Anda di halaman 1dari 7

IJPST Volume 2, Nomor 3, Oktober 2015

Analisis Timbal dalam Kerang Hijau, Kerang Bulu, dan Sedimen di Teluk
Jakarta
Emma Emawati1 , Rahmad Aprianto1 , Ida Musfiroh2
1
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
2
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia

Abstrak
Timbal merupakan logam berat yang dihasilkan dari limbah industri dan ditemukan dalam perairan.
Timbal dalam jumlah kecil tidak berbahaya bagi manusia namun jika jumlahnya melampaui batas
dapat menyebabkan keracunan akut maupun kronis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kandungan logam berat timbal dalam kerang hijau, kerang bulu, dan sedimen di perairan Teluk
Jakarta. Metode yang digunakan adalah Spektrofotometri Serapan Atom, meliputi validasi metode
analisis yang terdiri atas penetapan linieritas, batas deteksi dan batas kuantitasi, akurasi dan presisi,
serta analisis kadar timbal pada sampel. Hasil penelitian menunjukkan nilai linieritas 0,9971, batas
deteksi 0,04 µg/g, batas kuantitasi 0,14 µg/g, akurasi untuk sampel kerang dan sedimen berturut-turut
adalah 99,66% dan 87,64%, nilai koefeisen variasi untuk sampel kerang dan sedimen berturut-turut
adalah 0,64% dan 1,07%. Hasil analisis kadar timbal dalam kerang hijau adalah 13,98±1,924 µg/g,
kerang bulu adalah 33,64±4,66 µg/g, dan sedimen adalah 28,6720±1,06 µg/g. Hasil analisis kadar
timbal dalam sampel menunjukkan bahwa kandungan timbal berada di atas ambang batas yang
ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.HK.00.06.1.52.4011 yaitu 1,5 µg/g.
Kata kunci: Kerang, sedimen, spektrofotometri serapan atom, timbal

Lead Analysis in Green Shellfish, Feather Shellfish, and Sediment in


Jakarta Bay
Abstract
Lead is a heavy metal that produced from industrial waste and found in the waters. Lead in trace
amounts is not harmful to humans, but if the amount exceeds the limit it may lead to acute and chronic
poisoning. The purpose of this study was to determine the content of Lead in green shellfish, feather
shellfish, and sediment. The method used is Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), which
includes validation includes linearity determination, the limit of detection and limits of quantitation,
accuracy and precision, and analysis of lead in the sample. The results showed that linierity 0.9971,
the limit of detection 0.04 µg/g, the limit of quantitation 0.14 µg/g, accuracy of shellfish and sediment
samples respectively are 99.66% and 87.64%, coefficient of variation of shellfish and sediment
samples respectively are 0.64% and 1.07%. Result of analysis of lead in green shellfish is 13.98±1.92
µg/g, feather shellfish is 33.64±4.66 µg/g, and the sediment is 28.67±1.06 µg/g. Results of the analysis
of the samples show that lead levels content is above the premissible limit of 1.5 µg/g set by Badan
Pengawasan Obat dan Makanan No.HK.00.06.1.52.4011.

