Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIKA DASAR 2

APLIKASI GELOMBANG

“PIPA ORGANA TERTUTUP”

Disusun oleh:

Lukman Firmansyah(18137002)

Wahyuzanora (18137029)

Rendi Frangsi Wijaya (18137024)

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tanpa ada halangan dan dapat
diselesaikan dengan waktu yang tepat. Makalah ini disusun berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan yang didapat selama melakukan Praktikum Aplikasi Gelombang “Pipa
Organa Tertutup.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Fadhilah,


S.Pd, M.Si yang senantiasa membimbing kami dalam praktikum dan dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat membangun
motivasi penulis agar menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan datang.

Harapan penulis semoga laporan yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.

Padang, 16 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………...……….………..i

DAFTAR ISI…………………………………………... ……………………….…..ii

ABSTRAK……………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………….……………….………………………….4


1.2 Rumusan Masalah…....………………….…………………..….……..5
1.3 Tujuan Percobaan...……………………….…………………..……....5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gelombang Bunyi…………….……….……….………….6

2.2 Resonansi Bunyi Pada Pipa Organa……….....……….………………7

2.3 Manfaat Gelombang Bunyi……………………………………..…...14

BAB III METODOLOGI

3.1 Jenis Praktikum…………………………………………………..…..15

3.2 Waktu dan Tempat…………………………………………………...15

3.3 Alat, Bahan dan Cara Kerja ………………………………………….15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel dan Data Hasil Praktikum…………………………………...…17

4.2 Analisa Data Hasil Praktikum …………………………………..……17

4.3 Pembahasan Data Hasil Praktikum………………………………...…21

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………...22

5.2 Saran…………………………………………………………………..22

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...23

ii
Abstrak

– Pipa Organa merupakan sejenis alat music tiup. Bisa dicontohkan pada seruling

bambu. ada dua jenis pipa organa yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.

Yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah pipa organa tertutup berarti salah satu

ujungnya tertutup dan ujung lainnya terbuka. Kedua jenis pipa ini memliki pola gelombang

yang berbeda-beda. Praktikum kali ini akan membahas pipa organa tertutup dan akan

ditelusuri panjang gelombang dan Frekuensi nya (Hz). Percobaan ini akan memakai botol,

dan air. Dimana ketinggian air dari masing-masing botol akan mempengaruhi suara dari

botol tersebut. Berdasarkan hasil uji coba alat pipa organa tertutup tersebut semakin

besar tinggi nada nya maka frekuensi(Hz) yang dihasilkan.

Kata kunci : Pipa organa, Pipa organa tertutup, Panjang gelombang, Frekuensi.

iii
BAB1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pipa organa tertutup adalah suatu pipa yang salah satu sisinya tertutup, pada

praktikum kali ini kami memakai alat music yang terbuat dari barang bekas dengan

menghasilkan nada oktaf. Barang bekas yang kami pakai yaitu botol beling bekas yang

diiisi air dengan ketinggian berbeda-beda.

Bunyi merupakan suatu hal yang dapat ditinjau dalam fisika. Dalam ilmu fisika,

dikatakan bahwa bunyi sebenarnya dihasilkan oleh benda yang bergetar. Kita dapat

menyanyi dan berbicara karena pita suara kita bergetar sehingga menghasikan bunyi. Jadi,

bunyi adalah getaran dan setiap benda yang bergetar akan menghasilkan bunyi.

Menggunakan barang bekas menjadi alat music dapat menghasilkan bunyi yang bagus,

dan hasilnya bisa sama seperti alat music yang biasanya karena dengan pengaruh udara

dan ketinggian air yang berbeda-beda membuat suara yang dihasilkan dari botol beling

tersebut akan seperti suara tanda nada.

