Dokumen - Tips - RPP Rangkaian Elektronika KD 2
Dokumen - Tips - RPP Rangkaian Elektronika KD 2
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Jember
Kelas/Semester : XI AV/ Ganjil
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Materi Pokok : Penerapan rangkaian Elektronika
KODE : C3.01.Paket Keahlian Teknik Audio Video
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit + 4 JP Terstruktur
A. Kompetensi Inti
1. RELIGIUS
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. SOSIAL
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. PENGETAHUAN
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. KETERAMPILAN
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. RELIGIUS
1.1 Membangun kebiasaan bersyukur atas segala rahmat, karunia dan anugerah yang
diberikan oleh Tuhan sebelum dimulai pembelajaran.
1.2 Memiliki nilai-nilai keimanan, akhlak mulia, dan kepribadian luhur.
1.3 Menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih
sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru, sebagai
perwujudan nilai religius.
1.4 Memiliki sikap toleran terhadap keberagaman karakteristik individu (agama, suku,
fisik, psikis) selama di dalam kelas, lingkungan sekolah keluarga dan masyarakat.
2. SOSIAL
2.1 Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah.
2.2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan teman dan guru baik selama bekerja di Bengkel, didalam
lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga.
2
2.3 Menunjukkan perilaku kebersamaan dalam keberagaman selama bekerja di Bengkel
dan lingkungan sekolah.
3. PENGETAHUAN
3.2. Menerapkan macam-macam komponen semikonduktor empat lapis
Indikator:
3.2.1. Memahami susunan fisis dan karakteristik macam-macam komponen empat
lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled
Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction
Transistor).
3.2.2. Menerapkan komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac,
Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan
PTU-Programmable Unijunction Transistor).
3.2.3. Menginterprestasikan penerapan datasheet macam-macam komponen
semikonduktor empat lapis untuk keperluan perencanaan.
3.2.4. Memahami metode pencarian kesalahan macam-macam komponen empat
lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled
Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction
Transistor)
4. KETERAMPILAN
4.2.Menguji macam-macam komponen semikonduktor empat lapis
Indikator:
4.2.1. Menggambarkan susunan fisis untuk menjelaskan prinsip kerja dan
karakteristik macam-macam komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled
Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction
Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor).
4.2.2. Melakukan eksperimen komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled
Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction
Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor) dengan
menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta
interprestasi data pengukuran.
4.2.3. Menggunakan datasheet komponen semikonduktor empat lapis untuk
keperluan pengukuran.
4.2.4. Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan macam-macam
komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-
Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-
Programmable Unijunction Transistor)
C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat :
1. Menggambarkan susunan fisis untuk menjelaskan prinsip kerja dan
karakteristik macam-macam komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled
3
Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction
Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor).
2. Melakukan eksperimen komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled
Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction
Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor) dengan
menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta
interprestasi data pengukuran.
3. Menggunakan datasheet komponen semikonduktor empat lapis untuk
keperluan pengukuran.
4. Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan macam-macam
komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-
Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-
Programmable Unijunction Transistor)
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientiefic)
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Langsung, dan Model
Pembelajaran Kooperatif (MPK)
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi dan pemberian tugas
E. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan 1. Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam dan 15 Menit
memimpin berdoa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.
4. Guru mengkomunikasikan garis besar indikator sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan
yang akan dipelajari.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengaitkan topik yang akan dibahas dengan pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari
6. Guru Memotivasi siswa dengan cara meminta siswa
untuk mengamati contoh komponen semikonduktor
empat lapis seperti SCR, DIAC, TRIAC, UJT, PTU dan
menunjukkan video aplikasi komponen semikonduktor
empat lapis dalam kehidupan sehari hari lalu diminta
untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa terhadap
rangkaian tersebut.
7. Guru memotivasi siswa dengan cara menunjukkan
komponen semikonduktor empat lapis beserta rangkaian
yang memanfaatkan komponen semikonduktor empat
lapis sebagai komponen penunjang.
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi tentang karakteristik komponen
4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
semikonduktor empat lapis serta kegunaannya sebagai penguat
sinyal dan piranti saklar
2. Siswa mengamati penjelasan guru dengan seksama
3. siswa dipersilakan bertanya jika merasa ada yang kurang
dimengerti
4. Menugaskan seorang siswa untuk bertanggung jawab
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar kooperatif dan siswa lain diberi tanggung jawab
membagikan LKS SMK: Eksperimen semikonduktor
empat lapis. Per kelompok terdiri dari 4-5 orang
5. Guru membantu siswa yang kurang memahami topik
diskusi dalam menyusun rencana dalam memecahkan
masalah tersebut.
6. Siswa mengumpulkan berbagai informasi dari sumber
yang tersedia untuk memecahkan permasalahan
kelompok.