Keywords: Atomic absorption spectrophotometry, lead, sediment, shellfish

Korespondensi: Ida Musfiroh


idamusfiroh@yahoo.com
105
IJPST Volume 2, Nomor 3, Oktober 2015

Pendahuluan Jakarta dan sekitarnya yang membuang


limbah secara langsung maupun melalui
Potensi sumber daya alam laut yang sungai-sungai yang bermuara ke Teluk.
dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein Kadar logam berat dalam air di Teluk
untuk kehidupan manusia adalah kerang Jakarta sudah tergolong tinggi, bahkan di
laut. Kerang laut banyak ditemukan di beberapa lokasi seperti Muara Angke dan
sekitar perairan pantai, dekat muara sungai Muara Dadap memiliki kadar logam berat
atau sekitar hutan mangrove.1 yang cenderung meningkat sejalan dengan
Kerang laut sebagai sumber bahan peningkatan jumlah industri di Jakarta.6
makanan cukup banyak dimanfaatkan oleh Berdasarkan survei awal yang telah
masyarakat Indonesia, terutama bagi yang dilakukan terhadap pedagang di Kota
hidup di sekitar pesisir perairan pantai. Bandung, dua jenis kerang yang banyak
Bagian kerang yang dapat dimakan adalah beredar di pasar Kota Bandung yakni
seluruh bagian dagingnya termasuk alat kerang hijau dan kerang bulu sebagian
pecernaan makanan. Kerang dimanfaatkan besar bersumber dari perairan Teluk
sebagai pengganti daging, unggas, telur, Jakarta. Berdasarkan SNI No. 789:2009
dan lain-lain.1 Daging kerang merupakan mengenai batas maksimum cemaran logam
sumber protein yang bermutu tinggi, setara berat dalam pangan, dan batas maksimum
dengan sumber protein hewani lainnya.1 untuk timbal adalah 1,5 ppm.7
Kerang merupakan organisme yang Berdasarkan latar belakang tersebut,
hidup dengan cara menyaring makanan dilakukan analisis kandungan logam berat
(filter feeders), terhadap material yang timbal dalam kerang hijau (Perna viridis
tersuspensi di perairan atau dari sedimen. 1 L.), kerang bulu (Anadara inflanta R.), dan
Mereka hanya sedikit bergerak, maka akan sedimen di perairan Tanjung Kait, Teluk
terpengaruh oleh adanya logam berat yang Jakarta.
ada di sekitarnya dan dapat masuk dalam
tubuh kerang tersebut.1 Berberapa jenis Metode
biota laut seperti kerang hijau (Perna
viridis L.) dan juga kerang bulu (Anadara Alat yang digunakan dalam penelitian
inflanta R.) memiliki potensi besar untuk ini adalah blender, neraca analitik, oven,
dimanfaatkan karena populasinya cukup labu ukur, pipet tetes, pipet mikro, pipet
besar di perairan Indonesia.2 volume, perangkat microwave digestion,
Unsur-unsur logam berat dapat masuk dan perangkat Spektrofotometer Serapan
ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Atom (SSA).
Peningkatan kadar logam berat dalam Bahan-bahan yang digunakan di dalam
perairan akan disertai dengan peningkatan penelitian antara lain kerang hijau, kerang
logam berat dalam tubuh kerang dan biota bulu, sedimen, timbal nitrat p.a., asam
lainnya. Sehingga pencemaran perairan nitrat p.a, hidrogen peroksida, asam klorida
oleh logam berat dapat mengakibatkan p.a, dan aqua DM (demineralisasi). Waktu
kerang yang hidup di dalamnya tercemar. pengambilan sampel yaitu pada tanggal 28
Pemanfaatan kerang sebagai makanan akan Februari 2015.
membahayakan kesehatan.3 Logam berat Sampel yang digunakan adalah kerang
seperti timbal dalam tubuh manusia dapat hijau, kerang bulu, serta sedimen dari
menghambat aktivitas enzim yang terlibat perairan Tanjung Kait, Teluk Jakarta.
dalam pembentukan hemoglobin sehingga Sampel sedimen diambil dengan cara grab.
menyebabkan penyakit anemia serta dapat Sampel yang terkumpul dimasukkan ke
menghambat aktivitas pada beberapa dalam botol polietilen, didinginkan dalam
enzim spermatozoa.4,5 box es.
Teluk Jakarta adalah badan air terakhir Kerang hijau dan kerang bulu terlebih
yang menampung limbah dari industri di dahulu dipisahkan dari cangkangnya, lalu

