Oil Test Profile : Pemburukan Kertas Isolasi Dengan Deteksi Furan dan
Degree Of Polimerization pada Trafo 2 GI Garuda Sakti
AP, ABDILLAH PRATAMA1 DP, DONNA PRISKILA2 RG, RAUF GAFFAR3
SUMMARY
Transformator daya merupakan salah satu alat vital dalam penyaluran dan penditribusian tenaga listrik.
Oleh karena itu, kondisi transformator daya harus selalu dilakukan analisa dan evaluasi secara berkala
supaya tingkat life expectancy-nya terjaga dan dapat digunakan secara optimal. Umur transformator daya
sendiri juga bergantung pada umur dari sistem isolasi kertasnya. Salah satu metode untuk mengetahui
kondisi internal kertas transformator adalah dengan menggunakan pengujian Furan (2FAL) pada minyak
transformator. Furan merupakan salah satu dari senyawa kimia yang diproduksi oleh isolator kertas
transformator saat terjadi penuaan (ageing) pada transformator. Pengujian Furan adalah pengujian
pendekatan untuk mengetahui nilai Degree of Polimerization kertas. Pemburukan kertas trafo dikarenakan
pembebanan trafo yang tinggi. Terdapat
KEYWORDS
Furan, Degree Of Polimerization, Isolasi Kertas, Minyak Transformator.
1
abdillah.pratama@gmail.com
2
donnapriskila@gmail.com
3
raufgaff@outlook.co.id
I. PENDAHULUAN
Kehandalan sistem di perusahaan listrik adalah sebuah keharusan pada indikator baik/buruknya pelayanan
kepada pelanggan. Salah satu yang menentukan parameter indikator tersebut adalah Transformer Outage Frequency
(TROF) dan Transformer Outage Duration (TROD). Jika terdapat trafo yang mengalami kegagalan operasi maka
akan terputusnya pelayanan listrik ke pelanggan. disamping menimbulkan efek kali gangguan, durasi gangguan yang
panjang dikarenakan sulitnya mencari trafo pengganti saat kejadian emergency juga menjadi faktor yang penting
dalam indikator pelayanan.
Berawal dari temuan tingginya hasil uji Furan pada tahun 2010 pada TD#2 50 MVA GI Garuda Sakti sehingga
transformator daya tersebut keluar sistem pada tanggal 07 April 2018.
400 8000
350 7000
300 6000
250 5000
%
200 4000
150 3000
100 2000
50 1000
0 0
13- 22- 2- 11- 11- 11- 11- 11- 11- 11-
201 201 201
Jun- Dec Jan- Jan- Jan- Jan- Jan- Jan- Jan- Jan-
0 1 2
17 -17 18 18 18 18 18 18 18 18
% Umur kertas isolasi 40 40 37 11 14 24 8 0 5 14 11 8 11
DEGREE OF POLIMERIZATION 349 347 335 232 243 280 222 201 215 241 234 222 234
FURAN (2FAL) 2210 2250 2480 5668 5172 3844 6124 7283 6487 5265 5576 6122 5588
Gambar 1.2. Tampilan mikroskopik dari kertas isolasi dengan nilai DP semakin menurun
Secara visual dapat dilihat bahwa kertas isolasi yang berada di dalam trafo telah berubah warna kehitaman
yang menandakan terjadinya pemanasan berlebih pada trafo tersebut.
Saat transformator sudah keluar sistem, maka dapat dilakukan pencarian nilai DP langsung dari kertas
isolasi. Pengambilan sampel dilakukan tanggal 10 September 2018 di beberapa bagian transformator, yaitu
bagian dalam sisi HV dan LV winding serta bagian luar sisi HV dan LV winding. Setelah itu, kertas di
treatment di laboratorium UPT Pekanbaru yaitu merendam kertas isolasi dengan larutan hexan agar
kandungan minyak dalam kertas isolasi hilang. Setelah benar-benar kering, kertas isolasi tersebut dikirim ke
Laboratorium Minyak PT. UNINDO untuk dilakukan pengujian DP.
(a) (b)
Gambar 2.2 (a) Bagian Lead LV Winding. Kertas isolasi sudah rapuh saat dilakukan pengambilan sampel;
(b) Bagian Lead Tap OLTC
(a) (b)
Gambar 2.3 (a) Kertas isolasi di-treatment dengan larutan hexan;(b) Setelah kadar minyak hilang dari
kertas isolasi, sampel siap dikirim
Dari hasil uji furan terakhir pada bulan April tahun 2018 presentasi umur kertas isolasi hanya 5 persen,
namun saat dilakukan pengujian langsung pada kertas tersebut, masih terdapat nilai yang cukup tinggi
dimana masih terdapat 56% umur teknis kertas isolasi tersebut. Jika umur desain dari sebuah trafo mencapai
40 tahun maka masih memungkinkan trafo tersebut beroperasi selama 22 tahun dengan catatan tidak terdapat
accelarate ageing yang terjadi semenjak tahun 2010 sampai 2018 yang mana kenaikan nilai Furan dari sekitar
2000 mencapai 5000 hanya dalam 8 tahun. Hal tersebut masih cukup membahayakan jika kejadian tersebut
berulang.
Tabel 2.2 Hasil Pengujian Degree of Polimerization dari Laboratorium Minyak PT. UNINDO
Jika dilihat dari kenaikan nilai Furan secara eksponensial maka dapat dimungkinkan bahwa penyebabnya
adalah terjadi pemanasan pada titik tertentu (hotspot) yang membuat senyawa furan keluar dari kertas trafo
tersebut seperti gambar di bawah. Selain senyawa furan didapatkan residu CO dan Kadar air. hal ini di
konfirmasi oleh pengujian DGA dan Kadar air yang cukup tinggi.