7. Siswa menyusun pertanyaan yang diperkirakan akan
ditanyakan oleh guru sehingga siswa dapat mengajukan
pertanyaan/bertanya pada siswa lain.
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
9. Guru Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara
kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
10. Siswa mengkonsultasikan penyelesaian LKS kepada
guru pembimbing
11. Guru meminta setiap kelompok mencoba untuk
mempresentasikan hasil diskusi atau karya mereka ke
depan kelas sesuai materi yang telah didiskusikan.
12. Guru mengawasi siswa yang presentasi dan menjadi
fasilitator
13. Guru meminta siswa mengajukan sebuah pertanyaan
kepada setiap kelompok yang presentasi mengenai konsep
dasar komponen semikonduktor empat lapis dalam rangkaian
elektronika.
14. Siswa merangkum dan guru menunjuk salah satu siswa
untuk menyimpulkan hasil diskusi kelas yang telah
dilakukkan (membentuk jejaring).
Penutup 1. Guru membantu siswa melakukan refleksi atas
penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.
2. Dengan melibatkan siswa menutup pelajaran dan
5
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
memberi PR.
3. Guru menyimpulkan materi yang telah di presentasikan
dan siswa mendengarkan secara seksama.
Daftar Pustaka
http://adraya.blogspot.com/2010/10/thyristor-scr-triac-dan-diac.html, diakses 19 Agustus
2015 08.22
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/definisi-dan-prinsip-kerja-triac/, diakses 19
Agustus 2015 08.22
http://ariatmancool.blogspot.com/2012/11/rpp-tentang-scr.html, diakses 19 Agustus 2015
08.22
6
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
7
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian
No. Indikator LP dan Butir Soal Kunci LP dan Butir Soal
8
LP 1: Sikap Spiritual
Petunjuk:
Untuk setiap sikap spritual berikut ini, beri penilaian atas sikap spiritual siswa menggunakan skala berikut ini:
1 = Tidak baik 2 = kurang baik 3 = baik 4 = Sangat baik
Jember, 20
Pengamat
(………………………………………………)
9
Tabel Kriteria Penskoran Sikap Spiritual
10
LP 2: Sikap Sosial
Petunjuk:
Untuk setiap sikap sosial berikut ini, beri penilaian atas sikap spiritual siswa menggunakan skala berikut ini:
1 = Tidak baik 2 = kurang baik 3 = baik 4 = Sangat baik
Jember, 20
Pengamat
(………………………………………………)
11
Tabel Kriteria Penskoran Sikap Sosial
12
LP 3: Pengetahuan
Nama siswa :
No. Absen :
Kelas :
Tanggal :
Petunjuk
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
13
Kunci LP 3: Pengetahuan
Petunjuk
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat lapis
berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac memiliki tiga buah elektrode, yaitu :
gate, MT1, MT2. Triac biasanya digunakan sebagai pengendali dua arah (bi-
directional).
14
LP 4: Keterampilan Proses
Kegiatan Belajar I
Prosedur:
1. Siapkan sebuah komputer dan software Multisim 11.0.
2. Siapkan LKS SMK Kegiatan Belajar I, yaitu sama dengan LKS SMK yang telah
dimodifikasi tujuan dan rumusan masalahnya.
3. Tugas siswa melakukan eksperimen sesuai LKS
4. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada Kunci LKS SMK Kegiatan Belajar I dan
Format Asesmen Kinerja di bawah ini.
5. Berikan siswa kesempatan untuk mempelajari format asesmen ini sebelum asesmen
dilakukan.
6. Siswa diijinkan mengases kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.
1. Merumuskan masalah 5
2. Merumuskan hipotesis. 5
4. Mengidentifikasi variabel 5
manipulasi.
8. Melaksanakan eksperimen. 10
15
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 × 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑷𝒆𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊𝒂𝒏
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒊𝒏𝒆𝒓𝒋𝒂 =
𝟐
Jember, 20
Guru
(….………………..………….)
16
Tabel Kriteria Penskoran Keterampilan Proses
10. Melakukan analisis Tidak melakukan Melakukan analisis data Melakukan analisis data
data analisis data. tetapi tidak berdasarkan sesuai dengan hasil
pada hasil eksperimen. eksperimen.
11. Menarik kesimpulan Tidak menarik Menarik kesimpulan tetapi Menarik kesimpulan
kesimpulan. tidak berdasarkan analisis sesuai dengan analisis
data dan tidak sesuai dengan data dan hipotesis serta
hipotesis. menjawab rumusan
masalah.
17
LP 5: Keterampilan Psikomotor
Kegiatan Belajar II
Proyek:
Membuat rangkaian dengan menggunakan komponen semikonduktor empat lapis.
Bobot
N Skor Penilaian Nilai
Rincian Tugas Kinerja
o Maksimum Kinerja
0 1 2
Jember, 20
Guru
(….…………..……………….)