106
IJPST Volume 2, Nomor 3, Oktober 2015

diambil jaringan lunaknya, dicuci dengan masing-masing dipipet 10; 30; 50; 70; 90;
air hingga bersih, lalu dihaluskan dengan 110; dan 130 µL lalu dimasukkan dalam
blender kemudian dikeringkan dalam oven labu ukur 10 mL, diencerkan dengan asam
pada suhu 4050 o C selama 2 hari. nitrat hingga 10 mL sehingga didapatkan
Sedimen terlebih dahulu dibersihkan larutan dengan konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5;
dari pengotornya, kemudian dimasukkan 0,7; 0,9; 1,1; dan 1,3 ppm, kemudian
ke dalam cawan porselen dan dikeringkan serapan dari masing-masing konsentrasi
dalam oven pada suhu 105 o C selama 24 diukur pada panjang gelombang 283,3 nm.
jam. Sampel yang sudah dikeringkan lalu Penentuan batas deteksi dan batas
digerus dalam mortar. kuantitasi dilakukan dengan pembuatan
Sampel kerang hijau dan kerang bulu satu seri larutan timbal dengan konsentrasi
yang telah kering ditimbang sebanyak 0,3 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; 0,9; 1,1; dan 1,3 ppm.
g dan dimasukkan dalam vessel kemudian Diukur serapan masing-masing konsentrasi
ditambahkan dengan asam nitrat pekat dan dengan panjang gelombang 283,3 nm.
hidrogen peroksida. Vessel dimasukkan ke Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat
High Performance Microwave Digestion dihitung dengan rumus sebagai berikut:
System dan didestruksi pada suhu 180 o C
selama 30 menit.8
Sampel sedimen kering ditimbang
sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam
vessel, lalu ditambahkan asam nitrat pekat
dan asam klorida. Setelah itu, vessel
dimasukkan ke dalam High Performance Penentuan linieritas dilakukan dengan
Microwave Digestion System kemudian cara pembuatan satu seri larutan timbal
didestruksi pada suhu 190 o C selama 30 dengan konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; 0,9;
menit.8 1,1; dan 1,3 ppm. Diukur serapan masing-
Hasil destruksi yang telah dingin lalu masing konsentrasi dengan panjang
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan gelombang 283,3 nm. Penentuan linieritas
dicukupkan volumenya dengan asam nitrat. dapat dilakukan dengan menggunakan
Larutan disaring dalam botol vial 25 mL rumus di bawah ini:
menggunakan membran filter. Filtrat
digunakan sebagai larutan sampel adisi.
Pembuatan larutan asam nitrat 0,1 N
dilakukan dengan cara sebanyak 7 mL
asam nitrat 65% dimasukkan dalam labu
ukur 1000 mL lalu ditambahkan aqua DM Uji keseksamaan atau presisi diukur
sampai tanda batas. sebagai simpangan baku relatif atau
Pembuatan larutan baku timbal 1000 koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi
ppm dilakukan dengan cara sebanyak adalah ukuran yang menunjukkan derajat
0,01598 mg timbal nitrat dilarutkan dengan kesesuaian antara hasil uji individual saat
asam nitrat hingga tanda batas dalam labu suatu metode dilakukan secara berulang
ukur 10 mL. untuk sampel yang homogen. Nilai dari
Kurva kalibrasi larutan standar timbal koefisien variasi yang memenuhi syarat
dibuat dengan cara, larutan baku timbal menunjukkan adanya keseksamaan metode
(1000 ppm) dipipet sebanyak 1 mL, yang dilakukan. Koefisien variasi (KV)
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan yang dilakukan. Koefisien variasi (KV)
dicukupkan hingga tanda batas dengan dapat dihitung dengan rumus berikut:
asam nitrat, dikocok hingga homogen
(larutan induk baku I, konsentrasi larutan
baku 100 ppm). Dari larutan baku 100 ppm