Nilai cepat rambat bunyi dalam kehidupan sehari-hari sering dituliskan konstan

yaitu 340 m/s. untuk mengetahui frekuensi dan panjang gelombang dari masing masing

botol kami memakai pipa organa tertutup, sehingga judul praktikum kami adalah “Pipa

Organa Tertutup”

4
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diperoleh rumusan masalah

“Bagaimana pengaruh ketinggian air terhadap frekuensi dan panjang gelombang”

1.3 Tujuan Percobaan

1. Memahami gejala resonansi bunyi

2. Menentukan Panjang gelombang masing-masing botol

3. Menentukan frekuensi sumber bunyi yang akan ditera

4. Menentukan nada dasar dan nada atas untuk panjang kolom udara tertentu

5
BAB II

Dasar Teori

2.1 Pengertian Gelombang Bunyi

Bunyi termasuk gelombang longitudinal yang terjadi akibat adanya perapatan dan

peregangan dalam medium padat, cair, atau gas. Gelombang ini dihasilkan ketika suatu

benda bergetar dan menggetarkan medium yang ada di sekitarnya sehingga menimbulkan

perapatan atau peregangan medium tersebut. Ketika gelombang longitudinal merambat

sepanjang medium, gelombang tersebut memindahkan energi dari suatu tempat ke

tempat lain atau dari suatu benda ke benda lainnya.

Rapatan dan regangan terjadi akibat adanya simpangan molekul-molekul dari

posisi setimbangnya. Jika pada gelombang tali simpangan partikel tali terjadi pada arah

vertikal maka simpangan molekul-molekul zat padat, cair, atau gas yang dilalui gelombang

bunyi terjadi pada arah horisontal. Selain dapat meninjau gelombang bunyi dalam bentuk

rapatan atau regangan (simpangan molekul), gelombang bunyi bisa ditinjau dari sudut

pandang tekanan. Ketika terjadi rapatan (molekul-molekul saling berdempetan), tekanan

medium bertambah.

Sebaliknya ketika terjadi peregangan (molekul-molekul saling menjauhi), tekanan

medium menjadi berkurang. Hal-hal yang berkaitan dengan gelombang bunyi, yaitu

pertama, sumber bunyi. Setiap bunyi yang dihasilkan pasti mempunyai sumber bunyi.

Sumber bunyi adalah benda yang bergetar. Kedua, bunyi merambat dari sumber bunyi

dalam bentuk gelombang longitudinal.

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena

perapatan dan perenggangan dalam medium yang dilalui (mediumnya bisa berupa benda

6
padat, cair atau gas). Bunyi membutuhkan medium (perantara atau penghantar) agar bisa

merambat. Ketiga, penerima bunyi. Contohnya pada manusia.

Organ telinga merupakan penerima bunyi bagi manusia sehingga manusia dapat

menerima bunyi. Kecepatan rambat gelombang bunyi di udara pada dasarnya dapat

dihitung dengan rumus yang sama dengan menghitung kecepatan rambat gelombang

secara umum, sebagai berikut:

v=λ.f

Keterangan:

v = kecepatan rambat gelombang (m/s)

λ = panjang gelombang (m)

f = frekuensi sumber bunyi (Hz)

2.2 Resonansi Bunyi Pada Pipa Organa

Setiap suara yang kita dengar dihasilkan oleh suatu benda yang bergetar. Benda

yang bergetar tersebut disebut sumber bunyi. Piano, biola, dan instrumen yang

dipergunakan dalam suatu orkes musik merupakan beberapa pola benda-benda yang

bertindak sebagai sumber bunyi. Bunyi yang dihasilkan bergantung pada prosedur yang

dipergunakan untuk membangkitkan bunyi. Getaran yang timbul dalam musik mungkin

dihasilkan oleh gesekan, petikan, atau dengan meniupkan udara ke dalam instrumen

tersebut. Biola, gitar, dan piano memakai senar yang bergetar untuk menghasilkan bunyi.

Sementara itu, terompet, seruling, dan flute memakai kolom udara yang bergetar.

7
Gambar 2. Gelombang berdiri pada senar.

Gambar 2. mengatakan gelombang berdiri yang dihasilkan pada senar, yang

menjadi dasar untuk semua alat petik. Frekuensi dasar atau frekuensi resonan paling

rendah ditunjukkan dengan simpul tertutup yang terdapat pada kedua ujungnya. Panjang

gelombang nada dasar pada senar yakni dua kali panjang senar tersebut, sehingga

frekuensi dasarnya adalah:

dengan v yakni kecepatan gelombang pada senar.