18
Tabel Kriteria Penskoran Keterampilan Psikomotor
2. Merakit alat dan Lambat, salah, tidak Cepat, salah, tidak Cepat, benar,
bahan sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
gambar rangkaian gambar rangkaian gambar rangkaian
4. Membongkar dan Lambat, kurang Cepat, kurang rapi, Cepat, rapi, sesuai
mengembalikan rapi, tidak sesuai tidak sesuai tempatnya
peralatan tempatnya tempatnya
19
LAMPIRAN : Materi Pembelajaran :
Thyristor berasal dari bahasa yunani, “pintu”. Diambil dari kata ini kemungkinan karena
sifatnya yang mirip dengan pintu. Thyristor terbuat dari semikonduktor silikon. Namun ini
berbeda dengan transistor bipolar dan MOS karena P-N junction-nya lebih kompleks. Di
samping itu, fungsinya lebih digunakan sebagai saklar (switch) daripada sebagai penguat
arus atau tegangan.
Thyristor mempunyai struktur dasar empat layer PNPN. Jika dipilah, struktur ini terdiri
dari junction PNP dan NPN yang disambung. Dengan kata lain, komponen ini terdiri dari
dua transistor, PNP dan NPN yang saling dihubungkan pada kolektor dan basisnya.
Simbol Thyristor
Seperti yang kita ketahui bahwa IC = ß. IB, arus kolektor merupakan penguatan dari arus
basis. Misal, arus sebesar IB yang mengalir pada basis transistor Q2, maka akan ada arus
IB yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus basis IB pada
transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan pada arus kolektor transistor Q1. Arus
kolektor transistor Q1 tidak lain adalah arus base bagi transistor Q2. Demikian seterusnya
sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil dan
hilang yang tertinggal hanyalah lapisan P dan N di bagian luar. Dalam keadaan ini,
struktur ini merupakan struktur dioda PN (anoda-katoda) yang telah dikenal. Dengan
demikian, thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus layaknya dioda.
SCR
SCR kepanjangan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR berfungsi sebagai saklar arus
searah. Struktur SCR terbentuk dari dua buah junction PNP dan NPN.Untuk memudahkan
analisa, SCR dapat digambarkan sebagai dua transistor yang NPN dan PNP yang dirangkai
sebgai berikut
20
Struktur SCR
SCR adalah alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang menggunakan tiga kaki anoda,
katoda dan gerbang. SCR tidak dapat memperkuat sinyal, SCR tepat digunakan sebagai
saklar solid state dan dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi. SCR arus
rendah dapat beroperasi dengan arus anoda kurang dari 1 ampere, sedangkan arus tinggi
dapat menangani arus beban ribuan ampere. SCR dapat digunakan untuk penghubung arus
pada beban yang dihubungkan pada sumber tegangan AC. Karena SCR adalah penyearah,
maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang input AC. Oleh karena itu,
output maksimum yang diberikan adalah 50%, bentuknya adalah bentuk gelombang DC
yang berdenyut setengah gelombang. Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC,
SCR dapat juga digunakan untuk merubah atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada
beban. SCR memerlukan penggeser fasa supaya mempunyai output yang variabel
Fungsi SCR
Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan
dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan
pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen lainnya
terutama pada pemakaian saklar elektronik.
Guna SCR:
SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi karena SCR
dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt tergantung pada spesifik dan tipe dari
SCR tersebut. SCR tidak akan menghantar atau on, meskipun diberikan tegangan maju
sampai pada tegangan breakovernya SCR tersebut dicapai (VBRF). SCR akan menghantar
jika pada terminal gate diberi pemicuan yang berupa arus dengan tegangan positip dan
SCR akan tetap on bila arus yang mengalir pada SCR lebih besar dari arus yang penahan
(IH).
Macam – macam simbol SCR
Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan
dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan
pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen lainnya
terutama pada pemakaian saklar elektronik.
21
Pada gambar terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada kaki
yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.
Penerapan SCR
Pada dasarnya SCR ini dugunakan sebagai pengatur daya dan saklar namun dewasa ini
dalam praktek banyak sekali dipakai antara lain untuk pengatur kecepatan motor dan
pengisian battrey. Adapun rangkaian pengatur kecepatan motor dan pengisian baettry
tersebut dapat dilihat pada gamabar di bawah ini
Untuk membuat thryristor dalam keadaan ON, dengan memberi arus trigger pada P yang
dekat dengan katoda. Atau, ini dapat dilakukan dengan membuat kaki gate pada P yang
dekat dengan katoda. Ini merupakan struktur dari SCR, yang dalam banyak literatur
disebut thyristor saja.
KomponeN ini dapat ditrigger menjadi ON dengan memberi arus gate melalui pin gate.