107
IJPST Volume 2, Nomor 3, Oktober 2015

X adalah kadar rata-rata sampel, SD adalah konsentrasi yang terakhir, untuk melihat
standar deviasi, dan KV adalah koefisien apakah dengan konsentrasi yang besar
variasi. masih dapat memberikan persen perolehan
Uji perolehan kembali dilakukan kembali dan koefisien variasi berada dalam
dengan metode adisi (penambahan baku), rentang yang telah ditentukan.
dengan cara sejumlah larutan standar Persen perolehan kembali dapat
dengan konsentrasi tertentu ditambahkan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis. % Perolehan kembali = 100%
Persen perolehan kembali didapatkan
dengan menentukan berapa persen analit CA merupakan kadar logam dalam sampel
yang ditambahkan dapat ditemukan. sebelum penambahan baku, CF merupakan
Larutan dari sampel kerang dipipet kadar logam di dalam sampel setelah
sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam labu penambahan baku, dan C*A adalah kadar
ukur 10 mL, ditambahkan larutan standar larutan baku yang ditambahkan.
0,7 ppm dan ditambahkan asam nitrat Sampel kerang hasil dari destruksi
hingga tanda batas. Dilakukan sebanyak 6 dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan
kali, diukur absorbansinya dengan SSA ditambahkan asam nitrat sampai tanda
pada panjang gelombang 283,3 nm. batas, kemudian disaring dengan membran
Larutan sampel sedimen sebanyak 1 filter, lalu diukur pada panjang gelombang
mL dipipet, dimasukkan ke dalam labu 283,3 nm dengan SSA. Kadar timbal
ukur 10 mL, ditambahkan dengan larutan (µg/g) dapat dihitung dengan rumus:
standar 1,3 ppm dan ditepatkan dengan
HNO 3 hingga tanda batas. Dilakukan
sebanyak 6 kali, lalu diukur serapannya
dengan SSA pada panjang gelombang Hasil
283,3 nm.
Pemilihan konsentrasi standar untuk Hasil analisis kurva kalibrasi larutan
metode standar adisi untuk sampel kerang timbal dapat ditunjukkan pada Gambar 1.
mengunakan konsentrasi standar 0,7 ppm. Berdasarkan persamaan di dalam kurva
Kadar logam timbal di dalam sampel kalibrasi, dapat ditentukan batas deteksi
kerang sangat kecil, konsentrasi standar dan batas kuantitasi. Hasil penentuan batas
yang dipilih adalah berada di tengah, untuk deteksi dan batas kuantitasi timbal dapat
melihat apakah dengan konsentrasi yang dilihat pada Tabel 1. Koefisien variasi
relatif besar masih memberikan persen menunjukkan nilai presisi. Hasil penentuan
perolehan kembali dan koefisien variasi KV dan persen perolehan kembali dapat
berada di dalam rentang yang telah dilihat pada Tabel 2. Penentuan kadar
ditentukan. Sampel sedimen menggunakan timbal dalam sampel kerang hijau, kerang
konsentrasi standar 1,3 ppm karena kadar bulu, serta sedimen dianalisis dengan
logam timbal cukup tinggi maka dipilih menggunakan SSA. Hasil penentuan kadar

Gambar 1 Kurva Kalibrasi Larutan Timbal

108
IJPST Volume 2, Nomor 3, Oktober 2015

Tabel 1 Hasil Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Timbal

Konsentrasi (bpj) Absorbansi (y) (y') (y-y')2


0,1 0,0008 0,0006 4,0 x 10-8
0,3 0,0024 0,0027 9,0 x 10-8
0,5 0,0045 0,0049 1,6 x 10-7
0,7 0,0074 0,0070 1,6 x 10-7
0,9 0,0093 0,0091 4,0 x 10-8
1,1 0,0116 0,0113 9,0 x 10-8
1,3 0,0130 0,0134 1,6 x 10-7
∑(y-y’) 1,06 x 10-7
(Sy/x) 1,456 x 10-4
LOD 0,04 µg/g
LOQ 0,14 µg/g