Getaran yang dihasilkan senar tidak menghasilkan suara yang cukup keras

alasannya senar terlalu tipis untuk menekan dan meregangkan banyak udara, maka

diharapkan sejenis penguat mekanis untuk memperluas bidang permukaan yang

8
bersentuhan dengan udara, sehingga dihasilkan suara yang lebih kuat. Sebagai pola

adanya kotak suara pada gitar dan biola, atau papan suara pada piano.

Panjang tali berafiliasi dengan setengah panjang gelombang (1/2 λ), dengan λ

yakni panjang gelombang dasar. Ketika frekuensi sama dengan kelipatan bilangan

lingkaran dari dasar, merupakan fekuensi alami yang disebut nada atas. Frekuensi ini

disebut juga harmoni, yang frekuensi dasarnya disebut harmoni pertama.

Harmoni kedua yakni mode berikutnya sehabis dasar mempunyai dua loop.

Panjang tali l berafiliasi dengan satu panjang gelombang atau dituliskan ituliskan l = λ2.

Untuk harmoni ketiga adalah l = 3/2 λ3, harmoni keempat l = 2 λ4, dan seterusnya, yang

sanggup dinyatakan:

dengan n yakni bilangan lingkaran yang mengatakan indeks harmoni, sehingga n λ

sanggup dituliskan dalam bentuk:

Untuk memilih frekuensi f di setiap getaran, sanggup diketahui dengan memakai

korelasi f = v/λ , sehingga diperoleh persamaan:

dengan f1 yakni frekuensi dasar yang besarnya adalah:

9
Alat yang memakai kolom udara sebagai sumber suara disebut pipa organa. Alat

musik tiup dan pipa organa menghasilkan suara dari getaran gelombang berdiri di kolom

udara dalam tabung atau pipa, menyerupai tampak pada Gambar 3.

Pada beberapa alat musik tiup, bibir pemain yang bergetar membantu

menggetarkan kolom udara. Sementara itu, pada instrumen buluh, menyerupai klarinet

dan saksofon, kolom udara dibangkitkan oleh suatu buluh yang terbuat dari bambu atau

materi lenting lainnya yang sanggup digerakkan oleh hembusan napas pemainnya. Kolom

udara bergetar pada kecepatan tetap yang ditentukan oleh panjang buluh. Panjang kolom

udara yang efektif sanggup diubah dengan membuka dan menutup sisi lubang dalam

pipa.

Pipa organa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pipa organa terbuka dan pipa

organa tertutup.

3. Pipa Organa Terbuka

Tabung yang terbuka di kedua ujungnya pada sebuah alat musik tiup disebut pipa

organa terbuka. Secara grafis, ditunjukkan pada Gambar 4.

10
Gambar 4. Gelombang berdiri pada pipa organa terbuka.

Gambar tersebut mengatakan tabung terbuka yang mempunyai simpul terbuka simpangan

di kedua ujungnya. Paling tidak terdapat satu simpul tertutup supaya terjadi gelombang

berdiri di dalam pipa organa. Satu simpul tertutup berafiliasi dengan frekuensi dasar

tabung. Jarak antara dua simpul tertutup atau terbuka yakni setengah panjang gelombang,

yaitu: l = 1/2 λ, atau λ = 2 l.

Jadi, frekuensi dasar adalah:

dengan v yakni kecepatan suara di udara.

11
Gelombang berdiri dengan dua simpul tertutup merupakan nada pelengkap pertama atau

harmoni kedua dan jaraknya setengah panjang gelombang dan dua kali lipat frekuensi

4. Pipa Organa Tertutup

Pada tabung tertutup, tampak pada Gambar 5, mengatakan bahwa selalu ada simpangan

simpul tertutup di ujung tertutup, alasannya udara tidak bebas bergerak, dan simpul

terbuka di ujung terbuka (di mana udara sanggup bergerak bebas).