Gambar 2.4. Proses terjadinya residu kertas jika terjadi pemanasan yaitu H2O, CO dan Furan
Untuk mendapatkan nilai load loss maka diperlukan data tahanan pada belitan LV dan pada tap nominal pada
winding HV untuk dapat di compare dengan data SPLN trafo tenaga. setelah mendapatkan nilai resistansi belitan
maka tahanan harus dilakukan konversi ke 75 derajat C terlebih dahulu untuk menyamakan nilai load loss refrensi
dengan persamaan sebagai berikut :
Setelah mendapatkan nilai resistance pada suhu 75 derajat pada winding HV dan LV setelah itu untuk mendapatkan
nilai Ohmic loss maka dapat di lakukan perhitungan dengan persamaan sebagai berikut :
Ohmic Loss = I2 x R
Dimana :
I = Arus yang mengalir pada winding HV atau LV
R = Tahanan DC belitan
Setelah mendapatkan nilai ohmic loss pada winding HV dan LV maka nilai tersebut di jumlahkan antar fasanya.
setelah mendapatkan komponen ohmic loss, harus dilakukan penambahan nilai stray loss pada winding dengan
perkiraan 20% dari nilai ohmic loss. Maka setelah mendapatkan data ohmic loss dan stray loss akan didapatkan data
load loss pada 75 Deg C sesuai pada tabel 2.4 Nilai Load Loss Pada 75 Deg C.
Dari Nilai Ohmic loss yang didapat juga terdapat nilai yang cukup tinggi pada sisi LV dimana rata rata desain ohmic
losses pada winding LV sebesar 2/3 dari winding HV. Hal tersebut dapat menyebabkan hotspot pada winding LV
tersebut.
dga trending
water content trending
desain cu bar kecil yg memungkinkan hotspot
ketidak konsistenan nilai Furan dikarenakan senyawa furan yang terlarut dalam minyak kurang homogen terhadap
jumlah total minyak. hal ini dapat di lakukan pengujian resampling beberapa kali dalam satu waktu di titik pengujian
berbeda
IV. KESIMPULAN
1. Didapatkan temuan winding overheating pada inspeksi visual dan analisa co/co2 DGA trafo tersebut
2. Dimungkinkan terdapat desain winding untuk kemungkinan hotspot pada winding LV.
3. cek nilai tahanan rdc winding kemungkinan overheating di winding lv
4. Penurunan nilai DP melalui uji furan dari tahun 2010 yaitu 349 sampai tahun 2018 menjadi 214 adalah adalah
sebanyak 100 point atau setara laju penurunan 12.5 point DP per tahun
5. Hasil pengujian DP dengan menggunakan metode pendekatan furan terakhir pada tahun 2018 adalah sebesar 214
point DP mempunyai perbedaan dengan nilai DP terkecil dengan pengujian langsung yaitu sebesar 437 point DP
pada winding LV.
6. Terdapat ketidak konsistenan data DP dengan pendekatan furan dikarenakan minyak di dalam trafo tidak homogen
dengan pendinginan ONAN sehingga sample minyak yang di ambil kemungkinan terjadi fluktuasi hasil. namun hasil
uji furan dapat dijadikan acuan dengan metode trending dengan memperhatikan eror persen resampling hasil uji.
7 Terjadinya overheating dimungkinkan desain trafo dengan standard temperature rise lebih tinggi yaitu 53/58 di
banding standard PLN yaitu 50/55.
REFERENCES
[1] CIGRE WG A2.18 "Life Management Techniques For Power Transformers", 2003
[2] IEC 61198 Mineral Insulating Oils - Method for the determination of 2 furfural and related componen, 1993
[3] SPLN T3.007-2: 2016 SPESIFIKASI TRANSFORMATOR TENAGA Bagian 2: Transformator 150/22/10kV
[4] SK DIR 520, Pedoman Pemeliharaan Gardu Induk, 2013.
[5] Transformer Failure Modes & Monitoring Methods, GE Presentation, 2007
BIOGRAPHIES
Abdillah PratamaLulus S1 pada Fakultas Teknik Elektro di Universitas Jember Indonesia pada tahun 2010 dengan
Penjurusan Arus Kuat. Setelah lulus bekerja pada perusahaan pabrik trafo tenaga PT Unelec Indonesia (UNINDO)
pada tahun 2010-2013. Bergabung pada PT. PLN P3B Sumatera Kantor Induk pada tahun 2013 sampai 2018 dan
bergabung di PT PLN P3B Sumatera UPT Pekanbaru sampai sekarang pada bagian Perencanaan dan Evaluasi
Pemeliharaan Transmisi. Saat ini aktif dalam kegiatan evaluasi gangguan maupun evaluasi kualitas pemeliharaan di
PT PLN P3B Sumatera. Tim penyusun SPLN Fire Prevention dan SPLN Trafo Tenaga. Tim Joint Maintenance
Cooperation Committee (JMCC) sejak 2014. Tim Fasilitas Lab Minyak PLN P3B Sumatera.
Donna Priskila lulus S1 Fakultas Teknik Elektro STT PLN. Bergabung tahun 2016 di PT PLN UPT Pekanbaru pada
bagian Pemeliharaan. Saat ini dipercaya untuk menjadi pengendali pemeliharaan pada bagian konstruksi dan
penyaluran
Sakinahlulus D3 Fakultas Teknik Elektro Poltek caltex bergabung tahun 2017 di PT PLN UPT Pekanbaru pada
bagian pemeliharaan. Saat ini dipercaya untuk menjadi pelaksana pemeliharaan di ULTG Teluk Lembu