timbal pada sampel-sampel tersebut dapat dengan menggunakan SSA dikurangi


ditunjukkan pada Tabel 3. dengan konsentrasi sampel yang tidak
ditambahkan dengan standar. Selisih yang
Pembahasan didapatkan lalu dibandingkan dengan
konsentrasi standar yang ditambahkan ke
Kurva kalibrasi diperoleh dari suatu dalam sampel. Hasil uji perolehan kembali
persamaan garis linier yaitu y=0,010679x- dikatakan memenuhi syarat jika berada
0,000475. Persamaan tersebut memiliki dalam rentang 80110% untuk kosentrasi
koefisien korelasi (r) yang mendekati 1, analit di dalam matriks sampel sebesar 1
yakni 0,9971. Nilai r≥0,95 menunjukkan ppm.9 Hasil pengukuran dari konsentrasi
adanya korelasi yang menyatakan adanya sampel adisi dapat digunakan dalam
hubungan antara X (konsentrasi) dan Y pengujian presisi. Presisi dapat dinyatakan
(absorbansi). Hal ini memiliki arti bahwa sebagai tingkat keterulangan konsentrasi
persamaan tersebut dapat digunakan untuk pada saat pengukuran dalam beberapa kali
menentukan nilai atau kadar sampel. pengulangan. Nilai presisi ditunjukkan
Penentuan batas deteksi dan batas dengan koefisien variasi (KV) yang
kuantitasi dengan menggunakan data dari memenuhi syarat jika nilainya ≤2%.
kurva kalibrasi larutan baku timbal dengan Berdasarkan hasil penentuan recovery
mencari simpangan baku residual (Sy/x). dan KV dapat dilihat bahwa presisi dan
Batas deteksi yang diperoleh adalah 0,04 recovery telah memenuhi syarat di mana
µg/g dan batas kuantitasi 0,14 µg/g. Batas nilai KV yang diperoleh <2% yaitu 0,64
deteksi yang diperoleh menunjukkan kadar dan 1,07 µg/g untuk penetapan kadar Pb
analit terkecil dalam sampel yang dapat masing-masing dalam kerang dan sedimen.
terdeteksi dan batas kuantitasi merupakan Nilai recovery berada di dalam rentang
kadar analit terkecil yang dapat diukur 99,00100,33% untuk 88,6089,32 µg/g.
secara kuantitatif. Penentuan kadar timbal pada sampel
Uji perolehan kembali (recovery) dilakukan triplo (tiga kali). Setelah sampel
dilakukan dengan metode penambahan didestruksi, kadar timbal dalam sampel
baku adisi, yakni menambahkan sejumlah dianalisis menggunakan SSA, lalu dihitung
larutan baku timbal ke dalam sampel. Uji menggunakan persamaan garis linier dari
recovery ini bertujuan untuk mengetahui kurva kalibrasi standar masing-masing
tingkat akurasi metode yang dilakukan serapan hingga didapat konsentrasi regresi
dengan hasil yang sebenarnya. Konsentrasi unsur.
standar yang ditambahkan dalam penelitian Berdasarkan Tabel 3, rata-rata kadar
ini sebesar 0,7 µg/g untuk sampel kerang, timbal dalam sampel yang dilakukan 3 kali
untuk sampel sedimen sebesar 1,3 µg/g. pengulangan yaitu kerang hijau 13,98±1,92
Hasil yang telah diperoleh dari pengukuran (µg/g) serta kerang bulu 33,64±4,662

109
IJPST Volume 2, Nomor 3, Oktober 2015

Tabel 2 Hasil Penentuan KV dan Persen Perolehan Kembali

Sampel Kadar yang ditambahkan (ppm) SD %Perolehan kembali KV (%)


0,7 99,00
0,7 100,33
0,7 99,00
Kerang 0,01 0,64
0,7 100,33
0,7 99,00
0,7 100,33
1,3 88,60
1,3 87,15
1,3 86,44
Sedimen 0,01 1,07
1,3 87,15
1,3 87,15
1,3 89,32

(µg/g). Kadar timbal tersebut melebihi tersimpan di dalam organ-organ seperti,


batas maksimum yang diperbolehkan di hepatopankreas, ginjal, dan gonad.
dalam makanan kerang. Kadar maksimum Kandungan logam berat timbal dalam
timbal yang ada di dalam makanan kerang sedimen lebih besar yakni 28,67±1,06
telah ditetapkan oleh BPOM No. HK. (µg/g). Hal ini diduga karena pengaruh
00.06.1.52.4011 adalah 1,5 µg/g. Hal masukan dari sungai yang bermuara di
tersebut disebabkan karena kerang dapat Perairan Tanjung Kait, Teluk Jakarta yang
mengakumulasikan logam berat di dalam membawa limbah-limbah logam berat dan
tubuhnya. Sifat hidupnya yang menetap bergantung pada konsentrasi logam-logam
(sessil) dan memperoleh makanan dengan yang terbuang ke sungai hingga mencapai
cara menyaring makanan (filter feeder), Perairan Tanjung Kait, Teluk Jakarta.
mengakibatkan kerang dapat menyerap Limbah logam berat ini diduga berasal dari
logam berat di kolom air dan sedimen limbah industri dan limbah rumah tangga.
melalui proses makan-memakan. Kerang Selain itu dipengaruhi adanya laju proses
cenderung mengakumulasi logam berat pengendapan (sedimentasi) yang dialami
selama hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh logam berat, menunjukkan bahwa sedimen
proses fisiologis dari dalam tubuh kerang. merupakan tempat proses akumulasi logam
Proses metabolisme akan mengubah berat di sekitar perairan laut.
setiap bahan bersifat racun (logam berat) Kadar logam berat yang terdapat dalam
yang masuk, sehingga akan mempengaruhi sedimen yang tidak terkontaminasi paling
daya racun atau toksisitas bahan tersebut rendah adalah sebesar 0,01 ppm, dapat
(logam berat). Logam berat yang telah dikatakan bahwa perairan Teluk Jakarta ini
mengalami biotransformasi dan tidak dapat telah terkontaminasi oleh timbal. Dalam
dieksresikan oleh tubuh umumnya akan waktu yang lama, kontaminasi tersebut