Gambar 5. Gelombang berdiri pada pipa organa tertutup.

Jarak antara simpul tertutup dan terbuka terdekat yakni 1/4 λ, maka frekuensi dasar pada

tabung hanya berafiliasi dengan seperempat panjang gelombang di dalam tabung, yaitu:

12
l = λ/ 4 atau λ = 4 l

Frekuensi dasar pipa organa dirumuskan:

Pada pipa organa tertutup, hanya harmoni ganjil saja yang ada. Nada pelengkap

mempunyai frekuensi 3, 5, 7, ... kali frekuensi dasar. Gelombang dengan frekuensi kelipatan

genap dari frekuensi dasar mustahil mempunyai simpul tertutup di satu ujung dan simpul

terbuka di ujung yang lain.

13
2.3 Manfaat Gelombang Bunyi

1. Sifat-sifat gelombang bunyi, seperti sifat pemantulan, nada dan frekuensi

ultrasonic,bermanfaat dalam kehidupan manusia. Dengan adanya tangga nada,

manusia menjadi melepaskan ekpresi mereka

2. Mendeteksi adanya tumor,menyelidiki otak, hati, liver dan batu ginjal

3. Ditemukannya USG (Ultrasonografi) sebagai metode mendeteksi janin

4. Penggunaan Sonar (Sound Navigating Artiligency) untuk mendeteksi kedalaman

laut, kapal tenggelam dan lain lain

5. Mendeteksi kandungan gas dan minyak bumi

6. Pemantulan bunyi dapat mengukur panjang lorong gua, atau menyelidiki

kerusakan logam.

14
BAB III

Metodologi

3.1 Jenis Praktikum

Jenis Praktikum yang digunakan ialah eksperimen. Hal ini dikarenakan pada

kegiatan praktikum melakukan proses manipulasi jenis dan panjang pipa.

3.2 Waktu dan Tempat

1. Waktu

Praktikum dilaksanakan pada hari senin tanggal 06 Mei 2019.

2. Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di kota Padang

3.3 Alat Bahan dan Cara Kerja

 Alat Bahan

Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini adalah:

a. Botol beling (Ukuran sama).

b. Air.

c. Penggaris.

d. Sendok.

e. Plastik.

15
 Cara Kerja

Untuk melakukan percobaan ini diperlukan langkah-langkah yang runtut, sebagai

berikut:

1. Mengisi air kedalam 4 botol yang sama ukurannya dengan tinggi yang berbeda-

beda sehingga botol memiliki tangga nada

1. 24 cm dari dasar botol

2. 21 cm dari dasar botol

3. 18 cm dari dasar botol

4. 15 cm dari dasar botol

5. 12 cm dari dasar botol

6. 9 cm dari dasar botol

7. 6 cm dari dasar botol

8. 3 cm dari dasar botol

2. Menutup bagian atas dengan plastic dan ikat dengan karet gelang.

BAB IV

16
Hasil dan Pembahasan Data

4.1 Tabel dan Data Hasil Praktikum

Panjang
Kecepatan udara Frekuensi
NO. Botol Tinggi (L) (cm) Gelombang
(m/s) (Hz)
(M)
1. Do 3 28,33 12,00
2. Re 6 42,5 8
3. Mi 9 47,2 7,20
4. Fa 12 49,58 6,85
340
5. Sol 15 51 6,6
6. La 18 51,94 6,54
7. Si 21 52,61 6,46
8. Do’ 24 53,12 6,4

4.2 Analisa

-Analisa 1 :

a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 24 cm

: 3 cm

b) V : 340 m/s

𝑣 340
c) 𝐹∶ : : 28,33 Hz
4𝐿 4(3)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : : 28,33 m
𝑭 28,33

- Analisa 2

17
a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 21 cm

: 6 cm

b) V : 340 m/s

3𝑣 3(340)
c) 𝐹∶ : : 42,5 Hz
4𝐿 4(6)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : :8m
𝑭 42,5

