panas. Kasus yang terjadi DAFTAR PUSTAKA
adalah terjadi penurunan nilai properties [1] Direktorat Jendral Energi Baru
tekanan dan temperatur sumber panas air sisa Terbarukan dan Konservasi Energi
pemisahan uap pada separator. Hasil optimasi (2012) Profil Potensi Panas Bumi.
simulasi didapatkan fakta bahwa peralatan Kementerian Energi dan Sumber Daya
heat exchanger yang ada mengalami over de- Mineral: Jakarta.
80
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng
81
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
82