Tabel 3 Hasil Penentuan Kadar Timbal pada Sampel

Sampel Kadar yang diperoleh (µg/g) SD


12,2835
Kerang hijau 13,5873 1,92
16,070
37,8344
Kerang bulu 34,4572 4,66
28,6199
27,7987
Sedimen 28,3607 1,06
29,8567

110
IJPST Volume 2, Nomor 3, Oktober 2015

dapat menimbulkan akumulasi pada dasar bandeng (Chanos chanos Forsk) di


perairan.9,10 Hal ini ditunjukkan tingginya tambak Kecamatan Gresik. Jurnal
kadar logam berat timbal berdasarkan pada Jurusan Biologi FMIPA Universitas
penelitian terhadap biota laut jenis kerang Negeri Surabaya. 2007;6870.
yakni kerang hijau dan kerang bulu sudah 4. European Food Safety Authority
melebihi batas maksimum yang diizinkan (EFSA). scientific opinion on lead in
dalam makanan kerang. food. EFSA Journal. 2010;8(4):6267.
5. Sarosiek B, Pietrusewicz M,
Simpulan Radziwoniuk J, Glogowski J. The
effect of copper, zinc, mercury and
Sedimen di Perairan Tanjung Kait cadmium on some sperm enzyme
(Teluk Jakarta) telah terkontaminasi oleh activities in the common carp
logam berat timbal. Kadar timbal dalam (Cyprinus carpio L.). 2009;9(3):295
kerang bulu lebih tinggi dibandingkan 301.
dengan kerang hijau. Tingkat akumulasi 6. Rochyatun E, Rozak A. Pemantauan
logam Pb pada kerang bulu lebih tinggi kadar logam berat dalam sedimen di
dari kerang hijau. Kadar timbal yang perairan Teluk Jakarta. MAKARA,
terdapat di dalam kerang bulu (Anadara SAINS. 2007;11(1):2836.
inflanta R.) adalah 33,64±4,66 (µg/g) dan 7. Standar Nasional Indonesia Nomor
kerang hijau (Perna viridis L.) adalah 7387. Batas maksimum cemaran logam
13,98±1,92. Hasil tersebut sudah melebihi berat dalam pangan; 2009.
batas maksimum yang diperbolehkan oleh 8. Dewi DC, Fauziyah B, Suryadinata A,
BPOM No. HK. 00.06.1.52.4011, yaitu 1,5 Annisa D, Afifah N. Optimasi metode
µg/g. penentuan kadar logam tembaga dan
timbal dalam gula pasir secara
Daftar Pustaka spektrofotometri serapan atom dengan
destruksi microwave digestion.
1. Jalaludin MN, Ambeng. Analisis Alchemy. 2013; 2(2):118125.
logam berat (Pb, Cd, dan Cr) pada 9. Eka N, Astuti, Retno S, Rohman, A.
kerang laut (Hiatula chinensis, Validation and quantitative analysis of
Anadara granosa, dan Marcia optima). cadmium and lead in snake fruit by
Jurnal Jurusan Kimia FMIPA Unhas. flame atomic absorption
2005; 6(2):1718. spectrophotometry. International Food
2. Suryono CA. Kecepatan filtrasi kerang Research Journal. 2012;19(3):937940.
hijau (Perna viridis) terhadap 10. Kamaruzzaman BY, Ong MC, Rina
Skeletonema sp. pada media tercemar SZ, Joseph B. Level of some heavy
logam berat timbal (Pb) dan tembaga metals in fishes from Pahang river
(Cu). Jurnal Jurusan Ilmu Kelautan. estuary, Pahang, Malaysia. Journal of
2006;11(3):153157. Biological Science. 2010;10:1571161.
3. Purnomo T, Muchyiddin. Analisis
kandungan timbal (Pb) pada ikan

111

Anda mungkin juga menyukai