- Analisa 3

a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 18 cm

: 9 cm

b) V : 340 m/s

5𝑣 5(340)
c) 𝐹∶ : : 47,2 Hz
4𝐿 4(9)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : : 7,20 m
𝑭 47,2

- Analisa 4

18
a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 15 cm

: 12 cm

b) V : 340 m/s

7𝑣 7(340)
c) 𝐹∶ : : 49,58Hz
4𝐿 4(12)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : : 6,85 m
𝑭 49,58

- Analisa 5

a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 12 cm

: 15 cm

b) V : 340 m/s

9𝑣 9(340)
c) 𝐹∶ : : 51 Hz
4𝐿 4(15)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : : 6,6 m
𝑭 51

- Analisa 6

19
a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 9 cm

: 18 cm

b) V : 340 m/s

11𝑣 11(340)
c) 𝐹∶ : : 51,94 Hz
4𝐿 4(18)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : : 6,54 m
𝑭 51,94

- Analisa 7

a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 6 cm

: 21 cm

b) V : 340 m/s

13𝑣 13(340)
c) 𝐹∶ : : 52,61 Hz
4𝐿 4(21)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : : 6,46 m
𝑭 52,61

- Analisa 8

20
a) Tinggi : Tinggi Botol – Tinggi Air

: 27 cm – 3 cm

: 24 cm

b) V : 340 m/s

15𝑣 15(340)
c) 𝐹∶ : : 53,12 Hz
4𝐿 4(24)

d) Panjang Gelombang (𝝀)

𝑽 340
𝝀: : : 6,4 m
𝑭 53,12

4.4 Pembahasan Data Hasil Praktikum

a) Apakah banyak atau tidaknya air dalam botol berpengaruh pada tinggi atau

rendahnya nada?, mengapa demikian?

Jawab : ya, karena pada praktikum ini kita berpengaruh pada resonansi,

semakin tinggi rongga udara botol, maka frekuensi yang dihasilkan semakin

besar dan jika frekuensi semakin besar maka semakin tinggi nadanya

sedangkan jika kecil frekuensi maka semakin rendah nadanya

b) Apakah rongga udara berpengaruh juga terhadap panjang gelombang

panjang gelombang (𝝀)?

Jawab: jelas iya karena bisa dilihat dari tabel data jika rongga udara semakin

besar (Tinggi air banyak) maka panjang gelombang nya semakin mengecil

c) Apakah hubungan dari panjang gelombang (𝝀) dan Frekuensi (F)?

Jawab: Hubungannya adalah jika frekuensi yang dihasilkan besar maka

panjang gelombang mengecil dan begitu juga sebaliknya

BAB V

PENUTUP

21
5.1 Kesimpulan

Pada praktikum pipa organa tertutup biasanya bisa dipakai prinsip alat

music seperti dawai, suling dan lain-lain dan dari praktikum juga bisa dilihat bahwa

semakin besar volume air yang diisi ke dalam botol maka suara yang dihasilkan

semakin rendah dan frekuensi nya pun rendah, begitu juga sebaliknya, bisa dapat

disimpulkan juga bahwa frekuensi berbanding lurus dengan nada, tinggi rendahnya

nada dapat diketahui berdasarkan frekuensi dan juga sumber bunyi akan berbeda

oleh perbedaan bahan, bentuk dan ukurannya.

5.2 Saran

Dalam melakukan percobaan diperlukan adanya ruangan yang steril dari

kebisingan agar dapat mendengar suara botol dengan baik selain itu faktor suhu

juga berpengaruh dalam praktikum ini

DAFTAR PUSTAKA

22
1. Irawati, fenny, dkk. 2015. Petujuk Praktikum Fisika Berdasarkan Kurikulum
2010. Buku tidak diterbitkan. Universitas Surabaya. Surabaya.

2. Sutrisno , Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB , 2000


3. Halliday, D.,Resnick, R., Walker, J., Fundamentals of physics, john wiley “&
sons, 1997.
4. http://www.informasi-pendidikan.com/2014/12/cepat-rambat-bunyi.html. diakses
pada jumat, 24 mei 2015.

23

Anda mungkin juga menyukai