Dengan memberi arus gate Ig yang semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover
22
(Vbo) SCR. Tegangan ini merupakan tegangan minimum untuk membuat SCR dalam
keadaan ON. SCR akan mudah menjadi ON sampai pada suatu besar gate tertentu, meski
dengan tegangan forward kecil, 1 volt atau lebih kecil lagi.
Kurva SCR
Pada kuva SCR di atas, tampak tegangan Vbo. SCR dalam keadaan ON jika tegangan
Forward SCR mencapai titik ini. Di samping itu, arus Ig dapat menurunkan Vbo menjadi
lebih kecil lagi. Arus trigger dinotasikan IGT (gate trigger current), sedangkan Ih
merupakan arus holding yang berfunsi mempertahankan SCR tetap ON. Sehingga, arus
forward dari anoda yang menuju katoda harus berada di atas parameter ini agar SCR tetap
ON. Dengan demikian, jika ingin SCR dalam keadaan OFF, maka arus anoda-katoda harus
di bawah nilai Ih. Nilai Ih sendiri terdapat dalam datasheet. Hal ini sama dengan
menurunkan tegangan anoda-katoda ke titik nol. Sehingga SCR atau thyristor pada
umumnya tidak cocok untuk aplikasi DC. Sedangkan pada aplikasi tegangan AC, SCR
dalam keadaan OFF saat gelombang tegangan AC di titik nol.
Tegangan trigger pada gate (VGT) juga dapat menyebabkan SCR menjadi ON. Atau, jika
dalam model, tegangan ini adalah Vbe pada Q2. VGT seperti halnya Vbe, besarnya kira-
kira 0.7 volt (bahan silikon).
TRIAC
TRIAC kepanjangan dari TRIode Alternating Current. TRIAC dapat digambarkan
seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolak-balik. Dalam
pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (di atas 100
23
Volt). TRIAC bisa juga disebut SCR bi-directional. Untuk memberi trigger pada TRIAC
dibutuhkan DIAC sebagai pengatur level tegangan yang masuk.
Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat lapis
berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac memiliki tiga buah elektrode, yaitu :
gate, MT1, MT2. Triac biasanya digunakan sebagai pengendali dua arah (bi-directional).
Simbol TRIAC
Apabila kita akan menggunakan triac dalam pembuatan perangkat atau sistem kontrol
elektronik, ada beberapa hal yang harus diketahui dalam memilih triac sebagai berikut.
SCR dapat dikatakan thyristor uni-directional (satu arah), ini karena ketika ON hanya
dapat melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Sebenarnya, struktur
TRIAC sama dengan dua buah SCR yang arahnya bolak-balik dan kedua gate-nya
disatukan. TRIAC biasa juga disebut thyristor bi-directional.
Kerja TRIAC mirip dengan SCR yang paralel bolak-balik sehingga dapat mengalirkan arus
dua arah. Untuk kurvanya:
24
Kurva TRIAC
Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter seperti Vbo dan -
Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar parameter ini
simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap
parameter ini simetris sehingga lebih mudah di hitung.
DIAC
DIAC kepanjangan dari DIode Alternating Current. DIAC tersusun dari dua buah dioda
PN dan NP yang disusun berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown yang
relatif tinggi untuk dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya
dipakai untuk memberi trigger pada TRIAC.
DIAC, jika dilihat dari strukturnya, bukan termasuk thyristor. Namun, prinsip kerjanya
membuat DIAC digolongkan sebagai thyristor. Struktur DIAC mirip dengan transistor
PNP. Perbedaannya, Lapisan N pada transistor dibuat tipis agar mudah dilewati elektron.
Sedangkan pada DIAC, lapisan N dibuat lebih tebal agar elektron sulit melewatinya. DIAC
lebih mirip dengan dioda PN dan NP. Sehingga, DIAC digolongkan sebagai dioda pada
beberapa literatur.
DIAC dimaksudkan agar sukar dilewati arus. DIAC dapat menghantarkan arus dengan
tegangan breakdown tertentu. Arus ini tentu saja dapat bola-balik dari anoda-katoda, dan
sebaliknya. Untuk kurva karakteristiknya sama dengan TRIAC. Namun nilai tegangan
breakdown perlu diketahui.
Umumnya, DIAC digunakan sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan masukan
yang relatif tinggi. Contoh aplikasinya adalah dimmer lampu.
25
Rangkaian dimmer
Jika IGT TRIAC diketahui sebesar 10 mA dan VGT=0,7 volt, sedangkan Vbo DIAC
sebesar 20 V, maka TRIAC akan ON pada:
V = IGT(R)+Vbo+VGT = 120.7 V
Biasanya, Resistor R pada rangkaian dimmer diganti dengan rangkaian seri resistor dan
potensiometer. Kapasitor C dengan rangkaian R digunakan untuk menggeser fasa tegangan
VAC. Lampu dapat menyala redup dan terang bergantung kapan TRIAC dipicu.
26