Anda di halaman 1dari 4

SEMBURAT SILANG WARNA

written by
Agil Widodo

Edited by
Anas Arif

SMK N 2 KEBUMEN
JOKSANG FILMS
joksangcreators@gmail.com
INT. BANGUNAN KELAS KOSONG. SORE
Di dalam ruang yang masih dalam tahap dibangun LEO disekap.
Ia duduk di sebuah kursi kayu. Tangan dan kaki Leo diikat
serta mulutnya dilakban. Ia tak sadarkan diri dalam keadaan
telanjang.
Segumpal air mendarat di wajah Leo membuatnya terbangun. Ia
sontak kaget dan dan bernafas terengah-engah. Sayup-sayup Leo
melihat tiga orang berdiri di depannya. AGUS berdiri di
tengah-tengah dengan tangan kosong. BENI dan JONO di belakang
Agus masing-masing menggenggam alat pukul.

Leo berusaha melepaskan diri. Ia memberontak sembari


berbicara entah apa tak terdengar jelas. Agus memukul Leo,
membuatnya kembali diam.
AGUS
(berteriak di depan muka)
Berisik!
Agus berjalan mondar-mandir di depan Leo lalu pergi. Beni dan
Jono maju dan memukuli Leo sampai babak belur. Dari samping
Agus kembali dengan batu dan menghantamkannya ke wajah Leo.
CUT TO:

INT. KAMAR LEO. MALAM


LEO terbangun dari tidurnya. Baru saja ia menyandarkan tubuh
ke meja belajar di kamarnya. Sembari mengumpulkan nyawa Leo
menghela nafas lega.
LEO
Astaga.
Leo melihat ke jam dinding di kamarnya yang menunjukkan
sekitar pukul 20.30 WIB. Terlihat topeng dan kostum eblek
yang juga digantung di dinding.
Leo menyandarkan dagu ke tangannya di meja. Matanya sekarang
tertuju ke bendera merah putih yang membentang di sisi lain
dinding kamarnya.
Leo lalu mengambil jaket, kupluk, hp, dan senter. Ia
meninggalkan kamarnya dan menuju pos ronda.

EXT. POS RONDA. MALAM


AGUS, BENI, dan JONO berjaga di pos ronda. Sambil menunggu
waktu untuk keliling mereka bermain catur. LEO datang lalu
dengan polosnya mengarahkan senter ke wajah mereka.
2.

AGUS
Silau koplak.
Leo menurunkan arah senternya.
LEO
Ngerti ra, aku nembe bae mimpi
kalian nggebuki aku nganti aku
sekarat.
Semua lantas terdiam membisu.
BENI
Guwe sentere pateni sit bisa ra?
LEO
Oh iya, sorry.
LEO  (CONT’D)
Serius dah.
AGUS
Makane jam semene aja turu.
JONO
Sih bisane keprie, aku penasaran.
LEO
(batuk cool)
Berdasarkan informasi yang saya
galih, ketika kita masuk dalam
sebuah fase mimpi kita biasanya
langsung ada di tengah kejadian.
Kita tidak pernah tahu bagaimana
kita bisa ke sana, filosofinya apa,
tidak ada awal, entah bagaimana
kita tiba-tiba sudah terjebak di
dalamnya.
Agus dan Jono bertepuk tangan.
AGUS
WOW.
BENI
Ngomong apa sih kiye wong?
LEO
Tapi serius deh, gara-gara mimpi
guwe aku dadi ulih hidayah.
BENI
Monggo pinerek rumiyin mawon mas.
3.

LEO
Oh njeh mas matur nuwun.
LEO  (CONT’D)
Dhewek kan pada-pada nduwe niatan
njagani eblek sebagai kebudayan
tradisional ben tetep ana terus
kan, ngapa dhewek ora gabung bae
sih aja misah-misah. Wong sedesa
koh.
LEO (CONT’D)
Iya sih dhewek emang beda agama, ya
terus ngapa emang, toh aben dina
juga dhewek tetep guyup rukun. Aku
ora pengin bae sih mbok suatu saat
dhewek pecah belah gara-gara
rebutan gawean.
Sunyi. Semua wajah mereka terlihat serius.

EXT. JALAN DESA. CONTINUOUS


LEO, AGUS, BENI, dan JONO berjalan dengan senda gurau
berkeliling desa.
BENI
(menunjuk sambil
berteriak)
WOY MALING!
Terlihat dari kejauhan seorang pria bersarung ninja keluar
dari sebuah rumah. Ia membawa sebuah tas besar curian. Ia
berlari kencang setelah mendengar teriakan Beni.
Leo, Agus, Beni, dan Jono berlari mengejar si maling. Agus
membunyikan kentongan yang di bawanya.

INT. KAMAR LEO. PAGI


LEO berdiri di hadapan cermin kamarnya. Leo belum lama mandi
sehingga ia terlihat sangat segar. Leo lalu memasangkan
topeng eblek ke wajahnya.

THE END

Anda mungkin juga menyukai